29
Translokasi Pada Tumbuhan Translokasi Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di se luruh bagian tumbuhan. Translokasi ini membahas yang terjadi pada Floem. Maka translokasi ini adalah pengangkutan hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan melalui floem& merupakan transportasi simplas karena f loem merupakan sel hidup. Translokasi meliputi gerakan berbagai materi dalam sistem tumbuhan ter masuk gas-gas, air, mineral,karbohidrat terlarut dan hormon. Seperti halnya pembuluh tapis atau floem yang merupakan jaringan penga ngkut pada tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta ) yang berfungsi dalam transportasi hasil fotosintesis , terutama gula su krosa ,dan berbagai metabolit lainnya dari daun menuju bagian-bagian tu mbuhan lainnya, seperti batang , akar ,bunga , buah , biji , dan umbi . Pros es transpor ini disebut sebagai translokasi. Contoh proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan (translokasi) melalui pengangkutan hasilfotosintesis : Struktur floem : a.Unsur tapis (sieve elements) b.Sel penyerta / transfer c.Sel-sel antara ( intermediary cells) a). Unsur tapis (sieve elements) - Bergabung bersama membentuk tabung (pembuluh tapis) - Banyak terdapat plasmodesmata antara unsur tapis dan sel penyerta

Translokasi Pada Tumbuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Translokasi Pada Tumbuhan

Translokasi Pada Tumbuhan

Translokasi

Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.

Translokasi ini membahas yang terjadi pada Floem.

Maka translokasi ini adalah pengangkutan hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan melalui floem& merupakan transportasi simplas karena floem merupakan sel hidup.

Translokasi meliputi gerakan berbagai materi dalam sistem tumbuhan termasuk gas-gas, air, mineral,karbohidrat terlarut dan hormon.

Seperti halnya pembuluh tapis atau floem yang merupakan jaringan pengangkut pada tumbuhanberpembuluh (Tracheophyta) yang berfungsi dalam transportasi hasil fotosintesis, terutama gula sukrosa,dan berbagai metabolit lainnya dari daun menuju bagian-bagian tumbuhan lainnya, seperti batang, akar,bunga, buah, biji, dan umbi. Proses transpor ini disebut sebagai translokasi.

Contoh proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan (translokasi) melalui pengangkutan hasilfotosintesis :

Struktur floem :

a.Unsur tapis (sieve elements)

b.Sel penyerta / transfer

c.Sel-sel antara ( intermediary cells)

a). Unsur tapis (sieve elements)- Bergabung bersama membentuk tabung (pembuluh tapis)- Banyak terdapat plasmodesmata antara unsur tapis dan sel penyerta- Tabung tapis yang pecah / retak akan di tambal oleh protein dan kalosa. b). Sel penyerta / transfer- Melakukan dasar fungsi sel bagi anggota tabung tapis, seperti sintesis protein, banyak mitokondriauntuk sintesis ATP.- Plasmodesmata hanya terdapat pada sisi yang melekat dengan unsur tapis saja (tidak/jarang terdapatplasmodesmata pada sisi yang berlawanan).

Page 2: Translokasi Pada Tumbuhan

c). Sel-sel antara ( intermediary cells )- Beberapa tanaman memiliki sel-sel antara dengan banyak plasmodesmata yang berhubungan dengan sel-sel parenkim selain dengan unsur tapis.

Arah translokasi dan translokasi fotosintat :

Senyawa karbon hasil fotosintesis di daun di distribusikan keseluruh bagian tanaman melalui jaringanpembuluh khusus yang disebut floem. Proses ini disebut translokasi fotosintat.

Jika pergerakan air dan hara via pembuluh xilem dipicu oleh tekanan negatif (tegangan) sepanjanglintasan, translokasi via floem dipicu oleh tekanan hidrostatik positif. Senyawa organik sepertigula, asam amino, beberapa hormon dan bahkan mRNA di transport dalam floem melalui tabungtapis. Senyawa utama yang di translokasikan dalam floem adalah sukrosa.

