Upload
mochamad-basri
View
270
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Paratiroid
AT a glance Penyakit Paratiroid
Penyebab utama dari hiperkalsemia pada pasien rawat jalan adalah
hiperparatiroid, sementara itu penyebab tersering pasien rawat inap dengan
hiperklasemia adalah keganasan.
Penyebab utama hipokalsemia adalah defisiensi vitamin D dan
pembedahan yang menyebabkan hipoparatiroid.
Kalsifilaksis merupakan kondisi yang sering terlihat pada pasien
hiperparatiroid sekunder dengan gagal ginjal
Penyakit Paratiroid
Insiden tahunan dari hiperparatiroid mengalami penurunan dalam dua
dekade terakhir menjadi sekitar 20 kasus per 100.000 jiwa, hal ini terjadi karena
adanya penurunan penggunaan radiasi ionisasi pda leher, yang diketahui sebagai
penyebab hiperparatiroid. Mayoritas kasus terjadi pada individu berusia ebi dari
45 tahun, dengan perkiraan perbandinga jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan 2:1. Pada pasien rawat jalan, penyakit paratiroid hampir terjadi pada
semua kasus hiperkalsemia. Pada pasien rawat inap, paratiroid diperikirakan
smencapai satu pertiga dari semua kaus hiperparatiroid, mayoritas penyakit
dibarengin dengan penyakit keganasan, secara bersamaan, hiperparatiroid dan
keganasan terjadi pada lebih 90 persen kasus hiperkalsemia.
BOX 152-2
Diagnosis banding pada hiperkalsemia
Peningkatan paratiroid hormon
Adenoma soliter
Multiple adenoma (multiple endokrin neoplasma tipe 1)
Hiperparatiroid tersier dengan gagal ginjal.
Peningkatan paratiroid hormon-related peptide
Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma renal
Karsinoma buli
Human T-cell leukimia virus tipe 1
Kanker payudara
Lymphoma
Peningkatan 1,25-vitamin D
Sarkoidosis
Kelebihan konsumsi
Peningkatan resorpsi kalsium pada tulang
Myeloma
Lymphoma
Kanker payudara
Gagal ginjal
Hiperparatiroid sekunder
Hiperparatiroid tersier
Intoksikasi vitamin D
Milk-alkali syndrome.
Etiologi dan Patogenesis
Hormon paratiroid (PTH) disekresikan oleh kelenjar paratiroid yang
bertanggung jawab untuk menurunkan kadar serum kalsium dan berperan sebagai
salah satu regulator kalsium pada tubuh. Peningkatan PTH (hiperparatiroid)
dihubungkan dengan hipokalsemia. PTH berperan melalui mekanisme yang
bervariasi diantaranya stimulasi dari produksi vitamin D, stimulasi dari absorpsi
kalsium pada saluran gastrointestinal, regulasi dari absorpsi kalsium dan fosfat,
dan regulasi langsung kalsium yang dimobilisasi oleh tulang. Kalsium bebas yang
bersirkulasi berperan pada paratiroid melalui reseptor G-protein-couple untuk
mengendalikan pelepasan PTH. PTH yang dilepas kemudian akan beraksi pada
jaringan target dengan berikatan dengan reseptor G-protein-coupled lainyya,
reseptor PTH, akan menyebabkan perubahan pada metabolisme kalsium. Karena
adanya masalah dengan hasil PTH akibat adanya sirkulasi kalsium yang
terganggu, hal ini tidak mengejutkan bahwa manifestasi klinis kulit pada penyakit
paratiroid akan ikut berubah akibat adanya disregulasi dari kalsium. Kulit
merupakan tempat PTH bekerja, walaupun efek pasti PTH untuk kulit tidak
dimengerti dengan baik. Keratinosit mengekspresikan PTH-related peptide
(PTHrP) yang memiliki implikasi dalam pengaturan perkembangan dan
diferensiasi dari keratinositdan menggunakan reseptor yang samadengan PTH.
Walaupun PTHrP dihubungkan denagn proses penyembuhan luka, peningkatan
PTHrP juga dapat terlihat pada carcinoma sel skuamosa. Peningkatan PHPrP pada
karsinoma sel skuamosa dapat menyebabkan keganasan yang dihubungkan
dengan hiperkalsemia pada pasien ini.
