25
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory Control VOL. 1 NO. 1 JANUARI 2011 78 TINJAUAN ATAS PLANNING, REPLENISHMENT (SKENARIO) DAN ACTIVITIES INVENTORY CONTROL Divianto Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Abstract The purpose of this article is to provide a description regarding inventory control and its methods are often used in solving supply problems. Inventory management (inventory control), or also called as inventory management or control inventory levels are activities related to planning, implementation, and supervision of the determination of material needs such that on one hand the operating requirements can be met on time and on the other hand material inventory investment could be reduced optimally. Therefore it is expected that this article helpful in understanding the problems in the supply and implementation of each supply method that can help menjwab two important questions ie how much is ordered (how much to order) and when ordered (Pls to order). Keywords : Inventory, Control PENDAHULUAN Di Era dimana pelayanan pelanggan menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan, pengontrolan dan optimasi persediaan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena itulah perencanaan dan inventory control harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan produksi dan permintaan pelanggan. Bagi perusahaan utamanya yang banyak menanamkan modal kerja dalam persediaan, efektifitas proses ordering dan carrying harus pula mendapat perhatian yang cukup agar memberikan penghematan biaya yang lebih signifikan. Dengan demikian pengendalian dan optimasi persediaan ini akan membantu meningkatkan daya saing perusahaan secara keseluruhan. Misalnya, tak dapat dibayangkan, berapa besar kerugian yang akan ditanggung perusahaan, jika terjadi kerusakan mesin, sementara suku cadang (spare part) mesin tidak tersedia di gudang, dan harus menunggu kedatangan dari supplier selama dua minggu, satu bulan, atau dua bulan? Pengendalian persediaan suku cadang merupakan tugas manajemen logistik dalam suatu perusahaan, untuk memberi dukungan dalam hal pengadaan barang bagi seluruh keperluan pemeliharaan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Pengendalian suku cadang sangat penting dalam hal : penentuan keputusan suatu barang diperlukan, termasuk perlu atau tidaknya melakukan penyimpanan, kepada siapa pembelian dilakukan, kapan dilakukan pemesanan, apa dan berapa yang dipesan, tingkat dan jaminan mutu suku cadang yang diperlukan, anggaran suku cadang, dan sebagainya. Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam bentuk dari persediaan dan persediaan mewakili sebagian besar dari investasi perusahaan yang

TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

  • Upload
    ngotu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

78

TINJAUAN ATAS PLANNING, REPLENISHMENT (SKENARIO)DAN ACTIVITIES INVENTORY CONTROL

DiviantoPoliteknik Negeri Sriwijaya Palembang

Abstract

The purpose of this article is to provide a description regarding inventory control andits methods are often used in solving supply problems. Inventory management(inventory control), or also called as inventory management or control inventorylevels are activities related to planning, implementation, and supervision of thedetermination of material needs such that on one hand the operating requirements canbe met on time and on the other hand material inventory investment could be reducedoptimally. Therefore it is expected that this article helpful in understanding theproblems in the supply and implementation of each supply method that can helpmenjwab two important questions ie how much is ordered (how much to order) andwhen ordered (Pls to order).

Keywords : Inventory, Control

PENDAHULUAN

Di Era dimana pelayanan pelanggan menjadi faktor penentu keberhasilanperusahaan, pengontrolan dan optimasi persediaan menjadi sangat penting untukdilakukan. Oleh karena itulah perencanaan dan inventory control harus disesuaikan dengantingkat kebutuhan produksi dan permintaan pelanggan. Bagi perusahaan utamanya yangbanyak menanamkan modal kerja dalam persediaan, efektifitas proses ordering dancarrying harus pula mendapat perhatian yang cukup agar memberikan penghematan biayayang lebih signifikan. Dengan demikian pengendalian dan optimasi persediaan ini akanmembantu meningkatkan daya saing perusahaan secara keseluruhan.

Misalnya, tak dapat dibayangkan, berapa besar kerugian yang akan ditanggungperusahaan, jika terjadi kerusakan mesin, sementara suku cadang (spare part) mesin tidaktersedia di gudang, dan harus menunggu kedatangan dari supplier selama dua minggu, satubulan, atau dua bulan? Pengendalian persediaan suku cadang merupakan tugas manajemenlogistik dalam suatu perusahaan, untuk memberi dukungan dalam hal pengadaan barangbagi seluruh keperluan pemeliharaan peralatan yang digunakan dalam proses produksi.Pengendalian suku cadang sangat penting dalam hal : penentuan keputusan suatu barangdiperlukan, termasuk perlu atau tidaknya melakukan penyimpanan, kepada siapapembelian dilakukan, kapan dilakukan pemesanan, apa dan berapa yang dipesan, tingkatdan jaminan mutu suku cadang yang diperlukan, anggaran suku cadang, dan sebagainya.

Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macam-macam bentukdari persediaan dan persediaan mewakili sebagian besar dari investasi perusahaan yang

Page 2: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

79

harus dikelola dengan baik untuk memaksimalkan keuntungan. Persediaan berhubungandengan: mencari perimbangan antara jumlah persediaan yang benar tetapi tidak terlalubanyak, meningkatkan turnover persedian tanpa mengorbankan tingkat pelayanan,menjaga persediaan terendah tetapi tidak membahayakan kinerja perusahaan, memeliharabermacam-macam persediaan yang sangat luas tetapi tidak menghabiskan dengan cepatsehingga persediaan menjadi menipis, mempunyai persedian yang mencukupi tanpa item-item yang usang atau tidak terpakai, selalu mempunyai persediaan yang diinginkan tetapitidak dengan item yang lambat. Jadi dapat dikatakan bahwa persediaan (inventory) adalahsalah satu asset yang sangat mahal dalam suatu perusahaan (biasanya sekitar 40% dari totalinvestasi). Dimana pada satu sisi, manajemen menghendaki biaya yang tertanam padapersediaan itu adalah minimum, namun sebaliknya di lain pihak seringkali konsumenmengeluh karena kehabisan persediaan. Manajemen harus mengatur agar perusahaanberada pada suatu kondisi dimana kedua kepentingan tersebut dapat terpuaskan. Olehkarena setiap perusahaan memiliki jenis inventory tersendiri maka perusahaan membuatperencanaan dan sistem pengendalian sedemikian spesifik.

Seperti yang kita ketahui bahwa laba yang maksimal dapat dicapai denganmeminimalkan biaya berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapandapat dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang kecil, sedangkan untukmeminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan besar danjarang. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yangsedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan harus dilakukan denganmelakukan pemesanan persediaan dalam jumlah yang relatif besar sehingga mendorongjumlah persediaan yang besar. Alasan yang kedua yang mendorong perusahaanmenyimpan persediaan dalam jumlah yang relatif besar adalah masalah ketidakpastianpermintaan. Jika permintaan akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan,maka persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga, yang memberikan perusahaankemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas.Secara umum alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut:

1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan.2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal pengiriman.3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat:

- Kerusakan mesin- Kerusakan komponen- Pengiriman komponen yang terlambat

4. Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan.5. Untuk memanfaatkan diskon6. Untuk menghadapai kenaikan harga di masa yang akan dating.

Arti dan Peranan PersediaanPengertian persediaan berdasarkan beberapa sumber antara lain:

1. Menurut Prawirosentono (2001:61), persediaan adalah aktiva lancar yang terdapatdalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku / rawmaterial, bahan setengah jadi / work in process dan barang jadi / finished goods).

