12
Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014 - 181 TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG DIAKIBATKAN OLEH PENGARUH MINUMAN KERAS DI KOTA MAKASSAR. A. Rajamuddin Dosen Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar DPK pada STAI DDI Maros Abstrak Minuman keras dan segala pengaruh negatifnya telah ada sejak lama. Sehingga tidaklah mengherankan apabila minuman keras yang termasuk dalam jenis yang mengandung bahan yang memabukkan (baik yang diolah secara tradisional maupun secara modern) banyak ditemukan dan dikonsumsi 0leh masyarakat mulai dari kota-kota besar hingga ke pelosok desa. Mengkonsumsi minuman keras menimbulkan reaksi-reaksi paranoid (penyakit hayal; penyakit jiwa yang membuat orang berpikir aneh-aneh dan bersifat khayalan seperti merasa dirinya orang besar atau terkenal) yang nyata, boleh jadi kelihatan agak waras dan baik dari luar. Minuman keras yang diminum seseorang akan terserap dalam darah dan lama kelamaan akan menekan aktifitas susunan syaraf. Sedangkan dalam jumlah banyak akan membuat peminumnya teler atau mabuk, berbicara kurang jelas dan kemampuan daya ingat terganggu. Efek negatif dari minuman keras tersebut mampu mendorong orang untuk melakukan kejahatan. Minuman keras sangat berpengaruh kepada fungsi otak, juga minuman keras sangat mempengaruhi daya pikir seseorang yang pada akhirnya dapat menyebabkan orang untuk melakukan tindak pidana. Bentuk kejahatan yang sering terjadi akibat pengaruh minuman keras adalah pembunuhan, penganiayaan dan pemerkosaan. Kata Kunci: Minuman Keras, Kejahatan, Kriminologi A. Pendahuluan asalah kejahatan pada prinsipnya merupakan masalah yang aktual di dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga dalam manapun di dunia ini, oleh karena kejahatan merupakan masalah yang bersifat universal. M

TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014 - 181

TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP

TIMBULNYA KEJAHATAN YANG DIAKIBATKAN

OLEH PENGARUH MINUMAN KERAS

DI KOTA MAKASSAR.

A. Rajamuddin

Dosen Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar DPK pada STAI DDI Maros

Abstrak Minuman keras dan segala pengaruh negatifnya telah ada sejak lama. Sehingga tidaklah mengherankan apabila minuman keras yang termasuk dalam jenis yang mengandung bahan yang memabukkan (baik yang diolah secara tradisional maupun secara modern) banyak ditemukan dan dikonsumsi 0leh masyarakat mulai dari kota-kota besar hingga ke pelosok desa. Mengkonsumsi minuman keras menimbulkan reaksi-reaksi paranoid (penyakit hayal; penyakit jiwa yang membuat orang berpikir aneh-aneh dan bersifat khayalan seperti merasa dirinya orang besar atau terkenal) yang nyata, boleh jadi kelihatan agak waras dan baik dari luar. Minuman keras yang diminum seseorang akan terserap dalam darah dan lama kelamaan akan menekan aktifitas susunan syaraf. Sedangkan dalam jumlah banyak akan membuat peminumnya teler atau mabuk, berbicara kurang jelas dan kemampuan daya ingat terganggu. Efek negatif dari minuman keras tersebut mampu mendorong orang untuk melakukan kejahatan. Minuman keras sangat berpengaruh kepada fungsi otak, juga minuman keras sangat mempengaruhi daya pikir seseorang yang pada akhirnya dapat menyebabkan orang untuk melakukan tindak pidana. Bentuk kejahatan yang sering terjadi akibat pengaruh minuman keras adalah pembunuhan, penganiayaan dan pemerkosaan. Kata Kunci: Minuman Keras, Kejahatan, Kriminologi

A. Pendahuluan

asalah kejahatan pada prinsipnya merupakan masalah yang aktual di

dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga dalam

manapun di dunia ini, oleh karena kejahatan merupakan masalah yang

bersifat universal.

M

Page 2: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

A. Rajamuddin

182 - Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014

Kejahatan dalam kenyataannya terjadi sepanjang masa dan terlihat pening-

katannya, pada saat sekarang ini dan jumlah yang melakukan kejahatan semakin

bertambah. Ini sejalan dengan perkembangan pengaruh budaya asing dan peniruan

gaya hidup barat yang sekarang ini merasuki masyarakat di Indonesia.

