10
Transfusi Darah dan Infus Cairan TRANSFUSI DARAH Kemajusn teknologi memungkinksn suatu unit darah utuh dipisah menjadi berbagai komponen. Dengan demikian, masing- masing unit darah pendonor dapat menghasilkan eritrosit (sel darah merah, atau Red Blood Cells), trombosit pekat (thrombocyte concentrate), kriopresipitat, dan plasma segar beku (Fresh Frozen Plasma). Kemajuan penggunaan komponen darah telat membuat frekuensi seluruh kebutuhan transfusi darah berkurang. Lebih lanjut, penggunaan komponen darah membantu mengawetkan sumber darah karena bermacam-macam komponen dari satu unit darah pendonor bisa dipakai untuk beberapa pasien. Tabel di bawah memperlihatkan komponen darah yang digunakan secara luas. Tabel Produk Kandungan Indikasi yang Tepat Indikasi yang Tidak Tepat Sel darah merah Sel darah merah • Menigkatkan daya angkut oksigen pada perempuan dengan anemia Untuk hipotensi ortostatik sekunder karena kehilangan darah Untuk menambah volume intravaskular • Meningkatkan penyembuhan luka • Memperbaiki kesehatan Trombosit trombosit Untuk • Pada pasien

Transfusi Darah Dan Infus Cairan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sarwono, Obgyn

Citation preview

Transfusi Darah dan Infus Cairan

TRANSFUSI DARAH

Kemajusn teknologi memungkinksn suatu unit darah utuh dipisah menjadi berbagai komponen. Dengan demikian, masing-masing unit darah pendonor dapat menghasilkan eritrosit (sel darah merah, atau Red Blood Cells), trombosit pekat (thrombocyte concentrate), kriopresipitat, dan plasma segar beku (Fresh Frozen Plasma). Kemajuan penggunaan komponen darah telat membuat frekuensi seluruh kebutuhan transfusi darah berkurang. Lebih lanjut, penggunaan komponen darah membantu mengawetkan sumber darah karena bermacam-macam komponen dari satu unit darah pendonor bisa dipakai untuk beberapa pasien. Tabel di bawah memperlihatkan komponen darah yang digunakan secara luas.

Tabel

Produk

Kandungan

Indikasi yang Tepat

Indikasi yang Tidak Tepat

Sel darah merah

Sel darah merah

Menigkatkan daya angkut oksigen pada perempuan dengan anemia

Untuk hipotensi ortostatik sekunder karena kehilangan darah

Untuk menambah volume intravaskular

Meningkatkan penyembuhan luka

Memperbaiki kesehatan

Trombosit pekat

trombosit

Untuk mengontrol atau mencegah perdarahan yang terkait dengan penurunan jumlah atau fungsi trombosit

Pada pasien dengan immune thrombocytopenic purpura (kecuali perdarahan yang mengancam jiwa)

Profilaksis pada tranfusi

Plasma segar beku

Plasma, faktor-faktor pembekuan

Untuk meningkatkan jumlah faktor pembekuan pada pasien yang menunjukkan kekurangan

Untuk menambah volume intravaskular

Sebagai nutrisi tambahan

Profilaksis pada transfusi masif

Kriopresipitat

Faktor I, V, VIII, XIII, faktor von Willebrand, fibronectin

Untuk meningkatkan jumlah faktor pembekuan pasien pasien kekurangan fibrinogen, faktor VIII, XIII, fibronectin, atau von Willebrand

Profilaksis pada transfusi masif

Pemberian

Mengidentifikasi secara benar setiap unit darah adalah sangat penting. Dokter dan perawat harus bersungguh-sungguh saat mengidentifikasi produk darah ketika akan memulai transfusi. Dan harus dicek setiap unit sebelum dilakukan tranfusi. Semua produk darah harus melalui suatu filter untuk mengeluarkan debris. Hanya salin normal (NaCL 0,9%) yang bisa diinfus melalui jalur yang sama dengan darah atau komponen-komponen darah. Obat-obatan jangan ditambahkan pada sebuah unit darah atau produk darah karena akan sulit untuk mengrtahui jika reaksi muncul apakah berkaitan dengan obat atau transfusi. Dengan demikian, jika transdusi dihentikan, pasien tidak akan menerima dosis obat dan transfusi secara penuh.