Perbedaan transport via floem & transport via xilem:

Floem :

} Berlangsung melalui sel-sel hidup

} Untuk transport senyawa organik

} Pergerakan dua arah

} Lambat/laju aliran maksimum 1 m/jam

Xilem :

} Berlangsung melalui sel-sel mati

} Untuk transport air dan hara (anorganik)

} Pergerakannya searah

} Cepat/laju aliran maksimum 15 m/jam.

Translokasi fotosintat :

Transport air dan hara terutama berlangsung via xilem, dari akar ke daun (tajuk), sedangkan transportfotosintat ter

Page 3: Translokasi Pada Tumbuhan

jadi dalam pembuluh floem, buktinya yaitu :

1. Pergerakan kulit batang tidak berpengaruh langsung terhadap transport air, namun gula akanterakumulasi di atas sayatan dan jaringan membengkak, sedangkan jaringan di bawah sayatan akan mati.

2. Aplikasi 14CO2 atau 14C-sukrosa, kemudian visualisasi radioaktif menunjukkan bahwa fotosintatbergerak melalui pembuluh floem.

Mekanisme pengangkutan hasil fotosintesis (translokasi) pada floem antara lain sebagai berikut :

§Teori aliran sitoplasmaTranslokasi dapat terjadi karena adanya aliran sitoplasma di dalam sel-sel melalui plasmodesmata.Adanya plasmodesmata memungkinkan pengangkutan hasil fotosintesis secara difusi dari satu selke sel lain.

§

Teori aliran massa (tekanan ) oleh Erns Munch, 1930Translokasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmosis yang terjadi didalam pembuluh floem antarorgan yaitu daun, batang dan akar. Peningkatan kadar gula didalam floem daun akan meningkatkantekanan osmosis daun, sehingga larutan (hasil fotosintesis) akan mengalir dari daun menuju ke akar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi translokasi :

1.Temperatur

2. Cahaya

3. Gradien konsentrasi

4. Hormon

Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.

Translokasi ini membahas yang terjadi pada Floem.

Mekanisme dan Pola Translokasi

Sejak lama para ahli fisiologi tumbuhan bermaksud mengukur langsung translokasi dalam system

pengangkutan dengan cara mengikuti pergerakan bahan bertanda. Mula – mula menggunakan zat

warna : fluoresein bergerak dengan mudah dalam sel floem dan masih digunakan sebagai perunut

Page 4: Translokasi Pada Tumbuhan

yang efektif. Virus dan herbisida juga pernah digunakan. Penggunakan fosfor, belerang, klorin,

kalsium, stronsium, rubidium, kalium, hydrogen dalam kajian ini, namun hingga saat ini nuklida

radioaktif yang paling penting.

Perunut radioaktif bisa dilacak perjalannya dengan pelacak radiasi yang disentuhkan pada batang atau

bagian lain dari tumbuhan. Metode lainnya adalah autoradiografi. Tumbuhan diletakkan

bersinggungan dengan sehelai film sinar – X selama beberapa hari hingga bulan. Kemudian,film

tersebut dikembangkan dan ditemui letak radioaktivitasnya pada tanaman tersebut.

Model E. Munch di Jerman pada tahun 1926 adalah model pengangkutan floem yang dianut sampai

sekarang. Konsepnya yaitu model aliran – tekanan. Menggunakan dua osmometer. Osmometer yang

dilakukan di laboratorium direndam dalam larutan. Osmometer pertama berisi larutan yang lebih

pekat daripada larutan sekitar, osmometer kedua berisi larutan kurang pekat dari osmometer pertama

dan harus lebih pekat dari medium sekelilingnya. Osmometer pertama dialokasikan dengan daun

(sebagai sumber); sedangkan osmometer kedua dialokasikan dengan organ-organ penerima (sebagai

limbung, misal buah, jaringan meristem, dan akar). Perbedaan antara model osmometer dengan

pengangkutan floem yang sesungguhnya terletak pada sumber dan lingbungnya. Pada daun, bahan

terlarut yang telah terangkut segera ditambahkan kembali dari hasil fotosintesis (phloem loading); dan

bahan terlarut yang telah sampai ke limbung akan dikeluarkan dari pembuluh floem (phloem

unloading). Dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau ditimbun di organ penampung, misalnya dalam

bentuk pati atau lemak. Larutan perendam pada osmometer setara dengan bagian apoplas tanaman,

yakni dinding sel dan pembuluh xylem.

