39
BAB 1 PENDAHULUAN Saat ini penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi dekade tulang dan persendian. Masalah pada tulang yang mengakibatkan keparahan disabilitas adalah fraktur. Fraktur merupakan kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung. Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah pemakai kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan, bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas terjadinya fraktur adalah kecelakaan lalu lintas. Sementara trauma – trauma lain yang dapat menyebabkan fraktur adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja dan cedera olah raga. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Salah satu 1

TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

referat fraktur ekstremitas radiologi

Citation preview

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

BAB 1

PENDAHULUAN

Saat ini penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-

pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-

2010) menjadi dekade tulang dan persendian. Masalah pada tulang yang mengakibatkan

keparahan disabilitas adalah fraktur. Fraktur merupakan kondisi terputusnya kontinuitas jaringan

tulang yang umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung. Dengan makin

pesatnya kemajuan lalu lintas baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah pemakai kendaraan,

jumlah pemakai jasa angkutan, bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan maka

mayoritas terjadinya fraktur adalah kecelakaan lalu lintas. Sementara trauma – trauma lain yang

dapat menyebabkan fraktur adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja dan cedera olah raga.

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang

meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik.

Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah, sekitar

46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi.

Pemeriksaan penunjang yang sangat membantu saat ini adalah di bidang Radiologi,

terutama foto x-ray, karena kita dapat mengetahui lokasi fraktur secara akurat dan menentukan

jumlah fragmen tulang, menunjukan derajat dislokasi, melihat ada tidaknya benda asing, dapat

mengetahui fraktur yang tidak terduga, serta mengetahui jenis, cara penanganan, komplikasi, dan

tingkat bahayanya fraktur.

1

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Fraktur didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas struktur tulang.1

B. Anatomi

Sistem skeletal dibagi menjadi dua bagian yaitu axial skeletal yang terdiri dari

tulang cranium, leher (tulang hyoid dan vertebra servikal), batang tubuh (costae, sternum,

vertebrae dan sacrum) dan apendikular skeleteon yaitu yang terdiri dari tulang anggota

gerak (ekstremitas). (clinically oriented anatomy). Skeleton terdiri dari tulang dan

kartilago yang dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa. Jaringan ikat yang menutupi tulang

disebut periosteum sedangkan pada kartilago disebut perikondrium. Tulang juga

diklasifikasikan menjadi tulang panjang atau tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek,

tulang tak beraturan dan tulang sesamoid. 2

Tulang panjang merupakan tulang yang berbentuk seperti tabung dengan bagian

ujungnya yang meluas dan kuat untuk menahan beban. Kerusakan atau pertumbuhan

abnormal pada lempeng epifisis dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.2

2

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

C. Etiologi

Fraktur dapat disebabkan karena trauma / injury, stress atau tekanan yang

berulang pada tulang dan melemahnya struktur tulang yang abnormal (fraktur patologis).3

D. Patofisiologis

Fraktur dapat disebabkan oleh kondisi fisiologis maupun patologis. Fraktur

fisiologis terjadi karena trauma berat atau trauma ringan yang terus menerus, misalnya

saat terjatuh, kecelakaan lalu lintas. Fraktur patologis terjadi karena adanya penyakit

yang mendasari sehingga tulang menjadi keropos atau tidak kuat, bisa dijumpai pada

penderita polio, tumor, osteoporosis dan osteogenesis imperfecta.4

3

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

Energi yang mengenai tulang dapat ringan, sedang maupun berat. Fraktur yang

disebabkan oleh energi yang ringan berbeda dengan fraktur yang disebabkan oleh energi

yang berat. Kalau energinya sedang, maka bisa saja jaringan tulang tidak terputus

seluruhnya. Fraktur jenis ini disebut fraktur inkomplit, misalnya hairline fracture,

dimana fraktur hanya berupa garis tipis seperti rambut. Akibatnya sering tak terlihat

dalam pemeriksaan Rontgen. Contoh lain fraktur inkomplit adalah greenstick fracture.

Greenstick fracture adalah fraktur yang terjadi pada anak-anak. Elastisitas tulang anak-

anak lebih tinggi daripada tulang orang dewasa. Maka bila dikenai gaya satu sisi korteks

tulang tertekan dan bengkok (konkaf), sedangkan sisi lainnya konveks. Jika energi yang

dikenakan cukup besar, sisi yang mengalami gaya kompresi (yang konkaf) tadi dapat

patah. Prinsipnya seperti membengkokkan dahan yang masih hijau. Dahan tak langsung

patah namun membengkok terlebih dahulu, jika energi yang dikenakan melampaui

elastisitasnya, baru kemudian patah salah satu sisinya. Itulah sebabnya disebut greenstick

fracture. Contoh lain fracture inkomplit adalah fracture kompresi atau crush fracture.

