27
ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Allah Swt. Yang berkat petunjuk dan hidayah-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan. Makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tingkat keengganan pemberian imunisasi pada masyarakat, khususnya masyarakat Geger Kalong Girang. Penyusunan makalah ini tidak sedikit menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat dorongan serta doa restu dari berbagai pihak, Alhamdulillah semua itu dapat diatasi. Namun, diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Bandung, 17 April 2015 Penulis

Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dalam makalah ini ditelisik seberapa tinggi tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong Girang terhadap pemberian Imunisasi dan alasan dibalik keengganan tersebut.

Citation preview

Page 1: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah Swt. Yang berkat petunjuk dan

hidayah-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul Tingkat

Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tingkat keengganan

pemberian imunisasi pada masyarakat, khususnya masyarakat Geger Kalong

Girang.

Penyusunan makalah ini tidak sedikit menemukan hambatan dan kesulitan,

namun berkat dorongan serta doa restu dari berbagai pihak, Alhamdulillah semua

itu dapat diatasi. Namun, diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

Bandung, 17 April 2015

Penulis

Page 2: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... v

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................. 3

BAB II ................................................................................................................ 4

LANDASAN TEORI.......................................................................................... 4

2.1 Pengertian Imunisasi .......................................................................... 4

2.2 Manfaat Imunisasi .............................................................................. 4

2.3 Prinsip Dasar Pemberian Imunisasi .................................................... 4

2.4 Jenis-Jenis Imunisasi .......................................................................... 5

2.5 Pengertian Vaksin .............................................................................. 6

2.6 Jenis-Jenis Vaksin (menurut FI IV) .................................................... 6

2.7 Cara Kerja Vaksin .............................................................................. 7

2.8 Memahami Kekebalan Tubuh ............................................................. 7

2.9 Perbedaan Vaksin dan Imunisasi ........................................................ 7

BAB III ............................................................................................................... 8

METODE PENELITIAN .................................................................................. 8

3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 8

3.2 Metode Pengumpulan Data................................................................. 8

3.3 Populasi dan Sampel .......................................................................... 9

Page 3: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

iv

3.4 Teknik Pengolaha Data....................................................................... 9

3.5 Analisis Data .................................................................................... 10

BAB IV ............................................................................................................. 11

PEMBAHASAN ............................................................................................... 11

4.1 Hasil Angket mengenai Tingkat Kengganan Masyarakat Geger Kalong

Girang untuk terhadap Pemberian Imunisasi. .............................................. 11

4.2 Alasan Dibalik Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang

Terhadap Pemberian Imunisasi. .................................................................. 11

BAB V ............................................................................................................... 15

PENUTUP ........................................................................................................ 15

5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15

5.2 Saran ................................................................................................... 15

LAMPIRAN ..................................................................................................... 17

Page 4: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Transkrip Anget atau Kuisioner ............................................ 17

Lampiran 2. Transkrip Wawancara .......................................................... 18

Lampiran 3. Data Berdasarkan Angket ..................................................... 22

Page 5: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hidup di zaman modern yang penuh dengan keterbukaan menyebabkan

masyarakat Indonesia terbebas untuk mendapatkan informasi dari media manapun

dan dapat berkomunikasi melewati batas ruang dan waktu. Sebagian masyarakat

seringkali terlena dalam interaksinya dengan media sosial. Sebagian lagi tertipu

akibat mendapat informasi yang belum jelas kebenaran datanya. Walau, memang

tidak semua informasi yang datang itu salah, banyak hal yang baik yang dapat

dipilah dari media publik.

Bencana ini juga ternyata menerpa sektor kesehatan, sebagai contoh yaitu

penolakan sekelompok masyarakat terhadap upaya pengendalian penyakit infeksi

menular melalui vaksinasi. Kelompok masyarakat ini mendapatkan informasi dari

suatu media yang validitas informasinya masih dipertanyakan.

Umat manusia kini terancam menjadi korban berbagai penyakit menular

berbahaya. Di Indonesia, terjadi wabah polio terjadi pada tahun 2005-2006 karena

banyak bayi yang tidak diimunisasi polio, maka menyebabkan 305 anak lumpuh

permanen. Setelah digencarkan imunisasi polio, sampai saat ini tidak ada lagi kasus

polio baru (idai.or.id). Menurut Nurdin (2013) dalam kata pengantar Kontroversi

Imunisasi (Ismail dkk., 2014), banyaknya kasus kematian ini dapat dikurangi,

menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Tabung Kesehatan Anak-Anak

Sedunia (UNICEF) yakin bahwa program imunisasi global, dengan memperluas

penggunaaan vaksin yang rutin dan memperkenalkan vaksin-vaksin yang baru

dapat mengurangi angka kematian sebanyak 25%.