Material Translokasi

Fungsi floem adalah sebagai jaringan translokasi bahan organik yang terutama berisi karbohidrat.

Crafts dan Lorenz (1994) mendapatkan persentase nitrogen (dalam bentuk protein) sebesar 45%.

Sebenarnya gula yang menjadi linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam cairan floem. Diantara

gula ini, sukrosa yang paling banyak jumlahnya. Gula lain seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa,

stakiosa, dan fruktosa juga ada pada gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol.

Tingkat Pergerakan

Diestimasi dengan cara menghitung penambahan berat organ tersebut selama kurun waktu tertentu

untuk mengetahui laju pengangkutan melalui pembuluh floem ke suatu organ. Kemudian diukur luas

penampang melintang dari pembuluh floem. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung laju transfer

massa (mass transfer rate). Laju perpindahan masa merupakan jumlah bahan yang melintasi suatu

irisan melintang tabung taapis per satuan waktu.

Dikemukakan oleh Alden S. Crafts dan O.Lorenz (dari University of California di Davis) berasumsi

bahwa bahan kering yang diangkut melalui floem mempunyai gravitas spesifik (atau kepadatan)

sebesar 1,5 g.cm-3.Nilai ini jika dibagi dengan laju transfer massa akan diperoleh velositas sebesar

110 mm.jam-1. Tentu saja, bahan yang diangkut dalam pembuluh floem tidak dalam bentuk kering,

tetapi terlarut didalam air. Dengan demikian velositas sesungguhnya adalah lebih cepat. Potensi

osmotik larutan floem yang umum terukur adalah antara -2 Mpa sampai -3 Mpa, yang setara dengan

20% sampai 30% larutan sukrosa (Sukrosa merupakan bahan terlarut yang dominan pada larutan

floem. Berdasarkan nilai ini, maka volaritas pengangkutan pada pembuluh floem adalah antara 363

Page 5: Translokasi Pada Tumbuhan

sampai 550 mm.jam-1.

Dengan teknik yang lebih maju, pengukuran velositas dapat dilakukan dengan isotop11C dalam

bentuk CO2 yang diberikan pada daun. Isotop ini akan terkandung dalam fotosintat yang akan

diangkut melalui pembuluh floem. Pada 2 atau lebih posisi pada batang ditempatkan pendeteksi

radiasi dengan jarak yang telah ditetapkan.

Phloem Loading dan Unloading

Proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel floem yang berada dekat dengan sel-sel fotosintetik

pada daun disebut proses pengisian floem (phloem loading). Berdasarkan pengukuran pada berbagai

spesies, terlihat bahwa potensi osmotik sel-sel mesofil (sekitar -0,8 MPa sampai -1,8 MPa) lebih tinggi

dibanding pada pembuluh floem (antara -2,0 MPa sampai -3,0 MPa). Karena bahan terlarut (sukrosa)

pada pembuluh floem lebih tinggi dibanding pada sel-sel mesofil.

Serapan sukrosa oleh sel peneman floem ini yang dikarenakan oleh sel peneman ini lebih besar dan

lebih aktif dibandingkan sel-sel lain pada jaringan floem dan juga adanya penumbuhan ke dalam

(ingrowth) yang menyebabkan luas permukaan membran sel ini menjadi 3 kali lebih luas.

