14
Sulimah (2KA14 / 11108883) 2010 Perilaku Konsumen & Produsen Teori Organisasi Umum 2 Universitas Gunadarma

TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

  • Upload
    sulimah

  • View
    1.332

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

softskil

Citation preview

Page 1: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

Su

lim

ah

– (

2K

A1

4 /

11

10

88

83

)

20

10

Pe

ril

ak

u K

on

su

me

n &

Pr

od

us

en

Teori Organisasi Umum 2 Universitas Gunadarma

Page 2: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

i

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah

untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang teori organisasi umum 2.

Makalah ini berisi beberapa informasi tentang perilaku konsumen dan perilaku

produsen. yang didapat dari browsing di internet referensi buku dan sumber-sumber

lainnya sebagai wujud tugas SAP dari mata kuliah Teori Organisasi Umum 2.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan teman-teman.

Penulis,

Page 3: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB III & IV. PERILAKU KONSUMEN

1.1 Pendahuluan .............................................................................. 1

1.2 Pendekatan Perilaku Konsumen................................................... 2

1.3 Konsep Elastisitas ....................................................................... 2

BAB V. PERILAKU PRODUSEN

2.1 Produsen dan Fungsi produksi..................................................... 4

2.2 Produksi Optimal ........................................................................ 7

2.3 Least Cost Combination .............................................................. 8

Daftar Pustaka ................................................................................................. 12

Page 4: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

1

BAB III & IV

PERILAKU KONSUMEN

1.1 Pendahuluan

Konsumen adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan aktivitas

konsumsi . Aktivitas konsumsi yang dilakukan konsumen dapat berupa kegiatan

yang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .

Efek dari aktivitas konsumsi ini adalah berkurangnya nilai barang sebagian atau

seluruhnya .

Dalam aktivitas konsumsinya , konsumen harus memiliki penghasilan agar ia dapat

memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan atau diinginkannya .

Dengan kata lain , keinginan konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa

harus disesuaikan dengan kemampuan keuangannya .

Tingkat konsumsi seseorang bernbanding lurus dengan tingkat kesejahteraannya.

Semakin banyak barang dan jasa yang dikonsumsi , maka semakin tinggi pula

tingkat kesejahteraannya dan demikian pula sebaliknya .

Selain itu , perilaku konsumen memiliki kaitan yang sangat erat dengan nilai guna

(utility) barang ataupun jasa . Artinya , konsumen akan membeli suatu barang atau

jasa karena barang atau jasa tersebut dapat memperoleh kepuasan atau

kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang – barang. Jika

kepuasan itu makin tinggi, maka makin tinggi pula nilai gunanya (utility-nya).

Page 5: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

2

1.2 Pendekatan Perilaku Konsumen

• Pendekatan Kardinal

Pendekatan kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan

seseorang tidak hanya dapat diperbandingkan , akan tetapi juga dapat diukur .

Oleh karena itu menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur

maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik . Inilah

yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan daripada teori konsumen yang

menggunakan pendekatan cardinal , yang terkenal pula dengan sebutan teori

konsumen dengan pendekatan marginal klasik atau marginal utility approach

• Pendekatan Ordinal

Pendekatan ordinal menggunakan asumsi yang lebih realistik . Dengan

menggunakan konsepsi kurva tak acuh teori konsumen yang menggunakan

pendekatan ordinal tersebut tidak lagi perlu menggunakan asumsi bahwa

kepuasan atau guna seseorang dapat diukur . Sebaliknya kemungkinannya

untuk tetap dapat diperbandingkan tinggi rendahnya kepuasan seseorang ,

dengan dipergunakannya konsepsi kurva tak acuh , masih dapat dipenuhi .

1.3 Konsep Elastisitas;

Pendekantan kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang

tidak hanya dapat diperbandingkan , akan tetapi juga dapat diukur . Oleh karena

itu menurut kenyataan kepuasan seseorang tidak dapat diukur maka asumsi

tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan tidak realistik . Inilah yang biasanya

ditonjolkan sebagai kelemahan daripada teori konsumen yang menggunakan

pendekatan cardinal , yang terkenal pula dengan sebutan teori konsumen dengan

pendekatan marginal klasik atau marginal utility approach

Page 6: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

3

1.3.1 Elastisitas Harga (The Price Elasticity of Demand)

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah

permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain

merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang

diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan

hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun

dan sebaliknya.

1.3.2 Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of Demand)

Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada

harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang

subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.

1.3.3 Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer

akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya

pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas

pendapatan.

Page 7: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

4

BAB V

PERILAKU PRODUSEN

2.1 Produsen dan Fungsi produksi

Teori produksi menyebutkan bahwa kepuasan produsen diperoleh dengan

memaksimumkan keuntungan produksi (maksimation of profit).

