Author
sujana-skep-ns
View
174
Download
0
Embed Size (px)
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Waktu : 21/12/2012
Tempat : Ruang Flamboyan
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Alamat : Desa Borogojol Kec. Lemahsugih
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 17/12/2012
Cara Masuk Rumah Sakit : Masuk melalui UGD atas rujukan
dokter Puskesmas Lemahsugih
Diagnosa Medis : Sub Arachnoid Bleeding (SAB)
Alasan dirawat : Tidak sadar, gelisah, muntah,
tangan dan kaki sebelah kanan tidak
bisa digerakan
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Upaya yang telah dilakukan : Dibawa ke Puskesmas Lemahsugih
dipasang infus RL sebelum dirujuk
ke RSUD Majalengka
Terapi/Operasi yang pernah dilakukan : Terapi tidak diketahui / Operasi
tidak pernah
2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk RSUD Majalengka melalui UGD atas rujukan dokter Puskesmas
Lemahsugih dengan keluhan utama klien tidak sadarkan diri secara tiba-tiba,
gelisah, muntah, kaki dan tangan sebelah kanan tidak bisa digerakan.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keluarga, sejak beberapa bulan yang lalu klien sering mengeluh
pusing, klien tidak pernah memeriksakan keluhanya kedokter atau sarana
pelayanan kesehatan, klien hanya mengkonsumsi obat sakit kepala yang
dibeli di warung untuk mengatasi keluhan pusing tersebut. Sebelumnya klien
belum pernah mengalamai sakit parah atau menderita penyakit kronis dan
belum pernah dirawat di rumah sakit.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan diantara anggota keluarga tidak ada yang pernah
mengalami kejadian seperti yang dialami klien saat ini, dan tidak ada anggota
keluarga lainnnya yang menderita penyakit menular maupun kronis.
GENOGRAM
Keterangan : : Perempuan : Laki-laki
: Klien : Meninggal
4) Keadaan Kesehatan Lingkungan
Menurut pengakuan keluarga, merasa nyaman dengan lingkungan fisik
maupun sosialnya. Klien tinggal di pedesaan. Rumah klien bersifat permanen dengan
lantai keramik. Luas rumah kurang lebih 90 m2 yang terdiri dari 3 kamar tidur,
ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi. Ventilasi dan pencahayaan
rumah melalui jendela kaca yang bisa dibuka tutup. Sumber air minum dari sumur
pompa, sarana pembuangan air limbah (SPAL) menggunakan septik tank.
Sedangkan perilaku dalam keluarga yang tidak sesuai dengan PHBS adalah ayah dan
dua orang anak laki-lakinya merokok.
5) Riwayat Kesehatan Lainya
Tidak ada riwayat penggunaan narkotikapsikotropika dan zat adiktif lainya.
3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : Klien tampak lemah, kesadaran samnolen, GCS 10
(E3V2M5)
2) Tanda-tanda Vital :
Suhu : 36,7 o C
Nadi : 88 x/menit
Tekanan Darah : 190/110 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
3) Pengkajian
a. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pengindaran
a Penglihatan
Klien membuka mata dengan rangsangan suara, konjungtiva kedua mata
ananemis, sklera kedua mata anikterik, tidak ada edema pada kelopak
mata, pupil isokor, distribusi kedua alis merata, tidak ada masa, tajam
penglihatan dan lapang pandang pada kedua mata tidak dapat diukur,
karena penurunan tingkat sadar.
b Penciuman
Klien tidak dapat membedakan bau, karena penurunan tingkat kesadaran.
c Pendengaran
Tidak ada lesi pada kedua telinga, tidak ada serumen, klien dapat merespon
pemeriksa (membuka mata) ketika dipanggil namanya, tidak ada massa
pada kedua telinga.
d Pengecapan/Perasa
Klien tidak dapat membedakan rasa karena penurunan tingkat kesadaran.
e Peraba
Klien dapat merasakan sensasi nyeri ketika dicubit.
