tinjauan karies

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    1/27

    BAB II

    2.1 Anatomi Gigi

    2.1.1 Bagian-bagian gigi

    Gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh, gigi tersusun atas beberapa

    bagian. Berikut bagian-bagian yang menyusun gigi:

    a. Akar gigi adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahangdikelilingi (dilindungi) oleh jaringan periodontal.

    b. Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat menonjol di atas gusisehingga dapat dilihat.

    c. Leher gigi adalah tempat bertemunya mahkota dan akar gigi

    Gambar Anatomi gigi normal

    2.1.2 Struktur Jaringan Gigi

    Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar,

    jaringan pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin, dan pulpa.

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    2/27

    2.1.2.1 Email

    Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal

    dari epitel (ektodermal) yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan

    paling banyak mengandung kalsium fosfat dalam bentuk Kristal apatit (96%).

    Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi

    bergantung kepada warna dentin di bawah email, ketebaan email, dan banyaknya

    stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau

    insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum.

    2.1.2.2 Dentin

    Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi yang terletak

    di bawah email. Di daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar

    ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.

    Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan

    yang telah mengalami kalsifikasi sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras

    karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk hidroksi apatit.

    Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan

    glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas. Odontoblas

    membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan

    dalam dentin.

    Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion

    hydrogen. Diperkirakan bahwa rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan

    diteruskan olehnya ke serat saraf di dalam pulpa.

    2.1.2.3 Pulpa

    Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi.

    Pulpa berisi pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Tugas dari pulpa adalah

    mengatur nutrisi/makanan agar gigi tetap hidup, menerima rangsang, membentuk

    dentin baru bila ada rangsangan panas, kimia, tekanan, atau bakteri yang dikenal

    dengan dentin sekunder. Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    3/27

    1. Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagiantengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi

    mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan

    ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.

    2. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.3. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada

    bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan

    jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah

    saluran.

    4. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akarberupa suatu lubang kecil.

    5. Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satuforamen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat

    apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.

    6. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkandengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari

    satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial

    dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah

    foramen apikal.

    2.1.3 Jaringan Pendukung Gigi

    Keberadaan gigi didukung oleh jaringan-jaringan lain yang berada di

    dalam mulut yang disebut jaringan periodontal yang terdiri dari empat komponen,

    yaitu sementum, gusi, tulang alveolar, dan ligament periodontal.

    2.1.3.1 Sementum

    Sementum merupakan jaringan keras gigi yang menyelubungi akar. Bila

    ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi/penyerapan sel-sel

    sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk

    jaringan sementum baru. Pembentukan sementum yang baru mengarah ke arah

    luar.

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    4/27

    2.1.3.2 Gingiva

    Gingiva atau gusi adalah jaringan lunak yang menutupi leher gigi dan

    tulang rahang, baik yang terdapat pada rahang atas maupun rahang bawah. Fungsi

    gingival adalah melindungi jaringan di bawah perlekatan terhadap lingkungan

    rongga mulut. Gingiva sehat biasanya berwarna merah muda, tepinya runcing

    seperti pisau, tidak mudah berdarah dan tidak sakit. Gingiva banyak mengandung

    pembuluh darah sehingga sangat sensitive terhadap trauma atau luka. Secara

    anatomi, gingiva dibagi atas tiga daerah :

    a. Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yangmengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi,

    biasa juga disebut juga dengan free gingiva

    b. Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut jugamukosa fungsional.

    c. Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruanginterproksimal antara dua gigi yang bersebelahan.

    2.1.3.3 Ligamentum Periodontal

    Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang

    mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang (menghubungkan tulang gigi

    dengan tulang alveolar). Ligamen periodontal merupakan lanjutan jaringan

    gingiva yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran vaskuler.

    Fungsinya seperti bantalan yang dapat menopang gigi dan menyerap beban yang

    mengenai gigi.

    2.1.3.4 Tulang alveolar

    Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang

    rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg berfungsi membentuk

    dan mendukung soket (alveoli) gigi.

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    5/27

    2.1.4 Bentuk-bentuk Gigi Permanen

    Orang dewasa biasanya mempunyai 32 gigi permanen, 16 di tiap rahang.

    Di tiap rahang terdapat:

    a. Empat gigi depan (gigi insisivus) Bentuknya seperti sekop dengan tepiyang lebar untuk menggigit, hanya mempunyai satu akar. Gigi insisivus atas

    lebih besar daripada gigi yang bawah.

    b. Dua gigi kaninus yang serupa di rahang atas dan rahang bawah. Gigi ini kuatdan menonjol di sudut mulut. Hanya mempunyai satu akar.

    c. Empat gigi pre-molar/gigi molar kecil Mahkotanya bulat hampir sepertibentuk kaleng tipis, mempunyai dua tonjolan, satu di sebelah pipi dan satu di

    sebelah lidah. Kebanyakan gigi pre-molar mempunyai satu akar, bebrapa

    mempunyai dua akar.

    d. Enam gigi molarMerupakan gigi-gigi besar di sebelah belakang di dalammulut digunakan untuk menggiling makanan. Semua gigi molar mempunyai

    mahkota persegi, seperti blok-blok bangunan. Ada yang mempunyai tiga,

    empat, atau lima tonjolan. Gigi molar di rahang atas mempunyai tiga akar dan

    gigi molar di rahang bawah mempunyai dua akar.