Menyebabkan potensi osmotic sitoplasma sel ini menjadi turun (lebih negatif) dan ini akan

merangsang air untuk masuksecara osmosis kedalam sel ini dari sel-sel mesofil disekitarnya. Sebagai

akibatnya tekanan internal pada sel peneman akan meningkat dan mengakibatkan sukrosa bergerak

masuk ke pembuluh floem secara simplastik melalui plasmodesmata. Masuknya larutan yang

mengandung sukrosa ke pembuluh floem dari sel-sel peneman ini yang mengakibatkan tekanan

internal pada pembuluh floem pada daun lebih tinggi, yang kemudian menjadi faktor pendorong dari

aliran larutan floem, berarti pengangkutan senyawa-senyawa yang terlarut didalamnya.

Proses pengisian floem ini bersifat selektif. Jenis material yang di translokasi seperti gula rafinosa :

glukosa, rafinosa, dan stakiosa juga ada pada gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-

inositol. Fruktosa jarang diangkut kedalam pembuluh floem. Demikian juga dengan asam amino dan

mineral.sifat selektif ini memperkuat argumentasi bahwa senyawa – senyawa yang akan dimuat

kedalam pembuluh floem diserap dari apoplas oleh sel – sel peneman floem. Sifat selektif ini berkaitan

dengan peranan senyawa pembawa pada membran, yang menyangkut pada senyawa – senyawa

tertentu.

Kompetisi antara organ atau jaringan limbung ditentukan oleh laju pengeluaran bahan dari pembuluh

floem (phloem unloading). Limbung yang dapat memanfaatkan hasil terlarut (sukrosa) dari pembuluh

floem dan akan berpeluang besar untuk memperoleh lebih banyak lagi bahan terlarut dari organ

sumber. Hal ini disebabkan sukrosa diserap sel – sel organ limbung dari pembuluh floem, maka potensi

air sel – sel limbung tersebut turun. Mengakibatkan air akan bergerak keluar dari pembuluh floem dan

tekanan internal pembuluh floem pada organ atau jaringan limbung akan turun. Hal ini akan lebih

memacu laju pengangkutan dari sumber ke limbung karena perbedaan tekanan internal yang lebih

besar antara kedua ujung pembuluh floem tersebut.

Page 6: Translokasi Pada Tumbuhan

Sumber :

Lakitan, Benyamin.1993. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Salisbury, Frank B, dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB. Bandung

Deskripsi beberapa varietas padi di indonesia

DESKRIPSI PADI SAWAH VARIETAS PANDANWANGI

Asal : Populasi varietas lokal pandanwangi cianjur 1596

Metode seleksi : Balitpa 1644

golongan : berbulu

umur tanaman : 105

Bentuk tanaman : kompak

Tinggi tanamn :85 cm

Anakan produktif : 15-18 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : tidak berwarna

Warna lidah daun : tidak berwarna

Warna helai daun : hijau

Muka daun : kasar

Posisi daun : tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Bulat

Warna gabah : kuning mas

kerontokan : tahan

Page 7: Translokasi Pada Tumbuhan

kerebahan : kurang tahan

tekstur nasi : pulen

Bobot seribu butir : 29,7 g

Potensi hasil : 7,4 ton GKG/ha

Rata-rata hasil : 5,7 ton GKG/ha

Ketahanan terhadap

Hama : Rentan terhadap hama Wereng Coklat biotipe 2 dan 3

Penyakit : rentan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain 4, rentan terhadap penyakit tungro

Keterangan : Baik ditanam di Kabupaten Cianjur

Penelitian Pemulia : 1. Dr. Aan A. Daradjat

2. Ir. Suwito, MS

Tim Peneliti : Aan A. Daradjat, Suwito, Mariani P, Hamzah B, Mamat R, Supandi, Handedi, M.Junaidi, Tuteng DJ, Tansyah, iyus R, Machpudin dan H. Mansyur

