13
1 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015 TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA BANDUNG Oleh: P. N. Sahanaya, D. Sungkawa *) , B. Waluya *) Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia Email: [email protected] [email protected] ABSTRAK Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata yang menarik baik berupa daya tarik wisata budaya, sejarah, buatan maupun alam yang dapat dijadikan tempat rekreasi bagi msyarakat Kota Bandung dan wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Museum adalah salah satu daya tarik wisata yang terdapat di Kota Bandung. Museum merupakan daya tarik wisata yang dapat memberikan sarana edukatif dan rekreatif. Wisatawan yang berkunjung ke tiap daya tarik wisata museum memiliki jumlah kunjungan yang tidak merata, sehingga menarik untuk dikaji bagaimanakah kemenarikan museum, motivasi wisatawan yang berkunjung ke museum, upaya pemerintah dalam mengembangkan museum. Untuk mengkaji hal tersebut, digunakan metode survey. Metode pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dan proporsionate stratified random sampling. Analisis data menggunakan teknik analisis persentase dan rumus kemenarikan daya tarik wisata model Fishbein dan Rosenberg. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapat responden terhadap nilai kemenarikan keamanan dan keselamatan di museum memiliki nilai tinggi, sedangkan nilai kemenarikan cinderamata dan souvenir memiliki nilai yang rendah, hal ini dikarenakan pada beberapa museum tidak tersedianya cinderamata dan toko souvenir. Motivasi wisatawan yang berkunjung ke museum sebagian besar adalah untuk berekreasi, sementara itu peran pemerintah dalam mengembangkan museum yaitu dalam hal standar pelayanan museum, perawatan koleksi, penambahan koleksi museum, pembenahan ruang pamer, promosi dan penyebar luasan informasi mengenai museum kepada masyarakat luas serta pembenahan dan perawatan sarana dan prasarana museum. Diharapkan peran pemerintah dalam mengembangkan museum dapat menjadikan museum sebagai daya tarik wisata andalan. Kata Kunci: Tingkat Kemenarikan, Museum, Kota Bandung

TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

1 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA BANDUNG

Oleh:

P. N. Sahanaya, D. Sungkawa *), B. Waluya *)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Email:

[email protected] [email protected]

ABSTRAK

Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata yang menarik baik berupa daya

tarik wisata budaya, sejarah, buatan maupun alam yang dapat dijadikan tempat

rekreasi bagi msyarakat Kota Bandung dan wisatawan yang berkunjung ke Kota

Bandung. Museum adalah salah satu daya tarik wisata yang terdapat di Kota

Bandung. Museum merupakan daya tarik wisata yang dapat memberikan sarana

edukatif dan rekreatif. Wisatawan yang berkunjung ke tiap daya tarik wisata

museum memiliki jumlah kunjungan yang tidak merata, sehingga menarik untuk

dikaji bagaimanakah kemenarikan museum, motivasi wisatawan yang berkunjung

ke museum, upaya pemerintah dalam mengembangkan museum. Untuk mengkaji

hal tersebut, digunakan metode survey. Metode pengambilan sampel

menggunakan non probability sampling dan proporsionate stratified random

sampling. Analisis data menggunakan teknik analisis persentase dan rumus

kemenarikan daya tarik wisata model Fishbein dan Rosenberg. Hasil penelitian

menunjukan bahwa pendapat responden terhadap nilai kemenarikan keamanan

dan keselamatan di museum memiliki nilai tinggi, sedangkan nilai kemenarikan

cinderamata dan souvenir memiliki nilai yang rendah, hal ini dikarenakan pada

beberapa museum tidak tersedianya cinderamata dan toko souvenir. Motivasi

wisatawan yang berkunjung ke museum sebagian besar adalah untuk berekreasi,

sementara itu peran pemerintah dalam mengembangkan museum yaitu dalam hal

standar pelayanan museum, perawatan koleksi, penambahan koleksi museum,

pembenahan ruang pamer, promosi dan penyebar luasan informasi mengenai

museum kepada masyarakat luas serta pembenahan dan perawatan sarana dan

prasarana museum. Diharapkan peran pemerintah dalam mengembangkan

museum dapat menjadikan museum sebagai daya tarik wisata andalan.

