TIPOLOGI DESA

  • Upload
    cecily

  • View
    95

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA. Pengantar Proses Perencanaan. BACK. BACK. MENU. MENU. NEXT. NEXT. PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M. PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, 1429 H / 2008 M. TIPOLOGI DESA. MORFOLOGI DAN TATA RUANG DESA. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

  • TIPOLOGI DESA

  • Tipologi desa meliputi (berdasarkan) :Administrasi pemerintahan (UU No.5 Tahun 1979 dan UU No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah)Lokasi fisik geografiSosial budayaHirarkiTingkat Perkembangan Desa

  • Administrasi PemerintahanMenurut UU No.5 Tahun 1979, Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan NKRI.Menurut UU No.22 Tahun 1999, Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak usul-usul yang bersifat istimewa.

  • Letak Fisik Geografis Dari letak alaminya desa-desa di Indonesia, secara garis besar dapat dikategorikan sebagai :1. Desa-desa pantaiDesa-desa pantai atau laut tentu sangat tergantung kepada pantai atau pesisir lautnya. Ada yang berada di pantai landai dengan pasir putihnya, ada juga yang di pantai yang berbukit seperti di pantai Selatan pulau Jawa (meskipun tidak semuanya), dan sebagainya.2. Desa-desa di dataran rendahDesa-desa yang berada di dataran rendah atau Ngare (Jawa) pun bervariasi sesuai dengan sejarah terbentuk dan perkembangan masing-masing. Namun desa-desa seperti ini relatif dapat leluasa mengatur pola ruang desa atau teritorialnya dari desa-desa pegunungan atau pantai.3. Desa-desa di pegunungan, atau dari segi lainDesa pegunungan sangat tergantung kepada keadaan alamnya. Rumah-rumah penduduk desa pegunungan ini sering terlihat bersaf-saf secara hirarkis, di celah-celah perbukitan atau lembah pegunungan, atau di kanan kiri sungai.4. Desa-desa di pedalamanSedangkan desa pedalaman yaitu desa-desa yang berada jauh dari kota dan relatif terisolir, di wilayah pegunungan atau pedalaman, jauh di luar kota.

  • Sosial BudayaMenurut morfologi : suatu lingkungan permukiman dengan pemanfaatan lahan dominan pertanian dengan bangunan rumah tinggal terpencar (jarang)Dihuni oleh sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan rendahAspek ekonomi : penduduk umumnya bermata pencaharian pokok bidang pertanian (agraris) atau nelayanHubungan sosial masyarakatnya masih kuat (dan homogen), gotong royong, adat, kekerabatan tinggiDesa ialah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri

  • Hirarki DesaHirarki desa ditentukan terutama oleh macam dan jumlah kegiatan, fungsional dan fasilitas pelayanannya :Desa Utama / DU ( 400 KK) : sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi, merupakan pusat utama bagi pengumpulan produksidari desa-desa di sekitarnyaDesa Madya / DM (300 KK) : desa ini hampir sama dengan desa utama, melayani desa-desa kecilDesa Kecil / DK (200 KK) : desa ini tidak mempunyaijangkauan pelayanan terhadap desa lainnya, tetapi justru dilayanioleh desa-desa yang hirarkinya lebih tinggi

  • Tingkat Perkembangan Desa

  • Yang dimaksud dengan tipologi desa ialah teknik untuk mengenal tipe-tipe desa berdasarkan ciri-ciri menonjol (tipikal) yang dimiliki dalam kaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Sedangkan klasifikasi tingkat perkembangan desa berdasarkan kesamaan tingkat perkembangannya yaitu tahapan desa swadaya, desa swakarya dan desa swasembada.

  • Tipologi dan klasifikasi tingkat perkembangan desa meliputi empat bagian, keempat bagian tersebut merupakan suatu kesatuan dan mempunyai hubungan erat satu sama lain. Keempat bagian tersebut yaitu :1.Potensi DasarPotensi dasar suatu desa merupakan modal dasar dari desa yang bersangkutan dalam melaksanakan pembangunan, yang terdiri dari potensi alam, potensi penduduk dan lokasi / letak desa terhadap pusat fasilitas. Potensi dasar yang diolah dan dikembangkan oleh masyarakat serta menjadi sumber penghasilan sebagian besar masyarakat. 2.Tipe DesaTipe desa ditentukan berdasarkan pendekatan potensi dominan yang diolah dan dikembangkan serta telah menjadi sumber penghasilan sebagain besar masyarakat desa. Tipe desa meliputi 8 (delapan) tipe3.Indikator Tingkat Perkembangan DesaAdalah keadaan yang memberikan petunjuk (dapat diukur) sejauh mana hasil proses suatu kegiatan / program dalam pembangunan desa telah dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Indikator tingkat perkembangan desa ditetapkan dengan pendekatan aspek panca gatra berdasarkan konsepsi Tannas (ketahanan nasional) yang meliputi unsur-unsur IPOLEKSUSBUDHANKAM. Indikator-indikator yang penting dalam pembangunan desa terbagi ke dalam 3 aspek.4.Faktor Pembangunan Desa

