44
Asosiasi Dermatologist Inggris ‘ Pedoman Untuk Manajemen Tinea Kapitis Tahun 2014 Tujuan dan Ruang Lingkup Tujuan keseluruhan dari pedoman ini adalah untuk memberikan rekomendasi terbaru berbasis bukti ilmiah untuk manajemen tinea kapitis. Dokumen ini bertujuan untuk memperbarui dan memperluas pedoman sebelumnya dengan (i) menawarkan penilaian dari semua literatur yang berhubungan sejak Januari 1999, dengan fokus pada setiap perkembangan yangb penting; (ii) mencari hal penting, pertanyaan praktis klinis yang berkaitan dengan tujuan dari pedoman utama, yaitu diagnosis yang akurat dan identifikasi kasus; pengobatan yang sesuai untuk meminimalkan durasi dari penyakit, ketidaknyamanan dan jaringan parut; dan membatasi penyebaran di antara anggota lain dalam masyarakat; (iii) memberikan rekomendasi pedoman dan, yang mana yang tepat, beberapa implikasi ekonomi kesehatan (tinea kapitis adalah masalah umum pada daerah miskin dan sekarang pengobatan lebih mudah dan murah dan dapat diterapkan untuk situasi ini) dan (iv) membahas potensi pengembangan dan arah nya di masa depan.

Tinea Capitis Nia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

Page 1: Tinea Capitis Nia

Asosiasi Dermatologist Inggris ‘ Pedoman Untuk Manajemen Tinea Kapitis

Tahun 2014

Tujuan dan Ruang Lingkup

Tujuan keseluruhan dari pedoman ini adalah untuk memberikan rekomendasi

terbaru berbasis bukti ilmiah untuk manajemen tinea kapitis. Dokumen ini bertujuan

untuk memperbarui dan memperluas pedoman sebelumnya dengan (i) menawarkan

penilaian dari semua literatur yang berhubungan sejak Januari 1999, dengan fokus

pada setiap perkembangan yangb penting; (ii) mencari hal penting, pertanyaan

praktis klinis yang berkaitan dengan tujuan dari pedoman utama, yaitu diagnosis yang

akurat dan identifikasi kasus; pengobatan yang sesuai untuk meminimalkan durasi

dari penyakit, ketidaknyamanan dan jaringan parut; dan membatasi penyebaran di

antara anggota lain dalam masyarakat; (iii) memberikan rekomendasi pedoman dan,

yang mana yang tepat, beberapa implikasi ekonomi kesehatan (tinea kapitis adalah

masalah umum pada daerah miskin dan sekarang pengobatan lebih mudah dan murah

dan dapat diterapkan untuk situasi ini) dan (iv) membahas potensi pengembangan

dan arah nya di masa depan.

Pedoman ini disajikan sebagai tinjauan secara rinci dengan sorotan terhadap

rekomendasi untuk penggunaan secara praktis di klinik (lihat bagian Ringkasan),

sebagai tambahan telah diproduksi leaflet untuk pasien [tersedia di British

Association of Dermatologists ' Situs (BAD), http://www.bad.org.uk].

Keterlibatan Pemimpin dan Evaluasi Dari Orang Yang Berkompetensi

Grup pengembangan dari pedoman initerdiri dari konsultan, spesialis yang

terdaftar dan asosiasi spesialis dermatologists, dan mikologi. Rancangan dokumen

diedarkan ke keanggotaan BAD , Grup Keperawatan dermatologis Inggris (BDNG)

dan Perawatan Primer dermatologis Masyarakat (PCDS) untuk mendapatkan saran,

dan peer review oleh Standar Satuan klinis dari BAD (terdiri dari Terapi & Pedoman

Sub-komite) sebelum diterbitkan.

Page 2: Tinea Capitis Nia

Metodologi

Pedoman ini telah dikembangkan menggunakan metodologi rekomendasi dari

BAD dan mengacu pada instrumen Penilaian Pedoman Penelitian dan Evaluasi

(AGREE) (www.agreetrust.org) . Rekomendasi yang dikembangkan untuk

implementasi pada National Health Service (NHS) menggunakan proses penetapan

berdasarkan bukti. The PubMed, Medline dan Embase database dicari untuk

dilakukan meta-analisis, penelitian klinis terkontrol secara acak dan tidak acak,

serangkaian kasus, laporan kasus dan penelitian terbuka yang melibatkan tinea kapitis

diterbitkan dalam bahasa Inggris dari Januari 1999 sampai Maret 2014; Ketentuan

pencarian dan strategi yang rinci dalam informasi pendukungnya.(lihat Tabel S1).

Bekerja secara berpasangan, penulis menyaring judul yang diidentifikasi, dan mereka

yang berhubungan dengan inklusi pertama dipilih untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Abstrak untuk referensi terpilih kemudian ditinjau dan makalah utuhnya dari bahan

yang berkaitan diperoleh; perbedaan pendapat pada pilihan akhir diselesaikan dengan

diskusi antara seluruh kelompok pengembang. Referensi tambahan yang berkaitan

juga diisolasi pada kutipan yang terpilih dan ulasan literatur, serta pencarian

(independen) yang ditargetkan dilakukan oleh rekan penulis. Struktur pedoman tahun

2000 kemudian dibahas dan evaluasi ulang , dan rekan penulis yang lain dialokasikan

pada subbagian yang terpisah. Setiap rekan penulis kemudian melakukan penilaian

yang rinci dari literatur yang dipilih dengan diskusi dengan seluruh kelompok

pengembang untuk menyelesaikan masalah apapun, misalnya dengan kualitas bukti

dan membuat rekomendasi yang tepat. semua subbagian kemudian disusun dan diedit

untuk menghasilkan pedoman akhir.

Keterbatasan Pedoman

Data ini telah dipersiapkan untuk kepentingan BAD dan berdasarkan dari data

terbaik yang tersedia pada dokumen yang telah dipersiapkan. Telah didapatkan

beberapa kondisi tertentu yang mungkin menyimpang dari pedoman dan hasil dari

penelitian yang akan datang memerlukan beberapa rekomendasi untuk dirubah.

Kegagalan untuk mengikuti pedoman tidak dianggap sebagai kelalaian, atau

Page 3: Tinea Capitis Nia

kepatuhan terhadap rekomendasi konstitusi untuk bertahan dalam melawan anggapan

kelalaian. Keterbatasan dari ulasan ini terhadap referensi berbahasa inggris adalah

keputusan yang pragmatis, tetapi peneliti menyadari keadaan ini dapat mengeksklusi

beberapa informasi penting yang dipublikasikan dalam bahasa lain.

Rencana Untuk Revisi Pedoman

Revisi yang telah diajukan dalam rekomendasi ini dijadwalkan untuk tahun

2019: jika diperlukan, perubahan penting sementara akan diperbaharui pada situs

BAD.