Kata Kunci: Tingkat Kemenarikan, Museum, Kota Bandung

Page 2: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

2 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

Bandung City has a lot of interesting tourism place which form as an attraction in culture,

history, artificial or nature which can be created as a recreation place for Bandung citizens

and tourist who go to Bandung city. Museum is one of tourism attraction which exist in

Bandung City. Museum is a tourism attraction which can give education facilities and

recreative. Tourists who visit to every museum tourism attraction has an unspread

visitation in amount, so that is attracted to considered about how the conspicuousness of

museum, motivation of tourist who go to museum, government effort in museum

developing. To considered that circumstance, survey methods are used. The method that

used in sample withdrawal are a non probability sampling and proporsionate stratified

random sampling. Data analysis is using a percentage analysis technique and a

conspicuousness formula of tourism attraction in Fishbein and Rosenberg models. The

result of research shows that the opinion of respondent toward the value of security and

safety conspicuousness in museum has a high value, although the value of memento and

souvenir conspicuousness has a low value, this condition caused by the unavailable of

memento and souvenir store in several museum. The motivation of tourist who go to

museum are most for recreation, meanwhile the role of government in museum

developing that is in matter of museum service standart, collection maintenance,

increasing of museum’s collection, tidying up the exhibit room, promotion and

dissemination of information about museum to considerable people along with tidying up

and maintenance of museum facilities and infrastuctures. Hoped that the role of

government in museum developing are able to make museum as a pledge tourism

attraction.

Keywords : Conspicuousness level, Museum, Bandung City

PENDAHULUAN

Pariwisata adalah sektor yang

sangat strategis untuk menaikan atau

menambah devisa bagi suatu negara dan

dapat membuka lapangan pekerjaan.

Pariwisata merupakan kebutuhan naluriah

manusia karena setelah lama melakuan

aktifitas bekerja, sekolah, dan aktifitas

lainnya, tidak hanya itu pariwisata juga

dapat mengangkat kedudukan suatu negara

sehingga dikenal oleh negara lain. Jawa

Barat merupakan salah satu Provinsi tujuan

wisata di Indonesia yang menjadi prioritas

untuk dikembangkan setelah Bali dan DKI

Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan

oleh Maryani di dalam Jurnal

Pengembangan Pariwisata Bandung

Persepsi Wisatawan (2010), Kota Bandung

adalah Kota yang relatif dekat dengan

Jakarta sebagai pintu gerbangnya Indone-

sia, menjadi pusat pelayanan (Services

center) dan kutub pertumbuhan (Growth

pole) bagi Provinsi Jawa barat. Kota

Bandung memiliki banyak tempat wisata

Page 3: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

3 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

yang menarik baik berupa objek wisata

atau daya tarik wisata budaya, sejarah,

buatan maupun alam yang dapat dijadikan

suatu tempat rekreasi bagi masyarakat Kota

Bandung dan wisatawan yang berkenjung

ke Kota Bandung.

Salah satu objek atau daya tarik

wisata yang banyak terdapat di Kota

Bandung adalah museum, museum

merupakan daya tarik wisata yang dapat

memberikan sarana edukatif dan rekreatif

bagi pengunjungnya. Wisatawan yang

berkunjung ke setiap museum di Kota

Bandung memiliki jumlah pengunjung

yang tidak merata. Berikut data jumlah

wisatawan yang berkunjung ke museum di

Kota Bandung :