2. Merujuk pada penjelasan Herjanto (1999), persediaan dapat diartikan sebagaibahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuantertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan

Page 3: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

80

untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan merupakan suatuhal yang tidak dapat dihindari.

3. Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiapsaat mengalami perubahan (Gitosudarmo,2002:93).

4. Soemarsono (1999:246), mengemukakan pengertian persediaan sebagai barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatanperusahaan.

5. Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakanaktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalamiperubahan. (Riyanto,2001:69).

6. Sedangkan menurut PSAK No.14 Paragraf 3, menyatakan pengertian persediaaadalah aktiva :a. Tersedia untuk dijual dalam usaha kegiatan normal.b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalananc. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies)

Fungsi-Fungsi PersediaanFungsi-fungsi persediaan penting artinya dalam upaya meningkatkan operasi

perusahaan, baik yang berupa operasi internal maupun operasi eksternal sehinggaperusahaan seolah-olah dalam posisi bebas. Fungsi persediaan pada dasarnya terdiri daritiga fungsi yaitu:

1) Fungsi DecouplingFungsi ini memungkinkan bahwa perusahaan akan dapat memenuhikebutuhannya atas permintaan konsumen tanpa tergantung pada suplier barang.Untuk dapat memenuhi fungsi ini dilakukan cara-cara sebagai berikut :a) Persediaan bahan mentah disiapkan dengan tujuan agar perusahaan tidak

sepenuhnya tergantung penyediaannya pada suplier dalam hal kuantitas danpengiriman.

b) Persediaan barang dalam proses ditujukan agar tiap bagian yang terlibat dapatlebih leluasa dalam berbuat.

c) Persediaan barang jadi disiapkan pula dengan tujuan untuk memenuhipermintaan yang bersifat tidak pasti dari langganan.

2) Fungsi Economic Lot SizingTujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan persediaan agar perusahaan dapatberproduksi serta menggunakan seluruh sumber daya yang ada dalam jumlahyang cukup dengan tujuan agar dapat menguranginya biaya perunit produk.Pertimbangan yang dilakukan dalam persediaan ini adalah penghematan yangdapat terjadi pembelian dalam jumlah banyak yang dapat memberikan potonganharga, serta biaya pengangkutan yang lebih murah dibandingkan dengan biaya-biaya yang akan terjadi, karena banyaknya persediaan yang dipunyai.

3) Fungsi AntisipasiPerusahaan sering mengalami suatu ketidakpastian dalam jangka waktupengiriman barang dari perusahaan lain, sehingga memerlukan persediaanpengamanan (safety stock), atau perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yangdapat diperkirakan sebeumnya yang didasarkan pengalaman masa lalu akibatpengaruh musim, sehubungan dengan hal tersebut perusahaan sebaiknyamengadakan seaseonal inventory (persediaan musiman) (Asdjudiredja,1999:114).

Page 4: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

81

Selain fungsi-fungsi diatas, menurut Herjanto (1997:168) terdapat enam fungsipenting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan antaralain:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yangdibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harusdikembalikan.

3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga

perusahaan tidak akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran.5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas

(quantity discount).6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersediaanya barang yang

diperlukan.Menurut Baroto (2002), timbulnya persediaan disebabkan oleh:

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan.Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barangtersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan suatu barang diperlukanwaktu untuk pembuatan dan pengiriman, sehingga hal ini dapat teratasi denganpengadaan persediaan.

2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian.Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalamjumlah maupun waktu kedatangan, waktu memproduksi barang yang cenderungtidak konstan, dan waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karenabanyak faktor tidak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam denganmengadakan persediaan.

3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntunganyang besar dari kenaikan harga di masa mendatang.

Persoalan persediaan yang timbul adalah bagaimana caranya mengatur persediaan,sehingga setiap kali ada permintaan, permintaan tersebut dapat segera dilayani denganjumlah biaya yang minimum. Apabila jumlah persediaan lebih besar dibandingpermintaan, hal ini dapat menimbulkan dana besar menganggur yang tertanam dalampersediaan, meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang lebihbesar. Namun, jika persediaan lebih sedikit dibanding permintaan, akan menyebabkankekurangan persediaan (stock out) yang berakibat proses produksi berhenti, tertundanyakeuntungan, bahkan dapat berakibat hilangnya pelanggan. Pengendalian persediaanmerupakan serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaanyang harus tersedia, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan, danberapa besar pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianyapersediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat.

Prinsip-Prinsip PengendalianMenurut Matz (1994:230), sistem dan tehnik pengendalian persediaan harus

didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

Page 5: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

82

1. Persediaan diciptakan dari pembelian (a) bahan dan suku cadang, dan (b)tambahan biaya pekerja dan overhead untuk mengelola bahan menjadi barangjadi.

2. Persediaan berkurang melalui penjualan dan perusakan.3. Perkiraan yang tepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan hal yang

esensial bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan yang efisien.4. Kebijakan manajemen, yang berupaya menciptakan keseimbangan antara

keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biayapemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama dalammenentukan investasi persediaan.

5. Pemesanan bahan merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan penyusunanrencana pengendalian produksi.

6. Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.7. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak.

Oleh karena itu, Matz (1994:229) berpendapat bahwa pengendalian persediaan yangefektif harus:

a. Menyediakan bahan dan suku cadang yang dibutuhkan bagi operasi yang efisiendan lancar.

b. Menyediakan cukup banyak stock dalam periode kekurangan pasokan (musiman,siklus atau pemogokan), dan dapat mengantisipasi perubahan harga.

c. Menyiapkan bahan dengan waktu dan biaya penanganan yang minimum sertamelindunginya dari kebakaran, pencurian, dan kerusakan selama bahan tersebutditangani.

d. Mengusahakan agar jumlah persediaan yang tidak terpakai, berlebih, atau yangrusak sekecil mungkin dengan melaporkan perubahan produk secara sistematik,dimana perubahan tersebut mungkin akan mempengaruhi bahan suku cadang.

e. Menjamin kemandirian persediaan bagi pengiriman yang tepat waktu kepadapelanggan.

f. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada padatingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.

Sistem Pengendalian PersediaanPenentuan jumlah persediaan perlu ditentukan sebelum melakukan penilaian

persediaan. Jumlah persediaan dapat ditentukan dengan dua sistem yang paling umumdikenal pada akhir periode yaitu:

a) Periodic system, yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisikagar jumlah persediaan akhir dapat diketahui jumlahnya secara pasti.

b) Perpectual system, atau book inventory yaitu setiap kali pengeluaran diberikancatatan administrasi barang persediaan.