Dari beberapa jenis kejahatan yang sangat meresahkan masyarakat dan

menganggu ketertiban umum, ternyata banyak yang bermotif sebagai akibat

pengaruh minuman keras seperti penganiayaan, pemerkosaan, pencurian, dan lain

sebagainya. Minuman keras merupakan salah satu persoalan masyarakat yang

paling banyak merugikan, karena hal itu sering membawa kegagalan, kemiskinan,

kejahatan dan perpecahan dalam rumah tangga.

Pada beberapa orang yang peminum minuman keras, sering menyebabkan

reaksi-reaksi paranoid (penyakit hayal; penyakit jiwa yang membuat orangnya

berpikir aneh-aneh yang bersifat khayalan seperti merasa dirinya orang besar atau

terkenal) yang nyata, boleh jadi kelihatan agak waras dan baik dari luar. Pasalnya

minuman keras yang diminum seseorang akan terserap dalam darah dan lama

kelamaan akan menekan aktifitas susunan syaraf. Sedangkan dalam jumlah banyak

akan membuat peminumnya teler atau mabuk, berbicara kurang jelas dan

kemampuan daya ingat terganggu.

Juga minuman keras dapat menghancurkan potensi ekonomi, karena

peminumnya akan menurunkan produktifitas. Dapat merusak keamanan dan

ketertiban, karena para peminum minuman keras sering melakukan perbuatan jahat

atau kriminalitas yang meresahkan dan menggelisahkan masyarakat serta sering

terjadi kecelakaan lalulintas karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

Membahayakan kehidupan bangsa dan negara dapat mengakibatkan rusaknya

persatuan dan kesatuan yang pada gilirannya merusak stabilitas nasional, mentalitas

dan moralitas manusia Indonesia masa depan.

Pengaruh minuman keras dan segala pengaruh negatifnya telah ada sejak lama.

Sehingga tidaklah mengherankan apabila minuman keras yang termasuk dalam jenis

yang mengandung bahan yang memabukkan baik yang diolah secara tradisional

maupun secara modern, banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat mulai dari

kota-kota besar yang merupakan pusat kegiatan, propinsi hingga ke pelosok

pedesaan yang terpencil dari suatu kabupaten.

Jadi dalam hal ini minuman keras mempunyai pengaruh tertentu yang

mendorong orang untuk melakukan kejahatan. Minuman keras sangat berpengaruh

kepada fungsi otak, juga minuman keras sangat mempengaruhi daya pikir seseorang

yang pada akhirnya dapat menyebabkan orang untuk melakukan tindak pidana.

Mengingat minuman keras tersebut, sering kali menimbulkan perbuatan yang

tidak dapat dikontrol lagi oleh peminumnya. Sehingga akibatnya seringkali

mengarah pada hal-hal yang dapat menganggu ketertiban dan keamanan

masyarakat.

Sehubungan dengan kejahatan tersebut diatas, maka sangat sulit untuk

Page 3: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

Tinjauan Krimonologi terhadap Timbulnya Kejahatan yang Diakibatkan oleh Pengaruh Minuman Keras …

Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014 - 183

dipecahkan karena harus melibatkan semua pihak dan instansi serta memerlukan

kajian dan riset tersendiri. Sehingga penulis merasa tertarik untuk membahas dan

mengkaji lebih lanjut dalam bentuk karya ilmiah dengan judul ”tinjauan kriminologis

terhadap timbulnya kejahatan yang diakibatkan oleh pengaruh minuman keras“

B. Pembahasan

1. Kriminologi

Istilah kriminologi bersal dari bahasa yunani yaitu “Crime” dan “logos”. Crime

berarti kejahatan, dan logos berarti ilmu pengetahuan tentang kejahatan atau lebih

tepatnya kriminologi merupakan sarana untuk mengetahui sebab dan akibat.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang pengertian kriminologi,

berikut penulis akan mengemukakan pendapat beberapa pakar antara lain:

Bonger (1985:15) mengemukakan bahwa kriminologi adalah: “Ilmu penge-

tahuan yang bertujuan untuk menyelidiki gejala-gejala kejahatan yang seluas-

luasnya” .