Hiperparatiroid primer terjadi karena adanya fungsi abnormal dari kelenjar
paratiroid, menyebabkan peningkatan kadar PTH. Pada 80 persen diagnosis,
penyebab hiperparatiroid merupakann akibat dari paratiroid hiperplasia atau
paratiroid karsinoma, atau paratiroid adenoma. Pseudohiperparatiroid terjadi saat
PTH atau PTH-like molekul di sekrsikan dari jaringan non-paratiroid seperti yang
terjadi pada keganasan. Hiperparatiroid sekunder terjadi biasanya karena adanya
penyakit ginjal. Resistensi organ terhadap PTH akan menyebabkan hipersekresi
PTH dan menyebabkan hipokalsemia dan hiperfosfatemia, hiperparatiroid
sekunder ditemukan pada hampir semua pasien dengan gagal ginjal kronis yang
membutuhkan cuci darah. Hiperparatiroid sekundr juga dihubungkan dengan
adanya hiperkalsiuria idiopatik, atau juga akibat obat-obatan, diantaranya
penggunaan kontrasepsi oral dan furosemid jangka panjang. Pada pasien dengan
ginjal dengan hiperparatiroid sekunder jangka panjang, dapat mengalami
hiperplasian pada jaringan paratiroid, dan menyebabkan hiperparatiroid tersier.
Kondisi ini ditunjukkan oleh adanya gejala hipersekresi yang persisten dari PTH
dan resultan osteomalasia selain hiperkalsemia.
Hipoparatiroid primer terjadi secara primer akibat adanya iatrogenik
contohnya karena pembuangan kelenjar paratiroid selama tiroidektomy. Ada juga
karena adanya kelainan kongenital ataupun kelainan genetik yang menyebabkan
hipoparatiroid primer, walaupun kondisi ini masing sangat jarang. Hipoparatiroid
sekunder disebabkan karena adanya penurunan sekresi PTH secara sekunder
terhadap proses primer yang menyebabkan hiperkalsemia.
Tabel 152-8
Gejala klinsi yang dihubungkan dengan hiperkalsemia dan hipokalsemia
Hiperkalsemia
Anoreksia
Nausea dan muntah
Konstipasi
Hipotoni
Lethargi dan koma
Hipokalsemia
Peningatan iritabilitas neuromuskular dan tetanus
Chostek sign
Trausseau sign akibat hipokalsemia: spasme karpal dengan inflasi
pembuluh darah sistole
Periferal dan perioral parestesia
Kejang
Bronkospasme/laringospasme
Pemanjangan QT interval pada EKG
Gejala Klinis
Penyakit paratiroid kebanyakan muncul dengan gambaran gangguan
metabolisme kalsium, gejala klinis dihubugkan dengan kondisi hiper dan
hipokalsemia ditunjukkan pada tabel 152-8. Pada hiperkalsemia atau
hipokalsemia, manifestasi kulit jarang terlihat tapi dapat muncul secara parah.
Penanganan pasien dengan suspek hiperparatiroid dijelaskan pada tabel 152-9.
Cutaneus calcinosis (terkadang disbut sebaga calcinosis cutis atau metastatik
calcinosis) dihubungkan dengan peningkatan kalsium dan fosfat. Kalsifikasi
subkutan dapat ditemukan secara simetris, sering terjadi pada sendi-sendi besar
atau pada papul dan plak yang berwarna sama dengan kulit dan teraba keras saat
palpasi. Lesi ini dapat gatal. Kronik Urtikaria dihubungkan dengan
hiperparatiroid. Tanda hiperparatiroid yang dihubungkan dengan kutaneus skin
tumor, seperti angiofibroma, colagenoma, lipomas, sebaiknay dilakukan
pemeriksaan untuk multiple endocrine neoplasia type 1 (MEN1), kondisi yang
disbebakan oleh adanya mutasi pada gen MEN1 dan digambarkan oleh tumor dari
anterior pituitary, pankreas, dan paratiroid. Temuan dari mutasi somatik (non-
germline) dan hilangnya heterozygot dari gen MEN1 dalam 20 persen sampai 30
persen spontaneus paratiroid tumor mendukung adanya peran genetik dalam
onkogenesis paratiroid. Diagnosis banding dari hiperkalsemia dijelaskan pada box
152-5.kalsifilaksis merupakan kondisi yang jarang tetapi sangat mengancam
nyawa yang dihubungkan dengan hiperparatiroid, kalsifilaksis sering terjadi pada