Dalam melaksanakan panilaian persediaan ada beberapa cara yang dapat dipergunakanyaitu:

Page 6: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

83

a. First in, first out (FIFO) atau masuk pertama keluar pertamaCara ini didasarkan atas asumsi bahwa arus harga bahan adalah sama dengan aruspenggunaan bahan. Dengan demikian bila sejumlah unit bahan dengan harga belitertentu sudah habis dipergunakan, maka penggunaan bahan berikutnya harganyaakan didasarkan pada harga beli berikutnya. Atas dasar metode ini maka hargaatau nilai dari persediaan akhir adalah sesuai dengan harga dan jumlah pada unitpembelian terakhir.

b. Last in, first out (LIFO) atau masuk terakhir keluar pertamaDengan metode ini perusahaan beranggapan bahwa harga beli terakhirdipergunakan untuk harga bahan baku yang pertama keluar sehingga masih ada(stock) dinilai berdasarkan harga pembelian terdahulu.

c. Rata-Rata Tertimbang (weighted average)Cara ini didasarkan atas harga rata-rata perunit bahan adalah sama dengan jumlahharga perunit yang dikalikan dengan masing-masing kuantitasnya kemudiandibagi dengan seluruh jumlah unit bahan dalam perusahaan tersebut.

d. Harga StandarBesarnya nilai persediaan akhir dari suatu perusahaan akan sama dengan jumlahunit persediaan akhir dikalikan dengan harga standar perusahaan.

Menurut Assauri (1998), tujuan pengendalian persediaan dapat dinyatakan sebagaiusaha untuk:

1. Menjaga jangan sampai terjadi kehabisan persediaan.2. Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga

biaya yang timbul tidak terlalu besar.3. Menghindari pembelian secara kecil-kecilan, karena akan berakibat biaya

pemesanan menjadi besar.

Dengan kata lain, tujuan pengendalian persediaan adalah untuk memperoleh kualitasdan jumlah yang tepat dari barang yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan biaya yangminimum untuk keuntungan atau kepentingan perusahaan.

Masalah inventory control merupakan salah satu masalah penting yang dihadapiperusahaan, pada kebanyakan perusahaan inventory merupakan bagian besar yangtercantum dalam neraca. Inventory yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat menimbulkanmasalah-masalah yang pelik. Inventory Control yang efektif dapat memberikansumbangan kepada keuntungan perusahaan. Pertanyaan pokok yang sering harus dijawabadalah sebagai berikut: 1. Berapa unit yang harus dipesan atau diproduksi pada suatuwaktu tertentu ?, 2. pada jumlah berapa inventory sudah harus dipesan atau diproduksi?,dan 3. Jenis Inventory yang mana memerlukan perhatian khusus?

Tugas Inventory Control adalah menyediakan Inventory yang diperlukan untukmenjamin kelangsungan operasi perusahaan pada tingkat biaya minimal (Total Costminimum). Tujuan Inventory Control dalam hubungannya dengan pihak-pihak yangterkait dengan persediaan adalah: 1. dengan kepentingan manajer pembelian, orientasikeputusan pembelian material pada jumlah besar untuk memperoleh discount/potongandari supplier, 2. dengan kepentingan manajer produksi, orientasi keputusan pembelianmaterial pada jumlah besar untuk menjamin kelancaran proses produksi, 3. dengankepentingan manajer keuangan, orientasi keputusan pembelian material pada jumlah besaruntuk memperoleh discount/potongan dari supplier, dan 4. dengan kepentingan manajer

Page 7: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

84

produksi, orientasi keputusan pembelian material pada jumlah kecil untuk efisiensipenggunaan dana.

Jadi Inventory Control merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulankompetitif jangka panjang. Mutu, rekayasa, produk, harga, lembur, kapasitas berlebih,kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja kurang baik, waktu tenggang (lead time),dan profitabilitas secara keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkatpersediaan. perusahaan dengan tingkat persediaan yang lebih tinggi dari pesaingcenderung berada dalam posisi kompetitif yang lemah. kebijakasanaan Inventory Controltelah menjadi sebuah senjata untuk memenangkan kompetisi. Oleh karena itu, peranInventory Control adalah merekonsiliasikan kepentingan-kepentingan ke dalam kebijakanpersediaan yang dapat diterima oleh berbagai kepentingan demi untuk mencapai tujuanperusahaan.

Komponen Biaya Persediaan (Inventory Cost)Pada dasarnya biaya persediaan merupakan keseluruhan biaya operasi atas sistem

persediaan baik pengeluaran maupun kerugian yang diakibatkan adanya persediaan.Merujuk pada penjelasan Nasution (2003), biaya persediaan terdiri dari biaya pengadaan,biaya penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan.

1. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis berdasarkan asal-usul barang, yaitu biayapemesanan / pembelian (ordering cost / purchasing cost) jika barang yangdiperlukan diperoleh dari pihak luar (supplier) dan biaya pembuatan (setup cost)jika barang yang diperlukan diperoleh dengan memproduksi sendiri.a. Biaya Pemesanan / Pembelian (Ordering Cost / Purchasing Cost)

Biaya ini merupakan semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkanbarang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok(supplier), pembelian barang, pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biayapengangkutan, biaya penerimaan, dan sebagainya. Biaya ini diasumsikankonstan untuk setiap kali pemesanan.

b. Biaya Pembuatan (Setup Cost)Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalammempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul di dalam pabrik yangmeliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, mempersiapkangambar kerja, dan sebagainya.

2. Biaya Penyimpanan (Holding Cost /Carrying Cost)Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpanpersediaan. Biaya ini meliputi:a. Biaya Memiliki Persediaan (Biaya Modal) Penumpukan barang di gudang

berarti penumpukan modal, dimana modal perusahaan mempunyai ongkos(expense) yang dapat diukur dengan suku bunga bank. Biaya memilikipersediaan diukur sebagai persentase nilai persediaan untuk periode waktutertentu.

b. Biaya GudangBarang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbulbiaya gudang. Jila gudang dan peralatannya disewa maka biaya gudangnyamerupakan biaya sewa. Sedangkan jika perusahaan mempunyai gudang sendirimaka biaya gudang merupakan biaya depresiasi.

Page 8: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

85

c. Biaya Kerusakan dan PenyusutanBarang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karenaberatnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biayakerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai denganpersentasenya.

d. Biaya expiredBarang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai karena perubahanteknologi dan model seperti barang-barang elektronik. Biaya expired biasanyadiukur dengan besarnya penurunan nilai jual dari barang tersebut.

e. Biaya AsuransiBarang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal yang tidakdiinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang yangdiasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.

f. Biaya Administrasi dan PemindahanBiaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan barang yang ada,baik pada saat pemesanan, penerimaan, maupun penyimpanan barang, sertabiaya untuk memindahkan barang dari dan ke dalam tempat penyimpanan,termasuk upah buruh dan biaya peralatan handling.

Dalam manajemen persediaan, terutama yang berhubungan dengan masalah kuantitatif,biaya simpan per unit diasumsikan linier terhadap jumlah barang yang disimpan (misalnyaRp/unit/tahun).

Prinsip-Prinsip Dasar Inventory ControlRumusan-rumusan tentang definisi persediaan telah banyak dikemukakan oleh para

ahli, namun pada prinsipnya persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources)yang menunggu proses lebih lanjut.

Menurut Groebner dalam Introduction to Management Science (1992), persediaanmerupakan komponen material atau produk jadi yang tersedia di tangan, menunggu untukdigunakan atau dijual. Sedangkan menurut Riggs (1976), persediaan adalah bahanmentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi bahan pembantu, bahanpelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhanpermintaan. Jadi dapat dikatakan persediaan adalah segala sumber daya organisasi yangdisimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Selain itu persediaan jugadapat dinyatakan sebagai sumber daya menganggur (iddle resources) yang menungguproses lebih lanjut dan yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupakegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusiataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.

