8

Click here to load reader

TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

1J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYAKONSUMTIF

(J.F.Hamah Sagrim)

Masyarakat Indonesia sekarang ini sebagai masyarakat yang sedang berada dalam keadaantransisional. Mereka sekarang sedang bergerak dari masyarakat agraris tradisional yang penuh dengannuansa 1ancing11gy1c1 menuju masyarakat 1ancing1 moderen yang 1ancing11gy1c. Ditengahmasyarakat Indonesia, warna kehidupan masyarakat, sudah terasa dalam denyut jantung kehidupanmasyarakat, walaupun corak kehidupan agraris tradisional tidak lenyap sama sekali. Dalam1ancing11gy keadaan Indonesia ini, dikategorikan sebagai masyarakat yang sedang bergerak daribentuk masyarakat yang penuh solidaritas 1ancing. Dalam kondisi seperti ini, kemungkinan akanmuncul fenomena kegalauan budaya pada tingkat individu dan tingkat sosial. Akibatnya, kebanyakanmasyarakat Indonesia menjual barang-barang unik, seperti Jasa, hingga bangunan rumah tradisionalyang khas sebagai cagar budaya, misalnya beberapa nDalem yang dijual, mungkin untuk keperluantertentu yang pasti ujung-ujungnya merupakan hasil konsumtif, sehingga uang dibutuhkan untukmemperoleh barang-barang tersebut.

Fenomena kegalauan seperti ini akan tidak berada disini dan tidak pula berada disana, tidakdalam budaya tradisional yang sudah mulai ditinggalkannya dan tidak pula dalam budaya moderenyang sedang diciptakannya. Oleh karena masyarakat Indonesia yang sudah banyak mengadopsibudaya konsumtif, sehingga untuk tetap bertahan dan berpegang teguh pada kehidupan tradisionaltidak mungkin lagi, karena dianggap tidak cocok dan ketinggalan zaman, tetapi untukmenginggalkannya secara keseluruhan juga tidak mungkin, karena model kehidupan dunia baru punbelum begitu jelas dalam sistem gagasan masyarakat Indonesia secara jelas.

Dalam keadaan seperti itu, membuat masyarakat Indonesia cenderung untuk menmungut 1ancin-simbol budaya dunia baru yang diambil secara sepotong-sepotong dan sementara itu juga memilihsebagai 1ancin tradisional yang ada untuk tetap dipertahankan. Kelihatannya kini masyarakatIndonesia mengadopsi kedua sistem budaya itu secara bersama, walaupun yang diambil umumnyahanya unsur-unsur budaya yang dipandang hanya bermanfaat guna kepentingan tertentu saja. Unsur-unsur budaya yang diambil dan dipertahankan itu cenderung lebih banyak memuat nuansa kebendaan(materi) dibandingkan dengan makna yang tersembunyi dibalik unsur-unsur budaya itu, akibatnya,beberapa unsur budaya asing yang ditempat asalnya sudah dipandang sebagai sesuatu yang sudahharus ditinggalkan, ternyata di Indonesia kemungkinan malahan menjadi bagian dari kehidupan baruyang dijalani masyarakat.

Salah satu 1anci dari perilaku konsumtif adalah kecenderungan masyarakat tradisional Indonesiamengkonsumsi sesuatu bukan karena mereka memang betul-betul membutuhkannya, tetapi lebihbanyak karena mereka merasa membutuhkannya. Barang yang dikonsumsi itu bukan lagi dimiliki darifungsi substansialnya, tetapi lebih ditekankan hanya pada makna simbolis yang melekat pada bendaitu. Disini fungsi benda itu telah berubah menjadi sesuatu yang mempunyai makna simbolis yang

Page 2: TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

2J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

mungkin berkaitan dengan status social, perasaan lebih berharga, atau sekedar terperangkap padabudaya primer . karena itu, sering terlihat dimasyarakat Indonesia yang mana menganggap bahwasemakin langka dan terbatas produksi suatu benda, semakin tinggi pula makna simolis yang melekatpadanya. Jadi masyarakat tradisional Indonesia kini terlihat kian sudah berpindah dari 2ancin baranguntuk menjadikan 2ancin. Diluar sadar, masyarakat tradisional Indonesia kini menjadi semakinterjajah oleh produk Negara-negara maju itu dan semakin teriring pada perilaku konsumtif dantampaknya perubahan sosial budaya masyarakat tradisional indonesi cenderung kearah 2ancing2.A. Tantangan Masa Depan