Sutherlan dan cressey (Moeljatno, 1986:52) mengemukakan bahwa kriminologi

adalah: “Suatu ilmu pengetahuan mengenai kejahatan sebagai gejala sosial,

mengemukakan tentang ruang lingkup kriminologi yang mencakup proses

perbuatan hukum, pelanggaraan hukum, dan reaksi sosial atas pelanggaran hukum.

Safitri dan John Ston (Romli Atmasasmita, 1987:83) mengemukakan bahwa

kriminologi adalah:

“Ilmu pengetahuan yang mempergunakan metode ilmiah dalam mempelajari

dan menganalisa keteraturan, keseragaman, pola-pola dan faktor-faktor sebab

musabak yang berhubungan dengan kejahatan dan penjahat, serta reaksi sosial

terhadap kedua-duanya”.

Menurut Soedjono Dirjosisworo (Soesilo 1985:3) memberikan pengertian kri-

minologi, sebagai berikut: “Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

sebab akibat, perbaikan dan pencegahan kejahatan, sebagai gejala manusia dengan

menghimpun sumbangan-sumbangan berbagai ilmu pengetahuan. Tugas kri-

minologi merupakan sasaran atau sarana unuk mengetahui sebab-sebab kejahatan

dan akibatnya, mempelajari cara-cara mencegah kemungkinan timbulnya ke-

jahatan.”

Dari beberapa defenisi yang telah dikemukakan di atas, maka Soedjono

Dirjosisworo (1984:28) memberikan batasan tentang tujuan tertentudari kriminologi,

yaitu :

1. Memperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai perilaku manusia dari

lembaga-lembaga sosial masyarakat yang mempengaruhi kecenderungan dan

penyimpanan norma-norma hukum.

2. Mencari cara-cara yang lebih baik untuk mempergunakan pengertian jriminologi

dalam melaksanakan kebijaksanaan sosial yang dapat mencegah atau

Page 4: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

A. Rajamuddin

184 - Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014

mengurangi serta menanggulangi kejahatan.

Lain halnya pendapat yang dikemukakan oleh Rusli Effendi (1986 : 10) beliau

mengemukakan bahwa:

“Obyek kriminologi adalah yang melakukan kejahatan itu sendiri. Tujuannya

adalah mempelajari apa sebabnya orang melakukan kejahatan dan apa yang

menimbulkan kejahatan itu. Apakah kejahatan itu timbul karena bakat orang

itu adalah jahat ataukah disebabkan karena keadaan masyarakat sekitarnya

baik keadaan sosiologis maka dapatlah diadakan tindakan-tindakan agar

orang tidak berbuat demikian lagi dan mengadakan pencegahan disamping

pemidanaan .

Sementara itu Romli Atmasasmita (1987:1-2) membedakan kriminologi menjadi

2 bagian:

1. Kriminologi dalam arti sempit yaitu mempelajari kejahatan .

2. Kriminologi dalam arti luas yaitu mempelajari penologi dan metode-metode

yang berkaitan dengan kejahatan dan masalah prevensi kejahatan dengan

tindakan-tindakan nonpunitif, secara tegas dapat diartikan bahwa batas

kejahatan dalam arti yuridis adalah tingkah laku manusia yang dapat di hukum

berdasarkan hukum pidana.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa sasaran utama

kriminologi adalah terutama menyangkut kejahatan dengan segala aspeknya yang

di tunjang oleh berbagai ilmu lainnya yang mempelajari kejahatan atau penjahat,

penampilannya, sebab dan akibat serta penanggulannya sebagai ilmu teoritis.

Sekaligus juga mengadakan usaha-usaha pencegahan serta penanggulangan atau

pemberantasannya yang mempengaruhi terjadinya kejahatan kekerasan dan sebab

orang melakukan kejahatan kekerasan.

2. Kejahatan

Peristiwa atau tindak kejahatan yang sering di jumpai di mana-mana tidak

mudah untuk memberantas apa lagi menghilangkannya, karena kejahatan itu

bersumber dari masyarakat itu sendiri seiring dengan perkembangan dan dinamika

hidup masyarakat.

Agar ada kesamaan pemahaman dan persepsi tentang kejahatan, maka perlu

batasan pengertian tentang kejahatan khususnya berkaitan dengan topik yang di

angkat dalam tulisan ini.

