Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Imunisasi pada anakTips untuk meningkatkan proteksi
Hartono Gunardi
Departmen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM
Dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahun Ikatan Dokter Indonesia Jakarta Utara, Hotel Santika Kelapa gading 25 Agustus 2019
Pokok bahasan
• Penyakit prioritas
• Jadwal imunisasi Kemenkes 2017
• Prosedur imunisasi
• Jadwal imunisasi IDAI 2017
• Kasus
Kematian Bayi dan Balita Indonesia
WHO, 2010
Pneumonia
24%
Diare
10%
Campak 9%
KLB difteri 2017-18
• Situasi KLB Difteri
Selama tahun 2017, KLB Difteri terjadi di 170 kabupaten/kota dan di 30 provinsi,
• jumlah kasus : 954 kasus,
• Jumlah kematian : 44 kasus.
Kemenkes RI. Pemerintah Optimis KLB Difteri Bisa Teratasi. Jan 2018. http://www.depkes.go.id/article/view/18011500004/pemerintah-optimis-klb-difteri-bisa-teratasi.html
Campak dan rubella
• tahun 2010 – 2015: diperkirakan 23.164 kasus campak dan 30.463 kasus rubella.
• diperkirakan lebih rendah dibanding angka sebenarnya di lapangan, karena :
1. banyak kasus yang tidak terlaporkan
(terutama dari pelayanan kesehatan swasta)
2. kelengkapan laporan surveilans yang masih rendah.
WHO. Situasi campak dan rubella saat ini. 2018. http://www.searo.who.int/indonesia/topics/immunization/mr_measles_status.pdf?ua=1
Pencegahan penyakit Pola hidup sehat
• Air bersih untuk minum
• Sanitasi : lingkungan udara (asap) dan air yang bersih
pribadi : cuci tangan dengan sabun
• Nutrisi : ASI eksklusif
Nutrisi cukup (MP ASI)
• Edukasi : penyebaran penyakit
• Imunisasi
1. WHO. Diarrhoeal disease. 2017.
2. WHO. Pneumonia. 2017
Tujuan Imunisasi
Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu
Menurunkan prevalensi penyakit
Eradikasi penyakit
• Bayi A, 1 jam, lahir spontan di tolong bidan di RSUK, usia kehamilan
cukup bulan, berat lahir 2400 g, langsung menangis, aktif dan tidak
sesak.
Pertanyaan:
• Tata laksana apa yang perlu diberikan untuk bayi A?
Kasus 1
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.12 Th.2017
Imunisasi booster
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.12 Th.2017
Imunisasi lanjutan
• Bayi B, 8 hari, lahir spontan di rumah, berat lahir 3 kg, langsung
menangis. Bayi A dibawa ibu untuk kontrol.
Pertanyaan:
• Tata laksana apa yang perlu diberikan untuk bayi B?
Kasus 2
Kasus 3• Bayi C, 8 bulan dibawa ibu ke puskesmas karena sariawan. Saat
diperiksa, anak tidak demam atau penyakit selain sariawan. Dari keterangan ibu diketahui bayi D belum pernah imunisasi.
• Imunisasi apa yang dianjurkan saat ini?
A. Tidak perlu imunisasi karena sudah terlewatkan
B. Imunisasi BCG dan OPV 1
C. Imunisasi BCG dan DTP-HB-Hib 1
D. Imunisasi BCG, DTP-HB-Hib 1 dan OPV1
E. Imunisai BCG, Uniject 1, DTP-HB-Hib1 dan OPV 1
ProsedurImunisasi
PERSIAPAN PEMBERIAN
Benar anak/pasien1
Benar jadwal2
Benar vaksin dan pelarut3
Benar dosis4
Benar rute, panjang jarum, dan teknik5
Benar lokasi6
Benar dokumentasi7
Tujuh langkah yang harus benar :
VVM = Vaccine Vial Monitor
BENAR PELARUT
ANTEROLATERAL FEMORALIS
Kasus 4
• Bayi D, usia 1 bulan, dibawa oleh ibu untuk kontrol untuk imunisasi
BCG di klinik pada sore hari. Vaksin BCG habis namun ada vaksin BCG
yg telah dilarutkan pagi tadi utk bayi sebelumnya.
Pertanyaan
• Vaksin yang perlu diberikan pada bayi A saat ini?
• Vaksin apa yang akan diberikan ?
Bayi E, 9 bulan, mendapatimunisasiCampak
Kasus 5
Jadwal imunisasi IDAI 2017
Keterangan tabel perlu dibaca
Soal 6
• Anak F, usia 7 bulan dibawa ibu ke dokter untuk imunisasiuntuk mencegah diare. Kakaknya baru pulang rawat karenadiare.
• Pertanyaan: Imunisasi yang akan dianjurkan adalah:
A. Vaksin rotavirus monovalent
B. Vaksin rotavirus pentavalent
C. Vaksin polio
D. Vaksin campak
E. Tidak perlu imunisasi vaksin rotavirus
Soal 7
• Anak G, usia 2 bulan dibawa ibu ke dokter untuk imunisasi. Ibuseorang sarjana kesehatan masyarakat, menanyakan :
• 1. apakah perlu vaksin pencegahan pneumonia, selain vaksinDTP-HB-Hib dan polio?