Komponen Komponen

Eritrosit

Eritrosit tersedia dalam bentuk sel darah merah atau darah lengkap. Transfusi sel darah merah tetap dilakukan ketika tingkat Hb adalah 7-10 g/dl, pada kondisi:

1. terjadi perdarahan terus-menerus

2. terdapat tanda-tanda penurunan daya angkut oksigen (paru-paru kronis atau penyakit kardiovaskular) selama pembedahan.

3. menurunnya eritropoiesis, atau

4. ketika transfusi autologous akan digunakan. Setiap unit sel darah merah yang di transfusi akan meningkatkan hemoglobin +- 1 g/dl (dan meningkatkan hematokrit 1-3 %) pada seorang perempuan dengan berat badan 70 kg.

Sel darah merah dimampatkan (packed red blood cell) yang dikombinasi dengan cairan kristaloid (salin normal, ringer laktat, atau ringer asetat) dapat diberikan sebagai pengganti darah lengkap pada hampir semua jenis renjatan perdarahan. Sel darah merah dimampatkan adalah pengobatan terpilih untuk perdarahan akut. Ketika jumlah kehilangan darah melebihi 25% dari volume darah, adalah tepat jika memberikan darah lengkap. Sel darah merah dimampatkan dan darah lengkap disiapkan di dalam volume 200-250 ml dan 450 ml, yang berisi bahan pengawet citrate-phospate-dextrose (umur simpan 25-35 hari) atau citrate-phospate-dextrose adenine-1 (umur simpan 35 hari). Bisa jadi menguntungkan untuk membekukan eritrosit jika tipe darah jarang tersedia atau pemberian autologous akan diperlukan dalam unit yang banyak. Pembekuan eritrosit dilakukan dengan menambahkan gliserol ke dalam darah yang berumur kurang dari 5 hari. Sel darah merah dimampatkan itu kemudian dibekukan dan disimpan pada suhu -80 derajat celcius selama 3 tahun. Karena membutuhkan waktu untuk mencairkan dan membersihkan sel-sel yang membeku, produk ini tidak tersedia di ruang gawat darurat.

Trombosit Pekat

Transfusi trombosit diberikan untuk mengontrol atau mencegah perdarahan yang berhubungan dengan kekurangan jumlah atau fungsi trombosit. Transfusi trombosit yang bersifat profilaksis bisa diberikan untuk perempuan dengan trombosit kurang dari 20.000/mm3. Ketika jumlah trombosit lebih besar dari 50.000/mm3 dan tindakan bedah berencana, transfusi profilaksis menjadi tidak bermanfaat, kecuali jika ada perdarahan sistemik atau perdarahan karena gangguan pembekuan darah, sepsis, atau kelainan fungsi trombosit yang berhubungan dengan obat atau penyakit.

Transfusi trombosit seharusnya tidak digunakan untuk profilaksis pada transfusi darah masif. Transfusi masif adalah penggantian dari satu atau lebih volume darah selama 24 jam (10 unit pada orang dengan berat 70 kg). Uji waktu protrombin, waktu parsial tromboplastin, dan waktu trombin perlu dilakukan setelah pemberian 5-10 unit darah. Komponen-komponen tambahan harus dipesan atas dasar nilai-nilai pengamatan.

Plasma Segar Beku

Plasma segar beku hanya dapat diberikan ketika pasien sudah menunjukkan kekurangan faktor pembekuan atau ketika suatu konsentrat faktor yang spesifik tidak tersedia. Plasma segar beku disiapkan dalam volume 200-250 ml; tiap-tiap unit berisi satu unit faktor pembekuan dan akan meningkatkan setiap faktor pembekuan sebanyak 2-3% pada perempuan dengan berat badan 70 kg. Dosis awal yang umum adalah dua kantong plasma segar beku. Plasma segar beku digunakan pada saat kehilangan darah masif ketika laboratorium untuk pemeriksaan koagulasi tidak tersedia.

