Upload
fathimah-nurul-afifah
View
40
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dalam makalah ini ditelisik seberapa tinggi tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong Girang terhadap pemberian Imunisasi dan alasan dibalik keengganan tersebut.
Citation preview
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah Swt. Yang berkat petunjuk dan
hidayah-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul Tingkat
Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi
yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tingkat keengganan
pemberian imunisasi pada masyarakat, khususnya masyarakat Geger Kalong
Girang.
Penyusunan makalah ini tidak sedikit menemukan hambatan dan kesulitan,
namun berkat dorongan serta doa restu dari berbagai pihak, Alhamdulillah semua
itu dapat diatasi. Namun, diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya.
Bandung, 17 April 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... v
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................ 4
LANDASAN TEORI.......................................................................................... 4
2.1 Pengertian Imunisasi .......................................................................... 4
2.2 Manfaat Imunisasi .............................................................................. 4
2.3 Prinsip Dasar Pemberian Imunisasi .................................................... 4
2.4 Jenis-Jenis Imunisasi .......................................................................... 5
2.5 Pengertian Vaksin .............................................................................. 6
2.6 Jenis-Jenis Vaksin (menurut FI IV) .................................................... 6
2.7 Cara Kerja Vaksin .............................................................................. 7
2.8 Memahami Kekebalan Tubuh ............................................................. 7
2.9 Perbedaan Vaksin dan Imunisasi ........................................................ 7
BAB III ............................................................................................................... 8
METODE PENELITIAN .................................................................................. 8
3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 8
3.2 Metode Pengumpulan Data................................................................. 8
3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 9
iv
3.4 Teknik Pengolaha Data....................................................................... 9
3.5 Analisis Data .................................................................................... 10
BAB IV ............................................................................................................. 11
PEMBAHASAN ............................................................................................... 11
4.1 Hasil Angket mengenai Tingkat Kengganan Masyarakat Geger Kalong
Girang untuk terhadap Pemberian Imunisasi. .............................................. 11
4.2 Alasan Dibalik Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang
Terhadap Pemberian Imunisasi. .................................................................. 11
BAB V ............................................................................................................... 15
PENUTUP ........................................................................................................ 15
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
5.2 Saran ................................................................................................... 15
LAMPIRAN ..................................................................................................... 17
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Transkrip Anget atau Kuisioner ............................................ 17
Lampiran 2. Transkrip Wawancara .......................................................... 18
Lampiran 3. Data Berdasarkan Angket ..................................................... 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hidup di zaman modern yang penuh dengan keterbukaan menyebabkan
masyarakat Indonesia terbebas untuk mendapatkan informasi dari media manapun
dan dapat berkomunikasi melewati batas ruang dan waktu. Sebagian masyarakat
seringkali terlena dalam interaksinya dengan media sosial. Sebagian lagi tertipu
akibat mendapat informasi yang belum jelas kebenaran datanya. Walau, memang
tidak semua informasi yang datang itu salah, banyak hal yang baik yang dapat
dipilah dari media publik.
Bencana ini juga ternyata menerpa sektor kesehatan, sebagai contoh yaitu
penolakan sekelompok masyarakat terhadap upaya pengendalian penyakit infeksi
menular melalui vaksinasi. Kelompok masyarakat ini mendapatkan informasi dari
suatu media yang validitas informasinya masih dipertanyakan.
Umat manusia kini terancam menjadi korban berbagai penyakit menular
berbahaya. Di Indonesia, terjadi wabah polio terjadi pada tahun 2005-2006 karena
banyak bayi yang tidak diimunisasi polio, maka menyebabkan 305 anak lumpuh
permanen. Setelah digencarkan imunisasi polio, sampai saat ini tidak ada lagi kasus
polio baru (idai.or.id). Menurut Nurdin (2013) dalam kata pengantar Kontroversi
Imunisasi (Ismail dkk., 2014), banyaknya kasus kematian ini dapat dikurangi,
menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Tabung Kesehatan Anak-Anak
Sedunia (UNICEF) yakin bahwa program imunisasi global, dengan memperluas
penggunaaan vaksin yang rutin dan memperkenalkan vaksin-vaksin yang baru
dapat mengurangi angka kematian sebanyak 25%.
