Upload
doandien
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ASI (Air Susu ibu)
1. Pengertian
ASI (Air susu Ibu) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Air
susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan,
hal ini tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat gizi tetapi karena
ASI mengandung zat imunologik yang melindumgi bayi dari infeksi
praktek menyusui dinegara berkembang telah berhasil menyelamatkan
sekitar 1,5 juta bayi pertahun, atas dasar tersebut WHO
merekomendasikan hanya untuk memberikan ASI sampai bayi berusia
4 sampai 5 bulan ( Depkes RI, 2005 p. 1).
2. Proses terbentuknya ASI
Proses terbentukya ASI dipengaruhi 2 reflek yaitu:
a. Reflek Prolaktin
Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf akan memacu
hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam
aliran darah. Prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI.
Makin sering bayi menghisap makin banyak prolaktin dilepas oleh
hipofise, makin banyak pula ASI yang diproduksi oleh sel kelenjar.
9
b. Reflek Aliran (Let Down Reflek)
Adalah pancaran ASI dari payudara oleh karena pengaruh hormon
oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise yang dirangsang
oleh hisapan bayi yang membuat kontraksi otot (Depkes RI,2005
p.17).
3. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam :
a. Kolostrum
Adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah
melahirkan (2-4 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan
komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari.
Berwarna kuning keemasan atau krem (creamy). Lebih kental
dibandingkan dengan cairan susu tahap berikutnya. Kolostrum
mempunyai kandungan yang tinggi protein, vitamin yang terlarut
dalam lemak, mineral-mineral dan imunoglobin. Imunoglobin ini
merupakan antibodi dari ibu untuk bayi yang juga berfungsi sebagai
imunitas pasif untuk bayi. Imunitas pasif akan melindungi bayi
dengan berbagai virus dan bakteri yang merugiakan. Kolostrum juga
merupakan pembersih usus bayi yang membersihkan mekonium
sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap
menerima ASI.
b. ASI peralihan
Adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20 hari) dimana
kadar lemak, laktosa, dan vitamin larut air lebih tingg dan kadar
10
protein, mineral lebih rendah, serta megandung lebih banyak kalori
daripada kolostrum.
c. ASI matur
Adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan
volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya
stimulasi saat laktasi. 90% adalah air karbohidrat, protein dan lemak
yang diperlukan untuk kebutuhan hidup dan perkembangan bayi.
ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuiakan
dengan perkembangan bayi sampai 6 bulan. Volume ASI pada tahun
pertama adalah 400-700 ml/ 24 jam, tahun kedua 200-400 ml/24
jam, dan sesudahnya 200 ml/24 jam.
Ada 2 tipe ASI matur:
1) Foremilk: jenis ini dihasikan selama awal menyusui dan
mengandung air, vitamin-vitamin dan protein.
2) Hind-milk: jenis ini dihasilkan setelah pemberian awal saat
menyusui dan mengandung lemak tingkat tinggi dan sangat
diperlukan untuk pertambahan berat badan bayi.
Kedua jenis tersebut diatas adalah sangat dibutuhkan ketika ibu
menyusui yang akan menjamin nutrisi bayi secara adekuat yang
diperlukan sesuai tumbuh kembang bayi (Atikah, 2010 p.29).
11
4. Hal- hal yang mempengaruhi produksi ASI
a. Makanan
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu,
apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang
diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI.
b. Ketenangan Jiwa dan fikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang
selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan
berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume
ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI.
c. Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi
hendaknya diperhatikan karena pamakaina kontrasepsi yang tidak
tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
d. Perawatan payudara
Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk
mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi
dan hormon oxytocin.
e. Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolsktin ini
merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalamhal
pengadaan dan mempertahnkan sekresi air susu.
12
f. Faktor istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan
fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI
berkurang.
g. Faktor isapan anak
Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar
maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI
berkurang (Weni, 2009 p. 13).
5. Volume Produksi ASI
Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI
mulai menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertama
dan kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar 50-100ml/
hari. Jumlahnya pun meningkat hingga 500ml pada minggu kedua.
Dan, produksi ASI semakin efektif dan terus menerus meningkat pada
10-14 hari setelah melahirkan.
Kondisi tersebut berlangsung hingga beberapa bulan kedepan.
Bayi yang sehat mengkonsumsi 700-800ml ASI setiap hari setelah
memasuki masa 6 bulan volume pengeluaran air susu mulai menurun.
Sejak saat itu, kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI, dan
harus mendapatkan makanan tambahan.