Latar Belakang

Definisi

Tinea kapitis adalah infeksi pada folikel kulit kepala dan mengelilingi kepala,

diakibatkan oleh jamur dermatofita, biasanya sepis Microsporum dan Trichophyton

Epidemiologi dan Etiologi

Tinea kapitis berlanjut menjadi kelainan yang predominan terhadap anak

sebelum masa puber, biasanya pada komunitas pedalaman kota, dengan tidak adanya

pengurangan insiden. Meskipun melewati Eropa, Microsporum tetap menjadi

organisme yang paling umum terlibat, di UK, bergeser kearah spesies anthropohpilic

berlanjut untuk diobservasi tonsuran tricophyton dilaporkan sekitar 50-90% pada

pengambilan dermatofita dikulit kepala di UK. Peningkatan infeksi dermatofita

anthropophilic akibat pola imigrasi dan perjalanan.

Gambaran Klinis dan Diagnosa

Diagnosa yang akurat masih merupakan komponen penting untuk

pengobatannya. Dokter tidak terbiasa pada kondisi ini sering salah mendiagnosa tinea

kapitis, terutama jika terdapat infeksi seperti boggy kerion yang menjadikan

keterlambatan diagnosa dan pengobatan yang tidak sesuai.

Tinea kapitis biasanya terdapat pada anak yang dewasa muda yang sehat, bayi

jarang terkena tinea kapitis. Insidensi pada dewasa biasanya rendah, tetapi lebih

Page 4: Tinea Capitis Nia

umum terlihat pada orang dengan gangguan kekebalan tubuh, yang mana

gambarannya menjadi tidak jelas.

Gambaran klinis dari tinea kapitis sangat bervariasi, tergantung pada

organisme penyebabnya, invasi rambut dan derajat respon inflamasi dari pasien.

Gambaran umumnya adalah kerontokan rambut dengan derajat yang bervariasi

derajatnya dan eritema. Bagaimanapun, gejala klinis dapat samar-samar dan diagnosa

menjadi sebuah tantangan. Terdapat sejumlah gejala dari tinea kapitis.

Noninflamasi

Daerah spora kecil berwarna abu-abu, infeksi Microsporum biasanya

menghasilkan skala karakteristik dengan bentuk alopesia melingkar merata,warna

abu-abu kusam dalam karena lapisan arthrospores rambut yang terkena efeknya.

Peradangan mungkin terjadi minimal pada jamur anthropophilic (misalnya M.

audouinii, M. ferrugineum); Namun, spesies zoofilik atau spesies (misalnya M.

canis, M. gypseum) biasanya menunjukkan respon inflamasi lebih intens.

Infeksi berbentuk dot hitam endothrix pada Trichophyton (T. tonsurans, T.

violaceum, T. soudanense) menghasilkan secara relatif bentuk alopesia non-

inflammatory dengan bentuk taburan halus yang klasik dengan rambut patah, akar

rambut bengkak, sehingga 'timbul bentuk dot hitam .bentuk ini mungkin beberapa

buah.

Beberapa kasus terdapat bekas yang luas, alopesia yang minimal ataupun

tanpa alopesia dan enfeksi, secara umum muncul, bentuk sisik yang luas dari kulit

kepala dan menyerupai ketombe.

Inflamasi

Pustular difus terjadi pada bermacam – macam bentuk inflamasi,, bentuk sisik

pada alopecia mungkin ada secara berdampingan dengan pustula yang tersebar atau

folikulitis ringan Hal ini mungkin berhubungan dengan limfadenopati didaerah yang

sakit.

Kerion Juga dikenal sebagai 'kerion Celsi', ini adalah istilah yang diberikan

untuk gambaran tinea kapitis sebagai gambaran nyeri, basah, massa inflamasi dengan

Page 5: Tinea Capitis Nia

alopecia yang terkait. Plak mungkin soliter atau multiple, dengan pustula diatasnya

dan berlapis dengan kerak tebal. Limfadenopati umum terjadi . Varian ini merupakan

respon inflamasi host yang tertunda terhadap dermatofit penyebab. Kesalahan

diagnose dapat sebagai abses bakteri tidak jarang terjadi ; Namun, infeksi sekunder

bakteri tidak boleh diabaikan. Kerion sering terlihat pada zoofilik, spora besar pada

spesies ektotriks (misalnya T. mentagrophytes, T. verrucosum); Namun, hal ini telah

terganti dalam beberapa tahun terakhir oleh infeksi endothrix baik oleh T. tonsurans

atau T. violaceum, terutama di daerah perkotaan

Favus A yang kronis, inflamasi tinea kapitis biasanya terlihat pada infeksi T.

schoenleinii, varian ini paling sering ditemui di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Favus ditandai oleh warna kuning, berkrusta, lesi berbentuk cangkir ('scutula') terdiri

dari hifa dan puing-puing keratin, yang berkembang disekitar folikel. Favus dapat

mengakibatkan alopesia sikatrisial. Infeksi Favus berflorosense di bawah lampu

Wood.

Gejala pruritus, erupsi papular, juga dikenal sebagai 'dermatofita', terutama di

sekitar helix telinga luar, mungkin ada saat memulai pengobatan, tetapi tidak harus

bingung dengan reaksi obat ini . Erupsi ini merupakan respon mediasi sel dari host

terhadap dermatofit setelah terapi efektif dimulai dan tidak menjamin penghentian

terapai antimikotik sistemik. Obat kortikosteroid topikal (atau kadang-kadang, jika

sangat berat, oral) dapat mengurangi gejala

Bantuan Diagnostik Klinis

Lampu Wood

Spesies ektotriks Microsporum menunjukkan fluoresensi hijau terang dari

rambut yang terinfeksi di bawah pemeriksaan lampu Wood. Hal ini dapat membantu

dalam membedakan secara klinis dari infeksi Trichophyton nonfluorescent

(pengecualian: T. schoenleinii dapat berpendar hijau kusam), meskipun nilai dari

penelitian ini terbatas mengingat predominasi dari spesies nonfluorescing

Trichophyton.

Page 6: Tinea Capitis Nia

Pola Klinis

Adanya limfadenopati regional di kombinasi dengan alopecia dan / atau sisik

pada anak yang diduga menderita tinea kapitis adalah petunjuk diagnostik yang

penting dan harus diinvestigasi dengan kultur jamur

Dermoskopi

Walaupun penulis tidak memiliki pengalaman pribadi dalam teknik ini,

dermoscopy sedang direkomendasikan sebagai alat tambahan yang berguna dalam

mendiagnosis tinea kapitis. Titik hitam pada rambut dapat divisualisasikan lebih jelas.

“bentuk koma” yang dimiliki rambut telah dideskripsikan pada anak-anak putih

dengan infeksi ektotriks, sedangkan rambut berbentuk corcksrew telah dilaporkan di

Afro-Karibia dengan anak-anak dengan tinea kapitis.

Diagnosa Banding

Diagnosis banding tinea kapitis cukup luas, meliputi kondisi apapun yang

menyebabkan rambut rontok dengan berbentuk tambalan , bersisik atau peradangan

kulit kepala. Psoriasis pada kulit kepala, dermatitis seboroik dan dermatitis atopik

mungkin sulit untuk dibedakan dari tinea kapitis non -infeksi, meskipun kondisi ini

biasanya lebih meluas, dan mungkin ada tanda-tanda yang khas di tempat lain.

