13
37 K A N D A I Volume 12 No. 1, Mei 2016 Halaman 3850 STRATEGI PERMINTAAN DALAM BAHASA BANJAR: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA (Request Strategy in Banjarese Language: Linguistic Politeness Observation) Jahdiah Balai Bahasa Kalimantan Selatan Jalan A. Yani Km 32,2 Loktabat Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Indonesia Pos-el:[email protected] (Diterima 20 Januari 2016; Direvisi 15 Februari 2016; Disetujui 4 April 2016) Abstract This study discusses the strategy of Banjarese language related with politeness request scale by Robin Lakoff. This study uses descriptive method. This study applies three stages to get qualitative description. They are: 1) data provision, 2) data analysis, and 3) data presentation. The data covers a wide range of speech communication in a variety of social situation in Banjar family, both when family members interact within the family, as well as with others in a public place. The result shows that there are eight politeness in request strategies in Banjarese language, they are: requesting, asking, greeting, giving information, advising, offering, quoting, and teasing. Each strategy is implemented in politeness scale by Robin Lakoff. Keywords: request strategy, politeness, Banjarese language Abstrak Penelitian ini membahas strategi permintaan dalam bahasa Banjar dikaitkan dengan skala kesantunan yang dikemukan oleh Robin Lakoff. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif. Untuk mencapai deskripsi yang kualitatif, penelitian ini menerapkan tiga tahapan, yaitu: 1) tahap penyedian data, 2) tahap analisis data, dan 3) tahap penyajian hasil analisis data. Data penelitian meliputi berbagai macam tuturan dalam berbagai situasi komunikasi sosial di lingkungan keluarga Banjar, baik ketika anggota keluarga berinteraksi dalam keluarga, maupun dengan orang lain di tempat umum. Hasil kajian menunjukkan ada delapan strategi tuturan permintaan yang terdapat dalam bahasa Banjar, yaitu meminta, bertanya, menyapa, memberi informasi, saran, menawarkan, mengutip, dan menyindir. Masing-masing strategi tersebut menerapkan skala kesantunan yang dikemukan oleh Robin Lakoff. Kata-kata kunci:strategi permintaan, skala kesantunan, bahasa Banjar PENDAHULUAN Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Setiap bahasa digunakan sebagai alat komunikasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan sebagai alat penyampaian pesan dari diri seseorang kepada orang lain, atau dari pembaca kepada pendengar, dan dari penulis ke pembaca, manusia berinteraksi menyampaikan informasi kepada sesamanya. Selain itu, orang dapat

TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

37

K A N D A I

Volume 12 No. 1, Mei 2016 Halaman 38—50

STRATEGI PERMINTAAN DALAM BAHASA BANJAR:TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

(Request Strategy in Banjarese Language: Linguistic Politeness Observation)

JahdiahBalai Bahasa Kalimantan SelatanJalan A. Yani Km 32,2 Loktabat

Banjarbaru, Kalimantan Selatan, IndonesiaPos-el:[email protected]

(Diterima 20 Januari 2016; Direvisi 15 Februari 2016; Disetujui 4 April 2016)

AbstractThis study discusses the strategy of Banjarese language related with politeness request

scale by Robin Lakoff. This study uses descriptive method. This study applies three stages toget qualitative description. They are: 1) data provision, 2) data analysis, and 3) datapresentation. The data covers a wide range of speech communication in a variety of socialsituation in Banjar family, both when family members interact within the family, as well aswith others in a public place. The result shows that there are eight politeness in requeststrategies in Banjarese language, they are: requesting, asking, greeting, giving information,advising, offering, quoting, and teasing. Each strategy is implemented in politeness scale byRobin Lakoff.Keywords: request strategy, politeness, Banjarese language

AbstrakPenelitian ini membahas strategi permintaan dalam bahasa Banjar dikaitkan dengan

skala kesantunan yang dikemukan oleh Robin Lakoff. Metode yang digunakan dalam kajianini adalah metode deskriptif. Untuk mencapai deskripsi yang kualitatif, penelitian inimenerapkan tiga tahapan, yaitu: 1) tahap penyedian data, 2) tahap analisis data, dan 3)tahap penyajian hasil analisis data. Data penelitian meliputi berbagai macam tuturan dalamberbagai situasi komunikasi sosial di lingkungan keluarga Banjar, baik ketika anggotakeluarga berinteraksi dalam keluarga, maupun dengan orang lain di tempat umum. Hasilkajian menunjukkan ada delapan strategi tuturan permintaan yang terdapat dalam bahasaBanjar, yaitu meminta, bertanya, menyapa, memberi informasi, saran, menawarkan,mengutip, dan menyindir. Masing-masing strategi tersebut menerapkan skala kesantunanyang dikemukan oleh Robin Lakoff.Kata-kata kunci:strategi permintaan, skala kesantunan, bahasa Banjar

PENDAHULUAN

Bahasa memegang perananpenting dalam kehidupan kita. Setiapbahasa digunakan sebagai alatkomunikasi. Sebagai alat komunikasi,bahasa digunakan sebagai alatpenyampaian pesan dari diri seseorang

kepada orang lain, atau dari pembacakepada pendengar, dan dari penulis kepembaca, manusia berinteraksimenyampaikan informasi kepadasesamanya. Selain itu, orang dapat

Page 2: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 38—50

38

mengemukakan ide-idenya, baik secaralisan maupun secara tulis/gambar.