gagal ginjal kronik dan hiperparatiroid sekunder, walapun ada beberpa laporan
yang menyebutkan kalsifilaksis dihubungkan dengan hiperparatiroid primer dan
fungsi ginjal yang normal. Walaupun namanya mirip seperti akibat adanya respon
imunologi namun kalsifilaksis sebenarnya merupakan akibat dari deposisi kalsium
di dinding dari pembuluh darah kecil-sampai sedang, menyebabkan sumbatan
pada pembuluh darah dan nekrosis pada ulit, secara klinis pasien akan mengalami
patche warna keunguan dengan gambaran retikuler. Area yang terkena dpat
mengalami indurasi dan nyeri, dengan adanya pembentukan ulkus dan eschar
yang menyebabkan gangren pada jaringan. Baik pada trunkus maupun pada
kestrimitas dapat terlibat. Produk dari kalsium-phospat (serum kalsium x serum
phosfat) lebih dari 70mg/dl menjadi faktor risiko terjadinya penyakit ini. Temuan
histologis pada deposit kalsium pada dinding pembuluh darah sejalan dengan
temuan gejala klinis. Kalsifilaksis memiliki prognosis yang sangat buruk, angka
kematian mencapai 80 persen, biasanya karena adanya infeksi. Paratiroidektomi
dan penanganan secara agresif pada luka infeksi dilaporkan berhsail untuk
mengobati beberpa kasus, tidak da bukti yang mendukung oenggunaan oksigen
hiperbarik, tetapi pada sejumlah kecil laporan kasus melaporkan adanya asus yang
berhasil pengobatan kalsifilaksis dengan metode hiperbarik oksigen, dan
disarankan untuk kondisi yang mengancam nyawa.
Hipoparatiroid dihubungkan dengan adanya kulit yang, kering,
hiperkeratotik, dan edema. Parestesia sekunder akibat hipokalsemia dapat
ditemukan. Patch alopesia dan penipisan rambut juga telah dilaporkan.
Hipoparatiroid dihubunkan dengan adanya gejala mirip psoriasi. Kelainan kulit ini
sering sembuh jika serum kalsium kembali normal, sehingga menunjukkan bahwa
penyakit ini lebih diakibatkan karena perubahan homeostasis
kalsiumdibandingkan dengan defisiensi PTH.
Hipoaratiroid pada kelompok sindroma polyglandular autoimun tipe 1
dihubungkan dengan kandidiasis mukokutan kronik (CMC) dan kegagalan
adrenal. CMC dapat menunjukkan diagnosis dari hipoparatiroid, walaupun CMC
tidak mengalami perbaikan yang signifikan denga pengoatan dari hipoparatiroid
dengan kalsium dan vitamin D. Temuan lainnya pada pasien ini adalah adanya
hipoplasia dental enamel, vitiigo, dan manifestasi klinis dari kegagalan adrenal
(lihat penyakit addison).
Hipoparatiroid pada kondisi meningkatnya serum PTH diketahui sebaga
pseudohipoparatirod atau PTH-resistant hipoparatiroid. Walaupun eberapa jenis
dari pseudohioparatiroid telah ditemukan, gejala khas yang dapat dijumpai adalah
Albright hereditary osteodystopi. Pasien ini memiliki gejalan adanya konstelasi
dan berperawakan pendek, obesitas, wajah bulat, dental hipolasia, dan tulang yang
memendek pada tangan dan kaki.pada psien ini juga dapat ditemukan osifikasi
subkutan dan kalsifikasi.
Gambar 152-13
Adanya papul dari cutaneus calcinosis yang tersusun secara linier pada kulit
mandibula.
Uji laboratorium
Diagnosis dari paratiroid dapat ditegakan dengan pengukuran serum kalsium dan
serum PTH. Pada kasus hiperkalsemia akibat keganasan, pengukuran PTHrP juga
berguna untuk menegakkan diagnosis.
Pengobatan
Pengobatan utama dari hiperparatiroid adalah dengan paratiroidectomy total
maupun parsial. Untuk hipoparatiroid, pengobatan berfokus pada koreksi serum
kalsium dan fosfat. Pada kondisi akut hipekalsemia, pemberian cairan dan
elektrolit yang agresif sangat esensial, karena kegagalan kardiorespiratory dapat
terjadi akibat dehidrasi.