Nurdin (2013) dalam kata pengantar Kontroversi Imunisasi (Ismail dkk., 2014)
mengungkapkan bahwa upaya pemberian vaksin mendapat tantangan dari golongan
anti vaksin dan segelintir aktivis yang menentang imunisasi pada anak. Ironisnya
golongan kecil penentang ini aktif menyuarakan asumsinya di laman blog dan
media sosial. Sekitar, 70-80% laman web yang beredar di media sosial merupakan
suara pribadi atau kumpulan yang anti terhadap vaksin.
2
Alasan yang mendasari keengganan untuk diimunisasi beragam. Di keluarga
muslim beranggapan bahwa kandungan vaksin itu tidak halal. Sebagian yang lain
berpegang pada teori konspirasi bahwa imunisasi merupakan buatan Zionist untuk
melemahkan umat Islam.
Kedua tanggapan ini masih belum dapat dipercayai karena tidak berdasarkan
fakta medis dan hujjah syar’iyah. Menurut Dr. Musa Mohd Nordin (2013) dalam
Ismail dkk. (2014) dari aspek pandangan syar’a, imunisasi merupakan salah satu
jalan pencegahan. Pencegahan merupakan tindakan yang amat dituntut dalam Islam
sesuai kaidah Ushul Fiqih sadduz-zara’i yang bermaksud ‘menutup pintu-pintu
kerusakan dan kebinasaan’. Kesemua vaksin dalam program imunisasi nasional
adalah halal dan telah disahkan oleh Kementrian Kesehatan.
Pada daerah Geger Kalong Girang terdapat kompleks pesantren ternama di
Indonesia. Hal ini memberikan pengaruh terhadap ketaatan beragama masyarakat
Geger Kalong Girang dikarenakan pesantren tersebut menfasilitasi pembelajaran
agama islam bagi masyarakat. Umat islam merupakan target utama konspirasi
Yahudi Zionist. Isu mengenai pembuatan vaksin yang bersinggungan dengan babi
meresahkan umat islam. Masyarakat Geger Kalong Girang yang notabene
masyarakat muslim yang taat, dipandang takut untuk memberikan imunisasi untuk
anaknya karena ragu dengan kehalalan vaksin.
Berdasarkan alasan-alasan diatas penulis terketuk hatinya untuk menelisik
seberapa tinggi tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong Girang terhadap
pemberian imunisasi pada anak. Hal ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
mengetahui tingkat keberhasilan program imunisasi nasional yang selanjutnya
menjadi tolak ukur dalam usaha peningkatan sosialisasi pentingnya pemberian
imunisasi terhadap anak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong Girang terhadap
pemberian vaksin?
2. Apakah yang menjadi alasan masyarakat Geger Kalong Girang terhadap
keengganan untuk diberi vaksin?
3
3. Bagaimana solusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Geger Kalong
Girang terhadap pentingnya pemberian vaksin?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong Girang
terhadap pemberian vaksin.
2. Memahami penyebab keengganan masyarakat Geger Kalong Girang untuk
diberi vaksin.
3. Menjelaskan solusi meningkatkan kesadaran masyarakat Geger Kalong
Girang terhadap pentingnya pemberian vaksin.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Menjadi referensi data tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong
Girang terhadap pemberian vaksin.
2. Menjadi sumber informasi mengenai pentingnya pemberian vaksin.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Imunisasi merupakan reaksi antigen dan
antibodi-antibodi yang dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau
racun (toxin disebut sebagai antigen)
2.2 Manfaat Imunisasi
1. Untuk anak
Bagi anak-anak imunisasi bermanfaat untuk mencegah penderitaan
yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akan menjalankan masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
2.3 Prinsip Dasar Pemberian Imunisasi
Bila ada antigen kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman memasuki
tubuh maka tubuh akan berubah menolaknya, tubuh membuat zat anti berupa
antibodi atau anti toxin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen
berlangsung secara lambat dan lemah, sehingga tak cukup banyak antibodi yang
terbentuk. Pada reaksi atau respon yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh
sudah mulai lebih mengenal jenis antigen tersebut. Setelah beberapa waktu,
jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar tetap
kebal, perlu diberikan antigen/suntikan/ imunisasi ulang. Kadar antibodi yang
tinggi dalam tubuh menjamin seseorang akan sulit untuk terserang penyakit.