Penyusul : 1. Pemerintah Kabupaten Cianjur

2. Dinas Pertanian Cianjur

3. UPTD BPSB TPH Provinsi Jawa Barat

4. Balai Penelitian Tanaman Padi

Lampiran 21. Deskripsi Padi Varietas Bundo Yudo

Nomor Seleksi : B10384-MR-1-8-3

Asal Umur Tanaman : IR66160/Memberamo

Page 8: Translokasi Pada Tumbuhan

Bentuk Tanaman : Padi Sawah

Tinggi Tanaman : 110 Hari

Anakan Produktif : Tegak

Warna Kaki : 110 cm

Warna Batang : 15 – 22 Baytang

Warna Daun Telinga : Hijau

Warna Lidah Daun : Tidak Berwarna

Muka Daun : Kasar

Posisi Daun : Tegak

Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Ramping

Warna Gabah : Kuning Bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Agak Tahan

Tekstur Nasi : Pulen

Berat 1000 Butir : 25 Gram

Kadar Amilosa : 19 %

Potensi Hasil : 8,4 ton/ha

Ketahanan Hama Dan Penyakit : Tahan Terhadap Wereng Coklat dan Tungro

Keterangan : Sesuai untuk sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian 50 m dpl

Pemulia : Adijono Pa, B Suprihatno, soewito T dan Z. Harahap

Tahun :2000

Lampiran 22. Deskripsi Padi Varietas IR 64

Page 9: Translokasi Pada Tumbuhan

Golongan : Cere

Umur Tanaman : 85-115 Hari

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman : 95-100 cm

Anakan Produktif : Banyak

Warna Kaki : Hijau

Warna Batang : Hijau

Warna Daun Telinga : Hijau Pucat

Warna Lidah Daun : Hijau Pucat

Warna Daun : Hijau Muda

Muka Daun : Kasar

Posisi Daun : Tegak

Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Panjang Ramping

Warna Gabah : Kuning Bersih

Kerontokan : Tahan

Kerebahan : Tahan

Tekstur Nasi : Pera

Berat 1000 butir Gabah : 27 Gram

Kadar Amilaso : 24.1 %

Potensi Hasil : 5,07 ton/ha

Ketahanan Hama : Tahan Terhadap Wereng Coklat biotipe 2 dan 3 serta Wereng Coklat

Ketahanan Terhadap Penyakit : Agak Tahan Hawar daun Bakteri Strain 4

Anjuran Tanaman : Dapat di tanam pada penghujan

Page 10: Translokasi Pada Tumbuhan

Lampiran 23. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

NO.Pedigree : S3383- Id-pn-41-3-1

Asal : Persilanan IR 18349-53-1-3-1-3/IR 196 61131-3-1//IR 19661-131-3-1-3///IR 64////IR 64

Golongan : Cere

Umur Tanaman : 115 hari

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman : 107-115 Cm

Anakan Produktif : 14-17 Batang

Warna Kaki : Hijau

Warna Batang : Hijau

Warna Daun Telinga : Putih

Warna Lidah Daun : Putih

Muka Daun : Kasar Sebelah bawah daun

Posisi Daun : Tegak

Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Panjang Ramping

Warna Gabah : Kuning Bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Tekstur Nasi : Pulen

Berat 1000 butir Gabah : 27 – 28 Gram

Kadar Amilaso : 23%

Page 11: Translokasi Pada Tumbuhan

Potensi Hasil : 5 – 7 ton/ha

Ketahanan Hama : Tahan Terhadap Wereng Coklat Biotipe 2 dan 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan Terhadap Hawar Daun Bakteri Strain 3 dan 4

Anjuran Tanaman : Cocok di tanam pada penghujan dan kemarau dilokasi dengan ketinggian tidak melebihi 550 ml dpl