Fraktur kompresi terjadi akibat tertekannya tulang kanselus, sehingga remuk. Fragmen-

fragmen tulangnya menjadi begitu kecil sehingga tidak bisa lagi disatukan, sehingga

terapinya adalah membuatkan graft tulang.4

Kalau energi yang mengenai tulang besar, maka jaringan tulang dapat terputus

seluruhnya. Inilah yang disebut fracture komplit. Kalau energinya lebih besar lagi,

tulang bukan hanya mengalami fraktur komplit, tapi bisa juga remuk. Fraktur seperti ini

disebut fraktur kominutif, yaitu suatu fraktur dimana terdapat lebih dari dua fragmen.

Bisa juga terjadi fragmen tulang fraktur tadi berpindah tempat, disebut mengalami

pergeseran (displacement). Apabila fragmen yang mengalami pergeseran ini dapat

4

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

dikembalikan ke posisi semula dan tidak bergeser, disebut fraktur stabil, sedangkan

apabila setelah dikembalikan ke posisi semula kemudian bergeser lagi disebut fraktur

tidak stabil. 4

Fraktur tidak stabil dapat mengakibatkan berbagai komplikasi. Bisa terjadi

pemendekan (shortening) tulang setelah penyembuhan ataupun tulang mengalami

perputaran atau rotasi. Dampak terberat adalah tidak tersambungnya tulang. Ada fraktur

komplit yang disebut dengan impacted fracture. Impacted fracture adalah suatu fraktur

komplit dengan garis fraktur yang sulit dibedakan. Fraktur ini terjadi akibat kompresi

pada tulang kanselus pada aksis panjangnya dengan dua fragmen tulang yang saling

berkaitan dan terfiksasi satu sama lain. Dengan demikian fraktur ini stabil, kecuali bila

fragmen tulang itu saling terpisahkan. Pada foto rontgen terlihat sebagai daerah yang

lebih radioopak. Pada fraktur komplit, gap dinyatakan positif apabila fragmen distal dan

proksimal tak terjadi kontak. Bila di antara fragmen distal dan proximal yang mengalami

gap ini terdapat jaringan lunak maka disebut interposisi. Jaringan lunak ini harus

disisihkan dahulu sehingga hal ini dijadikan indikasi dilakukan operasi.4

Berdasarkan garis patahnya, ada yang disebut dengan fraktur simple. Pada

fraktur simple ini hanya ada dua fragmen tulang. Pola garis patah pada fraktur simple

hanya ada tiga, yaitu transversal, oblique, dan spiral. Yang disebut garis fraktur

transversal, yaitu bila sudut antara garis fraktur dengan axis tulang kurang dari 30o. Bila

sudut ini lebih dari 30o, disebut garis fraktur oblique. Sedangkan garis fraktur spiral

bentuknya seperti memutari tulang. Terjadi akibat trauma rotasi terhadap axis panjang.

Sedang fraktur dengan fragmen lebih dari dua disebut fraktur kominutif. Fraktur

5

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

kominutif dengan fragmen di antara fragmen proximal dan distal disebut fraktur

segmental (double fracture).4

Berdasarkan lokasinya, fraktur dapat mengenai bagian distal, diaphyseal (shaft),

maupun proximal. Jadi, seperti yang kita ketahui berdasarkan proses osifikasinya tulang

panjang terdiri dari bagian diafisis (corpus/shaft) yang berasal dari pusat penulangan

primer, serta bagian epiphysis yang berasal dari pusat penulangan sekunder. Epifisis ini

terletak di kedua ujung tulang panjang. Bagian dari diaphysis yang terletak paling dekat

dengan epifisis disebut metafisis, yaitu bagian korpus tulang yang melebar. Fraktur dapat

terjadi di tiga bagian ini.4

6

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

E. Syarat foto polos tulang pada kasus fraktur:5

a. Dua proyeksi

Untuk menghindari kemungkinan tumpang tindihnya segemen fraktur. Patah di

daerah diafisis juga lebih baik dilihat dengan dua proyeksi.

b. Dua sendi

Distal dan proximal dari tulang tersebut.