5
2.4 Jenis-Jenis Imunisasi
1. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu
zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba
yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
2. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang
diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh
mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons
seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-
benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Imunisasi
yang diberikan pada anak adalah:
a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat. Pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang
berat seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier ,(pada seluruh
lapangan paru) atau 'TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin
yang mengandung kuman yang telah dilemahkan. limfadenitis regional,
dan reaksi panas.
b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit difteri. Imunisasi merupakan vaksin yang mengandung racun
kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih
dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
c. Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
6
d. Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
e. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.
f. Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela)
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau
mencegah terjadinya penyakit campak (measles), gondong, parotis,
epidemika (mumps) dan rubela (campak Jerman).
2.5 Pengertian Vaksin
Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. Vaksin dapat dibuat dari
bakteri, riketsia atau virus dan dapat berupa suspense organisme hidup atau
inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid.
2.6 Jenis-Jenis Vaksin (menurut FI IV)
1. Vaksin Bakteri
Vaksi Bakteri adalah vaksin yang dibuat dari biakan galur bakteri yang
sesuai dalam media cair atau padat yang sesuai dan mengandung bakteri
hidup atau inaktif atau komponen imunogeniknya.
2. Toksoid Bakteri
Toksoid Bakteri diperoleh dari toksin yang telah dikurangi atau
dihilangkan sifat toksisitasnya hingga mencapai tingkat tidak terdeteksi,
tanpa mengurangi sifat imunogenisitas.
3. Vaksin Virus dan Riketsia
adalah suspensi virus atau riketsia yang ditumbuhkan dalam telur
berembrio, dalam biakan sel atau dalam jaringan yang sesuai. Mengandung
virus atau riketsia hidup atau inaktif atau komponen imunogeniknya. Vaksin
virus hidup umumnya dibuat dari virus galur khas yang virulensinya telah
dilemahkan.
7
2.7 Cara Kerja Vaksin
Bakteri, virus, dan kuman penyakit mengancam tubuh setiap harinya. Tetapi
bila penyakit yang disebabkan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh,
maka tubuh kita akan membentuk suatu sistem kekebalan, membuat protein
yang disebut antibodi untuik melawan mikroorganisme tersebut. Tujuan dari
sistem kekebalan tubuh adalah mencegah penyakit dengan menghancurkan
serbuan dari luar atau membuatnya menjadi tidak berbahaya. Vaksin
merangsang sistem kekebalan tubuh. Untuk memahami bagaimana vaksin
bekerja, maka perlu diketahui juga bagaimana tubuh kita mendapatkan
kekebalan.
2.8 Memahami Kekebalan Tubuh
Tubuh kita bisa kebal terhadap bakteri, virus dan kuman dengan dua cara:
1. Dengan mendapat penyakit (kekebalan alami).
2. Dengan vaksin (kekebalan yang disebabkan oleh vaksin).
Baik itu kekebalan alami atau dari vaksinasi, sekali anda mendapat
kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, anda akan
lebih terlindungi dari penyakit tersebut.
2.9 Perbedaan Vaksin dan Imunisasi
Vaksinasi dan imuniasasi adalah dua kata yang memiliki arti hampir sama
meskipun keduanya tidak serupa. Imunisasi merupakan suatu cara yang
digunakan untuk meningkatkan kekebalan seorang secara aktif terhadap suatu
antigen sehingga bila kelak ia telah tertedah pada antigen yang serupa, tidak
terjadi penyakit. Sedangkan vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin ke
dalam tubuh seseorang untuk memberikan atau meningkatkan sistem kekebalan
tubuh terhadap penyakit tersebut.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan dan bentuk permasalahan, maka penelitian ini berjenis
deskriptif dan verifikatif. Penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji
kebenaran suatu hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam
penelitian ini akan dilakukan pengujian mengenai tingkat keengganan
masyarakat geger kalong girang terhadap pelaksanaan imunisasi dan vaksin
serta bagaimana pengaruh sosialisasi yang sudah dilakukan dinas-dinas terkait
dalam pelaksanaan imunisasi dan vaksin ini.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan aspek yang berperan dalam
kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini
metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Angket atau kuisioner
Angket atau kuisioner yang digunakan bertujuan untuk melihat seberapa
tinggi tingkat keengganan masyarakat geger kalong girang terhadap
pelaksanaan imunisasi dan vaksinasi serta pengaruh sosialisasi terhadap
kesadaran dan pemahaman akan pentingnya imunisasi dan vaksinasi.