Tabel 152-9
Penanganan pasien dengan hiperparatiroid
Gejala klinis
Kutaneus Calcinosis
Calciphytaxis
Kelainan yang berhubungan
Penyakit ginjal
Multiple endokrin neoplasia tipe 1 dengan angiofibromas, colagenomas,
dan lipomas
Riwayat iradiasi kepala/leher
Diagnosis
Serum kalsium dan serum paratiroid hormon
Dengan suspek keganasan, serum paratiroid hormone-related peptide
Tatalaksana
Identifikasi penyebab dari hiperparatiroid
Pengobatan hormonal, pembedahan, dan konsultasi nefrologi
Rawat untuk kasus akut hiperparatiroid
Managemen cairan untuk mengatasi hiperkalsemia dengan diuresis
Penggantian fosfat
Dialisis untuk gagal ginjal akut
Pembedahan paratiroidektomi
Tabel 152-10
Penanganan pasien dengan suspek hipoparatiroid
Geajala kutaneus
Kulit bersisik, hiperkeratosis
Alopesia patch dengan rambut yang menipis
Kondisi yang berhubungan
Parestesia
Iritabilitas neuromuskular
Bronkospasme atau laringospasme
Perubahan EKG
Diagnosis
Serum kalsium dan serum paratiroid hormon
Serum magnesium mencapai kondisi hipomagnesemia
EKG mengalami pemanjangan segmen QT
tatalaksana
Vitamin D atau metabolit vitamin D (contoh, calcitriol pada 0,2-1,0
mikrogram/hari)
Suplementasi kalsium sebanyak 2-3 kalsium elemental perhari.
Suplemen magnesium jika memungkinkan.
At A glance
Produksi yang berlebih daripada kortisol akan menyebabkan sindroma
cushing yang disebabkan oleh adanya oversekresi kortikotropin oleh
kelenjar pituitary atau karena adanya kelebihan produksi dari kortisol oleh
kelenjar andrenal bagian korteks.
Destruksi kelenjar adrenal dengan hilangnya glukokortikoid,
mineralokortikoid, adrenal androgen diketahui sebagai penyebab dari
addison disease.
Walaupun banyak etiologi dari addison diseas telah dijelaskn, oenyeab
utamnya adlah adanya destruksi autoimun terhadap autoantibodi yang
bersirkulasi.
Gambar 152-14
Kalsifilaksis pada pasien dengan gagal ginjal kronik. Ditemukan plak stellate-
shaped yang mengalami nekrotik pada abdomen dan luka dari dialisis peritoneal.
Sering bagian pinggul juga terlibat. Biopsi dalam dapat membantu menegakan
diagnosis jika ditemukan adanya kasifikasi di media pembuluh darah ukuran
kecil-sedang. Secara histologi, kalsium subkutaneus dan nekrosis fat juga dapat
dilihat.
Kelainan kelenjar Adrenal
Produksi berlebih dari kortisol endogen bermanifestasi secara klinis sebagai
sindroma cushing. Temuan serupa dapat terlihat dari pemberian eksogen
glukokortikoid jangka panjang. Dalam fisiologi yang normal dari aksis
hipotalamik-pituitary-adrenal, kortikotropin releasing hormone di sekresikan dari
hipotalamus dan menstimulasi produksi kortikotropin, juga diketahuo sebagai
ACTH, oleh bagian depan anterior kelenjar pituitary. ACTH diseintesis sebagai
bagian dari molekul prekursor yang lebih besar, proopiomelanocortin (POMC).
Hubungan POMC terhadap ACTH merupakan sesuatu yang peting dalam
penyakit kelenjar adrenal dan menyebabkan manifestasi kulit. POMC akan diubah
kedalam beberapa peptida, diantaranya melanosit stimulating hormone (MSH)
dan ACTH, yang akan menstimulasi produksi kortisol dari korteks adrenal.
Kortisol akan menghambat kortikotropin releasing hormon dan produksi ACTH.
