62
TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) TENTANG AKDR ( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) DI BPS YAYUK DESY DESA JEBLOGAN KECAMATAN PARON KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : NIA SUBEKTI B09 035 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT

KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) TENTANG AKDR

( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) DI BPS

YAYUK DESY DESA JEBLOGAN KECAMATAN

PARON KABUPATEN NGAWI

TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

NIA SUBEKTI

B09 035

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT

KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) TENTANG AKDR

( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) DI BPS

YAYUK DESI DESA JEBLOGAN KECAMATAN

PARON KABUPATEN NGAWI

TAHUN 2012

Diajukan oleh :

NIA SUBEKTI

B09 035

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal ……….

Pembimbing

( LENI KURNIAWATI, S.ST )

NIK. 201088061

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

iii

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT

KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) TENTANG AKDR

( ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ) DI BPS

YAYUK DESI DESA JEBLOGAN KECAMATAN

PARON KABUPATEN NGAWI

TAHUN 2012

Disusun oleh :

NIA SUBEKTI

NIM B09 035

Telah dipertahankan di depan Dewan penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal …………..

PENGUJI I PENGUJI II

(RETNO WULANDARI, S. ST) (ENI RUMIYATI, S.ST )

NIK. 200985034 NIK. 200682019

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi D III Kebidanan

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

NIK.200582015

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Akseptor KB AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Di

BPS Yayuk Desi Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi“. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ibu Leni Kurniawati, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Ibu Bidan Yayuk Desi, Amd. Keb, selaku bidan pengelola dan pelaksana di

BPS YAYUK DESI yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

v

6. Seluruh responden yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian

untuk data studi pendahuluan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 2012

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

vi

Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2012

Nia Subekti

09.035

TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR (ALAT KONTRASEPSI

DALAM RAHIM) TENTANG AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM

RAHIM) DI BPS YAYUK DESY DI DESA JEBLOGAN KECAMATAN

PARON KABUPATEN NGAWI

TAHUN 2012

xiii + 48 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat merupakan akibat

dari fertilitas yang tinggi akan menjadi sumber kemiskinan. Agar laju

pertumbuhan penduduk dapat ditekan maka dibentuklah program KB. AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah salah satu dari program KB jangka

panjang yang diharapkan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk. Untuk

mencapai keberhasilan KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) maka

diperlukan pengetahuan yang baik tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim).

Tujuan : Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), sedangkan tujuan khususnya adalah

untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) pada tingkat

baik, cukup ataukah kurang.

Metode Penelitian : jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif kuantitatif,

lokasi dan waktu penelitian dilakukan di BPS Yayuk Desy di Desa Jeblogan

Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi pada tanggal 15 Juni 2012. Jumlah sampel

sebanyak 31 responden, dengan teknik pengambilan sampel teknik total sampling.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan komputerisasi program SPSS

versi 16 dengan rumus product moment dan spearmen brown.

Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian terhadap 31 responden terdapat 3

responden (9,67%) berpengetahuan baik, 26 responden (83,87%) berpengetahuan

cukup dan 2 responden (6,46%) berpengetahuan kurang

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan

bahwa sebagian besar akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di

BPS Yayuk Desy di Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi

mempunyai pengetahuan cukup (83,87%) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim).

Kata kunci : pengetahuan, akseptor KB, AKDR

Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2003 s/d 2011)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

vii

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. Al Insyirah:6)

“Hidup adalah rangkaian masalah, Hidup adalah rangkaian tantangan, Jika

kita melihatnya sebagai peluang, Bersyukurlah kita mempunyai tantangan,

Karena artinya kita memiliki peluang, Sebuah peluang untuk menang”

(WS. Rendra)

“Malas adalah rintangan, Semangat adalah teman, Sukses adalah tujuan”

“Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, hanya jika dilanjutkan,

menyerah sama dengan gagal” (Mario Teguh).

“Menjalani hidup itu seperti meniti anak tangga, hanya ada dua arah

melangkah ke atas atau ke bawah; berhasil atau kalah” (Mario Teguh).

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ilmiah ini penulis

persembahkan :

? Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala kasih sayang,

cinta, do’a serta motivasi yang diberikan kepada ananda.

? “MbokQue tersayang” yang selalu memberikan do’a dan

semangatnya.

? Kakak “Ika Puji Astuti”, kakak ipar “Agus Priyanto“, si kecil

“Akmal Abdul Hafids” yang selalu memberikan support pada

setiap langkahku.

? Adikku terkasih “Tri Heru Pranoto” yang senantiasa

memberikan dukungan dan semangatnya selama ini.

? Keluarga ke2 “kost CHRYBLEG” “Adiek, Ayux, Ika, Galuh,

Nurr, Ulya, Semy” yang telah berjuang bersama hingga akhir.

? Ibu BaruQue “Ibu Leny” terima kasih atas bimbingannya.

? Sahabat-sahabatQue yang selalu memberi semangat tanpa

henti.