Secara fisiologis, ukuran payudara tidak mempengaruhi volume
air susu yang diproduksi. Artinya, jumlah ASI yang diproduksi tidak
tergantung pada besar atau kecilnya payudara. Jumlah produksi ASI
13
bervariasi setiap hari, karena dipengaruhi oleh kandungan nutrisi ibu.
ASI yang dibutuhkan oleh bayi sesuai tingkat pertumbuhan dan
perkebangannya. Semakin sehat bayi, semakin banyak ASI yang harus
dikonsumsinya.
Menurut Deddy Volume ASI yang diproduksi dipengaruhi oleh
kondisi psikis seorang ibu dan makanan yang dikonsumsinya. Oleh
karena itu, ibu tidak boleh merasa stress dan gelisah secara berlebihan.
Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap volume ASI pada minggu
pertama menyusui bayi (Deddy Muchtadi :31)
Jumlah air susu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500-
700ml setiap hari selama 6 bulan pertama, 400-600ml pada 6 bulan
kedua, serta 300-500ml pada tahun kedua kehidupan bayi.
Kekurangan gizi dikarenakan cadangan lemak yang tersimpan dalam
tubuh ibu pada masa kehamilan ttidak mencukupi kebutuhan, yang
kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sumber
energi selama menyusui. Meskipun begitu, peningkatan konsumsi
makanan pada ibu hamil belum tentu meningkatkan maningkatkan
produksi air susunya. Sebenarnya, gizi dalam makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil itulah yang menjadi faktor dominan yang
berpengaruh terhadap volume produksi ASI.
Pada beberapa kasus, jumlah produksi ASI pada ibu yang
kekurangan gizi sering kali menurun, dan akhirnya berhenti sama
sekali. Didaerah-daerah yang banyak ditemui ibu yang sangat
14
kekurangan gizi, dapat dicermati adanya marasmus pada bayi –bayi
yang berumur enam bulan, yang hanya diberi ASI (Dwi Sunar, 2009
p. 102).
6. Kualitas fisik ASI yang baik
Sebenarnya, tampilan ASI berbeda setiap saat lantaran kandungannya
berubah-ubah, termasuk kandungan lemak dan warna ASI. Hal-hal
yang perlu diketahui oleh ibu adalah:
a. Jumlah lemak dalam ASI akan berfluktuatif dari hari kehar. ASI yang
keluar pada menit-menit pertama setelah persalinan akan berbeda
warnanya dengan ASI yang keluar dihari berikutnya.
b. ASI yang baru saja diperas mengandung banyak protein dan terlihat
lebih encer ketimbang ASI yang dikeluarkan pada menit-menit
berikutnya.
c. warna ASI tidak tergantung pada makanan dan minuman yang
dikonsumsi oleh ibu.
d. Pewarna makanan, minuman soda, jus buah dan hidangan penutup
yang mengandung gelatin tidak mengubah warna ASI menjadi pink
atau oranye.
e. ASI berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Hal
ini dikarenakan puting payudara lecet.
f. dalam kondisi normal ASI segar, berbau dan beraroma manis.
g. Jika ASI perasan berbau asam, pahit, dan anyir mungkin ASI telah
basi ( Dwi, 2009 p. 52).
15
7. Komposisi zat gizi dalam ASI adalah sebagai berikut:
a. Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang
jumlahnya tidak terlalu bervariasi setiap hari, dan jumlahnya lebih
banyak ketimbang dalam PASI. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan
PASI adalh 7:4, sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan
PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan
baik cenderung tidak mau minum MPASI. Dengan demikian,
pemberian ASI semakin berhasil.
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan
dalam pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk
kerja sel-sel sel-sel saraf. Di dalam usus, sebagian laktosa akan
diubah menjadi asam laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan
bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan
mineral-mineral lain.
b. Protein
Protein dalam ASI lebih rendah bila dibandingkan dengan PASI.
Meskipun begitu, “whey” dalam protein ASI hampir seluruhnya
terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini dikarenakan “whey”
ASI lebih lunak dan mudah dicerna ketimbang “whey” PASI. Kasein
yang tinggi dengan dengan perbandingan 1 dan 0,2 akan membentuk
gumpalan yang relatif keras dalam lambung bayi. Itulah yang
menyebabkan bayi yang diberi PASI sering menderita susah buang
16
air (sembelit), bahkan diare dan defekasi dengan feses berbentuk biji
cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap oleh
bayi yang diberi PASI.
c. Lemak
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari
lemak yang lenih mudah dicerna dan diserap oleh bayi ketimbang
PASI. Hal ini dikarenakan ASI lebih banyak mengandung enzim
pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak dalam ASI para ibu
bervariasi satu sama lain, dan berbeda-beda dari satu fase menyusui
ke fase berikutnya. Pada mulanya, kandungan lemak rendah,
kemudian meningkat jumlahnya. Komposisi lemak pada menit-menit
awal menyusui awal menyusui berbeda dengan 10 menit kemudian.