  • Tipe desa meliputi 8 (delapan) tipe 1.Tipe Desa Nelayan (DNL)Adalah desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi laut . Tipe Desa Persawahan (DPS)Adalah desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian sawah, baik yang berpengairan teknis, non teknis maupun tadah hujan.3.Tipe Desa Perladangan (DPL)Adalah desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian, tanah kering (ladang/tegalan) baik ditanami padi maupun palawija.4.Tipe Desa Perkebunan (DPB)Adalah desa yang sebagain besar kehidupan penduduknya bergantung pada potensi pertanian tanaman keras (lebih dari satu musim) dan monokultur.5.Tipe Desa Peternakan (DPT)Adalah desa yang sebagian besar kehidupan penduduknya bergantung kepada potensi peternakan.6.Tipe Desa Kerajinan/Industri Kecil (DIK)Adalah desa yang sebagian penduduknya bergantung kepada potensi industri kecil atau kerajinan.7.Tipe Desa Industri Sedang dan Besar (DIB)Adalah desa yang sebagian besar penduduknya bergantung kepada potensi industri sedang dan atau besar.8.Tipe Desa Jasa dan Perdagangan (DJP)Adalah desa yang sebagian besar penduduknya bergantung pada potensi perdagangan dan jasa.

  • Tipe kelurahan identik dengan tipe desa tersebut diatas selanjutnya desa-desa di seluruh Indonesia dengan memperhatikan masing-masing tipe desa, yaitu memprioritaskan potensi dominan yang telah diolah dan dikembangkan serta telah menjadi sumber penghidupan sebagian besar masyarakat setempat tanpa mengabaikan potensi lainnya. Tingkatan DesaDesa swadaya (tradisional )adalah desa yang belum mampu mandiri dalam penyelenggaraan urusan rumah tangga sendiri, administrasi desa belum terselenggara dengan baik. Desa Swakarya (Transisional), adalah desa setingkat lebih tinggi dari desa swadaya. Pada desa swakarya ini mulai mampu mandiri untuk menyelenggarakan urusan rumah tanggaa sendiri, administrasi desa sudah terselenggaranydengan cukup baik dan LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) cukup berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan secara terpadu.3. Desa Swasembada (Berkembang), adalah desa setingkat lebih tinggi dari pada desa Swakarya. Desa swasembada adalah desa yang telah mampu menyelenggrakan urusan rumah tangga sendiri, admnistrasi desa sudah terselenggara dengan baik, LKMD telah berfungsi dalam menorganisasikan dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa secara terpadu.

  • Menurut edaran surat Direktur Jenderal Pembangunan Desa, Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.1/1289 tanggal 30 Juli 1987, tentang skor klasifikasi tingkat perkembangan desa, bervariasi antara minimal 0 dan maksimal 150, dengan tingkat nilai sebagai berikut :Nilai 101 150 = Tingkat SwasembadaNilai 51 100= Tingkat SwakaryaNilai 0 50 = Tingkat Swadaya

  • Indikator-Indikator Dalam Pembangunan DesaIndikator-indikator yang penting dalam pembangunan desa terbagi ke dalam 3 aspek, yaitu :Aspek idiologi politikAspek Ekonomi (TP, TK, PM)Aspek Sosial Budaya (KM, PD, KT)

  • Indikator-Indikator Dalam Pembangunan DesaIndikator idiologi politik (IP) meliputi :a.Menyebarluaskan, pemahaman dan penghayatan serta pengamalan Pancasilab.Pelaksanaan berbagai ketentuan dan peraturan pemerintahc.APPKD untuk desa dan daftar kegiatan kelurahanIndikator tingkat pendapatan desa perkapita (TP). Indikator ini menilai tingkat pendapatan desa perkapita dikonversikan dengan beras.Indikator tingkat ketergantungan (TK). Indikator ini menilai jumlah penduduk desa usia kurang dari 10 tahun ditambah dengan jumlah penduduk usia 55 tahun ke atas dibagi dengan jumlah penduduk usia 10-55 tahun.Indikator peran serta masyarakat (PM). Indikator ini untuk menilai jumlah swadaya masyarakat yang dinilai dalam rupiah dibandingkan dengan nilai rupiah bantuan yang diberikan pemerintah baik lewat APBN, APBD Tingkat I, APBD Tingkat II maupun bantuan luar negeri.Indikator kesehatan masyarakat (KM), meliputi unsur :a.Tingkat keberhasilan KB (keluraga berencana)b.Angka kematian bayic.Tingkat gizi masyarakatIndikator Pendidikan (PD). Indikator ini menilai tentang tingkat keberhasilan pendidikan.Indikator Kamtibmas. Indikator ini menilai tingkat ketentraman dan ketertiban.

  • Evaluasi tingkat perkembangan desa dilakukan oleh kantor pembangunan desa (Bangdes) pada tiap-tiap kabupaten/kota daerah tingkat II, dan di tingkat propinsi/daerah tingkat I dilakukan oleh Direktorat Pembangunan Desa pada masing-masing daerah. Setiap lima tahun sekali tipe desa itu dimulai kembali. Adapun tolak ukur perkembangan desa, seperti telah dijelaskan di bagian lalu, ada perbedaan dari aturan lama (sebelum tahun 1987) dan sesudahnya. Untuk memudahkan disini akan dibuat perbandingan perbedaan, sebagai berikut :

  • Tipologi DesaHirarki Desa (Fungsional)Pra DesaDesa SwadayaDesa SwakaryaDesa SwasembadaDesa KecilDesa Madya Desa UtamaKota Kecil Selanjutnya mengenai hubungan antar hirarki dan tingkat perkembangan desa dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

  • PENGELOMPOKAN KOMPONEN-KOMPONEN LINGKUNGAN