Tinjauan Aspek Legal Kasus Pencemaran Limbah di Sungai Gajah Wong

  • Upload
    wrizky

  • View
    495

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS HUKUM

Tinjauan Aspek Legal Kasus Pencemaran Limbah di Sungai Gajah Wong

Disusun oleh: 03/168922/HK/16440 Rini Nurhayati 08/265072/HK/17699 Anindita Hapsari 08/265195/HK/17708 Ryan Setiawan 08/266998/HK/17734 Rizky Wirastomo 08/267006/HK/17735 Rifian Ernando L. 08/267621/HK/17860 Ali Akbar Nugroho 08/272876/HK/17912 Ananda Prima Yurista

YOGYAKARTA 2009

Abstrak: Hasil penelitian independen mahasiswa Fakultas Geografi UGM menunjukkan adanya penurunan tingkat kualitas air Sungai Gajah Wong di segmen Kebun Binatang Gembira Loka dan Pabrik Susu SGM bila dibandingkan dengan segmen sebelumnya. Karena akses terhadap sumber air bersih merupakan hak yang dijamin oleh negara, diperlukan suatu penelitian aspek legal mengenai pencemaran ini. Penelitian ini berupaya mencari aspek-aspek legal apa saja yang telah diterabas dan solusi hukum dan sosiologis yang dibutuhkan untuk menghentikan pencemaran ini atau paling tidak meminimalisasikan dampaknya.

TINJAUAN ASPEK LEGAL KASUS PENCEMARAN LIMBAH DI SUNGAI GAJAH WONGRini Nurhayati 1, Anindita Hapsari1, Ryan Setiawan1, Rizky Wirastomo1, Rifian Ernando L.1, Ali Akbar Nugroho1, Ananda Prima Yurista1

ABSTRAK Hasil penelitian independen mahasiswa Fakultas Geografi UGM menunjukkan adanya penurunan tingkat kualitas air Sungai Gajah Wong di segmen Kebun Binatang Gembira Loka dan Pabrik Susu SGM bila dibandingkan dengan segmen sebelumnya. Karena akses terhadap sumber air bersih merupakan hak yang dijamin oleh negara, diperlukan suatu penelitian aspek legal mengenai pencemaran ini. Penelitian ini berupaya mencari aspekaspek legal apa saja yang telah diterabas dan solusi hukum dan sosiologis yang dibutuhkan untuk menghentikan pencemaran ini atau paling tidak meminimalisasikan dampaknya.

ABSTRACT An independent research conducted by students of Faculty of Geography, UGM showed a significant decrease of water quality in Gajah Wong river segment, specifically around Gembira Loka Zoo and SGM Milk Factory, compared to the immediate preceding segment of the river. As access to clean water source is a right that is guaranteed by the state, a legal research aimed to study this problem is needed. This research tries to find which legal aspects are being violated and which legal and sociological solutions are appropriate to terminate this problem or at least minimalise its impact.

1

Mahasiswa kelas Hukum Konservasi Lingkungan, Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, 2009.