Kriopresipitat

Kriopresipitat didapat dari plasma segar beku yang dikonsentrasikan ke dalam suatu volume 10-15 ml. Presipitat tersebut terdiri atas faktor-faktor VIII, von Willebrand, fibrinogen, XIII, dan fibronektin, digunakan untuk mengobati kekurangan akan salah satu faktor tersebut. Untuk hipofibrinogenemia, satu dosis kantong kriopresipitat per 5 kg berat badan akan mengakibatkan kadar fibrinogen di atas 100 mg/dl. Untuk penyakit von Willebrand, dosis pengobatan standar adalah satu kantong kriopresipitat per 10kg berat badan sehari-hari. Seperti halnya plasma segar beku, jangan digunakan sebagai profilaksis pada transfusi darah masif.

Efek yang Tidak Diinginkan

Infeksi, aloimunisasi, dan reaksi transfusi adalah komplikasi utama yang dihubungkan dengan tranfusi komponen-komponen darah. Seperti pada tabel berikut.

Tabel

Komplikasi

Risiko/Unit Transfusi

Infeksi

Hepatitis B

1 : 50.000

Hepatitis C

1 : 3.300

HIV -1,-2

1 : 150.000 1 : 1.000.000

HTLV I, -II

1 : 50.000

Reaksi transfusi fatal

1 : 100.000

*HIV = human immunodeficiency virus ; HTLV: human T cell-lymphotropic virus

Ada korelasi bermakna antara resiko, jumlah unit transfusi, dan lokasi greografis pendonor. Walaupun HIV dan hepatitis menjadi pusat perhatian terbesr, infeksi sitomegalovirus merupakan suatu ancaman berarti terhadap individu yang kekebalan tubuhnya terganggu. Oleh karena status kekebalan janin, darah yang tidak mengandung sitomegalovirus harus digunakan untuk semua transfusi ibu yang masih ada janinnya. Sebagai tambahan efek samping lain adalah reaksi alergi, febrile, dan kelebihan volume.

Kebanyakan reaksi hemolitik akut bersifat sekunder terhadap ketidakcocokan ABO, yang menuntun ke arah terjadinya hemolisis intravaskular. Reaksi demam nonhemolitik biasanya karena antibodi penerima terserang antigen leukosit dan trombosit donor. Kebanyakan pasien bereaksi positif terhadap pengobatan antipiretik, tetapi penggunaan komponen darah yang rendah leukosit diperlukan jika reaksi-reaksi demam terjadi kembali.

Penggunaan Darah Autologous

Transfusi Autologous adalah pengumpulan dan penuangan kembali darah pasien sendiri. Sejak kebanyakan prosedur pembedahan berencana tidak mengakibatkan kehilangan darah dalam jumlah yang besar, tidak semua pasien perlu penanganan transfusi autologous. Tiga teknik transfusi autologous yang ada adalah pengambilan darah autologous sebelum pembedahan, menyelamatkan darah pada saat pembedahan berlangsung, dan hemodilusi normovolemik akut.

Pengambilan Darah Autologous Sebelum Pembedahan

Jika pasien memerlukan transfusi selama atau setelah pembedahan atau persalinan, pengambilan darah sebelum pembedahan perlu dilakukan. Darah harus diambil selambat-lambatnya 2 minggu sebelum pembedahan atau persalinan, dan pasien harus mempunyai sel darah merah yang cukup (Hb 11 g/dl atau lebih atau Ht 34% atau lebih). Beberapa penelitian sudah menunjukkan amannya pengambilan darah autologous selama kehamilan. Plasenta previa adalah suatu kondisi dimana donasi autologous mungkin saja sesuai. Kriteria minimum untuk pengambilan darah autologous adalah Hb 11 g/dl dan Ht 34%. Indikasi untuk transfusi autologous adalah sama dengan transfusi sel darah merah.

Penyelamatan Darah pada Saat Pembedahan Berlangsung

Penyelamatan darah pada saat pembedahan berlangsung adalah pengumpulan dan penuangan kembali secara steril darah yang keluar akibat pembedahan. Kontraindikasi termasuk infeksi dan kontaminasi dengan sel ganas. Apakah prosedur ini aman untuk penyelamatan pada saat pembedahan seperti pada perdarahan kehamilan ektopik terganggu dan bedah sesar, belum ada jawaban yang pasti.