Pengertiaan lainnya menyatakan bahwa persediaan adalah rangkaian prosespengelolaan keseluruhan sumber daya perusahaan yang dibutuhkan dalam menghasilkanbarang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Menurut Dessler (2004)“Operations Management is the process of managing the resources that are needed toproduce organization’s goods and services”. Adapun prinsip-prinsip dasar inventorymanagement antara lain adalah sebagai berikut:

- Persediaan adalah setiap sumberdaya yang disimpan (stored resource) yangdigunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan pada saat ini atau masa depan..

- Bagi banyak perusahaan, persediaan mencerminkan sebuah investasi, dan investasiini sering lebih besar daripada yang seharusnya karena perusahaan lebih mudah

Page 9: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

86

untuk memiliki persediaan just-in-case (berjaga-jaga kalau ada apa-apa) daripadapesediaan just-in-time (persediaan seperlunya).

- Setiap manajer operasi harus menyadari bahwa inventory control yang baik sangatpenting. Perusahaan dapat mengurangi biaya dengan mengurangi tingkatpersediaan di tangan, sebaliknya konsumen akan merasa tidak puas bila suatuproduk stoknya habis

- Perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkatlayanan konsumen.

Jenis Persediaan Dan Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persediaan DalamInventory Planning

Macam inventory, tergantung jenis perusahaan (bahan baku, barang dalam proses,barang jadi, suku cadang dan lain-lain). Dimana pada perusahaan manufaktur umumnyamempunyai 3 (tiga) jenis inventory,yaitu: 1. Bahan baku/material, 2. Barang dalam proses(barang setengah jadi), dimana inventory untuk barang setengah jadi dan bahan mentahditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependentdemand inventory), 3. Barang jadi yang biasanya tergantung pada permintaan pasar(independent demand inventory). Pengklasifikasian persediaan pun juga dapat dilakukandengan membagi persediaan ke dalam beberapa jenis yaitu: 1. bahan mentah dankomponen-komponen yang dibeli, 2. barang dalam proses (work in process, WIP), 3.bahan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenace, repair and operation, MRO), dan4. barang jadi.

Sedangkan, dalam sistem manufaktur, persediaan terdiri dari bentuk-bentuk sebagaiberikut:

a. Bahan mentah (raw materials), yaitu barang-barang berwujud yang merupakaninput awal dari proses transformasi menjadi produk jadi.

b. Komponen yaitu barang-barang yang terdiri atas bagian-bagian (parts) yangdiperoleh dari perusahaan lain atau hasil produksi sendiri untuk digunakan dalampembuatan barang jadi atau barang setengah jadi.

c. Barang setengah jadi (work in process), merupakan barang-barang keluaran daritiap operasi produksi atau perakitan yang telah memiliki bentuk lebih kompleksdaripada komponen, namun masih perlu proses lebih lanjut untuk menjadi barangjadi atau barang setengah jadi bisa disebut barang yang berbentuk peralihan antarabahan baku dengan produk setengah jadi.

d. Barang jadi (finished good), merupakan hasil akhir proses transformasi yang siapdipasarkan kepada konsumen.

e. Bahan pembantu (supplies material) adalah barang-barang yang diperlukan dalamproses pembuatan atau perakitan barang, namun bukan merupakan komponenbarang jadi. Bahan penolong dapat berupa: bahan bakar, pelumas, listrik dan lain-lain.

Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapa faktor :1. Leadtime, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang, 2. Frekuensi penggunaanbahan selama satu periode, frekuensi pembelian yang tinggi menyebabkan jumlahinventory menjadi lebih kecil untuk satu periode pembelian, 3. Jumlah dana yang tersedia,dan 4. Daya tahan material. Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi persediaanadalah:

Page 10: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

87

- Bahan baku, dipengaruhi oleh: perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapatdiandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatanproduksi.

- Barang dalam proses, dipengaruhi oleh lamanya produksi yaitu waktu yangdibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saatpenyelesaian barang jadi.

- Barang jadi, inventory ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi danpenjualan.

Sedangkan kriteria keputusan inventory, agar dapat diterima semua pihak yangterkait adalah: 1. dapat menjamin kelancaran proses produksi, 2. dapat dijangkau oleh danayang tersedia, dan jumlah pembelian optimal. Tujuan melakukan inventory secara umumadalah sebagai berikut:

1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (misal: safety stock)2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian3. Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan inventory adalah sebagaiberikut:

1. Struktur biaya persediaan.a. Biaya per unit (item cost)b. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)

- Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)- Biaya pengiriman pemesanan- Biaya transportasi- Biaya penerimaan (Receiving cost)- Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost): surat

menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan.c. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)

- Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilaipersediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).

- Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage).Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.

d. Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence, deteriorationand loss).

e. Biaya akibat kehabisan persediaan (Stock out cost)2. Penentuan berapa besar dan kapan pemesanan harus dilakukan.

Gambar di bawah ini adalah proses produksi dari perusahaan yang umum yangdimulai dari masukan kemudian ke konversi dan terakhir berubah dalam bentuk keluaran.

Page 11: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

88

Gambar 1. Sistem Produksi Perusahaan

Sedangkan aliran inventory dari vendor sampai ke tangan customer, sepertidijelaskan dalam gambar di bawah ini:

Gambar 2. Aliran Inventory

Bahan dalamproses

Vendor Bahan Barang dalam Barang Customer(Pemasok) mentah proses jadi (Pelanggan)

Barang dalamproses

Pendeskripsian titik-titik persediaan dalam suatu sistem produksi distribusi secaraumum dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3. Titik-titik Persediaan

Elemen Harga Pokok Bahan BakuEmpat kelompok biaya yang mempengaruhi harga pokok persediaan bahan baku,

yaitu:1. Harga Faktur

Harga faktur adalah harga yang disetujui antara perusahaan dengan pemasoknya.Potongan pembelian akan mengurangi harga faktur, sedangkan biaya angkut yangditanggung perusahaan diperlakukan sebagai tambahan harga faktur.

Page 12: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

89

2. Biaya Pemesanan Bahan BakuBiaya ini disebut procurement cost atau ordering cost yaitu biaya yangdikeluarkan dalam melaksanakan pembelian bahan baku. Biaya inidikelompokkan menjadi dua yaitu biaya pemesanan tetap dan biaya pemesananvariabel.

3. Biaya Penyimpanan Bahan BakuBiaya ini disebut storage cost atau carrying cost yaitu biaya yang dikeluarkandalam melaksanakan kegiatan penyimpanan bahan agar siap dipakai di dalamkegiatan produksi. Biaya ini dikelompokkan menjadi dua yaitu biayapenyimpanan tetap dan biaya penyimpanan variabel.

4. Biaya ketidakcukupan Bahan BakuBiaya ini timbul akibat adanya persediaan bahan baku yang tidak mencukupiuntuk memenuhi kebutuhan produksi. Biaya ini meliputi: kerugian hilangnyapenjualan, tambahan biaya angkut karena dibeli secara mendadak, tuntutan daripelanggan karena keterlambatan, dan tambahan biaya karena tidak teraturnyaproses produksi.