    Gambar 2. Gigi Permanen

    2.1.5 Aspek pada gigi permanen

    Macam-macam aspek pada gigi permanen:

    Aspek incisal : tepi gigitan gigi geligi depan

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    6/27

    Aspek oklusal : permukaan gigit. Aspek labial : permukaan luar gigi geligi depan yang berkontak

    dengan

    bibir.

    Aspek radix : bagian gigi yang dilapisi jaringan sementum danditopang

    oleh tulang alveolar dari maksila dan mandibulla.

    Aspek palatal : permukaan dalam gigi geligi atas yang berkontakdengan

    palatum. Digunakan juga istilah lingual.

    Aspek bukal : permukaan gigi geligi belakang. Aspek mesial : permukaan proksimal gigi yang lebih dekat ke garis

    tengah.

    Aspek distal : bagian gigi yang terjauh dari garis tengah. Aspek lingual : permukaan dalam gigi yang berkontak dengan lidah. Aspek proksimal : permukaan gigi yang berkontak dengan gigi

    tetangganya,

    biasa disebut permukaan distal.[1,2]

    2.2 Fokal Infeksi

    2.2.1 Definisi

    Fokal infeksi adalah suatu infeksi lokal yang biasanya dalam jangka

    waktu cukup lama (kronis), dimana hanya melibatkan bagian kecil dari tubuh,

    yang kemudian dapat menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan gejala klinis

    pada bagian tubuh yang lain. Contohnya, tetanus yang disebabkan oleh suatu

    pelepasan dari eksotoksin yang berasal dari infeksi lokal. Teori tentang fokal

    infeksi sangat erat hubungannya dengan bagian gigi, dimana akan mempengaruhi

    fungsi sistemik seseorang seperti sistem sirkulasi, skeletal dan sistem saraf. Hal

    ini disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme atau toksin yang dapat berasal

    dari gigi, akar gigi, atau gusi yang terinfeksi.[3,4]

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    7/27

    Pada mulut terdapat beberapa keadaan yang bisa menjadi fokal infeksi

    pada tubuh misalnya pada plak, abses, kalkulus, nekrosis pulpa, pulpitis,

    periodonitis, dan karies. Sedangkan menurut W.D Miller (1890), bahwa seluruh

    bagian dari sistem tubuh yang utama telah menjadi target utama dari infeksi yang

    berasal dari mulut, terutama bagian pulpa dan periodontal.

    Organisme yang berasal dari mulut tersebut dapat menyebar ke daerah

    sinus (termasuk sinus darah kranial), saraf pusat dan perifer, sistem

    kardiovaskuler, mediastinum, paru-paru dan mata.[5]

    Penyebaran infeksi dari fokus primer ke tempat lain dapat berlangsung

    melalui beberapa cara, yaitu transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen),

    transmisi melalui aliran limfatik (limfogen), perluasan infeksi dalam jaringan, dan

    penyebaran dari traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat tertelannya atau

    teraspirasinya materi infektif.[3,5]

    Skema.1. Fokus infeksi tersering yang menyebabkan infeksi fokal

    2.2.1.1 Transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen)

    Gingiva, gigi, tulang penyangga, dan stroma jaringan lunak di sekitarnya

    merupakan area yang kaya dengan suplai darah. Hal ini meningkatkan

    kemungkinan masuknya organisme dan toksin dari daerah yang terinfeksi ke

    dalam sirkulasi darah. Di lain pihak, infeksi dan inflamasi juga akan semakin

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    8/27

    meningkatkan aliran darah yang selanjutnya menyebabkan semakin banyaknya

    organisme dan toksin masuk ke dalam pembuluh darah. Vena-vena yang berasal

    dari rongga mulut dan sekitarnya mengalir ke pleksus vena pterigoid yang

    menghubungkan sinus kavernosus dengan pleksus vena faringeal dan vena

    maksilaris interna melalui vena emisaria. Karena perubahan tekanan dan edema

    menyebabkan penyempitan pembuluh vena dan karena vena pada daerah ini tidak

    berkatup, maka aliran darah di dalamnya dapat berlangsung dua arah,

    memungkinkan penyebaran infeksi langsung dari fokus di dalam mulut ke kepala

    atau faring sebelum tubuh mampu membentuk respon perlawanan terhadap infeksi

    tersebut. Material septik (infektif) yang mengalir melalui vena jugularis internal

    dan eksternal dan kemudian ke jantung dapat membuat sedikit kerusakan. Namun,

    saat berada di dalam darah, organisme yang mampu bertahan dapat menyerang

    organ manapun yang kurang resisten akibat faktor-faktor predisposisi tertentu.[4,5]

    2.2.1.2Transmisi melalui aliran limfatik (limfogen)

    Seperti halnya suplai darah, gingiva dan jaringan lunak pada mulut kaya

    dengan aliran limfatik, sehingga infeksi pada rongga mulut dapat dengan mudah

    menjalar ke kelenjar limfe regional. Pada rahang bawah, terdapat anastomosis

    pembuluh darah dari kedua sisi melalui pembuluh limfe bibir. Akan tetapi

    anastomosis tersebut tidak ditemukan pada rahang bawah.

    Banyaknya hubungan antara berbagai kelenjar getah bening

    memfasilitasi penyebaran infeksi sepanjang rute ini dan infeksi dapat mengenai

    kepala atau leher atau melalui duktus torasikus dan vena subklavia ke bagian

    tubuh lainnya.