Tabel 1. Data kunjungan wisatawan

ke Musem di Kota Bandung No. Nama Museum Jumlah

Pengunjung

1. Museum Geologi 509.269

2. Museum Sri Baduga 71.053

3. Museum Mandalawangsit 12.944

4. Museum Pos Indonesia 44.950

5. Museum Konferensi Asia Afrika 149.729

6. Museum Barli Tidak terdapat

data

7. Museum Perjuangan Rakyat Jawa

Barat

2.590

8. Museum Virajati Tidak terdapat data

9. Museum Keris Tidak terdapat

data

10. Museum Biofarma Tidak terdapat

data

11. Museum Nike Ardila Tidak terdapat data

12. Museum Mobil Antik Tidak terdapat

data

13. Museum Miniatur Kereta Api Tidak terdapat

data

14. Museum Pinpad Tidak terdapat data

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

2014

Akan tetapi jumlah kunjungan

wisatawan ke museum di Kota Bandung

tidak merata dan terlihat sangat signifikan.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis kemenarikan museum di

Kota Bandung.

2. Mengidentifikasi motivasi wisatawan

yang berkunjung ke museum di Kota

Bandung.

3. Memperoleh gamabaran upaya

pemerintah dalam mengembangkan

museum di Kota Bandung.

METODE

Menurut Sugiyono (2009:2)

metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode pada penelitian ini menggunakan

metode deskriptif. Metode deskriptif itu

sendiri Menurut Tika (2005:4) adalah

penelitian yang lebih mengarah pada

pengungkapan suatu masalah atau keadaan

sebagaimana adanya dan mengungkapkan

fakta-fakta yang ada walaupun kadang-

kadang diberikan interpretasi atau analisis.

Populasi adalah kumpulan yang lengkap

dari elemen sejenis yang dapat dibedakan

berdasarkan karakteristiknya. Sedangkan

menurut Sumaatmadja (1981 ; 112) yaitu

populasi penelitian geografi akan meliputi

kasus ( masalah peristiwa tertentu ),

Page 4: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

4 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

Gambar 1. Peta Sebaran Museum di Kota Bandung

Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang, Dinas

Keudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

individu ( fisik, sosial, ekonomi,

budaya dan politik ) yang ada pada ruang

geografi tertentu. Berdasarkan pengertian

tersebut maka populasi wialayah dalam

penelitian ini adalah semua museum di

Kota Bandung, sedangkan populasi

manusia adalah wisatawan yang datang ke

museum di Kota Bandung.

Variabel dalam penelitian ini adalah

tingkat kemenarikan museum, motivasi

wisatwan dan peran pemerintah.

Page 5: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

5 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang, Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi penelitian ini berada di

Kota Bandung, Letak geografis Kota

Bandung di antara 107°32’38,91” BT dan

6°55’19,94” LS. Kota Bandung memiliki

luas wilyah 167,29 Km². Batas

administrative Kota Bandung sebagai

berikut

a. Utara : Kabupaten Bandung Barat

b. Selatan : Kabupaten Bandung

c. Barat : Kabupaten Bandung Barat

dan Kota Cimahi

d. Timur : Kabupaten Bandung

Kota Bandung terletak pada

ketinggian ± 791 meter di atas permukaan

laut rata-rata (mean sea level), dengan di

daerah utara pada umumnya lebih tinggi

dari pada di bagian selatan. Ketinggian di

sebelah utara adalah ± 1050 msl,

sedangkan di bagian selatan adalah ± 675

Page 6: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

6 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

msl. Kota Bandung dikelilingi oleh

pegunungan, sehingga Kota Bandung

merupakan daerah cekungan. Kota

Bandung pada umumnya memiliki tanah

yang subur. Jenis tanah di Kota Bandung

termasuk dalam tanah alluvial dan juga

memiliki air tanah dalam jumlah yang

banyak dengan kualitas yang baik. Salah

satu sungai yang mengalir di Kota

Bandung adalah Ci Kapundung. Ci

Kapundung merupakan anak sungai Ci

Tarum. Jika dilihat dari sisi fungsi tata

ruang kota proses pertumbuhan alami Kota

Bandung memiliki enam fungsi dominan

yaitu fungsi pemerintahan, fungsi industri,

fungsi pusat perdagangan, fungsi pusat

pendidikan, fungsi pusat pariwisata, dan

sebagai etalase Jawa Barat.