Epidemiologi, Etiologi, dan Patogenesis
semua insiden dari sindroma cushing sekitar 10 persen per satu juta per taun,
dengan perempuan yang lebih dominan. Cushing syndrome dibagi menjadi
kedalam dua kelompok. Pertama disebabkan oleh adanya sekrsi berlebihan dari
ACTH, biasanya dari mirkoadenoma pituitary. Kondisi ini diberikan nama unik
berupa cushing diseas. Kelebihan ACTH yang berasal dari produksi
glukokortikoid dari kelenjar adrenal. Jarang dan ektopik, non-pituitary, produksi
ACTH menyebabkan sindroma cushing. Gambaran klinis sering dihubungkan
dengan adanya tumor carcinoid pada paru, walaupun sejumlah tumor jenis lainnya
telah dilaporkan. Kategori kedua dari sindroma cushing menyebabkan kelebihan
kortisol yang diprodusi oleh korteks adrenal yang secara independen diatur oleh
pituitary atau hipotalamus. Hal ini biasanya karena adanya adrenal adenoma, yang
bisa berbentuk jinak atau malignan, atau hal ini merupakan akibat dari hiperplasia
generalisata dari kelenjar adrnal. Sindroma cushing dapat dilihat di McCube-
Albright syndrome. Dan dihubungkan dengan primary pigmented nodular
adrenocortical disease pada kompleks Carney.
Gejala klinis : lesi kutaneus
gejala klinis dari sindroma cushing mungkin saja susah untukterlihat.
Gejala pada kulit bisa uncul, dan perlu diperhatikan secara seksama hal ini adakah
hubungannya dengan keluhan sistemik. Keluhan kulit yang umum adalah adanya
kulit yang tipis dan mudah terkelupas. Hipertrikosis ringan sering terjadi pada
jenis lanugo dan akne yang berat. Frank hirsutisme dan akne yang berat juga
menandakan adanya kemungkinan tumor yang mensekresikan androgen.
Munculnya striase yang multipel yang lebar yang berukuran lebih dari 1 cm pada
abdomen atau proksimal bagian ekstremitas sering terjadi pada sindroma cushing.
Lebarnya dan warna dari striae membedakan merkea dari striae yang sering
terlihat pada wanita hamil atau akibat kenaikan berat badan. Perubahan yang
cukup dramatis pada distribusi lemak sering terjadi selama kenaikan berat badan,
adanya peningkatan obesitas sentral dan pengecilan lengan dan kaki dengan
kehilangan masa pada otot. Kenaikan lemak wajah akan menyebabkan wajah
menjadi bulat, sering dbarengi dengan kemerahan dan telangiektasis. Perawakan
muka seperti bulan (moonface). Adanya obesitas pada trunkus , kondisi ini
meningkat katkan ukuran lemak pada dorsocervical, dan kondisi ini dikenal
sebagai buffalo hump dan terdapat peningkatan lemak dibagian supraclaviluar
fossae. Laki-laki dapat mengalami ginekomastia.
Walaupun tidak biasa, hiperpigmentasi dapat terjadai pada sindroma
cushing yang disebabkan oleh peningkatan ACTH yang masif baik yang berasal
dari pituitary atau lebih sering akibat adanya sumber ektopik. ACTH itu sendiri
berkontribusi untuk meningkatakn sintesis melanin. Hal ini mirip dengan
hiperpigmentasi ata lebih umum dihubungkan dengan adanya penyakit Addison.
Akantosis nigrikan dapat terlihat karena sindroma sucing berkontribusi terhadap
resistensi insulin, dan, sering, pasien jadi mengalami diabetes. Efek imunosupresif
dari glukokortikoid emnyebabkan peningatan infeksi dermatofit dan candida
kuku dan kulit. Wanita mungkin mengalami menstruasi yang iregular atau
amenore. Gejala ekstrakutaneus dan gejala sindroma cushing diantaranya
hipertensi, osteoporosis, dan penurunan masa dan kekuatan otot.
Gambar 152-15
Adanya striae abdomen pada psien dengan sindroma cushing. Ginekomastia. Pada
pasien ini sedang mengalami psoriasis dan telah diebrikan pengobtaan
kortikosteroid.
Tabel 152-11
Penanganan pasien dengan sindroma cushing
Gejala klinis pada sindroma cushing
Peningkatan adiposa sentral (moon faces dan buffalo humps) dengan
pengecilan pada ekstremitas.