F. Aspek yang harus diperhatikan saat menilai foto polos fraktur antara lain:5

a. Terminologi fraktur

1. Penilaian pergeseran sebaiknya dengan menilai pergeseran

fragmen distal terhadap fragmen proksimal dan bukan sebaliknya.

2. Fraktur komplit: fraktur dengan diskontinuitas menyeluruh dari

tulang dan mengakibatkan berpisahnya tulang menjadi dua fragmen.

3. Fraktur okulta: fraktur yang didiagnosis secara klinis namun

tidak nampak secara radiologis.

7

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

4. Fraktur hairline: fraktur undisplaced dengan perpisahan minimal

dari fragmen fraktur dan garis fraktur sangat tipis.

5. Fraktur kominutif: fraktur dengan jumlah segmen fraktur lebih

dari dua.

6. Fraktur avulsi: fraktur pada bagian ujung tulang dimana fragmen

tulang tertarik dari tubersositas tempat perlekatan tendon atau ligament.

7. Fraktur segmental: fraktur komplit lebih dari satu yang

melibatkan satu tulang.

8. Greenstick fracture: gambaran fraktur yang hanya ditemukan

pada anak. Terdapat tiga jenis fraktur, antara lain:5,6,7

a. Fraktur transversal pada korteks mencapai medulla tulang dengan

garis fraktur berupa garis longitudinal tanpa mengganggu korteks

di sisi yang berlawanan.

8

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

Gambar

b. Fraktur torus, di mana korteks terlipat dan bertumpukan namun

tidak ada disrupsi nyata pada korteks.

Fraktur torus juga dikenal sebagai fraktur buckle yang

merupakan fraktur inkomplit pada tulang bagian diafisis dengan

karakterstik penonjolan dari korteks. Fraktur ini sering terjadi pada

anak – anak terutama usia 5 – 10 tahun. Lokasi yang sering terkena

adalah bagian distal radius atau tibia. Pada gambaran x-ray tidak

terlihat adanya garis fraktur selain deformitas atau penonjolan dari

korteks tulang.7

9

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

Gambar Fraktur Torus

c. Fraktur yang terjadi dengan melengkungnya tulang tanpa adanya

disrupsi dari korteks.

9. Fraktur epifisis: terdapat lima tipe fraktur epifisis menurut Salter-

Harris yaitu:

10

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

a. Tipe I: terpisahnya seluruh epifisis atau separasi epifisis murni

b. Tipe II: terpisahnya epifisis dengan fragmen metafisis. Terdapat

fragmen metafisis yang ikut terpisah dengan epifisis yang

mengalami fraktur.

c. Tipe III: terpisahnya parsial epifisis. Fraktur bergerak vertical

terhadap epifisis dan melalui lempeng pertumbuhanm dan sebagian

dari epifisis terpisah.

d. Tipe IV: terpisahnya parsial epifisis dengan fragmen metafisis.

Fraktur dengan orientasi vertical yang meluas melalui epifisis dan

lempeng pertumbuhan dan mencapai metafisis.

e. Tipe V: kompresi pada lempeng epifisis. Terjadi akibat daya

crushing yang mengenai pusat epifisis femur distal atau tibia.

Tidak ditemukan perubahan langsung dari kompleks epifisis.

10.Fraktur patologis: fraktur yang terjadi pada tulang yang mengalami

proses patologis, dan biasanya diakibatkan trauma ringan.

11

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

11.Pseudofraktur: defek seperti garis pada sebagian atau seluruh tulang

12.Birth fracture: fraktur yang terjadi akibat proses persalinan terutama

persalinan sulit.

13.Stress fracture: fraktur yang terjadi akibat respon terhadap trauma ringan

yang berulang.

G. Jenis fraktur

a. Fraktur tangan

1. Falangs.

Fraktur dapat disebabkan oleh trauma pada region manus. Hiperekstensi

dari sendi interfalang dapat mengakibatkan avulsi dengan fragmen fraktur

yang kecil. Avulsi terjadi pada permukaan dorsal dari dasar falang distal

dengan atau tanpa deformitas fleksi dari sendi interfalang distal.5

2. Metacarpal.

Faktur dari metacarpal V disebut boxer’s fracture, dengan gambaran

angulasi volar dari fragmen bagian distal. Dasar metacarpal I juga dapat

mengalami fraktur dan dislokasi yang disebut dengan Bennet’s

fracture.5,8,9

12

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

Gambar boxer’s fraktur

Gambar Bennet fracture

b. Fraktur pergelangan tangan

1. Fraktur Colles dan fraktur Smith.

Melibatkan daerah 2-3 cm (1 inci) proksimal dari pergelangan tangan

pada radius distal dengan angulasi fragmen distal ke posterior (Colles)

atau anterior (Smith). Pada klinis tampak deformitas tangan menyerupai

garpu. Dapat digolongkan sebagai fraktur impaksi da fraktur kominutif.