Kota Bandung, menurut Koppen,

termasuk iklim Af (iklim tropika). Iklim

Bandung dipengaruhi oleh iklim

pegunungan yang lembab dan sejuk, hal ini

dikarenakan Kota Bandung dikelilingi oleh

pegunungan. Suhu rata-rata Kota Bandung

adalah 23,1°C, sedangkan curah hujan rata-

rata Kota Bandung adalah 148,35 mm/th

dan jumlah hujan rata-rata Kota Bandung

adalah 16hari/bulan.

Page 7: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

7 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

Gambar 3. Peta Administrasi Kota Bandung

Sumber : Peta Rupabumi skala 1 : 25.000 Bandung, Ujungberung, Cimahi, Lembang

Jumlah responden dalam penelitian ini

adalah 100 responden dibagi kedalam tiap

museum, museum Geologi 63 responden,

museum Pos Indonesia 7 responden,

museum Sribaduga 9 responden, museum

Konferensi Asia Afrika 18 responden,

museum Mandalawangsit 2 responden,

museum Monumen perjuangan rakyat Jawa

Barat 1 responden. Metode pengambilan

sampel yang digunakan adalah

proporsionate stratified random sampling

yaitu pengambilan sampel yang digunakan

bila anggota populasi tidak homogen yang

terdiri atas kelompok homogen atau

berstrata secara proporsional (Alimul,

2009).

Kemenarikan dalam bahasa Inggris

berarti Attraction yang artinya atraksi,

Menurut Pendit (2006:21) atraksi wisata

adalah segala sesuatu yang menarik dan

bernilai untuk dikunjungi dan dilihat

disebut atraksi atau lazim pula dinamakan

daya tarik wisata. Sehingga dalam hal ini

kemenarikan museum adalah sesuatu yang

Page 8: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

8 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

dapat dilihat atau disaksikan yang dapat

mendorong wisatawan datang ke museum.

Wisatawan dalam mengunjungi museum di

Kota Bandung tentunya memiliki motivasi

tersendiri, wisatawan akan berkunjung ke

tempat tersebut bila di tempat tersebut

terdapat kondisi yang sesuai dengan

motivasi yang dikehendaki wisatawan itu

sendiri.

Kemudian dalam menarik

wisatawan ke museum di Kota Bandung

terdapat unsur-unsur daya tarik wisata

museum, yaitu : keamanan dan

keselamatan wisatawan di museum,

ketertiban berwisata di museum,

kebersihan di Museum, Kenyamanan

dimuseum, Keindahan,keunikan serta

kelangkaan artefak di museum, keramahan,

kenangan, cinderamata, variasi aktivitas

wisata bersifat edukasi, sarana dan

prasarana, serta kemudahan transportasi.

Pengukuran kemenarikan daya tarik wisata

museum dilandasi oleh beberapa indikator

yang ditanyakan kepada wisatawan.

Sebelum mencari nilai kemenarikan

dari daya tarik wisata Musem di Kota

Bandung, perlu diketahui terlebih dahulu

nilai Bij untuk masing-masing indikator.

Berikut hasil dari perhitungan nilai Bij dari

100 responden, untuk masing-masing

indikator :

Tabel 2. Nilai Kemenarikan

Musem di Kota Bandung No Indikator Vi Bij (Vi)(Bij)