    Kelenjar getah bening regional yang terkena adalah sebagai berikut:

    Sumber in feksi KGB regional

    Gingiva bawah Submaksila

    Jaringan subkutan bibir bawah Submaksila, submental,

    servikal profunda

    Jaringan submukosa bibir atas dan bawah Submaksila

    Gingiva dan palatum atas Servikal profunda

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    9/27

    Pipi bagian anterior Parotis

    Pipi bagian posterior Submaksila, fasial

    Weinmann mengatakan bahwa inflamasi gingiva yang menyebar

    sepanjang sisi krista alveolar dan sepanjang jalur pembuluh darah ke sumsum

    tulang. Ia juga menyatakan bahwa inflamasi jarang mengenai membran

    periodontal. Kapiler berjalan beriringan dengan pembuluh limfe sehingga

    memungkinkan absorbsi dan penetrasi toksin ke pembuluh limfe dari pembuluh

    darah.[5]

    2.2.1.3 Perluasan langsung infeksi dalam jaringan

    Hippocrates pada tahun 460 sebelum Masehi menyatakan bahwa

    supurasi yang berasal dari gigi ketiga lebih sering terjadi daripada gigi-gigi lain

    dan cairan yang disekresikan dari hidung dan nyeri juga berkaitan dengan hal

    tersebut, dengan kata lain infeksi antrum. Supurasi peritonsilar, faringeal, adenitis

    servikal akut, selulitis, dan angina Ludwig dapat disebabkan oleh penyakit

    periodontal da infeksi prikoronal sekitar molar ketiga. Parotitis, keterlibatan sinus

    kavernosus, noma, dan gangren juga dapat disebabkan oleh infeksi gigi. Osteitis

    dan osteomyelitis seringkali merupakan perluasan infeksi dari abses alveolar dan

    pocket periodontal. Keterlibatan bifurkasio apikal pada molar rahang bawah

    melalui infeksi periodontal merupakan faktor yang penting yang menyebabkan

    osteomyelitis dan harus menjadi bahan pertimbangan ketika mengekstraksi gigi

    yang terinfeksi.[4,5]

    Perluasan langsung infeksi dapat terjadi melalui penjalaran material

    septik atau organisme ke dalam tulang atau sepanjag bidang fasial dan jaringan

    penyambung di daerah yang paling rentan. Tipe terakhir tersebut merupakan

    selulitis sejati, di mana pus terakumulasi di jaringan dan merusak jaringan ikat

    longgar, membentuk ruang (spaces), menghasilkan tekanan, dan meluas terus

    hingga terhenti oleh barier anatomik. Ruang tersebut bukanlah ruang anatomik,

    tetapi merupakan ruang potensial yang normalnya teriis oleh jaringan ikat longgar.

    Ketika terjadi infeksi, jaringan areolar hancur, membentuk ruang sejati, dan

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    10/27

    menyebabkan infeksi berpenetrasi sepanjang bidang tersebut, karena fasia yang

    meliputi ruang tersebut relatif padat.[4,5]

    Perluasan langsung infeksi terjadi melalui tiga cara, yaitu:

    Perluasan di dalam tulang tanpapointingArea yang terkena terbatas hanya di dalam tulang, menyebabkan

    osteomyelitis. Kondisi ini terjadi pada rahang atas atau yang lebih sering pada

    rahang bawah. DI rahang atas, letak yang saling berdekatan antara sinus maksila

    dan dasar hidung menyebabkan mudahnya ketelibatan mereka dalam penyebaran

    infeksi melalui tulang.

    Perluasan di dalam tulang denganpointingIni merupakan tipe infeksi yang serupa dengan tipe di atas, tetapi

    perluasan tidak terlokalisis melainkan melewati tulang menuju jaringan lunak dan

    kemudian membentuk abses. Di rahang atas proses ini membentuk abses bukal,

    palatal, atau infraorbital. Selanjutnya, abses infraorbital dapat mengenai mata dan

    menyebabkan edema di mata. Di rahag bawah, pointing dari infeksi menyebabkan

    abses bukal. Apabila pointing terarah menuju lingual, dasar mulut dapat ikut

    terlibat atau pusa terdorong ke posterior sehingga membentuk abses retromolar

    atau peritonsilar.

    Perluasan sepanjang bidang fasialMenurut HJ Burman, fasia memegang peranan penting karena fungsinya

    yang membungkus berbagai otot, kelenjar, pembuluh darah, dan saraf, serta

    karena adanya ruang interfasial yang terisi oleh jaringan ikat longgar, sehingga

    infeksi dapat menurun.

    Di bawah ini adalah beberapa fasia dan area yang penting, sesuai dengan

    klasifikasi dari Burman:

    Lapisan superfisial dari fasia servikal profunda Regio submandibula Ruang (space) sublingual Ruang submaksila Ruang parafaringeal

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    11/27

    Penting untuk diingat bahwa kepala, leher, dan mediastinum

    dihubungkan oleh fasia, sehingga infeksi dari kepala dapat menyebar hingga ke

    dada. Infeksi menyebar sepanjang bidang fasia karena mereka resisten dan

    meliputi pus di area ini. Pada regio infraorbita, edema dapat sampai mendekati

    mata. Tipe penyebaran ini paling sering melibatkan rahang bawah karena

    lokasinya yang berdekatan dengan fasia.[4,5]

    2.2.1.4 Penyebaran ke traktus gastrointestinal dan pernapasan

    Bakteri yang tertelan dan produk-produk septik yang tertelan dapat

    menimbulkan tonsilitis, faringitis, dan berbagai kelainan pada lambung. Aspirasi

    produk septik dapat menimbulkan laringitis, trakeitis, bronkitis, atau pneumonia.

