Upload
dwikurniawan
View
52
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
this is good
Skripsi
PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI DAN KEPUASAN GAJI SERTA PROMOSI TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KERJA
DAN KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG)
Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar
Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
Ignasia Niken Vembriarti 01.60.0061
Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang 2005
ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tindakan supervisi, kepuasan gaji, serta promosi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja dan apakah tingkat kepuasan kerja berpengaruh terhadap keinginan berpindah, dimana dalam penelitian ini responden yang akan diteliti adalah auditor. Auditor yang dimakud adalah tenaga pemeriksa yang bekerja di Kantor Akuntan Publik pada tingkatan jabatan di bawah supervisor, dengan pertimbangan bahwa variabel tindakan supervisi akan relevan digunakan dalam penelitian ini, karena tindakan supervisi yang dimaksud adalah tindakan supervisi yang dilakukan oleh supervisor terhadap auditor (staf auditor) dalam kegiatan operasional rutin Kantor Akuntan Publik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Patten (1995) untuk pertanyaan variabel tindakan supervisi, instrumen dari Adams (1965) (dalam Wibowo, 2003:15) untuk pertanyaan variabel kepuasan gaji, Hasibuan (2000) (dalam Yudayanti, 2003:17) untuk pertanyaan variabel promosi, Robbins (1996) (dalam Wibowo, 2003:15) untuk pertanyaan variabel tingkat kepuasan kerja, dan Abelson (1987) (dalam Handoyo, 2004:25) untuk pertanyaan variabel keinginan berpindah. Untuk menguji pengaruh tindakan supervisi, kepuasan gaji, serta promosi terhadap tingkat kepuasan kerja digunakan analisis regresi berganda, sedangkan untuk menguji pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah digunakan analisis regresi linier sederhana. Dari 16 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Semarang, hanya 9 KAP yang mau berpartisipasi, dengan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45 kuesioner. Berdasarkan analisis yang digunakan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa ada pengaruh dan signifikan dari variabel tindakan supervisi, kepuasan gaji, serta promosi terhadap tingkat kepuasan kerja, dimana hasil yang didapat bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh positif. Sehingga, semakin tinggi tindakan supervisi, kepuasan gaji, serta promosi, maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan ada pengaruh negatif dan signifikan dari variabel tingkat kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah, sehingga semakin tinggi tingkat kepuasan kerja, maka semakin rendah keinginan berpindah. Kata kunci : tindakan supervisi, kepuasan gaji, promosi, tingkat kepuasan kerja,
keinginan berpindah, auditor
DAFTAR ISI
Halaman Judul .. i
Halaman Persetujuan ii
Halaman Pengesahan iii
Pernyataan Keaslian Skripsi iv
Halaman Persembahan . v
Kata Pengantar.. vi
Daftar Isi .. viii
Daftar Tabel.. xii
Daftar Gambar .. xiii
Daftar Lampiran xiv
Abstraksi xv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Perumusan Masalah 5
1.2.2 Pembatasan Masalah .. 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian. 6
1.3.2 Manfaat Penelitian 6
I.4 Sistematika Penulisan . 7
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Tindakan Supervisi
II.1.1 Pengertian Tindakan Supervisi 8
II.1.2 Pengertian Supervisor .. 8
II.1.3 Ciri-ciri yang dimiliki supervisor 9
II.1.4 Tugas Supervisor . 9
II.1.5 Aspek utama Tindakan Supervisi 10
II.2 Kepuasan Gaji
II.2.1 Pengertian Gaji dan Kepuasan Gaji . 11
II.2.2 Tujuan Pengupahan/Penggajian 11
II.2.3 Asas Pengupahan/Penggajian 12
II.2.4 Teori Ekuitas . 12
II.3 Promosi
II.3.1 Pengertian Promosi 13
II.3.2 Peran Promosi 13
II.3.3 Asas-asas Promosi Karyawan 14
II.3.4 Dasar-dasar Promosi .. 15
II.3.5 Tujuan-tujuan Promosi .. 16
II.4 Tingkat Kepuasan Kerja
II.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja 17
II.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja 18
II.4.3 Teori-teori Kepuasan Kerja 21
II.5 Keinginan Berpindah
II.5.1 Pengertian Keinginan Berpindah . 22
II.5.2 Faktor-faktor yang menyebabkan keinginan berpindah .. 22
II.6 Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran
II.6.1 Tindakan supervisi dan Tingkat Kepuasan Kerja 23
II.6.2 Kepuasan Gaji dan Tingkat Kepuasan Kerja 25
II.6.3 Promosi dan Tingkat Kepuasan Kerja .. 26
II.6.4 Tingkat Kepuasan Kerja dan Keinginan Berpindah .. 27
II.7 Kerangka Pemikiran .. 28
II.8 Definisi dan Pengukuran Variabel
II.8.1 Tindakan Supervisi 29
II.8.2 Kepuasan Gaji .. 30
II.8.3 Promosi . 31
II.8.4 Tingkat Kepuasan Kerja 32
II.8.5 Keinginan Berpindah . 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Obyek dan Lokasi Penelitian . 33
III.2 Populasi dan sampel .. 34
III.3 Metode Pengumpulan Data
III.3.1 Jenis dan Sumber Data ... 34
III.3.2 Teknik Pengumpulan Data .. 35
III.4 Pengujian Kualitas Data
III.4.1 Uji Validitas .. 36
III.4.2 Uji Reliabilitas .. 38
III.5 Teknik Analisis Data
III.5.1 Analisis Statistik Deskriptif . 40
III.4.2 Analisis Regresi 41
III.4.3 Uji hipotesis . 42
III.4.4 Koefisien Determinasi .. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Gambaran Umum Responden 44
IV.2 Analisis Statistik Deskriptif 47
IV.3 Pengujian Hipotesis 48
IV.3.1 Analisis Regresi Berganda .. 48
IV.3.2 Analisis Regresi Linier Sederhana .. 50
IV.4 Koefisien Determinasi . 52
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI
V.1 Kesimpulan 53
V.2 Keterbatasan .. 54
V.3 Implikasi 54
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi saat ini, dimana kemajuan teknologi di berbagai bidang telah
begitu pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat.
Perusahaan-perusahaan tersebut berusaha semaksimal mungkin untuk selalu
meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat bertahan di tengah persaingan dunia usaha.
Salah satu usahanya adalah dengan mempertahankan aset-aset berharga, yaitu sumber
daya manusia. Sumber daya manusia merupakan aset berharga, karena manusia adalah
satu-satunya sumber daya yang dapat mengerjakan sumber daya yang lain (money,
methods, materials and machine). Untuk itu, sumber daya manusia perlu dipertahankan,
karena sumber daya manusia sebagai penentu keberhasilan industri.
Tingginya tingkat turnover tenaga kerja dapat diprediksi dari seberapa besar
keinginan berpindah yang dimiliki anggota (staf) suatu organisasi/perusahaan. Penelitian-
penelitian dan literatur yang ada menunjukkan bahwa keinginan berpindah seseorang
terkait erat dengan kepuasan kerja. Hal tersebut karena dengan adanya kepuasan kerja
dapat membuat karyawan berusaha mengerahkan kemampuan terbaiknya, untuk
mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain, kepuasan kerja karyawan dapat
mempengaruhi kinerja karyawan dan meningkatkan motivasi bekerja.
Demikian juga di kantor akuntan publik, untuk dapat bertahan harus bisa
mempertahankan tenaga kerja, yaitu dengan memperhatikan kepuasan kerjanya. Albrecht
et al. (1981) telah mempelajari tingkah laku (attitudes) staf profesional dari 25 kantor
akuntan publik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sementara partner melaporkan
adanya tingkat kepuasan kerja yang signifikan. Lebih khusus dijelaskan bahwa dalam
posisi auditor dilaporkan kurang puasnya disebabkan oleh masalah supervisi, umpan
balik (feedback) dalam kerja, kesempatan partisipasi dan pengakuan terhadap kerja yang
dilakukan secara baik. Witt dan Nye (1992) menyimpulkan dari beberapa penelitian yang
telah dilakukan bahwa kepuasan kerja merupakan determinan yang potensial terhadap
tingkat absensi, turnover, kinerja dan perilaku lainnya. Hal senada dikemukakan Dotzour,
Lengnick-Hall dan Lengnick-Hall (1992) yang menyatakan kepuasan kerja sebagai salah
satu dari faktor yang membentuk kemampuan untuk mempertahankan tenaga kerja
terlatih dan produktif.
Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan salah satu bentuk pernyataan
psikologis pekerja yang saat ini juga menjadi perhatian utama dalam penelitian bidang
perilaku organisasional maupun manajemen sumber daya manusia. Kepuasan kerja
merupakan suatu sikap positif yang menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para
karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk di dalamnya masalah upah,
kondisi kerja, kondisi sosial, kondisi fisik dan psikologis.