? Almamater tercinta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Nia Subekti

Tempat/ Tanggal Lahir : Ngawi, 29 November 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dsn. Cenggerengan Ds. Jeblogan, Paron, Ngawi

PENDIDIKAN

1. SD Negeri I Sirigan, Ngawi Lulus tahun 2003

2. MTS Negeri I Paron, Ngawi Lulus tahun 2006

3. MA Negeri Paron, Ngawi Lulus tahun 2009

4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta angkatan 2009

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

ABSTRAK ............................................................................................ vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii

CURRICULUM VITAE .......................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

E. Keaslian Studi Kasus ........................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dari Masalah yang Diteliti ........................................ 9

1. Pengetahuan .............................................................. 9

2. Konsep Dasar KB ....................................................... 13

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

x

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) .................... 15

B. Kerangka Teori ................................................................... 30

C. Kerangka Konsep .............................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 32

C. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel ........... 32

D. Instrumen Penelitian .......................................................... 33

E. Tehnik Pengumpulan Data .................................................. 36

F. Variabel Penelitian ............................................................. 37

G. Definisi Operasional .......................................................... 37

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................. 38

I. Etika Penelitian .................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................... 43

B. Hasil penelitian.................................................................... 43

C. Pembahasan ........................................................................ 45

D. Keterbatasan ....................................................................... 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 48

B. Saran .................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................ 36

Tabel 3.2 Definisi Operasional ................................................................. 37

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ................ 43

Tabel 4.2 Mean Dan Standart Deviasi ...................................................... 44

Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Akseptor Kb ........................................... 45

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .................................................................... 30

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 31

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Keterangan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Tabel Pruduct Moment

Lampitan 15. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 16. Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 17. Hasil Penelitian

Lampiran 18. Lembar Konsultasi KTI

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

memprediksi jumlah penduduk Indonesia berpotensi menjadi yang terbesar

sedunia setelah China dan India jika laju pertumbuhannya tak bisa ditekan

secara signifikan. Jumlah dan pertumbuhan penduduk Indonesia

berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010 melebihi angka proyeksi

nasional yaitu sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk

1,49 per tahun. Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan akibat dari

fertilitas yang tinggi akan menjadi sumber kemiskinan dan menghambat

pertumbuhan ekonomi (BKKBN, 2011).

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran

hidup, sementara target Millenium Development Goals (MDGs) untuk

Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran

hidup.

Dalam mewujudkan misi Millenium Development Goals (MDGs)

maka paradigma baru program KB nasional di ubah visinya dari

mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi

mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Untuk menurunkan angka

kematian ibu dan bayi World Healt Organitation (WHO) merumuskan

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

2

“Four pillars of safe motherhood” yang terdiri atas keluarga berencana,

Asuhan Antenatal Care (ANC), persalinan yang bersih dan aman,

pelayanan observasi esensial (Wiknjosastro, 2009).

Tujuan utama progam KB nasional adalah untuk memenuhi

permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang

berkualitas, menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB), serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam

rangka membangun keluarga kecil berkualitas (Arum, 2011).

Jumlah akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di

Provinsi Jawa Timur tahun 2011 mencapai 24.262 akseptor. Dari angka

yang didata oleh Bidang IKAP BKKBN Provinsi Jawa Timur, beberapa

daerah yang sangat menonjol dalam menyumbang jumlah pelayanan KB

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), antara lain dari Kabupaten

Ponorogo dengan 1193 akseptor, Kabupaten Sidoarjo dengan 1263

akseptor, Kabupaten Lamongan dengan 1099 akseptor, Kabupaten

Sumenep dengan 1303 akseptor, Kabupaten Kediri dengan 1036 akseptor,

Kabupaten Bojonegoro dengan 1277 akseptor, Kabupaten Nganjuk dengan

1191 akseptor, Kabupaten Jember dengan 1754 akseptor dan Kabupaten

Ngawi dengan 1300 akseptor, dari angka tersebut Kecamatan Paron

menyumbangkan angka 118 akseptor.

Kontrasepsi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) mempunyai

keunggulan dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain, diantaranya adalah

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat segera efektif setelah

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

3

dipasang, menggunakan metode jangka panjang, dapat dipakai sampai

menopause, tidak ada interaksi dengan obat-obatan dan pulihnya

kesuburan setelah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dicabut

berlangsung baik. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) selain

mempunyai keunggulan juga mempunyai efek samping yang bisa

dirasakan oleh akseptor antara lain adalah perubahan siklus haid, haid

lebih lama dan banyak, perdarahan inter-menstrual (spotting) dan saat haid

lebih sedikit (Arum, 2011).

Calon akseptor maupun akseptor KB harus mengetahui efek samping

maupun tanda bahaya dari metode kontrasepsi yang dipakainya, terutama

akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Hal ini diperlukan

agar akseptor mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan

penatalaksanaan efek samping dari KB dan terhindar dari gejala-gejala

kecemasan dan salah penyesuaian diri. Pengetahuan juga merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi kelestarian peserta KB (Hartanto, 2004).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2011 di BPS

Yayuk Desy Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi

didapatkan bahwa ada 31 akseptor AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim). Dari hasil studi yang telah dilakukan dengan metode wawancara

pada 10 akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS

Yayuk Desy Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi,

didapatkan hasil 6 akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

mengerti tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), 4 akseptor KB

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

4

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) kurang mengerti tentang AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) (Data Primer, 2011).

Berdasarkan data diatas penulis tertarik mengadakan penelitian tentang

“Tingkat Pengetahuan Akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS Yayuk

Desy di Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan

penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut, “Bagaimanakah tingkat

pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS Yayuk Desy di

Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi?”

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) di BPS Yayuk Desy di Desa Jeblogan Kecamatan Paron

Kabupaten Ngawi.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengidentifikasi :

a. Tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Konttrasepsi Dalam Rahim)

dalam kategori baik.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

5

b. Tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

dalam kategori cukup.

c. Tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

dalam kategori kurang.

D. MANFAAT

1. Bagi ilmu pengetahuan

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana

keperpustakaan mengenai tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim).

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti serupa

dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian

selanjutnya.

2. Bagi diri sendiri

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan

pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.

3. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam

memberikan penyuluhan bagi calon akseptor KB AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim).

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

6

E. KEASLIAN PENELITIAN

Sejauh pengetahuan penulis belum ada penelitian yang sama dengan

penelitian yang penulis lakukan. Adapun penelitian yang menyerupai

dengan penelitian ini adalah:

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Imbarwati (2008), berjudul

“Beberapa Faktor Yang Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD Pada

Peserta KB Non IUD Di Kecamatan Pedurungan Kabupaten Semarang”.

Penelitian ini berjenis observasional dengan metode survey dan

pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak

1223 peserta, teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan sampel

sebanyak 118 peserta. Dari penelitian ini didapatkan hasil beberapa faktor

yang berkaitan dengan penggunaan KB IUD pada peserta KB non IUD

antara lain: Karakteristik responden yang diwawancarai berstruktur

sebagian besar berusia dewasa muda yakni 18-40 tahun (76,4%),

berpendidikan dasar (64,4%), pekerjaan sebagai ibu rumah tanga (68,6%)

dan memiliki pendapatan dibawah UMR (53,4%). Responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik tentang KB IUD adalah sebesar 56,8

%, yang memiliki persepsi biaya KB IUD mahal adalah sebesar 53,4% dan

yang memiliki persepsi rasa kurang aman terhadap KB IUD adalah sebesar

50,8%. Sedangkan faktor pikologi responden adalah sebesar 38,1%,

responden yang memiliki persepsi informasi tentang KB IUD kurang baik

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

7

adalah sebesar 59,3% dan responden yang berpersepsi tentang kualitas

pelayanan KB baik adalah sebesar 55,9%.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberikan gambaran secara singkat tentang penyusunan mini

riset ini dari bab I-V, secara sistematis dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan gambaran tentang isi karya tulis ilmiah secara

keseluruhan. Berisi tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini berisi tentang teori dari masalah yang diteliti

(pengertian pengetahuan, tingkatan pengetahuan, faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan, pengukuran

pengetahuan, pengertian KB, tujuan program KB, sasaran

program KB, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

kontrasepsi, pengertian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim), jenis-jenis AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim), mekanisme kerja AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim), efektivitas, keuntungan AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim), kerugian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim), indikasi pemakaian AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim), kontraindikasi pemakaian AKDR (Alat

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

8

Kontrasepsi Dalam Rahim), waktu pemasangan AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), prosedur pemasangan,

efek samping dan komplikasi, prosedur pelepasan AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), kerangka teori dan

kerangka konsep penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi sampel, tehnik pengumpulan

data, variabel penelitian, definisi penelitian, metode

pengolahan dan analisis data serta etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian,

hasil penelitian, pembahasan penelitian dan keterbatasan

penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pengetahuan

adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran.

Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti

motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta

keadaan sosial budaya.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang

ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan

muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenai

benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkatan pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup di dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

10

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh

karena itu, “ tahu “ merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Sintesis juga dapat diartikan suatu

kemampuan untuk formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukkan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

11

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut

Nursalam dan Pariana (2004), antara lain:

1) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja.

2) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap orang lain menuju ke arah suatu cita–cita tertentu.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah

menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan

yang dimilikinya.

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupan dan kehidupan keluargannya.

4) Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya.

5) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang,

meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

12

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya

TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang.

6) Pengalaman

Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu hal

yang pernah dialami oleh seseorang, bisa berasal dari mendengar

atau melihat.

d. Pengukuran tingkat pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Arikunto (2010), sebagian besar penelitian umumnya

menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk

menggumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai

banyak kebaikan sebagai instrument pengumpul data. Untuk

memperoleh kuesioner dengan hasil yang mantap adalah dengan proses

uji coba. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk

membeikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diujicobakan

itu. Menurut Arikunto (2006), hasil pengukuran tingkat pengetahuan

dapat dikategorikan dalam beberapa kategori seperti, Pengetahuan baik,

pengetahuan cukup, pengetahuan kurang.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

13

2. Konsep Dasar KB

a. Pengertian KB

1) KB adalah cara merencanakan keluarga kapan ingin mendapatkan

anak dan berapa jumlah anak (Hartanto, 2004).

2) Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan

reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap

individu sebagai mahluk seksual (Saifuddin dkk, 2006).

3) Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya

kehamilan (Wiknjosastro, 2009).

4) Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya

kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan

sel sperma (Handayani, 2010).

5) KB (family planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha

untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak

kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi (Sulistyawati,

2011).

6) Akseptor KB adalah orang yang menerima serta mengikuti

(melaksanakan) program KB (Keluarga Berencana) (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2005).

b. Tujuan program KB

Tujuan program KB untuk lima tahun kedepan adalah mewujudkan

visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

14

pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang

untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015 (BKKBN, 2011).

Menurut Handayani (2010), tujuan program KB antara lain:

1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan

keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian

kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.

2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang

bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

c. Sasaran program KB

Sasaran program KB menurut sulistyawati (2011), dibagi menjadi 2

yaitu :

1) Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang

bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara

penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.

2) Sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB,

dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan

kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai

keluarga yang berkualitas dan keluarga sejahtera.

d. Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi

Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah

efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping, serta

kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur

dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

15

didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya

mengenai kontrasepsi tersebut, factor lainnya adalah frekuensi

melakukan hubungan seksual (Sulistyawati, 2011).

3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

a. Pengertian

Menurut Handayani (2010), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim

yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, dapat dipakai

oleh semua perempuan usia reproduktif.