Demikian halnya dengan kadar lemak pada hari pertama, kedua, dan
seterusnya, yang akan terus berubah sesuai kebutuhan energi yang
diperlukan dalam perkembangan tubuh bayi.
Jenis lemak dalam ASI mengandung banyak omega-3, omega-6, dan
DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel jaringan otak.
Meskipun produk PASI sudah dilengkapi ketiga unsur tersebut, susu
formula tetap tidak menagandung enzim, karena enzim mudah rusak
bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi sulit menyerap
lemak PASI, sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare.
Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandingannya
17
dengan PASI adalah 6:1. Asam linoleat inilah yang berfungsi
memacu perkembangan sel saraf otak bayi.
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif
rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6
bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang
sangat stabil, mudah diserap tubuh, dan berjumlah sangat sedikit.
Sekitar 755 dari zat yang terdapat dalam ASI dapat diserap oleh
usus. Lain halnya dengan zat basi yang bisa terserap dalam PASI,
yang hanya berjumlah sekitar 5-10%.
ASI juga mengandung natrium, kalium, fosfor, dan klor yang lebih
sedikit ketimbang PASI. Meskipun sedikit, ia tetap mencukupi
kebutuhan bayi. Kandungan mineral dalam PASI cukup tinggi. Jika
sebagian besar tidak dapt diserap, maka akan memperberat kerja
usus bayi, serta mengganggu sistem keseimbangan dalam
pencernaan, yang bisa merangsang pertumbuhan bakteri yang
merugikan. Inilah yang menjadikan perut bayi kembung, dan ia pun
gelisah lantaran gangguan metabolisme.
e. Vitamin
Apabila makanan yang dikonsumsi oleh ibu memadai, berarti semua
vitamin yang diperlukan bayi selam 6 bulan pertama kehidupannya
dapat diperoleh dari Asi. Sebenarnya, hanya ada sedikit vitamin D
dalm lemak susu. Terkait itu, ibu perlu mengetahui bahwa penyakit
18
polio jarang menimpa bayi yang diberi ASI, bila kulitnya sering
terkena sinar matahari.
Vitamin D yang larut air terdapat dalam susu. Mengenai hal ini perlu
diketahui bahwa vitamin tersebut bisa ditambahkan kedalam vitamin
D yang larut lemak. Dan jumlah vitamin A, tiamin dan vitamin C
bervariasi sesuia makanan yang dikonsumsi oleh ibu. (Dwi sunar,
2009 p. 98)
Tabel 1. Komposisi Kolostrum dan ASI
Setiap 100 mlNo
Zat-zatGizi
Satuan Kolostrum ASI
1 Energi Kkal 58.0 702 Protein G 2.3 0.93 Kasein Mg 140.0 187.04 Laktosa G 5.3 7.35 Lemak G 2.9 4.26 Vitamin A Ug 151.0 75.07 Vitamin B1 Ug 1.9 14.08 Vitamin B2 Ug 30.0 40.09 Vitamin B12 Mg 0.05 0.110 Kalsium Mg 39.0 35.011 Zat besi Fe Mg 70.0 100.012 Fosfor Mg 14.0 15.0
Sumber: (Atikah, 2010 p. 31)
8. Manfaat ASI
a. Bagi bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik. Bayi yang
diberi ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan
mengurangi kemungkinan obesitas.
2) Mengandung antibodi
3) ASI mengandung komposisi yang tepat.
19
4) Mengurangi kejadian karies dentis.
5) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan
antara ibu dan bayi.
6) Terhindar dari alergi.
7) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi (weni K, 2009 p. 17).
b. Bagi ibu
1) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merangsang ujung
syarafsensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk keindung telur, menekan produksi
estrogen akibatnya tiak ada ovulasi.
2) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi
uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
3) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang memberikan ASI eksklusif ternyata lebih mudah dan
lebih cepat kembali keberat badan semula seperti sebelum hamil.
4) Aspek psikologis
Ibu yang menyusui akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia (Weni K, 2009 p. 18).