2. Sistem Pernafasan
Mukosa hidung merah muda, lubang hidung simetris, tidak ada lesi pada
hidung, polip (-), keadaan hidung bersih, sianosis (-), terpasang NGT dan
kanul oksigen pada lubang hidung, tidak ada lesi pada daerah leher dan dada,
tidak ada massa pada daerah leher, bentuk dada simetris, pergerakan dada
simetris, tidak tampak pernapasan cuping hidung dan retraksi interkosta. Pola
nafas reguler dengan bunyi nafas vesikuler.
3. Sistem Pencernaan
Keadaan bibir simetris, mukosa bibir lembab, stomatitis (-), tidak ada gigi
yang tanggal, terdapat gigi berlubang pada geraham kanan bawah, lidah
berwarna merah muda, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 7 x / menit.
4. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan vena jugularis, Capillary Refill Time (CRT) kembali
< 2 detik, bunyi perkusi dullness pada daerah ICS 2 lineasternal dekstra dan
sinistra, terdengar jelas bunyi jantung S1 pada ICS 4 lineasternal sinistra dan
bunyi jantung S2 pada ICS 2 lineasternal sinistra tanpa ada bunyi tambahan,
irama jantung reguler.
5. Sistem Urinaria
Terpasang kateter, tidak terdapat distensi pada kandung kemih.
6. Sistem Endokrin
Pada saat dilakukan palpasi tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
7. Sistem Muskuloskeletal
Terdapat kelemahan/kelumpuhan pada ekstremitas sebelah kanan, tidak
ada atropi otot, tidak ada lesi atau edema, terpasang infus pada tangan
sebelah kiri.
Kekuatan otot
1 5
1 5
Keterangan :
Skala 0 : Paralisis berat
Skala 1 : Tidak ada gerakkan, teraba / terlihat adanya kontraksi
otot sedikit
Skala 2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi
Skala 3 : Rentang gerak lengkap / normal menentang gravitasi
Skala 4 : (jari pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh sedikit tekanan
Skala 5 : (jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh menentang gravitasi dengan
penahanan penuh
8. Sistem Reproduksi
Klien sudah menikah pada usia 20 tahun dan mempunyai 3 orang anak,
suami dan anak-anaknya selalu mendampinginya di rumah sakit.
9. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit kepala bersih, rambut
beruban, turgor kulit baik, tidak ada lesi/luka.
10. Sistem Persyarafan
Kesadaran samnolen, GCS 10 (E3V2M5)
a) Nervus I (Olfaktorius)
Klien tidak bisa membedakan bau karena penurunan tinggkat kesadaran
b) Nerfus II (Optikus)
Tidak dapat diukur karena penurunan tingkat kesadran
c) Nerfus III (Oculomotorius)
Reflek pupil mengecil sama besar pada saat terkena cahaya, klien tidak
dapat menggerakkan bola matanya ke atas.
d) Nerfus IV (Tochlearis)
Tidak dapat menggerakkan bola matanya kesegala arah.
e) Nerfus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan sensasi nyeri.
f) Nerfus VI (Abdusen)
Klien tidak dapat menggerakkan matanya ke kanan dan ke kiri.
g) Nerfus VII (Facialis)
Bentuk wajah klien tidak simetris (bengo), klien tidak dapat
mengangkat alis dan dahi.
h) Nerfus VIII (Aksutikus)
Klien dapat merespon pemeriksa dengan rangsangan suara.
i) Nerfus IX (Glosofaringeal)
Fungsi pengecapan tidak dapat diukur karena penurunan tingkat
kesadaran.
j) Nerfus X (Vagus)
Reflek menelan lemah, klien terpasang NGT.
k) Nerfus XI (Asesorius)
Klien tidak dapat menggerakkan leher dan bahunya, terdapat kaku kuduk.
l) Nerfus XII (Hipoglosus)
Klien tidak dapat menggerakkan dan menjulurkan lidahnya.
b. Pola Aktifitas Sehari-hari
1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Menurut pengakuan keluarga, klien berusaha untuk selalu berperilaku
hidup sehat seperti cuci tangan sebelum makan dan gosok gigi sebelum tidur
dan sesudah makan, mengkonsumsi makanan bergizi serta tidak
menyalahgunakan obat-obatan, klien aktif menggunakan kontrasepsi
hormonal jenis oral/suntik.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Menurut keluarga, klien di rumah makan 3 kali sehari, porsi makan
habis. Apabila makan di rumah selalu bersama suami dan anak-anaknya,
tidak ada riwayat alergi makanan. Minum 8-9 gelas/hari, jenisnya air putih
atau teh.