1 Keamanan dan keselamatan di Museum

369 9,391703 3465,538

2 Ketertiban berwisata di

Museum

341 8,679053 2959,557

3 Kebersihan di Museum 360 9,162637 3298,549

4 Aktivitas wisata ini memberikan kenyamanan

353 8,984474 3171,519

5 Variasi aktivitas wisata

bersifat edukasi

361 9,188089 3316,9

6 Keindahan , keunikan serta

kelangkaan koleksi di

Museum

366 9,315347 3409,417

7 Keramahan pengelola

kepada wisatawan

353 8,984474 3171,519

8 Memberikan kenangan untuk mengunjungi lagi

363 9,238992 3353,754

9 Tersedianya souvenir atau

cinderamata

330 8,399084 2771,698

10 Penyediaan sarana dan

prasarana Museum

364 9,264444 3372,258

11 Kemudahan transportasi dalam mengunjungi

Museum

369 9,391703 3465,538

Jumlah 3929 100 35756,25

Sumber : Hasil pengolahan data

Nilai kemenarikan daya tarik wisata

museum di Kota Bandung menunjukan,

bahwa nilai kemenarikan tersedianya

souvenir dan cinderamata perlu

diperhatikan oleh pengelola daya tarik

wisata museum karena penyediaan

souvenir atau cinderamata dapat menjadi

variasi kegiatan berwisata di museum,

selain melihat artefak yang dipamerkan

wisatawan dapat berbelanja souvenir atau

cinderamata khas dari museum itu sendiri

dan menjadi kenang-kenangan bagi

wisatawan yang telah berkunjung. Nilai

kemenarikan keamanan dan keselamatan di

museum dapat dijadikan indikator yang

penting dalam menunjang kenyaman

Page 9: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

9 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

wisatawan untuk berwisata, untuk sarana

dan transportasi merupakan aksesibilitas

penting untuk memudahkan wisatawan

mengunjungi museum dengan pola

rombongan. Keindahan artefak perlu

dikelola secara baik oleh pengelola

museum, karena atraksi wisata utama di

museum adalah koleksi artefak itu sendiri.

Variasai aktifitas wisata yang disediakan

oleh pengelola museum untuk wisatawan

perlu diperhatikan, karena karekteristik dan

motivasi wisatawan yang berkunjung ke

museum berusia 17-25 tahun.

Salah satu faktor untuk

mengembangkan daya tarik wisata museum

di Kota Bandung perlu diketahui terlebih

dahulu karakteristik dan motivasi

wisatawan dalam mengunjungi daya tarik

wisata museum di Kota Bandung. Menurut

Marpaung (2002:39), wisatawan memiliki

karakteristik spesifik dari jenis-jenis

wisatawan yang berbeda dan berhubungan

erat dengan kebiasaan, permintaan dan

kebutuhan mereka dalam melakukan

perjalanan. Oleh karena itu setiap jenis

wisata memiliki segmentasi wisata tertentu

yang dikenal dengan profil wisatawan.

Berdasarkan penelitian, kota asal tempat

tinggal wisatawan yang mengunjungi

museum di Kota Bandung ,wisatawan yang

berasal dari luar Kota Bandung memiliki

jumlah yang besar, yaitu 56% hal ini

dikarenakan Kota Bandung memiliki

kemudahan aksesibilitas baik dari segi

sarana dan prasarana transportasi.

Kemudian untuk jenis kelamin wisatawan

yang mengunjungi museum di Kota

Bandung adalah 58% laki-laki dan 42%

perempuan. Tingkat pendidikan

pengunjung museum didominasi oleh

lulusan SMA/MA/MTS, Tingkat

pendidikan wisatawan mempengaruhi

keputusan dalam mengunjungi suatu daya

tarik wisata. Daya tarik wisata museum

diminati oleh wisatawan yang ingin

mengetahui warisan budaya yang memiliki

nuansa sejarah masa lampau tentang suatu

daerah serta sebagai media pendidikan dan

pembelajaran. Kemudian untuk jenis

profesi wisatawan yang mengunjungi

museum di Kota Bandung didominasi oleh

pelajar atau mahasiswa, yaitu sebesar 62%,

hal ini dimanfaatkan oleh wisatawan yang

berprofesi sebagai mahasiswa atau pelajar

sebagai sarana pembelajaran budaya dan

sejarah di masa lampau yang sangat

bermanfaat bagi generasi masa depan.

Kemudian untuk usia wisatawan yang

mengunjungi museum didominasi oleh usia

antara 17-25 tahun.