Alopecia areata umumnya tidak bersisik tapi kadang-kadang dapat menunjukkan

eritema. Kerusakan pada rambut harus dibedakan dari rambut yang rusak dari tinea

kapitis. Lupus eritematosus, linken planopilaris dan trikotilomania juga harus

dipertimbangkan, meskipun mereka relatif jarang terjadi. Varian infeksi tinea kapitis

mungkin dapat salah diagnosa sebagai folikulitis akibat bakteri, folikulitis decalvans

atau abses. Limfadenopati regional dapat dikaitkan dengan varian inflamasi pada

tinea kapitis.

Diagnosa Laboratorium Pada Tinea Kapitis

Meskipun diagnosis klinis tinea kapitis relative akurat, bila dianggap perlu ,

pemeriksaan laboratorium untuk mengkonfirmasi diagnosis dianjurkan untuk

mengisolasi organisme penyebab dan mengarahkan pilihan terapi sistemik. Pasca

perawatan sampel harus dikirim untuk memastikan telah bersih.

Page 7: Tinea Capitis Nia

Pengambilan Spesimen.

Lesi yang diduga tinea kapitis lesi harus menjadi sampel dengan baik dengan

cara mencabut rambut, menggunakan pisau bedah tumpul untuk menghilangkan

rambut dan sisik pada kulit kepala , atau dengan mengambil sikat kulit kepala.

Dalam kasus tinea kapitis yang disebabkan oleh M. canis, rambut yang

dipengaruhinya diidentifikasi oleh fluoresensi di bawah lampu Wood dapat diambil

dan merupakan tempat specimen yang tepat. Spesimen harus dikumpulkan dalam

kertas atau bungkus kartu. Bonifaz dan teman-teman telah menunjukkan bahwa

cytobrush meningkatkan baik sensitivitas dan waktu untuk kultur yang positif.

Selanjutnya, merupakan perangkat steril dan bulu lembut dapat mengurangi

ketidaknyamanan bagi anak-anak. (Kekuatan rekomendasi D; tingkat bukti 3; lihat

Lampiran 1 dan 2 untuk penjelasan dari langkah-langkah ini.) Kelemahan

pengambilan sampel dengan sikat adalah bahwa hal itu tidak memungkinkan untuk

pemeriksaan specimen di laboratorium secara mikroskopis dan izin kultur.

Friedlander dan teman-teman telah menunjukkan bahwa kasa penyeka sama

efektifnya dan sering lebih nyaman pada metode pengambilan . Perbandingan

metode pengambilan sampel untuk deteksi dermatofit pada orang yang asimptomatik

telah dideskripsikan. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa metode sampling, seperti

gesekan kulit kepaladengan kuas, cenderung mengarah pada peningkatan hasil

dermatofit jamur dari kulit kepala yang terinfeksi (Kekuatan rekomendasi D; tingkat

bukti 3.) Hal ini dianggap bahwa teknik sampling tepi lesi kulit kepala dapat

memberikan hasil yang lebih tinggi dari penyebab jamur. Sampling dari kerions

mungkin dapat bermasalah, dan kulturnya sering negatif. Sebuah swab pada lesi

dapat memberikan hasil specimen yang paling tepat.

Lesi kulit kepala dalam kasus dugaan tinea kapitis harus diambil sampelnya

dengan gesekan pisau bedah , petikan rambut, sikat atau swab sesuai dengan lesi.

Investigasi Laboratorium

Penggunaan mikroskop harus dilakukan pada semua kerokan kulit kepala dan rambut

yang dipetik, dengan ikatan kalium hidroksida 10-30% dengan atau tanpa

Page 8: Tinea Capitis Nia

Calcofluor, dan pemeriksaan oleh cahaya atau mikroskop fluoresensi. Adanya hifa

dan / atau arthroconidiabharus dilaporkan. Sensitivitas dari mikroskop tidak tinggi.

Jika memungkinkan harus ditentukan apakah susunan arthroconidia adalah endothrix

atau ektotriks, tapi hal ini seringkali sulit dilakukan . Semua spesimen harus dikultur

pada media agar Sabouraud dengan setidaknya satu piring agar yang mengandung

cycloheximide untuk menghambat pertumbuhan jamur nondermatophyte. Piringan ini

harus diinkubasi selama minimal 2 minggu. Tempat dimana paparan kultur

didokumentasikan dan infeksi yang diduga disebabkan oleh T. verrucosum , piring

harus diinkubasi sampai 3 minggu dan diperiksa sangat hati-hati pada akhir periode

ini untuk pertumbuhan yang lambat dan koloni yang mencolok dari spesies ini. setiap

dermatofit yang tumbuh harus diidentifikasi dan dilaporkan. Tidak ada indikasi rutin

yang untuk menguji dermatofit terhadap sensitivitas pada agen antijamur, Karena

banyak penelitian telah menunjukkan sedikit bukti terhadap meningkatnya resistensi

Semua spesimen dari kasus tinea kapitis harus diproses untuk pemeriksaan

mikroskopi dan kultur di tempat memungkinkan, dan agen penyebab yang

diidentifikasi sepenuhnya diisolasi . Uji resistensi tidak diindikasikan.

Managemen

Tujuan utama dari pedoman ini adalah untuk menginformasikan pengobatan

dermatologists pada tinea kapitis di U.K.

Tujuan pengobatan adalah eradikasi organisme, sehingga baik kesembuhan

klinis dan mikologi secepat dan seaman mungkin; menghilangkangejala; pencegahan

jaringan parut dan pengurangan penularan kepada orang lain. Terapi oral umumnya

diperlukan untuk mencapai tujuan ini

Kapan Dimulai Pengobatan

Idealnya harus menunggu konfirmasi adanya jamur, baik dengan pemeriksaan

mikroskop pada pasien atau menunggu kultur. Namun, dalam populasi berisiko

tinggi, menunggu hasil meningkatkan delay (sebagai hasil kultur selama 2-4 minggu

baru akan tersedia) dan selanjutnya dapat meningkatkan penyebaran. Jadi, dengan

adanya kerion atau ketika diagnosis infeksi jamur dapat sangat dicurigai berdasarkan

Page 9: Tinea Capitis Nia

gejala klinis Adanya bentuk yang sangat khas dari sisik, limfadenopati atau alopesia,

wajar untuk memulai terapi dengan segera, karena hal ini adalah faktor prediktif

yang kuat untuk tinea kapitis

Terapi Topikal

Meskipun persentase kecil t mengobati secara bersih pasien dengan agen

topikal, terapi topikal saja tidak dianjurkan untuk pengobatan tinea kapitis.

(Kekuatan rekomendasi B; tingkat bukti 2 ++.) Namun, agen topikal digunakan untuk

mengurangi transmisi spora, dan povidone iodine, ketoconazole 2% dan shampo

selenium sulfida 1% semuanya menunjukkan keberhasilan dalam hal ini.