Gerry Blau (1999) (dalam Ika, 2003:18) mengemukakan bahwa kepuasan kerja
dipengaruhi oleh tingkat demografi, gaji, supervisi dan rekan kerja. Didukung penelitian
yang dilakukan oleh Chet Robie (1998) yang menemukan bahwa ada beberapa variabel
yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja yaitu gaji, promosi, supervisi dan rekan
sekerja. Dana Cherrington (1994) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan
dasar mengetahui berapa besar karyawan menyenangi pekerjaan mereka. Penelitian
tentang kepuasan kerja dengan menggunakan alat ukur yang paling terkenal, yaitu
pekerjaan itu sendiri, gaji, atasan, teman kerja, dan kesempatan promosi (disebut JDI: Job
Discription Index).
Penilaian supervisor terhadap karyawan/stafnya merupakan suatu bentuk feedback
yang dibutuhkan karyawan, yang dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan
produktivitas kinerjanya. Brain dan Kram (1983) (dalam Hastuti, 2003:7) menyatakan
bahwa karier karyawan juga didukung oleh supervisor mereka. Dukungan supervisor
dapat berupa informasi, petunjuk dalam melakukan tugas, umpan balik kinerja karyawan,
serta penugasan untuk pekerjaan-pekerjaan yang menantang. Hal ini akan menumbuhkan
kepuasan dalam diri karyawan.
Supervisi merupakan suatu kegiatan yang menguji, mengkoreksi dan mengakui
kecakapan para karyawan, yang dapat dilakukan dengan cara memberikan penugasan,
pelatihan, instruksi, bimbingan, dan motivasi kerja.
Ketidakpuasan auditor dalam kinerjanya disebabkan karena mereka kurang
mendapat feedback, kemampuannya kurang optimal dimanfaatkan, supervisi yang tidak
memadai, hanya tersedia sedikit kesempatan untuk ikut berpartisipasi dan pujian atas
pekerjaan mereka yang dilakukan dengan baik jarang dilontarkan oleh atasan, serta
mereka lebih sering mengalami kebosanan (Albrecht et.al ,1981). Dalam penelitian
Carcello et.al (1981) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
harapan mahasiswa dengan pengalaman auditor di Kantor Akuntan Publik. Perbedaan
tersebut terletak dalam pengembangan, pelatihan, dan supervisi. Carcello juga
menyatakan bahwa perbedaan persepsi yang dialami oleh auditor sangat mungkin
menyebabkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kepuasan kerja di Kantor Akuntan
Publik.
Judge (1993) (dalam Surianti, 2003:8) mengatakan bahwa keinginan untuk
mengakhiri tugas atau meninggalkan organisasi berhubungan dengan kepuasan kerja.
Individu yang merasa terpuaskan dengan pekerjaannya sendiri cenderung untuk bertahan
dalam organisasi, sedangkan individu yang merasa kurang terpuaskan dengan
pekerjaannya akan memilih untuk keluar dari organisasi. Kepuasan kerja yang dirasakan
dapat mempengaruhi pemikiran seseorang untuk keluar. Evaluasi terhadap berbagai
alternatif pekerjaan, pada akhirnya akan mewujudkan terjadinya turnover, karena
individu yang memilih keluar organisasi akan mengharapkan hasil yang lebih
memuaskan di tempat lain.
Price (dalam Surianti, 2003:9) menyatakan bahwa ketidakpuasan seseorang
dengan pekerjaannya akan menimbulkan keinginan untuk keluar dari organisasi.
Penilaian individu terhadap posisi sekarang dan merasakan tidak puas dapat memicu
seseorang untuk mencari pekerjaan lain, yang akhirnya mempunyai keinginan keluar
pada suatu organisasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja. Penelitian ini akan
menguji pengaruh tindakan supervisi dan kepuasan gaji serta promosi terhadap tingkat
kepuasan kerja yang nantinya akan berkait dengan keinginan berpindah pada auditor,
dimana auditor yang dimaksud adalah tenaga pemeriksa yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik pada tingkatan jabatan di bawah supervisor, dengan pertimbangan bahwa variabel
tindakan supervisi akan relevan digunakan dalam penelitian ini, karena tindakan supervisi
yang dimaksud adalah tindakan supervisi yang dilakukan oleh supervisor terhadap
auditor (staf auditor) dalam kegiatan operasional rutin Kantor Akuntan Publik.
Dari latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis
skripsi dengan judul : PENGARUH TINDAKAN SUPERVISI DAN KEPUASAN
GAJI SERTA PROMOSI TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KERJA DAN
KEINGINAN BERPINDAH AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG)
I.2 PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH
I.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mengajukan perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah tindakan supervisi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja
auditor ?
2. Apakah kepuasan gaji berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja auditor ?
3. Apakah promosi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja auditor?
4. Apakah tingkat kepuasan kerja berpengaruh terhadap keinginan berpindah
auditor ?
I.2.2 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, auditor yang dimaksud adalah tenaga pemeriksa pada
Kantor Akuntan Publik yang bekerja dengan tingkatan jabatan di bawah supervisor.
I.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
I.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
- Untuk mengetahui apakah tindakan supervisi dan kepuasan gaji serta promosi
merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja pada auditor.
- Untuk mengetahui apakah tingkat kepuasan kerja merupakan faktor yang
mempengaruhi keinginan berpindah pada auditor.
Penulis menggunakan auditor sebagai responden dengan tujuan karena dalam
profesi auditor berkait erat dengan bidang akuntansi, khususnya dalam hal
pemeriksaan/review laporan keuangan.
I.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak
pihak, antara lain :
- Dapat memberikan masukan bagi kantor-kantor akuntan publik sebagai dasar
pertimbangan dalam melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kepuasan kerja dan keinginan berpindah auditor.
- Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi
referensi/sumber pengetahuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian serta
diskusi selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang terdapat dalam
skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan susunan dan rangkaian masing-masing bab
dari skripsi ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan berisi latar belakang, perumusan dan batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan dalam penelitian
ini.
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan Teori berisi tinjauan teori yang melandasi masing-masing
variabel penelitian, pengembangan dan perumusan hipotesis, kerangka
pikir, serta definisi dan pengukuran variabel dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian berisi mengenai obyek dan lokasi penelitian, populasi
dan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data/uji
hipotesis.
BAB IV HASIL ANALISIS
Hasil analisis akan menguraikan tentang gambaran umum responden,
analisis statistik deskriptif, pengujian hipotesis dengan analisis regresi
berganda dan analisis regresi linier sederhana, serta koefisien determinasi.
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
Berisi kesimpulan, keterbatasan dan implikasi dari analisis yang telah
dilakukan pada bagian sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 TINDAKAN SUPERVISI
II.1.1 Pengertian Tindakan supervisi
Supervisi merupakan suatu kegiatan yang menguji, mengkoreksi, dan mengakui
kecakapan para karyawan, yang dapat dilakukan dengan cara memberikan penugasan,
pelatihan, instruksi, bimbingan, dan motivasi kerja. Supervisi merupakan tindakan yang
dilakukan oleh atasan kepada bawahan yang mengarahkan para bawahan (auditor) yang
dilibatkan dalam pencapaian tujuan dan menentukan apakah tujuan tersebut telah tecapai
(Hastuti, 2003:11).
II.1.2 Pengertian Supervisor
Supervisor adalah orang yang memberi penugasan, pelatihan, instruksi,
bimbingan, motivasi bekerja, dengan cara menguji, malakukan tindakan koreksi dan
mengakui kecakapan pribadi para karyawan (Kusriyanto, 1995 dalam Hastuti, 2003:11).
Dalam Standar Pekerjaan Lapangan pertama mengatur mengenai supervisi pemeriksaan
akuntan yang mengharuskan bahwa pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan
jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Unsur-unsur supervisi
meliputi instruksi kepada para akuntan pemula, mengetahui masalah-masalah penting
yang mendadak timbul, mengkaji ulang hasil kerja para asisten dan menangani perbedaan
pendapat antara personal kantor sendiri.
II.1.3 Ciri-ciri yang dimiliki oleh supervisor
Ciri-ciri yang dimiliki oleh supervisor adalah :
a. Semangat terhadap pekerjaan, hal ini menyangkut motivasi pribadi untuk
berprestasi dan sukses.
b. Mampu memotivasi orang lain, ia dapat menularkan semangat terhadap
pekerjaannya kepada orang lain.
c. Menghargai rekan kerja, karena itu ia dapat menghormati dan disukai, serta
popular di kalangan pekerja.
d. Peka terhadap orang lain, ia dapat mengenali tanda-tanda ketidakpuasan dan
mereka mengatasi persoalan itu sebelum sempat dicetuskan.
e. Menguasai pengetahuan teknik.