Bahasa merupakan cerminkepribadian seseorang. Bahkan, bahasamerupakan cermin kepribadian bangsa.Artinya, melalui bahasa (yangdigunakan), seseorang atau suatubangsa dapat diketahuikepribadiannya. Kita akan sulitmengukur apakah seseorang memilikikepribadian baik atau buruk jikamereka tidak mengungkapkan pikiran(Pranowo, 2012, hlm. 3)

Dilihat dari sisi penutur, makabahasa itu berfungsi personal ataupribadi atau bisa disebut fungsiemotif. Maksudnya, si penuturmenyatakan sikap terhadap apa yangdituturkannya. Si penutur bukan hanyamengungkapkan emosi lewat bahasa,tetapi juga memperlihatkan emosi itusewaktu menyampaikan tuturannya.Dalam hal ini pihak si pendengar jugadapat menduga apakah si penutursedih, marah atau gembira (Chaer,2004, hlm. 15).

Bahasa dianalogikan sebagaisebuah alat dengan kaidah-kaidah yangsangat rumit dan dipergunakan untukmengatur bagaimana seseorangbertutur agar hubunganinterpersonalnya senantiasa terpelihara(Wijana, 2004, hlm.1). Kaidah yangmengatur tata cara berbahasa iniberbeda antara satu masyarakat denganmasyarakat lainnya atau antara satubahasa dengan bahasa lainnya. Dengandemikian, ketika terjadi interaksi,benturan-benturan berpotensi terjadiperbedaan.

Penelitian kesantunan bahasaBanjar sejauh yang peneliti ketahui,jumlahnya masih sedikit. Di antaranyaWujud dan Strategi KesantunanTuturan Sapaan Imperatif dalamBahasa Banjar oleh Rissari Yayukpada tahun 2012. Penelitian inimembahas wujud kesantunan tuturan

sapaan meliputi: 1) kalimat imperatif,2) kalimat deklaratif, dan 3) kalimatinterogatif. Kalimat imperatifmengandung maksud memerintahkepada mitra tutur, kalimat deklaratifbermaksud memberitahu kepada mitratutur, dan kalimat interogatifmengandung maksud menanyakansesuatu kepada mitra tutur. Sementaraitu, strategi yang digunakan dalampenelitian ini adalah: 1)memperhatikan kesukaan, keinginanpeneliti, 2) membesar-besarkanperhatian, persetujan, dan simpatikepada mitra tutur, 3) menghindariketidaksetujuan dengan berpura-purasetuju, persetujuan semu, 4) memberitawaran dan janji. Penelitian lainyang membahas kesantunan bahasaBanjar, yaitu Strategi KesantunanPositif dalam Bahasa Banjar yangdilakukan oleh Jahdiah pada tahun2013. Penelitian ini membahas strategikesantunan positif dalam bahasaBanjar meliputi 1) memperhatikan apayang sedang diperlukan lawan tutur, 2)menggunakan penanda solidaritas, 3)menambah sikap optimis, 4)melibatkan mitra tutur ke dalamaktivitas penutur, 5) meawarkan ataumenjanjikan sesuatu, 6) menambahpujian kepada mitra tutur, 7)menghindari sedemikian rupa ketidakcocokan, dan 8) melucu. RealisasiPrinsif Kesantunan Direktif ditelitioleh Ahmad Zaini pada tahun 2009,penelitian ini membahas jeniskesantunan direktif dalam bahasabanjar meliputi bentuk, fungsi danstrategi.

Berdasarkan uraian di atas,diketahui bahwa belum ada penelitianmengenai strategi permintaan khususdalam bahasa Banjar. Oleh sebab itu,peneliti tertarik untuk mengadakanpenelitian mengenai strategipermintaan dalam bahasa Banjar,Strategi yang tepat jika digunakan

Page 3: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Jahdiah: Strategi Permintaan dalam Bahasa Banjar: Tinjauan…

39

dalam sebuah tuturan akanmenghasilkan kesantunan berbahasa.Sebuah tuturan dapat dikatakan tuturanyang santun jika tidak ada pihak-pihakyang merasa dirugikan.

Dari uraian pada pada bagianpendahuluan masalah yang akandibahas dalam penelitian ini strategiapa saja yang digunakan dalam tuturanpermintaan dalam bahasa Banjar.Tujuan penelitian ini mendeskripsikanstrategi permintaan dalam bahasaBanjar yang dihubungan dengankesantunan berbahasa berdasarkanskala kesantunan yang dikemukan olehRobin Lakoff.

LANDASAN TEORI

Untuk dapat berbahasa dengansantun dan berperilaku yang sesuaidengan etika berbahasa, tentu harusdipenuhi dulu persyaratan bahwa kitatelah dapat menguasai bahasa denganbaik. Apakah kita telah menguasaibahasa Indonesia dengan baik?Jawabannya mungkin “ya” danmungkin juga “belum”, mengingatbahasa Indonesia bukanlah bahasapertama atau bahasa ibu bagi sebagianbesar orang Indonesia (Chaer, 2010,hlm. 8).

Proses bertutur merupakantindak sosial dan kultur yang didalamnya terdapat aspek-aspekkesantuanan. Kesantunan selaludipandang selalu dipandang sebagaisebuah fenomena yang berkaitandengan bahasa dan realitas sosial.(Jahdiah, 2015, hlm 201).

Kesantunan berbahasa dapatdipandang sebagai usaha untukmenghindari konflik antara penuturdan mitra tutur. Kesantunan berbahasamerupakan hasil pemilihan strategisosial dah hasil pemilihan strategiberkomunikasi (Slamet, 2013, hlm.42).

Kesantunan merupakan salahsatu prinsip yang sangat penting dalampenggunaan bahasa. Dalam berbahasaperlu dipertimbangkan perasaan oranglain. Dengan mempertimbangkanperasaan orang lain dalam komunikasiperlu diperhatikan mengenaikesantunan berbahasa. (Ellen, 2001,hlm 30).