• Proses produksi : rangkaian dari kegiatan-kegiatan produksi.

• Proses distribusi : rangkaian dari kegiatan-kegiatan distribusi

• Proses konsumsi : rangkaian dari kegiatan-kegiatan konsumsi

• Kegiatan produksi : kegiatan menciptakan/meningkatkan kefaedahan

Produksi : Proses mempergunakan unsur-unsur produksi dengan maksud

menciptakan faedah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia

ada dua : barang-barang dan jasa. Barang : alat penemuan kebutuhan manusia

yang tampak. Jasa : alat penemuan kebutuhan manusia yang tidak tampak tapi

dapat dirasa Barang ekonomi : Barang-barang yang diperoleh dengan

mengorbankan sesuatu.

Dalam ilmu ekonomi, teori produksi dalam analisis dibedakan pada dua

pendekatan, yaitu :

1. Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah

Teori produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi

suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk

menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dengan

demikiadalam analisis faktor-faktor lainnya dianggap tetap.

2. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah

Teori produksi menggambarkan tentang hubungan antara tingkat produksi

suatu barang dengan dua jenis faktor produksi (tenaga kerja dan modal)

dapat diubah yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi

yang tersebut.

Page 8: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

5

Pada prinsipnya kegiatan produksi yang dilakukan oleh produsen-produsen

dalam pendekatannya dibagi 3 bagian :

• Jangka pendek (short run) :

(1). Waktunya cukup pendek sehingga ada factor input tetap(fixed input)

(2). teknologi yang digunakan tidak berubah (konstan),

(3). satu siklus produksi dapat diselesaikan.

• Jangka panjang (long run) :

(1). Tidak ada input tetap lagi, hanya input variable (variable input) saja

yang ada,

(2). Teknologi konstan.

• Jangka sangat panjang (very long run) :

Teknologi berubah, dan biasanya tidak hanya membicarakan satu fungsi

produksi saja.

Fungsi produksi, yaitu suatu hubungan mathematis yang menggambarkan

suatu cara dimana jumlah dari hasil produksi tertentu tergantung dari jumlah

input tertentu yang digunakan. Suatu fungsi produksi memberikan

keterangan mengenai jumlah output yang mungkin diharapkan apabila

input-input dikombinasikan dalam suatu cara yang khusus. Macam-macam

kombinasi ini banyak macamnya. Macam hasil produksi dan banyaknya hasil

produksi yang akan diperoleh tergantung pada (merupakan fungsi dari pada)

macam dan jumlah input yang digunakan.

Fungsi produksi umumnya ditulis sebagai Y = f (X), dimana Y menunjukkan

hasil produksi; f sebelum tanda kurung menyatakan : "tergantung" yaitu

"suatu fungsi dari"; dan huruf X menunjukkan suatu input yang digunakan.

Apabila jumlah input yang digunakan lebih dari 1 maka fungsi produksi

tersebut dapat dituliskan : Y = f(X1, X2, ...., Xn); dimana X1, X2, ..., Xn

merupakan jenis input yang digunakan.

Asumsi-asumsi dari fungsi produksi tersebut adalah :

Page 9: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

6

• Fungsi produksi bersifat kontinyu

• Fungsi produksi bernilai tunggal dari masing-masing variabel di

dalamnya

• Derevasi I dan II fungsi ini tetap kontinyu

• Fungsi produksi harus relevan (bernilai positip) baik untuk input X

maupun output Y

• Penggunaan tehnologi adalah maksimal pada tingkatnya.

Jenis-jenis Fungsi Produksi

1. Constant return, hubungan yang menunjukkan jumlah hasil produksi

meningkat dengan jumlah yang sama untuk setiap kesatuan

tambahan input.

Kurva Constant Returns

2. Increasing return: Hubungan dimana kesatuan tambahan input

menghasilkan suatu tambahan hasil produksi yang lebih besar dari

kesatuan-kesatuan sebelumnya.

Page 10: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

7

Kurva Increasing Returns

3. Decreasing return: Hubungan yang mana kesatuan-kesatuan

tambahan input menghasilkan suatu kenaikan hasil produksi yang

lebih kecil dari kesatuan-kesatuan sebelumnya.

Kurva Decreasing Returns

2.2 Produksi Optimal

Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit

badan usaha yang mempunyai tujuan sama yaitu : “mencapai keuntungan yang

maksimum”.

Page 11: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

8

Cara Memaksimumkan Keuntungan

Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan antara hasil penjualan

dan biaya rpoduksi mencapai tingkat yang paling besar.