Penyebaran angket atau kuisioner dilakukan pada :
hari, tanggal : Kamis, 16 April 2015
waktu : Pukul 16.00 s.d 18.00 WIB
tempat : Jalan Geger Kalong Girang, Bandung
2. Metode wawancara
Wawancara merupakan kegiatan bertanya kepada narasumber yang
dianggap mumpuni dalam bidang penelitian. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui beberapa fakta mengenai proses imunisasi/vaksinasi pun
pendapat isu yang berkembang di masyarakat saat ini mengenai
imunisasi/vaksinasi.
9
Wawancara dilakukan kepada seorang apoteker yang bernama Yosua
Hanasan, S.Farm, Apt di apotek Victory Medika pada:
hari, tanggal : Kamis-Jumat, 16-17 2015
waktu : Pukul 15.00 s.d 16.00 WIB
tempat : Jalan Kopo 357, Bandung
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, dan
jurnal.
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sudjana (1989: 5) , populasi merupakan totalitas semua nilai
yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun
kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi yang
peneliti gunakan sebagai objek penelitian adalah para bapak dan ibu Geger
Kalong Girang, Setia Budhi, Bandung.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian yang diambil dari populasi (Sudjana,
1989). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan jenis metode random sampling. Teknik sampling ini diberi
nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti
mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek-subjek
dalam populasi dianggap sama. Adapun caranya dengan memberikan
angket atau kuisioner kepada sampel di daerah Geger Kalong Girang.
3.4 Teknik Pengolaha Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul
kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Pengolahan data
dilakukan dengan tujuan mengetahui hasil yang selanjutnya dapat dituangkan
dalam bentuk tabel, grafik atau diagram mengenai tingkat keengganan
masyarakat terhadap pemberian imunisasi/vaksinasi serta pengaruh sosialisasi
10
terhadap pemahaman masyarakat Geger Kalong Girang mengenai
imunisasi/vaksin. Tahap-tahap pengolahan data tersebut adalah:
1. Penyuntingan
Semua daftar pertanyaan wawancara, data kuisioner yang berhasil
dikumpulkan selanjutnya diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan.
2. Penyusunan dan Perhitungan Data
Penyusunan dan perhitungan data dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat bantu berupa komputer.
3. Tabulasi
Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi
langsung karena data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel
yang telah disiapkan tanpa proses perantara lainnya. (Singarimbun, 1994).
3.5 Analisis Data
Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan akan kelengkapan jawaban.
Pada tahap ini data yang diperoleh diperiksa kembali untuk mencari
jawaban dari kuisioner yang tidak lengkap.
2. Tally
Tally yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing
jawaban dalam kuisioner.
3. Menghitung persentase jawaban responden
Jawaban responden dihitung persentasenya dalam bentuk tabel
tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase. dengan
menggunakan rumus :
P = f/N x 100%
P : Persentase
f : Frekuensi data
N : Jumlah sampel yang diolah
11
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Angket mengenai Tingkat Kengganan Masyarakat Geger Kalong Girang
untuk terhadap Pemberian Imunisasi.
Setelah dilakukan metode pengumpulan data berupa penyebaran angket dan
kuisioner, dari 45 responden didapatkan hasil bahwa tingkat keengganan
masyarakat Geger Kalong Girang terhadap pemberian imunisasi atau vaksinasi
cukup rendah, yakni 69% yang setuju dengan pemberian vaksin, 27% tidak
setuju dengan pemberian vaksin dan 4% yang tidak menjawab. Namun,
berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa yang enggan terhadap pemberian
vaksin cukup besar.
4.2 Alasan Dibalik Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap
Pemberian Imunisasi.
Berdasarkan jawaban kuisioner dari 45 responden, sebagian besar alasan
menolak imunisasi adalah karena bahan pembuatan vaksin yang haram, dan
karena imunisasi merupakan salah satu upaya Yahudi untuk melemahkan umat
Islam. Mereka berpendapan bahwa dalam pembuatan vaksin memasukan
substansi yang diambil dari bahan yang haram seperti babi. Mereka
berpendapat substansi tersebut dimasukan ke dalam vaksin kemudian
dimasukan kedalam tubuh mereka.
Sebenarnya dalam pembuatan vaksin menurut Dirga Sakti Rambe (2014)
dalam Ismail dkk. (2014) tidak bersinggungan dengan babi. Memang
sebenarnya dalam teknik produksi vaksin yang lampau seperti pada pembuatan
vaksin meningitis menggunakan enzim yang berasal dari pancreas babi.
Namun teknik ini sudah tidak digunakan.