    Absorbsi limfogenik dari fokus infeksi dapat menyebabkan adenitis akut dan

    selulitis dengan abses dan septikemia. Penyebaran hematogen terbukti sering

    menimbulkan infeksi lokal di tempat yang jauh.[4]

    Infeksi oral dapat menimbulkan sensitisasi membran mukosa saluiran

    napas atas dan menyebabkan berbagai gangguan, misalnya asma. Infeksi oral juga

    dapat memperburuk kelainan sistemik yang sudah ada, misalnya tuberkulosis dan

    diabetes mellitus. Infeksi gigi dapat terjadi pada seseorang tanpa kerusakan yang

    jelas walaupun pasien memiliki sistem imun yang normal. Suatu tipe pneumonia

    dapat disebabkan oleh aspirasi material infeksi, terutama pada kelainan

    periodontal yang lanjut. Juga telah ditunjukkan bahwa tuberkel basil dapat

    memasuki tubuh melalui oral, yaitu pocket periodontal dan flap gingiva yang

    terinfeksi yang meliputi molar ketiga. Infeksi oral, selain dapat memperburuk TB

    paru yang sudah ada, juga dapat menambah systemic load, yang menghambat

    respon tubuh dalam melawan efek kaheksia dari penyakit TB tersebut. Mendel

    telah menunjukkan perjalanan tuberkel basilus dari gigi melalui limfe, KGB

    submaksila dan servikal tanpa didahului ulserasi primer. Tertelannya material

    septik dapat menyebabkan gangguan lambung dan usus, seperti konstipasi dan

    ulserasi.[4,5]

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    12/27

    2.2.2 Etiologi

    Infeksi odontogenik dapat disebabkan karena trauma, infeksi post-

    operasi dan sekunder dari infeksi jaringan periodontal atau perikoronal. Bakteri

    penyebab infeksi umumnya bersifat endogen dan bervariasi berupa bakteri aerob,

    anaerob maupun infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob. Disebutkan mikroba

    penyebab tersering yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp yang

    memiliki aktivitas produksi asam yang tinggi.[4]

    Disebutkan bahwa etiologi dari infeksi odontogenik berasal dari bakteri

    komensal yang berproliferasi dan menghasilkan enzim. Pada saat bayi baru

    dilahirkan, proses kolonisasi bakteri dimulai dan dikatakan predominan terdiri

    atas Streptococcus salivarius. Pada saat gigi pertama tumuh, yaitu pada saat bayi

    berusia 6 bulan, komunitas bakteri berubah menjadi predominan S.sanguis dan

    S.mutansdan pada saat gigi selesai tumbuh terdapat komunitas heterogen antara

    bakteri aerobik dan anaerobik. Diperkirakan terdapat 700 spesies bakteri yang

    berkolonisasi di mulut dimana 400 dari spesies tersebut dapat ditemukan pada

    area subgingival.

    Infeksi odontogenik merupakan suatu infeksi polimikrobial dan

    campuran. Infeksi tersebut merupakan hasil dari perubahan bakteri, hubungan

    antar bakteri dengan morfotipe yang berbeda dan peningkatan jenis bakteri.

    Perubahan bakteri yang terjadi berupa perubahan yang pada awalnya predominan

    gram positif, fakultatif dan sakarolitik menjadi predominan gram negatif,

    anaerobik dan proteolitik.[4]

    2.3 Karies

    2.3.1 Definisi dan Mekanisme Karies

    Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan

    sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu

    karbohidrat yang dapat diragikan. (1) Karies gigi juga merupakan penyakit gigi

    yang disebabkan oleh kehilangan mineral di permukaan gigi dan permukaan gigi

    yang telah terdemineralisasi rusak secara permanen dan dentin terancam rusak

    atau sudah rusak. (2) Sedangkan menurut Prof. Dr. B. Houwink (1994), karies

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    13/27

    gigi adalah proses demineralisasi yang disebabkan oleh suatu interaksi antara

    produk-produk mikroorganisme, saliva, bagian-bagian yang berasal dari makanan

    dan enamel.

    2.3.2 Etiologi Karies Gigi

    Etiologi atau penyebab karies terdiri atas faktor primer yang langsung

    mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang berasal

    dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi biofilm.

    Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti faktor host atau

    tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor waktu, tetapi

    merupakan interaksi dari faktor - faktor tersebut. Pada tahun 1960-an oleh Keyes

    dan Jordan (cit. Harris and Christen, 1995), karies dinyatakan sebagai penyakit

    multifaktorial yaitu :

    1. Host atau tuan rumah2. Agenataumikroorganisme3. Substrat atau diet dan4. Waktu.

    Gambar : Faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya karies.

    2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies:

    1. Keturunan2. Ras

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    14/27

    Ras tertentu dengan mempunyai rahang yang sempit, menyebabkan gigi

    tumbuh tidak teratur sehingga menyembabkan sukar untuk membersihkan

    gigi dan ini akan mempertinggi prosentase karies pada ras tersebut.

    3. Jenis kelaminVolker. Dkk mengatakan bahwa prevalensi karies gigi tetap wanita lebih

    tnggi dibandingkan pria. Demikian juga halnya anak-anak, prevalensi

    karies gigi sulung anak wanita lebih tinggi di bandingkan anak-anak laki-

    laki.

    4. UsiaSejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun bertambah.

    Hal ini jelas karena factor resiko terjadinya karies akan lebih lama

    berpengaruh terhadap gigi.

    5. VitaminVitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi. Terutama pada

    periode pembentukan gigi.