Nurdin (2013) dalam kata pengantar Kontroversi Imunisasi (Ismail dkk., 2014)

mengungkapkan bahwa upaya pemberian vaksin mendapat tantangan dari golongan

anti vaksin dan segelintir aktivis yang menentang imunisasi pada anak. Ironisnya

golongan kecil penentang ini aktif menyuarakan asumsinya di laman blog dan

media sosial. Sekitar, 70-80% laman web yang beredar di media sosial merupakan

suara pribadi atau kumpulan yang anti terhadap vaksin.

Page 6: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

2

Alasan yang mendasari keengganan untuk diimunisasi beragam. Di keluarga

muslim beranggapan bahwa kandungan vaksin itu tidak halal. Sebagian yang lain

berpegang pada teori konspirasi bahwa imunisasi merupakan buatan Zionist untuk

melemahkan umat Islam.

Kedua tanggapan ini masih belum dapat dipercayai karena tidak berdasarkan

fakta medis dan hujjah syar’iyah. Menurut Dr. Musa Mohd Nordin (2013) dalam

Ismail dkk. (2014) dari aspek pandangan syar’a, imunisasi merupakan salah satu

jalan pencegahan. Pencegahan merupakan tindakan yang amat dituntut dalam Islam

sesuai kaidah Ushul Fiqih sadduz-zara’i yang bermaksud ‘menutup pintu-pintu

kerusakan dan kebinasaan’. Kesemua vaksin dalam program imunisasi nasional

adalah halal dan telah disahkan oleh Kementrian Kesehatan.

Pada daerah Geger Kalong Girang terdapat kompleks pesantren ternama di

Indonesia. Hal ini memberikan pengaruh terhadap ketaatan beragama masyarakat

Geger Kalong Girang dikarenakan pesantren tersebut menfasilitasi pembelajaran

agama islam bagi masyarakat. Umat islam merupakan target utama konspirasi

Yahudi Zionist. Isu mengenai pembuatan vaksin yang bersinggungan dengan babi

meresahkan umat islam. Masyarakat Geger Kalong Girang yang notabene

masyarakat muslim yang taat, dipandang takut untuk memberikan imunisasi untuk

anaknya karena ragu dengan kehalalan vaksin.

Berdasarkan alasan-alasan diatas penulis terketuk hatinya untuk menelisik

seberapa tinggi tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong Girang terhadap

pemberian imunisasi pada anak. Hal ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam

mengetahui tingkat keberhasilan program imunisasi nasional yang selanjutnya

menjadi tolak ukur dalam usaha peningkatan sosialisasi pentingnya pemberian

imunisasi terhadap anak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong Girang terhadap

pemberian vaksin?

2. Apakah yang menjadi alasan masyarakat Geger Kalong Girang terhadap

keengganan untuk diberi vaksin?

Page 7: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

3

3. Bagaimana solusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Geger Kalong

Girang terhadap pentingnya pemberian vaksin?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong Girang

terhadap pemberian vaksin.

2. Memahami penyebab keengganan masyarakat Geger Kalong Girang untuk

diberi vaksin.

3. Menjelaskan solusi meningkatkan kesadaran masyarakat Geger Kalong

Girang terhadap pentingnya pemberian vaksin.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Menjadi referensi data tingkat keengganan masyarakat Geger Kalong

Girang terhadap pemberian vaksin.

2. Menjadi sumber informasi mengenai pentingnya pemberian vaksin.

Page 8: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak

dengan memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk

mencegah terhadap penyakit tertentu. Imunisasi merupakan reaksi antigen dan

antibodi-antibodi yang dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau

racun (toxin disebut sebagai antigen)

2.2 Manfaat Imunisasi

1. Untuk anak

Bagi anak-anak imunisasi bermanfaat untuk mencegah penderitaan

yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.

2. Untuk Keluarga

Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.

Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya

akan menjalankan masa kanak-kanak yang nyaman.

3. Untuk Negara

Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan

berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

2.3 Prinsip Dasar Pemberian Imunisasi

Bila ada antigen kuman, bakteri, virus, parasit, racun kuman memasuki

tubuh maka tubuh akan berubah menolaknya, tubuh membuat zat anti berupa

antibodi atau anti toxin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen

berlangsung secara lambat dan lemah, sehingga tak cukup banyak antibodi yang

terbentuk. Pada reaksi atau respon yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh

sudah mulai lebih mengenal jenis antigen tersebut. Setelah beberapa waktu,

jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar tetap

kebal, perlu diberikan antigen/suntikan/ imunisasi ulang. Kadar antibodi yang

tinggi dalam tubuh menjamin seseorang akan sulit untuk terserang penyakit.