Selain itu juga dapat ditemui fraktur prosesus stiloideus dan os ulna.5,10

13

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

Gambar fraktur coles

Fraktur Smith : fraktur radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi

fragmen distal ke voler. Pada umumnya fraktur ini terjadi pada pria usia

muda dan wanita usia tua.5,11

gambar fraktur smith

14

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

2. Fraktur skafoid

Fraktur yang paling sering terjadi pada tulang karpal. Sebagian besar

transversal dan terjadi pada bagian tengah dari pinggang skafoid. Terlihat

dengan baik pada proyeksi posterioranterior (PA).5

c. Fraktur lengan bawah

1. Fraktur Moteggia

Fraktur ulna proksimal dengan dislokasi proksimal radius relatif terhadap

sendi siku 5,12

2. Fraktur Galleazzi

Fraktur pada radius distal dengan dislokasi ulna bagian distal. 5,13

15

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

d. Fraktur siku

Fraktur siku pada orang dewasa paling sering melibatkan kaput atau leher

dari os radius. Fraktur yang terjadi umumnya memberikan gambaran fraktur

vertical sederhana, dan terlihat dengan baik pada proyeksi anteroposterior (AP)

atau oblik. Proyeksi oblik berguna terutama untuk melihat fraktur kecil pada

kolum dan kaput os radius. 5

16

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

Nursemaid’s elbow adalah dislokasi tulang radius yang disebut juga

sebagai dislokasi bagian kaput radius. Keadaan ini sering terjadi pada anak usia

dibawah 5 tahun.14,15

e. Fraktur regio bahu 5

1. Fraktur humerus

Paling sering terjadi pada collum chirurgicum humerus dan collum

anatomic, tuberculum majus, tuberculum minus, dan gabungannya.

2. Fraktur klavikula

Paling sering terjadi pada sepertiga tengah klavikula

17

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

3. Fraktur scapula

Sulit dinilai secara radiologis dan sering disebabkan oleh trauma dada.

Fraktur sering kali terjadi pada korpus dan kolum dari scapula.

f. Fraktur femur

1. Fraktur femur proksimal

Umum terjadi pada usia di atas 50 tahun. Diagnosis radiologis biasanya

tidak sulit, kecuali jika disertai fraktur impaksi

18

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

2. Fraktur kolum femur

Sering terjadi pada orang usia muda dan disebabkan trauma kuat. Fraktur

tersebut sering disertai fraktur panggul.

3. Fraktur femur distal

Pada fraktur metafisis distal femur atau fraktur suprakondilar harus dicari

adanya perluasan fraktur hingga daerah artikulasio genu. Biasanya terjadi

di antara dua kondilus.

19

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

g. Fraktur Patela 5

Sebagian besar fraktur patella adalah fraktur transversal dan dapat disertai

penarikan oleh m. quardriseps femoris dari fragmen superior.

H. Penyembuhan Fraktur 3,16

Penyembuhan fraktur sangat tergantung pada sel-sel osteogenik yang dapat

bermigrasi untuk melakukan reparasi tulang yang fraktur. Fase-fase yang terjadi pada

proses penyembuhan fraktur antara lain:

a. Perombakan jaringan mati dan pembentukkan hematoma pada daerah fraktur

b. Inflamasi dan proliferasi seluler

- Biasanya terjadi ± 8 jam setelah fraktur

- Terjadinya migrasi dan reaksi dari sel-sel inflamatorik

20

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

- Diferensiasi stem sel mesenkimal (osteoprogenitor) dari periosteum, kanal

medula, otot sehingga terjadi proliferasi sel-sel tulang baru pada ujung fragmen

fraktur

- Adanya aktivitas sitokin inflamatorik dan growth factors

- Absorpsi hematoma dan pembentukkan kapiler baru terjadi

c. Pembentukan Callus

- Stem sel yang ada berdiferensiasi menjadi sel-sel kondrogenik dan osteogenik

sehingga terjadi pembentukkan sel-sel tulang imatur dan kartilago yang

menjadi komponen callus (serat tulang imatur/woven bone) yang dalam waktu

4 minggu akan mengalami mineralisasi sehingga gerakan pada daerah fraktur

berkurang

- Osteoklas membersihkan jaringan-jaringan yang mati

d. Konsolidasi

- Aktivitas osteoblas dan osteoklas terus berlanjut sehingga woven bone berubah

menjadi jaringan tulang lamelar (lebih rigid dan proses remodelling tulang

telah berlangsung lebih sempurna)