Di rumah sakit kebutuhan makanan dan minuman dipenuhi
dengan bantuan total melalui NGT berupa susu + air putih 1200
cc/hari dan cairan intravena (infus) asering 2500 cc/hari.
3. Pola Eliminasi
Menurut keluarga, klien di rumah BAK/BAB dilakukan di toilet secara
mandiri, tidak pernah menggunakan obat-obat untuk memperlancar BAB
maupun BAK.
Di rumah sakit BAB dan BAK dilakukan dengan bantuan total,
terpasang cateter, out put urine ± 1500 cc/hari, warna urine kuning jernih.
4. Pola Aktifitas dan Latihan
Di rumah klien aktif dalam beraktifitas, di rumah klien tidur jam 22.00
sampai dengan jam 04.30 dan jarang tidur siang.
Di Rumah sakit seluruh kebutuhan aktifitas dan latihan dilakukan
dengan bantuan total karena pernurunan tingkat kesadaran klien.
5. Pola Kognitif dan Perseptual
Klien tidak bisa bicara, hanya dapat merespon dengan membuka
mata dengan rangsangan suara.
6. Persepsi dan Konsep Diri
Kilen tidak sadar.
7. Pola Hubungan dan Peran
Menurut keluarga, klien adalah anak ke dua dari lima bersaudara.
Klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak, hubungan klien dengan
anggota keluarga, saudara dan dengan lingkungan tempat tinggal klien baik.
8. Pola Reproduksi Seksual
Klien sudah menikah dan mempunyai 3 orang anak.
9. Pola Penanggulangan Stress
Klien tidak sadar.
10. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama islam, setelah sakit klien tidak mampu melaksanakan
kegiatan peribadahan.
11. Personal Higiene
Semua aktivitas personal hygiene dilakukan dengan bantuan total.
c. Aspek Psikologis
Klien tidak sadar.
d. Aspek Sosial/Interaksi
Menurut keluarga, hubungan klien dengan anggota keluarga, saudara dan
dengan lingkungan tempat tinggal klien baik.
e. Aspek Spiritual
Klien beragam islam, klien tidak mampu melaksanakan kegiatan
peribadahan, namun keluarganya selalu berdoa untuk kesembuhanya.
4. DIAGNOSTIC TEST
A. Laboratorium
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL ANALISA
HB 10,8 12-18 Di bawah normalLeukosit 12.300 4000-10.000 Di atas normalEritrocyt 4.3 4.0-5.5 NormalLED 14 0-20 NormalPCV 35 37-48 NormalTrombosit 232.000 150.000-300.000 NormalCholesterol total 192 150-220 NormalHDL Cholesterol 41 >60 Di bawah normalTrigliserida 176 <150 Di atas normalGDP 102 70-110 NormalGD2PP 122 <180 Normal
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL ANALISA
Creatinin 1,4 0,8-1,5 NormalUreum 45 P 7-20/L 20-40 Di atas normalProtein 6,6 6,6-8,7 NormalAlbumin 5,4 4,0-5,7 NormalSGOT 19 P s/d 21/L s/d 25 NormalSGPT 22 P s/d 22/L s/d 29 Normal
B. Radiologi : -
C. EKG : -
D. TERAPI :
No. Nama Obat Dosis Jam Cara Pemberiaan Sediaan1 IVFD : Asering 40 tts/menit Intravena Flabot2 Oksigen 3 L/menit Kanul O2 Tabung3 Broadced 1x1 gr 12 Intravena Flakon4 Pirasetam 2x3 gr 12-24 Intravena Ampul
5 Manitol 200cc-150cc-100cc 12-20-04 Intravena Botol
6 Brainact 2x1 gr 12-24 Intravena Flakon7 Beta one 1x1 12 Per oral Tablet8 Dapirin 3x1 12-20-04 Per oral Tablet9 Divask 1x1 12 Per oral Tablet
5. ANALISA DAN SINTESA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif
Menurut keluarga, klien
tidak sadar mendadak,
kaki dan tangan kanan
tidak bisa digerakan
Data objektif
Penurunan kesadaran
(samnolen)
GCS 10 (E3V2M5)
TD 190/110 mmHg
Respirasi 24 x/menit
Nadi 88 x/menit
Suhu 36,7 oC
Tekanan Darah Tinggi
(Hipertensi)
Pecah Pembuluh Darah
Penurunan Perfusi Jaringan Otak
Iskemia
Gangguan Perfusi Jaringan Otak
Gangguan Perfusi
Jaringan Otak
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif :
Menurut keluarga
klien tidak bisa
menelan, klien
muntah jika diberi
minum
Data objektif
Penurunan
kesadaran
(samnolen)
GCS 10 (E3V2M5)
Kerusakan Nervus
V, X, IX, XII.