Page 9: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

5

2.4 Jenis-Jenis Imunisasi

1. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (imunoglobulin) yaitu suatu

zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari

plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba

yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

2. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang

diharapkan akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh

mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons

seluler dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-

benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Imunisasi

yang diberikan pada anak adalah:

a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit TBC yang berat. Pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang

berat seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier ,(pada seluruh

lapangan paru) atau 'TBC tulang. Imunisasi BCG ini merupakan vaksin

yang mengandung kuman yang telah dilemahkan. limfadenitis regional,

dan reaksi panas.

b. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit difteri. Imunisasi merupakan vaksin yang mengandung racun

kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi masih

dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).

c. Imunisasi Polio

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada

anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.

Page 10: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

6

d. Imunisasi Campak

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular.

Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.

e. Imunisasi Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.

f. Imunisasi MMR ( Measles, Mumps, dan Rubela)

Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau

mencegah terjadinya penyakit campak (measles), gondong, parotis,

epidemika (mumps) dan rubela (campak Jerman).

2.5 Pengertian Vaksin

Vaksin adalah sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu

menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia. Vaksin dapat dibuat dari

bakteri, riketsia atau virus dan dapat berupa suspense organisme hidup atau

inaktif atau fraksi-fraksinya atau toksoid.

2.6 Jenis-Jenis Vaksin (menurut FI IV)

1. Vaksin Bakteri

Vaksi Bakteri adalah vaksin yang dibuat dari biakan galur bakteri yang

sesuai dalam media cair atau padat yang sesuai dan mengandung bakteri

hidup atau inaktif atau komponen imunogeniknya.

2. Toksoid Bakteri

Toksoid Bakteri diperoleh dari toksin yang telah dikurangi atau

dihilangkan sifat toksisitasnya hingga mencapai tingkat tidak terdeteksi,

tanpa mengurangi sifat imunogenisitas.

3. Vaksin Virus dan Riketsia

adalah suspensi virus atau riketsia yang ditumbuhkan dalam telur

berembrio, dalam biakan sel atau dalam jaringan yang sesuai. Mengandung

virus atau riketsia hidup atau inaktif atau komponen imunogeniknya. Vaksin

virus hidup umumnya dibuat dari virus galur khas yang virulensinya telah

dilemahkan.

Page 11: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

7

2.7 Cara Kerja Vaksin

Bakteri, virus, dan kuman penyakit mengancam tubuh setiap harinya. Tetapi

bila penyakit yang disebabkan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh,

maka tubuh kita akan membentuk suatu sistem kekebalan, membuat protein

yang disebut antibodi untuik melawan mikroorganisme tersebut. Tujuan dari

sistem kekebalan tubuh adalah mencegah penyakit dengan menghancurkan

serbuan dari luar atau membuatnya menjadi tidak berbahaya. Vaksin

merangsang sistem kekebalan tubuh. Untuk memahami bagaimana vaksin

bekerja, maka perlu diketahui juga bagaimana tubuh kita mendapatkan

kekebalan.

2.8 Memahami Kekebalan Tubuh

Tubuh kita bisa kebal terhadap bakteri, virus dan kuman dengan dua cara:

1. Dengan mendapat penyakit (kekebalan alami).

2. Dengan vaksin (kekebalan yang disebabkan oleh vaksin).

Baik itu kekebalan alami atau dari vaksinasi, sekali anda mendapat

kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, anda akan

lebih terlindungi dari penyakit tersebut.

2.9 Perbedaan Vaksin dan Imunisasi

Vaksinasi dan imuniasasi adalah dua kata yang memiliki arti hampir sama

meskipun keduanya tidak serupa. Imunisasi merupakan suatu cara yang

digunakan untuk meningkatkan kekebalan seorang secara aktif terhadap suatu

antigen sehingga bila kelak ia telah tertedah pada antigen yang serupa, tidak

terjadi penyakit. Sedangkan vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin ke

dalam tubuh seseorang untuk memberikan atau meningkatkan sistem kekebalan

tubuh terhadap penyakit tersebut.

Page 12: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan dan bentuk permasalahan, maka penelitian ini berjenis

deskriptif dan verifikatif. Penelitian verifikatif bertujuan untuk menguji

kebenaran suatu hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam

penelitian ini akan dilakukan pengujian mengenai tingkat keengganan

masyarakat geger kalong girang terhadap pelaksanaan imunisasi dan vaksin

serta bagaimana pengaruh sosialisasi yang sudah dilakukan dinas-dinas terkait

dalam pelaksanaan imunisasi dan vaksin ini.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan aspek yang berperan dalam

kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini

metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Angket atau kuisioner

Angket atau kuisioner yang digunakan bertujuan untuk melihat seberapa

tinggi tingkat keengganan masyarakat geger kalong girang terhadap

pelaksanaan imunisasi dan vaksinasi serta pengaruh sosialisasi terhadap

kesadaran dan pemahaman akan pentingnya imunisasi dan vaksinasi.