20
c. Bagi Keluarga
1) Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk membeli
susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
2) Aspek psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan
hubungan bayi dengan keluarga.
3) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja
dan kapan saja (weni K, 2009 p. 20).
B. ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai
diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan
sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 p. 23).
Sesungguhnya, yang dimaksud dengan pemberian ASI Eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan
lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa
21
tambahan makananpadat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral dan obat. Selain itu,
pemberian ASI Eksklusifjuga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga usia 6 bulan tanpa makanan dan
minuman lain, kecuali sirup obat ( Dwi, 2009 p. 26)
ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi,
yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait
itu, ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman
ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi.
Akibatnya, program pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secara
optimal (Dwi, 2009 p. 21).
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif
di pengaruhi oleh promosi produk-produk makanan tambahan dan
formula. Menurut Adelia, Iklan-iklan tersebut bisa mengarahkan para
ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikan kepada bayi belum cukup
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Kemajuan teknologi dan canggihnya
komunikasi, serta gencarnya promosi susu formula, sebagai pengganti
ASI, membuat masyarakat kurang mempercayai kehebatan ASI,
sehingga akhirnya memilih susu formula. Padahal, promosi
penambahan AA, DHA, ARA dan lain sebagainya pada susu formula,
ternyata sudah terkandung dalam komposisi ASI, demikian pula dengan
22
zat kekebalan tubuh (antibodi) untuk ketahanan tubuh bayi (Dwi, 2009
p. 22).
Saking pentingnya ASI bagi bayi, maka para ahli menyarankan
agar ibu menyusui bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran, yang
dikenal dengan istilah ASI Eksklusif. Dalam era globalisasi, banyak ibu
yang bekerja. Keadaan itu sering menjadi kendala bagi ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, sehingga pemberian ASI
Eksklusif tidak mengkin tercapai. Nah, supaya ibu yang bekerja juga
dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, maka ibu
memerlukan pengetahuan dan cara pemberian ASI yang benar ( Dwi,
2009 p. 27)
Dr. Dien Sanyoto Besar, Sp.A. menerangkan bahwa bayi yang
baru lahir harus lanngsung diberi ASI, maksimal satu jam setelah lahir.
Namun dalm kenyataanya, bayi diberi susu formula lantaran ASI belum
keluar.
Berdasarkan survei yan dilakukan Hellen Keller Internasional
pada tahun 2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi indonesia
hanya mendapat Asi eksklusif selama 1,7 bulan. Padahal kajian WHO
yang dituangkan dalam Kepmen No. 450 tahun 2004 menganjurkan
agar bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Turunnya angka ini
terkait pengaruh sosial budaya dimasyarakat, yang menganjurkan
supaya bayi diberi makanan tamban selama 6 bulan.(Dwi S, 2009 p. 25)
23
Hasil penelitian menerangkan bahwa bayi yang diberi ASI
eksklusif selam 6 bulan mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit
ketimbang bayi yang diberi ASI dan makanan tambahan.
Kemungkinan terjadinya penyakit pernafasan semasa kanak-kanak
dapat berkurang secara signifikan bila bayi diberi ASI eksklusif
setidaknya selama 15 minggu, dan makanan tambahan tidak diberikan
kepadanya ketika itu.(wilson,1998)
2. Alasan Pemberian ASI Eksklusif
ASI diberikan pada bayi karena mengandung banyak manfaat
dan kelebihan. Diantaranya adalah menurunkan resiko terjadinya
penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi
saluran pencernaan, dan infeksi telinga. ASI juga bisa menurunkan dan
mencegah terjadinya noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas,
kurang gizi dan asma. Selain itu, ASI dapat pula meningkatkan IQ dan
EQ anak ( Dwi, 2009 p. 28).
Menyusui anak bisa menciptakan ikatan psikologis dan kasih
sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Bayi merasa terlindung dalam
dekapan ibunya, mendengar langsung degup jantung ibu, serta
merasakan sentuhan ibu saat disusui olehnya. Hal itu tidak akan
dirasakanbayi ketika minum susu lainnya selain ASI, karena ia harus
menggunakan botol ( Dwi, 2009 p. 28).