II.1.4 Tugas Supervisor
Tugas supervisor adalah :
a. Mampu membuat laporan rencana, mengorganisir, memilih petugas yang tepat
dan mengendalikan operasi.
b. Memimpin, bukan hanya mendorong kelompok pekerjaan agar semakin
terampil dan tangguh.
c. Mengembangkan bakat supervisi yang ada di kalangan pekerja untuk
kaderisasi supervisor.
II.1.5 Aspek utama Tindakan Supervisi
Dalam Nurahma dan Indriantoro (1999:2) menyatakan bahwa berdasar berbagai
telaah studi, AECC (Accounting Education Change Commission) sebagai badan yang
dibentuk menangani pendidikan akuntansi dalam upaya untuk mempertahankan profesi
akuntan sebagai pilihan karir yang menarik di Amerika Serikat, menerbitkan Issues
Statement No.4 yang ditujukan untuk meningkatkan kepuasan kerja auditor.
Salah satu isi dari AECC Recommendations for Supervisors of Early Work
Experience adalah sejumlah rekomendasi AECC kepada supervisor auditor untuk
melaksanakan supervisi dengan tepat khususnya dalam tiga aspek utama tindakan
supervisi sebagaimana yang disarankan AECC, yaitu :
1. Supervisor hendaknya menunjukkan sikap kepemimpinan dan mentoring yang
kuat.
2. Supervisor hendaknya menciptakan kondisi kerja yang mendorong
tercapainya kesuksesan.
3. Supervisor hendaknya memberikan penugasan yang menantang dan
menstimulasi terselesaikannya tugas
II.2 KEPUASAN GAJI
II.2.1 Pengertian Gaji dan Kepuasan Gaji
Menurut Poerwadarminta (1983:249) : Gaji adalah upah kerja yang dibayar
dalam waktu yang tetap (bulanan/mingguan)
Menurut Badudu-Zain (1994:252) : Gaji adalah upah yang dibayarkan di
waktu yang tetap (umumnya sebulan sekali) dalam bentuk uang.
Menurut Yudayanti (2003:15) : Gaji adalah suatu sistem ganjaran moneter
yang diterima individu sebagai imbal jasa atas keterlibatannya dalam rangka
pencapaian tujuan dan kinerja.
Menurut Adams (1965) (dalam Wibowo, 2003:15) : Kepuasan gaji merupakan
kelanjutan konsep teori ekuitas yang menekankan bahwa kepuasan gaji
disebabkan oleh perasaan yang berhubungan dengan rasa keadilan atas gaji
yang dibayarkan.
II.2.2 Tujuan Pengupahan/Penggajian
Tujuan pengupahan/penggajian :
Tujuan pengupahan/penggajian antara lain adalah sebagai ikatan kerja, kepuasan
kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh
serikat buruh dan pemerintah.
II.2.3 Asas Pengupahan/Penggajian
Program pengupahan/penggajian harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta
dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku. Prinsip adil dan layak
harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya balas jasa yang akan diberikan
merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan.
Asas Adil, artinya adalah besarnya upah/gaji yang dibayar kepada setiap
karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan,
tanggung jawab, jabatan pekerja, dan memenuhi persyaratan internal konsistensi. Jadi
adil bukan berarti setiap karyawan menerima upah/gaji yang sama besarnya.
Sedangkan Asas Layak, artinya adalah upah/gaji yang diterima karyawan dapat
memenuhi kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah
relatif, penetapan besarnya upah/gaji didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan
eksternal konsistensi yang berlaku.
II.2.4 Teori ekuitas
Adams (1965) (dalam Wibowo, 2003:15) menekankan bahwa kepuasan gaji dapat
diukur dengan skala 3 item (teori ekuitas), yaitu :
a. Economic need : memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga
b. Ekuitas : disebabkan karena perasaan mengenai ekuitas (keadilan/kewajaran)
dalam penghasilan terhadap input penghasilan. Jika rasio tersebut cocok,
keadilan/kewajaran penghasilan dan kepuasan akan dicapai.
c. Organizational support : perhatian pihak organisasi atas penyesuaian gaji
terhadap kebutuhan hidup dan upah/gaji yang diterima sesuai dengan
peraturan sistem penggajian antara usaha/kerja dan pelaksanaannya oleh
Bagian Keuangan.
II.3 PROMOSI
II.3.1 Pengertian promosi
Beberapa definisi promosi adalah sebagai berikut :
a. Pengertian promosi menurut Hasibuan adalah sebagai berikut :
Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility
karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga
kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar.
b. Edwin B. Flipo (dalam Hasibuan 2000:107) berpendapat:
Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang
mempunyai status dan tanggungjawab yang lebih tinggi. Biasanya
perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan gaji/
upah lainnya, walaupun tidak selalu demikian.
c. Menurut Simamora (1995 : 587) :
Promosi adalah perpindahan seorang karyawan ke posisi level yang lebih
tinggi di dalam organisasi.
II.3.2 Peran Promosi
Menurut Hasibuan (2000 : 106), promosi (promotion) memberikan peran penting
bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Dengan
promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan
karyawan bersangkutan untuk menduduki suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan
demikian, promosi akan memberikan status sosial, wewenang (authority), tanggungjawab
(responsibility), serta penghasilan (outcomes) yang semakin besar bagi karyawan. Jika
ada kesempatan bagi setiap karyawan dipromosikan berdasarkan asas keadilan dan
objektivitas, karyawan akan terdorong bekerja giat, bersemangat, berdisiplin, dan
berprestasi kerja sehingga sasaran perusahaan secara optimal dapat dicapai. Sebaliknya,
jika kesempatan untuk dipromosikan relatif kecil/ tidak ada, maka gairah kerja, semangat
kerja, prestasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan akan menurun.
II.3.3 Asas-asas Promosi Karyawan
Asas promosi harus dituangkan dalam program promosi secara jelas, sehingga
karyawan mengetahui dan perusahaan mempunyai pegangan untuk mempromosikan
karyawan. Dimana, apabila perusahaan mempromosikan karyawan sesuai dengan asas-
asas promosi yang ada, maka kepuasan kerja akan dapat terwujud.
Asas-asas Promosi (Hasibuan, 2000, dalam Yudayanti, 2003:17) :
a. Kepercayaan
Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai
kejujuran, kemampuan, dan kecakapan karyawan bersangkutan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut. Karyawan
baru akan dipromosikan, jika karyawan itu menunjukkan kejujuran,
kemampuan, dan kecakapannya dalam memangku jabatan.
b. Keadilan
Promosi berasaskan keadilan, terhadap penilaian kejujuran, kemampuan, dan
kecakapan semua karyawan. Penilaian harus jujur dan objektif tidak pilih
kasih atau like and dislike. Karyawan yang mempunyai peringkat (ranking)
terbaik hendaknya mendapat kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa
melihat suku, golongan dan keturunannya. Promosi yang berasaskan keadilan
akan menjadi alat motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan prestasinya.
c. Formasi
Promosi harus berasaskan kepada formasi yang ada, karena promosi karyawan
hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowong. Untuk itu
harus ada uraian pekerjaan/jabatan (job description) yang akan dilaksanakan
karyawan. Jadi, promosi hendaknya disesuaikan dengan formasi jabatan yang
ada di dalam perusahaan.
II.3.4 Dasar-dasar Promosi
Program promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa yang
dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk mempromosikan seseorang karyawan dalam
perusahaan tersebut. Hal ini penting supaya karyawan dapat mengetahui dan
memperjuangkan nasibnya. Pedoman yang dijadikan dasar untuk mempromosikan
karyawan adalah :
a. Pengalaman (senioritas)
Pengalaman (senioritas) yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya
pengalaman kerja karyawan. Pertimbangan promosi adalah pengalaman kerja
seseorang, orang yang terlama bekerja dalam perusahaan mendapat prioritas
pertama dalam tindakan promosi.
b. Kecakapan (ability)
Kecakapan (ability) yaitu seseorang akan dipromosikan berdasarkan penilaian
kecakapan. Pertimbangan promosi adalah kecakapan, orang yang cakap atau
ahli mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan. Kecakapan adalah total
dari semua keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang bisa
dipertanggungjawabkan (definisi).
c. Kombinasi pengalaman dan kecakapan
Kombinasi pengalaman dan kecakapan yaitu promosi yang berdasarkan pada
lamanya pengalaman dan kecakapan. Pertimbangan promosi adalah
berdasarkan lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang dimiliki, dan hasil
ujian kenaikan golongan. Jika seseorang lulus dalam ujian maka hasil ujian
kenaikan dipromosikan. Cara ini adalah dasar promosi yang terbaik dan paling
tepat karena mempromosikan orang yang paling berpengalaman dan terpintar,
sehingga kelemahan promosi yang hanya berdasarkan pengalaman/kecakapan
saja dapat diatasi.