Penebalan kulit dan mudah bersisik
Adanya striae berwarna ungu
Akantosis nigrikans
Peningkatan infeksi dermatofita dan kandida pada kulit dan kuku
Jarang, hiperpigmentasi
Kondisi yang berhubungan
Diabetes
Hipertensi
Osteoporosis
Menstruasi tidak teratur
Diagnosis
Pngukuran dari serum kortisol dan urin
Kegagalan untuk menghambat produksi kortisol dengan uji supresi dengan
deksametason
Penatalaksanaan
Konsultasi endokrin dan bedah
Pembedahan pituitary dan adrenal adenoma
Adrenal enzyme inhibitors
Terapi radiasi
Uji laboratorium
Konfirmasi diagnosis dari sindroma cushing membutuhkan adanya demonstrasi
dari produksi kortisol yang berlebihan. Produksi kortisol bervariasi setiap
waktunya, sehingga sebaiknya diperiksa pada awal pagi saat biasanya level
kortisol berada dalam kadar yang tertinggi. Jumlah rata-rata kadar kortisol dapat
diukur dengan menggunakan pengumpulan urin dalam 24 jam. Adanya kelainan
pada uji menyebabkan uji ini harus dilakukan ulang sebanyak dua sampai tiga
kali. Jika kadar pada urin atau serum meningkat menunjukkan hasil positif. Uji
lainnya dalah dengan menggunakan dexametason dosis tinggim uji ini dapat
berguna untuk menentukan jika sumber dari kelebihan kortisol berasal dari
pituitary atau dari tempat lain. Hiperkortisol mungkin saja terjadi pada pasien
tanpa sindroma cushing. Kondisi ini disebut sebagai pseudo sindroma cushin dan
bisa disebabkan oleh obesitas, depresi, dan penggunaan alkohol yang kronik,
dengan uji lebih lanjut pasien ini biasanya dapat didiagnosa.
Tatalaksana
Pengobatan primer dari sindroma cushing adalah dengan melakukan pemebdahan
dari sumber ektopik yang memproduksi ACTH atau adenoma pada pituitary atau
adrenal. Sembuh merupakan hasil yang diinginkan oelh mayoritas pasien, tetapi
penyakit yang resisten membutuhkanradiasi pada kasus penyakit pituitary atau
terapi dengan ezim inhibitor adrenal. Dalam sejarah, sindroma cushing diobati
dengan bilateral adrenalectomy. Kondisi ini sering terjadi pada sindroma Nelson,
yang digambarakan dengan produksi ACTH dari pembesaran adenoma pituitary
yang mengakibatkan hipepigmentasi. Radiasi pituitary dapat menolong pada
kasus ini.
Addison Disease
Epidemiologi, etiologi, dan patogenesis
Destruksi dari kelenjar adrenal dan menyebabkan kondisi yang mengancam
nyawa akibat defisiensi glukokortikoid, mineralokortikoid, dan adrenal androgen
diketahui sebagai Addison disease. Penyakit ini terjadi di estimasi memiiki angka
prevalensi sebesar 120 per satu juta di negara barat. Kondisi ini diduda bahwa
banyak kasus yang tidak terdiagnosis. Dalam sejarah, penyebab utama dari
penyakit ini adalah tuberkulisis, tetapi sekarang adanya detruksi secara autoimun
merupakan bagian dari autoimun polyglandular sindroma tipe 1 dan 2 merupakan
eitiologi yang paling sering terjadi. Pada kasus autoimun, enzim dari korteks
adrenal , diantaranya 21-hidroksilase dan 17-hidroksilase, merupakan target dari
autoantigen, dan autoantibodi yang bersirkulasi dapat dideteksi.adanya infiltrasi
limfosit dari kelenjar adrenal dengan kerusakan.
Infeksi disebabkan oleh adanya insufisiensi adrenal masih menjadi
penyebab utama etiologi. Tuberkulosis masih menjadi masalah utama pada
banyak tempat didunia. Infeksi mikobakterial atipikal dapat juga menyebabkan
insufisiensi kelenjar adrenal. Hal ini terlihat lebih sering pada pasien
imunokompromise. Penyakit addison meningkat pada pasien dengan AIDS, dan
pada pasien ini infeksi cytomegalovirus erupakan penyebab utmanya. Infeksi
jamur juga dihubungkan dengan penyakit Addison, diantaranya histoplasmosis,
blastomycosis, paracoccidioidomycosis, coccidioidomucosis, dan cryptococcosis.
Pada keadaan ineksi bakteri akut, infarct pada adrenal yang terjadi secara bilateral
karena adanya perdarahan adrenal dikenal dengan nama Waterhoue-friderichsen
syndrome. Kondisi ini biasanya karena adanya infeksi meningokokus, walaupun
infeksi lainnya juga telah dilaporkan pada kasus ini. Penyebab langka lainnya dari
penyakit addisn diantaranya adalah obat-obatan, hipolasia adrenal kongenital, dan
kelainan infiltratm diantaranya amyloidosis, sarkoidosis, dan karsinoma yang
telah bermetastase. Pengobatan secara pembedahan pada sindroma cushing dapat
menjadi penyebab dari insufisiensi adrenal.