Penyebaran angket atau kuisioner dilakukan pada :

hari, tanggal : Kamis, 16 April 2015

waktu : Pukul 16.00 s.d 18.00 WIB

tempat : Jalan Geger Kalong Girang, Bandung

2. Metode wawancara

Wawancara merupakan kegiatan bertanya kepada narasumber yang

dianggap mumpuni dalam bidang penelitian. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui beberapa fakta mengenai proses imunisasi/vaksinasi pun

pendapat isu yang berkembang di masyarakat saat ini mengenai

imunisasi/vaksinasi.

Page 13: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

9

Wawancara dilakukan kepada seorang apoteker yang bernama Yosua

Hanasan, S.Farm, Apt di apotek Victory Medika pada:

hari, tanggal : Kamis-Jumat, 16-17 2015

waktu : Pukul 15.00 s.d 16.00 WIB

tempat : Jalan Kopo 357, Bandung

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, dan

jurnal.

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sudjana (1989: 5) , populasi merupakan totalitas semua nilai

yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun

kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan

yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi yang

peneliti gunakan sebagai objek penelitian adalah para bapak dan ibu Geger

Kalong Girang, Setia Budhi, Bandung.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian yang diambil dari populasi (Sudjana,

1989). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan jenis metode random sampling. Teknik sampling ini diberi

nama demikian karena di dalam pengambilan sampelnya, peneliti

mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek-subjek

dalam populasi dianggap sama. Adapun caranya dengan memberikan

angket atau kuisioner kepada sampel di daerah Geger Kalong Girang.

3.4 Teknik Pengolaha Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul

kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Pengolahan data

dilakukan dengan tujuan mengetahui hasil yang selanjutnya dapat dituangkan

dalam bentuk tabel, grafik atau diagram mengenai tingkat keengganan

masyarakat terhadap pemberian imunisasi/vaksinasi serta pengaruh sosialisasi

Page 14: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

10

terhadap pemahaman masyarakat Geger Kalong Girang mengenai

imunisasi/vaksin. Tahap-tahap pengolahan data tersebut adalah:

1. Penyuntingan

Semua daftar pertanyaan wawancara, data kuisioner yang berhasil

dikumpulkan selanjutnya diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan.

2. Penyusunan dan Perhitungan Data

Penyusunan dan perhitungan data dilakukan secara manual dengan

menggunakan alat bantu berupa komputer.

3. Tabulasi

Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam

bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi

langsung karena data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel

yang telah disiapkan tanpa proses perantara lainnya. (Singarimbun, 1994).

3.5 Analisis Data

Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan akan kelengkapan jawaban.

Pada tahap ini data yang diperoleh diperiksa kembali untuk mencari

jawaban dari kuisioner yang tidak lengkap.

2. Tally

Tally yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing

jawaban dalam kuisioner.

3. Menghitung persentase jawaban responden

Jawaban responden dihitung persentasenya dalam bentuk tabel

tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase. dengan

menggunakan rumus :

P = f/N x 100%

P : Persentase

f : Frekuensi data

N : Jumlah sampel yang diolah

Page 15: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

11

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Angket mengenai Tingkat Kengganan Masyarakat Geger Kalong Girang

untuk terhadap Pemberian Imunisasi.

Setelah dilakukan metode pengumpulan data berupa penyebaran angket dan

kuisioner, dari 45 responden didapatkan hasil bahwa tingkat keengganan

masyarakat Geger Kalong Girang terhadap pemberian imunisasi atau vaksinasi

cukup rendah, yakni 69% yang setuju dengan pemberian vaksin, 27% tidak

setuju dengan pemberian vaksin dan 4% yang tidak menjawab. Namun,

berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa yang enggan terhadap pemberian

vaksin cukup besar.

4.2 Alasan Dibalik Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap

Pemberian Imunisasi.

Berdasarkan jawaban kuisioner dari 45 responden, sebagian besar alasan

menolak imunisasi adalah karena bahan pembuatan vaksin yang haram, dan

karena imunisasi merupakan salah satu upaya Yahudi untuk melemahkan umat

Islam. Mereka berpendapan bahwa dalam pembuatan vaksin memasukan

substansi yang diambil dari bahan yang haram seperti babi. Mereka

berpendapat substansi tersebut dimasukan ke dalam vaksin kemudian

dimasukan kedalam tubuh mereka.