Wacana kami tentang hal ini, sudah lama telah kami amati dengan cermat bahwa memang benar,gejala perubahan sosial budaya masyarakat Indonesia yang cenderung kearah 2ancing2 itu. Ini dapatdilihat dari pelbagai pernyataan dan informasi serta arus pergerakan arah keinginan yang tampak kitasaksikan. Kesadaran akan semakin beratnya tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dimasadepan betul-betul sangat dirasakan termanya saat ini. Persaingan akan semakin berat dengan semakinterbukanya masyarakat Indonesia terhadap pengaruh dunia luar (termasuk pengaruh arsitekturalnyajuga). Untuk itu diperlukan manusia yang antara lain mempunyai rasa percaya diri yang tinggi,disiplin, berwawasan luas, kreatif, punya inisiatif dan prinsipil, untuk menghadapi tantangan yangtidak ringan itu. Bangsa Indonesia harus beranjak dari posisi sebagai konsumen menjadi produsendengan memanfaatkan potensi 2anci (local wisdom) sebagai landasan pergerakannya. Local wisdomtersebut diantaranya seperti Arsitektur Tradisional, Demokrasi Kesukuan, Sistem Politik Tradisional,dll. Dari pernyataan yang didasarkan pada pengamatan kami ini, tampak beberapa kalanganmenginginkan perubahan yang demikian itu. Kecenderungan arah perubahan kebudayaan masyarakatseperti yang dapat disaksikan sekarang ini, sudah pasti akan menjadi kendala serius dalam upayamelanjutkan pembangunan yang sesuai dengan cita-cita kemerdekaan bangsa. Karena itu, menjadisuatu tantangan yang tidak ringan untuk menemukan dan meracik resep agar masyarakat Indonesiajangan sampai kebablasan dengan kecenderungan yang sedang terjadi itu.

Dalam wujud manusia tunggal yang dapat menjawab tantangan masa depan itu, memang bukanpekerjaan yang mudah. Diperlukan strategi untuk menjgkaji kembali secara dinamis nilai-nilai budayabangsa yang dapat digunakan sebagai alat untuk menghadapi tantangan masa depan. Konseppewarisan nilai luhur yang selama ini menjadi slogan politik kebudayaan kita, harus dikaji ulang.Pewarisan nilai budaya harus dipahami sebagai suatu proses yang rumit dan tidak sederhana, karenamenyangkut semua dimensi dinamika kehidupan masyarakat. Patut pula untuk disadari bahwaterdapat kendala-kendala yang membutuhkan kecermatan yang mendalam dalam proses pewarisannilai itu.

Kendala pertama adalah menyangkut penentuan nilai-nilai yang perlu diwariskan (trmasukwarisan arsitektural), yang sesuai dengan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan.Bangsa Indonesia yang mempunyai ratusan kelompok etnik dengan beragam kebudayaan mempunyaisystem nilai budayanya sendiri-sendiri. Akan menjadi pekerjaan ruah yang tidak mudah untukmenentukan nilai mana yang akan diwariskan.

Kedua adalah menyangkut “Agen” yang bertugas untuk mewariskan nilai-nilai luhur itu. Apakah“agen” yang akan mewariskan nilai itu sendiri memahami benar keunggulan nilai budaya, danmeyakinkininya. Untuk meyakininya sebagai ‘sesuatu’ yang patut untuk diwariskan. Hal ini hanyadapat dibuktikan dari sikap dan perilaku para “agen” itu sendiri. Jika pewarisan itu hanya bersifat

Page 3: TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

3J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

petuah yang tidak pernah diwujudkan hasil yang memuaskan. Patut untuk dipahami bahwa pewarisannilai tidak cukup dengan retorika dan semacamnya itu. Pewarisan nilai akan lebih mudah dilakukanjika diiringi dengan praktik kehidupan. Disinilah pentingnya pelaksanaan 3anci (low enforecementorder) dalam praktik kehidupan masyarakat, namun kecenderungan pemerintah dalam emenetapkan3anci-hukum baru banyak menentang nilai-nilai kearifan yang sebagai budaya, seperti UU Pornografiyang kelihatannya membuat resah masyarakat karena nyaris mencampakkan nilai-nilai budaya itusehingga menjadi luntur.