Sehingga tidak
memiliki
kemampuan untuk
mengunyah atau
menelan
Reflek menelan (-)
Terpasang NGT
Pecah Pembuluh darah
Penurunan Perfusi Jaringan
Otak
Iskemia
Edema Intra sel
Peningkatan TIK
Defisit Neurologis
Hilang Reflek Menelan
Gangguan Menelan
Resiko Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi
Resiko Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi
1 5
1 5
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif : Menurut keluarga
klien tidur terus, seluruh kebutuhan aktifitas dipenuhi oleh keluarga
Data objektif Penurunan
kesadaran (samnolen)
GCS 10 (E3V2M5) Ekstremitas sebelah
kanan tidak bisa digerakan (hemiparese)
Penurunan kekuatan otot
Pecah Pembuluh darah
Penurunan Perfusi Jaringan Otak
Iskemia
Edema Intra sel
Peningkatan TIK
Defisit Neurologis
Hilang/Gangguan Reflek Motorik
Gangguan Mobilitas Fisik
Gangguan Mobilitas Fisik
Subyektif : keluarga mengeluh tidak
tahu tentang pengelolaan penyakitnya
Obyektif : keluarga sering bertanya
mengenai keadaan penyakitnya
Keluarga sering mengulang pertanyaan yang sama
Kurang informasi
Keterbatasan kognitif
Perilaku tidak
sesuai/Ungkapan verbal
dari ketidaktahuan
Kurang pengetahuan
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS
1. Gangguan ferpusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan sub arachnoid
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese
3. Kurang pengetahuan berhubungan keterbatasan kognitif
4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan otot mengunyah dan menelan
III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TGLDIAGNOSA
KEPERAWATAN / DATA PENUNJANG
TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
21/12/2012 Gangguan ferpusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan sub arachnoid, yang ditandai dengan : Data subjektif
Menurut keluarga, klien tidak sadar mendadak, kaki dan tangan kanan tidak bisa digerakan
Data objektif Penurunan
kesadaran (samnolen)
GCS 10 (E3V2M5) TD 190/110 mmHg Respirasi 24
x/menit Nadi 88 x/menit Suhu 36,7 oC
tampak kesakitan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 kali 24 jam perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal, dengan kriteria hasil :– Kesadaran klien
komposmentis – GCS 15 (E4V5M6)– Tanda-tanda vital
dalam batas normal : TD : 120/80mmHg, Nadi : 80 x/menit, R : 16-24 x/menit,S : 37 ˚C
1. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
2. Berikan oksigen 3 liter/menit
3. Monitor perubahan tingkat kesadaran
4. Atur posisi kepala (head up) 15o – 30o
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin jangan sampai banyak bergerak terutama di bagian leher
6. Kolaborasi untuk pemberian terapi obat sesuai indikasi- Broadced 1 x 1 gr,
Intra vena- Piracetam 2 x 3 gr,
Intra vena- Manitol 200 cc – 150 cc –
100 cc, Intra vena- Brainact 2 x 1 gr, Intra vena- Beta one 1 x 1 tablet, Peroral- Dapirin 3 x 1 tablet, Peroral- Divask 1 x 1 tablet, Peroral