Terapi oral

Wajar untuk memulai pengobatan atas dasar satu atau lebih tanda-tanda

kardinal, sambil menunggu konfirmasi mikologi (Kekuatan rekomendasi B; tingkat

bukti 2 ++.) Bukti yang jelas sekarang telah muncul dan menunjukkan bahwa

rejimen pengobatan yang optimal bervariasi sesuai dengan dermatofit terlibat (Tabel

1) Oleh karena itu protokol perawatan harus mencerminkan epidemiologi dan

menjadi dasar kemungkinan besar organisme penyebabnya organism. (Kekuatan

rekomendasi A; tingkat bukti 1+.) Pemanjangan pengobatan atau perubahan agen

mungkin diperlukan pada kegagalan pengobatan (lihat Bagian Kegagalan

pengobatan), atau jika jamur tak terduga diidentifikasi pada kultur.

Meskipun di Inggris, griseofulvin hanya satu-satunya obat yang berlisensi

untuk tinea kapitis pada anak-anak, kumpulan- kumpulan bukti sekarang

menunjukkan bahwa agen antijamur yang lebih baru memiliki tingkatan respon yang

lebih tinggi , aman dan lebih hemat biaya. Hal tercermin dalam perubahan terbaru

pada lisensi dan ketersediaan pengobatan antijamur di Eropa dan Amerika Serikat

Sementara kami menghargai bahwa kurangnya lisensi di Inggris dapat membatasi

kemudahandalam memberikan resep sesuai dengan rekomendasi kami, diluar lisensi

resep yang diproses di sebagian besar organisasi NHS, dan tubuh bukti yang

mendukung pedoman ini harus mendukung pada praktek klinis.

Page 10: Tinea Capitis Nia

Griseofulvin

Griseofulvin adalah obat fungistatik yang menghambat sintesis asam nukleat,

menangkap pembelahan sel pada metafase dan merusak sintesis dari dinding sel. Ada

lebih dari 50 tahun pengalaman penggunaan obat ini, dan tetap satu-satunya produk

berlisensi untuk digunakan dalam pengobatan tinea kapitis pada anak-anak di Inggris.

Obat Ini tersedia dalam beberapa bentuk (micronized, ultramicronized dan suspensi),

tetapi baru-baru bentuk suspensi telah menjadi semakin mahal dan tidak begitu

banyak tersedia.Sediaan suspense tidak lagi menjadi formulasi berlisensi di Inggris,

dan griseofulvin tablet tidak lagi tersedia di beberapa negara Eropa, yang telah

digantikan oleh agen lain

Protokol standar berlisensi bagi pengobatan mereka yang berusia > 1 bulan

adalah 1 g pada anak-anak dengan berat> 50 kg, atau 15- 20 mg kg sehari dalam

dosis tunggal atau terbagi selama 6-8 minggu jika <50 kg. Menggunakan obat

dengan makanan berlemak dapat meningkatkan penyerapan dan meningkatkan

bioavailabilitasnya . Rekomendasi dosis bervariasi menurut jenis formulasi yang

digunakan dan bagaimana kemudahan agen itu diserap. Mungkin perlu menggunakan

dosis hingga 25 mg kg setiap hari pada periode yang lebih lama dalam kasus-kasus

resisten.

Sebuah penelitian meta-analisis dari tujuh penelitian menunjukkan bahwa

tingkat respons yang sangat bervariasi tergantung pada spesies yang terlibat: 88 ± 5%

untuk spesies Microsporum dibandingkan dengan 67,7 ± 9% untuk spesies

Trichophyton. Sebuah penelitian meta-analisis terbaru dari percobaan terkontrol

secara acak (RCT) menunjukkan bahwa 8 minggu pengobatan griseofulvin secara

signifikan lebih efektif daripada 4 minggu terbinafine yang dikonfirmasi terinfeksi

Microsporum. Tidak ada bukti resistensi terhadap griseofulvin in vitro, namun

akumulasi dari bukti menunjukkan bahwa obat ini kurang efektif terhadap spesies

Trichophyton dalambentuk klinis dan dosis lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama

(12-18 minggu) mungkin diperlukan pada infeksi Trichophyton.

Page 11: Tinea Capitis Nia

Efek samping terjadi pada 20% kasus, sebagian besar gangguan

gastrointestinal , diare khususnya, ruam dan sakit kepala. Obat ini merupakan

kontraindikasi pada kehamilan dan anak selama 6 bulan setelah pengobatan.

Keuntungan: berlisensi untuk digunakan pada anak-anak di Inggris;

pengalaman; suspensi lebih cocok untuk anak-anak dan memungkinkan penyesuaian

dosis yang lebih akurat

Kekurangan: harga semakin mahal; pengobatan jangka panjang diperlukan

dan berpotensi dalam pengaruh kepatuhan pasien.

Kontraindikasi: eritematosus lupus, porfiria, penyakit hati berat.

Interaksi obat: termasuk warfarin, siklosporin dan pil kontrasepsi oral.

Terbinafine

Terbinafine adalah allylamine yang bekerja pada membran sel dan bersifat

fungisida. Obat ini menunjukkan aktivitas terhadap semua dermatofit, tetapi memiliki

khasiat yang lebih tinggi terhadap spesies Trichophyton daripada Microsporum Pada

dosis yang lebih tinggi, terbinafine lebih efektifterhadap M. canis tapi tidak lebih

menguntungkan dibanding griseofulvin dan pengobatan yang lebih lama tidak

menunjukkan hasil yang lebih baik. Karena merupakan pengobatan untuk infeksi M.

canis, hambatan minimum pada konsentrasi untuk terbinafine (dan sampai batas

tertentu itraconazole) dilaporkan bisa melebihi konsentrasi maksimum pada rambut,

merupakan kontribusi kegagalan pengobatan. Selain itu, terbinafine tidak

diekskresikan dalam keringat atau sebum anak prapubertas, dan tidak dapat

dimasukkan ke dalam batang rambut pada anak, sehingga tidak efektif dalam

Page 12: Tinea Capitis Nia

mencapai permukaan kulit kepala di mana arthroconidia terletak pada infeksi

Microsporum, untuk efesitas biaya cukup relatif.

Sebaliknya, meta-analisis dari RCT menunjukkan bahwa 2-4 minggu

penggunaan terbinafine setidaknya seefektif 6-8 minggu penggunaan griseofulvin

pada infeksi T. tonsurans. Terbinafine mungkin sekarang dianggap sebagai pilihan

yang optimal, ketika efisiensi biaya dan kepatuhan juga diperhitungkan. Meskipun

protokol pengobatan yang lebih pendek dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan ,

dan terbinafine memiliki keunggulan biaya yang jelas (Tabel 2), masih tetap tidak

berlisensi untuk digunakan pada anak-anak di Inggris Namun, penggunaan secara

luas tercermin dalam publikasi jadwal dosis tinggi terkait edisi terbaru dari

formularium Nasional Inggris untuk Anak-anak.