• 2. Apakah penyakit pneumonia sering di Indonesia?
• 3. Bagaimana penularan kuman penyebab pneumonia?
• 4. Bagaimana pencegahannya?
Pneumonia di Indonesia
• Indonesia satu dari 10 negaradengan jumah kematian balita tertinggi di 2015
• Dan 17% kematian balita di Indonesia karena Pneumonia
10 Countries with the Highest Numberof under-5 Deaths in 2015
CountryUnder-five Deaths
(In Thousands)
India 1,201
Nigeria 750
Pakistan 432
Democratic Republic of the Congo
305
Ethiopia 184
China 182
Angola 169
Indonesia 147
Bangladesh 119
United Republicof Tanzania
98
The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015. http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed June 27, 2019
Di Indonesia SETIAP JAM2–3 anak balita meninggal karena
pneumonia
• Bakteri Gram Positif1
• Kapsul Polisakarida1,2
– Faktor Virulensi
– Serotype
– Target Vaksin
• Ada lebih dari 90 serotype1,2
– Belasan serotype berperandalam 70% - 93% kasus IPD secara global3
– Patogen yang biasanyateradapat di nasofaring1
Streptococcus sp. Chains of nearly-spherical bacteria. From The Rockefeller University.
1. CDC. Epidemiology and prevention of vaccine-preventable diseases. 11th ed. 2009;217-230.
2. WHO. Acute respiratory infections (update September 2009). http://www.who.int/vaccine_research/diseases/ari/en/print.html. Accessed March 16, 2010.
3. Hausdorff WP et al. Clin Infect Dis. 2000;30(1):100-121.
4. Centers for Disease Control and Prevention. Epidemiology and Prevention of Vaccine Preventable Diseases. The Pink Book. 11th Edition. May 2009.
Streptococcus pneumoniae
Transmission Pneumococcal Disease
Severe Infection Mucosal Infection
• Bacteremia
• Sepsis
• Meningitis
Middle Ear Infection
(otitis media)
Colonize the nose
and spread to
other individual Lung Infection
(pneumonia)Carry Antibiotic
Resistency
WHO. WHO position paper 2019. Weekly epidemiological record 2019;94(8):85-104
Penyebab Pneumonia?
Severe Pneumonia Cases1
1. UNICEF; WHO. Pneumonia: The Forgotten Killer of Children. 2006.
2. WHO. Pneumonia. Fact Sheet No. 331. Updated November 2016.. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia Accessed 27Jun2019
Picture from: Hib (Haemophilus influenzae type b)https://www.nhsdirect.wales.nhs.uk/encyclopaedia/h/article/hib(haemophilusinfluenzaetypeb) Accessed 27Jun2019.
50%
20%
30%
S. Pneumonia
(Pneumococcus)
H. Influenza tipe B Others
(Fungi, Virus)
Streptococcus Pneumoniae, the Most Common
Cause of Bacterial Pneumonia in Children2
Meningitis Bakterialis
Edmond K, Clark A, Korczak VS, et al. Global and regional risk of disabling sequelae from bacterial meningitis: a systematic review and meta-analysis. Lancet Infect Dis 2010;10: 317–28
Median (IQR) risiko mengalami minimal 1 sekuele mayor• 24·7% (16·2–35·3%) pada meningitis pneumokokus; • 9·5% (7·1–15·3%) pada Hib• 7·2% (4·3–11·2%) pada meningitis meningokokus
meningitis.
The most common major sequelae• Hilang pendengaran (33·6%)• Kejang (12·6%), • Defisit motorik (11·6%), • Kerusakan kognitif (9·1%)• Hidrosefalus (7·1%)• Gangguan visual (6·3%).
*Pada sistematik review ini Hib penyebab paling sering, karena banyak penelitian yang disertakanmerupakan data dari masa sebelum vaksinasi Hib
Penyebab paling sering• Hib (35.5%)*• Pneumokokus (19·6%)• meningokokus (16·4%)• Patogen lain (12·0%).
Jadwal Vaksinasi
Satgas Imunisasi IDAI. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Badan Penerbit IDAI. 2017: 297-308.
Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3 Dosis 4
2 Bulan 4 Bulan 6 Bulan 12–15 Bulan
Usia Dosis
3 kali, 4-8 minggu jarak antar dosistimes, dosis ketiga setelah usia 1 tahun, atau minimal 2 bulan setelah dosis kedua
7–11
Bulan
2 kali, minimal diberikan 2 bulan setelah dosis pertama
1 kali, dapat diberikan hingga usia 5 tahun
12–23
Bulan
>24
Bulan
Program Imunisasi PCV di Indonesia
Pencanangan Imunisasi PCV
Lombok Barat dan Timur
Oktober 2017
Perluasan Imunisasi PCVLombok Tengah dan MataramNovember 2018
Syamsu Alam. Learning and Sharing Experience on PCV Demonstration Program in Indonesia. Presented in 16th Asia Pasific Congress of Pediatrics, Bali Nusa Dua Convention Center, 27 August 2018
Pangkalpinang, Bangka, Bangka Tengah
Rangkuman
• Imunisasi : upaya pencegahan penyakit infeksi yang efektif
• Perlu dilakukan dengan prosedur yang benar dan sesuai jadwal
agar menimbulkan proteksi dan keamanan yang optimal