Dalam pengertian lain, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahim

wanita untuk tujuan kontrasepsi (BKKBN, 2011).

b. Jenis-jenis AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Hartanto (2004) penggolongan AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) antara lain:

1) Menurut bentuknya:

a) Bentuk terbuka (Open Device), misalnya, Lippes Loop,

Cupper-T, Cupper-7, Margulies, Spring Coil, Multioad, Nova-

T.

b) Bentuk terutup (Close Device), misalnya, Ota ring, Antigon,

Grafenberg Ring, Hall-stone ring.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

16

2) Menurut tambahan obat atau metal AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) dibagi menjadi:

a) Medicated Device, misalnya, Cupper-T-200, Cupper-T-220,

Cupper-T-300, Cupper-T-380A, Cupper-7, Nova-T, ML-Cu

250, ML-Cu 375.

b) Un-Medicated Device, misalnya Grafenberg ring, Ota ring,

Margulies coil, Lippes Loop, Saf-T-Coil, Delta Loop.

Menurut Sulistyawati (2011), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) yang beredar saat ini adalah AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) generasi ketiga. Contoh AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) generasi ketiga ialah Copper T, Copper 7, Ypilon-Y,

Progestasert, Copper T380 A.

c. Mekanisme kerja AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

1) Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba falopii

sehingga mengganggu terjadinya proses konsepsi.

2) Untuk AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang mengandung

hormon progesterone, lendir serviks menjadi lebih kental/tebal

karena pengaruh progestin (Hartanto, 2004).

3) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

(Saifuddin dkk, 2006).

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

17

5) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan benda asing

dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan

timbunan leukosit, makrofag dan limfosit.

6) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) menimbulkan perubahan

pengeluaran cairan, prostaglandin yang menghalangi kapasitasi

spermatozoa.

7) Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag dan limfosit

menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan

blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.

8) Ion Cu yang dikeluarkan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa

sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi

(Manuaba, 2010).

d. Efektivitas

Menurut Hartanto (2004), efektifitas AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tergantung pada variabel administratif, pasien dan

medis. Termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang,

kemungkinan ekspulsi dari pihak aksepor, kemampuan akseptor untuk

mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk

memperoleh pertolongan medis.

Sebagai kontrasepsi, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

memiliki efektifitas yang tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

18

per100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170

kehamilan) (Handayani, 2010).

e. Keuntungan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Hartanto (2004), keuntungan AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) antara lain untuk Cu AKDR kejadian ekspulsi lebih

jarang dan untuk AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) yang

mengandung hormonal dapat mengurangi volume darah haid.

Menurut Saifuddin dkk (2006), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) memiliki beberapa keuntungan antara lain :

1) Dapat segera aktif setelah pemasangan

2) Metode kontrasepsi jangka panjang.

3) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

5) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk

hamil.

6) Tidak ada efek hormonal dengan Cu AKDR ( CuT-380A).

7) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

8) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

(apabila tidak terjadi infeksi).

9) Dapat digunakan sampai menopause.

10) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

19

Keuntungan lain dari AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

menurut Manuaba (2010) yaitu pulihnya kesuburan berlangsung baik

segera setelah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dicaput.

f. Kerugian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Beberapa kerugian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

menurut Hartanto (2004), antara lain : untuk Cu AKDR perlu diganti

setelah pemakaian beberapa tahun, Lebih sering menimbulkan

perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak/spotting. Insiden

kehamilan ektopik jauh lebih tinggi.

Menurut Saifuddin dkk (2006), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) memiliki kerugian seperti perubahan siklus haid, Haid lebih

lama dan banyak, Saat haid lebih sakit, Tidak mencegah IMS termasuk

HIV/AIDS, Klien tidak dapat melepas AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) sendiri dan Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dari waktu ke waktu.

Masih terjadi kehamilan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) in-situ, leukorea, Tali AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

dapat menimbulkan perlukaan portio dan mengganggu hubungan

seksual, dapat terjadi infeksi, pada tingkat akhir infeksi dapat

menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik

(Manuaba, 2010).

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

20

g. Indikasi

Menurut Arum (2011), yang diperbolehkan menggunakan AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) antara lain:

1) Usia reproduktif.

2) Menginginkan kontrasepsi yang efektif/ jangka panjang untuk

mencegah kehamilan.

3) Sedang menyusui dan ingin mengunakan kontrasepsi.

4) Setelah aborsi dan tidak terlihat adanya tanda infeksi.

5) Tidak diperbolehkan menggunakan kontrasepsi hormonal.

6) Sering lupa menggunakan pil.

7) Usia perimenopause dan dapat digunakan bersamaan dengan

pemberian estrogen.

8) Perempuan dengan resiko rendah IMS

AKDR (Alat Konttrasepsi Dalam Rahim) dapat digunakan pada ibu

dalam segala kemungkinan keadaan seperti, perokok, pasca keguguran

atau kegagalan kehamilan, apabila tidak terlihat adanya infeksi, sedang

memakai antibiotika atau anti kejang, tekanan darah tinggi, penyakit

tiroid, setelah pembedahan pelvik dan malaria (Handayani, 2010).

h. Kontra indikasi

Yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) menurut Arum (2011), antara lain :

1) Hamil atau diduga hamil.

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

21

3) Sedang menderita infeksi alat genetalia (vaginitis, servisitis,

salpingitis).

4) Menderita penyakit radang panggul atau pasca keguguran sepsis.

5) Kelainan kongenital rahim.

6) Miom submukosum.

7) Riwayat kehamilan ektopik.