Meskipun tidak tersedia dalam bentuk cair di Inggris, formulasi granul baru

dari terbinafine (tersedia di 125-mg atau 187, 5-mg paket yang akan ditaburkan pada

makanan) telah diizinkan untuk digunakan pada anak-anak > 4 tahun di Amerika

Serikat dan jaminan yang signifikan dari penyembuhan lebih tinggi dari standar

suspensi griseofulvin, bahkan pada jadwal pemberian dosis yang lebih tinggi (Tabel

3). Namun, saat ini tidak tersedia atau mempunyai lisensi di Inggris

Studi farmakokinetik terbinafine menunjukkan bahwa anak-anak memerlukan

dosis berat normal untuk mendekati tingkatan obat yang setara yang diperlukan untuk

keberhasilan pada orang dewasa. Namun, tidak ada saran dari setiap tingkat

keamanan pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa

Secara keseluruhan, terbinafine juga dapat ditoleransi pada anak-anak. Efek

samping termasuk gangguan pencernaan dan ruam pada <8%, dan sangat sedikit (0-

8%) yang menghentikan pengobatan.

Keuntungan: fungisida; rejimen pengobatan yang lebih pendek,

sehinggapotensi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan ; biaya; keamanan.

Kekurangan: tidak ada formulasi suspensi (tapi di Amerika Serikat, sediaan

granul memberikan alternatif yang baik); tidak berlisensi untuk pengobatan anak-

anak di U.K.

Page 13: Tinea Capitis Nia

Interaksi obat: konsentrasi plasma menurun akibat rifampisin dan meningkat

pada penggunaan simetidin.

Itrakonazol

itrakonazol mengekshibisi baik aktivitas fungisida dan fungistatic tergantung

pada konsentrasi obat pada jaringan, tapi, seperti golongan azoles lainnya, kerja

utama adalah fungistatic, melalui penipisan membran sel ergosterol, yang

mengganggu permeabilitas membran. Dosis 50-100 mg sehari selama 4 minggu atau

5 mg kg setiap hari selama 2-4 minggu harus sebanding khasiat dengan griseofulvin

atau terbinafine.

Itrakonazol sekarang merupakan agen yang disukai di sebagian besar negara-

negara Eropa dan memiliki aktivitas terhadap kedua spesies Microsporum dan

Trichophyton . Obat ini ditoleransi dengan baik(Kekuatan rekomendasi B; tingkat

bukti 2 ++) dan telah terbukti aman untuk digunakan pada tahun pertama kehidupan.

Pemberian dosis intermiten efektif dan mungkin lebih disukai.

Meskipun berlisensi di Eropa, obat ini tidak berlisensi untuk pengobatan tinea

kapitis pada anak-anak di U.K. berusia 12 tahun kebawah.

Keuntungan: pemberian berselang ; protokol pengobatan yang lebih pendek;

tersedia dalam bentuk cair; memiliki lisensi untuk digunakan pada anak-anak usia >

12 tahun.

Kekurangan: tidak berlisensi di Inggris untuk anak-anak berusia ≤ 12 tahun

dengan tinea kapitis.

Interaksi obat: meningkatkan toksisitas warfarin, beberapa antihistamin

(khusus terfenadine, astemizol), antipsikotik (sertindole), anxiolytics (midazolam),

digoxin, cisapride, siklosporin dan simvastatin (peningkatan risiko miopati); menurun

khasiat jika diberikan bersamaan H2 blocker, fenitoin dan rifampisin.

Page 14: Tinea Capitis Nia

Flukonazol

Flukonazol telah digunakan dalam pengobatan tinea kapitis dan telah

dianjurkan sebagai pengobatan alternatif untuk terbinafine, namun penggunaannya

relatif terbatas karena efek samping dan karena tidak ada keuntungan dalam biaya.

Perbandingan khasiat dengan griseofulvin dalam studi multisenter patogen campuran

dan aktivitas keunggulan dalam pemberantasan T. violaceum, T. verrucosum dan M.

canis telah terbukti dengan flukonazol, namun karena biaya dan ketersediaan yang

terbatas, griseofulvin tetap pengobatan pilihan di banyak belahan dunia.

Flukonazol tidak berlisensi untuk pengobatan tinea pada anak usia <10 tahun

di U.K .; Namun, obat ini berlisensi digunakan pada semua anak pada kandidiasis

mukosa. Selanjutnya, obat ini berlisensi untuk pengobatan tinea pada anak-anak usia

> 1 tahun di Jerman. Pemberian dosis sekali dalam seminggu telah digunakan dan

dapat ditoleransi dengan baik.

Page 15: Tinea Capitis Nia

Voriconazole

Vorikonazol lebih ampuh melawan dermatofita yang terisolasi dibandingkan

griseofulvin atau fluconazole, tetapi lebih dalam biaya, keterbatasan izin dan

pembatasan penggunaan saat ini.

Ketokonazole

Meskipun kemanjuran ketoconazole di tinea kapitis pada dosis 3,3 – 6,6 mg

kg harian telah ditunjukkan sebelumnya, dan menunjukkan perbandingan dengan

Page 16: Tinea Capitis Nia

griseofulvin, resolusi gejala muncul lebih lambat dan profil efek samping cukup

rendah (terutama risiko hepatotoksisitas) pada ketoconazoleoral dan ditarik dari

penggunaan di Inggris dan Eropa pada tahun 2013.

Langkah – Langkah Tambahan

Eksklusi Dari Sekolah

Meskipun risiko potensi penularan infeksi ke teman sekelas berpengaruh dan

telah menyebabkan beberapa pihak berwenang untuk merekomendasikan izin dari

sekolah, Kebanyakan ahli menganggap hal ini tidak praktis dan menyarankan

bahwa anak-anak yang menerima terapi sistemik dan terapi topikal ajuvan yang

sesuai harus diizinkan untuk menghadiri sekolah atau perawatan.

Screening di Rumah

Indeks kasus akiabt anthropophilic T. tonsurans sangat infeksius. Lebih dari

50% dari anggota keluarga (termasuk orang dewasa) mungkin akan terpengaruh,

sering terdapat okultisme . Kegagalan untuk pengobatan seluruh keluarga akan

menghasilkan tingkat kekambuhan tinggi.. Oleh karena itu kita merekomendasikan

skrining semua anggota keluarga dan mengobati semua yang ditemukan positif.

Menghilangkan Fomites

Spora yang telah diisolasi dari sisir dan sikat. Untuk semua spesies

anthropophilic, bagian ini harus dibersihkan dengan disinfektan. Hal ini memiliki

pengaruh khusus bagi tukang cukur, yang perlu memastikan bahwa langkah-langkah

yang tepat diambil untuk mendisinfeksi peralatan yang digunakan bersamaan .

Disinfektan fenolik tidak lagi tersedia, tetapi pemutih sederhana atau larutan 2%

natrium hipoklorit mengandung 16,5% garam yang cocok sebagai alternatif.

Steroid

Penggunaan kortikosteroid (baik oral dan topikal) untuk varietas inflamasi

dari tinea kapitis (misalnya kerion dan reaksi yang parah) dapat mengurangi gatal-

gatal dan ketidaknyamanan secara umum, tapi kontroversial. Secara historis, steroid

oral dianggap mengurangi jaringan parut, tetapi penelitian menunjukkan bahwa

dibandingkan dengan terapi antijamur oral saja, mereka tidak mengurangi waktu

Page 17: Tinea Capitis Nia

kesembuhan, dan karena itu pemberiannya tidak memiliki keuntungan jangka

panjang, sehingga tidak dianjurkan. Pada jaringan parut jarang terjadi infeksi T.

tonsurans, dan rambut biasanya tumbuh kembali setelah terapi antijamur oral yang

efektif saja.