II.3.5 Tujuan-tujuan Promosi
Tujuan-tujuan promosi antara lain sebagai berikut :
a. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar
kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.
b. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial yang
semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.
c. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin tinggi,
dan memperbesar produktivitas kerjanya.
d. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas
dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan.
e. Untuk menambah/memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para
karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
II.4 TINGKAT KEPUASAN KERJA
II.4.1 Pengertian kepuasan kerja
Beberapa batasan/definisi kepuasan kerja adalah sebagai berikut :
a. Hani Handoko (1987 : 193): kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positip
karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan
pekerjaannya.
b. Hasibuan (2000 : 199): kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Kepuasan kerja dalam pekerjaan
adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh
pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan
kerja yang baik.
c. Wexley dan Yukl (1992 : 1290): kepuasan kerja sebagai cara seseorang
pekerja merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi
sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek
pekerjaannya, yang meliputi : upah atau gaji, kondisi kerja, pengawasan teman
kerja, materi pekerjaan, jaminan kerja serta kesempatan untuk maju.
II.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah suatu sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya (Robbins (1996), dalam Wibowo, 2003:15).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, diantaranya (Ika, 2003:12) :
a. Gery Blau (1999) bahwa peranan supervisor, kondisi kerja, gaji, dan jaminan
pekerjaan berpengaruh pada kepuasan kerja.
b. Chet Robie, dkk (1998) mengatakan bahwa aspek kepuasan kerja secara
keseluruhan ditentukan oleh gaji, promosi, supervisi dan rekan kerja.
c. Judge dan Watanabe (1993) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah kesempatan promosi, tingkat intrinsik, kondisi kerja, dan
tingkat upah.
d. Judge dan Cocke (1993) mengadakan penelitian yang berhubungan dengan
kepuasan kerja, dimana penelitian dilakukan pada responden yang bekerja pada
lingkungan akademis berjumlah 231 responden yang diambil secara random
sampling. Penelitiannya menyatakan ada lima ukuran karakteristik penting yang
berhubungan dengan kepuasan kerja, yaitu : pekerjaan itu sendiri, gaji,
kesempatan promosi, kepemimpinan, dan hubungan teman kerja. Penelitian
tersebut menghasilkan bahwa hubungan tingkat upah secara signifikan
mempengaruhi kepuasan kerja.
e. Djoddy Ismanta (2000) telah meneliti tentang hubungan antara pekerjaan,
bayaran, promosi, supervisi, rekan kerja, dan kondisi kerja terhadap tingkat
kepuasan kerja karyawan. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari enam
variabel yang diteliti, ada lima variabel yang mempunyai hubungan dengan
tingkat kepuasan kerja karyawan, yaitu variabel pekerjaan yang dilakukan,
bayaran, promosi, supervisi, dan kondisi kerja, sedangkan variabel teman kerja
tidak ada hubungannya dengan kepuasan kerja, dan ternyata variabel bayaran
yang mempunyai tingkat keeratan yang paling tinggi.
Ada 20 faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja (Weis, Dewis, Englend dan
Lofquist (1967) dalam Surianti (2003:18)) yaitu :
Variaberl internal :
1. Kemanfaatan
2. Prestasi
3. Otoritas
4. Kreatifitas
5. Aktivitas
6. Kemandirian
7. Nilai-nilai moral
8. Tanggungjawab
9. Status
10. Keamanan
11. Pengalaman sosial
12. Keanekaragaman
tugas
Variebel eksternal
13. Promosi
14. Kebijakan perusahaan
15. Kompensasi/gaji
16. Pengakuan
17. Hubungan sosial dengan atasan
18. Kemampuan teknikal atasan
Variabel kepuasan secara umum :
19. Hubungan dengan rekan kerja
20. Kondisi kerja
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah tindakan supervisi, kepuasan
gaji, serta promosi adalah merupakan variabel/faktor eksternal yang mempengaruhi
tingkat kepuasan kerja.
Tingkat Kepuasan kerja diukur berdasarkan (Robbins, 1996, dalam Wibowo,
2003:16) :
a. Achievement (prestasi) : kemampuan menyelesaikan pekerjaan
b. Recognation (pengakuan/penghargaan) : pengakuan/penghargaan atas prestasi
yang ditunjukkan
c. Personal Growth (pengembangan) : kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan pribadi
d. Skill Variety (variasi keterampilan) : sejauh mana pekerjaan itu menuntut
keragaman berbeda, menggunakan keterampilan dan bakat yang berbeda
sesuai dengan bidang disiplin ilmu
e. Talk Autonomy (otonomi tugas) : sejauh mana pekerjaan itu memberikan
kebebasan dan keleluasaan kepada individu dalam membuat jadwal dan
prosedur yang digunakan dalam menyelesaikan tugas.
f. Feedback (umpan balik) : sejauh mana pelaksanaan pekerjaan itu memperoleh
informasi yang langsung dan jelas mengenai keefektifan kinerjanya
II.4.3 Teori-teori Kepuasan Kerja
Wexly dan Yukl (Prabu, 1993:68) menyatakan ada tiga teori kepuasan kerja yaitu:
a. Teori ketidaksesuaian (dicrepancy theory)
Teori ini dipelopori oleh Porter. Porter mengukur tingkat kepuasan kerja
seseorang dengan memperhitungkan selisih antara yang seharusnya dengan
kenyataan yang dirasakan kerja seseorang, bergantung kepada ketidaksesuaian
antara apa yang seharusnya (harapan, keinginan, atau nilai-nilai) dengan apa
yang menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai
melalui pekerjaan.
b. Teori keadilan (equity theory)
Teori ini dikembangkan oleh Adams. Adapun pendahulu dari teori ini adalah
Zabznik. Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas dan tidak
puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas
suatu situasi. Perasaan adil dan tidak adil atas suatu situasi diperoleh dengan
cara membandingkan dirinya dengan orang lain dan keadilan-ketidakadilan.
c. Teori 2 faktor (two factor theory)
Prinsip dari teori ini adalah kepuasan kerja dan ketidakpuasan merupakan dua
hal yang berbeda, artinya kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan ini
tidak merupakan suatu variabel yang berkelanjutan.
II.5 KEINGINAN BERPINDAH
II.5.1 Pengertian Keinginan Berpindah
Perpindahan karyawan dari suatu organisasi dapat diprediksi melalui berbagai
faktor, salah satunya adalah keinginan berpindah yang berasal dari dalam diri karyawan
itu sendiri. Good et.al (1996) mendefinisikan keinginan berpindah sebagai keinginan atau
kecenderungan (intention) seseorang secara aktual berpindah (turnover) dari suatu
organisasi. Beberapa peneliti menggunakan konstruk keinginan berpindah untuk
menjelaskan perilaku berpindah. Brown dan Peterson (1993) (dalam Pareke, Bachri dan
Astuti 2003 : 152) menggunakan konstruk keinginan berpindah yang mewakili
perpindahan karyawan secara aktual. Hani Handoko (1987 : 197) mengatakan kepuasan
kerja yang lebih rendah biasanya akan mengakibatkan perputaran karyawan lebih tinggi.
Mereka lebih mudah meninggalkan perusahaan dan mencari kesempatan di perusahaan
lain.
II.5.2 Faktor-faktor yang menyebabkan keinginan berpindah
Keinginan berpindah kerja merupakan keinginan individu untuk meninggalkan
organisasi dan mencari alternatif pekerjaan lain. Abelson (1987) (dalam Surianti,
2003:10) menyatakan bahwa sebagian besar karyawan meninggalkan organisasi karena
alasan sukarela dan dapat dikategorikan atas perpindahan kerja sukarela yang dapat
dihindarkan (avoidable voluntary turnover) dan perpindahan kerja sukarela yang tidak
dapat dihindarkan (unavoidable voluntary turnover). Perpindahan kerja sukarela yang
dapat dihindarkan dapat disebabkan karena alasan gaji, kondisi kerja, atasan atau adanya
organisasi lain yang dirasakan lebih baik, sedangkan perpindahan kerja sukarela yang
tidak dapat dihindarkan dapat karena perubahan jalur karier atau faktor keluarga. Abelson
(1987) (dalam Handoyo, 2004:25) menggambarkan hal tersebut sebagai tindakan
penarikan diri (withdrawal cognition) yang meliputi pikiran untuk keluar, keinginan
untuk mencari lowongan pekerjaan, mengevaluasi keumungkinan menemukan pekerjaan
lain, dan adanya keinginan untuk berpindah yang belum diwujudkan dalam perilaku
nyata.