Penggunaan kesantunanberbahasa tidak saja ditentukan olehpilihan tuturannya. Ada juga aspek-aspek lain yang turut menentukantingkat kesantunan, misalnya usia,jarak sosial antara penutur denganpetutur, situasi, waktu, tempat, dantujuan tuturan. Dengan demikian,dalam penggunaan bahasa perludiperhatikan konteks pemakaianbahasa. Secara umum, kesantunanberbahasa atau sopan santun dalambertutur berhubungan dengan duaorang pemeran yang dapat kitanamakan “diri” dan “lain” (Leech,1993, hlm. 206). Dalam percakapan,“diri” diindentifikasikan sebagaipetutur dan “lain” diidentifikasidengan petutur. Dari interaksi antara“diri dan “lain” yang berlaku secaraumum, dikatakan bahwa sopan santunlebih pada lain. Dengan kata lain,sopan santun terhadap mitra tutur padaumumnya lebih penting daripada sopansantun terhadap ”diri” atau penutur.

Dalam komunikasi, peserta tuturdiasumsikan secara intrinsik bersikapkooperatif dan bertujuan untukmemberi informasi sebanyak mungkindalam komunikasi, yang dengan sikapinformatif mengacu pada transferinformasi yang efesien secaramaksimal. Dalam penelitian ini, teoriyang digunakan untuk analisis datateori Robin Lakoff tentang kesantunan.Di dalam teori ini, Lakoff membagikesantunan atas tiga skala.

Rahardi (2005, hlm. 68)menyatakan tiga ketentuan untuk dapat

Page 4: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 38—50

40

dipenuhinya kesantunan di dalamkegiatan bertutur. Ketiga ketentuan itusecara berturut-turut dapat disebutkansebagai berikut: skala formalitas(formality scale), skala ketidaktegasan(hesitancy scale), dan skala kesamaanatau kesekawanan (equality scale).Berikut uraian dari setiap skalakesantunan itu satu demi satu.(1) Di dalam skala kesantunan

pertama, yakni skala formalitas(formality scale). Di sinidinyatakan bahwa agar parapeserta tutur dapat merasa nyamandan kerasan dalam kegiatanbertutur, tuturan yang digunakantidak boleh bernada memaksa dantidak boleh berkesan angkuh. Didalam kegiatan bertutur, masing-masing peserta tutur harus dapatmenjaga formalitas dan menjagajarak yang sewajarnya dansenatural-naturalnya antara yangsatu dengan yang lainnya.

(2) Skala yang kedua, yakni skalaketidaktegasan (hesitancy scale)atau seringkali disebut denganskala pilihan (optionality). Skalaini menunjukkan bahwa agarpenutur dan mitra tutur dapatsaling merasa nyaman dan kerasandalam bertutur, pilihan-pilihandalam bertutur harus diberikanoleh kedua belah pihak. Orangtidak diperbolehkan bersikapterlalu tegang dan terlalu kaku didalam kegiatan bertutur karenaakan dianggap tidak santun.

(3) Skala kesantunan ketiga, yakniperingkat kesekawanan (equalityscale) atau kesamaan. Skala inimenunjukkan bahwa agar dapatbersifat santun, orang haruslahramah dan selalu mempertahankanpersahabatan antara pihak yangsatu dengan pihak lain. Agartercapai yang demikian, penuturharuslah dapat menganggap mitra

tutur sebagai sahabat. Denganmenganggap pihak yang satusahabat bagi pihak lainnya, rasakesekawanan dan kesejajaransebagai salah satu prasyaratkesantunan akan dapat tercapai.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakandalam analisis data adalah pendekatankualitatif. Pendekatan ini diarahkanpada latar belakang dan individutersebut secara holistik (utuh). Jadi,dalam hal ini tidak boleh mengisolasiindividu atau organisasi ke dalamvariabel atau hipotesis, tetapi perlumemandangnya sebagai bagian darisuatu keutuhan. Data yangdikumpulkan berupa kata-kata,gambar, dan bukan angka-angka. Datatersebut mungkin berasal dari naskahwawancara, catatan lapangan, foto,video tape, dokumen pribadi,catatanatau memo, dan dokumen resmilainnya (Moeloeng, 2011, hlm.1).

Metode yang digunakan dalamkajian ini adalah metode deskriptif.Untuk mencapai deskripsi yangkualitatif, penelitian ini menerapkantiga tahapan, yaitu: 1) tahap penyediandata, 2) tahap analisis data, dan tahap3) tahap penyajian hasil hasil analisisdata (Sudaryanto,1993, hlm. 5-8).Dalam rangka penyedian data,digunakan metode simak yang diikutioleh teknik catat. Hasil penyimakandan pencatatan digunakan sebagai datakemudian diklasifikasikan danselanjutnya dianalisis. Teknik Analisisdata yang digunakan dalam penelitianini ialah model analisis interaktif yangdikemukakan oleh Miles danHuberman yang dikutip oleh Wahyu(2006, hlm. 60). Model analisisinteraktif lebih tepat digunakan sebabrelevan dengan penelitian ini.Relevansi itu dapat dilihat pada

Page 5: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Jahdiah: Strategi Permintaan dalam Bahasa Banjar: Tinjauan…

41

karakteristik analisis model interaktif,yakni dapat dilakukan dengan empatlangkah: 1) selama pengumpulan data,2) pereduksian data, 3) penyajian data,dan 4) penyimpulan data. Keempatlangkah itu terjadi bersamaan,berhubungan, berlanjut, dan berulang..Data penelitian meliputi berbagaimacam tuturan dalam beragam situasikomunikasi sosial di lingkungankeluarga Banjar di wilayah KalimantanSelatan, baik ketika anggota keluargaberinteraksi dalam keluarga, maupundengan orang lain di tempat umumdalam praktik berbahasa Banjarkeseharian dalam ragam nonformal.