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG Sungai merupakan sumber kehidupan. Dari sungai, masyarakat mengakses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti peluang pembudidayaan ikan, pariwisata, dan olahraga. Dalam masyarakat agraris, daerah aliran sungai merupakan berkah karena kaya akan endapan lumpur dan nutrien bagi tanaman budidaya. Selain itu, sungai juga menjadi jalur transportasi dan irigasi bagi penduduk. Bila kita telaah lebih jauh lagi, aliran sungai juga merupakan daerah tangkapan air hujan yang dapat mencegah banjir karena memiliki fungsi sanitasi dan drainase. Masalahnya, dewasa ini banyak sungai di sekitar kita yang rentan terhadap pencemaran. Pencemaran sungai terjadi karena pergeseran paradigma dan kebudayaan masyarakat. Nilai-nilai perlindungan alam yang eksis dalam berbagai bentuk seperti pantangan dan pamali tidak lagi dipandang oleh masyarakat dan kalah oleh keserakahan dalam mencari keuntungan 1. Objek bahasan penelitian ini adalah Sungai Gajah Wong yang membelah Kota Yogyakarta, Provinsi DI Yogyakarta yang merupakan sungai historis. Sungai Gajah Wong menjadi pusat peradaban di Yogyakarta. Bukti adanya pusat peradaban di sekitar aliran sungai ini adalah adanya Keraton Yogyakarta Hadiningrat. Dalam pembangunan Keraton, Gajah Wong menjadi salah satu dari tiga sungai yang memperkuat sistem pertahanan keamanan kerajaan. Sistem pertahanan pertama dan kedua adalah Benteng Keraton dan Jagang (parit yang mengelilingi benteng). Sedangkan Sungai Gajah Wong dan Sungai Bedhog adalah lapisan pertahanan yang ketiga 2. Rasa kepemilikan masyarakat atas Gajah Wong mungkin lebih tidak signifikan bila kita bandingkan dengan rasa kepemilikan atas Sungai Code. Masyarakat sepanjang bantaran Sungai Code memiliki budaya kerja bakti membersihkan Code yang dinamakan Merti Code. Merti Code juga telah menjadi agenda pariwisata tahunan pemerintah Yogyakarta. Akan tetapi, ketiadaan agenda budaya seperti kegiatan bersih-bersih ini tidak dapat dijadikan landasan bahwa masyarakat tidak membutuhkan dan tidak peduli dengan Sungai Gajah Wong. Bahkan sesungguhnya agenda Merti Code itu sendiri tidak tumbuh1

Sulastriyono. Pembangunan Hukum Sumber Daya Air Sungai yang Berbasis Kearifan Lokal: Peluang dan Tantangannya. Mimbar Hukum. Volume 20. Nomor 3. 2008. 2 Lampiran Perda Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004.

Tinjauan Aspek Legal Kasus Pencemaran Limbah di Sungai Gajah Wong

dari inisiasi masyarakat sekitar, melainkan merupakan bagian dari proyek pariwisata pemerintah. Lebih lanjut lagi, Merti Code tidak serentak dilakukan di seluruh bagian sungai Code, hanya di bagian-bagian tertentu saja 3. Oleh karena itu, secara sosiologis rasa kepemilikan masyarakat tidak bisa diukur dengan ada tidaknya agenda budaya. Berdasarkan pemaparan di atas, menjadi sangat penting bagi kita untuk membahas pencemaran Sungai Gajah Wong yang berada di Yogyakarta mengingat pentingnya arti sungai secara umum dan peranan historis yang dipegang oleh Gajah Wong. Saat ini, Gajah Wong telah tercemari oleh berbagai limbah; antara lain limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah UKM, limbah Pabrik Susu SGM, dan limbah masyarakat. Limbah masyarakat antara lain terdiri dari limbah cair organis dari jambangan, dapur, dan limbah rumah tangga lainnya seperti deterjen dan sampah. Selanjutnya limbah pertanian antara lain sisa pestisida. Kemudian yang termasuk dalam limbah UKM antara lain adalah misalnya logam berat dari penyepuhan perak dan residu sabun dari usaha pencucian mobil. Dan limbah yang berasal dari Pabrik Susu SGM adalah berupa residu unsur-unsur kimia yang berperan dalam proses produksi pabrik tersebut 4. Dampak dari pencemaran sungai antara lain adalah menurunnya kualitas hidup lingkungan manusia dan organisme yang hidup di sekitar aliran sungai 5. Air sungai yang tercemar akan merembes ke bawah tanah yang dalam jangka panjang akan mengontaminasi sumber air bersih masyarakat yang selanjutnya bila terus dikonsumsi akan berdampak pada kesehatan masyarakat 6. Dampak lain dari pencemaran sungai adalah daerah tangkapan air hujan tidak akan berfungsi secara maksimal sehingga memungkinkan adanya banjir di daerah pemukiman masyarakat. Hak masyarakat atas akses ke air bersih merupakan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya yang dijamin oleh The 1966 International Covenant on Economic, Social and Cultural