Kegagalan Pengobatan

Beberapa individu yang tidak di follow-up denga jelas. Alasan ini mencakup

(i) kurangnya kepatuhan -terutama dalam program pengobatan panjang program; (ii)

penyerapan optimal dari obat; (iii) intensifitas organisme yang relative ; dan (iv)

reinfeksi.

Jika jamur masih dapat diisolasi pada akhir pengobatan, tetapi tanda-tanda

klinis telah membaik, wajar untuk melanjutkan terapi lebih 2-4 minggu. Namun, jika

belum ada respon klinis, sangat penting untuk memastikan bahwa antijamur yang

tepat untuk organisme penyebabnya diidentifikasi pada kultur . Jika demikian, maka

pilihannya adalah (i) meningkatkan dosis atau durasi penggunaan obat; atau (ii)

untuk mengubah alternative agen, misalnya griseofulvin → itrakonazol (untuk M.

canis); terbinafine→ itrakonazol (untuk T. tonsurans); atau itrakonazol →terbinafine

(untuk T. tonsurans).

Karier

Pengelolaan yang optimal karier yang asimptomatis (yaitu individu tanpa

infeksi klinis yang jelas dengan kultur positif) yang tidak jelas, tetapi manajemen

klinis saat ini tergantung pada jumlah spora. Karier bersifat asimtomatik bagi

individu yang memiliki kontak tertinggi terhadap infeksi T. tonsurans , namun dapat

terjadi pada wabah M.audouinii.

Pada karier asimtomatik dengan jumlah spora yang tinggi, terapi oral biasanya

diperlukan. Jika jumlah spora rendah, karier mungkin dapat diberantas dengan

pengobatan topikal saja, tapi follow up ketat diperlukan, dengan berulangnya

mikologi, untuk memastikan perawatannya telah efektif. Idealnyaeradikasi karier

asimtomatik memerlukan dukungan dan keterlibatan dari petugas kesehatan

masyarakat, termasuk perawat sekolah, dapat menjadi komprehensif dan efektif.

Page 18: Tinea Capitis Nia

Namun, meskipun pedoman ini telah dikeluarkan, tinea kapitis tidak dianggap

sebagai prioritas kesehatan public di Inggris saat ini, sehingga penegakannya

terhambat dan variabel yang luas.

Follow Up

Titik akhir yang pasti untuk perawatan yang memadai harus menyembuhkan

mikologi, bukan respon secara klinis. Oleh karena itu, followup dengan sampel

mikologi dianjurkan pada akhir periode pengobatan standar dan kemudian follow up

bulanan sampai izin mikologi didokumentasikan. Pengobatan harus disesuaikan

pada sesuai dengan setiap respon pasien.

Tujuan di Masa Depan

Penelitian terus dilakukan untuk melihat epidemiologi yang muncul dan

mengubah epidemiologi dari tinea kapitis di seluruh Eropa dan seluruh dunia, dan

dapat mengubah lini pertama pengobatan yang rekomendasi di masa depan. Selain

itu, pertimbangan efektivitas biaya cenderung berkembang seiring waktu. Namun,

alat diagnostik tampaknya akan muncul yang n memungkinkan diagnosis

laboratorium dapat dibuat jauh lebih cepat, yang akan meningkatkan pengambilan

keputusan pengobatan di Inggris.

Tujuan di masa depan untuk diagnosis laboratorium infeksi jamur superfisial

mungkin menjadi suatu molekul, dan diagnosis tinea tidak mungkin menjadi

pengecualian. Tes reaksi berantai real-time polymerase (PCR) tes dan tes PCR

reverse-line blot assay, dirancang untuk infeksi dermatofita, umumnya dilakukan baik

pada spesimen klinis termasuk rambut dari pasien dengan tinea kapitis. Sebuah

metode untuk mendeteksi T. tonsurans dari sisir juga telah dideskripsikan Penelitian

dengan skala lebih besar dibandingkan dengan penelitian dari PCR, mikroskop dan

kultur yang diperlukan untuk menentukan apakah deteksi DNA dermatophyta akan

meningkatkan diagnosis tinea kapitis.

Page 19: Tinea Capitis Nia

Poin Pemeriksaan yang Direkomendasikan

1. Pada 20 pasien terakhir secara berturut-turut dengan tinea kapitis, yang

spesimennya diambil untuk mengkonfirmasikan diagnosis (untuk terapi

sistemik yang dibutuhkan)?

2. Pada 20 pasien terakhir secara berturut-turut dengan tinea kapitis, anak-anak

diizinkan untuk kembali ke sekolah setelah mereka menggunakan pengobatan

sistemik dan terapi topikal adjuvant dan ditindaklanjuti sampai izin mikologi

didokumentasikan?

3. Pada 20 pasien terakhir secara berturut-turut dengan tinea kapitis, apakah

pasien telah diberi terapi yang efektif?

4. Pada 20 pasien terakhir secara berturut-turut dengan tinea kapitis karena T.

tonsurans, apakahanggota keluarga dan kerabat dekat lainnya di skrining (baik

untuk tinea kapitis dan corporis) dan sampel mikologi diambil dengan tepat ,

lebih baik menggunakan teknik dengan kuas, bahkan tanpa adanya tanda-

tanda klinis?

Rekomendasi perbaikan dari 20 kasus tiap bagian adalah untuk mengurangi

variasi dalam hasil karena pasien tunggal, dan untuk memungkinkan perbandingan

antara unit yang berbeda. Namun, departemen yang tidak dapat mencapai

rekomendasi ini dapat memilih untuk memperbaiki semua kasus yang terlihat pada 12

bulan sebelumnya.

Kesimpulan

Rincian dari bukti diberikan dalam teks, dan dirangkum dalam Tabel 3. Tinea

kapitis adalah infeksi kulit kepala yang umum, banyak terdapat pada anak-anak.

Presentasi klinis sangat bervariasi dan tergantung pada organisme penyebabnya.

Kondisi ini paling sering disebabkan spesies dermatofita Microsporum dan

Trichophyton , dengan T. tonsurans sekarang telah diperhitungkan untuk mayoritas

isolasi kulit kepala di U.K.

Page 20: Tinea Capitis Nia

Ucapan Terima Kasih

Kami sangat berterima kasih kepada Nona Sara Haveron (Administrator

ilmiah BAD) dan Miss Lesley Exton (Informasi peneliti BAD), serta PCDS dan

BDNG.

Page 21: Tinea Capitis Nia

DAFTAR PUSTAKA

1. Bell HK, Ormerod AD. Writing a British Association of

Dermatologistsclinical guideline: an update on the process and guidance

forauthors. Br J Dermatol 2009; 160:725–8.

2. Brouwers M, Kho ME, Browman GP et al. AGREE II: advancingguideline

development, reporting and evaluation in health care.Can Med Assoc J 2010;

182:E839–42.