Ketiga, proses globalisasi yang telah kita rasakan denyutnya dalam arah kehidupan bangsaIndonesia itu, selain telah membentuk corak budaya masyarakat yang mengarah pada gagasan yangrelative sama (Borderless), tetapi juga telah menumbuhkan gelombang perlawanan pada sebagianmasyarakat. Akan munculnya kelompok-kelompok sosial baru dengan system nilainya sendiri,menjadi kenyataan yang tidak bisa dihindari. Hal ini menyebabkan nilai budaya yang ingindiwariskan akan mendapat respons yang beragam pula, dan bahkan kemungkinan akan berbeda antarasatu kelompok masyarakat kepada kelompok lainnya, dan mungkin saja hal ini dapat mengganggukeutuhan bangsa.

Tentu terdapat kendala lain yang menyertai pewarisan nilai budaya itu. Misalnya sepertiPenetapan Undang – Undang yang bertentangan atau mengarah untuk penghapusan budaya,penetapan peraturan daera (perda) yang juga terdapat butir-butir yang di tetapkan cenderungmengarah untuk penghapusan budaya. Hal ini bagi kami merupakan suatu diskriminasi danpengabaian terhadap budaya bangsa. Indonesia akan terlihat tidak memiliki sesuatu yang dikenal“khas” yang merupakan kebanggaannya pada masa depan nanti. Kendala ini perlu menjadi agendauntuk diperbincangkan dengan serius oleh semua pihak yang menyadari akan tantangan masa depanyang semakin runtut dan rumit. Sebagai catatan akhir, perlu distir sebuah pepatah yang berisi nilaibudaya bangsa yang menurut kami perlu dijadikan sebagai renungan dalam upaya pewarisan nilai.Pepatah itu mengatakan “sekali 3ancing keujian, seumur hidup orang tidak percaya”. Budayapaternalistic yang basih tebal pada masyarakat Indonesia memerlukan keteladanan dari parapemimpinnya, baik pemimpin di tingkat bawah maupun di tingkat puncak. Dengan keteladanan ituunsur-unsur negative dalam perkembangan kebudayaan Indonesia kiranya dapat ditanggulangi dandapat diarahkan kepada budaya yang pasti untuk menyambut proses globalisasi yang telah mulaidirasakan denyutnya dalam urat nadi kehidupan bangsa.

Dinamika perubahan nilai budaya yang sedang berlangsung secara cepat di Indonesia itu dapatdicermati dari cerminan kehidupan sosial masyarakat Indonesia saat ini, bahwa pelbagai sikap danperilaku sosial yang sedang berlangsung dalam kehidupan seiring membawa kepada kecemasan.Praktik kehidupan yang tidak lagi merujuk kepada nilai-nilai tradisional yang selama ini dipandangsebagai pola dasar bagi perilaku sosial telah mengalami pergeseran. Solidaritas eskalasi mobilitassocial yang semakin meningkat telah menyebabkan persentuhan antara pelbagai budaya etnik semakinintens. Kontak sosial yang semakin meningkat antar etnik selain dapat membawa kepadabertambahnya toleransi sosial, tetapi dapat pula menumbuhkan konflik yang dipicu oleh pertukaransosial (social exchange) yang tidak berjalan dengan baik. Seiring dengan itu, pelbagi fenomena sosialjuga ikut menyertai proses perubahan yang sedang berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

4J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

Atmadi, P. 1979. Beberapa patokan perencanaan bangunan candi. Yogyakarta: Universitas gajah Mada,Disertasi, Fakultas Teknik, 1984. Apa yang Terjadi Pada Arsitektur Jawa. Yogyakarta: LembagaJavanologi. Dakung, S. 1981. Arsitektur tradisional daerah Istimewa Yogyakarta. ProyekInventarisasidan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan.