Homodilusi Normovolemik Akut

Homodilusi normovolemik akut adalah mengambil darah dengan segera sebelum atau setelah induksi anestesi. Cairan kristaloid diberikan secara simulan untuk memelihara normovolemia. Pada akhir pembedahan, sel darah merah pasien ditransfusikan kembali. Karena selama pembedahan pasien mempunyai Ht yang lebih rendah, sel darah merah sedikit hilang. Penelitian-penelitian tambahan diperlukan untuk membuktikan keselamatan dan keuntungan prosedur tersebut.

Ringkasan

Transfusi darah saat ini menggunakan komponen darah sebagai metode dasar untuk sebagian besar kebutuhan transfusi sehingga penggunaan darah yang utuh jarang dilakukan. Dengan memberikan hanya komponen spesifik yang diperlukan, terapi komponen darah biasanya memberikan hasil yang lebih baik dan aman. Karena produk darah hanya sedikit tersedia dan kebanyakan mempunyai resiko, petunjuk kesehatan untuk penggunaan setiap komponen harus diikuti dengan baik. Ketika kehilangan darah dapat diantisipasi, dapat diberikan kristaloid atau koloid untuk mempertahankan perfusi yang adekuat. Metode lain predonasi autologous dapat dipertimbangkan dan dibahas dengan pasien.

INFUS CAIRAN

Penatalaksanaan Pemberian Cairan pada Persalinan

Pemberian cairan intravena pada persalinan tidak rutin karena ibu dapat minum bebas per oral kecuali jika ibu akan mendapatkan pelayanan bebas nyeri persalinan. Bila persalinan bebas nyeri berlangsung lama, untuk mencegah dehidrasi pemberian kombinasi glukosa, natrium, dan air, efektif dalam mencegah dehidrasi dan asidosis. Pemberian glukosa harus dibatasi kurang dari 30 gram/jam karena berhubungan dengan hiponatremia dan asidosis laktat ibu, hipoglikemia, dan hiponatremia neonatus.

Penatalaksanaan Pemberian Cairan pada Analgesia Persalinan

Pemberian anestetik lokal, bisa dikombinasi dengan opioid atau ajuvan seperti kloridin melalui teknik epidural, intratekal maupun kombinasi spinal-epidural adalah teknik terpilih untuk analgesia persalinan. Dengan diketemukannya dosis enastetik lokal minimal yang masih memberi analgesia yang adekuat, angka kekerapan dan derajat hipotensi menurun. Demikian juga pemberian cairan sebelum analgesia persalinan kerap tidak diperlukan lagi untuk ibu sehat.

Penatalaksanaan Pemberian Cairan pada Bedah Sesar

Dahulu hipotensi yang terjadi akibat spinal atau epidural diyakini bisa dikurangi atau bhakan dicegah dengan prehidrasi adekuat dan left uterine displacement. Namun, pada kenyataannya angka kekerapan hipotensi adalah sebesar 33% sampai 100% untuk ibu yang mendapat prehidrasi kristaloid dan 5% sampai 63,3% untuk koloid tetap terjadi. Pemberian kristaloid secara cepat pada saat spinal atau epidural yang dikombinasi dengan vasopresor fenilefrin secara infus memberi hasil yang memuaskan, karena angka kekerapan ataupun derajat hipotensi menurun secara bermakna.

Penatalaksanaan Pemberian Cairan pada Preeklampsia

Karakteristik pasien preeklamsia adalah:

1. isi intravaskular berkurang dengan tekanan vena sentral dan tekanan baji paru rendah

2. permeabilitas kapiler meningkat

Bila terjadi oliguria, hal tersebut menandakan sudah terjadi hipovolemia yang lanjut atau insufisiensi ginjal. Gejala ini tidak jarang dijumpai dan harus dievaluasi dengan hati-hati. Pemberian 250 sampai 500 ml kristaloid bermanfaat, karena dapat mnurunkan tahanan pembuluh darah perifer dan tekanan darah sismetik, mengurangi kelebihan cairan ekstrasel, dan mengurangi vasospasme. Jumlah cairan per hari yang optimal untuk pasien preeklampsia, masih kontroversial. Jumlah urin 0,5 ml/kgBB/ jam merupakan gol yang harus dicapai pada pasien oliguria.