3. Borman AM, Campbell CK, Fraser M, Johnson EM. Analysis of

thedermatophyte species isolated in the British Isles between 1980and 2005

and review of worldwide dermatophyte trends over thelast three decades. Med

Mycol 2007; 45:131–41.

4. von Laer Tschudin L, Laffitte E, Baudraz-Rosselet F et al. Tineakapitis: no

incision nor excision. J Pediatr Surg 2007; 42:E33–6.

5. Proudfoot LE, Morris-Jones R. Images in clinical medicine. Kerioncelsi. N

6. Gilaberte Y, Rezusta A, Gil J et al. Tinea kapitis in infants in theirfirst year of

life. Br J Dermatol 2004; 151:886–90.

7. Larralde M, Gomar B, Boggio P et al. Neonatal kerion Celsi: reportof three

cases. Pediatr Dermatol 2010; 27:361–3.

8. Buckley DA, Fuller LC, Higgins EM, du Vivier AW. Lesson of theweek.

Tinea kapitis in adults. BMJ 2000; 320:1389–90.

9. Ziemer A, Kohl K, Schroder G. Trichophyton rubrum-inducedinflammatory

tinea kapitis in a 63-year-old man. Mycoses 2005;48:76–9.

10. Proudfoot LE, Higgins EM, Morris-Jones R. A retrospective studyof the

management of pediatric kerion in Trichophyton tonsurans infection.Pediatr

Dermatol 2011; 28:655–7.

11. Ilkit M, Durdu M, Karakas_ M. Cutaneous id reactions: a

comprehensivereview of clinical manifestations, epidemiology, etiology,and

management. Crit Rev Microbiol 2012; 38:191–202.

Page 22: Tinea Capitis Nia

12. Cheng N, Rucker Wright D, Cohen BA. Dermatophytid in tineakapitis: rarely

reported common phenomenon with clinical implications.Pediatrics 2011;

128:e453–7.

13. Hubbard TW. The predictive value of symptoms in diagnosingchildhood tinea

kapitis. Arch Pediatr Adolesc Med 1999; 153:1150–3.

14. Lorch Dauk KC, Comrov E, Blumer JL et al. Tinea kapitis: predictivevalue of

symptoms and time to cure with griseofulvin treatment.Clin Pediatr (Phila)

2010; 49:280–6.

15. Miteva M, Tosti A. Hair and scalp dermatoscopy. J Am Acad Dermatol2012;

67:1040–8.

16. Bonifaz A, Isa-Isa R, Araiza J et al. Cytobrush-culture method todiagnose

tinea kapitis. Mycopathologia 2007; 163:309–13.

17. Friedlander SF, Pickering B, Cunningham BB et al. Use of the cottonswab

method in diagnosing tinea kapitis. Pediatrics 1999;104:276–9.

18. Akbaba M, Ilkit M, Sutoluk Z et al. Comparison of hairbrush,toothbrush and

cotton swab methods for diagnosing asymptomaticdermatophyte scalp

carriage. J Eur Acad Dermatol Venereol 2008;22:356–62.

19. Nasir S, Ralph N, O’Neill C et al. Trends in tinea kapitis in an Irishpediatric

population and a comparison of scalp brushings versusscalp scrapings as

methods of investigation. Pediatr Dermatol 2013;doi: 10.1111/pde.12093.

[Epub ahead of print].

20. Fuller LC. Changing face of tinea kapitis in Europe. Curr Opin InfectDis

2009; 22:115–18.

21. Honig PJ, Sullivan K, McGowan KL. The rapid diagnosis of tineakapitis

using calcofluor white. Pediatr Emerg Care 1996; 12:333–5.

22. Ghannoum MA, Wraith LA, Cai B et al. Susceptibility of

dermatophyteisolates obtained from a large worldwide terbinafine tineakapitis

clinical trial. Br J Dermatol 2008; 159:711–13.

Page 23: Tinea Capitis Nia

23. Gupta AK, Williams JV, Zaman M, Singh J. In vitro

pharmacodynamiccharacteristics of griseofulvin against dermatophyte

isolatesof Trichophyton tonsurans from tinea kapitis patients. Med Mycol

2009;47:796–801.

24. [No authors listed]. Managing scalp ringworm in children. DrugTher Bull

2007; 45:89–92.

25. Greer DL. Successful treatment of tinea kapitis with 2%

ketoconazoleshampoo. Int J Dermatol 2000; 39:302–4.

26. Dinkela A, Feri_e J, Mbata M et al. Efficacy of triclosan soap

againstsuperficial dermatomycoses: a double-blind clinical trial in 224primary

school-children in Kilombero District, Morogoro Region,Tanzania. Int J

Dermatol 2007; 46:23–8.

27. Chen C, Koch LH, Dice JE et al. A randomized, double-blind studycomparing

the efficacy of selenium sulfide shampoo 1% and ciclopiroxshampoo 1% as

adjunctive treatments for tinea kapitis inchildren. Pediatr Dermatol 2010;

27:459–62.

28. Gupta AK, Cooper EA, Bowen JE. Meta-analysis: griseofulvin efficacyin the

treatment of tinea kapitis. J Drugs Dermatol 2008; 7:369–72.

29. Fuller LC, Smith CH, Cerio R et al. A randomized comparison of4 weeks of

terbinafine vs. 8 weeks of griseofulvin for the treatmentof tinea kapitis. Br J

Dermatol 2001; 144:321–7.

30. Roberts BJ, Friedlander SF. Tinea kapitis: a treatment update. PediatrAnn

2005; 34:191–200.

31. Gonzalez U, Seaton T, Bergus G et al. Systemic antifungal therapyfor tinea

kapitis in children. Cochrane Database Syst Rev 2007; 4:CD004685.

32. Gupta AK, Drummond-Main C. Meta-analysis of randomized, controlledtrials

comparing particular doses of griseofulvin and terbinafinefor the treatment of

tinea kapitis. Pediatr Dermatol 2013;30:1–6.

Page 24: Tinea Capitis Nia

33. Kakourou T, Uksal U. Guidelines for the management of tineakapitis in

children. Pediatr Dermatol 2010; 27:226–8.

34. Gupta AK, Ryder JE. The use of oral antifungal agents to treat

onychomycosis.Dermatol Clin 2003; 21:469–79.

35. Devliotou-Panagiotidou D, Koussidou-Eremondi TH. Efficacy andtolerability

of 8 weeks’ treatment with terbinafine in children withtinea kapitis caused by

Microsporum canis: a comparison of threedoses. J Eur Acad Dermatol

Venereol 2004; 18:155–9.

36. Lipozencic J, Skerlev M, Orofino-Costa R et al. A randomized, double-blind,

parallel-group, duration-finding study of oral terbinafineand open-label, high-

dose griseofulvin in children with tinea kapitisdue to Microsporum species. Br

J Dermatol 2002; 146:816–23.

37. Arabatzis M, Kyprianou M, Velegraki A et al. Microsporum canis

antifungalsusceptibilities: concerns regarding their clinical predictability.Int J

Antimicrob Agents 2010; 36:385–6.