Tabel 152-12
Penanganan pasien dengan Addison disease
Gejala kuaneus pada Addison disease
Hiperpigmentasi dari kulit dan membran mukosa
Adanya garis longitudinal pigmented pada kuku
Vitiligo
Penuruan rambut aksila dan pubis
Kalsifikasi pada kartilago aurikular pada laki-laki
Kondisi yang berhubungan
Nyeri abdomen
Kelainan elektrolit (hiponatremia dan hiperkalemia)
Hipotensi postular
Anoreksia dan penurunan berat badan
Shock, koma, dan kemaian, jika tidak ditangani
Diagnosis
Kegagalan merespon secara adekuat terhadap uji kortikotropin
penatalaksanaan
Terapi jangka panjang glukokortikoid dan mineralokortikoid
Gejala Klinis :Lesi Kutaneus
Manifestasi klinis dan kutaneus dari insufisiensi adrenal biasanya tidak muncul
sampai 90 persen dari fungsi kelenjar tersebut telah hancur. Manifestasi kutaneus
yang paling diketahu adalah hiperpigmentasi pada kulit dan membran mukosa.
Hal ini terjadi setelah insufisiensi kelenjar adrenal dalam jangka panjang dan tidak
muncul pada gambaran akut dari krisis adrenal kecuali adanya superimposed pada
riwayat dari insufisiensi adrenal yang kronis. Pigmentasi kulit berbentuk seperti
daerah yang terkena sinar matahari, adanya lipatan yang fleksibel, dan adanya
kulit pecah-pecah diantaranya pada telapak tangan. Pigmen dapat berkembang
pada bekas luka dan adanya garis longitudinal yang berpigmentasi pada kulit akan
muncul pada penyakit ini. Perubahan pigmen ini merupakan akibat dari rendahnya
kortisol level dan menyebabkan kehilangan pengaturannya pada hipotalamus dan
pituitary. Hal ini menyebabkan tidak diperiksanya produksi dari POMC, ACTH,
danMSH, yang menyebabkan peningkatan melanogenesis. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya (lihat epidemiology, etiologi, dan patogenesis akibat
penyakit Addison), penyakit sering dihubungkan dengan autoimun, dan vitiligo
dapat ditemukan pada 10 persen sampai 20 persen pasien. Rambut aksila dan
pubis dapat mengalami kerontokan, akrena adanya kehilangan dari adrenal
androgen. Hal ini tidak terjadi pada laki-laki karena adanya kadar androgen yang
cukup yang diatur oleh testis. Secara unik pada laki-laki telah dilaporkan adanya
kalsifikasi pada aurikular kartilago. Gejala ekstrakutaneus diantaranya kelemahan,
anoreksia, penurunan berat badan, nyeri abdomen, dan hipotensi postural karena
kelainan elektrolit.
Uji Laboratorium
Krisis adrenal akut dapat terjadi pada kondisi kronis adrenal insufisiensi dan dapat
mengancam jiwa. Pengobatan utama adalah dengan penggantian glukokortikoid,
dan dalam kondisi krisis akut, sampel darah harus didapatkan untuk mengukur
kortisol, tetapi terapi dengan 100 mg IV hidrocortison sebaiknya dilakukan
sesegeramungkin. Pada kondisi kronis adrenal insufisiensi, diagnosis ditegakkan
dengan menggunakan cosyntropin stimulation test. Hal ini melibatkan pemberian
IV dari sintetis kortikotropi (ACTH) dan pengukuran dari kortisol yang
distimulasi dalam darah dilakuan 30 menit kemudian. Ketidakmampuan untuk
memproduksi kortisol yang adekuat merupakan sebuah diagnosis. Penggantian
pengobatan secara kronis merupakan sesuatu yang penting dan mungkin
dibutuhkan pada kondisi sakit yang berat. Dengan pengobatan, didapatkan
perbaikan secara bertahap pada kondisi kulit.
Gambar 152-16
A. Pasien dengan penyakit Addison menunjukkan adanya hiperpigmentasi
pda kulit dengan aksen seperi habis terkena sinar matahari. B. Garis tangan
mengalami hiperpigmentasi dibandingkan dengan tangan nomal