- Proses ini cukup lambat dan terjadi sampai beberapa bulan sebelum tulang

kembali normal

e. Remodelling

- Fraktur telah dijembatani oleh jaringan tulang yang lebih solid

- Berlangsung beberapa bulan hingga tahun sehingga jaringan tulang lamelar

lebih tebal dan kuat untuk kembali menahan beban seperti jaringan tulang

normal

21

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

I. Diagnosis Fraktur

Beberapa tipe fraktur dapat didiagnosis berdasarkan riwayat sebelumnya atau

anamnesa serta pemeriksaan fisik dan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti

radiologi. Pada anamnesa yang tidak didapatkan adanya trauma yang dapat menyebabkan

fraktur dapat dipikirkan bahwa fraktur tersebut terjadi karena proses dari penyakit atau

kerusakan pada tulang sebelumnya, yang disebut sebagai fraktur patologis.1

J. Tanda dan Gejala

Gejala yang dapat ditemukan antara lain nyeri, hilangnya fungsi anggota tubuh

dan hilangnya fungsi sensorik atau kekuatan motorik. Pada pemeriksaan fisik dapat

ditemukan nyeri tekan, deformitas, bengkak (swelling), peningkatan temperature lokal

(pada bagian yang cedera), gerakan abnormal atau krepitasi dan hilangnya fungsional.1

22

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

K. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi digunakan untuk memberikan informasi tambahan pada

penilaian klinis seperti lokasi fraktur secara akurat dan menentukan jumlah fragmen

tulang, menunjukan derajat dislokasi, melihat ada tidaknya benda asing, dapat

mengetahui fraktur yang tidak terduga dan oleh sebab itu foto yang dilakukan selalu

meliputi seluruh tulang dan persendian.1

Foto x-ray dilakukan setidaknya dalam 2 posisi karena fraktur dapat tidak

terdeteksi jika hanya dilakukan foto pada satu sisi.1 Foto x-ray wajib dilakukan pada

kasus fraktur dan harus diingat aturan x-ray yaitu Rule of Two (tabel 1.1).3

Tabel 1.1 Rule of Two (apley)

Rule of Two

Two views Foto harus mencakup 2 view yaitu AP view dan lateral

view

Two joints Foto harus meliputi sendi yang berada di atas dan di

bawah daerah fraktur

Two limbs Pada anak-anak, gambaran dari lempeng epifisi

menyeripai garis fraktur oleh karena itu diperlukan

foto dari ekstremitas yang tidak mengalami trauma /

normal

Two injuries Kadangkala truma tidak hanya menyebabkan fraktur

pada satu daerah. Contohnya seseorang mengalami

fraktur femur, sehingga diperlukan foto femur dan

pelvis

Two occasions Ada beberapa jenis fraktur yang sulit dinilai segera

23

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

setelah trauma, sehingga dibutuhkan pemeriksaan x-

ray satu atau dua minggu setelahnya untuk melihat

fraktur yang terjadi. Contohnya fraktur yang terjadi

pada ujung distal dari os clavicula, scaphoid, femoral

neck dan malleolus lateral

Hal – hal yang harus diperhatikan pada pemeriksaan foto rontgen adalah adakah

fraktur dan dimana lokasinya, tipe fraktur dan kedudukan fragmen, bagaimana struktur

tulang (biasa atau patologik), bila dekat pada persendian apakah ada dislokasi / fraktur

epifisis / pelebaran cela sendi karena efusi ke dalam rongga sendi. Pemeriksaan periodik

x-ray dilakukan untuk menilai penyembuhan fraktur (pembentukan kalus, konsolidasi,

remodeling terutama pada anak-anak, adanya komplikasi). 3

Pada foto x-ray siku, dapat ditemukan fat pad sign atau disebut juga sail sign yang

menunjukan adanya fraktur yang tak terlihat. Anterior dan posterior fat pad menunjukan

adanya intra-articular fraktur. Pada dewasa biasanya fraktur yang terjadi adalah caput

radial sedangkan pada anak – anak fraktur supracondylar.