Page 10: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

10 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

Tabel 3. Wisatawan Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi %

1 14-16 26 26

2 17-25 54 54

3 27-35 6 6

4 36-43 7 7

5 47-55 6 6

6 >58 1 1

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pendapatan wisatawan dapat

mempengaruhi mereka dalam melakukan

kegiatan berwisata, wisatawan akan

mempertimbangkan daya tarik wisata apa

yang akan dikunjungi sesuai dengan

pendapatan wisatawan itu sendiri mulai

dari biaya transportasi sampai dengan

seseuatu yang akan dibeli di daya tarik

wisata. Dari hasil penelitian pendapatan

wisatawan didominasi yaitu oleh

wisatawan yang belum berpendapatan, hal

ini dikareanakan banyaknya wisatawan

yang berprofesi sebagai pelajar dan

mahasiswa, belum berpendapatan yang

dimaksud adalah karena mereka belum

memiliki pekerjaan sehingga belum

memiliki pendapatan. Sebagian besar

tujuan wisatawan yang berkunjung ke

museum adalah untuk rekreasi dan tugas

pembelajaran, dilihat dari karakteristik

wisatawan seperti profesi wisatawan yang

sebagian besar pelajar dan mahasiswa dan

mengunjungi museum saat libur sekolah.

Dengan karakteristik tersebut wisatawan

memanfaatkan museum selain sebagai

tempat memperoleh ilmu tentang

kebudayaan dan sejarah masa lampau

wisatawan juga memanfaatkan museum

sebagai tempat rekreasi.

Tabel 4. Wisatawan Berdasarkan Tujuan

Kunjungan Ke Museum di Kota Bandung

No Tujuan Frekuensi %

1 Rekreasi 55 55

2 Tugas Pembelajaran 25 25

3 Selingan Perjalanan 2 2

4 Pendidikan atau Budaya 18 18

5 Keperluan Keagamaan (Ziarah) 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Kemudian berdasarkan penelitian,

motivasi wisatawan yang berkunjung ke

museum di Kota Bandung hampir

seluruhnya terpenuhi, dilihat dari tujuan

wisatawan yang mengunjungi museum

untuk berekreasi, tugas pembelajaran,

selingan perjalanan, pendidikan dan

budaya serta ziarah atau keagamaan.

Motivasi merupakan faktor penting bagi

calon wisatawan di dalam mengambil

keputusan untuk mengunjungi daerah

tujuan wisata yang akan dikunjunginya.

Wisatawan akan mempersepsi daerah

tujuan wisata yang memungkinkan dimana

persepsi ini timbul dari preferensi

Page 11: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

11 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

individual, pengalaman sebelumnya, dan

informasi yang telah didapatkannya.

Dalam hal ini pengelola museum perlu

lebih baik lagi dalam mengelola museum

yang ada, agar motivasi wisatawan yang

berkunjung dapat terpenuhi dan mereka

akan kembali mengunjungi museum

dikemudian hari.

Tabel 5. Wisatawan Berdasarkan Tujuan Kunjungan

Ke Museum di Kota Bandung

No Terpenuhi Frekuensi %

1. Ya 92 92

2. Tidak 8 8

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Kemudian wisatawan yang berkunjung ke

museum di Kota Bandung didominasi baru

pertama kali berkunjung. Lama tinggalnya

wisatawan di museum dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Kepuasan berwisata

dengan ditunjang oleh kelengkapan

fasilitas penunjang dan variasi atraksi

wisata merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi lamanya wisatawan tinggal

di museum. Lamanya kunjungan

wisatawan pada saat di Museum lebih dari

1 jam, hal ini bisa disebabkan oleh

beragam, keindahan, keunikan serta

kelangkaan artefak yang dipamerkan di

museum, sehingga wisatawan tertarik

untuk melihat koleksi yang ada dan

memungkinkan wisatawan tinggal lebih

lama di museum. Kunjungan wisatawan

berdasarkan waktu berkunjung didominasi

pada saat libur sekolah, yang kebanyakan

wisatawan berasal dari luar Kota Bandung.

Hal ini juga dipengaruhi oleh wisatawan

yang didominasi jenis profesinya sebagai

pelajar dan mahasiswa sehingga

memanfaatkan waktu libur sekolah

mengunjungi museum untuk berekreasi

bersama keluarga ataupun teman.