1. Deteksi dini untuk intervensi yang tepat
2. Memenuhi kebutuhan oksigen keseluruh jaringan tubuh
3. Mengetahui tingkat kesadaran dan pencegahan tanda TIK untuk mengetahui kerusakan SSP
4. Penurunan tekanan arteri dan meningkatkan drainage vena dan meningkatkan sirkulasi serebral.
5. Dengan posisi leher yang menekuk dapat menekan arteri karotis
6. Mempercepat kesembuhan dan pemulihan kondisi klien.
1 51 5
TGLDIAGNOSA
KEPERAWATAN / DATA PENUNJANG
TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
21/12/2012 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese, yang ditandai dengan : Data subjektif :
Keluarga mengatakan klien tidur terus, seluruh kebutuhan aktifitas dipenuhi oleh keluarga
Data objektif Penurunan
kesadaran (samnolen)
GCS 10 (E3V2M5) Ekstremitas
sebelah kanan tidak bisa digerakan (hemiparese)
Penurunan kekuatan otot
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 x 24 jam, klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya, dengan kriteria hasil :- Tidak terjadi
kontraktur sendi- Bertambahnya
kekuatan otot- Klien menunjukkan
tindakan untuk meningkatkan mobilitas
1. Ubah posisi klien tiap 2 jam
2. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
3. Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya
4. Tinggikan kepala dan tangan
5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
1. Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan
2. Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan
3. Mencegah kontraktur dan memfasilitasi kegunaanya jika berfungsi kembali
4. Menaikan aliran balik vena dan membantu mencegah terbentuknya edema
5. Program yang khusus dapat dikembangkan untuk menjaga kekurangan dalam keseimbangan, koordinasi dan kekuatan.
TGLDIAGNOSA
KEPERAWATAN / DATA PENUNJANG
TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
21/12/2012 Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, ditandai dengan : Data subjektif
Keluarga mengeluh tidak tahu tentang pengelolaan penyakitnya
Data objektif Keluarga sering
bertanya mengenai keadaan penyakitnya
setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit klien dan keluarga mengerti tentang pengelolaan penyakitnya , dengan kriteria hasil : Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan kembali tentang penyakitnya
Mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas
1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya
2. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan penyebab. Jelaskan kondisi tentangklien
3. Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantan
4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi
5. Diskusikan tentang terapi dan pilihannya
1. Mempermudah dalam memberikan penjelasan pada klien
2. Meningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas
3. Mempermudah intervensi
4. Mencegah keparahan penyakit
5. Memberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan
21/12/2012 Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelemahan otot mengunyah dan menelan, yang ditandai dengan : Data subjektif :
Keluarga mengatakan klien tidak bisa menelan
Data objektif Penurunan
kesadaran (samnolen)
GCS 10 (E3V2M5) Reflek menelan
menurun Terpasang NGT
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam tidak terjadi gangguan nutrisi, dengan kriteria hasil :- Berat badan dapat
dipertahankan/ditingkatkan
- Hb dan albumin dalam batas normal
- Klien dapat mengunyah dan menelan makanan
- Tidak terpasang NGT
1. Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk
2. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan
3. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian ciran melalui iv atau makanan melalui selang (NGT)
1. Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan pada klien
2. Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler
3. Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut
IV. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL JAMNO. DX
KEPERAWATANTINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
21/12/2012 14.30 WIB 1 1. Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
2. Memberikan oksigen 3 liter/menit
3. Memonitor perubahan tingkat kesadaran
4. Mengatur posisi kepala (head up) 15o – 30o
5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin jangan sampai banyak bergerak terutama di bagian leher
6. Kolaborasi untuk memberian terapi obat sesuai indikasi
1. TD : 180/120 mmHg, Suhu 37 oc, Nadi 88 kali/menit, Respirasi 24 kali/menit.
2. Terpasang O2 lembab 3 liter/menit dengan kanul nasal.
3. Kesadaran samnolen, GCS 10 (E3V2M5)
4. Posisi tempat tidur bagian kepala head up 30o.
5. Klien terlihat nyaman dengan posisi head up 30o.
6. Memberikan obat sesuai advis dokter
21/12/2012 15.00 WIB 2 1. Mengubah posisi klien tiap 2 jam
2. Melakukan dan mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan latihan gerak pasif pada ekstrimitas yang lemah/parese.