Kata kejahatan berasal dari kata dasar jahat. Poerwadarminta (1976:394)

berpendapat: “Jahat berarti sangat tidak baik, buruk, jelek, (terutama tentang

perbuatan, perlakuan, tabiat). Kejahatan bersifat yang jahat, perbuatan yang jahat.

Adapun pengertian kejahatan menurut para ahli atau serjana mengemukakan

pendapatnya dengan berbagai macam pendekatan, antara lain:

1. Pengertian secara etimologis, kejahatan adalah sebagai perbuatan atau tindakan

jahat, di mana suatu perbuatan di anggap sebagai suatu kejahatan di dasarkan

Page 5: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

Tinjauan Krimonologi terhadap Timbulnya Kejahatan yang Diakibatkan oleh Pengaruh Minuman Keras …

Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014 - 185

pada sifat perbuatan tersebut, di mana perbuatan itu merugikan masyarakat atau

perorangan baik secara material maupun secara inmateril misalnya mencuri,

membunuh, merampok, memperkosa dan lain sebagainya .

2. Pengertian secara yuridis, menurut bonger (H. H. Saherodji 1980:11),

mengatakan bahwa: “Kejahatan adalah perbuatan yang anti sosial dan perbuatan

itu memperoleh tantangan dengan sadar dari negara berupa pemberian

penderitaan atau hukuman serta tindakan” .

3. Pengertian secara kriminologis, kejahatan adalah ilmu yang mempelajari sebab-

sebab kejahatan, akibatnya serta cara penanggulangannya .

4. Pengertian secara sesiologis, kejahatan adalah sebagai perbuatan yang

merugikan atau melanggar norma-norma atau kaidah-kaidah yang berlaku

dalam masyarakat, norma-norma tersebut terbagi pula dalam berbagai jenis

antara lain norma hukum, agama, adat dan sosial.

Dari batasan yang di kemukakan oleh para serjana tersebut di atas, dapat di

tarik suatu pengertian bahwa kejahatan mengandung konotasi tertentu, yang

merupakan suatu pengertian dan penamaan yang relatif mengandung varibilitas dan

di namika yang bertalian dengan suatu perbuatan yang di nilai oleh masyarakat

sebagai suatu perbuatan yang anti sosial, suatu perkosaan terhadap perasaan hukum

yang hidup dalam masyarakat sesuai dengan ruang dan waktu.

Untuk mengetahui bahwa suatu perbuatan manusia termasuk tindak pidana

atau kejahatan maka ukuran dasarnya terkait pada asas dalam hukum pidana yang

dikenal dengan asas legalitas (principle of legality) yaitu asas yang menentukan bahwa

tiada perbuatan yang dilarang dan diancam pidana jika tidak ditentukan oleh

undang-undang, dalam bahasa latinnya asas ini dirumuskan (Andi Zaenal Abidin

Farid, 1991 : 27) sebagai berikut: ”Nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali

“. Yang dalam hukum pidana Indonesia di jumpai dalam pasal 1 ayat (1) KUHP

(suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan, ketentuan

perundang-undangan pidana yang telah ada).

Dengan mengkonstruksikan pengertian kejahatan dengan maksud asas lega-

litas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu perbuatan manusia dikategorikan

sebagai kajahatan atau tindak pidana bila memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Harus ada pokok kaidah hukum pidana yang mengandung ancaman pidana

terhadap pelakunya karena melakukan kejahatan.

b. Perbuatan itu bersifat melawan hukum formil dan materil.

c. Perbuatan tersebut terlebih dahulu dilarang oleh undang-undang.

d. Tidak adanya alasan pembenaran.

e. Dapat dipertanggung jawabkan (tidak ada alasan pemaaf).

f. Dapat menginsyafi bahwa perbuatan itu keliru.

3. Macam-Macam kejahatan

Adapun jenis-jenis tindak kejahatan yang sering terjadi akibat pengaruh

Page 6: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

A. Rajamuddin

186 - Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014

miuman keras antara lain sebagai berikut:

1. Kejahatan pembunuhan

2. Kejahatan pemerkosaan

3. Kejahatan penganiayaan

Dari jenis-jenis kejahatan tersebut di atas, nampak bahwa kejahatan tersebut

disamping menimbulkan kerugian materil juga menimbulkan kerugian yang bersifat

psychis bagi korbannya dan bahkan dapat berakibat matinya orang. Sehingga

sangatlah mengganggu dan meresahkan masyarakat serta merugikan kehidupan

sosial. Oleh karena perlu mendapat prioritas dalam menanggulanginya.