Dalam pembuatan vaksin dengan teknik lampau bakteri Neissera
menginitidis (bakteri penyebab meningitis) dibiakan dalam suatu medium
pertumbuhan dalam cawan petri, yang berisi media padat Mueller Hinton
Medium (MHM), dan Trytic Soy Broth (TSP). MHM berisi enzim yang
diambil dari pancreas babi yang berfungsi mencerna protein dari medium
12
tersebut yang berasal dari berbagai sumber termasuk bovine skeletal muscle.
TSP merupakan campuran dari peptide dan beberapa asam amino dari susu
sapi. Peptida dan asam-asam amino hasil digesti MHM merupakan nutrisi
untuk N. meningitidis. MHM disini hanya berfungsi sebagai katalis dan tidak
ikut bereaksi. Selanjutnya sel-sel bakteri tersebut diferentasi. Kemudian,
polisakarida dari sebelah dalam dinding sel bakteri diambil. Polisakarida ini
ang diambil sebagai antigen vaksin. Polisakarida ini kemudian dipurifikasi
dengan pencucian dan penyaringan hingga miliaran kali untuk mendapatkan
polisakarida (vaksin) yang murni. Bahkan MUI sudah mengeluarkan fatwa
mengenai vaksin meningitis.
Fatwa Majelis Ulama Indonesia no. 06 tahun 2010 tanggal 4 Sya’ban 1431
H/16 Juli 2010 M tentang penggunaan vaksin meningitis bagi jamaah haji atau
umrah menetapkan ketentuan hukum:
Vaksin Meningococcal menveo hukumnya halal
Ketentuan dalam fawa MUI nomor 5 tahun 2009 yang menyatakan bahwa bagi
orang yang melaksanakan wajib haji atau umrah boleh menggunakan vaksin
meningitis haram karena al hajjah (kebutuhan mendesak) dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Mengenai konspirasi Yahudi, jika memang pemberian imunisasi merupakan
upaya untuk melemahkan umat islam-berbahaya bagi manusia. Maka pasti di
negara-negara maju jarang yang menggunakan vaksin. Namun, ternyata faktanya
berbading terbalik. Menurut data statistic yang dilansir UNICEF yang dikutip
dalam Ismail dkk. (2014), Israel dan Amerika dan beberapa negara maju lain
mempunyai cakupan imunisasi yang tinggi, diatas 95%. Kembali kepada isu
konspirasi, mungkin yang menjadi konspirasinya adalah sebaliknya, opini buruk
tentang vaksin ditiupkan agar orang tuan merasa ragu untuk memvaksin anaknya
dan memilih untuk tidak. Dan ketika ada wabah penyakit, seluruh populasi tersebut
bakal tertulari dan lenyao secara massif dari muka bumi.
4.3 Solusi Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Geger Kalong Girang terhadap
Imunisasi.
Imunisasi merupakan satu proses penting yang mesti diterima oleh
masyarakat guna mencegah penyakit-penyakit yang kelak menyerang tubuh.
Melihat hasil observasi melalui angket atau kuisioner, dapat disimpulkan
13
bahwa penyebab mereka menghindari proses ini adalah karena mereka
menganggap bahwa bahan pembuat vaksin yang haram serta salah satu upaya
konspirasi yahudi. Oleh karena itu, diperlukan satu langkah nyata dan efektif
yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Geger Kalong Girang akan
pentingnya imunisasi dengan disertai pernyataan-pernyataan ilmiah bahwa
bahan pembuat vaksin adalah bukan berasal dari bahan haram dan bukan
merupakan konspirasi Yahudi.
Upaya yang dapat dilakukan ialah melalui sosialisasi. Pemerintah sudah
melakukan proses ini. Namun, dirasa belum efektif dan tepat sasaran. Hanya
segelintir orang yang menghadiri sosialisasi ini karena metode yang kurang
tepat serta publikasi yang amat kurang. Pun para penerima isu bahwa bahan
pembuat vaksin yang haram serta konspirasi Yahudi belum mendapatkan
jawaban untuk mematahkan argumen mereka yaitu berupa kejelasan mengenai
halal-haramnya vaksin.