Hubungan antara Tingkat Persediaan dan Total Biaya PersediaanPersoalan utama yang ingin dicapai oleh pengendalian persediaan adalah

meminimumkan total biaya operasi perusahaan. Hal ini berkaitan dengan berapa jumlahkomoditas yang harus dipesan dan kapan pemesanan itu harus dilakukan. Keputusanmengenai besarnya persediaan menyangkut dua kepentingan yaitu kepentingan pihak yangmenyimpan dengan pihak yang memerlukan barang. Keputusan itu bisa dikategorikanmenjadi dua yaitu:

a. Waktu pada saat pemesanan barang masuk konstan (fixed) dan jumlahbarang yang dipesan harus ditentukan.

b. Jumlah pesanan (order quantity) dan waktu pesanan harus ditentukan.Pendekatan terhadap kedua keputusan ini, salah satunya adalah dengan memesan

dalam jumlah yang besar untuk meminimumkan biaya pemesanan. Cara lain adalahmemesan dalam jumlah kecil untuk memperkecil biaya pemesanan. Tindakan yang palingbaik dinyatakan dengan mempertemukan dua titik ekstrim yaitu memesan dalam jumlahyang sebesar-besarnya dan memesan dalam jumlah yang sekecilkecilnya. Sebagai ilustrasi,gambar 4. dapat memperlihatkan hubungan antara tingkat persediaan dan total biaya.

Gambar 4. Hubungan antara Tngkat Persediaan dan Total Biaya

Page 13: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

90

Pada gambar 4. terlihat bahwa jika Q semakin besar, berarti pemesanan akansemakin jarang dilakukan, sehingga biaya pemesanan (ordering cost) yang menjadi bebanjuga akan semakin kecil. Sebaliknya jika Q semakin kecil, berarti pemesanan akansemakin sering dilakukan, sehingga biaya pemesanan yang dikeluarkan juga akan semakinbesar. Akibatnya jika Q semakin besar (bergeser ke kanan), maka kurva ordering costsemakin menurun.

Biaya penyimpanan (holding cost) digambarkan sebagai sebuah garis lurus yangdimulai pada tingkat persediaan nol (Q = 0). Hal ini disebabkan karena komponen inisecara langsung tergantung tingkat persediaan rata-rata. Semakin besar jumlah barangyang dipesan akan mengakibatkan semakin besar tingkat persediaan rata-rata, sehinggabiaya penyimpanan juga akan semakin besar. Akibatnya semakin besar tingkat persediaanrata-rata, maka grafik holding cost semakin meningkat. Dari gambar 4. terlihat bahwaantara holding cost dan ordering cost berhubungan terbalik dimana jumlah keduanya akanmenghasilkan kurva total inventory cost yang convex. Jadi tinggi (jarak) kurva totalinventory cost pada setiap titik Q merupakan hasil penjumlahan tinggi (jarak) keduakomponen biaya tersebut secara tegak. Solusi optimal dari fungsi tujuan akan ditemukanpada saat total inventory cost minimum.

Replenishment (Skenario) dan Metode-Metode dalam Inventory ControlPendekatan untuk menganalisis persediaan suatu perusahaan terdiri dari beberapa

model, yaitu dengan model Economic Order Quantity (EOQ), Titik pemesanan kembali(Reorder Point) dan Jumlah cadangan pengaman (Safety Stock) yang diperlukan, serta JustIn Time (JIT). Hal ini kemudian memunculkan 2 (dua) metode dasar pengendalianpersediaan yang bersifat probabilistik, yaitu:

1) Metoda P, yang menganut aturan bahwa saat pemesanan bersifat regulermengikuti suatu perioda yang tetap (mingguan, bulanan, dan sebagainya),sedangkan kuantitas pemesanan akan berulang-ulang.

2) Metoda Q, yang menganut aturan bahwa jumlah ukuran pemesanan (kuantitaspemesanan) selalu tetap untuk setiap kali pemesanan, sehingga saat pemesanandilakukan akan bervariasi.

Tujuan dari semua metode-metode persediaan adalah untuk meminimalkan biayapersedaiaan (minimize inventory cost), termasuk biaya penyimpanan (carrying & orderingcosts) dan biaya pemasangan/pemesanan (setup/ordering costs). Biaya penyimpanandigudang, meliputi biaya asuransi, staf tambahan, dan bunga, biaya pemasanganberhubungan dengan waktu pasang, dan biaya pemesanan berupa biaya pasokan, formulir,proses pesanan, dan tenaga kerja.Adapun model persediaan antara lain:

1. Model DeterministikModel Deterministik adalah model persediaan yang menganggap nilai-nilaiparameter telah diketahui dengan pasti. Model deterministik dibedakan menjadidua yaitu:a. Deterministik Statis.

Pada model ini total permintaan setiap unit barang untuk tiap periode diketahuidan bersifat konstan, dimana laju permintaan adalah sama untuk tiap periode.

Page 14: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

91

b. Deterministik Dinamik.Pada model ini total permintaan satiap unit barang untuk tiap periode diketahuidan bersifat konstan, tetapi laju permintaan dapat bervariasi dari satu periodeke periode lainnya.

2. Model Probabilistik (Stokastik)Model probabilistik adalah model persediaan yang menganggap bahwa nilai-nilaiparameter merupakan nilai-nilai yang tidak pasti, dimana nilai parameter tersebutmerupakan variabel random. Model probabilistik dibedakan menjadi dua yaitu:a. Probabilistik Statis.

Pada model ini variabel permintaan bersifat random dan distribusi probabilistikdipengaruhi oleh waktu setiap periode.

b. Probabilistik DinamikPada model ini variabel permintaan bersifat random, dimana distribusiprobabilistik dipengaruhi oleh waktu setiap periode dan dapat bervariasi darisatu periode ke periode lainnya.

Metode-Metode Inventory Control1. Economic Order Quantity (EOQ)

Pendekatan yang umum digunakan untuk manajemen persediaan adalah denganEOQ (Economic Order Quantity Model) dan yang terbaru dengan metode MRP model(mengenai model-model manajemen persediaan dibahas lebih rinci di mata kuliahmanajemen operasional dan manajemen persediaan). Metode ini pertama kali dicetuskanoleh Ford Harris pada tahun 1915, tetapi lebih dikenal dengan nama metode Wilson karenadikembangkan oleh Wilson pada tahun 1934. Metode ini digunakan untuk menghitungminimasi total biaya persediaan berdasarkan persamaan tingkat atau titik equilibriumkurva biaya simpan dan biaya pesan.

Biaya pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabel mempunyai hubunganterbalik, yaitu semakin tinggi frekuensi pemesanan maka semakin rendah biayapenyimpanan variabel dan agar biaya pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabeldapat ditekan serendah mungkin, maka perlu dicari jumlah pembelian yang palingekonomis. Metode ini digunakan untuk menentukan jumlah pembelian bahan baku yangoptimal yaitu jumlah yang harus dipesan dengan biaya yang paling rendah (ekonomis), adadua keputusan dasar dalam EOQ, yaitu: 1. Berapa jumlah bahan baku yang harus dipesanpada saat bahan baku tersebut perlu dibeli kembali (Replenisment Cyle) dan 2. Kapan perludilakukan pembeliaan kembali (Reorder point).