Pemulia : Adijono Pa, B. Suprihatno, Soewito T dan Z. Harahap

Lampiran 24. Deskripsi padi Varietas Tukat Unda

No. Pedigree : IR 68305-8-1

Asal : IR 64+Balimau Putih

Golongan : Cere

Umur Tanaman : 110 Hari

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman : 104 cm

Anakan Produktif : 20 Batang

Warna Kaki : Hijau

Warna Batang : Hijau

Warna Daun Telinga : Tidak Berwarna

Warna Lidah Daun : Tidak Berwarna

Warna Daun : Hijau

Muka Daun : Kasar

Posisi Daun : Tegak

Daun Bendera : Tegak

Bentuk Gabah : Ramping

Warna Gabah : Kuning Jerami

Kerontokan : Mudah Rontok

Page 12: Translokasi Pada Tumbuhan

Kerebahan : Toleran

Tekstur Nasi : Pulen

Berat 1000 butir Gabah : 23,9 Gram

Kadar Amilaso : 24,9 %

Potensi Hasil : 4.0 – 7.0 ton/ha

Ketahanan Hama : Agak tahan terhadap Wereng Coklat Biotipe 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : Agak Tahan terhadap hawar Daun bakteri Strain VIII, Tahan Tungro

Anjuran Tanaman : Baik ditanam didaerah endemik penyakit tungro, kusus daerah Bali dan NTB

Pemulia : Aan A. Daratjad, Abdul Rohim, I. N. Widiarta, I Ng Astika, Suprapto, Trini S. K. Putu Oka Darmawan, I Gst. Ngr. Gede

Tahun : 2000

Deskripsi varietas.

Nama varietas :Ciherang

kelompok :padi sawah

nomor seleksi :S3383-1d-Pn-41-3-1

asal persilangan :IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3- 1//IR19661-131-3-1///IR64////IR64

golongan :Cere

umur tanaman :116-125 hari

bentuk tanaman :tegak

tinggi tanaman :107-115 cm

Anakan Produktif : 14-17 batang

Warna Kaki : hijau

Warna Batang : hijau

Page 13: Translokasi Pada Tumbuhan

Warna Daun Telinga : putik

Warna Lidah Daun : -

Warna Daun : hijau

Warna Muka Daun : kasar pada sebelah bawah

Posisi Daun : tagak

Daun Bendera : tagak

Bentuk Gabah : panjang ramping

Warna Gabah : kuning bersih

Kerontokan : sedang

Kerebahan : sedang

Tekstur Nasi : pulen

Kadar Amilosa :23%

Berat 1000 butir Gabah :27-28g

Rata-rata produksi :5-8,5 ton/ha

Potensi Hasil : -

Ketahanan Terhadap Hama : tahan terhadap wereng cokelat biotipe 2 dan 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : tahan terhadap bakteri hawar daun(HDB) strain 3 dan 4

Anjuran Tanam :cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian di bawah 500 m dpl

Pemulia :-

Peneliti :-

Teknisi :tarjat T, Z. A. Simanulang,., E. Sumadi dan Aan A. Daradjat

Dilepas Tahun :2000

Page 14: Translokasi Pada Tumbuhan

Deskripsi Varietas

Nama varietas : Diah Suci

Kelompok :padi sawah

nomor seleksi :OBS-1659/PSJ

asal persilangan :seleksi pedigri dari radiasi benih F1

golongan : cere

umur tanaman :115-120 hari

bentuk tanaman :tegak

tinggi tanaman :110-115 cm

Anakan Produktif : banyak (15-20)

Warna Kaki : hijau

Warna Batang : hijau

Warna Daun Telinga : tidak berwarna

Warna Lidah Daun : -

Warna Daun : -

Warna Muka Daun : kasar

Posisi Daun : tagak

Daun Bendera : tagak

Bentuk Gabah : ramping

Warna Gabah : kuning jerami

Kerontokan : sedang

Kerebahan : tahan

Page 15: Translokasi Pada Tumbuhan

Tekstur Nasi : sangat pulen

Kadar Amilosa :19-20%

Berat 1000 butir Gabah :26-27 g

Rata-rata produksi :9,40 ton/ha gabah kering giling

Potensi Hasil :9,40 ton/ha gabah kering giling

Ketahanan Terhadap Hama : tahan hama wereng cokelat biotipe1, 2 agak tahan biotipe 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : tahan penyakit hawar daun strain 3 dan agak tahan strain 4