24

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

Pemeriksaan Imaging lainnya seperti CT- Scan dapat digunakan sebagai bantuan

dalam mendiagnosis cedera yang lebih sulit, terutama fraktur pada pelvis, tulang

belakang, dan fraktur kompleks intra-articular. (lecture note). Magnetic Resonance

Imaging merupakan salah satu cara untuk mengetahui apakah fraktur vertebra yang

terjadi berisiko menekan saraf tulang belakang atau tidak.3

25

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

BAB III

KESIMPULAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas struktur tulang. Fraktur dapat disebabkan karena

trauma / injury, stress atau tekanan yang berulang pada tulang dan melemahnya struktur tulang

yang abnormal (fraktur patologis).

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta orang

meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik.

Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah, sekitar

46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi.

Berbagai macam klasifikasi jenis fraktur berdasarkan besarnya energi yang mengenai

tulang, luas dan garis fraktur, bentuk dan jumlah garis patah, kedudukan tulang dan hubungan

fraktur dengan dunia luar. Dan jenis-jenis fraktur ekstremitas seperti Fraktur pergelangan tangan

(fraktur Colles dan fraktur Smith fraktur skafoid), fraktur lengan bawah (fraktur Moteggia,

fraktur Galleazzi).

Pemeriksaan penunjang yang sangat membantu saat ini adalah di bidang Radiologi,

terutama foto x-ray, karena kita dapat mengetahui lokasi fraktur secara akurat dan menentukan

jumlah fragmen tulang, menunjukan derajat dislokasi, melihat ada tidaknya benda asing, dapat

mengetahui fraktur yang tidak terduga, serta mengetahui jenis, cara penanganan, komplikasi, dan

tingkat bahayanya fraktur.

26

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

DAFTAR PUSTAKA

1. Duckworth T, Blundell CM. Lecture Note Orthopaedics and Fractures. 4 th ed. Singapore :

Wiley-Blackwell; 2010.

2. Moore KL, Dalley AF, Agur A. Clinically Oriented Anatomy. 6th ed. Baltimore :

Lippincot Williams & Wilkins; 2010.

3. Salomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures. 9 th

ed. United Kingdom : Hodder Arnold; 2010.

4. Rusdy G. Radiologi diagnostic. Pustaka cendekia press; 2008

5. Kapita selekta kedokteran, edisi IV, jilid II, cetakan 2014

6. Weerakkody Y. Greenstick Fracture [internet]. [cited 2015 Oct 15]. Available from :

http://radiopaedia.org/articles/greenstick-fracture

7. Weerakkody Y. Torus Fracture [internet]. [cited 2015 Oct 15]. Available from :

http://radiopaedia.org/articles/torus-fracture-1

8. Datir A. Boxer Fracture [internet]. [cited 2015 Oct 15]. Available from :

http://radiopaedia.org/articles/boxer-fracture-1

9. Morgan MA, Datir A. Bennet Fracture Dislocation [ internet]. [cited 2015 Oct 15].

Available from : http://radiopaedia.org/articles/bennett-fracture-dislocation

10. Luijkx T, Desai PK. Colles Fracture [internet]. [cited 15 Oct 2015]. Available from :

http://radiopaedia.org/articles/colles-fracture

27

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA FRAKTUR

11. Goel A, Gaillard F. Smith Fracture [internet]. [cited 2015 Oct 15]. Available from :

http://radiopaedia.org/articles/smith-fracture

12. Weerakkody Y, Gaillard F. Monteggia Fracture-Dislocation [internet]. [cited 2015 Oct

15]. Available from : http://radiopaedia.org/articles/monteggia-fracture-dislocation

13. Morgan MA, Gaillard F. Galeazzi fracture-dislocation [internet]. [cited 2015 Oct 15].

Available from : http://radiopaedia.org/articles/galeazzi-fracture-dislocation

14. Jones J. Bowing Fracture [internet]. [cited 2015 Oct 15]. Available from :

http://radiopaedia.org/articles/bowing-fracture

15. White DR, Adams CF. Nursemaid's elbow: radial head subluxation. In: Pfenninger JL,

Fowler GC, eds.Pfenninger & Fowler's Procedures for Primary Care. [cited 2015 Oct 14].

Available from : https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000983.htm

16. Ratini M. Understanding bone fracture – the basics [internet]. 2015 [cited 2015 Oct 14].

Available from : http://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-fractures-basic-

information.

28