Metode persediaan EOQ mempunyai beberapa asumsi: 1. permintaan konstan(constant demand) dan tenggang waktu (lead time) diketahui, 2. persediaan diterimadengan segera (instantaneous), 3. tidak ada diskon, 4. tidak ada kehabisan stok (stockout)atau kekurangan (shortage), dan 5. biaya variabel yang muncul hanya biaya pemesanandan penyimpanan. Jadi dengan asumsi tersebut, grafik penggunaan persediaan sepanjangwaktu berbentuk seperti “gigi ikan hiu” (sawtooth shape; Grafik dapat dilihat pada bukustandar, misalnya Render & Stair, 2000). EOQ mempertimbngkan biaya pemesanan danbiaya penyimpanan persediaan.

Page 15: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

92

Rumus Economic Order Quantity (EOQ):

Cc

CoDEOQ

..2

Frekuensi pemesanan = D/EOQReorder point = Lt x dTotal biaya (TC) = EOQ/2 (Cc) + D (Co)

Tiga macam biaya yang berhubungan dengan inventory yaitu:1. Ordering cost (biaya pesan dan pemasaran)

Contohnya: biaya pemesanan, set up cost, biaya pengiriman dan penangannya(bongkar-muat), potongan harga karena jumlah pembelian besar.

2. Carrying cost (biaya penyimpanan)Contohnya: biaya gudang, asuransi, pajak kekayaan, biaya modal, penyusutan

3. Biaya persediaan pengaman, contohnya: kehilangan penjualan, kehilangankepercayaan pelanggan, gangguan jadwal produksi.

Gambar 5. Economic Order Quantity

Page 16: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

93

Gambar 6. Cost as Function of Order Quantity

Noorlaily F/FE Unair 15

Costs as Functions ofOrder Quantity

Inventory Cost versus Order Quantity

Quantity

$C

ost

Order CostCarry CostTotal Cost

OptimalQuantity

Minimum Cost

Gambar 7. Sawtooth Inventory Curve

2. Reorder Point (ROP)Pembelian bahan baku yang sudah ditetapkan dalam EOQ agar tidak menggangu

kelancaran kegiatan produksi, maka diperlukan waktu pemesanan kembali bahan baku.Faktor-faktor yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah:

1. Lead time, yang merupakan waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesanhingga sampai di perusahaan. lead time ini akan mempengaruhi besarnya bahanbaku yang digunakan selama lead time, semakin lama lead time maka akansemakin besar bahan yang diperlukan selama masa lead time.

2. Tingkat pemakaian bahan baku rata-rata persatuan waktu tertentu.3. Persediaan pengaman (safety stock) yaitu jumlah persediaan bahan minimum

yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan keterlambatandatangnya bahan baku sehingga tidak terjadi stagnasi.

Page 17: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

94

Jadi, ROP adalah tingkat persediaan dimana pemesanan harus dilakukan agar barangdapat datang tepat pada waktunya.

ROP = L x Q

Keterangan:L = lead timeQ = pemakaian rata-rata (per hari, per minggu, atau per bulan)

Gambar 8. The Reorder Point Curve

Noorlaily F/FE Unair 24

The Reorder Point (ROP) Curve

ROP = (Demand per day) x (Lead time for a new order, in days) = d x L

Inven

tory

Lev

el(U

nits)

Q*

ROP(Units)

Slope = Units/Day = d

Lead Time (Days) L

Gambar 9. Hubungan EOQ dengan ROP Pada Kondisi yang Pasti

Hubungan EOQ dengan Reoder point padakondisi yang pasti

Persediaan Maksimum = EOQ

EOQEOQ EOQ

Lt Lt Lt

ROP ROP ROP

Pengembangan model EOQ untuk keadaan yang tidak pasti dalam menghadapikondisi yang tidak pasti, maka penerapan model EOQ perlu dikembangkan denganmemperhitungkan persediaan pengaman.- Jumlah persediaan maksimum = EOQ + persediaan pengaman- Total biaya persediaan:

TC = EOQ/2 (Cc) + D (Co) + Jumlah persediaan pengaman (Cc)

Page 18: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

95

Gambar 10. Hubungan EOQ dengan ROP Pada Persediaan Pengaman

Hubungan EOQ dengan ROP danPersediaanPengaman

Persediaan Maksimum = EOQ + Persed. Pengaman

Persediaan pengaman

EOQ EOQ EOQ

ROP ROP ROP

3. Safety StockSafety Stock dapat ditaksir dengandengan cara yang relatif lebih teliti yaitu dengan

metode sebagai berikut:1. Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata-rata

metode ini dilakukan dengan menghitung selisih anatara pemakaian maksimumdengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu (misalnya per minggu),kemudian selisih tersebut dikalikan dengan lead time.

Safety Stock = (pemakaian maksimum - pemakaian rata-rata) lead time

2. Metode statistika digunakan untuk menetukan besarnya safety stock dimanadengan metode ini kita dapat menggunakan program komputer seperti denganmenggunakan program SPSS untuk mencari Least Square Method (metodekuadrat terkecil)

4. Just in Time (JIT)Menurut JIT ada beberapa faktor yang menyebabkan Inefisiensi dalam inventory

yakni sebagai berikut: 1. Overproduction, 2. Waiting, 3. Transportation, 4. Processing, 5.Motion, 6. Stock, dan 7. Defective Products. JIT merupakan pendekatan untukmeminimalkan total biaya penyimpanan dan persiapan yang sangat berbeda daripendekatan tradisional. pendekatan tradisional mengakui biaya persiapan dan kemudianmenetukan kuantitas pesanan yang merupakan saldo terbaik dari dua kategori biaya.sebaliknya di lain pihak, JIT tidak mengakui biaya persiapan tetapi sebaliknya JITmencoba menekan biaya-biaya ini sampai nol. Jika biaya penrsiapan tidak menjadisignifikan maka biaya tersisa yang akan diminimalkan adalah biaya penyimapanan, yangdilakukan dengan menggurangi persediaan sampai ke tingkat yang sangat rendah.pendekatan inilah yang mendorong untuk persediaan nol dalam sistem JIT. kebanyakanpenghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan yakni kegagalan mesin,kerusakan bahan, dan ketersediaan bahan baku, sehingga memiliki persediaan merupakansalah satu pemecahan masalah tradisonal atas semua masalah tersebut. pihak-pihak yangmendukung pendekatan JIT berpendapat bahwa persediaan yang banyak tidak akanmemecahkan masalah tetapi hanya menyamarkan atau menutupi masalah. JIT dapat

Page 19: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

96

memecahkan ketiga masalah ini dengan menekankan pada pemeliharaan total danpengendalian mutu total serta membina hubungan baik dengan pemasok.

5. Analisis ABCManajer operasi dapat menetapkan manajemen persediaan, meliputi: 1. bagaimana

mengelompokkan produk persediaan melalui suatu analisis yang disebut analisis ABC, 2.bagaimana mempertahankan keakuratan catatan persediaan yang ada dan diverifikasimelalui audit berkelanjutan (cycle counting). Jadi dalam bisnis eceran (retail), penyusutanpersediaan karena barang rusak, dicuri, atau administrasi yang buruk, merupakan kerugianyang besar.

Analisis ABC (model yang tidak berbasis EOQ) dapat digunakan untuk menentukanpersediaan apa yang akan dikendalikan (what inventory to control). Analisis ABCmembagi persediaan yang ada di tangan dalam tiga kelompok berdasarkan volume tahunandan unit harga. Analisis ini merupakan penerapan dari Prinsip Pareto, yang menyatakan:“ada beberapa yang penting dan banyak yang sepele”. Pemikiran yang mendasari prinsipini adalah bagaimana memfokuskan sumberdaya pada bagian “persediaan pentingmeskipun sedikit” itu dan bukan pada pada bagian persediaan yang banyak tapi sepele.Analisis ABC mengakui adanya fakta bahwa beberapa items persediaan lebih penting darilainnya. Items kelompok A adalah kritis, items kelompok B adalah penting, dan itemskelompok C tidak penting, kalau diukur dengan nilai uang per tahun.