4. Minuman keras

Untuk mengemukakan pengertian minuman keras ini,penulis berdasarkan dari

beberapa peraturan yang mengatur tentang minuman keras baik berupa peraturan

menteri kesehatan Republik Indonesia, serta pendapat para sarjana atau ahli yang

memberikan pengertian minuman keras.

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.86/Men-Kes/Per/IV/77

(1978:187) menyatakan bahwa minuman keras adalah: “Semua jenis minuman

beralkohol, tetapi bukan obat meliputi minuman keras golongan A, B, C.”

Dalam KUHP (Soesilo 1986:344) menyebutkan apa yang dimaksud dengan

minuman keras dalam penjelasan pasal 537 KUHP, minuman keras adalah minuman

yang mengandung alkohol yang dapat memabukkan,

Pendapat lain mengenai minuman keras juga dirumuskan oleh Poerwa-

darminta (1976:651) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan minuman keras

adalah minuman yang memabukkan.

Mustafa (1983:22) mengemukakan bahwa minuman keras disebut juga khamar

yang berasal dari bahasa arab yaitu khamara artinya menutupi, jadi khamar berarti

menutupi akal.

Lebih lanjut pada keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan Republik

Indonesia No. 359-360/ 10/1997, disebut minuman beralkohol yakni:

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung ethanol dari bahan

hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan

destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perilaku

terlebih dahulu atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur

konsentrat dengan ethanol atau dengan cara pengenceran minuman dengan

ethanol.

Dalam keputusan Memperindang ini juga di jelaskan tentang proses pem-

buatan minuman keras mulai dari bahan hasil pertanian hingga diolah dengan cara

modern melalui pabrik-pabrik.

5. Jenis Minuman Keras yang Dikonsumsi

Pada dasarnya ada 2 {dua} jenis golongan minuman keras yang beredar di

masyarakat yaitu:

Page 7: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

Tinjauan Krimonologi terhadap Timbulnya Kejahatan yang Diakibatkan oleh Pengaruh Minuman Keras …

Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014 - 187

1. Minuman keras tradisional tanpa diolah melalui pabrik dan tidak terdaftar pada

Departemen Kesehatan. Minuman keras tradisional ini adalah berupa bahan atau

cairan.

Selanjutnya M. Karyadi (1975:487) memberikan pengertian minuman keras

dengan mengutip pengertian yang tertera dalam pasal 1 LN 1934 No. 665

tentang ketentuan untuk mengatur pungutan dan jaminan cukai-cukai atas

minuman keras dalam negeri , menyatakan bahwa :

Yang dimaksud dalam pengertian minuman keras adalah disamping bahan-

bahan cair mengandung alkohol yang dihasilkan dengan penyulingan, sopi

manis, sopi pahit, dan minuman-minuman lainnya hasil penyulingan yang

diperuntukkan bagi segera dipakai. Demikian pula air wangi, air cuci rambut,

air kumur, air rias dan air-air semacam itu, sari-sari tingtur, pernis dan semua

bahan-bahan cair yang diolah memakai alkohol, minuman yang tidak

diperuntukkan bagi segera di pakai sekedar bahan cair ini mempunyai kadar

lebih tinggi dari lima liter alkohol dalam satu hekto liter pada derajat panas 15

derajat celcius .

Dengan demikian minuman keras menurut ketentuan ini menjadi luas yaitu

termasuk bahan-bahan yang diolah memakai alkohol.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1516/A/SK/V/81

{1982: 15 } ,pasal 1 berbunyi:

Anggur, arak dan sejenisnya termasuk dalam jenis minuman keras dan harus

memenuhi peraturan perundangan-perundangan yang berlaku untuk minu-

man keras.

Berikut Soesilo {1988:220} yang dimaksud dengan minuman keras adalah:

Minuman yang memabukkan yakni segala macam minuman bila diminum,

orang dapat mabuk, misalnya minuman keras. Minuman keras yaitu

minuman yang mengandung alkohol dan dipakai sebagai minuman

kesenangan.