Berdasarkan hasil penelitian sumber

informasi wisatawan mengenai keberadaan

museum di Kota Bandung diperoleh

melalui cerita teman/saudara, yaitu dengan

persentase 68%. Pola berwisata wisatawan

didominasi oleh rombongan, dilihat dengan

siapa wisatawan mengunjungi museum,

biasanya wisatawan dengan karakteristik

terebut adalah anak-anak sekolah yang

melakukan kegiatan study tour dan

wisatawan yang berkunjung dengan

membawa keluarganya.

Tabel 6. Pola Berwisata Wisatawan

No Pola berwisata Frekuensi %

1 Sendiri 1 1

2 Keluarga 22 22

3 Teman 38 38

4 Rombongan 39 39

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Page 12: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

12 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

Berdasarkan hasil penelitian

wisatawan yang berkunjung ke museum

didominasi melakukan kegiatan melihat

artefak yang dipamerkan, wisatawan lebih

terarik melihat keunikan , keindahan dan

kelangkaan artefak yang dipamerkan ,

dalam hal ini pengelola dapat melakukan

pengelolaan artefak seperti perawatan dan

pengembangan atraksi wisata yang lebih

beragam di museum, agar tidak

membosankan bagi wisatawan yang

berkunjung.

Tabel 7. Aktivitas Wisatawan

No Kegiatan yang Dilakukan Frekuensi %

1 Berjalan-jalan 12 12

2 Melihat Koleksi Artefak yang

Dipamerkan

54 54

3 Berfoto-foto 24 24

4 Lainnya 10 10

Jumlah 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data

Pemerintah turut andil dalam

pengelolaan museum guna menciptakan

kemenarikan tiap musem agar wisatawan

yang berkunjung dapat menikmati dengan

nyaman museum yang dikunjunginya.

Pengelolaan museum perlu direncanakan

secara terintegrasi dan berkesinambungan,

agar dalam pengeloaan museum bisa terus

berjalan dan memberikan hasil yang

maksimal untuk kemenarikan tiap museum

dan diharapkan dapat memberikan

kenyamanan bagi wisatawan yang

berkunjung dan meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan ke tiap museum di

Kota Bandung. Berdasarkan hasil

wawancara kepada pengelola Museum di

Kota Bandung peran pemerintah dalam

pengelolaan Museum yaitu standar pelayan

Museum, perawatan koleksi Museum,

penambahan koleksi museum, pembenahan

ruang pamer agar lebih interaktif dan

menarik bagi para pengunjung museum,

promosi dan penyebar luasan informasi

mengenai Museum kepada masyarakat luas

,serta pembenahan dan perawatan sarana

dan prasarana Museum.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul .(2009). Metode Penelitian

Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta : Salemba Medika

DISBUDPAR Kota Bandung (2014). Data

Objek dan Daya Tarik Wisata Di

Kota Bandung Tahun 2014.

Marpaung, Happy.2002. Pengetahuan

Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.

Maryani, E.(2010) Jurnal Pengembangan

Pariwista Bandung Presepsi

Wisatawan

Page 13: TINGKAT KEMENARIKAN MUSEUM DI KOTA …antologi.upi.edu/file/Tingkat_Kemenarikan_Museum_di_Kota...Jakarta. Seperti yang telah dikemukakan oleh Maryani di dalam Jurnal Pengembangan Pariwisata

13 |Antologi Geografi Volume 3 Nomor 2 September 2015

Pendit, Nyoman S. (2006). Ilmu Pariwisata

(Sebuah Pengantar Perdana).

Jakarta: Pradnya Paramita.

Sumaatmadja, Nursid. (1981) Studi

Geografi Suatu Pendekatan dan

Analisis Keruangaan. Bandung :

Alumni

Sugiyono.(2009). Metode penelitian

bisnis.Bandung : Alfabeta

Tika.Pabundu. (2005). Metode Penelitian

Geografi. Jakarta : BumiAksara.