6. Production Order Quantity (POQ)Jika asumsi-asumsi dalam metode EOQ tersebut valid, metode EOQ akan

memberikan penyelesaian optimal. Jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka modeldasar EOQ tidak dapat diterapkan sehingga diperlukan model yang lebih kompleks, yakniModel production order quantity (POQ) yang disebut juga model production run. Modelini cocok untuk lingkungan produksi yang mengeleminasi asumsi bahwa persediaanditerima segera dan sering disebut model jumlah produksi.

7. Model DiskonModel ini digunakan jika asumsi-asumsi dalam metode EOQ tidak valid. Model

diskon karena kuantitas (eoq with quantity discount) yang bertujuan untuk meminimalkanbiaya persediaan total, dengan mempertimbangkan biaya meterial aktual.

8. Model BackorderPada model persediaan ini, pesanan dari pelanggan akan tetap diterima walaupun

pada saat itu tidak ada persediaan. Permintaan akan dipenuhi kemudian setelah adapersediaan baru. Pesanan untuk diambil kemudian lazim disebut backorder. Asumsi dasaryang digunakan pada model ini sama seperti model EOQ biasa, dengan tambahan asumsibahwa penjualan tidak hilang karena stock-out yaitu:

a) Barang yang dipesan dan disimpan hanya satu macam.b) Kebutuhan atau permintaan barang diketahui dan konstan selama periode

persediaan.c) Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan diketahui dan konstan.d) Barang yang dipesan diterima seketika, tidak bertahap.e) Harga barang tetap dan dan tidak tergantung dari jumlah yang dibeli (tidak ada

diskon dalam tingkat kuantitas pesanan).

Page 20: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

97

f) Waktu tenggang (lead time) diketahui dan konstan.

Gambar 11. menunjukkan tingkat persediaan sebagai fungsi dari waktu dalam modeldengan backorder. Pada gambar 11, bisa dijelaskan bahwa q merupakan jumlah setiappemesanan, sedangkan s merupakan on hand inventory yang menunjukkan jumlahpersediaan barang pada setiap awal siklus persediaan.

Gambar 11. Model Persediaan dengan Backorder

dimana:a = biaya pengadaan barang tiap unit per satuan waktu.b = biaya kekurangan barang (backorder) tiap unit per satuan waktu.c = biaya penyimpanan barang.r = total permintaan dalam unit, dalam periode T.s = tingkat persediaan maksimum tiap awal periode.q = jumlah pesanan ekonomis tiap periode.t1= periode waktu pemesanan s unit barang.t2= periode waktu pemesanan kembali untuk memenuhi kekurangan sebesar q-s.tq = periode waktu antara dua pemesanan (tq = t1 + t2).

q

r= banyaknya pesanan yang dilakukan selama periode T.

Setiap siklus persediaan terdiri dari dua buah segitiga yang menunjukkan adanya duatahap. Tahap pertama adalah tahap dimana permintaan konsumen dapat dipenuhi denganon hand inventory. Tahap ini digambarkan sebagai segitiga besar yang terletak di atassumbu datar, dengan tinggi s. Sedangkan tahap kedua adalah tahap dimana on handinventory sudah nol dan konsumen harus memesan untuk dapat diambil setelah tersediabeberapa waktu kemudian. Tahap ini digambarkan sebagai segitiga yang terletak di bawahsumbu datar, dengan tinggi (q - s) yang menunjukkan jumlah barang yang dipesan olehkonsumen tetapi tidak dapat segera dipenuhi (backorder).

Biaya pengadaan persediaan (procurement cost) hanya dikenakan pada tahappertama dari siklus persediaan, yaitu pada segitiga besar yang terletak di atas sumbu datar.Karena tingkat persediaan pada awal pesanan adalah s dan habis setelah waktu t1 dengan

laju yang konstan, maka persediaan rata-rata selama t1 adalah 12

ts

.

Page 21: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

98

Jadi dengan mengalikan biaya pengadaan persediaan (a) dengan persediaan rata-rata,diperoleh:

Biaya pengadaan persediaan rata-rata = a x 12

ts

(1.1)

Biaya kekurangan persediaan (shortage cost) dikenakan pada tahap kedua dari sikluspersediaan, yaitu pada segitiga kecil yang terletak di bawah sumbu datar. Karena jumlahkekurangan adalah (q - s) dan habis setelah waktu t2 dengan laju yang konstan, maka

jumlah kekurangan persediaan rata-rata selama t2 adalah (

22

tsq

).

Jadi dengan mengalikan biaya kekurangan persediaan (b) dengan jumlah kekuranganpersediaaan rata-rata, diperoleh:

Biaya kekurangan persediaan rata-rata = b ∙ (

22

tsq

) (1.2)

Dari gambar 11. dapat diperoleh:

qst

Tsq

t

Tsr

T

r

t

sq

t

s

tq

q

0,)(

21

21 (1.3)

Pada model persediaan dengan backorder, total biaya persediaan (TC) merupakangabungan antara biaya pengadaan (procurement cost), biaya penyimpanan (holding cost)dan biaya kekurangan (shortage cost), sehingga dengan menggunakan persamaan (1.1) dan(1.2) maka total biaya persediaan tiap akhir periode waktu perencanaan [0,T] dapatdirumuskan sebagai:

q

cr

q

rtsqb

q

rast

q

rct

sqbt

saTC

2

).(

2

2

)(.

2.

21

21

(1.4)

Dari persamaan (1.4) dapat diketahui bahwa TC merupakan fungsi dari q dan s sehinggaTC = F(q,s). Dengan mensubstitusi r pada (1.3) ke (1.4) diperoleh:

0,0,2

)(

2),(

22

rqq

cr

q

Tsqb

q

TassqF (1.5)

Dengan mempertimbangkan r, s sebagai variabel dan q diberikan, maka total biayapersediaan F (q, s) dinotasikan sebagai:

0,0,2

)(

2),(

22

rqq

cr

q

Tsqb

q

TassrGq (1.6)

Tujuan yang ingin dicapai adalah menentukan nilai q dan s yang dapatmeminimumkan F(q, s). Hal ini dapat diperoleh dengan menggunakan aturan derivative

Page 22: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

99

dari suatu fungsi, sehingga F(q, s) pada (1.5) diturunkan secara parsial terhadap q danterhadap s, kemudian menyamakannya dengan nol.