II.6 Pengembangan dan Perumusan Hipotesis
II.6.1 Tindakan Supervisi dan Tingkat Kepuasan Kerja
Dalam Yuyetta (2002:93), The Accounting Education Change Commission
(AECC) tahun 1993 mengeluarkan rekomendasi mengenai tindakan supervisi bagi
pegawai baru, yang tertuang dalam Statement No. 4. Dalam rekomendasi tersebut, AECC
menyarankan bahwa dalam menghadapi pegawai baru, supervisor sebaiknya :
1. Memberikan kepemimpinan dan mentoring yang kuat kepada para stafnya, dengan
cara :
a. Memberikan umpan balik (feedback) yang jujur, terbuka, dan interaktif kepada
pegawai di bawah supervisinya.
b. Mendengarkan pesan-pesan tidak langsung pegawai baru mengenai
pengalamannya; jika terdapat indikasi ketidakpuasan, perlu dicari apa
penyebabnya.
c. Melakukan perbaikan konseling dan mentoring.
d. Menjadi seseorang yang profesional yang bangga dengan pekerjaannya dan
menekankan pentingnya pekerjaan itu kepada klien dan masyarakat.
2. Membentuk kondisi kerja yang kondusif untuk mencapai kesuksesan, dengan cara :
a. Menanamkan mental lakukan dengan benar saat pertama kali (do-it-right-the-
first-time) dan menciptakan kondisi yang mendukungnya.
b. Mempertahankan auatu aturan main bagi bawahan, dengan menyampaikan secara
wajar kesempatan-kesempatan dan beban yang ada.
c. Meminimasi stres yang ditimbulkan dalam pekerjaan.
3. Memberikan tantangan dan stimulasi penugasan pekerjaan, dengan cara :
a. Mendelegasikan tanggung jawab kepada pegawai baru segera setelah mereka
memahaminya.
b. Memaksimasi kesempatan bagi bawahan untuk menggunakan keahlian verbal
(oral maupun tulisan), keahlian untuk bepikir secara kritis dan keahlian dalam
tehnik-tehnik analitis, serta membantu bawahan untuk meningkatkan keahlian-
keahlian tersebut.
Page dan Wiseman (1993) (dalam Yudayanti, 2003:16) menyatakan adanya
pengaruh positif antara pemimpin dengan kepuasan kerja. Adanya komunikasi yang baik
antara atasan bawahan, interaksi dengan atasan dan partisipasi yang melibatkan bawahan
dalam pengambilan keputusan akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Taylor
(1999) (dalam Yuyetta, 2002:94) menunjukkan bahwa timbal balik secara informal dari
supervisor merupakan sesuatu yang bermakna dan memuaskan bagi akuntan profesional.
Ehlen, Cluskey dan Rivers juga menyarankan penggunaan staf berpengalaman untuk
memandu staf yunior. Darman dan Zapf (1999) berhasil menemukan adanya efek
moderasi dukungan supervisor sebagai pengurang depresi akibat tekanan sosial. Studi
ODriscoll dan Beehr (1994) (dalam Nurahma dan Indriantoro, 1999:4) menunjukkan
bahwa supervisor merupakan pihak yang paling dekat dengan konteks kerja seseorang,
melalui mereka tercermin budaya atau iklim organisasi. Dengan kata lain, supervisor
mempunyai pengaruh langsung terhadap bawahannya. Faktor organisasional seperti
kebingungan karyawan akan peran dan unsur ketidakpastian turut mempengaruhi
hubungan perilaku supervisor dengan kepuasan kerja. Supervisor yang berorientasi pada
pekerjaan, ikut menentukan tujuan yang akan dicapai, membantu memecahkan masalah,
menyediakan dukungan sosial dan material serta memberikan feedback atas kinerja
bawahan, akan membantu mengurangi kebingungan peran dan ketidakpastian yang
dialami bawahan, sehingga kepuasan kerja bawahannya akan meningkat. Patten (1995)
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh tindakan supervisi terhadap tingkat
kepuasan kerja bawahan. Berdasarkan hal itu, maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Tindakan supervisi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja
auditor
II.6.2 Kepuasan Gaji dan Tingkat Kepuasan Kerja
Rice, Phillips dan McFarlin (1990)(dalam Wibowo, 2003:23), seperti yang dikutip
Williams dan Livingstone (1994), menyatakan bahwa berdasarkan discrepancy theory,
pekerja membandingkan penerimaan aktual mereka dengan standar yang seharusnya
mereka terima. Semakin tinggi perbedaan antara yang diterima dengan yang seharusnya
(yang diterima lebih kecil dari yang seharusnya), maka semakin rendah tingkat kepuasan
kerja yang dirasakannya. Hal serupa juga dikemukakan Dotzour, Lengnick-Hall dan
Lengnick-Hall (1992). Pada simpulan penelitian Williams dan Livingstone (1994),
penghargaan (reward) merupakan moderator terkuat dalam hubungan antara kinerja dan
turnover. Judge (1994) (dalam Yudayanti, 2003:16) menyatakan bahwa kepuasan gaji
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan. Dengan gaji yang diterima, orang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan dengan melihat tingkat gaji yang
diterima, orang dapat mengetahui sejauhmana manajemen menghargai kontribusi
pekerjaan seseorang tempatnya bekerja. Witt dan Nye (1992) (dalam Yuyetta, 2002:94)
berhasil membuktikan adanya hubungan kepuasan gaji dengan tingkat kepuasan kerja.
Pembuktian lebih lanjut akan dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut :
H2 : Kepuasan gaji berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja auditor
II.6.3 Promosi dan Tingkat Kepuasan Kerja
Witt dan Nye (1992) (dalam Yudayanti, 2003:17) menyatakan bahwa kesempatan
promosi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya akan meningkatkan kepuasan
kerja karyawan tersebut. Kebijakan promosi yang adil terhadap semua karyawan dapat
memberi dampak pada mereka yang memperoleh kesempatan dipromosikan, seperti rasa
senang, bahagia, dan memperoleh kepuasan atas kerjanya. Sementara itu, penelitian Witt
dan Nye (1992) (dalam Yuyetta, 2002:94) berhasil membuktikan hubungan antara
kepuasan gaji dengan tingkat kepuasan kerja. Pembuktian lebih lanjut akan dirumuskan
dalam hipotesis berikut :
H3 : Promosi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja auditor
II.6.4 Tingkat Kepuasan Kerja dan Keinginan Berpindah
Dalam Yuyetta (2002:93), Witt dan Nye (1992) menyimpulkan dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan bahwa kepuasan kerja merupakan determinan yang
potensial terhadap tingkat absensi, turnover, kinerja dan perilaku lainnya. Hal senada
dikemukakan Dotzour, Lengnick-Hall dan Lengnick-Hall (1992), yang menyatakan
tingkat kepuasan kerja sebagai salah satu dari faktor yang membentuk kemampuan untuk
mempertahankan tenaga kerja terlatih dan produktif.
Tingkat Kepuasan kerja menyangkut seberapa jauh karyawan merasakan
kesesuaian antara seberapa besar penghargaan yang diterima dari pekerjaannya dengan
ekspektasinya mengenai seberapa besar yang seharusnya diterima. Tingkat Kepuasan
kerja berkaitan dengan seberapa puas seseorang, maka semakin rendah intensitasnya
untuk meninggalkan pekerjaannya itu. Hal ini dibuktikan pada penelitian Mynatt et al.
(1997) serta Suwandi dan Indriantoro (1999). Menurut Clugston (2000) dan Hackett et al.
(1994) menyimpulkan bahwa tingkat kepuasan kerja secara negatif mempengaruhi
keinginan berpindah.