PEMBAHASAN

Permintaan adalah ujaran yangmengharapkan mitra tutur bersediauntuk melakukan sesuatu berdasarkankeinginan penutur, sebagaimanaterucap dalam ujaran. Sebuahpermintaan tidak mengandungkewajiban, sebagaimana perintah(command), bagi mitra tutur untukmemenuhinya. Artinya, sebuahpermintaan berpotensi untuk dipenuhiatau ditolak. Berikut pembahasan dananalisis mengenai strategi permintaanbahasa Banjar.

Berdasarkan data yang diperoleh,diketahui ada delapan strategi yangdipergunakan untuk melakukanpermintaan dalam bahasa Banjar, yaitumeminta, bertanya, menyapa, memberiinformasi, memberi saran,menawarkan, mengutip, danmenyindir.

Meminta

Maksud permintaan tergambarjelas dari ujaran yang digunakan.Tuturan ini biasanya menggunakankalimat imperatif yang berisi perintahkepada mitra tutur. Berikut analisis

permintaan dengan strategi memintadalam bahasa Banjar.

1. Ding, mun kawa ambilan bajukunang di higa lawang.’Dik, kalau bisa ambilkan bajukuyang di samping pintu.’Konteks Tuturan:Tuturan 1 dituturkan oleh kakakkepada adik pada waktu siang haridi rumah ketika mereka berdua barudatang dari sekolah

2. Mun kada haur tukaran unda wadaidi warung acil Imi’Kalau tidak sibuk belikan saya kuedi warung Bibi Imin.’Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangteman kepada temannya pada sorehari di rumah ketika sedangbermain.

3. Ikam haja takunakan pabila kitatulakan ka wadah julak.‘Kamu saja tanyakan kapan kitapergi ke tempat Paman.’

Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangteman kepada temanya ketikamereka akan berkunjung ke rumahpaman.

Tuturan 1 dituturkan olehseorang kakak kepada adik, yangmeminta bantuan untuk memintaambilkan baju yang berada di sampingpintu. Tuturan 1 dimaksud untukmeminta bantuan kepada seorang adik,dengan tuturan tersebut strategi yangdigunakan penutur menggunakanstrategi meminta kepada mitra tutur.Berdasarkan skala kesantunan yangdikemukakan oleh Robin Lakofftuturan penutur kepada mitra tuturtermasuk tuturan santun berdasarkanskala formalitas (formality scale)dinyatakan bahwa agar peserta tuturdapat merasa nyaman dan kekerasandalam kegiatan bertutur, tidak boleh

Page 6: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 38—50

42

bernada memaksa dan tidak bolehberkesan angkuh dalam hal ini penuturdalam tuturan 1 penutur menggunakanungkapan mun kawa ’kalau bisa’merupakan salah satu cara agar mitratutur merasa nyaman dalam kegiatanbertutur tidak merasa dimaksa dimintabantuan.

Pada Tuturan 2 dituturkan olehseorang teman kepada temannya, yangmeminta mitra tutr agar membelikankue di warung Bibi Imi. Strategi yangdigunakan dalam tuturan di atas adalahmeminta bantunan kepada mitra tutur.Berdasarkan kesantunan yangdikemukan oleh Robin Lakoff tuturantersebut termasuk tuturan yang santun,yaitu skala ketidaktegasan (hesitancyscale) atau skala pilihan (optionnatilyscale) menunjukkan agar penutur danmitra tutur dapat saling nyaman dalambertutur dan kerasan dalam bertutur,pilihan-pilihan harus diberikan olehkedua belah pihak dalam tutura 2penutur memberi pilihan kepada mitratutur dengan frasa mun kada haur’kalau tidak sibuk’ dengan frasatersebut ada pilihan kepada mitra tuturuntuk memenehi permintaan penutur.

Tuturan 3 dituturkan olehseorang kakak kepada adiknya, yangmeminta untuk menanyakan kapanmereka pergi ke rumah paman.Tuturan di atas menggunakan strategimeminta bantuan kepada mitra tutur,yaitu meminta bantuan agar mitra tuturagar bertanya kepada agar diamenanyakan kapan pergi ke rumahpaman. Berdasarkan skala yangdikemukakan oleh Robin Lakoff, yaituskala peringkat kesekawanan ataukesamaan menunjukkan bahwa agardapat bersikap ramah dan selalumempertahankan persahabatan antarapihak yang satu dengan pihak lain.

4. Ikam haja nang kasia.‘Kamu saja yang kesini.’

KonteksTuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangteman kepada temannya ketikabertemu di pasar.

5. Unjukakan pang iwak wan JulakUdin‘Antarkan ikan dengan PamanUdin.’Konteks Tuturan:Tuturan 5 dituturkan ibu kepadaanaknya ketika meminta tolongmengantarkan ikan.

6. Anjurakanlah anak unda kasakulahan unda garing .‘Antarkan anak saya ke sekolahsaya sakit.’Konteks tuturan:Dituturkan oleh seorang ibukepada tukang ojek.

Tuturan 4 dituturkan olehseorang teman kepada temannya ketikamereka bertemu di pasar. Pada tuturan4 penutur meminta mitra tutur untuksegera mendekat. Strategi permintaanyang digunakan adalah strategimeminta. Penutur meminta mitra tuturuntuk segera mendekatinya.Berdasarkan skala kesantunan yangdikemukakan oleh Robin Lakoff, yaituskala peringkat kesekawanan ataukesamaan. Berdasarkan skala inituturan 4 termasuk tuturan yang santunkarena kedua belah pihak selalumempertahankan persahabatan antarapihak yang satu dengan yang lain.