Dinarjati Eka Puspitasari. Dampak Pencemaran Air terhadap Kesehatan Lingkungan dalam Perspektif Hukum Lingkungan (Studi Kasus Sungai Code di Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan dan Kelurahan Prawirodirjan Kecamatan Gondomanan Yogyakarta). Mimbar Hukum. Volume 21. Nomor 1. 2009. 4 Wiwiek Susilo dan Mardianto. Pencemaran Sungai Gajah Wong Semakin Parah. http://www.berita.liputan6.com/ekbis/200009/919/class=%27vidico%27 diakses pada 5 Desember 2009. 5 Wisnu Arya Wardhana. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Offset: Yogyakarta. 6 A. Tresna Sastrawijaya. 1991. Pencemaran Lingkungan. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

3

halaman 4 dari 7 halaman

Tinjauan Aspek Legal Kasus Pencemaran Limbah di Sungai Gajah Wong

Rights 7 sebagaimana telah diakomodasi dan diratifikasi ke dalam hukum nasional kita melalui UU 12/2005. Oleh karena itu, melihat betapa pentingnya fungsi dan arti Gajah Wong bagi masyarakat dan melihat parahnya pencemaran yang terjadi di sepanjang badan sungai ini, serta mempertimbangkan bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk mengakomodasi akses masyarakat ke air bersih, menjadi penting bagi kita untuk meneliti aspek-aspek legal yang terkait dengan masalah pencemaran ini serta menawarkan solusi-solusi sosiologis dan legal. II. RUMUSAN PERMASALAHAN Berdasarkan penjabaran latar belakang permasalahan di atas, muncul dua butir pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian legal normatif ini. 1. apakah benar telah terjadi pencemaran di Sungai Gajah Wong, terutama di segmen sekitar Kebun Binatang Gembira Loka dan Pabrik Susu SGM? 2. solusi sosiologis dan legal seperti apakah yang dapat diterapkan dalam masalah ini?

7

GA Res. 2200, UNGAOR, 21 Sess, Supp. No. 16 at 49, UN Doc. A/6316 (1966).

halaman 5 dari 7 halaman

Tinjauan Aspek Legal Kasus Pencemaran Limbah di Sungai Gajah Wong

BAB II PEMBAHASAN

Pencemaran di Sungai Gajah Wong Hasil Studi Independen Fakultas Geografi UGM Tingkat pencemaran Sungai Gajah Wong, terutama di sekitar segmen Kebun Binatang Gembira Loka dan Pabrik Susu SGM, sudah parah dan termasuk jenis air yang tidak boleh dikonsumsi mayarakat. Pernyataan ini merupakan hasil penelitian studi independen mahasiswa Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM pada 2009 . Subjek penelitian adalah Sungai Gajah Wong di segmen Kebun Binatang Gembira Loka, tempat beberapa saluran limbah dari Pabrik Susu SGM, perkampungan masyarakat, dan limbah kebun binatang bermuara. Hasil penelitian yang menggunakan metode pengukuran nilai hambatan air menunjukkan bahwa kondisi air sungai pada segmen ini sudah sangat tercemar sehingga penggunaan air sungai di segmen yang bersangkutan tidaklah direkomendasikan. Penelitian ini lebih condong ke pembuktian pencemaran air melalui teknik fisika, yaitu dengan mengukur nilai resistivitas air. Perubahan nilai resistivitas air mengindikasikan perubahan kualitasnya. Semakin tinggi nilai resistivitasnya, kualitas air untuk dikonsumsi cenderung semakin baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun tingkat kekeruhan air di Sungai Gajah Wong tidaklah terlalu pekat, kadar polutan dalam air masih tinggi. Ini menunjukkan bahwa level pencemaran air tidak dapat diukur sematamata dari penampakan air. Di sekitar Pabrik Susu SGM, nilai resistivitas air menurun secara signifikan, dari 13.000 menjadi 6.500 . Karena resistivitas berbanding lurus dengan kualitas air, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa kualitas air di segmen ini juga menurun drastis. Di samping itu, hasil penelitian organoleptik (pengecapan melalui panca indera) juga menunjukkan bahwa air sungai berasa, berbau, dan berwarna keruh. Walaupun hasil penelitian menggunakan metode pembuktian fisis dan bukannya kimiawi sehingga tidak mampu mengungkapkan kandungan substansi polutan dalam air, secara umum hasil penelitian ini memiliki hasil yang mendekati dengan hasil analisis laboratorium .