Pedoman Internasional yang menganjurkan pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang
24
manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan
perkembangannya. ASI memberikan semua energi dan gizi (nutrisi)
yang dibutuhkan oleh bayi selama 6 bulan pertama setelah
kelahirannya. Pemberian ASI Eksklusif dapat mengurangi tingkat
kematian bayi yang dikarenakan berbagai penyakit yang menimpanya
seperti diare dan radang paru-paru, serta mempercepat pemulihan bila
sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. Sebagian besar
pertumbuhan dan perkembangan bayi ditentukan oleh pemberian ASI
Eksklusif. ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat dalam susu
formula. Komposisi zat dalam ASI antara lain 88,1% air, 3,8% lamak,
0,9% protein, 7% laktosa , serta 0,2% zat lain yang berupa DHA, DAA,
sphynogelin, dan zat gizi lainnya ( Dwi, 2009 p. 28).
Sebuah analisis menerangkan bahwa memberikan ASI selama 6
bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa diseluruh dunia, termasuk
22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Sementara itu, menurut
UNICEF, ASI Eksklusif dapat menekan angka kematian bayi di
Indonesia. UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di
Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa
dicegah melalui pemberian ASI Eksklusif selam 6 bulan sejak sejam
pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan tambahan
apapun kepada bayi ( Dwi, 2009 p. 29).
25
3. Faktor yang Terkait Pemberian ASI Eksklusif
ASI memang benar-benar penting bagi pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan bayi. Mengenai hal ini, ibu perlu
mengetahui berbagi aspek yang mengharuskannya untuk memberikan
ASI Eksklusif kepada bayi sejak 6 bulan pertama kelahirannya. Aspek-
aspek tersebut adalah adalah sebagai berikut :
a. Aspek pemahaman dan pola pikir
Rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6
bulan pertama kelahiran bayi dikarenakan kurangnya informasi dan
pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai plus
nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. Selain itu,
kebiasaan para ibu mengenai yang bekerja, terutama yang tinggal di
perkotaan, juga turut mendukung rendahnya tingkat ibu menyusui.
Adapun mitos yang tentang pemberian ASI bagi bayi, misalnya ibu
yang menyusui anaknya dapat menurunkan kondisi fisik dirinya
merupakan suatu mitos yang sulit diterima oleh akal sehat. Demikian
halnya dengan kekhawatiran ibu yang menganggap bahwa produksi
ASI tidak mencukupi kebutuhan makanan bayi. Anggapan ini sering
terjadi kendala bagi ibu, yang akhirnya mencari alternatif lain
dengan memberi susu pendamping manakala bayi laper. Hal-hal
tersebut menyebabkan terjadinya perubahan dari pola dasar
pemberian ASI menjadi pemberian susu formula. Bila kondisi itu
terus berlanjut, maka bisa jadi bangsa Indonesia mengalami
26
kemunduran dimasa mendatang. Situasi seperti ini akan menjadi
masalah yang cukup mendasar, karena bayi kehilangan kesempatan
dan manfaat yang terkandung dalam ASI ( Dwi, 2009 p. 33).
b. Aspek Gizi
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi hingga
6 bulan pertama kelahirannya. ASI pertama yang diberikan kepada
bayi, yang sering disebut kolostrum, banyak mengandung zat
kekebalan, terutama IgA yang berfungsi melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi, seperti diare. Bila kolostrum terlambat
diberikan kepada bayi, maka boleh jadi sistem kekebalan bayi sedikit
rapuh dan mudah terangsang penyakit ( Dwi, 2009 p. 34).
c. Aspek Pendidikan
Bagi sebagian ibu, menyusui bayi merupakan tindakan yang alamiah
dan naluriah. Oleh karena itu, mereka beranggapan bahwa menyusui
tidak sepenuhnya keliru, tetapi menyusui bisa menjadi masalah
manakala ibu menikah dini, atau melahirkan bayi yang pertama
terutama pada ibu bekerja. Kebanyakan ibu kurang menyadari
pentingnya ASI sebagai makanan utama bayi. Mereka hanya
mengetahui bahwa ASI adalah makanan yang diperlukan bayi tanpa
memperhatikan aspek lainnya. Waktu yang lama bersama bayi tidak
dimanfaatkan secara optimal, sehingga para ibu tidak memberikan
ASI Eksklusif kepada bayi ( Dwi, 2009 p. 38)
27
d. Aspek imunologik
Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti- infeksi yang
bersih dan bebas kontaminasi. Kadar immunoglobulin A( IgA)
dalam kolostrum cukup tinggi. Meskipun sekretori IgA tidak diserap
oleh tubuh bayi, tetapi zat ini berfungsi melumpuhkan bakteri
patogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan ( Dwi,
2009 p. 40)
e. Aspek Psikologis
Secara psikologis, menyusui mengandung 3 hal penting :
Pertama, menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa
ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi
kebutuhan bayi. Kedua, Interaksi antara ibu dan bayi melalui
sentuhan kulit mampu memberikan rasa aman dan puas. Ketiga,
Kontak langsung ibu dan bayi melalui sentuahn kulit mampu
memberikan rasa aman dan puas. Maka dapat disimpulkan bahwa
aktivitas menyusui bayi dapat membentuk ikatan batin yang kuat
antara ibu dan bayi, menghadirkan perasaan aman dan tenag,
merangsang produksi ASI, serta memperlancar ASI, sehingga bayi
bisa lebih terpuaskan ( Dwi, 2009 p. 43).