Tuturan 5 dituturkan olehseorang ibu kepada anaknya ketikaanaknya hendak pergi ke rumah PamanUdin. Tuturan yang dituturkan olehpenutur termasuk permintaan denganstrategi meminta. Berdasarkan skalayang dikemukan oleh Robin Lakofftuturan 5 termasuk tuturan yang santun,yaitu berdasarkan skala ketegasan.Berdasarkan skala ini bahwa dalamberututr ada harus ada pihak yangtegas. Dalam tuturan 5 penutur dengan

Page 7: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Jahdiah: Strategi Permintaan dalam Bahasa Banjar: Tinjauan…

43

tegas meminta kepada mitra tuturuntuk mengantarkan ikan.

Tuturan 6 dituturkan olehseorang ibu kepada tukang ojek.Tututran 6 termasuk tindak tuturpermintaan dengan strategi meminta.Berdasarkan skala kesantunan yangdikemukan oleh Robin Lakoff, yaituskala ketegasan termasuk tuturan yangsantun. Penutur dengan tegas memintamitra tutur untuk mengantar anaknya.

Bertanya

Tuturan permintaan bertanyaadalah tuturan yang dilakukan dengancara bertanya kepada mitra tutur.Berikut analisis kesantunan tuturanpermintaan dengan cara bertanyakepada mitra tutur.

7. Kawakah kita tulak daminian.‘Bisakah kita pergi sekarang?’Konteks Tuturan:Tuturan tersebut dituturkan olehseorang teman kepada temanlainnya ketika akan menghadiripesta.

8. Ikamkah nang handak ke pasar?‘Kamu, ya yang hendak ke pasar?’Konteks:Tuturan dituturkan oleh temankepada temannya ketika, mitra tuturakan pergi ke pasar

9. Kawakah ikam mangintarakansapida mutur nitu?‘Dapatkah engkau mengeserkansepeda motor itu?

Kontesk Tuturan:Dituturkan oleh seorang ibu kepadatukang parkir.

Tuturan 7 dituturkan olehseorang teman kepada temannya ketikameminta agar mereka segera berangkatke pesta yang diselenggarakan olehtetangga mereka. Pada tuturan 7,penutur meminta pendapat mitra tutur

apakah mereka dapat berangkatsekarang. Strategi yang digunakanpenutur dalam permintaan tersebutdengan bertanya kepada mitra tutur,dengan strategi bertanya tuturantersebut lebih santun dari strategiperintah yang digunakan. Berdasarkanskala yang dikemukan oleh RobinLakoff, yaitu skala peringkatkesekawanan atau kesamaamnenunjukkan bahwa agar bersifatsantun orang harus mempertahankanpersahabatan dalam tuturan 7 mitratutur mempertahankan pertemanandengan meminta cara bertanya tuturantersebut termasuk tuturan yang santun.

Tuturan 8 dituturkan olehseorang teman kepada temannya yangmau pergi ke pasar. Tuturan dituturkandalam bentuk bertanya dengan maksudmeminta tolong membelikan ikan,penutur menggunakan strategi bertanyakepada mitra tutur sebelum memintabantuan. Berdasarkan skalaketidaktegasan (hesitancy scale) atauseringkali disebut skala pilihan(optoinnality scale) menunjukkan agardapat bersikap santun, orang.

Tuturan 9 dituturkan olehseorang ibu kepada tukang parkirketika sepeda motor penutur tidakdapat keluar dari tempat parkir.Tuturan yang dituturkan oleh penuturtermasuk tuturan permintaan denganbertanya. Penutur meminta kepadamitra tutur untuk mengeser sepedamotor yang menghalangi sepeda motorpenutur. Berdasarkan skala kesantunanyang dikemukakan oleh Robin Lakoff,yaitu skala ketidaktegasan atau skalapilihan termasuk tuturan yang santun.Berdasarkan skala ketegasan ataupilihan penutur dan mitra tutur dapatsaling merasa nyaman. Dengan strategipermintaan bertanya, mitra tutur tidakmerasa keberatan dengan permintaanpenutur.

Page 8: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 38—50

44

Menyapa

Permintaan dengan strategimenyapa adalah permintaan yangdisertai dengan menegur dengan caramemanggil nama diri, mengucapkansalam, atau menggunakan interjeksi.Berikut analisis permitaan dengan caramenyapa dalam bahasa Banjar.

10. Udin..Udin ikam hakunlahmambawakan bungkalangku.‘Udin...Udin ikam mau ya,membawakan keranjang saya.’Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangpedagang minta bawakan barangkepada tukang gerobak.

11. Assamualaikum bukaipanglawang.‘Assamualaikum, buka pintu.’

Konteks tuturan:Dituturkan oleh seorang suamikepada isteri

Tuturan 10 dituturkan olehseorang pedagang kepada tukanggerobak yang sering membawakanbarang dagangan. Tuturan tersebuttermasuk tuturan permintaan denganmenyapa terlebih dahulu. Penuturmenyapa dengan memanggil namatukang gerobak untuk meminta tolongmembawakan keranjang yang berisibuah-buahan. Berdasarkan skalakesantunan yang dikemukan olehRobin Lakoff tuturan tersebuttermasuk tuturan yang santun karenasesuai dengan skala peringkatkesekawanan menutur skalakesekawanan bahwa orang harusberisikap ramah seperti pada tuturan 10penutur berusaha bersikap ramahdengan menyapa nama orang.

Tuturan 11 dituturkan olehseorang suami kepada istri ketikasuami pulang dari sawah. Tuturan yangdituturkan oleh penutur termasuk

tuturan permintaan dengan menyapa,yaitu dengan menyapa dengan salamterlebih dahulu sebelum meminta bukapintu. Berdasarkan skala yangdikemukakan oleh Robin Lakofftuturan yang dituturkan oleh penuturtermasuk tuturan yang santun karenasesuai dengan skala formalitas denganmenyapa dengan salam.