halaman 6 dari 7 halaman

Tinjauan Aspek Legal Kasus Pencemaran Limbah di Sungai Gajah Wong

Walaupun menurut Perda DI Yogyakarta 3/1997 yang berwenang menentukan tingkat kualitas limbah cair suatu kegiatan usaha adalah laboratorium yang ditunjuk langsung oleh gubernur dan menurut UU 32/2009 yang mengeset baku mutu limbah adalah

peraturan menteri , kami yakin hasil penelitian ini tetaplah valid sebagai pendapat tangan kedua (second opinion). Lebih lanjut lagi, karena Perda a quo tidak mengatur ketentuan keterbukaan informasi bagi hasil laboratorium yang memeriksa kualitas limbah cair suatu usaha, kami menemui kesulitan saat berusaha mengakses laporan lingkungan Pabrik Susu SGM. Dengan demikian, kami berpendapat penelitian independen mahasiswa Fakultas Geografi ini cukup dapat dijadikan dasar penelitian hukum kami. Laporan Tanggung Jawab Sosial PT Sari Husada Dalam laporan tanggung jawab sosialnya (corporate social responsibility) bertahun 20072008, PT Sari Husada mendedikasikan satu bab penjelasan tanggung jawab lingkungan yang telah dilakukan pabrik-pabrik susunya di Yogyakarta dan Klaten. PT Sari Husada mengaku telah berkontribusi dalam program-program peduli lingkungan, seperti pendayagunaan biogas dari kotoran sapi peternak mitranya, efisiensi teknologi pabrik, dan konstruksi instalasi pembuangan air limbah yang baik . Hal yang menarik untuk diperhatikan adalah menurut laporan ini, limbah cair pabrikpabrik susu PT Sari Husada, termasuk Pabrik Susu SGM di Yogyakarta, telah diolah melalui proses fisika, kimiawi, dan biologis sebelum dilepaskan ke badan air di luar pabrik. Apabila memang benar demikian adanya, tentu hasil laporan independen Fakultas Geografi UGM tidak akan menunjukkan hasil yang demikian: bahwa kualitas air sungai menurun drastis setelah melalui saluran limbah Pabrik Susu SGM. Kebenaran mengenai laporan ini masih dipertanyakan karena ada kecenderungan bias yang besar. Tentu laporan-laporan pertanggungjawaban selalu dikemas dengan baik untuk mendapatkan penerimaan masyarakat yang besar. Namun demikian, kami mengakui bahwa kami belum meminta keterangan silang dari PT Sari Husada mengenai masalah pencemaran Sungai Gajah Wong. Untuk itu, diperlukan penelitian lebih komprehensif mengenai tingkat kegawatan pencemaran yang terjadi. Akan tetapi, basis alasan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air di Sungai Gajah Wong segmen Gembira Loka Pabrik Susu SGM sebagaimana dibuktikan oleh para mahasiswa UGM cukup kuat untuk memantik penelitian hukum ini.

halaman 7 dari 7 halaman