f. Aspek Kecerdasan
pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama setelah kelahiran
bayi mempunyai dua dampak positif:
28
Pertama: Proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan
gizi menjadi lebih maksimal.
Kedua: Berdasarkan hasil penelitian di Denmark, diketahui bahwa
bayi yang diberi ASI sehingga lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas
( Dwi, 2009 p. 44).
g. Aspek Neurologis
dengan meminum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait
aktivitas menelan, menghisap dan bernafas semakin sempurna. Hal
ini akan mengurangi resiko gangguan sesak nafas pada bay baru
lahir, atau terjadinya asma pada anak prasekolah (Dwi, 2009 p. 45).
h. Aspek biaya
Menyusui secara Eksklusif dapat mengurangi biaya tambahan, yang
diperlukan untuk membeli susu formula beserta peralatannya (Dwi,
2009 p. 45).
i. Aspek Penundaan kehamilan.
Menyusui secara Eksklusif dapat menunda datang bulan dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiah yang dikenal sebagai metode amenore laktasi (MAL) (Dwi,
2009 p. 45).
4. Penundaan Pemberian makanan padat selain ASI
Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia 6 bulan bukan 4
bulan, hal ini dikarenakan :
29
a. Dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara
tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Namun pada
kenyataanya 60% bayi bayi belum berumur 4 bulan sudah
mendapatkan tambahan susu sapi (weni, 2009 p. 24)
b. Bayi pada saat berumur 6 bulan sistem pencernaanya mulai matur.
Jaringan pada usus halus bayi yang pada umumnya seperti saringan
pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungkinkan bentuk
protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem
peredaran darah dan menimbulkan. Pori-pori dalam usus bayi akan
tertutup rapat setelah bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian, usus
bayi setelah berumur 6 bulan mampumenolak faktor alergi ataupun
kuman yang masuk (weni, 2009 p. 24).
5. Langkah- langkah menyusui
a. Posisi badan ibu dan badan bayi
1) Ibu berbaring atau duduk dengan santai
2) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
3) Badan bayi menghadap kebadan ibu.
4) Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
ibu.
5) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
6) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam
satu garis dengan leher dan lengan bayi.
30
7) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan
pantat bayi dengan lengan ibu.
b. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu
1) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang
dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari
telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola
(kalang payudara).
2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek)
dengan cara:
a) Menyentuh pipi dengan putting susu
b) Menyentuh sisi mulut putting susu.
3) Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar
dan lidah kebawah.
4) Dengan cepat dekatkan bayi kepayudara ibu dengan cara menekan
bahu belakng bayi bukan bagian belakang kepala.
5) Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapn
dengan hidung bayi.
6) Kemudian masukkan putting susu ibu menelusuri langit-langit
mulut bayi.
7) Usahakan sebagian areola masuk kemulut bayi, sehingga putting
susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras(palatum
durum) dan langit-langit lunak (paltum molle).
31
8) Lidah bayi akan menekan diding bawah payudara dengan gerakan
memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang
terletak dibawah kalang payudara.
9) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik,
payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
10) Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan
hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas.
Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari
payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu.
11) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-
elus bayi (Depkes RI, 2005 p. 31).
6. Hambatan menyusui
1) Faktor Internal
Faktor internal sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui
bayi. Diantaranya adalah kurangnya pengetahuan yang terkait
penyusunan. Karena tidak mempunyai pengetahuan yang
memadai, ibu tidak mengerti tentang cara menyusui bayi yang
tepat, manfaat ASI berbagi dampak yang akan ditemui bila ibu
tidak menyusui bayinya (Dwi sunar, 2009 p. 110).