Studi Kalbers dan Forgarty (1995) (dalam Kadir dan Ardiyanto, 2003:67)
memberikan temuan bahwa kepuasan kerja dan keinginan berpindah mempunyai
hubungan negatif. Pasewark dan Strawser (1996) menemukan bahwa kepuasan kerja
secara langsung akan mempengaruhi keinginan berpindah karyawan dan mempunyai
hubungan yang negatif. Pembuktian kembali hubungan antara tingkat kepuasan kerja dan
keinginan berpindah, dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut :
H4: Tingkat Kepuasan kerja berpengaruh secara negatif terhadap keinginan
berpindah auditor
II.7 Kerangka Pemikiran
KERANGKA PEMIKIRAN untuk H1, H2, dan H3 :
H1
H2
H3
KERANGKA PEMIKIRAN untuk H4
H4
Salah satu faktor yang sangat menentukan perkembangan perusahaan adalah
sumber daya manusia, dimana sumber daya manusia merupakan aset berharga yang
harus dipertahankan oleh perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan aset
berharga. Demikian pula pada Kantor Akuntan Publik, sebagai suatu organisasi yang
ingin tetap bertahan dalam persaingan globalisasi yang makin ketat, Kantor Akuntan
Publik juga harus bisa mempertahankan sumber daya manusia (auditor). Salah satu
langkah yang harus ditempuh Kantor Akuntan Publik yaitu dengan memperhatikan
kepuasan kerjanya. Dalam usaha untuk mempertahankan sumber daya manusianya, ada
banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja, diantaranya tindakan supervisi
Tindakan Supervisi
Kepuasan Gaji
Promosi
Tingkat Kepuasan
kerja
Keinginan berpindah
Tingkat Kepuasan
kerja
dan kepuasan gaji serta promosi. Tingkat kepuasan kerja ini sendiri nantinya akan terkait
dengan keinginan berpindah dari karyawan. Price (dalam Surianti, 2003) menyatakan
bahwa ketidakpuasan seseorang dengan pekerjaannya akan menimbulkan keinginan
untuk keluar dari organisasi. Penilaian individu terhadap posisi sekarang dan merasakan
tidak puas dapat memicu seseorang untuk mencari pekerjaan lain, yang akhirnya
mempunyai keinginan keluar pada suatu organisasi
II.8 DEFINISI DAN PENGUKURAN VARIABEL
Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala
Likert. Skala Likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju
atau ke-tidaksejuan-nya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. (Indriantoro dan
Supomo, 1999:104)
Penilaian atau skore yang diberikan adalah dengan skala Likert, yaitu :
Sangat setuju : 5
Setuju : 4
Netral : 3
Tidak setuju : 2
Sangat tidak setuju : 1
II.8.1 Tindakan Supervisi
Supervisi merupakan tindakan yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan yang
mengarahkan para bawahan (auditor) yang dilibatkan dalam pencapaian tujuan dan
menentukan apakah tujuan tersebut telah tercapai (Hastuti, 2003:25).
Pengukuran tindakan supervisi berkaitan dengan kepuasan kerja meliputi aspek
kepemimpinan dan mentoring, kondisi kerja, dan penugasan pekerjaan (Patten,
1995/AECC). Penelitian mengenai tindakan supervisi meliputi 22 pertanyaan (9
pertanyaan mengenai aspek kepemimpinan dan mentoring, 7 pertanyaan mengenai aspek
kondisi kerja, dan 6 pertanyaan mengenai aspek penugasan. Pengukuran variabel
tindakan supervisi dengan menggunakan Skala Likert 5 point.
II.8.2 Kepuasan Gaji
Menurut Poerwadarminta (1983:249) : Gaji adalah upah kerja yang dibayar dalam
waktu yang tetap (bulanan/mingguan). Sedangkan Adams (1965) (dalam Wibowo,
2003:15) : Kepuasan gaji adalah kepuasan terhadap bentuk pengembalian (gaji) yang
diberikan pihak manajemen.
Adams (1965) (dalam Wibowo, 2003:15) menekankan bahwa kepuasan gaji
diukur dengan skala 3 item, yaitu :
a. Economic need : memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga
b. Ekuitas : disebabkan karena perasaan mengenai ekuitas (keadilan/kewajaran)
dalam penghasilan terhadap input penghasilan. Jika rasio tersebut cocok,
keadilan/kewajaran penghasilan dan kepuasan akan dicapai.
c. Organizational support : perhatian pihak organisasi atas penyesuaian gaji
terhadap kebutuhan hidup dan upah/gaji yang diterima sesuai dengan
peraturan sistem penggajian antara usaha/kerja dan pelaksanaannya oleh
Bagian Keuangan.
Instrument yang digunakan untuk mengukur kepuasan gaji diambil dari Adams
(1965) (dalam Wibowo, 2003) dengan 6 pertanyaan. Pengukuran variabel kepuasan gaji
dengan menggunakan Skala Likert 5 point.
II.8.3 Promosi
Promosi adalah perpindahan seorang karyawan ke posisi level yang lebih tinggi di
dalam organisasi.(Simamora, 1995:587)
Asas-asas Promosi (Hasibuan, 2000, dalam Yudayanti, 2003:17) :
a. Kepercayaan
Karyawan baru akan dipromosikan, jika karyawan itu menunjukkan kejujuran,
kemampuan, dan kecakapannya dalam memangku jabatan.
b. Keadilan
Karyawan yang mempunyai peringkat (ranking) terbaik hendaknya mendapat
kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa melihat suku, golongan dan
keturunannya. Promosi yang berasaskan keadilan akan menjadi alat motivasi
bagi karyawan untuk meningkatkan prestasinya.
c. Formasi
Promosi hendaknya disesuaikan dengan formasi jabatan yang ada di dalam
perusahaan.
Penilaian mengenai promosi dijabarkan dalam 5 pertanyaan. Pertanyaan diambil
dari (Hasibuan, 2000, dalam Yudayanti, 2003:17). Pengukuran variabel promosi dengan
menggunakan Skala Likert 5 point.
II.8.4 Tingkat Kepuasan kerja.
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah suatu sikap umum seorang individu
terhadap pekerjaannya (Robbins, 1996, dalam Wibowo, 2003:15).
Tingkat kepuasan kerja diukur berdasarkan :
a. Achievement (prestasi)
b. Recognation (pengakuan/penghargaan)
c. Personal Growth (pengembangan)
d. Skill Variety (variasi keterampilan)
e. Talk Autonomy (otonomi tugas)
f. Feedback (umpan balik)
Pertanyaan mengenai kepuasan kerja mencakup 7 pertanyaan, dengan
menggunakan Skala Likert 5 point.
II.8.5 Keinginan Berpindah
Keinginan berpindah kerja merupakan keinginan individu untuk meninggalkan
organisasi dan mencari alternatif pekerjaan lain. Abelson (1987) (dalam Handoyo,
2004:25) menggambarkan hal tersebut sebagai tindakan penarikan diri (withdrawal
cognition) yang meliputi pikiran untuk keluar, keinginan untuk mencari lowongan
pekerjaan, mengevaluasi kemungkinan menemukan pekerjaan lain, dan adanya keinginan
untuk berpindah yang belum diwujudkan dalam perilaku nyata.
Pengukuran variabel keinginan berpindah melalui 8 pertanyaan yang dikembangkan oleh
Abelson (1987) (dalam Handoyo, 2004), dengan Skala Likert 5 point
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 OBYEK DAN LOKASI PENELITIAN
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah auditor (tenaga pemeriksa) pada
Kantor Akuntan Publik di Semarang. Dalam www.akuntanpublik.org, tercatat ada 16
Kantor Akuntan Publik di Semarang, dimana data penyebaran dan pengembalian
kuesioner dapat dilihat dalam tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Penyebaran dan pengembalian kuesioner
No Nama KAP Dikirim Kembali
1 I. Soetikno - -
2 Gitoyo 6 6
3 Sugeng Pamudji 4 4
4 Hadori dan Rekan - -
5 Hananta Budianto dan Rekan 5 5
6 Darsono dan Budi Santoso 4 4
7 Ngurah Arya 7 7
8 Tahrir Hidayat 5 5
9 Bayudi Watu dan Rekan 5 5
10 Benny Gunawan - -
11 Harjati 4 4
12 Sugandhi - -
13 Leonard, Mulia dan Richard - -
14 Lodewijk Purba dan Rekan - -
15 Irawati Kusumadi - -
16 Yulianti 5 5
TOTAL 45 45
Sumber : Data Primer yang diolah
II.2 POPULASI DAN SAMPEL
Indriantoro dan Supomo (1999:257) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
polulasi (population) adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah
auditor (tenaga pemeriksa) pada Kantor Akuntan Publik di Semarang, dengan alasan
bahwa merekalah yang berperan aktif dalam segala kegiatan operasi dan dalam prestasi
kerjanya di Kantor Akuntan Publik.
Sampel adalah sekelompok atau beberapa bagian dari suatu populasi (Indriantoro
dan Supomo, 1999:258). Sampel dalam penelitian ini adalah auditor (tenaga pemeriksa)
pada 9 dari 16 Kantor Akuntan Publik di Semarang, karena hanya 9 Kantor Akuntan
Publik tersebut yang mau berpartisipasi.
II.3 METODE PENGUMPULAN DATA
III.3.1 Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer Data primer
merupakan sumber data penelitan yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk
menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 1999:146). Data primer dalam
penelitian ini adalah melalui jawaban kuesioner dari responden. Responden adalah
auditor (tenaga pemeriksa) yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.
III.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner. Kuesioner
yaitu membagikan daftar pertanyaan dengan karyawan yang menjadi obyek penelitian
untuk kemudian diisi, dan jawaban yang diperoleh dipakai sebagai alat untuk mengukur
variabel. (Masri Singarimbun, 1995). Kuesioner dibagikan secara langsung kepada
responden, yaitu auditor (tenaga pemeriksa) yang bekerja pada 9 Kantor Akuntan Publik
di Semarang.