Solusi berupa sosialisasi ini dilakukan tentu dengan bantuan pemerintah
daerah terkhusus wilayah Geger Kalong Girang agar didapat tujuan yang
diinginkan. Sosialisasi ini dilakukan oleh pemerintah daerah Geger Kalong
Girang bekerja sama dengan mahasiswa dari Departemen Pendidikan Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam sosialisasi ini dijelaskan mengenai
cara kerja vaksin dalam tubuh manusia agar masyarakat menyadari mengenai
pentingnya pemberian imunisasi. Di samping itu, untuk meluruskan argumen
masyarakat mengenai kehalalan vaksin dijelaskan pula mengenai proses
pembuatan vaksin yang sebenarnya tidak mengandung unsur babi. Dalam
sosialisasi ini juga dijelaskan panduan pengobatan dalam islam, bahwa
sebenarnya imunisasi merupakan upaya pencegahan dari penyakit. Islam
mengajarkan upaya pencegahan, hal ini dapat dilihat dari sebuah hadits,
“Barang siapa yang setiap pagi hari memakan tujuh biji buah kurma ajwa,
niscaya pada hari itu ia tidak akan terganggu oleh racun atau sihir.” (HR
Bukhari dan Muslim)
14
Hadits diatas menunjukan tentang anjuran upaya pencegahan. Hal ini
sangat sesuai dengan prinsip kedokteran modern; mencegah lebih baik
daripada mengobati.
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Imunisasi merupakan satu proses penting yang mesti diterima oleh
masyarakat guna mencegah penyakit-penyakit yang kelak menyerang tubuh.
Melihat hasil observasi melalui angket atau kuisioner, dapat disimpulkan bahwa
penyebab mereka menghindari proses ini adalah karena mereka menganggap
bahwa bahan pembuat vaksin yang haram serta salah satu upaya konspirasi
yahudi. Oleh karena itu, diperlukan satu langkah nyata dan efektif yang dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat Geger Kalong Girang akan pentingnya
imunisasi dengan disertai pernyataan-pernyataan ilmiah bahwa bahan pembuat
vaksin adalah bukan berasal dari bahan haram dan bukan merupakan konspirasi
Yahudi.
Upaya yang dapat dilakukan ialah melalui sosialisasi. Solusi berupa
sosialisasi ini dilakukan tentu dengan bantuan pemerintah daerah terkhusus
wilayah Geger Kalong Girang agar didapat tujuan yang diinginkan. Sosialisasi
ini dilakukan oleh pemerintah daerah Geger Kalong Girang bekerja sama
dengan mahasiswa dari Departemen Pendidikan Biologi Universitas
Pendidikan Indonesia. Dalam sosialisasi ini dijelaskan mengenai cara kerja
vaksin dalam tubuh manusia agar masyarakat menyadari mengenai pentingnya
pemberian imunisasi. Di samping itu, untuk meluruskan argumen masyarakat
mengenai kehalalan vaksin dijelaskan pula mengenai proses pembuatan vaksin
yang sebenarnya tidak mengandung unsur babi.
5.2 Saran
Pro dan kontra imunisasi dan vaksin memang masih banyak di bicarakan di
seluruh dunia, tapi saran menurut kami sebaiknya masyarakat melaksanakan
imunisasi/vaksinisasi terutama yang di selenggarakan pemerintah secara
keseluruhan, di balik dampak vaksinisasi tersebut karena mengandung lebih
banyak manfaatnya untuk meningkatkan imunitas tubuh manusia tertama kaum
anak-anak, ibu hamil, dan lanjut usia yang rawan terkena penyakit. Peran
16
masyarakat juga dibutuhkan untuk mengurangi korban akibat teraserang
penyakit menular..
17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Transkrip Angket atau Kuisioner
Angket dan kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan yang tertera di bawah ini
1. Apakah Anda setuju terhadap pemberian vaksin/imunisasi ? (Ya/Tidak).
Apabila tidak, mengapa ?
a. Konspirasi Yahudi
b. Bahan pembuat vaksin yang haram
c. Biaya
d. Tidak tahu
e. (Sebutkan)
2. Apakah Anda mengetahui cara kerja vaksin ? (Ya/Tidak). Jika ya, bagaimana ?
3. Apakan Anda mengetahui jenis-jenis vaksin ?(Ya/Tidak). Jika ya, apa saja?
4. Pernahkan Anda mendapatkan penyuluhan mengenai pemberian
vaksin/imunisasi ? (Pernah/Belum)
5. Apabila Anda pernah mendapatkan penyuluhan, seberapa efektifkah
penyuluhan mengenai vaksin/imunisasi terhadap pengetahuan masyarakat
mengenai hal tersebut ?
a. Efektif, masyarakat menjadi mau untuk mengimunisasi anaknya.
b. Kurang efektif, masyarakat menjadi tahu mengerti pentingnya imunisasi.