Sebenarnya dalam pembuatan vaksin menurut Dirga Sakti Rambe (2014)

dalam Ismail dkk. (2014) tidak bersinggungan dengan babi. Memang

sebenarnya dalam teknik produksi vaksin yang lampau seperti pada pembuatan

vaksin meningitis menggunakan enzim yang berasal dari pancreas babi.

Namun teknik ini sudah tidak digunakan.

Dalam pembuatan vaksin dengan teknik lampau bakteri Neissera

menginitidis (bakteri penyebab meningitis) dibiakan dalam suatu medium

pertumbuhan dalam cawan petri, yang berisi media padat Mueller Hinton

Medium (MHM), dan Trytic Soy Broth (TSP). MHM berisi enzim yang

diambil dari pancreas babi yang berfungsi mencerna protein dari medium

Page 16: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

12

tersebut yang berasal dari berbagai sumber termasuk bovine skeletal muscle.

TSP merupakan campuran dari peptide dan beberapa asam amino dari susu

sapi. Peptida dan asam-asam amino hasil digesti MHM merupakan nutrisi

untuk N. meningitidis. MHM disini hanya berfungsi sebagai katalis dan tidak

ikut bereaksi. Selanjutnya sel-sel bakteri tersebut diferentasi. Kemudian,

polisakarida dari sebelah dalam dinding sel bakteri diambil. Polisakarida ini

ang diambil sebagai antigen vaksin. Polisakarida ini kemudian dipurifikasi

dengan pencucian dan penyaringan hingga miliaran kali untuk mendapatkan

polisakarida (vaksin) yang murni. Bahkan MUI sudah mengeluarkan fatwa

mengenai vaksin meningitis.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia no. 06 tahun 2010 tanggal 4 Sya’ban 1431

H/16 Juli 2010 M tentang penggunaan vaksin meningitis bagi jamaah haji atau

umrah menetapkan ketentuan hukum:

Vaksin Meningococcal menveo hukumnya halal

Ketentuan dalam fawa MUI nomor 5 tahun 2009 yang menyatakan bahwa bagi

orang yang melaksanakan wajib haji atau umrah boleh menggunakan vaksin

meningitis haram karena al hajjah (kebutuhan mendesak) dinyatakan tidak

berlaku lagi.

Mengenai konspirasi Yahudi, jika memang pemberian imunisasi merupakan

upaya untuk melemahkan umat islam-berbahaya bagi manusia. Maka pasti di

negara-negara maju jarang yang menggunakan vaksin. Namun, ternyata faktanya

berbading terbalik. Menurut data statistic yang dilansir UNICEF yang dikutip

dalam Ismail dkk. (2014), Israel dan Amerika dan beberapa negara maju lain

mempunyai cakupan imunisasi yang tinggi, diatas 95%. Kembali kepada isu

konspirasi, mungkin yang menjadi konspirasinya adalah sebaliknya, opini buruk

tentang vaksin ditiupkan agar orang tuan merasa ragu untuk memvaksin anaknya

dan memilih untuk tidak. Dan ketika ada wabah penyakit, seluruh populasi tersebut

bakal tertulari dan lenyao secara massif dari muka bumi.

4.3 Solusi Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Geger Kalong Girang terhadap

Imunisasi.

Imunisasi merupakan satu proses penting yang mesti diterima oleh

masyarakat guna mencegah penyakit-penyakit yang kelak menyerang tubuh.

Melihat hasil observasi melalui angket atau kuisioner, dapat disimpulkan

Page 17: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

13

bahwa penyebab mereka menghindari proses ini adalah karena mereka

menganggap bahwa bahan pembuat vaksin yang haram serta salah satu upaya

konspirasi yahudi. Oleh karena itu, diperlukan satu langkah nyata dan efektif

yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Geger Kalong Girang akan

pentingnya imunisasi dengan disertai pernyataan-pernyataan ilmiah bahwa

bahan pembuat vaksin adalah bukan berasal dari bahan haram dan bukan

merupakan konspirasi Yahudi.

Upaya yang dapat dilakukan ialah melalui sosialisasi. Pemerintah sudah

melakukan proses ini. Namun, dirasa belum efektif dan tepat sasaran. Hanya

segelintir orang yang menghadiri sosialisasi ini karena metode yang kurang

tepat serta publikasi yang amat kurang. Pun para penerima isu bahwa bahan

pembuat vaksin yang haram serta konspirasi Yahudi belum mendapatkan

jawaban untuk mematahkan argumen mereka yaitu berupa kejelasan mengenai

halal-haramnya vaksin.