III.4. PENGUJIAN KUALITAS DATA
1II.4.1Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat uku dalam
melaksanakan fungsi ukurnya. Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Indriantoro dan Supomo, 1999:55). Uji validitas
digunakan untuk menguji sejauh mana alat pengukur itu dapat mengungkapkan ketepatan
gejala yang diukur. Dalam uji validitas digunakan perhitungan Karl Product moment dari
Karl Pearson.
Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila instrumen
tersebut menjalankan fungsi ukurannya/memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 1992:55).
Rumus :
r = n ( xy ) ( x).(y)
[ n x2 ( x)2 ] [n y2 (y)2]
Keterangan :
r = koefisien korelasi
x = tingkat skor indikator yang diuji
y = total skor indikator
n = jumlah sampel
= taraf signifikan sebesar 5 %
Kriteria pengujian validitas penelitian :
1. Jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel), maka pengujian
tersebut dikatakan valid
2. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel), maka pengujian
tersebut dikatakan tidak valid
Dalam pengujian validitas menggunakan bantuan komputer dengan program
SPSS (Statistical Packages for Social Science).
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
No Variabel Jumlah
Pertanyaan
Valid Tidak Valid
1 Tindakan Supervisi 22 22 -
2 Kepuasan Gaji 6 6 -
3 Promosi 5 5 -
4 Tk. Kepuasan Kerja 7 7 -
5 Keinginan Berpindah 8 8 -
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat dalam lampiran, dan secara garis
besar dapat dijabarkan dalam masing-masing variabel sebagaimana terlihat pada tabel
3.2, maka dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dalam kuesioner yang
digunakan sebagai instrumen penelitian, yang terdiri dari variabel Tindakan Supervisi,
Kepuasan Gaji, Promosi, Tingkat Kepuasan Kerja, dan Keinginan Berpindah adalah
valid. Hasil penelitian dianggap valid terlihat dari perbandingan antara r hitung dengan r
tabel, sebagaimana terlihat pada lampiran, dimana r hitung > r tabel (0.294).
III.4.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya (Masri Singarimbun, 1996:140)
Uji reliabilitas menunjukkan pada derajat konsistensi suatu alat ukur, yang pada
pronsipnya menunjukkan sejauh mana pengukur itu dapat memberikan hasil yang relatif
tidak berbeda diterapkan berulang kali pada kesempatan yang berlainan. Perhitungan
reliabilitas pada penelitian ini menggunakan tenik analisis yang dikembangkan oleh
Cronbach Alpha melalui perhitungan program SPSS, yang mempunyai rumus sebagai
berikut :
= K.r
1 + (K-1) r
dimana :
K = jumlah item valid
r = rata-rata korelasi antar item
= Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha
Kriteria besarnya adalah sebagai berikut :
a. Bila dekat dengan 0 (misalnya 0,1), maka kuesioner tersebut kurang
reliabel.
b. Bila dekat dengan 1 atau 1 (misal 1,94 atau 0,89), maka kuesioner
tersebut sangat reliabel.
c. Bila di tengah (kurang lebih antara 1 dan 1, misal 0,58 atau 0,62), maka
kuesioner tersebut madya atau sedang.
Pengujian reliabilitas penelitian dilakukan terhadap 45 orang responden dengan
bantuan program SPSS. Dari hasil perhitungan uji reliabilitas didapat hasil yang reliabel.
Ini terbukti dari hasil penelitian =0.9267 untuk variabel tindakan supervisi, =0.8669
untuk variabel kepuasan gaji, =0.8833 untuk variabel promosi, =0.7688 untuk variabel
tingkat kepuasan kerja, dan =0.7913 untuk variabel keinginan berpindah. Dari hasil
perhitungan 5 variabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasilnya reliabel, karena alpha
() mendekati 1, hal ini ditunjukkan pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha ( ) Keterangan
Tindakan Supervisi 0.9267 Reliabel
Kepuasan Gaji 0.8669 Reliabel
Promosi 0.8833 Reliabel
Tk. Kepuasan Kerja 0.7688 Reliabel
Keinginan Berpindah 0.7913 Reliabel
Sumber : Data Primer yang diolah
III.5 TEKNIK ANALISIS DATA
III.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai
karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Informasi tersebut diperoleh
berdasarkan pada jawaban dari responden (auditor).
Dalam menentukan kelompok usia responden, peneliti menggunakan rumus yang
dikembangkan oleh Struges dalam bukunya Anto Dajan (Handoyo, 2004:35), yaitu
sebagai berikut :
K = 1 + 3.3 log n
Dimana : K = jumlah kelas
n = jumlah responden
Sedangkan intervalnya adalah :
i = Jarak
K
Dimana : K = jumlah kelas
i = interval kelas
III.5.2 Analisis Regresi
Penelitian ini menggunakan dua metode analisis regresi, yang pertama
menggunakan metode analisis regresi berganda, yang digunakan untuk menguji hipotesis
1,2, dan 3 (H!, H2, dan H3), sedangkan yang kedua menggunakan metode analisis
regresi linier sederhana, untuk menguji hipotesis 4 (H4). Untuk mempermudah
perhitungannya, peneliti menggunakan alat bantu program SPSS (Statistical Package For
The Social Science). Persamaan Regresi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pada Hipotesis 1, 2 dan 3 menggunakan Analisis Regresi Berganda
Persamaan : Y1 = a + X1 + X 2 + X3 + e1
Dimana : Y1 = Tingkat Kepuasan Kerja
a = konstanta
= koefisien Regresi
X1 = Tindakan supervisi
X2 = Kepuasan gaji
X3 = Promosi
Pada H4 menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana
Persamaan : Y2 = a + X4 + e2
Dimana : Y2 = Keinginan Berpindah
a = konstanta
= koefisien Regresi
X4 = Tingkat Kepuasan Kerja
III.5.3 Uji hipotesis
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho1, = 0: Tindakan supervisi tidak berpengaruh terhadap tingkat
kepuasan kerja auditor
Ha1, 0: Tindakan supervisi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan
kerja auditor
Ho2, = 0: Kepuasan gaji tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan
kerja auditor
Ha2, 0: Kepuasan gaji berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja
auditor.
Ho3, = 0: Promosi tidak berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja
auditor
Ha3, 0: Promosi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja auditor
Ho4, = 0: Tingkat kepuasan kerja tidak berpengaruh secara negatif
terhadap keinginan berpindah auditor
Ha4, 0: Tingkat kepuasan kerja berpengaruh secara negatif terhadap
keinginan berpindah auditor
2. Menentukan taraf signifikan ()=5 %
3. Menentukan t hitung dan t tabel
4. Kriteria keputusan
a. Ho diterima, bila t tabel > t hitung
b. Ho ditolak, bila t tabel < t hitung
III.5.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara 2 variabel (Algifari, 1997 dalam Diana,
2003:31). Persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel
dependen ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2). Nilai koefisien
determinasi menunjukkan persentase variasi yang dapat dijelaskan oleh persamaan
regresi yang dihasilkan. Adjusted R2 ditunjukkan dengan hasil regresi berganda untuk
melihat besarnya pengaruh pada Hipotesis 1, 2 dan 3. Sedangkan R square yang
ditunjukkan dengan hasil regresi linier sederhana digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh pada Hipotesis 4.
BAB IV
HASIL ANALISIS
IV.1 GAMBARAN UMUM RESPONDEN
Dalam penelitian ini, responden adalah auditor (tenaga pemeriksa) pada Kantor
Akuntan Publik di Semarang. Berdasarkan www.akuntanpublik.com, di Semarang ada 16
Kantor Akuntan Publik.
Dari 45 kuesioner yang dikirim, semua kuesioner kembali. Data responden yang
diperoleh dikelompokkan berdasar jenis kelamin, umur, lama bekerja, jabatan, dan
pendidikan terakhir.
Untuk lama bekerja, peneliti mengelompokkan menjadi 3 kategori :
1. Masa kerja < 1 tahun
2. Masa kerja 1-3 tahun
3. Masa kerja > 3 tahun
Untuk data umur responden digunakan rumus yang dikembangkan oleh Struges
dalam bukunya Anto Dajan (1986:84)
K = 1 + 3,3 log n
Dimana : K = jumlah kelas
n = jumlah responden
maka diperoleh hasil :
K = 1 + 3,3 log 45
K = 1 + 3,3 (1.653)
K = 1 + 5,4556
K = 6,4556 = 7
Sedangkan untuk interval, rumusnya adalah :
i = jarak
K
dimana : K= jumlah kelas
i = interval kelas
maka diperoleh hasil :
i = 34 22 = 1.71 = 2
7
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden pria sebanyak 22 orang
(48.89%) dan jumlah responden wanita sebanyak 23 orang (51.11%), dengan
pengelompokkan berdasarkan umur, masa kerja, jabatan dan pendidikan terakhir. Untuk
pengelompokkan berdasarkan umur, kebanyakan responden yang mengisi kuesioner
adalah berumur 22-23 tahun (22.22%), sedangkan bila dilihat dari pengelompokkan
berdasarkan masa kerja, kebanyakan responden yang mengisi dengan masa kerja 1-3
tahun (73.33%). Apabila dikelompokkan berdasarkan jabatan umumnya responden yang
mengisi adalah dari staf Audit (48.89%), sedangkan bila dilihat dari pendidikan terakhir,
responden yang mengisi kebanyakan berpendidikan S1 (80%).