3. Meninggikan kepala dan tangan
1. Posisi tidur klien dirubah tiap 2 jam miring kiri/kanan.
2. Ekstremitas yang lemah digerakan secara pasif oleh perawat/keluarga selama 15 menit.
3. Posisi tidur bagian kepala head up 30o.
21/12/2013 14.00 WIB 3 1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang Range of Motion (ROM), yang meliputi : Pengertian ROM Tujuan ROM Indikasi ROM Prosedur ROM
1. Setelah diberikan Penkes selama 1x30 menit, keluarga mampu menjelaskan kembali tentang pengertian, tujuan, indikasi ROM dan mampu mendemonstrasikan ROM pasif pada klien.
TGL JAMNO. DX
KEPERAWATANTINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
21/12/2012 16.00 WIB 4 1. Menentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk
2. Menstimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan
3. Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv atau makanan melalui selang (NGT)
1. Klien tidak mampu mengunyah dan menelan makanan, mulut mencong, terpasang NGT.
2. Stimulasi secara manual dilakukan secara pasif oleh perawat/keluarga.
3. Memberikan cairan IVFD : asering 40 tetes/menit, dan diet cairan sonde 250 cc
V. CATATAN PERKEMBANGAN
TGL JAMNO. DX
KEPERAWATANCATATAN PERKEMBANGAN PARAF
21/12/2012 14.00 WIB
15.00
1
2
Subyektif : Keluarga mengatakan klien belum sadar, kadang-kadang gelisah
Obyektif : Kesadaran samnolen, GCS 10 (E3V2M5) TD 190/110 mmHg, Nadi 88
x/menit, R : 24 x/menit, Suhu 37 oC.Analisa :
Masalah belum teratasiPlanning :
1. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam2. Berikan oksigen 3 liter/menit3. Monitor perubahan tingkat kesadaran4. Atur posisi kepala (head up) 15o – 30o
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin jangan sampai banyak bergerak terutama di bagian leher
6. Kolaborasi untuk pemberian terapi obat sesuai indikasiImplementasi :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 2 jam2. Memberikan oksigen 3 liter/menit3. Memonitor perubahan tingkat kesadaran4. Mengatur posisi kepala (head up) 15o – 30o
5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin jangan sampai banyak bergerak terutama di bagian leher
6. Kolaborasi untuk memberian terapi obat sesuai indikasiEvaluasi :
Kesadaran samnolen, GCS 10 (E3V2M5) Lanjutkan intervensi.
Subyektif : Keluarga mengatakan klien belum sadar
Obyektif : Ekstremitas sebelah kanan tidak bisa digerakan (hemiparese)
Penurunan kekuatan otot
16.00 WIB 4
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : 1. Ubah posisi klien tiap 2 jam2. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit3. Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya4. Tinggikan kepala dan tangan 5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Implementasi :1. Mengubah posisi klien tiap 2 jam2. Melakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit3. memberikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya4. Meninggikan kepala dan tangan 5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Evaluasi : Ekstremitas sebelah kanan tidak bisa digerakan Kekuatan otot
Lanjutkan intervensi
Subyektif : Keluarga mengatakan klien belum sadar, tidak bisa mengunyah dan
menelan.Obyektif :
Terpasang NGT, reflek menelan (-)Analisa :
Masalah belum teratasiPlanning :
1. Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk2. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan
menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan 3. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian ciran melalui iv atau
makanan melalui selang (NGT) Implementasi :
1. Menentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk2. Menstimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual
dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan 3. Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv atau
makanan melalui selang (NGT)Evaluasi :
Klien belum bisa mengunyah dan menelan, NGT terpasang Lanjutkan intervensi.