Kemudian Soesilo {1978 : 202 -203 } yang dimaksud dengan mabuk adalah:

Kebanyakan minum minuman keras sehingga tidak dapat menguasai lagi

salah satu panca inderanya atau anggota badannya, “kentara mabuk “artinya

lebih dari pada itu sehingga kelihatan dan menimbulkan gaduh disekitarnya.

Tertentu yang umumnya berasal dari suatu tanaman atau tumbuhan yang

mengandung alkohol. Bahan atau cairan tersebut ada yang digunakan atau

diminum dalam keadaan murni tanpa campuran, ada pula yang diminum

setelah dicampur dengan suatu bahan tertentu sebagai penambah aroma dan

rasanya. Minuman keras tradisional ini dikenal dengan nama Ballo.

Sesuai hasil penulis bahwa minuman keras tradisional atau ballo yang

dipasarkan di sebahagian besar berasal dari Kabupaten Daerah Tingkat 11

Takalar dan Kabupaten Jeneponto. Sedangkan ballo yang dipasarkan dalam Wilayah

Page 8: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

A. Rajamuddin

188 - Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014

Kota Makassar merupakan hasil produksi masyarakat Kota Makassar hanya

sebagian kecil.

Jadi tegasnya mengenai pengedaran minuman keras tradisional atau ballo di

Kota Makassar bersumber dari dalam dan luar Kota Makassar. perlu penulis

tambahkan bahwa di Wilayah Kota Makassar ini, minuman keras tradisional

atau ballo yang sering dikonsumsi oleh masyarakat terdapat beberapa jenis,

yaitu:

1. Ballo tala

2. Ballo nipa

3. Ballo ase

4. Ballo inru

5. Ballo tekne

Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menekan angka

minuman keras tradisional atau ballo yang beredar dalam wilayah Kota

Makassar, telah digalakkan operasi pemberantasan minuman keras tradisional

tersebut. Namun masih sempat ada juga yang beredar atau dipasarkan dalam

wilayah kota Makassar.

2. Minuman Keras Modern yaitu minuman keras yang diolah melalui pabrik atau

disuling kemudian dikemas dalam satu botol atau tempat tertentu yang

prosentase kadar alkoholnya dicantumkan pada etiket minuman tersebut.

Minuman keras modern ini yang berasal dari hasil produksi luar negeri ada juga

dari dalam negeri. Dan umumnya minuman keras modern yang beredar di Kota

Makassar terdaftar pada Departemen Kesehatan.

Berikut minuman keras modern yang beredar dalam wilayah Kota Makassar ,

antara lain:

a. Minuman keras golongan A seperti Angker Bier, Bier Bintang, Baby Breem,

Anggur Buah, dan lain sebagainya.

b. Minuman keras golongan B seperti Anggur Malaga, Anggur Kolesom, Ketan

Kencur, dan lain sebagainya.

c. Minuman keras golongan C seperti Appolo, Bola Dunia, Horse Wisky, dan

lain sebagainya.

Pengklafikasian minuman keras sebagaimana tersebut diatas, didasarkan pada

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.86/Men-Kes/Per/1977,

yakni:

a. Minuman keras golongan A adalah minuman keras yang berkadar etanol

1% sampai dengan 5%.

b. Minuman keras golongan B adalah minuman keras yang berkadar etanol 5%

sampai dengan 20%.

c. Minuman keras golongan C adalah minuman keras yang berkadar etanol

lebih dari 20% sampai dengan 50%.

Page 9: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

Tinjauan Krimonologi terhadap Timbulnya Kejahatan yang Diakibatkan oleh Pengaruh Minuman Keras …

Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014 - 189

Dari kedua jenis golongan minuman keras tersebut diatas, baik minuman keras

tradisional atau ballo maupun minuman keras modern masing-masing mempunyai

kadar ethanol tertentu, pada umumnya diatas 5%. Jika diminum secara berlebihan

akan mengakibatkan pengaruh-pengaruh pada diri seseorang. Pasalnya alkohol

yang diminum seseorang akan terserap dalam darah dan lama kelamaan akan

menekan aktifitas susunan syaraf. Dalam jumlah sedikit akan mempengaruhi pusat

pengendalian diri diotak yang berfungsi sebagai perangsang susunan syaraf.