8) Penyakit trofoblas ganas.

9) Terbukti menderita penyakit TBC pelvic.

10) Kanker genetalia/payudara.

11) Ukuran panggul kurang dari 5 cm.

12) Sering ganti pasangan.

13) Gangguan toleransi glukosa, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) yang mengandung progrestin dapat menyebabkan sedikit

peningkatan kadar gula dan kadar insulin.

i. Waktu pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Arum (2011), waktu pemasangan AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah :

1) Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan

tidak hamil.

2) Sesudah melahirkan, dalam waktu 6-8 minggu ataupun lebih

sesudah melahirkan.

3) Segera setelah induksi haid, pasca keguguran spontan atau

keguguran buatan dengan syarat tidak terbukti adanya infeksi.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

22

4) Insersi post-coital, pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) jenis Copper-T dalam waktu lima hari setelah terjadinya

hubungan seksual tanpa pelindung.

j. Prosedur pemasangan

Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) (ekspulsi, infeksi dan perforasi) disebabkan

oleh pemasangan yang kurang tepat. Oleh karena itu, pemasangan

maupun pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) hanya

boleh dilakukan oleh petugas klinik yang telah terlatih (dokter, bidan

dan perawat) (Saifuddin dkk, 2006).

1) Langkah-langkah pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) menurut Handayani (2010) antara lain :

a) Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan dan berikan

inform consert.

b) Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya.

c) Persiapan alat antara lain: Bivalve speculum / spekulum cocor

bebek, tenakulum (penjepit portio), sounde uterus (untuk

mengukur kedalaman uterus), forsep / korentang, gunting

mayo, kom berisi larutan antiseptik, sarung tangan steril, kasa

atau kapas, cairan DTT, sumber cahaya yang cukup untuk

penerangan serviks, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

(CuT-380A) atau Progestasert-T yang masih belum rusak dan

terbuka dan bengkok.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

23

d) Persiapan tenaga kesehatan : celemek, cuci tangan dan masker.

e) Atur posisi pasien di Gyn bed dan lampu penerang

f) Pakai sarung tangan steril

g) Periksa genetalia eksterna (ulkus, pembengkakan kelenjar

bartholini dan kelenjar skene)

h) Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan

besar, bentuk, posisi, konsistensi dan mobilitas uterus, serta

untuk menyingkitrkan kemungkinan-kemungkinan adanya

infeksi atau keganasaan dari organ-organ sekitarnya (nyeri

goyang serviks dan tumor adneksa).

i) Lepas sarung tangan steril, masukkan ke larutan chlorine 0,5%

j) Masukkan lengan AKDR Copper T-380A di dalam kemasan

sterilnya.

k) Pakai sarung tangan steril atau DTT.

l) Pasang spekulum, lakukan pemeriksaan inspekulo dan

perhatikan cairan vagina, servicitis.

m) Lakukan desinfeksi endoserviks dan dinding vagina.

n) Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan

ringan padanya untuk meluruskan dan menstabilkan uterus.

Tindakan ini akan mengurangi perdarahan dan resiko peforasi.

o) Masukkan sonde uterus untuk menentukan posisi dan

kedalaman cavum uteri.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

24

p) Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai kedalaman

kavum uteri.

q) Masukkan tabung inserter dengan hati-hati sampai leher biru

menyentuh fundus atau sampai terasa ada tahanan.

r) Lepas lengan AKDR dengan menggunakan teknik menarik

(with-drawaltechnique). Tarik keluar pendorong. Setelah

lengan lepas, dorong secara perlahan-lahan tabung inserter ke

dalam kavum uteri sampai leher biru menyentuh serviks.

s) Tarik keluar sebagian tabung inserter, potong benang AKDR

kira-kira 3-4cm panjangnya.

t) Lepaskan tenakulum apabila terjadi perdarahan pada area

pemasangan, beri tekanan dengan kasa sampai perdarahan

berhenti dan lepaskan speculum

u) Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi, lakukan

dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan.

v) Cuci tangan di bawah air yang mengalir.

w) Ajarkan pada pasien bagaimana cara memeriksa benang.

2) Cara memeriksa benang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

secara mandiri

Selain memberikan petunjuk berkala pada klien untuk

memeriksa benang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) secara

rutin, berikan juga beberapa benang AKDR (Alat Kontrasepsi

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

25

Dalam Rahim) sehingga klien dapat merasakan benang tersebut

(Varney, 2006).

Menurut Varney (2006), cara memeriksa benang AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) antara lain :

a) Cuci tangan untuk mencegah infeksi

b) Berbaring ditempat tidur, duduklah di toilet atau di sisi kursi

atau jongkok

c) Masukkan jari tengah ke dalam vagina ke arah bawah dan ke

dalam sehingga dapat menemukan lokasi serviks

d) Rasakan ujung benang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

pada ujung serviks, jangan menarik benang tersebut

e) Periksa AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) pada setiap

akhir menstruasi dan sesering mungkin di antara bulan-bulan

kunjungan ulang.

3) Kunjungan ulang

Setelah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dipasang,

klien harus dianjurkan untuk melakukan kunjungan ulang dengan

tujuan agar jika muncul efek samping dapat langsung diatasi

(Varney, 2006).

Jadwal kunjungan ulang pacsa pemasangan AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) menurut Handayani (2010) adalah :

satu minggu pasca pemasangan, satu bulan pertama pasca

pemasangan karena pada bulan pertama kemungkinan insiden

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

26

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terlepas secara spontan

lebih tinggi, tiga bulan kemudian, enam bulan berikutnya, satu

tahun sekali, bila terlambat haid satu minggu dan bila terjadi

perdarahan banyak dan tidak teratur.