Memberi Informasi

Permintaandengan memberiinformasi yaitu, permintaan penuturkepada mitra tutur dengan memberiinformasi terlebih dahulu denganmaksud agar permintaan yangdisampai lebih jelas. Berikut analisispermintaan dengan memberi informasidalam bahasa Banjar.

12. Mun sungsung aku kadakawatulak,tasiang kawajapang.‘Kalau pagi-pagi saya tidak dapatberangkat jika siang ya.’Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangteman kepada teman ketikamereka berduaakan berangkat.

13. Mama handak saruan, ikamdrumahhajalah,‘Ibu mau ke undangan, kamu dirumah saja, ya!’

Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangibu kepada anaknya ketika ibunyamau pergi ke perkawinan.

14. Kak, ulun kada kawa maambil taskatinggian andalannya.Kak, saya tidak dapat mengambiltinggi letaknya.’

Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangadik kepada kakaknya ketikakakak minta ambilkan tas ketikamereka berdua akan berangkatsekolah.

Page 9: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Jahdiah: Strategi Permintaan dalam Bahasa Banjar: Tinjauan…

45

Tuturan 12 dituturkan olehseorang teman kepada temannya ketikadiajak pergi ke rumah temannya.Tuturan 12 memberi informasi bahwapenutur dengan menggunakan strategimemberi informasi kepada mitra tuturbermaksud dengan meminta kepadamitra tutur bahwa jika pergi agak siangbaru penutur dapat menyanggupinya.Berdasarkan skala yang dikemukanoleh Robin Lakoff, yaitu skalaformalitas (formality scale) bahwadalam bertutur dapat merasa nyamandalam bertutur tidak boleh bernadamemaksa. Tuturan 12 termasuktuturan yang santun karena pesertatutur dalam bertutur merasa nyamandengan tuturan penutur meminta mitratutur agar berangkat siang denganmemberikan informasi bahwa kalausiang penutur tidak dapat berangkat.

Tuturan 13 dituturkan olehseorang ibu kepada anaknya yangberusia 12 tahun, tuturan tersebutbermaksud meminta si anak (mitratutur) untuk di rumah saja. Starategiyang digunakan penutur menggunakanstrategi memberi informasi kepadamitra tutur bahwa penutur pergi untukmenghadiri undangan perkawinanan.Pada tuturan 13 termasuk tuturanberdasarkan skala kesantunandikemukan oleh Robin Lakoff, yaituskala formalitas (formality scale)dalam skala ini peserta tutur dapatmerasa nyaman dan kerasan dalambertutur.

Tuturan 14 dituturkan olehseorang adik kepada kakaknya ketikabermaksud mengambil tas sekolahtetapi karena letaknya yang tinggisehingga tidak dapat terjangkau,penutur minta bantuan kepada mitratutur dengan menggunakan strategimemberi informasi terlebih dahulubahwa tas terlalu tinggi letaknya.Berdasarkan skala kesantunan yangdikemukan oleh Robin Lakoff, tuturan

ini termasuk tuturan yang santun, yaituskala pilihan menunjukkan penutur danmitra tutur dapat saling merasanyaman, tidak terjadi pemaksaanterhadap mitra tutur denganmenggunakan strategi memberiinformasi.

Memberi Saran

Permintaan memberi saranadalah permintaan yang dilakukandengan memberi masukan atau saran.Masukan atau saran yang diberikandengan makusd agar permintaan yangdisampai kepada penutur menjadi lebigsantun. Berikut analisis permintaanmemberi saran yang terdapat dalambahasa Banjar.

15. Kayaapa mun kita isuk ajakarumah Imah’Bagaimana kalau kita besok sajake rumah Imah.’

Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh temankepada temannya ketika akandiajak ke rumah teman mereka

16. Kayaapa mun kita menukarnyabadua.’Bagaimana kalau kita membeliberdua.’

Konteks tuturan:Tuturan dituturkan oleh kepadatemannya ketika siang hari.

Tuturan 15 dituturkan olehseorang teman kepada temannya ketikadiajak ke rumah Imah, teman mereka,untuk mengerjakan tugas sekolah.Tuturan di atas termasuk permintaandengan memberi saran. Penuturmenyarankan agar mereka berduabesok saja ke rumah Imah.Berdasarkan skala kesantunan yangdikemukan oleh Robin Lakoff tuturantersebut termasuk tuturan yang santun,berdasarkan skala ketidaktegasan atau

Page 10: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 38—50

46

skala pilihan sebuah tuturan menjadilebih santun dengan tidak ada paksaan.

Tuturan 16 dituturkan olehseorang teman kepada temanya ketikasalah seorang dari mereka mintabelikan nasi tetapi penuturmenyarankan agar mereka berdua yangmembelinya. Tuturan yang dituturkanoleh penutur, walaupun secara eksplisitmenyarankan kepada mitra tutur, tetapisebenarnya berisi permintaan agarmitra tutur juga ikut membeli. Tuturan16 termasuk tuturan yang santunberdasarkan skala yang dikemukakanoleh Robin Lakoff, yaitu skala pilihan,dengan gabungan strategi permintaanyang menyarankan kepada mitra tuturdan memberi pilihan tuturan tersebutmenjadi tuturan yang santun karenatidak memaksa kepada mitra tutur.

Menawarkan

Permintaan menawarkan adalahpermintaan yang dilakukan denganmemberikan tawaran kepada mitratutur. Berikut analisis permintaanmenawarkan yang terdapat dalambahasa Banjar.

17. Ma, ulun ja nang tulak ka rumahjulak.‘Bu, saya saja yang pergi kerumah paman.’

Konteks tuturan:Dituturkan oleh seorang anakkepada ibunya siang di rumah.