Eliade, M. 1959. The Sacred and the Profane.The nature of the religion. Diterjemahkan olehWillard R.Trask.A. New York: Harvest Book, Harcourt, Brace& World,Inc.

Hamzuri, ......., Rumah tradisional Jawa. Proyek Pengembangan Permusiuman DKI. Jakarta: DepartemenPendidikan dan kebudayaan.

Ismunandar, K.R. 1986. Joglo,Arsitektur rumah tradisional Jawa. Semarang: Dahara Prize. Lombard, D.1999. Nusa Jawa: Silang budaya, warisan kerajaan-kerajaan konsentris.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Munitz, M.K. 1981. Space, Time and Creation: Philosophical aspects of scientific cosmology.

New York: Dover.Priyotomo, J. 1984. Ideas and forms of Javanese Architecture. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.Santosa, R.B. 2000. Omah, membaca makna rumah Jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.Selosumarjan. 1962. Social changes in Yogyakarta. Ithaca: Cornell University Press.Suseno, M.F. 1984. Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Setiawan, A.J. 1991. Rumah tinggal orang Jawa;Suatu kajian tentang dampak perubahan wujud arsitektur

terhadap tata nilai sosial budaya dalam rumah tinggal orang Jawa di Ponorogo. Jakarta:Universitas Indonesia, Tesis.

Berke, D. (1997). Thoughts on The Everyday. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.),Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architectureof The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.Fausch, D. (1997). Ugly and Ordinary: The Representation of the Everyday . Dalam Harris, S. danBerke, D. (Ed.), Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.), Architecture of theEveryday. New York: Princeton Architectural Press.Lefebvre, H. (1997). The Everyday and Everydayness. Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.),Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Catanese, A. J. & Snyder, J. C. (1991). Pengantar Arsitektur. Jakarta: Penerbit ErlanggaO’Gorman, J. F. (1997). ABC of Architecture. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.Rasmussen, S. E. (1964). Experiencing Architecture. Cambridge: The MIT Press.

Page 5: TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

5J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

Shepheard, P. (1999). What is Architecture? Cambridge: The MIT Press.Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.Berke, D. (1997). Thoughts on The Everyday. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.),Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architectureof The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.http://juanfranklinsagrim.blogspot.comhttp://www. Hamah.socialgo.comGoogle terjemahan bebas, tentang kebudayaa, arsitektur, kota.

TENTANG PENULIS

Page 6: TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

6J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

Juan Frank Hamah Sagrim, Lahir di lembah perbukitan Hamah Yasib,Kampung Sauf, Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, pada06 April 1982. Ayah Nixon Sagrim (alm) dan Ibu Marlina Sagrim/Sesa.Orang tua bekerja sebagai Penginjil di lingkungan Klasis GKI Maybrat,dan tenaga Medic Klasis GKI Maybrat. Hamah adalah anak Kedua dariempat Bersaudara, (Jeremias, Daud Itas, dan Desi Sah Bolara).Pendidikan: SD Bethel Sauf, SLTP N1 Ayamaru, SMA YPK 1Ebenhaezer Sorong. Melanjutkan Kuliah di Institut Teknologi Adhi TamaSurabaya “ITATS” Jurusan Teknik Arsitektur, pindah danMelanjutkannya di Universitas Widya Mataram Yogyakarta, 2006, padaJurusan yang sama. Aktivitas Ekstra: Menjadi Tutor Pelatihan Mengetik10 jari bersama Missionaris Jerman Tn. Hesse dkk. Di wilayah Maybrat,Imian, Sawiat, Tehit, thn.2000. Sekretaris Ikatan Mahasiswa Papua se-Jawa timur Surabaya, 2004, Menjabat Ketua Ikatan Mahasiswa Papua se-Jawa Timur 2005. Anggota Ikatan Arsitektur Asia Pacific 2003. Anggota Gerakan MahasiswaNasional Indonesia (GMNI) 2004. Team Perumusan Metode Belajar Mengajar Nusantara bersamaDirjen Pendidikan Tinggi RI 2006. Menjabat Koordinator Mahasiwa Arsitektur Asia Pacific Rayon IIIndonesia Bagian Tengah DIY 2006-2008. Anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)2008. Menjabat Ketua Asrama Mahasiswa Papua 2008. Menjabat Direktur Program Lembaga StudyPapua (LSP) 2007-2008. Anggota Luar Biasa University Harytake program UNESCO 2007-2008.Menjabat Sekretaris Umum Lembaga Intelektual Tanah Papua 2009-sekarang. Peneliti Tamu bidanglintas Budaya (researcher of cross culture) pada Yayasan Pondok Rakyat (YPR) DIY 2008-2009.Civitas Yayasan STUBE-hemat Yogyakarta 2007-sekarang. Tenaga Pengarah kerja padaperkumpulan seniman rantau di Yogyakarta 2009-sekarang. Agen Informan GRIC dan Pax Roman2008-2010. Anggota International Working Group (IWG) for Asia Africa to Globalization 2009-sekarang. Staf Ahli pada Team Peneliti dan Pemerhati Arsitektur Tradisional Nusantara UWMY,2010. Peneliti Lepas dan Penulis. Ketika Menulis Buku ini, masih aktif Sebagai MahasiswaUniversitas Widya Mataram Yogyakarta. Berkeinginan besar sebagai Peneliti dan Ilmuwan Muda.Beberapa Karya Tulis adalah:

• Makalah Ilmiah “ Kajian Tentang Keterkaitan Seni BudayaEtnic Negro Melanesoid Papua Dan Negroid Afrika”, 2009.

“Karya ini merupaka karya yang luarbiasa baginya daripada karya yang lain”Karya yang sudah diterbitkan adalah:HISTORY OF GOD IN TRIBALS RELIGION

Page 7: TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

7J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

KISAH TUHAN DALAM AGAMA SUKURAHASIA THEOLOGIA TRADISIONAL SUKU MAYBRAT IMIAN SAWIAT PAPUA

Wiyon-wofleDIPARALELKAN DENGAN ALKITABBeberapa karya Tulis yang belum diterbitkan adalah:

1. Arsitektur Tradisional suku Maybrat Imian Sawiat Papua “Halit-Mbol Chalit” dalamKehidupan Sosial Budaya Masyarakat Dengan Usulan Konsep Desain dari Bentuk Tradisionalke Bentuk Moderen. “sebagai suatu kajian ethno arsitektur”.

2. Sistem Kepemimpinan dan sistem Politik tradisional suku Maybrat, Imian, Sawiat “Ra Bobot-NaBobot-Big Man” dan Pengaruh Wanita Maybrat, Imian, Sawiat, Terhadap Lingkungannya .

3. Menyelamatkan Hutan Adat Papua Sebagai Suplai Oksigen Terbesar Dunia, dengan usulankonsep dan rekomendasi agar dalam pernyataan Protokol Kyoto mencanangkan pola penanganantata laksana lingkungan hidup untuk mengatasi Global warming dengan sistem communal.

4. Mengapa Orang Papua Diprediksikan akan Punah Pada tahun 2030?5. Tata Bahasa Maybrat. Disusun Dalam Bahasa Indonesia – Inggris –Maybrat.6. Penuntun Untuk Berpikir Bijaksana “The Bigest Thingking”.7. Bamboo in the socio cultural living society of Java - Kegunaan Bambu dalam kehidupan sosial

budaya masyarakat Jawa8. Teori Arsitektur Maybrat, Imian, Sawiat9. Pengaruh Arsitektur Terhadap Fenomena Lingkungan Alam10. Pendidikan Tradisional Wanita Maybrat, Imian, Sawiat - “Finya mgiar”.

Kini sedang mempersiapkan penyusunan buku barunya, yaitu:1. ENCYCLOPEDIA ADAT ISTIADAT BUDAYA MAYBRAT

2. KAMUS BAHASA MAYBRAT

Makalah-makalah kajian lain adalah:1. Menguak Imunity Rasial Diskriminasi Terhadap Orang Papua (Makalah Konferensi Asia-

Afrika) disampaikan pada “International Conference of 55th. Asia – Africa Sustainabelity”,Thaksin University-Mindanao, Moro, Philipines; March, 2009; UI Depok Jakarta, Oktober, 2009.