Solusi berupa sosialisasi ini dilakukan tentu dengan bantuan pemerintah

daerah terkhusus wilayah Geger Kalong Girang agar didapat tujuan yang

diinginkan. Sosialisasi ini dilakukan oleh pemerintah daerah Geger Kalong

Girang bekerja sama dengan mahasiswa dari Departemen Pendidikan Biologi

Universitas Pendidikan Indonesia. Dalam sosialisasi ini dijelaskan mengenai

cara kerja vaksin dalam tubuh manusia agar masyarakat menyadari mengenai

pentingnya pemberian imunisasi. Di samping itu, untuk meluruskan argumen

masyarakat mengenai kehalalan vaksin dijelaskan pula mengenai proses

pembuatan vaksin yang sebenarnya tidak mengandung unsur babi. Dalam

sosialisasi ini juga dijelaskan panduan pengobatan dalam islam, bahwa

sebenarnya imunisasi merupakan upaya pencegahan dari penyakit. Islam

mengajarkan upaya pencegahan, hal ini dapat dilihat dari sebuah hadits,

“Barang siapa yang setiap pagi hari memakan tujuh biji buah kurma ajwa,

niscaya pada hari itu ia tidak akan terganggu oleh racun atau sihir.” (HR

Bukhari dan Muslim)

Page 18: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

14

Hadits diatas menunjukan tentang anjuran upaya pencegahan. Hal ini

sangat sesuai dengan prinsip kedokteran modern; mencegah lebih baik

daripada mengobati.

Page 19: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

15

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Imunisasi merupakan satu proses penting yang mesti diterima oleh

masyarakat guna mencegah penyakit-penyakit yang kelak menyerang tubuh.

Melihat hasil observasi melalui angket atau kuisioner, dapat disimpulkan bahwa

penyebab mereka menghindari proses ini adalah karena mereka menganggap

bahwa bahan pembuat vaksin yang haram serta salah satu upaya konspirasi

yahudi. Oleh karena itu, diperlukan satu langkah nyata dan efektif yang dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat Geger Kalong Girang akan pentingnya

imunisasi dengan disertai pernyataan-pernyataan ilmiah bahwa bahan pembuat

vaksin adalah bukan berasal dari bahan haram dan bukan merupakan konspirasi

Yahudi.

Upaya yang dapat dilakukan ialah melalui sosialisasi. Solusi berupa

sosialisasi ini dilakukan tentu dengan bantuan pemerintah daerah terkhusus

wilayah Geger Kalong Girang agar didapat tujuan yang diinginkan. Sosialisasi

ini dilakukan oleh pemerintah daerah Geger Kalong Girang bekerja sama

dengan mahasiswa dari Departemen Pendidikan Biologi Universitas

Pendidikan Indonesia. Dalam sosialisasi ini dijelaskan mengenai cara kerja

vaksin dalam tubuh manusia agar masyarakat menyadari mengenai pentingnya

pemberian imunisasi. Di samping itu, untuk meluruskan argumen masyarakat

mengenai kehalalan vaksin dijelaskan pula mengenai proses pembuatan vaksin

yang sebenarnya tidak mengandung unsur babi.

5.2 Saran

Pro dan kontra imunisasi dan vaksin memang masih banyak di bicarakan di

seluruh dunia, tapi saran menurut kami sebaiknya masyarakat melaksanakan

imunisasi/vaksinisasi terutama yang di selenggarakan pemerintah secara

keseluruhan, di balik dampak vaksinisasi tersebut karena mengandung lebih

banyak manfaatnya untuk meningkatkan imunitas tubuh manusia tertama kaum

anak-anak, ibu hamil, dan lanjut usia yang rawan terkena penyakit. Peran

Page 20: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

16

masyarakat juga dibutuhkan untuk mengurangi korban akibat teraserang

penyakit menular..

Page 21: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

17

LAMPIRAN

Lampiran 1. Transkrip Angket atau Kuisioner

Angket dan kuesioner terdiri dari 5 pertanyaan yang tertera di bawah ini

1. Apakah Anda setuju terhadap pemberian vaksin/imunisasi ? (Ya/Tidak).

Apabila tidak, mengapa ?

a. Konspirasi Yahudi

b. Bahan pembuat vaksin yang haram

c. Biaya

d. Tidak tahu

e. (Sebutkan)

2. Apakah Anda mengetahui cara kerja vaksin ? (Ya/Tidak). Jika ya, bagaimana ?

3. Apakan Anda mengetahui jenis-jenis vaksin ?(Ya/Tidak). Jika ya, apa saja?

4. Pernahkan Anda mendapatkan penyuluhan mengenai pemberian

vaksin/imunisasi ? (Pernah/Belum)

5. Apabila Anda pernah mendapatkan penyuluhan, seberapa efektifkah

penyuluhan mengenai vaksin/imunisasi terhadap pengetahuan masyarakat

mengenai hal tersebut ?

a. Efektif, masyarakat menjadi mau untuk mengimunisasi anaknya.

b. Kurang efektif, masyarakat menjadi tahu mengerti pentingnya imunisasi.