18. Mun kada tapakai duitnya, akupakai dululah.‘Kalau tidak digunaka uangnya,saya gunakan dulu, ya.’

Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangteman kepada temannya padasiang hari

19. Baju unda ne sadang wan ikam,pakai ja.

‘Baju saya ini cocok denganmupakai saja’

Konteks tuturan:Dituturkan oleh seorang temankepada temannya

Tuturan 17 dituturkan olehseorang anak kepada ibunya ketika ibumenyuruh orang lain untuk pergi kerumah paman. Tuturan di atasdigunakan penutur untuk memintapersetujuan kepada mitra tutur agardiizinkan pergi ke rumah paman.Tuturan yang dituturkan oleh penuturtermasuk tindak tutur permintaandengan strategi menawarkan. Penuturpenawarkan diri bahwa penutur sajayang pergi ke rumah paman untukmengantar barang. Berdasarkan skalakesantunan yang dikemukakan olehRobin Lakoff tuturan di atas termasuktuturan yang santun sesuai denganskala pilihan. Penutur memberikanpilihan kepada mitra tutur.

Tuturan 18 dituturkan olehseorang teman kepada temannya ketikapenutur meminta izin untuk meminjamuang lebih dahalu kepada mitra tutur.Tuturan di atas menggunakan strategimenyarankan, tetapi sebenarnya maknatuturan tersebut meminta agar uangdapat dipergunakan lebih dahulu.Berdasarkan skala yang dikemukanoleh Robin Lakoff, yaitu peringkatkesekawanan tuturan tersebut termasukyang santun karena pada tuturan 18penutur menganggap bahwa mitra tutursebagai sahabat.

Tuturan 19 dituturkan oleh temankepada temannya ketika penutur danmitra tutur akan pergi ke undanganperkawinan. Tuturan yang dituturkanoleh penutur termasuk tuturanpermintaan dengan strategimenawarkan. Penutur menawarkanbaju miliknya kepada mitra tutur untukdipakai pada acara perkawinan temanmereka. Berdasarkan skala kesantunan

Page 11: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Jahdiah: Strategi Permintaan dalam Bahasa Banjar: Tinjauan…

47

yang dikemukan oleh Robin Lakofftuturan 19 termasuk tuturan yangsantun karena sesuai dengan skalakesekawanan atau kesamaan. Menurutskala ini orang harus bersikap ramah.Dalam hal ini penutur menawarkanbaju kepada mitra tutur.

Mengutip

Permintaan mengutip adalahpermintaan yang dilakukan denganmelakukan kutipan langsung atasujaran orang lain. Dengan ada kutipandari orang lain selain penutur tuturanmenjadi lebih jelas siapa yangmenuturkan Berikut analisiskesantunan permintaan mengutipdalam bahasa Banjar.

20. Jar mama, ading kaina ajabaulanja hanyarja makan tadi.‘Kata ibu, adik nanti saja jajanbaru saja makan.’

Konteks Tuturan:Dituturkan oleh seorang kakakkepada seorang adik ketikaadiknya meminta belikan makanankepada kakak.

21. Jar Imai kita baisukan hajatulakan.‘Kata Imah kita besok saja pergi.’

Konteks Tuturan:Dituturkan oleh seorang temankepada temannya ketika merekaakan berangkat ke pasar.

22. Jar nini bawaakan unjun sidin kapahumaan.‘Kata nenek bawakan pancingbeliau ke sawah.’

Konteks Tuturan:Dituturkan oleh seorang ibu kepadaanaknya.

Tuturan 20 dituturkan olehseorang kakak kepada adiknya ketikaadik merengek minta jajan, tetapikakaknya memberi alasan dengan

kalimat tidak langsung denganmengatakan perkataan ibunya bahwaadik nanti saja jajan. Dengan mengutipsecara langsung apa yang dituturkan,tidak saja melarang, tetapi memintakepada mitra tutur untuk tidak jajan.Tuturan 20 termasuk permintaandengan strategi mengutip. Penuturmengutip tuturan orang lain untukmenyampaikan permintaan kepadamitra tutur. Berdasarkan skalakesantunan yang dikemukakan olehRobin Lakoff, tuturan 20 termasuktuturan yang santun karena sesuaidengan skala formalitas agar pesertatutur dalam bertutur tidak memaksakepada orang lain.

Tuturan 21 dituturkan olehseorang teman kepada temannya ketikahendak berangkat ke pasar. Tuturan diatas menggunakan strategi mengutip.Dengan strategi tersebut, penutursebenarnya meminta kepada mitratutur agar rencana mereka untuk pergibersama ditunda besok. Berdasarkanskala kesantunan yang dikemukan olehRobin Lakoff, yaitu skalakesekawanan, tuturan tersebuttermasuk tuturan yang santun. Dalamtuturan tersebut peserta tutur selalumemperhatikan persahabatan antarapihak yang satu dengan yang lain.

Tuturan 22 dituturkan olehseorang ibu kepada anaknya ketikabaru sampai ke rumah. Tuturan yangdituturkan oleh penutur termasukpermintaan dengan tuturan tidakdengan mengatakan bahwa pihak lainyang minta bawakan pancing.Berdasarkan skala kesantunanan yangdikemukakan oleh Robin Lakoff, yaituskala formalitas. Tuturan seperti inidilakukan agar peserta tutur dapatmerasa nyaman dan kerasan dalamkegiatan bertuturan. Dengan mengutigucapan orang lain, mitra tutur tidakmerasa disuruh atau diminta untukmelakukan suatu perintah.

Page 12: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Kandai Vol. 12, No. 1, Mei 2016; 38—50

48

Menyindir

Permintaan dengan strategimenyindir adalah permintan yangberisi mengkritik, mencela, mengejekmitra tutur yang dilakukan dengansecara langsung. Berikut analisispermintaan dengan menyindir dalambahasa Banjar.