Anjuran Tanam :cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian o-650 m dpl

Pemulia :-

Peneliti :-

Teknisi :-

Dilepas Tahun :2003

Deskripsi varietas

Nama varietas :

Kelompok :padi sawah

nomor seleksi :

Page 16: Translokasi Pada Tumbuhan

asal persilangan :

golongan : cere

umur tanaman :115-120 hari

bentuk tanaman :tegak

tinggi tanaman :110-115 cm

Anakan Produktif : banyak (15-20)

Warna Kaki : hijau

Warna Batang : hijau

Warna Daun Telinga : tidak berwarna

Warna Lidah Daun : -

Warna Daun : -

Warna Muka Daun : kasar

Posisi Daun : tagak

Daun Bendera : tagak

Bentuk Gabah : ramping

Warna Gabah : kuning jerami

Kerontokan : sedang

Kerebahan : tahan

Tekstur Nasi : sangat pulen

Kadar Amilosa :19-20%

Berat 1000 butir Gabah :26-27 g

Rata-rata produksi :9,40 ton/ha gabah kering giling

Potensi Hasil :9,40 ton/ha gabah kering giling

Ketahanan Terhadap Hama : tahan hama wereng cokelat biotipe1, 2 agak tahan biotipe 3

Ketahanan Terhadap Penyakit : tahan penyakit hawar daun strain 3 dan agak tahan strain 4

Page 17: Translokasi Pada Tumbuhan

Anjuran Tanam :cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian o-650 m dpl

Pemulia :-

Peneliti :-

Teknisi :-

Dilepas Tahun :2003

PADI SAWAH

IR36

Nomor seleksi : IR2071-625-1-252

Asal persilangan : IR1561-228//

4

*IR24/O. nivara///CR94-13

Golongan : Cere, kadang-kadang berbulu

Umur tanaman : 110 - 120 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 70 - 80 cm

Anakan produktif : 14 - 19 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau muda

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Page 18: Translokasi Pada Tumbuhan

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Agak panjang-ramping

Warna gabah : Kuning bersih, ujung gabah sewarna

Kerontokan : Mudah rontok

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pera

Kadar amilosa : 25%

Indeks Glikemik : 45

Bobot 1000 butir : 24 g

Rata-rata hasil : 4,5 t/ha

Potensi hasil : 5,8 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama Penyakit : • Tahan wereng coklat biotipe 1, 2

• Tahan wereng hijau

• Tahan terhadap virus kerdil rumput dan

hawar daun bakteri

• Cukup tahan terhadap blas

• Agak rentan terhadap hawar pelepah daun

dan bakteri daun bergaris

Pemulia : Introduksi dari IRRI

Dilepas tahun : 1978Deskripsi Varietas Padi

2 Padi Sawah

CISADANE

Nomor seleksi : B2484B-PN-28-3-MR-1

Asal persilangan : Pelita I-1/B2388

Page 19: Translokasi Pada Tumbuhan

Golongan : Cere, kadang-kadang berbulu

Umur tanaman : 135 - 140 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 105 - 120 cm

Anakan produktif : 15 - 20 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Miring sampai mendatar

Bentuk gabah : Gemuk

Warna gabah : Kuning bersih, ujung gabah sewarna

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Agak tahan

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 20%

Indeks glikemik : 68

Bobot 1000 butir : 29 g

Rata-rata hasil : 5,0 t/ha

Potensi hasil : 7,0 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama Penyakit : • Tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2

Page 20: Translokasi Pada Tumbuhan

• Rentan terhadap wereng coklat biotipe 3

• Tahan terhadap hawar daun bakteri

• Rentan terhadap blas dan hawar pelepah

Rentan terhadap virus kerdil hampa dan

virus kerdil rumput

Pemulia : Z. Harahap dan Adiyono P.