    Tabel 1. : beberapa vitamin dan pengaruhnya terhadap kerusakan gigi adalah

    sebagai berikut :

    No Vitamin Kebutuhan

    perhari

    Pengaruh

    1. A 1-2 mg Merusak pembentukan email dan dentin2. B1 1-2 mg Karies meninggi (perubahan pada lidah, bibir, dan

    ptium)

    3. B2 2 mg Karies meninggi (perubahan pada lidah, bibir, danptium)

    4. B6 2 mg Tidak ada pengaruh5. C 7 5-100 mg Degenerasi odontoblas kerusakan periodontium,

    stomatitis, dll

    6. D 400-600 IU Hipoplasia enamel dantin7. E 10mg Tidak diketahui8. K 1 mg (?) Tidak diketahui

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    15/27

    6. Unsur kimiaUnsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap tejadinya karies gigi

    masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling berpengaruh adalah

    Flour.

    Tabel 2. : dibawah ini menunjukan beberapa unsur kimia yang mempengaruhi

    atau memperlambat terjadinya karies :

    No Unsur Kimia Pengaruh

    1. Brellium Menghambat2. Flour Menghambat3. Aurium Menghambat4. Cuprum Menghambat5. Magnesium Menghambat6. Platina Menunjang7. Cadmium Menunjang8. Selenium Menunjang8. Air ludah

    1) Campuran bahan-bahan yang terkandung didalamnya2) Derajat keasaman3) Jumlah/ volume4) Faktor anti bakteri

    9. Letak geografis10.Kultur social penduduk

    2.3.4 Gejala Karies Gigi

    Gejala karies gigi bukan hanya satu gejala saja, adapun gejalagejalanya sebagai

    berikut :

    1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis. Gigi terasa sangatsensitif terhadap panas, dingin, manis dan asam menandakan karies gigi

    sudah sampai bagian dentin

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    16/27

    2. Jika suatu kavitas dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri akanbersifat menetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifat spontan, meski

    tidak ada rangsangan.

    3. Jika bakteri telah mencapai pulpa. Dan pulpa mati maka nyeri untuksementara akan hilang lalu akan timbul lagi dalam beberapa jam atau hari

    dan gigi akan menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar

    keluar dan menyebabkan abses.

    2.3.5 Diagnosis

    Diagnosispertama memerlukaninspeksi atau pengamatan pada semua permukaan

    gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer.

    Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies

    interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang.

    Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada

    gigi dengan eksplorer.

    Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer

    untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah

    mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui

    eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.

    Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum

    berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk

    membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk

    sebuah efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik

    direkomendasikan untuk mendiagnosiskaries kecil.

    Untuk dapat mendiagnosis maka harus mengenali bentuk-bentuk karies lokasi

    karies.

    1. Bentuk-bentuk Karies:

    A. Berdasarkan cara meluasnya kariesa. Karies Penetriende

    Karies yang meluas dari email kedentin dalam bentuk kerucut

    perluasannya secara penetrasi merembes ke dalam

    http://id.wikipedia.org/wiki/Diagnosishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Inspeksi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaca_gigi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gigihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transiluminasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karies_kecil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karies_kecil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transiluminasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gigihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaca_gigi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Inspeksi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Diagnosis
  • 5/21/2018 tinjauan karies

    17/27

    b. Karies UnterminirendeKaries yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas kearah

    samping, sehingga menyebabkan bentuk seperti periuk.

    B. Berdasarkan dalamnya kariesa. Karies Superfisialis

    Karies yang baru mengenai lapisan email, tidak sampai dentin

    b. Karies MediaKaries yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah

    dentin

    c. Karies ProfundaDimana karies sudah mengenai lebih setengahnya dentin dan kadang -

    kadang sudah mengenai pulpa

    - Profunda pulpa terbukaBila pulpa sudah terbuka/ mengenai pulpa

    - Profunda pulpa tertutupBila karies belum mengenai pulpa

    Gambar : Dalamnya karies karies

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    18/27

    C. Berdasarkan Lokasi Karies (Olah G Black)a. Karies kelas I

    Karies yang terdapat pada bagian oklusal (Pits dan fissure ) dari gigi

    premolar dan molar. Dapat juga terdapa ada anterior di foramen

    caecum.

    b. Karies kelas IIKaries yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar atau

    premolar yang umumnya meluas sampai bagian oklusal.

    c. Karies kelas IIIKaries yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior tetapi

    belum mencapai margo incisal (belum mencapai 1/3 incisal gigi).

    d. Karies kelas IVKaries yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior dan

    sudah mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal gigi )

    e. Karies kelas VKaries yang terletak di cerviks gigi anterior maupun posterior.

    D. Berdasarkan Banyaknya Permukaan Yang Terkenaa. Simple karies

    Bila hanya satu permukaan yang terkena.

    b. Kompleks kariesBila lebih dari satu permukaan gigi yang terkena.

    E. Berdasarkan Keparahan/ Kecepatan Serangan Kariesa. Rampant karies

    b. Karies terhenti

    2.3.6 Perawatan Karies Gigi

    Penambalan

    Gigi layak untuk ditambal bila terdapat salah satu daritanda berikut :

    1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis.2. Terbentuk lubang yang rentan perlekatan plak, sisa makanan.3. Fungsi terganggu.

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    19/27

    4. Estetik tergangu.5. Kecenderungan bergesernya gigi disebelahnya akibat kehilangan kontak

    dengan gigi yang berlubang.