4) Hal-hal yang perlu diperhatikan saat tindak lanjut setelah

pemasangan

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat tindak lanjut setelah

pemasangan antara lain seperti perdarahan, sakit pinggang, mules-

mules, keputihan, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terlepas

(ekspulsi), haid berlebihan atau nyeri saat haid dan memastikan

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) masih ada di dalam rahim

(hal yang paling penting) (Sulistyawati, 2011).

k. Efek samping dan komplikasi

Menurut Hartanto (2004), beberapa efek samping AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) antara lain:

1) Efek samping saat pemasangan: rasa sakit/nyeri, muntah dan

keringat dingin, perforasi uterus.

2) Efek samping dikemudian hari : rasa sakit dan perdarahan,

embedding dan displacement, infeksi, kehamilan intra-uterin,

kehamilan ektopik, ekspulsi.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

27

Menurut Sibagariang dkk (2010), efek samping AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) dibedakan menjadi :

1) Efek samping ringan pemakaian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim): Perdarahan (menoragia atau spotting menoragia), rasa

nyeri dan kejang perut, secret vagina lebih banyak dan gangguan

pada suami (sensasi keberadaan benang AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) dirasakan sakit/menggangu bagi pasangan saat

aktifitas seksual), terganggunya siklus haid (umumnya terjadi pada

3 bulan pertama pemakaian), dismenorea, kram/kejang supra pubis.

2) Efek samping berat pemakaian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim): Perforasi uterus, infeksi pelvik dan endometritis.

Amenorea, kehilangan benang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim), adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya

penyakit radang panggul adalah efek samping dari AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) menurut Handayani (2010).

l. Prosedur pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) lebih mudah

jika dilakukan sewaktu haid. Pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) dilakukan di klinik pelayanan kesehatan dengan petugas

klinik yang terlatih (dokter dan bidan).

1) Indikasi pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat lepas sebelum

waktunya bila : klien ingin hamil lagi, leukorea yang sulit diobati

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

28

dan peserta menjadi kurus, terjadi infeksi, terjadi perdarahan,

terjadi kehamilan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

in situ (Manuaba, 2010).

Menurut Sulistyawati (2011), indikasi pelepasan AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) sebelum waktunya antara lain karena

erosi hebat, klien ingin ganti cara kontrasepsi, rasa nyeri berlebihan

yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan analgetik, meno-

metroragia.

2) Prosedur pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

menurut Handayani (2010) antara lain :

a) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien dan berikan

inform consent.

b) Pastikan klien telah mengosongkan kandung kencingnya.

c) Persiapan alat:

(1) Bivalve speculum/spekulum cocor bebek

(2) Forcep/korentang

(3) kom berisi antiseptic

(4) sarung tangan steril/DTT

(5) kassa atau kapas

(6) sumber cahaya yang cukup

(7) klem

d) Persiapan tenaga kesehatan : cuci tangan

e) Posisikan pasien di gyn bed dengan lampu penerangan

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

29

f) Pakai sarung tangan steril/DTT

g) Pasang speculum untuk melihat serviks dan benang

h) Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptic 2-3

kali

i) Jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem dan

tali benang ditarik pelan-pelan

j) Tunjukkan AKDR yang berhasil dicabut

k) Beri antiseptic (povidon iodine), apabila terdapat perdarahan

maka pertahankan (deep) selama 3 menit

l) Lepaskan speculum, bereskan alat, lepas handscoon dan renam

di larutan clorin 0,5%.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

30

B. Kerangka teori

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber : modifikasi Notoatmodjo (2010)

Konsep dasar

KB

AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam

Rahim)

Pengetahuan akseptor

KB AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam

Rahim)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi:

a. Usia

b. Pendidikan

c. Pekerjaan

d. Sosial-

ekonomi

e. Informasi

f. pengalaman

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

31

C. Kerangka konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

Pengetahuan akseptor KB

AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tentang

AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim)

Faktor - faktor yang

mempengaruhi pengetahuan:

a. Usia

b. Pendidikan

c. Pekerjaan

d. Sosial-ekonomi

e. Informasi

f. Pengalaman

Baik

Cukup

Kurang

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini jenis studi yang digunakan adalah penelitian

deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran atau mendiskripsikan suatu keadaan

secara objektif (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPS YAYUK DESY Desa Jeblogan

Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi pada tanggal 20 sampai 30 Mei 2012.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi yang dipakai dalam penelitian

ini adalah keseluruhan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) di BPS YAYUK DESY Desa Jeblogan Kecamatan Paron

Kabupaten Ngawi dengan jumlah akseptor yang tercatat adalah

sebanyak 31 orang dari tahun 2009 sampai Desember 2011.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010). Sampel yang digunakan dipenelitian ini adalah

sebanyak 31 orang.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

33

3. Teknik Pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan

menggunakan teknik total sampling. Menurut Nasir (2011), teknik total

sampling yaitu seluruh anggota dari populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk dijadikan sampel.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket atau kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010).

Angket atau kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah

kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih. Pada pernyataan favourable (+), jika

menjawab benar mendapat nilai 1 dan jika menjawab salah mendapat nilai

0, sedangkan pada pernyataan un-favourable (-), jika menjawab benar

maka mendapat nilai 0 dan jika menjawab salah maka mendapat nilai 1.

Cara pengisian kuesioner tersebut hanya dengan memberi tanda ( Ö ) pada

jawaban yang dianggap benar.