Namun, belum mau mengimunisasi anaknya.
c. Tidak efektif, masyarakat tidak mengerti dan tidak memberikan imunisasi
kepada anaknya.
d. Lainnya
18
Lampiran 2. Transkrip Wawancara
Narasumber : Yosua Hanasan, S. Farm, Apt.
Tempat : Apotek Victory Medika
Jalan Kopo No. 369 RT 01 RW 07 Kelurahan Kebon Lega
Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung.
hari, tanggal : Kamis-Jumat, 16-17 2015
waktu : Pukul 15.00 s.d 16.00 WIB
Keterangan : P: Pewawancara
N: Narasumber
1. P : Apa itu imunisasi?
N : Imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal, imunisasi berarti
proses meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara memasukan vaksin
(virus atau bakteri yang dilemahkan, mati, ataupun inaktif) dalam rangka
mengenalkan tubuh suatu penyakit agar tubuh dapat memproduksi antibodi
yang spesifik terhadap penyakit tersebut.
2. P : Bagaimana cara kerja imunisasi atau vaksin?
N : Tubuh kita telah Tuhan anugerahi sistem imunitas yang larbiasa. Kita
memiliki dua jenis sistem imunitas, yatu imunitas spesifik dan non spesifik.
Imunitas spesifik sudah siap pakai untuk melawan penyakit. Namun,
penyakit tidak selamanya dapat dikalahkan, tergantung dengan virulensi
(keganasan) penyakit tersebut. Kedua, imunitas spesifik, imunitas ini akan
bekerja ketika imunitas non spesifik tidak dapat berhasil menangkal
penyakit. Imunitas ini tidak siap pakai, dirinya harus mengenal terlebih
dahulu penyakit yang akan dikalahkan dengan kata lain harus sakit terlebih
dahulu. Seseorang yang sakit dapat menjadi kebal ataupun meninggal. Agar
kita dapat kebal tanpa sakit terlebih dahulu, maka imunisasilah jawabannya.
Karena imunisasi mengenalkan tubuh kita penyakit-yang telah dilemahkan-
agar imunitas spesifik dapat mengenal sehingga dapat memproduksi
imunitas yang spesifik. Sehingga ketika penyakit yang sebenarnya datang
19
menyerang tubuh kita, tubuh sudah memiliki antibodi yang dapat
mengalahkan penyakit tersebut.
3. P : Bagaimana cara membuat vaksin?
N : Proses pembuatan vaksin adalah sebagai berikut:
a. Pemilihan antigen/seed (bibit)/strain
Proses produksi dimulai dari pemilihan seed yang inginkan dalam
jumlah kecil. Virus atau bakteri yang akan digunakan dalam proses
produksi harus berasal dari Seed Lot Sistem. Informasi mengenai asal
bibit, proses pasase (termasuk purifikasai dan karakterisasi), dan kondisi
penyimpanannya harus tersedia untuk setiap seed lot. Pemilihan bibit
yang diinginkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama efikasi
vaksin. Seed yang dipersiapkan berupa master seed, parent seed,dan
working seed. Working seed merupakan turunan dari master seed dan
parent seed. Hasil dari proses fermentasi working seed yang akan
digunakan pada tahapan selanjutnya.
b. Pengembangbiakan mikroorgansime (bakteri/virus/jamur/parasit)
Setelah proses pemilihan bibit selesai dilakukan, tahapan
selanjutnya adalah mengembangbiakkan bakteri / virus. Metode
pengembangbiakkan ini dikenal dengan istilah kultur. Proses kultur
suatu mikroorganisme harus dilakukan dengan metode yang tepat, pada
medium yang cocok dan pada kondisi yang sesuai dengan karakter
organisme.
Proses kultur virus berbeda dari bakteri. Bakteri dapat tumbuh pada
medium yang mati. Virus hanya dapat berkembangbiak pada sel hidup,
sehingga media kultur yang digunakan juga berbeda. Proses kultur virus
dilakukan dengan beberapa metode :
1) Kultur jaringan(cell/tissue culture), merupakan metode yang paling
sering digunakan.
2) Kultur menggunakan tel (misalnya pada vaksin influenza).
3) Inokulasi pada binatag hidup(jarang dilakukan).