Sedangkan dalam jumlah banyak akan membuat peminumnya teler atau mabuk,

berbicara kurang jelas, kemampuan daya ingat kurang dan terganggu.

6. Upaya Penanggulangan Kejahatan

Dalam hubungan dengan hal tersebut, bahwa untuk menanggulangi berbagai

kejahatan khususnya mengenai kejahatan yang diakibatkan oleh pengaruh minuman

keras dapat ditempuh dengan melalui dua cara yaitu secara preventif dan secara

represif.

Bahwa arti kata preventif menurut (J.C.T. Simorangkir, Rudi T. Erwin, J.T.

Prasetyo 2000:133) adalah sebagai berikut: “Preventif adalah pencegahan, tindakan

untuk mencegah terjadinya sesuatu.”

Sedangkan arti kata Refresi menurut Sudarsono (1992 : 403) adalah sebagai

berikut: “Represif adalah sesuatu yang bersifat menekan/mengekang atau

menindas” .

Menurut Abdul Syani (1987:135) penanggulangan kejahatan mencakup

preventif dan represif terhadap kejahatan. Usaha yang menunjukkan pembinaan

pendidikan, dan penyadaran terhadap masyarakat umum sebelum terjadi gejolak

perbuatan kejahatan, pada dasarnya merupakan tindakan pencegahan atau

preventif. Sedangkan usaha yang menunjukkan upaya pemberantasan terhadap

tindakan kejahatan yang sedang terjadi merupakan tindakan represif.

Memberantas kejahatan sampai tuntas adalah suatu hal yang tidak mungkin

karena setiap orang mampu berbuat jahat. Usaha yang dapat dilakukan adalah

mengurangi dan menanggulangi kejahatan yang terjadi.

Menurut Walter C. Reakless (Abdul Syani, 1987:135) menyatakan bahwa

konsepsi umum dalam upaya penanggulangan kriminalitas yang berhubungan

dengan mekanisme peradilan pidana dan partisipasi masyarakat secara sederhana

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Peningkatan dan pemanfaatan pemantapan aparatur penegak hukum, meliputi

pemantapan, organisasi, personel dan sarana-sarana untuk menyelesaikan per-

kara pidana atau sistem organisasi kepolisian yang baik.

2. Perundang-undangan yang dapat berfungsi menganalisis dan membentuk

kejahatan dan mempunyai jangkauan kemasa depan .

3. Mekanisme peradilan pidana yang efektif dan memenuhi syarat-syarat cepat,

tepat, murah dan sederhana.

4. Koordinasi antara aparatur penegak hukum dan aparat pemerintah lainnya yang

Page 10: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

A. Rajamuddin

190 - Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014

berhubungan, untuk meningkatkan daya guna dan dalam penanggulangan kri-

minalitas.

5. Partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan penang-

gulangan kriminalatas.

Kelima unsur ini merupakan konsep umum yang penerapannya dalam bentuk

perintah operasional harus disesuaikan pada waktu dan tempat yang tepat dan

selaras dengan kondisi masyarakat. Usaha penanggulangan tersebut meliputi empat

segi penggarapan yaitu :

1. Mencari faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejahatan dengan memulai

penelitian tentang kejahatan, pola-pola kriminalitas khusus. Dari penemuan

faktor-faktor tertentu yang dihubungkan dengan berbagai faktor yang dapat

menimbulkan kejahatan, maka di susunlah program penanggulangan terhadap

obyek tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Sistem abosionistik, yaitu penanggulangan kejahatan dengan meng-

hilangkan faktor-faktor yang menjadi sebab musababnya. Apabila telah

diketahui sasarannya, maka penggarapannya dilakukan terarah pada satu

faktor yang dianggap kriminogeen;

b. Sistem maralistik, yaitu penanggulangan kejahatan melalui penerangan-

penerangan keagamaan seperti khotbah, dakwah, melalui guru, dan lain

sebagainya.

2. Meningkatkan kemantapan pembinaan hukum dan aparatur penegak hukum

didalam rangka law enforcemen.

3. Usaha yang paling murah adalah meningkatkan kewaspadaan masyarakat

(security mindedness).