Masalah pokok yang harus dipecahkan produsen adalah :

• Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu digunakan untuk

mencapai tingkat produksi yang tinggi. Sehingga perlu memperhatikan

fungsi produksi, yaitu hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat

produksi yang diciptakannya.

• Komposisi faktor produksi yang bagaimana meminimumkan biaya

produksi yang dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu.

Produsen perlumemperhatikan :

o Besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang

akan digunakan.

o Besarnya pertambahan hasil penjualan yang diwujudkan oleh

faktor produksi yang ditambah tersebut.

2.3 Least Cost Combination

Konsep efisiensi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari aspek teknis dan

dari aspek ekonomis. Konsep efisiensi dari aspek teknis dinamakan konsep

efisiensi teknis.

Efisiensi teknis maksimum dicapai pada saat dicapai produk rata-rata

maksimum. Tingkat pemakaian faktor produksi yang menghasilkan produk

rata-rata maksimum, secara teknis dipandang sebagai tingkat produksi

optimum. Untuk menentukan tingkat efisiensi dan produksi optimum secara

teknis ini cukup dengan diketahuinya fungsi produksi.

Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis

atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya

menggunakan konsep ini.

Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi

dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum.

Page 12: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

9

Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi

ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada

syarat lagi yang harus diketahui, yaitu rasio harga harga input-output.

Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan ()

dapat ditulis : = PY.Y - Px.X, di mana Y = jumlah produk; PY = harga

produk; X = faktor produksi; Px = harga factor produksi. Agar supaya p

mencapai maksimum maka turunan pertama fungsi tersebut harus sama

dengan nol atau dapat ditulis sebagai berikut:

NPM adalah nilai produk marginal. Ingat, dY/dX = produk marginal. Jadi

jelaslah bahwa untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut

konsep efisiensi ekonomis diperlukan dua syarat , yaitu:

(1) Syarat keharusan (necessary condition) : hubungan teknis antara produk

dan factor produksi atau fungsi produksi;

(2) Syarat kecukupan (sufficiency condition) : nilai produk marginal dari

faktor produksi

yang dipakai harus sama dengan harga satuan faktor produksi itu.

Masalah yang dihadapi produsen atau pengusaha dalam kasus ini adalah

kombinasi mana dari penggunaan dua faktor produksi itu yang memerlukan

biaya tertendah untuk menghasilkan suatu jumlah produk tertentu ( least

cost combination).

Untuk menjawab masalah tersebut perlu pemahaman beberapa konsep:

(1) Isoquant atau isoproduct atau kurve produksi sama;

Isoquant adalah kurve yang menunjukkan berbagai kemungkinan

kombinasi dua input variabel untuk menghasilkan tingkat output

tertentu.

Isoquant mempunyai sifat-sifat yang serupa dengan Indifference

Curves. Cembung kearah origin, menurun dari kiri atas ke kanan

Page 13: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

10

bawah, kurve yang terletak lebih kanan atas menunjukkan tingkat

output yang lebih tinggi.

(2) Daya substitusi marginal atau marginal rate of technical substitution

(MRTS);

Daya substitusi marginal dari X1 untuk X2 ( MRTSX1X2)

didefinisikan sebagai jumlah penggunaan X2 yang harus dikurangi

apabila terdapat penambahan penggunaan satu unit X1 untuk

menghasilkan sejumlah produk tertentu.

Dapat dikatakan pula bahwa MRTS adalah slope (sudut

kemiringan) dari isoquant.

(3) Isocost atau price line atau garis harga.

Untuk memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus

meminimumkan biaya produksi. Untuk analisis meminimumkan

biaya produksi perlu dibuat garis biaya sama atau garis harga

atau isocost. Garis harga adalah garis yang menunjukkan berbagai

kemungkinan kombinasi dua macam faktor produksi (misal : X1

dan X2) yang dapat diperoleh dari sejumlah modal tertentu

(misal : M). Untuk membuat garis harga ini diperlukan data (a)

harga faktor-faktor produksi yang dipergunakan, dan (2) sejumlah

Lereng Isoquan = –dX2/dX1=MP1/MP2

Page 14: TOU 2 - Bab 3,4 dan 5 Perilaku konsumen dan produsen

11

modal yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi yang

dipergunakan.

Jika tersedia modal sebanyak M dan harga X1 adalah P1 dan

harga X2 adalah P2 maka persamaan garis harga dapat dicari

sebagai berikut: M = P1X1 + P2X2 ;

� Persamaan Garis Harga

Keseimbangan dicapai dengan prinsip output max. atau minimalisasi biaya.

Penggunaan kombinasi factor produksi dengan menggunakan biaya yg paling

murah dengan syarat MRTS

DAFTAR PUSTAKA

Sriyanto, Teori Ekonomi Mikro

staff.gunadarma.ac.id

file.upi.edu