Untuk mengetahui kuesioner ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan

uji validitas dan reabilitas terhadap karakteristik sejenis diluar lokasi

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

34

penelitian yaitu pada akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) di BPS WAHYUNI Desa Sambirejo Kecamatan Jumantono

Kabupaten Karang Anyar.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya hendak diukur. Penelitian ini mengunakan uji validitas

dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika

rhitung>rtabel. Rumus product moment adalah:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien skorelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan pada tanggal 1

sampai 10 mei 2012 di BPS Wahyuni di Desa Sambirejo, Kec.

Jumantono, Kab. Karang Anyar. Uji validitas ini dianalisis dengan

bantuan SPSS for Windows, didapatkan hasil dari 32 pernyataan, 20

pernyataan memiliki nilai r(hitung) > r(tabel)(5%) 0,361 dan sebanyak 8

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

35

pernyataan memiliki nilai r(hitung) > r(tabel)(1%) 0,463. Dari 32 pernyataan 4

pernyataan diantaranya tidak valid, yaitu pernyataan nomor 18,19,27 dan 30,

maka keempat pernyataan tersebut dihilangkan dari kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. instrumen yang

baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk

memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang dapat dipercaya,

yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto,

2010). Untuk menguji reabilitas instrumen, peneliti menggunakan

rumus Spearman-Brown dengan bantuan program komputer SPSS for

windows. rumus Spearman-Brown adalah :

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrument

r1/21/2 : rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua

belahan instrumen

Dari uji reliabilitas yang dilakukan didapatkan hasil 0,875.

( )rr

21

21

21

21

1

x2

r11 +=

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

36

3. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator

No. soal

Jumlah

soal favourable

(+)

Un-favourable

(-)

Pengetahuan

Akseptor KB

AKDR (Alat

Kontrasepsi

Dalam Rahim)

tentang AKDR

(Alat

Kontrasepsi

Dalam Rahim)

1. Pengetahuan tentang

KB

2. Pengertian KB AKDR

(Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim)

3. Keuntungan dan

kerugian AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam

Rahim)

4. Indikasi dan

kontraindikasi AKDR

(Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim)

5. Waktu pemasangan dan

pelepasan AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam

Rahim)

6. Efek samping dan

komplikasi AKDR

(Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim)

1,2,3,4,5,6

7,8,9,10,

11

12,14,16

17

20,21,22,

24

25,37,28

-

-

13,15

18,19

23

26

6

5

5

3

5

4

Jumlah 28

Sumber : Data primer, Maret 2012

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data

primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya

(responden) dan diperoleh dari jawaban atas peryataan yang tertuang

dalam kuesioner.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

37

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau

diperoleh dari instansi tertentu dengan metode dokumentasi. Data

sekunder dalam penelitian ini diambil dari BPS YAYUK DESI yaitu

data jumlah akseptor KB AKDR di BPS YAYUK DESI

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat

atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

suatu konsep tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini hanya

menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan Akseptor KB AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim).

G. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel DO Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengetahuan

akseptor KB

AKDR (Alat

Kontrasepsi

Dalam

Rahim)

tentang

AKDR (Alat

Kontrasepsi

Dalam

Rahim)

Semua informasi yang

diketahui oleh

akseptor KB AKDR

(Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tentang

pengertian, indikasi

dan kontraindikasi,

waktu pemasangan

dan pelepasan, efek

samping dan

komplikasi AKDR

(Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim)

Kuesioner 1) Baik : bila nilai

responden yang

diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup : bila nilai

mean – 1 SD ≤

(x) ≤ mean + 1

SD

3) Kurang : bila

nilai responden

yang diperoleh

(x) < mean – 1

SD

Ordinal

Sumber : Data primer, Maret 2012

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

38

Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah

pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data menurut

Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut :

a. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing

adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir

atau kuesioner tersebut.

b. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan.

c. Data Entry (Memasukan Data) atau Processing

Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak

lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-

masing pertanyaan.

d. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peniliti.

2. Analisa data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

univariate (Analisis Deskriptif) yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya analisa ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

39

persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian

ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan akseptor KB

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim).

Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut

dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan

kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang

menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standart

deviation) (Riwidikdo, 2009).

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean - 1 SD

Untuk menghitung Standart Deviation (SD) atau simpangan baku

dan mean menggunakan bantuan SPSS For Windows. Rumus

simpangan baku adalah :

Keterangan ;

S = Simpangan baku

∑xi = Jumlah variabel

n = Banyaknya data.

Adapun rumus untuk menghitung mean yaitu :

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

40

Keterangan ;

= mean

= total skor

= banyak sampel

Adapun rumus untuk mengukur tingkat pengetahuan menurut

Riwidikdo (2007), sebagai berikut :

Skor Prosentase

Skor yang diperoleh responden

= x 100%

Total skor maksimal yang seharusnya diperoleh

I. Etika Penelitian

Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak

yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh

dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Peneliti sebagai

pihak yang memerlukan informasi, seyogianya menempatkan diri lebih

rendah dari yang memberikan informasi atau responden, maka sebelum

dilakukan pengambilan data atau wawancara kepada responden terlebih

dahulu dimintakan persetujuannya (Inform concent).

Menurut Milton dalam Notoatmodjo (2010), empat prinsip yang harus

dipegang teguh sebelum melakukan penelitian antara lain sebagai berikut:

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

41

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian

untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan

penelitian tersebut. Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat

dan mertabat subjek penelitian, peneliti seyogianya mempersiapkan

formulir persetujuan subjek (Inform concent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak

untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain.

Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai

identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti seyogianya cukup

mengetahui coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan,

yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini

menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan

keuntungan yang sama tanpa membedakan gender, agama, etnis dan

sebagainya.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

42

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms an benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus

dapat mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress

maupun kematian subjek penelitian.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di BPS Yayuk Desy di Desa Jeblogan Kecamatan

Paron Kabupaten Ngawi. Batas wilayah Desa Jeblogan antara lain : sebelah

timur berbatasan dengan Desa Teguhan, sebelah selatan berbatasan dengan

Desa Sirigan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Pelang Kidul dan sebelah

utara berbatasan Desa Jambi.

Keadaan lingkungan BPS Yayuk Desy bersih. BPS ini melayani

pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, pemeriksaan Hb pada ibu hamil,

pertolongan persalinan normal, nifas dan KB. Akseptor KB AKDR di BPS ini

ada sebanyak 31 akseptor.

B. Hasil penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori, yakni :

umur 20-30 tahun, umur 30-40 tahun dan umur > 40 tahun.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

No. Kategori umur Nominal Prosentase (%)

1. 20-30 tahun 10 32,3

2. 30-40 tahun 14 45,1

3. > 40 tahun 7 22.6

Total 31 100

Sumber : Data Primer, Juni 2012.

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

44

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui kategori umur 20-30 tahun sebanyak

10 responden (32,3%), kategori umur 30-40 tahun sebanyak 14

responden (42,1%) dan kategori umur > 40 tahun sebanyak 7 responden

(22,6%).

2. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan akseptor

KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) telah mendapatkan hasil

mean 21,29 dan standart deviasi 2,13.

Tabel 4.2 Mean dan Standart deviasi

Variable Mean Standart Deviasi

Pengetahuan Akseptor

KB AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam

Rahim) tentang AKDR

(Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim)

21,29 2,13

Sumber : Data primer, Juni 2012.

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan

perhitungan sebagai berikut :

a. Baik : bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

(x) > 21,29 + 1 x 2,13

(x) > 23,42

b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

21,29 – 1 x 2,13 ≤ x ≤ 21,29 +2,13

19,16 ≤ x ≤23,42

c. Kurang :bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

(x) < 21,29 – 1 x 23,42

(x) < 19,16

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

45

Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

No Pengetahuan Nominal Prosentase (%)

1. Baik 3 9,67

2. Cukup 26 83,87

3. Kurang 2 6,46

Total 31 100

Sumber : Data Primer, Juni 2012.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tingkat pengetahuan

akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah baik sebesar 3 responden

(9,67%), cukup sebesar 26 responden (83,87%) dan kurang sebanyak 2

responden (6,46%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 31 responden

menunjukan hasil, tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

dengan kategori baik sebanyak 3 responden (9,67%), kategori cukup

sebanyak 26 responden (83,87%) dan kategori kurang sebanyak 2 responden

(6,46%). Jadi tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS

Yayuk Desy di Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi adalah

cukup.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

46

Menurut Notoadmodjo (2010), pengetahuan adalah pelbagai gejala yang

ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan

muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenai benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah suatu alat atau benda yang

dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversible, dan berjangka

panjang, dapat dipakai oleh senua perempuan usia reproduktif

(Handayani, 2010).

Kategori pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di BPS Yayuk Desi

di Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi tahun 2012 adalah

cukup. Dari karakteristik responden paling banyak umur 30-40 tahun.

Menurut Nursalam dan Pariana (2004), pengetahuan dipengaruhi oleh:

umur, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Pendidikan, semakin tinggi tingkat

pendidikan, semakin mudah mendapat informasi sehingga semakin banyak

pula pengetahuan yang dimiliki. Pekerjaan, semakin tinggi pekerjaan semakin

mudah memperolah informasi. Sosial Ekonomi, informasi dan pengalaman.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan akseptot KB

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) adalah cukup, jadi seperti penelitian yang telah dilakukan oleh

Imbarawati (2008), selain pengetahuan ada biaya, keefektifan dan psikologi.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

47

D. Keterbatasan

1. Kendala penelitian

Kendala dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan

responden akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) peneliti

harus mendatangi dari rumah ke rumah dan tidak jarang peneliti tidak bisa

langsung bertemu dengan responden sehingga penelitian ini membutuhkan

waktu yang cukup lama.

2. Kelemahan/keterbatasan selama proses penelitian

a. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, sehingga

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga

responden hanya bisa menjawab ya atau tidak saja dan jawaban

responden belum bisa untuk mengetahui pengetahuan responden

secara mendalam.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

48

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan akseptor KB AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) di BPS Yayuk Desy Desa Jeblogan Kecamatan Paron Kabupaten

Ngawi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) baik sebanyak 3

responden (9,67%).

2. Pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) cukup sebanyak 26

responden (83,87%).

3. Pengetahuan akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) kurang sebanyak 2

responden (6,46%).

B. SARAN

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Perlunya peningkatan pengetahuan tentang KB AKDR bagi akseptor

baru KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), yang dapat dilakukan

melalui pemberian informasi secara lengkap tentang KB AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim).

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB AKDR ( ALAT …ukh.ac.id/digilib/files/disk1/1/01-gdl-niasubekti-41-1... · 2021. 4. 23. · vi Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta

49

2. Bagi Akseptor KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Perlunya membangun komunikasi positif dengan bidan maupun kader

kesehatan untuk memperoleh informasi lengkap tentang manfaat dan

efek samping KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) untuk

keberhasilan KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).

3. Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang

berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan sampel penelitian

lebih banyak sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.