    Berapa jenis bahan tambal

    Selama bertahun-tahun kita hanya kenal bahan tambal logam dan amalgam

    Namun, sekarang telah dikembangkan bahan tambal sewarna gigi yaitu resin

    komposit dan semen ionomer kaca dan porselen. Berdasarkan metode

    peletakannya, tambalan terbagi dalam dua kategori, yaitu tambalan langsung dan

    tambalan tidak langsung. Tambalan langsung adalah tambalan yang diletakkan

    langsung pada gigi, prosedur penambalan selesai dalam sekali kunjungan.

    Termasuk dalam kategori ini adalah tambalan amalgam, resin komposit.

    Pencabutan gigi

    Jika kerusakan gigi telah mencapai dekat pulpa atau kebih kedalam lagi,

    maka sebaiknya gigi dicabut untuk mencegah infeksi yang lebih lanjut.

    2.3.7 Pencegahan Karies

    1. Pra erupsiTingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan lima

    tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari leavell and clark yang

    dikutip Herijulianti (2002) didalam bukunya adalah sebagai berikut :

    1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)2. Perlindungan Khusus (Specific Protection)3. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis And

    Prompt Treatment)

    4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)5. Rehabilitasi (Rehabilitation)

    2. Pasca erupsiTindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari

    pencegahan

    primer, sekunder dan tertier.

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    20/27

    a. Pencegahan PrimerYaitu pencegahan sebelum gejala klinik timbul yaitu dengan cara

    peningkatan dan perlindungan khusus. Peningkatan kesehatan :

    pendidikan kesehatan, meningkatkan keadaan sosio ekonomi

    seseorang, standart nutrisi yang baik, membatasi frekuensi makanan

    dan minuman yang manis-manis dan pemeriksaan berkala.6

    b. Pencegahan SekunderDiagnosa dini dengan pengobatan yang tepat dan membatasi ketidak

    mampuan/cacat yaitu pengobatan yang cepat untuk menghentikan

    proses penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada gigi yang

    terserang karies dan masih dapat dilakukan penambalan maka

    dilakukan perawatan gigi/restorasi gigi. Dengan demikian, lengkung

    geligi dapat dipertahankan dalam keadaan utuh, fungsi pengunyahan

    dipertahankan, infeksi dan peradangan kronis dapat dihilangkan

    sehingga kesehatan jaringan mulut yang baik dapat dipertahankan.

    Selain itu, mempertahankan gigi anterior dapat mempertahankan

    fungsi estetik, membantu fungsi bicara dan mencegah timbulnya efek

    psikologis bila gigi tersebut harus dicabut.6

    c. Pencegahan TertierGigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadap

    rehabilitasi dengan pembuatan gigi palsu.6Becker (1979) mengajukan

    beberapa klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan

    (Health Related Behaviour) salah satu diantaranya adalah perilaku

    kesehatan (Health Behaviour), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan

    tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan

    kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah

    penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi dan

    sebagainya (Herijulianti, 2002).

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    21/27

    2.4 Pulpitis

    2.4.1 Definisi Pulpitis

    Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri.

    Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan pembuluh

    darah. akibat karies yang tidak diobati, trauma, atau restorasi beberapa.

    2.4.2 Etiologi Pulpitis

    Penyebab kerusakan pulpa dapat dikelompokan sebagai berikut:

    1. Fisik

    Mekanik ( trauma, atrisi, abrasi, perubahan tekanan udara). Termis (preparasi cavum, tambalan yang dalam tanpa semen base). Elektris (aliran listrik dari vital tester,tambalan-tambalan logam

    yang berlainan).

    2. Kimia:

    Asam fosfat yang berasal dari silikat, AgNO3, monomeracrylic Erosi karena asam-asam.

    3. Bakterial

    Toksin yang berhubungan dengan karies Invasi langsung kuman-kuman pada pulpa.

    2.4.3 Patofisiologi Pulpitis

    Pulpitis dapat terjadi karena adanya jejas berupa kuman beserta produknya

    yaitu toksin, dan dapat juga karena faktor fisik dan kimia (tanpa kuman). Namun

    pada praktek sehari-hari pulpitis biasanya terjadi diawali dengan karies yang

    tebentuk karena kerusakan email akibat dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri-

    bakteri penghasil asam (pada umumnya Streptococus mutans) yang menyebabkan

    proses demineralisasi.

    Demineralisasi lebih cepat dari proses mineralisasi. Bila karies sudah

    terbentuk dan tidak mendapat perawatan, maka proses demineralisasi terus

    berlanjut dan menyebabkan karies semakin meluas ke dalam

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    22/27

    gigi sehingga menembus lapisan-lapisan email, dentin dan pada akhirnya akan

    mencapai ke dalam ruang pulpa. Bila karies sudah mencapai ke dalam ruang pulpa

    maka bakteri akan masuk ke dalam ruangan tersebut dan mengakibatkan

    peradangan pada jaringan pulpa. Jika peradangan hanya sebagian

    (pada cavum dentis) maka kita sebut pulpitis akut parsial, dan jika

    mengenai seluruh jaringan pulpa maka kita sebut pulpitis akut totalis.

    2.4.4 Gambaran Klinis Pulpitis

    Pulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila

    terkena oleh air dingin, asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angin pun

    sakit. Rasa sakit dapat menyebar ke kepala, telinga dan kadang sampai ke

    punggung.