Dilepas tahun : 1980 Deskripsi Varietas Padi

Padi Sawah 3

IR42

Nomor seleksi : IR2071-586-5-6-3-4

Asal persilangan : IR2042/CR94-13

Golongan : Cere

Umur tanaman : 135-145 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 90 - 105 cm

Anakan produktif : 20 – 25 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau tua

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Ramping

Page 21: Translokasi Pada Tumbuhan

Warna gabah : Kuning bersih, ujung gabah sewarna

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pera

Kadar amilosa : 27%

Indeks Glikemik : 58

Bobot 1000 butir : 23 g

Rata-rata hasil : 5,0 t/ha

Potensi hasil : 7,0 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama Penyakit : • Tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2

• Rentan wereng coklat biotipe 3

• Tahan terhadap hawar daun bakteri, virus

tungro dan kerdil rumput

• Rentan terhadap hawar pelepah daun

• Toleran terhadap tanah masam

Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi, pasang

surut dan rawa

Pemulia : Introduksi dari IRRI

Dilepas tahun : 1980Deskripsi Varietas Padi

4 Padi Sawah

CISOKAN

Nomor seleksi : B4070D-PN-199-43

Asal persilangan : PB36/Pelita I-1

Golongan : Cere, kadang-kadang berbulu

Page 22: Translokasi Pada Tumbuhan

Umur tanaman : 110 - 120 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 90 – 100 cm

Anakan produktif : 20 - 25 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau muda

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Miring mendatar

Bentuk gabah : Lonjong - sedang

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Tekstur nasi : Pera

Kadar amilosa : 26%

Indeks Glikemik : 34

Bobot 1000 butir : 22 g

Rata-rata hasil : 4,5 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama Penyakit : • Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan

rentan wereng coklat biotipe 3

Page 23: Translokasi Pada Tumbuhan

• Agak tahan hawar daun bakteri

Anjuran tanam : Cukup baik sebagai padi sawah di dataran

rendah sampai ketinggian sampai 500 m dpl.

Pemulia : Soewito T, Susanto T.W., Adijono P., dan Z.

Harahap

Dilepas tahun : 1985 Deskripsi Varietas Padi

Padi Sawah 5

IR64

Nomor seleksi : IR18348-36-3-3

Asal persilangan : IR5657/IR2061

Golongan : Cere

Umur tanaman : 110 - 120 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 115 – 126 cm

Anakan produktif : 20 - 35 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Ramping, panjang

Warna gabah : Kuning bersih

Page 24: Translokasi Pada Tumbuhan

Kerontokan : Tahan

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 23%

Indeks Glikemik : 70

Bobot 1000 butir : 24,1 g

Rata-rata hasil : 5,0 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama Penyakit : • Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan agak

tahan wereng coklat biotipe 3

• Agak tahan hawar daun bakteri strain IV

• Tahan virus kerdil rumput

Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran

rendah sampai sedang

Pemulia : Introduksi dari IRRI

Dilepas tahun : 1986Deskripsi Varietas Padi

6 Padi Sawah

CILIWUNG

Nomor seleksi : B4183B-PN-33-6-1-2

Asal persilangan : IR38//

2

*Pelita I-1/IR4744-128-4-1-2

Golongan : Cere

Umur tanaman : 117 - 125 hari

Page 25: Translokasi Pada Tumbuhan

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 114 - 124 cm

Anakan produktif : 18 - 25 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau tua

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Miring sampai tegak

Bentuk gabah : Sedang sampai ramping

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 22%

Indeks Glikemik : 86

Bobot 1000 butir : 23 g

Rata-rata hasil : 4,8 t/ha

Potensi hasil : 6,5 t/ha

Ketahanan terhadap

Hama Penyakit : • Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan

rentan wereng coklat biotipe 3

• Agak tahan terhadap hawar daun bakteri

Page 26: Translokasi Pada Tumbuhan

strain IV

Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan irigasi berelevasi

rendah sampai 550 m dpl

Pemulia : I. Sahi, Taryat T., dan H. Maknun

Dilepas tahun : 1988