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal terkait segala sesuatu yang tidak akan terjadi bila
faktor internal dapat dipenuhioleh ibu, misalnya ASI belum
keluar pada hari-hari pertama setelah kelahiran bayi, sehingga ibu
32
berfikir untuk memberikan susu formula (prelactal feeding)
kepada bayi. Pada hari pertama, bayi belum memerlukan cairan
atau makanan, sehingga tidak tau belum diperlukan pemberian
cairan tertentu, apalagi susu formula, sebelum ASI keluar (Dwi
sunar, 2009 p. 111).
C. PENGETAHUAN
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan
dan dewi M, 2010 p. 11 ).
Hasil penelitian yang diperoleh dikota Grobogan adalah gambaran
tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tingkat pengetahuan dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden tingkat pengetahuan sedang
yaitu sebanyak 22 orang (54,0%) gambaran tingkat pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif berdasarkan tingkat pendidikan dapat diketahui
(Dwi agustin, 2009).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oeh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
33
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa penigkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh melalui pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengadung dua aspek yaitu
aspek positif dan asprk negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan
sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang dketahui,
maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek
(A.Wawan dan dewi M, 2010 p. 12).
Menurut hasil penelitian menunjukkan dikota Kudus pengetahuan
ibu hamil tentang kolostrum masih rendah, ibu hamil yang memiliki
pengetahuan kurang tentang dalam pemberian kolostrum sebanyak 17 ibu
hamil TM 3(51,5%), sikap yang tidak mendukung (negatif) dalam
pemberian kolostrum sebanyak 18 ibu hamil TM 3 (54,5%) (Dyah Aisah,
2009).
2. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalm domain
kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
34
a. Tahu (Know)
Tahu diartiakn sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (ricall) terhadap suatau yang spesifik
dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakn tingkat
poengetahuan yang paling rendah.
b. Mememahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat
menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,menyebutkan
contoh menyimpulkan, meramalkan.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartiakn sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil
(sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
35
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang diamaksud menunjukkkan pada suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian- bagian di
dalam suatu keseluruahn yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalh suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan
formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoadmojo,2005 p.50).
3. Cara memperoleh pengetahuan
a. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan.
1) Cara coba salah (trial and error)
Cara coba salah ini dilakuakan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan itu tidak berhasila maka dicoba.
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan ini dapat berupa pimpinan-pimpinan
masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang
pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima
36
mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai
otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu kebenarannya.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang pernah
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
masa lalu.
b. Cara modern memperoleh pengetahuan.
Cara ini disebut metodologi penelitian ilmiah atau metodologi
penelitian (Wawan dan Dewi M, 2010 p.14 ).
4. Proses perilaku
Sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang terjadi proses
yang berurutan, yakni:
a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian
dan tertarik pada stimulus.
c. Evaluation (menimbang- nimbang) individu akan
mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus
tersebut bagi dirinya, hal in berarti siakap responden sudah lebih
baik lagi.
d. Tial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru.
e. Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus (Wawan dan dewi M,
2010 p. 15).
37
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah
sebagai berikut :
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-
hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Menurut Yb Mantra yang dikutip notoadmojo
(2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk
juga perilaku seseorang yang akan pola hidup terutama dalam
memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan
(Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah meneriam informasi.
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan
adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan
cara mencari nafkah yang membonsankan, berulang dan banyak
38
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan
yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
3) Umur
Menurut elizabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
samapi berulang tahun. Sedangkan menurut Huolok (1998)
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari
segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini
akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
2) Social Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (A.
Wawan dan Dewi M, 2010 p.16 ).
39
6. Cara Pengukuran Pengetahuan
Cara mengukur pengetahuan seseorang menggunakan alat
bantu kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik,
cukup, dan kurang. Pengetahuan dinyatakan baik bila 76-100%
pertanyaan dijawab benar, Cukup bila 56-75% pertanyaan dijawab
benar dan kurang bila pertanyaan dijawab benar > 56 % (Wawan dan
Dewi M, 2010 p.16 ).
D. Praktik
1. Pengertian
Praktik adalah semua kegiatan/aktivitas manusia baik yang dapat
diamati langsung maupun tidak diamati oleh pihak luar (Notoadmojo,
2003).
Seorang setelah mengetahui stimulus atau objek kesehatan. Kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhdap apa yang diketahui oleh
selanjutnya diharapakan ia akan melaksankan atau mempraktikan apa
yang diketahui atau disikapinya (practice) kesehatan atau dapat juga
dikatakan perilaku kesehatan ( Notoadmojo,2003).
2. Tingkat-tingkat praktik
Tingkat –tingkat praktik, meliputi:(notoadmojo,2003)
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil dalah merupakan praktik tingkat pertama.