    Keluhan subjektif:

    Nyeri spontan dan berdenyut yang disebabkan oleh rangsangan ygminimal dan berlangsung siang malam, sering hilang tetapi timbul kembali

    Nyeri menyebar (tidak terlokalisir) jika pada mandibula sering terasaditelinga, kadang kadang di leher. jika pada rahang atas terasa ke pelipis,

    kepala bagian depan sampai belakang. Pada permulaan pasien masih bisa

    melokalisir gigi yg sakit tetapi lama kelamaan tidak dapat lagi.

    Perubahan suhu yg kecil pada minum dapat menyebabkan nyeri dan

    peridontitis yang dapat menyebabkan nyeri pada waktu mengunyah. peridontitis

    ini disebabkan oleh hyperemia dari pulpa yang merambat ke peridontium ke

    foramen apikalis.

    Klasifikasi pulpitis menurut waktunya yaitu pulpitis akut dan pulpitis

    kronis. Pulpitis akut merupakan kondisi inflamasi pulpa gigi yang terjadi dengan

    tiba-tiba atau dapat juga terjadi karena kondisi eksaserbasi dari inflamasi kronis. (7)

    Pulpitis akut dapat berlanjut menjadi pulpitis kronis.(8) Pulpitis akut memiliki

    tanda-tanda klinis berupa nyeri tajam atau berdenyut dan biasanya terjadi selama

    beberapa menit (10-15 menit). Asal nyeri susah dicari bahkan nyeri dapat

    menyebar jauh dari pusat kerusakan. Rasa nyeri dapat terjadi karena rangsang

    panas, dingin dan stimulus manis.(9)

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    23/27

    Pulpitis akut adalah kondisi gawat darurat karena rasa sakitnya yang teramat

    sangat. Gigi yang terkena pulpitis akut akan terasa nyeri tajam yang kontinu saat

    diberikan stimulus atau tidak. Pada kondisi seperti ini biasanya pasien akan

    merasa sangat kesakitan dan emosional.(7) Pasien biasanya tidak bisa

    menunjukkan gigi mana yang terasa sakit akibat sakitnya yang menyebar hampir

    keseluruh gigi tetangga dari gigi yang terkena pulpitis akut.(10)Menurut Rajendran

    dan Sivapathasundharam (2009), rasa sakit pulpitis akut biasanya berlangsung 10-

    15 menit atau lebih dan rasa sakitnya dapat bertambah-tambah sesuai dengan

    ambang toleransi sakit pasien. Pasien yang menderita pulpitis akut akan merasa

    tidak nyaman dan membutuhkan perawatan segera dari dokter gigi.

    Klasifikasi klinis penyakit pulpa didasarkan pada gejala respon terhadap

    perubahan suhu yaitu:

    1. Pulpitis reversibel/hiperemi pulpitis/pulpitis awal yaitu peradangan pulpa awalsampai sedang akibat rangsangan

    Anamnesa

    Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin

    Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus

    Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

    Pemeriksaan Objekti f

    Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan

    Intra oral :

    Perkusi tidak sakit

    Karies mengenai dentin/karies profunda

    Pulpa belum terbuka

    Sondase (+)(11)

    Chlor etil (+)

    2. Pulpitis irreversibel yaitu radang pulpa ringan yang baru dapat juga yang sudahberlangsung lama

    Pulpitis irreversibel terbagi :

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    24/27

    1) Pulpitis irreversibel akut yaitu peradangan pulpa lama atau baru ditandai

    dengan rasa nyeri akut yang hebat

    Anamnesa

    Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang

    telinga

    Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

    Pemeriksaan Objekti f

    Ekstra oral : tidak ada kelainan

    Intra oral :

    Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan

    Pulpa terbuka bisa juga tidak

    Sondase (+)

    Khlor ethil (+)

    Perkusi bisa (+) bisa (-)(11)

    2) Pulpitis irreversibel kronis yaitu peradangan pulpa yang berlangsung lama

    Anamnesa ;

    Gigi sebelumnya pernah sakit

    Rasa sakit dapat hilang timbul secara spontan

    Nyeri tajam menyengat, bila ada rangsangan seperti; panas, dingin, asam, manis

    Penderita masih bisa menunjukkan gigi yang sakit

    Pemeriksaan Objekti f

    Ekstra oral ; tidak ada pembengkakan

    Intra oral ;

    Karies profunda, bisa mencapai pulpa bisa tidak

    Sondase (+)

    Perkusi (-)(11)

    Pulpitis juga dapat diklasifikasikan berdasarkan:

    1. Durasi dan keparahan(10):a. Pulpitis Akut

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    25/27

    Dapat dibagi menjadi:

    Pulpitis Akut SerosaPulpitis akut serosa adalah peradangan akut dari pulpa gigi yang ditandai

    dengan adanya sakit paroksimal yang hilang timbul yang bias menjadi terus-

    menerus. Apabila dibiarkan maka ia akan berlanjut menjadi pulpitis supuratif

    akut yang kemudian menyebabkan nekrosis pulpa.

    Pulpitis Akut SupuratifPulpitis akut supuratif adalah peradangan pulpa akut yang ditandai dengan

    pembentukan abses pada permukaan pulpa ataupun di dalam pulpa sendiri.

    b. Pulpitis SubakutMerupakan eksaserbasi akut yang ringan dari pulpitis kronis. Ditandai

    dengan adanya rasa sakit sedang yang hilang timbul. Istilah subakut digunakan

    pada kasus-kasus dimana sukar dikategorikan akut atau kronis.

    c. Pulpitis Kronis Pulpitis Kronis Ulserati

    Pulpitis kronis ulseratif ditandai dengan pembentukan ulkus pada permukaan

    pulpa yang terbuka. Keadaan ini umumnya terjadi pada pulpa muda atau pulpa

    tua yang sanggup menahan proses infeksi subklinis yang terjadi.