4. Membina pers untuk menempatkan masalah kejahatan secara proposional.

Kejahatan yang sering terjadi akhir-akhir ini, salah satu sebabnya adalah karena

kurang penyuluhan hukum kepada masyarakat, sedang masyarakat sendiri kurang

menyadari akibat-akibatnya jika mereka melakukan kejahatan. Oleh sebab itu,

masyarakat hendaknya diberitahukan tentang cara-cara memperoleh perlindungan

hukum guna mencegah tindakan main hakim sendiri.

Kalau masyarakat terus memberi dan menciptakan kesempatan kepada

pelanggar hukum, menggoda, dan membujuk agar berbuat, maka polisi, lembaga

pemasyarakatan. Oleh sebab itu, jelaslah bagaimana pentingnya besar dan

partisipasi setiap orang agar kejahatan menjadi seminal mungkin.

Seperti yang tersurat dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 219:

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada

Page 11: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

Tinjauan Krimonologi terhadap Timbulnya Kejahatan yang Diakibatkan oleh Pengaruh Minuman Keras …

Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014 - 191

keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi Manusia ,

tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya “. Dan mereka bertanya

kepadamu apa yang mereka nafkakan. katakan: “yang lebih dari

keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu

supaya kamu berfikir “.

C. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian tentang tinjauan kejahatan akibat pengaruh

minuman keras di Kota Makassar, maka dapat ditarik kesimpulan sebai berikut:

1. Pengaruh minuman keras terhadap terjadinya kejahatan di Kota Makassar

sangatlah mudah, adapun yang menyebabkan sehingga seorang sering

mengkonsumsi minuman keras didorong oleh faktor lingkungan dan dendam.

Kedua faktor inilah yang paling berpengaruh. Adapun bentuk kejahatan yang

sering terjadi akibat pengaruh minuman keras adalah pembunuhan, peng-

aniayaan dan pemerkosaan.

2. Upaya penanggulangan kejahatan oleh aparat keamanan atau yang bewenang

ditempuh dengan dua cara yaitu cara prevektif dan cara represif . Cara prevektif

adalah dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan tentang kesadaran kam-

tibmas, melakukan patroli pada tempat-tempat yang rawan. Sedangkan secara

represif adalah dengan menindak langsung para pelaku kejahatan sesuai hukum

yang berlaku.

Daftar Pustaka

Abdul Syani, 1987 . Sosiologi Kriminalitas, Remaja Karya, Bandung.

Andi Zainal Abidin Farid, 1981. Hukum Pidana. Prapantja dan Taupik, Jakarta dan

Makassar.

Bogor , WA,1975. Pengantar Kriminologi, Ghalia Indonesia Jakarta.

………………., 1985. Pengantar Tentang Kriminologi, Ghalia Indonesia Jakarta .

J.C.T. Simorangkir, Rudi T. Erwin ,J.T . Prasetyo, 2000, Kamus Hukum, Grafika,

Jakarta.

Karyadi, M,1975. Himpunan Undang-Undang Terpenting Bagi Penegak Hukum, Bogor

Politea.

Moeljatno, 1986. Azas-Azas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta.

Mustafa, 1983. Alkohol Dalam Penerapan Islam dan Dunia Kesehatan, PT. Alma`Ruf,

Bandung.

Poerwadarminta, 1976. Kriminologi, Politea Bogor.

Perwadarminta, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

R.Soesilo, 1978. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Politea, Bogor.

Page 12: TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TIMBULNYA KEJAHATAN YANG

A. Rajamuddin

192 - Vol. 3 / No. 2 / Desember 2014

……………., 1986. KUHP Serta Komentar-Komentarnya, Politea, Bogor.

……………., 1988. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Politea, Bogor.

Rusli Effendy, 1986. Azas-Azas Hukum Pidana , Leppen UMI, Ujung Pandang.

Romli Atmasaamita, 1987. Bunga Rampai Kriminologi, Rajawali, Jakarta.

Soedjono Dirjosisworo, 1984. Pengantar Tentang Kriminologi, Remaja Karya, Bandung.

Soedjono Dirjosisworo, 1985. Pengantar Penelitian Kriminologi, Remaja Karya,

Bandung.

Sudarsono, 1992. Kasmu Hukum, Rineka Cipta, Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 86/Men-Kes/Per/Iv/1977.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1516/A/SK/V/1981.

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 359-360/MPP/10/1997,

Tentang Tata Cara Pemberian Surat Ijin Perdaganganminuman Keras.