2. Benturan budaya lokal negara non kapitalisme dengan budaya global negara kapitalisme(Makalah Simposium) – disampaikan pada “Simposium nasional”. Kebudayaan dankeeksistensian local wosdom sebagai tatanan bangsa, UGM, Yogyakarta, Juni, 2008.

3. Pandangan Kontemporer Papua tentang keindonesiaan (Makalah Dialog) - disampaikan pada“Dialog Nasional, Ketahanan Negara”, UC UGM, Yogyakarta, July, 2010.

4. Usaha Melepaskan Papua Dari Cengkeraman Asing (Makalah Seminar Nasional)- disampaikanpada “ National Seminary”, UPI Bandung, September, 2009.

5. Penyusunan Metode Belajar Mengajar Nusantara Bersama DIKTI, (Makalah Pembelajaran,Student Equity), Quality Hotel Yogyakarta April, 2006.

6. Peran Pemuda Dalam Memajukan Bangsa (Makalah Dialog), disampaikan dalam “DialogPemuda Nasional Regional II Indonesia Bagian Tengah”, Gedung Negara Gubernur Yogyakarta,Oktober, 2006.

Page 8: TRANSISI MASYARAKAT TRADISIONAL INDONESIA DALAM BUDAYA KONSUMTIF-HAMAH SAGRIM-ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

Arsitektur Tradisional Jawa Dalam Perkembangan Sosial Budaya Moderen n

8J.F.Hamah Sagrim & Mei Edi Mujito

7. Apa Peran Gereja di Tengah Pergolakan Umat Manusia di Tanah Papua (Makalah Diskusi),disampaikan dalam “Saresehan LITP”, Pogung Rejo Yogyakart, September, 2010.

8. SAVING EARTH’S HAS INTEGRAL LIFE SYSTEM: Can Asian-African Visions RescueBiodiversity from the West-born Globalization? (Makalah Konferensi) disampaikan dalam“Comemoration 55th. Asia-Afrika Conference”, Yogyakarta Indonesia, October, 25-27, 2010 -Rabat Moroco 23-25 Nopember, 2010.

9. Indegenous People In Papua and Asia Religion: DIVERSITY IN GLOBALIZED SOCIETY.(Makalah Konferensi) disampaikan dalam “The Role of Asia and Africa for a SustainableWorld 55 Years after Bandung Asian-African Conference 1955. Asia – Africa Summit,Yogyakarta-Molucas Nopember, 2010.

10. Kajian Kritis Tentang Pasar Bebas dan Pengaruhnya terhaap Ketahanan Negara nonKapitalisme. Kliping Pribadi, 2009

11. Pendidikan Zaman Pendudukan Bangsa Asing di Papua. Kliping Pribadi, 2010.12. Pranata Kehidupan Negara Berkembang. Kliping Pribadi, 2009.13. Struktur Fungsional Dominasi Budaya Kapitalisme. Kliping Pribadi, 2008.14. Memaknai Arsitektur Nusantara Sebagai Kearifan Lokal Di Era Globalisasi. Kliping Pribadi,

2010.15. Difusi Ajaran dan Pemikiran Kristen Dalam Konstelasi Kristen di Tehit, Maybrat, Imian,

Sawiat, Papua. Kajian sejarah. Kliping Pribadi, 2007.16. Evolusi Pemikiran Pembangunan. Kliping Pribadi, 2007.17. Kajian Kritis Tafsiran Yesus Kristus – Isa Almaseh dari Alkitab dan Al-Quran. Kliping

Pribadi, 2009.18. Refleksi Kehidupan Masyarakat Plural Moderen dan Majemuk Papua. Kliping Pribadi, 2010.19. Sejarah-Sejarah Alkitab dan yang berkaitan dengan Kejadian dalam Alkitab. Kliping Pribadi,

2008.20. Transisi Masyarakat Tradisional Indonesia. Kliping Pribadi, 2009.21. Teori konvergensi dan Pertumbuhan Ekonomi. Kliping pribadi, 2007.22. Arsitektur Tradisional dalam RENSTRA Pengembangan tata ruang kota berbasis kebudayaan

lokal. Kliping pribadi, 2008.23. Usulan teori dalam berarsitektur; Rasionansi Arsitektur, dan Empirisme arsitektur.

Kliping Pribadi, 2011.