40
b. Respon pemimpin (guide Respons)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.
c. Mekanisme (mecanisme)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia
sudah mencapai praktik tingkat 3.
d. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri
tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut (Notoadmojo,
2005 p. 55).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi praktik.
Green (1980) dalam notoadmojo(2003) menjalaskan bahwa perilaku itu
dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yakni: faktor-
faktor predisposisi (predisposising factors), faktor-faktor yang
mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau
mendorong (reinforcing factors). Untuk lebih jelasnya akan diraikan
masing-masing faktor- faktor sebagai berikut
41
a. Faktor predisposisi
Termasuk faktor predisposisi antara lain:
Yaitu faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya
perilaku tertentu. Yang masuk dalam kelompok faktor predisposisi
ini adalah:
1) Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena perilaku
tersebut akan langgeng (long lasting) apabila didasari oleh
pengetahuan, sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
pengetahuan akan tidak berlangsung lama (Notoadmojo, 2003)
2) Sikap
Sikap itu tidak dapat dilihat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara
nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
stimulus. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dapat
dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu objek (Notoadmojo, 2003).
Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.
Sikap merupakan suatau tindakan atau aktivitas akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
(Notoadmojo, 2003).
42
3) Nilai budaya
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan sikap kita. Apabila kita
dibesarkan pada lingkungan dengan budaya mengutamkan
kehidupan berkelompok, maka kita akan mendukung kehidupan
individu yang hanya mementingkan kehidupan sendiri. Pengaruh
lingkungan termasuk kebudayaan dalam membentuk pribadi
seseorang. Kepribadian, tidak lain dari pola perilaku yang
konsisten yang menggambarkan sejaarah reinforcing yang kita
alami (Notoadjmojo, 2003).
d. Faktor pendukung
Faktor pendukung disini adalah ketersediaan sumber-sumber atau
fasilitas. Untuk memperoleh perubahan perilaku yang diharapkan
secara efektif diperlukan faktor-faktor pendukung yang berupa
sumber-sumber dan fasilitas tersebut sebagian harus digali dan
dikembangkan dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat harus
maampu untuk mengorganisasi komunitsnya sendiri untuk berperan
serta dalam penyediaan fasilitas-fasilitas. Untuk memasyarakatkan
produksi kesehatan baik yang berupa peralatan, fasilitas maupun
jasa-jasa pelayanan perlu usaha pemasaran. Pemasaraan jasa-jasa
pelayanan ini menurut istilah dunia bisnis disebut pemasaran sosial
(social marketing) (Notoadmojo, 2003).
43
e. Faktor penguat /pendorong
Faktor penguat /pendorong meliputi sikap dan perilaku petugas.
Semua petugas kesehatan,baik dilihat dari jenis dan tingkatangnya
pada dasarnya adalah pendidikan kesehatan. Ditengah-tengah
masyarakat petugas kesehatan adalah menjadi tokoh panutan
dibidang kesehatan. Untuk itu maka petugas kesehtan harus memiliki
sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Demikian pula oetuga-petugas lain atau tokoh-tokoh masyarakat
juga merupakan panutan perilaku termasuk perilaku kesehatan
(Notoadmojo,2005 p. 60).
4. Cara mengukur perilaku(praktik/tindakan)
Cara mengukur indikator perilaku dan memperoleh data atau informasi
indikator-indikator perilaku tersebut, antara pengetahuan dan praktek
agak berbeda. Untuk memperoleh data tentang pengetahuan cukup
dilakukan melalui wawancara sedangkan untuk memperoleh data
praktek atau perilaku yang paling akurat adalah melalui wawancara
dengan pendekatan recall atau mengingat kembali perilaku yang telah
dilakukan yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang
lalu (Notoadmojo,2003).
44
E. KERANGKA TEORI
Sumber : Modifikasi Lawrence Green ( 1980) dikutip dari Notoatmodjo (2007 p.
18)
Faktor predisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap
4. Nilai budaya
3. Karakteristik
a. Umur
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
Faktor pendorong
1. Tokoh masyarakat
2. Tokoh Agama
3. Petugas kesehatan
Faktor Pendukung
1. Fasilitas atausarana prasarana.
Praktik pemberian
ASI Eksklusif
45
F. KERANGKA KONSEP
G. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesa Alternatif (Ha)
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif
dengan praktik pemberian ASI Eksklusif.
Tingkat pengetahuan ibu
tentang ASI EksklusifPraktik pemberian ASI
Eksklusif