22/12/2012 14.00 WIB 1 Subyektif : Keluarga mengatakan klien belum sadar, kadang-kadang gelisah
Obyektif : Kesadaran samnolen, GCS 10 (E3V2M5) TD 180/120 mmHg, Nadi 80
x/menit, R : 24 x/menit, Suhu 36,7 oC.Analisa :
Masalah belum teratasiPlanning :
1. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam2. Berikan oksigen 3 liter/menit3. Monitor perubahan tingkat kesadaran4. Atur posisi kepala (head up) 15o – 30o
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin jangan sampai banyak bergerak terutama di bagian leher
6. Kolaborasi untuk pemberian terapi obat sesuai indikasiImplementasi :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 2 jam2. Memberikan oksigen 3 liter/menit3. Memonitor perubahan tingkat kesadaran4. Mengatur posisi kepala (head up) 15o – 30o
5. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin jangan sampai banyak bergerak terutama di bagian leher
6. Kolaborasi untuk memberian terapi obat sesuai indikasiEvaluasi :
15.00 WIB 2
Kesadaran samnolen, GCS 10 (E3V2M5) Lanjutkan intervensi.
Subyektif : Keluarga mengatakan klien belum sadar
Obyektif : Ekstremitas sebelah kanan tidak bisa digerakan (hemiparese) Penurunan kekuatan otot
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : 1. Ubah posisi klien tiap 2 jam2. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit3. Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya4. Tinggikan kepala dan tangan 5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Implementasi :1. Mengubah posisi klien tiap 2 jam2. Melakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit3. Meninggikan kepala dan tangan
Evaluasi : Ekstremitas sebelah kanan tidak bisa digerakan Kekuatan otot
Lanjutkan intervensi
Subyektif :
16.00 WIB 4 Keluarga mengatakan klien belum sadar, tidak bisa mengunyah dan menelan.
Obyektif : Terpasang NGT
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : 1. Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk2. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan
menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan 3. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian ciran melalui iv atau
makanan melalui selang (NGT) Implementasi :
1. Menentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk2. Menstimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual
dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan 3. Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan ciran melalui iv atau
makanan melalui selang (NGT) Evaluasi : Klien belum bisa mengunyah dan menelan, NGT terpasang Lanjutkan intervensi.
VI. EVALUASI
1 51 5
TGL JAMNO. DX
KEPERAWATANEVALUASI PARAF
23/12/2012 11.00 WIB
11.30 WIB
1
2
Subyektif : Keluarga mengatakan klien belum sadar, kadang-kadang gelisah
Obyektif : Kesadaran samnolen, GCS 10 (E3V2M5) TD 200/110 mmHg, Nadi 84
x/menit, R : 24 x/menit, Suhu 36,8o C.Analisa :
Masalah belum teratasiPlanning :
Lanjutkan intervensi1. Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam2. Berikan oksigen 3 liter/menit3. Monitor perubahan tingkat kesadaran4. Atur posisi kepala (head up) 15o – 30o
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin jangan sampai banyak bergerak terutama di bagian leher
6. Kolaborasi untuk pemberian terapi obat sesuai indikasi
Subyektif : Keluarga mengatakan klien belum sadar
Obyektif : Ekstremitas sebelah kanan tidak bisa digerakan (hemiparese) Penurunan kekuatan otot
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : Lanjutkan intervensi
1. Ubah posisi klien tiap 2 jam2. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit3. Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya4. Tinggikan kepala dan tangan 5. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
14.00 WIB 4Subyektif :
Keluarga mengatakan klien belum sadar, tidak bisa mengunyah dan menelan.
Obyektif : Terpasang NGT
Analisa : Masalah belum teratasi
Planning : Lanjutkan intervensi
1. Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan reflek batuk
2. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir/dibawah gagu jika dibutuhkan
3. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian ciran melalui iv atau makanan melalui selang (NGT)