4) Menggunakan binatang transgenik.
20
c. Isolasi dan pemurnian mikroorganisme (bakteri/virus/jamur/parasit)
Tahapan selanjutnya adalah isolasi dan purifikasi. isolasi bertujuan
untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan dari hasil kultur.
Purifikasi/pemurnian/pencucian bertujuan untuk mempertahankan
komponen yang diinginkan secara selektif sesuai dengan spesifikasi
tertinggi, sekaligus secara selektif membuang komponen yang tidak
diperlukan. Umunya purifikasi dilakukan setelah proses fermentasi.
Beberapa metode yang digunakan pada purifikasi adalah
sentrifugasi, kromotografi dan filtrasi. Sentrifugasi bertjuan
memisahkan komponen yang dibutuhkan untuk pembuatan vaksin
dengan komponen yang tidak dibutuhkan(misalnya debris, sel mati dan
lain-ain). Tujuan kromotografi kurang lebih serupa.filtrasi dilakukan
dengan memberikan tekanan tertentu agar larutan yang ingin
dimurnikan masuk melalui membran penyaring, “dicuci” hingga jutaan
kali, sehingga pada akhirnya yang tersisa hanyalah komponen yang
diinginkan.
d. Inaktivasi mikroorganisme (bakteri/virus/jamur/parasit)
Selanjutnya dilakukan proses inaktivasi yang dapat menggunakan
teknik pencucian dengan larutan tertentu, pateurisasi/pemanasan,
inaktivitasi dengan pH rendah dan sinar ultraviolet.
e. Formulasi vaksin
Pada tahapan ini, dilakukan pencampuran antara hasil dari tahap
sebelumnya dengan kompoen-komponen lain yang dibutuhkan agar
menjadi vaksin yang efektif. Dilakukan penambahan larutan steril dan
zat lain untuk menyesuaikan konsentrasi, osmolaritas, dan pH yang
optimal. Dilakukan penambahan zat aditif/stabilizer/preservatif dan
antibiotik yang bertujuan untuk menstabilkan kondisi kimiawi vaksin
dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan
akibat kontaminasi. Beberapa vaksin juga menggunakan ajuvan untuk
mencetuskan respons imun yang lebih baik. Pada akhir tahap ini, kita
21
telah memperoleh suatu formula vaksin yang sifatnya final dan siap
pakai.
4. P : Bagaimana apabila kita tidak divaksin?
N : Sebenarnya tidak apa-apa apabila tidak divaksin, karena tubuh kita
memiliki imunitas non spesifik yang dapat menyerang penyakit. Namun,
jika imunitas non spesifik tidak dapat menangkap penyakit tersebut,
imunitas spesifik melanjutkan penyerangan terhadap penyakit. Tanpa
imunisasi pun sebenarnya tubuh bisa melawan penyakit asalkan kita harus
meningkatkan pola hidup dan mengonsunsumsi makanan bergizi ditambah
mengonsumsi suplemen penambah imun.
5. P : Apa fungsi suplemen penambah daya tahan tubuh?
N : Suplemen penambah imun berfungsi untuk memperkuat imunitas spesifik
dan non spesifik (yang telah ada) sehingga dapat melawan penyakit.
22
Lampiran 3. Data Berdasarkan Angket
Grafik 3.1 Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang
Terhadap Pemberian vaksin
Grafik 3.2 Pengetahuan masyarakat mengenai cara kerja vaksin.
69%
27%
4%
Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap
Pemberian vaksin
Ya
Tidak
Tidak tahu
18%
82%
0%
Pengetahuan masyarakat mengenai cara kerja vaksin
Ya
Tidak
Tidak tahu
23
Gragik:3.3 Pengetahuan masyarakat mengenai jenis-jenis vaksin.
Grafik:3.4 Penyuluhan kepada masyarakat mengenai imunisasi/vaksinisasi.
Grafik:3.5 Tingkat efektifitas penyuluhan mengenai imunisasi/vaksinisasi
terhadap pengetahuan masyarakat.
29%
71%
0%
Pengetahuan masyarakat mengenai jenis-jenis vaksin
Ya
Tidak
Tidak tahu
40%
60%
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai imunisasi/vaksinisasi
Ya
Tidak
36%
7%
57%
Tingkat efektifitas penyuluhan mengenai imunisasi/vaksinisasi
terhadap pengetahuan masyarakat
Ya
Tidak
Tidak tahu