    Pulpitis Kronis HiperplastikPulpitis kronis hiperplastik adalah peradangan pulpa yang terbuka yang

    ditandai dengan terjadinya jaringan granulasi dan epitel, karena adanya iritasi

    yang ringan dalam waktu yang lama. Terlihat di sini jumlah dan besar sel juga

    bertambah. Keadaan ini disebut juga polip pulpa.

    2. Ada atau tidaknya simtom (10):a. Pulpitis Simtomatis

    Pulpitis simtomatis adalah respon inflamasi dari jaringan pulpa terhadap iritasi,

    dimana proses eksudatif memegang peranan. Rasa sakit timbul karena adanya

    peninggian tekanan intrapulpa. Rasa sakit ini berkisar antara ringan sampai

    paling hebat dengan intensitas yang tinggi, terus-menerus atau berdenyut.

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    26/27

    Yang termasuk dalam pulpitis simtomatis adalah: Pulpitis akut, pulpitis

    akut dengan periodontitis apikalis akut atau kronis, pulpitis subakut

    b. Pulpitis AsimtomatisPulpitis asimtomatis merupakan proses inflamasi sebagai mekanisme

    pertahanan dari jaringan pulpa terhadap iritasi dimana proses proliferasi yang

    berperanan. Tidak ada rasa sakit karena adanya pengurangan dan

    keseimbangan tekanan intrapulpa. Yang termasuk pulpitis asimtomatik

    adalah(10): pulpitis kronis ulseratif, pulpitis kronis hiperplastik, pulpitis kronis

    yang bukan disebabkan oleh karies (prosedur operatif, trauma, gerakan

    ortodonti).

    2.4.5 Penegakan Diagnosa Pulpitis

    Diagnosa ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada

    impeksikita dapat melihat cavum yang besar, lebar dengan suatu masa yang

    lembek dan kotor, cavum dentis hanya tertutup oleh lapisan dentin yang tipis atap

    pulpa dapat ditembus dengan sonde.

    Test sondasi : nyeri pada pemeriksaan dengan sonde Test thermist : air hangat /dingin menyebabkan nyeri yg hebat. Test elektris : aliran listrik menyebabkan nyeri yang tdak tertahan danmakin

    hebat.

    Perkusi : arah vertical menyebkan nyeri karena ada perambatan hyperemiapada periodontum

    Tekanan : saat gigi pasien mengigit, pasien akan merasakan nyeri. Rontgen gigi : pada pemeriksaan rontgen akan didapatkan gambaran radiologi

    berupa gambaran radiolusent yang telah mencapai kavum pulpa.Pemeriksaan

    radiologist dilakukan untuk memperkuat diagnose dan menunjukkan apakah

    peradangan sudah menyebar ke jaringan tulang dan disekitarnya

    2.4.6 Penatalaksanaan Pulpitis

    Peradangan mereda jika penyebabnya diobati. Jika pulpitis diketahui pada

    stadium dini, maka penambalan sementara yang mengandung obat penenang saraf

  • 5/21/2018 tinjauan karies

    27/27

    bisa menghilangkan nyeri. Tambalan ini bisa dibiarkan sampai 6-8 minggu dan

    kemudian diganti dengan tambalan permanen. Jika terjadi kerusakan pulpa yang

    luas dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara untuk menghilangkan nyeri

    adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan saluran akar maupun

    dengan pencabutan gigi.

    Bila tidak ada peradangan dental, lubang gigi dibersihkan dengan

    ekskavator , lalu dikeringkan dengan kapas dan diberi kapas yang ditetesi eugenol.

    Berikan analgetik bila perlu. Bila sudah ada peradangan jaringan periapikal,

    berikan antibiotik selama 5 hari.

    Pada umumnya, perawatan yang diberikan terhadap gigi pulpitis akut

    adalah pulpektomi vital dengan membuang seluruh jaringan pulpa apabila

    keadaan saluran akar memungkinkan untuk dilakukan preparasi saluran akar dan

    tersedia waktu yang mencukupi. Setelah pembuangan jaringan pulpa, gulungan

    kapas kecil yang berisi Ca(OH)2 yang merupakan obat pilihan dimasukkan ke

    dalam ruang pulpa sebelum kavitas ditutup dengan oksida seng eugenol. Tahap

    pekerjaan yang dilakukan dalam merawat pulpitis akut ini secara umum adalah:

    (1) pembuatan foto rontgen, (2) anestesi lokal, isolasi lapangan kerja, pembukaan

    atap pulpa, (3) ekstirpasi jaringan pulpa, (4) irigasi dengan larutan perhidrol 3%,

    aquadest, dan NaCl 2%, (5) penempatan Ca(OH)2 dalam gulungan kapas kecil

    pada ruang pulpa, (6) Tumpatan sementara minimal dengan semen seng fosfat.

    Setelah keadaan darurat mereda, dilakukan perawatan endodontik biasa.(10)

    2.4.7 Komplikasi

    Infeksi sekuel pulpitis termasuk apical periodontitis, abses periapikal,

    selulitis, dan osteomyelitis rahang. Spread dari gigi rahang atas dapat

    menyebabkan sinusitis purulen, meningitis, abses otak, selulitis orbital, dan

    thrombosis sinus. Penyebaran dari gigi rahang bawah bisa menyebabkan angina

    ludwings, abses parapharyngeal, mediastinum, perikarditis, empiema, dan

    tromboflebitis jugularis.