22

22

2

2

2

)(

2 q

cr

q

Tsqb

q

asTC

q

(1.7)

q

Tsqb

q

asTTC

s 2

)(2

2

2

(1.8)

Dari persamaan (1.7), 0

TC

q, maka diperoleh:

02)( 222 crTsqbTas

bT

cr

b

assq

2222

22

2 2s

bT

cr

b

asq (1.9)

Dari persamaan (1.8), 0

TC

s, maka diperoleh:

0q

bsT

q

bqT

q

asT

S (a + b ) T = bqT

)( ba

bqs

(1.10)

Dari persamaan (1.9) dan (1.10) dapat diperoleh:

Jumlah persediaan optimal q =abT

crba )(2

Jumlah backorder optimal s =Tbaa

bcr

)(

2

Total biaya minimum F (q,s) =ba

abcrT

2(1.11)

9. Inventory Control Deterministik Multi Item Multi Item dengan PotonganHarga Berdasar Jumlah Pesanan dan Biaya Pesan GabunganDengan mengadaptasi tahap penentuan frekuensi dan jumlah pesanan pada kasuspotongan harga untuk item tunggal, tahap penentuan frekuensi dan jumlah pesananuntuk kasus ini dapat disusun sebagai berikut :1. Menentukan formula yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah pesanan

ekonomis2. Berdasarkan data struktur potongan harga yang ada, dibuat struktur kisaran baru

yang dapat mewakili karakter potongan harga semua item yang terlibat secarabersama-sama

3. Menghitung jumlah pesanan ekonomis pada semua kisaran jumlah pesanan baru

Page 23: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

100

yang terbentuk dengan harga yang sesuai, mulai dari kisaran jumlah pesananterkecil, sampai didapatkan jumlah pesanan ekonomis yang valid (yang beradapada kisaran yang sesuai).

4. Menghitung biaya pengadaan persediaan pada jumlah pesanan ekonomis validdan pada semua jumlah pesanan price break di atas jumlah pesanan ekonomisvalid, dan

5. Memilih di antara hasil-hasil tersebut yang menghasilkan biaya terendah, sebagaikeputusan jumlah pesanan.

10. Pengendalian Persediaan Deterministik Multi Item untuk KecepatanPemakaian TetapKejadian deterministik, yang dipakai sebagai asumsi untuk pembentukan model-

model pengendalian persediaan deterministik, sebenarnya tidak pernah terjadi. Namunteori ini dapat digunakan untuk mendekati kejadian yang tingkat ketidakpastiannya cukuprendah. Model pengendalian persediaan probabilistik, yang lebih kompleks daripada modeldeterministik, akan menjadi tidak ekonomis untuk diterapkan bila dipakai untukmemodelkan kejadian yang tingkat ketidakpastiannya cukup rendah. Model biayapengadaan persediaan multi item telah dikembangkan (Narasimhan dkk., 1985), yangsecara umum memiliki bentuk seperti pada persamaan 1. Pada Narasimhan dkk. (1985)persamaan di atas memiliki bentuk yang sedikit berbeda dari bentuk yang ada di sinikarena satuan yang digunakan berbeda untuk tiap variabelnya.

TIC = F (C + ci) +2

QH ii+ PiDi (1)

denganTIC = biaya total pengadaan persediaan selama satu periode,F = frekuensi pemesanan per periode,C = biaya pesan tetap setiap kali pesan,ci = biaya pesan untuk pemesanan item i,Hi = biaya penyimpanan item i per unit per periode,Qi = jumlah unit item i setiap kali pesan,Pi = harga item i per unit, danDi = kebutuhan unit item i per periode.

Model di atas disusun dengan asumsi-asumsi dasar pengembangan model persediaandeterministik sederhana yaitu :1. Kecepatan pemakaian persediaan tertentu dan tetap (sehingga dapat dipastikan tidak

akan terjadi stock out).2. Kedatangan pesanan serta merta.3. Tidak diijinkan adanya back order.4. Harga item-item yang terlibat tetap, tidak dipengaruhi jumlah pesanan, dan5. Beberapa item dapat dipesan dan datang sekaligus.

Bila setiap item tidak pernah dipesan bersama-sama, maka suku C akan melebur ke ci dan model di atas akan menjadi

TIC =

ii

iii

i

i DP2

QHc

Q

D(2)

Page 24: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

101

Sebaliknya bila semua item selalu dipesan bersama-sama, suku ci akan melebur keC dan model di atas akan menjadi

TIC = FC +2

QH ii+ PiDi (3)

Bentuk model di atas masih dapat dikembangkan atau dispesifikkan lagi sesuaidengan kasus yang dihadapi. Beberapa perumusan pengembangan model di atas danalgoritma penyelesaiannya telah disusun antara lain oleh Brown, Silver, serta Kaspi danRosenblatt (Narasimhan, 1985). Brown mengembangkan algoritma penyelesaian iteratifuntuk mendapatkan frekuensi pemesanan tiap item yang diawali dengan penetapan suatufrekuensi yang sama untuk semua item, biasanya pada F = 1. Dari contoh kasus yangdikemukakan dapat dibuktikan bahwa meskipun ada biaya pesan tetap C, masing-masingitem tidak harus selalu dipesan bersama-sama setiap kali pesan. Hal ini dapat dimengertikarena ada biaya pesan tiap item, ci .

Algoritma yang dikembangkan Silver pada dasarnya memiliki tujuan yang samadengan algoritma Brown, dan merupakan penyederhanaan algoritma Brown denganmenghilangkan prosedur iteratifnya. Kaspi dan Rosenblatt selanjutnya menyempurnakanalgoritma Silver dengan penyederhanaan lebih lanjut sehingga praktis untuk jumlah itemyang sangat besar.

PENUTUP

Pengendalian bahan baku yang diselenggarakan dalam suatu perusahaan diusahakanuntuk dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.Ketarpaduan dari seluruh pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan akanmenunjang terciptanya inventory control system yang baik dalam suatu perusahaan.Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting bagiperusahaan, karena persediaan fisik pada perusahaan akan melibatkan investasi yangsangat besar pada pos aktiva lancar. Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan denganseluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produksi danpenggunaan sumber daya dapat maksimal.

Dari keseluruhan uraian di atas terlihat bahwa penyusunan model pengendalianpersediaan untuk suatu perusahaan dapat dikembangkan dari model-model dasar yang adanamun tetap mempertimbangkan prinsip ekonomis, yaitu trade off antara kemudahanpenyusunan dan penerapan model dengan keakuratan hasil sesuai tujuan yang ingindicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Asdjudirejda, Lili. 1999. Manajemen Produksi. Bandung : Armiko

Assauri, Sofyan. 1998. Manajeman Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: BPFE UI.

Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Indeks.

Gitosudarmo, Indrio. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Page 25: TINJAUAN ATAS PLANNING REPLENISHMENT (SKENARIO) …news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/DIVIANTO-JE01012011.pdf · meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan

JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS)

Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities Inventory ControlVOL. 1 NO. 1

JANUARI 2011

102

Herjanto, Eddy, 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: PT Gramedia.

Herjanto, Eddy. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Grasindo.

IAI. 2009. Standar Akuntansi Keuangan: Jakarta

Matz, Adolp dkk.1994. Akuntansi Biaya. Jakarta: Erlangga.

Narasimhan, S.L., McLeavey, D.W., Billington, P.J., 1985, Production Planning andInventory Control, 2 ed., Prentice- Hall International, Inc., New Jersey.

Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen Operasi : Analisis Dan Studi Kasus. Jakarta :Bumi Aksara.

Render, Barry & Ralph M. Stair, Jr. 2000. Quantitative Analysis for Management, 7thEdition, New Jersey: Prentice. Hall International.

Riggs, James L. (1976). Producrion System: Planning, Analysis and Control. New York:John Wiley & Sons, Inc. Bedworth.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta:BPFE.

Soemarsono, 1999. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.