38. Ginter-Hanselmayer G, Seebacher C. Treatment of tinea kapitis – acritical

appraisal. J Dtsch Dermatol Ges 2011; 9:109–14.

39. Friedlander SF, Aly R, Krafchik B et al. Terbinafine in the treatmentof

Trichophyton tinea kapitis: a randomized, double-blind,parallel-group,

duration-finding study. Pediatrics 2002; 109:602–7.

40. Baker DE. New drugs approved by the FDA; agents pending FDAapproval;

supplemental applications filed by manufacturer; significantlabeling changes.

Hosp Pharm 2007; 42:1156–62.

41. Elewski BE, C_aceres HW, DeLeon L et al. Terbinafine hydrochlorideoral

granules versus oral griseofulvin suspension in children withtinea kapitis:

results of two randomized, investigator-blinded, multicenter,international,

controlled trials. J Am Acad Dermatol 2008;41–54.

Page 25: Tinea Capitis Nia

42. Abdel-Rahman SM, Herron J, Fallon-Friedlander S et al. Pharmacokineticsof

terbinafine in young children treated for tinea kapitis.Pediatr Infect Dis J

2005; 24:886–91.

43. Gupta AK, Cooper EA, Lynde CW. The efficacy and safety of terbinafinein

children. Dermatol Clin 2003; 21:511–20.

44. Scheinfeld N. Lamisil (terbinafine) oral granules. Skinmed 2008;7:86.

45. Mohrenschlager M, Seidl HP, Ring J, Abeck D. Pediatric tinea

kapitis:recognition and management. Am J Clin Dermatol 2005; 6:203–13.

46. Gupta AK, Ginter G. Itraconazole is effective in the treatment oftinea kapitis

caused by Microsporum canis. Pediatr Dermatol 2001;18:519–22.

47. Ginter-Hanselmayer G, Smolle J, Gupta A. Itraconazole in the treatmentof

tinea kapitis caused by Microsporum canis: experience in alarge cohort.

Pediatr Dermatol 2004; 21:499–502.

48. Koumantaki-Mathioudaki E, Devliotou-Panagiotidou D, Rallis Eet al. Is

itraconazole the treatment of choice in Microsporum canis tineakapitis? Drugs

Exp Clin Res 2005; 31 (Suppl.):S11–15.

49. Binder B, Richtig E, Weger W, Ginter-Hanselmayer G. Tinea kapitisin early

infancy treated with itraconazole: a pilot study. J EurAcad Dermatol Venereol

2009; 23:1161–3.

50. Gupta AK, Cooper EA, Ginter G. Efficacy and safety of itraconazoleuse in

children. Dermatol Clin 2003; 21:521–35.

51. Gupta AK, Alexis ME, Raboobee N et al. Itraconazole pulse therapyis

effective in the treatment of tinea kapitis in children: an openmulticentre

study. Br J Dermatol 1997; 137:251–4.

52. Valari M, Iordanidou A, Raftopoulou A, Pangalis A. Fluconazole inthe

treatment of pediatric tinea kapitis caused by Microsporum canis.Drugs Exp

Clin Res 2002; 28:161–4.

Page 26: Tinea Capitis Nia

53. Foster KW, Friedlander SF, Panzer H et al. A randomized controlledtrial

assessing the efficacy of fluconazole in the treatment of pediatrictinea kapitis.

J Am Acad Dermatol 2005; 53:798–809.

54. Dastghaib L, Azizzadeh M, Jafari P. Therapeutic options for thetreatment of

tinea kapitis: griseofulvin versus fluconazole. J DermatologTreat 2005;

16:43–6.

55. Seebacher C, Abeck D, Brasch J et al. Tinea kapitis: ringworm ofthe scalp.

Mycoses 2007; 50:218–26.

56. Haedersdal M, Svejgaard EL. Once-weekly fluconazole in childrenwith tinea

kapitis due to Microsporum canis. Acta Derm Venereol 2005;85:177–8.

57. Ghannoum M, Isham N, Sheehan D. Voriconazole susceptibilitiesof

dermatophyte isolates obtained from a worldwide tinea kapitisclinical trial. J

Clin Microbiol 2006; 44:2579–80.

58. Gan VN, Petruska M, Ginsburg CM. Epidemiology and treatmentof tinea

kapitis: ketoconazole vs. griseofulvin. Pediatr Infect Dis J1987; 6:46–9.

59. Elewski BE. Tinea kapitis: a current perspective. J Am Acad Dermatol2000;

42:1–20.

60. Copeland KA, Duggan AK, Shope TR. Knowledge and beliefs

aboutguidelines for exclusion of ill children from child care. Ambul

Pediatr2005; 5:365–71.

61. Health Protection Agency. Tinea Kapitis in the United Kingdom: A Reporton

its Diagnosis, Management and Prevention. London: Health

ProtectionAgency, 2007.

62. Shroba J, Olson-Burgess C, Preuett B, Abdel-Rahman SM. A largeoutbreak of

Trichophyton tonsurans among health care workers in apediatric hospital. Am

J Infect Control 2009; 37:43–8.

63. White JM, Higgins EM, Fuller LC. Screening for asymptomatic carriageof

Trichophyton tonsurans in household contacts of patients withtinea kapitis:

Page 27: Tinea Capitis Nia

results of 209 patients from South London. J Eur AcadDermatol Venereol

2007; 21:1061–4.

64. Mackenzie DW. ‘Hairbrush diagnosis’ in detection and eradicationof non-

fluorescent scalp ringworm. BMJ 1963; 2:363–5.

65. Honig PJ. Tinea kapitis: recommendations for school attendance.Pediatr

Infect Dis J 1999; 18:211–14.

66. Hussain I, Muzaffar F, Rashid T et al. A randomized, comparativetrial of

treatment of kerion celsi with griseofulvin plus oral prednisolonevs.

griseofulvin alone. Med Mycol 1999; 37:97–9.

67. Ilkit M, Demirhindi H. Asymptomatic dermatophyte scalp carriage:laboratory

diagnosis, epidemiology and management. Mycopathologia2008; 165:61–71.

68. Donghi D, Hauser V, Bosshard PP. Microsporum audouinii tinea kapitisin a

Swiss school: assessment and management of patients andasymptomatic

carriers. Med Mycol 2011; 49:324–8.

69. Arabatzis M, Xylouri E, Frangiadaki I et al. Rapid detection ofArthroderma

vanbreuseghemii in rabbit skin specimens by PCR-RFLP. VetDermatol 2006;

17:322–6.

70. Bergmans AM, van der Ent M, Klaassen A et al. Evaluation of asingle-tube

real-time PCR for detection and identification of 11dermatophyte species in

clinical material. Clin Microbiol Infect 2010;16:704–10.

71. Verrier J, Krahenbuhl L, Bontems O et al. Dermatophyte identificationin skin

and hair samples using a simple and reliablenested polymerase chain reaction

assay. Br J Dermatol 2013;168:295–301.

72. Sugita T, Shiraki Y, Hiruma M. Real-time PCR TaqMan assay fordetecting

Trichophyton tonsurans, a causative agent of tinea kapitis, from hairbrushes.

Med Mycol 2006; 44:579–81.