Namun, belum mau mengimunisasi anaknya.

c. Tidak efektif, masyarakat tidak mengerti dan tidak memberikan imunisasi

kepada anaknya.

d. Lainnya

Page 22: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

18

Lampiran 2. Transkrip Wawancara

Narasumber : Yosua Hanasan, S. Farm, Apt.

Tempat : Apotek Victory Medika

Jalan Kopo No. 369 RT 01 RW 07 Kelurahan Kebon Lega

Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung.

hari, tanggal : Kamis-Jumat, 16-17 2015

waktu : Pukul 15.00 s.d 16.00 WIB

Keterangan : P: Pewawancara

N: Narasumber

1. P : Apa itu imunisasi?

N : Imunisasi berasal dari kata imun yang artinya kebal, imunisasi berarti

proses meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara memasukan vaksin

(virus atau bakteri yang dilemahkan, mati, ataupun inaktif) dalam rangka

mengenalkan tubuh suatu penyakit agar tubuh dapat memproduksi antibodi

yang spesifik terhadap penyakit tersebut.

2. P : Bagaimana cara kerja imunisasi atau vaksin?

N : Tubuh kita telah Tuhan anugerahi sistem imunitas yang larbiasa. Kita

memiliki dua jenis sistem imunitas, yatu imunitas spesifik dan non spesifik.

Imunitas spesifik sudah siap pakai untuk melawan penyakit. Namun,

penyakit tidak selamanya dapat dikalahkan, tergantung dengan virulensi

(keganasan) penyakit tersebut. Kedua, imunitas spesifik, imunitas ini akan

bekerja ketika imunitas non spesifik tidak dapat berhasil menangkal

penyakit. Imunitas ini tidak siap pakai, dirinya harus mengenal terlebih

dahulu penyakit yang akan dikalahkan dengan kata lain harus sakit terlebih

dahulu. Seseorang yang sakit dapat menjadi kebal ataupun meninggal. Agar

kita dapat kebal tanpa sakit terlebih dahulu, maka imunisasilah jawabannya.

Karena imunisasi mengenalkan tubuh kita penyakit-yang telah dilemahkan-

agar imunitas spesifik dapat mengenal sehingga dapat memproduksi

imunitas yang spesifik. Sehingga ketika penyakit yang sebenarnya datang

Page 23: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

19

menyerang tubuh kita, tubuh sudah memiliki antibodi yang dapat

mengalahkan penyakit tersebut.

3. P : Bagaimana cara membuat vaksin?

N : Proses pembuatan vaksin adalah sebagai berikut:

a. Pemilihan antigen/seed (bibit)/strain

Proses produksi dimulai dari pemilihan seed yang inginkan dalam

jumlah kecil. Virus atau bakteri yang akan digunakan dalam proses

produksi harus berasal dari Seed Lot Sistem. Informasi mengenai asal

bibit, proses pasase (termasuk purifikasai dan karakterisasi), dan kondisi

penyimpanannya harus tersedia untuk setiap seed lot. Pemilihan bibit

yang diinginkan dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama efikasi

vaksin. Seed yang dipersiapkan berupa master seed, parent seed,dan

working seed. Working seed merupakan turunan dari master seed dan

parent seed. Hasil dari proses fermentasi working seed yang akan

digunakan pada tahapan selanjutnya.

b. Pengembangbiakan mikroorgansime (bakteri/virus/jamur/parasit)

Setelah proses pemilihan bibit selesai dilakukan, tahapan

selanjutnya adalah mengembangbiakkan bakteri / virus. Metode

pengembangbiakkan ini dikenal dengan istilah kultur. Proses kultur

suatu mikroorganisme harus dilakukan dengan metode yang tepat, pada

medium yang cocok dan pada kondisi yang sesuai dengan karakter

organisme.

Proses kultur virus berbeda dari bakteri. Bakteri dapat tumbuh pada

medium yang mati. Virus hanya dapat berkembangbiak pada sel hidup,

sehingga media kultur yang digunakan juga berbeda. Proses kultur virus

dilakukan dengan beberapa metode :

1) Kultur jaringan(cell/tissue culture), merupakan metode yang paling

sering digunakan.

2) Kultur menggunakan tel (misalnya pada vaksin influenza).