23. Mun kada pina haur, gawi pangnang aku suruh tadi.

’Kalau tidak sibuk, kerja yang akuminta tadi.’Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangteman kepada temannya.

24. Umaylah lajunya ikam bajalan tapilakasi kaina kita talambat.

‘Aduh cepat sekali kamu berjalantapi ayo cepat nanti terlambat.

Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangkakak kepada adiknya.

25. Umaylah gancangnya makanlakasi habisakan.

‘Aduh lahap sekali makannya cepathabiskan.’Konteks Tuturan:Tuturan dituturkan oleh seorangibu kepada anaknya.

Tuturan 23 dituturkan olehseorang teman kepada teman yangdisuruh mengerjakan pekerjaan tetapimitra tutur tidak mengerjakannya.Dengn menyindir mitra tutur, penuturmenyatakan kalau tidak sibuk kerjakanyang aku mintra tadi berisi permintaankepada mitr tutur untuk segeramengerjakan tugas yang diberikan.Berdasarkan skala pilihan (optionnalityscale) tuturan yang dituturkan olehpenutur termasuk tuturan yang santundengan memberikan sindiran yangberisi pilihan. Dengan adanya skalatersebut menunjukkan bahwa agar

antara penutur dan mittra tutur dapatsaling merasa nyaman.

Tuturan 24 dituturkan olehseorang kakak kepada adiknya ketikamereka berdua akan ke rumah Pamanmereka. Tuturan yang dituturkan olehpenutur termasuk tuturan permintaandengan menyindir. Penutur menyindirmitra tutur bahwa jalan cepat padahalsebenarnya jalan mitra tutur lambatsehingga penutur perlu memintakepada mitra tutur agar jalannya cepatdengan sindiran. Berdasarkan skalakesantunan yang dikemukakan olehRobin Lakoff tuturan 24 termasuktuturan yang santun, yaitu sesuaidengan skala kesekawanan ataukesamaan bahwa orang harusmempertahankan persahabatan.

Tuturan 25 dituturkan olehseorang ibu kepada anaknya yangmakan lama. Tuturan 25 termasukpermintaan dengan menyindir. Penuturmenyindir mitra tutur bahwa makanlahap sekali padahal sebenarnya tidaklahap. Berdasarkan skala kesantunanyang dikemukakan oleh Robin Lakofftuturan tersebut termasuk tuturan yangsantun formalitas. Berdasarkan skalaini. Tuturan dilaksanakan agar pesertatutur nyaman dalam bertuturan.

Dari beberapa uraian pada bagiananalisis mengenai jenis-jenis permintandalam bahasa Banjar ada hubunganantara strategi yang digunakan dalambahasa Banjar dengan kesantunanberbahasa. Tanpa menggunakanstrategi yang tepat dalam sebuahtuturan maksud dari sebuah permintaantidak akan dapat diterima oleh mitratutur. Berdasarkan uraian di atas adabeberapa strategi yang digunakandalam tuturan permintaan. Hal inidapat dilihat pada bagian penutup.

Page 13: TINJAUAN KESANTUNAN BERBAHASA

Jahdiah: Strategi Permintaan dalam Bahasa Banjar: Tinjauan…

49

PENUTUP

Ada delapan strategi tuturanpermintaan dalam bahasa Banjar,yaitu (1) meminta, (2) bertanya, (3)menyapa, (4) memberi informasi, (5)saran, (6) menawarkan, (7) mengutip-menyindir. Selain strategi permintaan,dalam penelitian ini juga ada tuturan-tuturan berisi permintaan yangmenerapkan skala kesantunan yangdikemukan oleh Robin Lakoff, yaitu 1)skala formalitas (formality scale), 2)skala ketidaktegasan (hesitancy scale)atau skala pilihan (optionality scale),3) skala peringkat kesekawanan.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, A. & Leonie, A. (2004).Sosiolinguistik: Perkenalanawal. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Chaer, A. (2010). Kesantunanberbahasa. Jakarta : PT RinekaCipta.

Ellen, G. (2001). Kritik teorikesantunan. (Jumadi dan Rianto,Slamet, penerjemah. 2006).Surabaya: Airlangga UniversityPress.

Jahdiah. (2015) Pelanggaran prinsipkesantunan tindak tuturmengkritik dalam bahasaBanjar. Jurnal Mlangun8(1),201-211.

Leech, G. (1993). Prinsi-prinsipPragmatik. (M.D.D. Oka,

penerjemah). Jakarta: UniversitasIndonesia.

Moleong. (2011). Metodologipenelitian Kualitatif. Bandung:Rosda Karya.

Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik:kesantunan imperatif bahasaIndonesia.Yogyakarta: Erlangga.

Sudaryanto. (1993). Metode dan anekateknik analisis bahasa.Yogyakarta: Duta WacanaUniversity Press.

Pranowo. (2012). Berbahasa secarasantun. Yogjakarta: PustakaPelajar.

Slamet, St. Y. (2013) Bentuk tindaktutur direktif kesantunanberbahasa mahasiwa dilingkungan PGSD Jawa Tengah:Tinjauan Sosiopragmatik. JurnalWidyaparwa. 41(1), 41-52.

Wahyu. (2006). Pedoman penulisankarya ilmiah. Banjarmasin: FKIPUniversitas LambungMangkurat.

Wijana, I. D. P. (2004). Teorikesantunan dan humor’. SeminarNasional Semantik III:Pragmatik dan Makna InteraksiSosial. 28 Agustus. Prodi S-2dan S3, Program Pascasarjana,dan Fakultas Sastra dan SeniRupa Universitas Sebelas Maret.