3) Inokulasi pada binatag hidup(jarang dilakukan).

4) Menggunakan binatang transgenik.

Page 24: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

20

c. Isolasi dan pemurnian mikroorganisme (bakteri/virus/jamur/parasit)

Tahapan selanjutnya adalah isolasi dan purifikasi. isolasi bertujuan

untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan dari hasil kultur.

Purifikasi/pemurnian/pencucian bertujuan untuk mempertahankan

komponen yang diinginkan secara selektif sesuai dengan spesifikasi

tertinggi, sekaligus secara selektif membuang komponen yang tidak

diperlukan. Umunya purifikasi dilakukan setelah proses fermentasi.

Beberapa metode yang digunakan pada purifikasi adalah

sentrifugasi, kromotografi dan filtrasi. Sentrifugasi bertjuan

memisahkan komponen yang dibutuhkan untuk pembuatan vaksin

dengan komponen yang tidak dibutuhkan(misalnya debris, sel mati dan

lain-ain). Tujuan kromotografi kurang lebih serupa.filtrasi dilakukan

dengan memberikan tekanan tertentu agar larutan yang ingin

dimurnikan masuk melalui membran penyaring, “dicuci” hingga jutaan

kali, sehingga pada akhirnya yang tersisa hanyalah komponen yang

diinginkan.

d. Inaktivasi mikroorganisme (bakteri/virus/jamur/parasit)

Selanjutnya dilakukan proses inaktivasi yang dapat menggunakan

teknik pencucian dengan larutan tertentu, pateurisasi/pemanasan,

inaktivitasi dengan pH rendah dan sinar ultraviolet.

e. Formulasi vaksin

Pada tahapan ini, dilakukan pencampuran antara hasil dari tahap

sebelumnya dengan kompoen-komponen lain yang dibutuhkan agar

menjadi vaksin yang efektif. Dilakukan penambahan larutan steril dan

zat lain untuk menyesuaikan konsentrasi, osmolaritas, dan pH yang

optimal. Dilakukan penambahan zat aditif/stabilizer/preservatif dan

antibiotik yang bertujuan untuk menstabilkan kondisi kimiawi vaksin

dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan

akibat kontaminasi. Beberapa vaksin juga menggunakan ajuvan untuk

mencetuskan respons imun yang lebih baik. Pada akhir tahap ini, kita

Page 25: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

21

telah memperoleh suatu formula vaksin yang sifatnya final dan siap

pakai.

4. P : Bagaimana apabila kita tidak divaksin?

N : Sebenarnya tidak apa-apa apabila tidak divaksin, karena tubuh kita

memiliki imunitas non spesifik yang dapat menyerang penyakit. Namun,

jika imunitas non spesifik tidak dapat menangkap penyakit tersebut,

imunitas spesifik melanjutkan penyerangan terhadap penyakit. Tanpa

imunisasi pun sebenarnya tubuh bisa melawan penyakit asalkan kita harus

meningkatkan pola hidup dan mengonsunsumsi makanan bergizi ditambah

mengonsumsi suplemen penambah imun.

5. P : Apa fungsi suplemen penambah daya tahan tubuh?

N : Suplemen penambah imun berfungsi untuk memperkuat imunitas spesifik

dan non spesifik (yang telah ada) sehingga dapat melawan penyakit.

Page 26: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

22

Lampiran 3. Data Berdasarkan Angket

Grafik 3.1 Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang

Terhadap Pemberian vaksin

Grafik 3.2 Pengetahuan masyarakat mengenai cara kerja vaksin.

69%

27%

4%

Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap

Pemberian vaksin

Ya

Tidak

Tidak tahu

18%

82%

0%

Pengetahuan masyarakat mengenai cara kerja vaksin

Ya

Tidak

Tidak tahu

Page 27: Tingkat Keengganan Masyarakat Geger Kalong Girang Terhadap Pemberian Imunisasi

23

Gragik:3.3 Pengetahuan masyarakat mengenai jenis-jenis vaksin.

Grafik:3.4 Penyuluhan kepada masyarakat mengenai imunisasi/vaksinisasi.

Grafik:3.5 Tingkat efektifitas penyuluhan mengenai imunisasi/vaksinisasi

terhadap pengetahuan masyarakat.

29%

71%

0%

Pengetahuan masyarakat mengenai jenis-jenis vaksin

Ya

Tidak

Tidak tahu

40%

60%

Penyuluhan kepada masyarakat mengenai imunisasi/vaksinisasi

Ya

Tidak

36%

7%

57%

Tingkat efektifitas penyuluhan mengenai imunisasi/vaksinisasi

terhadap pengetahuan masyarakat

Ya

Tidak

Tidak tahu