Tabel 4.1 Deskripsi Responden
Jenis Kelamin
Pria Wanita
TOTAL
% % %
Umur :
22-23 2 9.09 8 34.78 10 22.22
24-25 3 13.64 6 26.09 9 20
26-27 6 27.27 1 4.35 7 15.56
28-29 6 27.27 2 8.7 8 17.78
30-31 3 13.64 3 13.04 6 13.33
32-33 - - 3 13.04 3 6.67
34-35 2 9.09 - - 2 4.44
TOTAL 22 100 23 100 45 100
Lama bekerja :
Masa Kerja < 1 tahun 3 13.64 2 8.7 5 11.11
Masa Kerja 1 - 3 tahun 12 54.54 21 91.3 33 73.33
Masa Kerja > 3 tahun 7 31.82 - - 7 15.56
TOTAL 22 100 23 100 45 100
Jabatan :
Staf Audit 14 63.64 8 34.78 22 48.89
Staf Pajak 4 18.18 11 47.83 15 33.33
Staf SIA 4 18.18 4 17.39 8 17.78
TOTAL 22 100 23 100 45 100
Pendidikan :
D3 4 18.18 3 13.04 7 15.56
S1 18 81.82 18 78.26 36 80
S2 - - 2 8.7 2 4.44
TOTAL 22 100 23 100 45 100
Sumber : Data primer yang diolah
IV.2 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
Untuk memberikan gambaran mengenai variabel penelitian (tindakan supervisi,
kepuasan gaji, promosi, tingkat kepuasan kerja, dan keinginan berpindah), peneliti
menggunakan tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata,
kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya, dan standar deviasi. Adapun analisis didasarkan
pada 45 jawaban responden tentang variabel penelitian yang ditunjukkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel tindakan supervisi, kepuasan gaji, promosi, tingkat
kepuasan kerja, dan keinginan berpindah
Variabel Rata-rata Standar deviasi Kisaran Aktual Kisaran Teoritis
Tindakan Supervisi 87.58 10.52 66 110 22 110
Kepuasan Gaji 20.02 3.96 10 28 6 30
Promosi 19.27 3.28 13 25 5 25
Tk.Kepuasan Kerja 27.60 2.80 22 33 7 35
Keinginan Berpindah 27.33 4.52 21 - 40 8 40
Sumber : Data Primer yang diolah
Dari tabel diatas, maka dapat dikatakan bahwa jawaban dari responden terhadap
variabel-variabel penelitian adalah baik, dimana untuk variabel tindakan supervisi
memiliki rata-rata 87.58 yang berada diantara 66-110, artinya jawaban responden rata-
rata mendekati sangat setuju atau dapat dikatakan bahwa jawaban responden terhadap
pertanyaan tindakan supervisi adalah baik. Demikian juga terhadap variabel kepuasan
gaji yang memiliki rata-rata 20.02 yang berada diantara 10-28, artinya jawaban
responden mendekati sangat setuju atau baik. Untuk variabel promosi memiliki rata-rata
19.27 yang berada diantara 13-25, maka jawaban responden pun dapat dikatakan baik.
Hal ini juga berlaku untuk variabel tingkat kepuasan kerja memiliki rata-rata 27.60 yang
berada diantara 22-33 dan variabel keinginan berpindah memiliki rata-rata 27.33 yang
berada diantara 21-40, artinya jawaban responden mendekati sangat setuju atau baik.
IV.3 PENGUJIAN HIPOTESIS
IV.3.1 Analisis Regresi Berganda
Pengujian terhadap pengaruh variabel tindakan supervisi, kepuasan gaji, serta
promosi terhadap tingkat kepuasan kerja (H1, H2, dan H3) dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda.
Tabel 4.3 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda dengan uji F
(Pengaruh Tindakan Supervisi, Kepuasan Gaji, Serta Promosi Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja)
ANOVAb
240.254 3 80.085 31.407 .000a
104.546 41 2.550344.800 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Promosi, Kepuasan Gaji, Tindakan Supervisia.
Dependent Variable: Kepuasan Kerjab.
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tindakan supervisi,
kepuasan gaji, serta promosi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja. Hal ini dapat
dilihat dari nilai F=31.407 dengan sign 0.000. Oleh karena 0.000
Tabel 4.4 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda dengan uji t (uji parsial)
(Pengaruh Tindakan Supervisi, Kepuasan Gaji Serta Promosi Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja)
Coefficientsa
7.456 2.093 3.563 .001.157 .029 .589 5.452 .000 .790 .648 .469.137 .067 .194 2.037 .048 .506 .303 .175.191 .087 .224 2.188 .034 .596 .323 .188
(Constant)Tindakan SupervisiKepuasan GajiPromosi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial PartCorrelations
Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.
Apabila dilihat dari uji parsial, maka dikatakan bahwa variabel tindakan supervisi
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja dengan sign 0.000. Oleh karena 0.000
IV.3.2 Analisis Regresi Linier Sederhana
Dalam penelitian ini, pengujian pengaruh variabel tingkat kepuasan kerja terhadap
keinginan berpindah menggunakan analisis linier sederhana dengan bantuan program
SPSS. Hasil pengujian dapat terlihat dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Sederhana dengan uji t
(Pengaruh Tingkat Kepuasan Kerja terhadap Keinginan Berpindah)
Coefficientsa
51.507 5.743 8.969 .000-.876 .207 -.542 -4.231 .000
(Constant)Kepuasan Kerja
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: KEINGINAN BERPINDAHa.
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan kerja
dapat mempengaruhi keinginan bepindah sebesar 0.876 atau 87,6 %, dimana tanda -
menunjukkan hubungan negatif, artinya semakin tinggi tingkat kepuasan kerja maka akan
semakin rendah keinginan berpindah. Jika diuji dengan analisis regresi linier sederhana,
maka tingkat kepuasan kerja mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap
keinginan berpindah (sign 0.000), maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima.
Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Linier dengan uji F
(Pengaruh Tingkat Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan Berpindah)
ANOVAb
264.513 1 264.513 17.898 .000a
635.487 43 14.779900.000 44
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Kepuasan Kerjaa.
Dependent Variable: KEINGINAN BERPINDAHb.
Pada tabel 4.6 merupakan hasil perhitungan untuk menguji Pengaruh Tingkat
Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan Berpindah. Dari hasil uji hipotesis (F=17.898),
dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh Tingkat Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan
Berpindah, hal tersebut ditunjukkan dengan Sign F=0.000. Oleh karena 0.000 < taraf sign
0.05, maka informasi yang didapat adalah menerima hipotesis 4 (H4). Dengan kata lain
ada Pengaruh Tingkat Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan Berpindah.
IV.4 KOEFISIEN DETERMINASI
Persentase pengaruh variabel Tingkat Kepuasan Kerja terhadap Keinginan
Berpindah ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R square). Pada hasil
perhitungan analisis regresi linier sederhana, diperoleh besarnya koefisien determinasi (R
square) adalah 0.294. Artinya, pengaruh variabel Tingkat Kepuasan Kerja terhadap
perubahan variabel Keinginan Berpindah sebesar 29.4 %, sedangkan sisanya 70.6 %
dipengaruhi oleh variabel lain selain Tingkat Kepuasan Kerja.
Sedangkan prosentase pengaruh variabel Tindakan Supervisi, Kepuasan Gaji serta
Promosi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja ditunjukkan oleh besarnya koefisien
determinasi (Adjusted R2) sebesar 0.675. Artinya, pengaruh variabel tindakan supervisi,
kepuasan gaji, serta promosi terhadap perubahan variabel tingkat kepuasan kerja adalah
sebesar 67.5 %, sedangkan sisanya 32.5 % dipengaruhi oleh variabel yang lain.
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI
V.1 KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui untuk mengetahui apakah
tindakan supervisi, kepuasan gaji, serta promosi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan
kerja dan untuk mengetahui apakah tingkat kepuasan kerja berpengaruh terhadap
keinginan berpindah.
Dalam hasil statistik regresi H1, H2, dan H3 dapat dilihat dengan uji t, dimana
dapat disimpulkan bahwa H1, H2 dan H3 diterima atau dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh dan signifikan tindakan supervisi, kepuasan gaji, serta promosi terhadap tingkat
kepuasan kerja.
Dalam hasil statistik regresi H4 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
negatif dan signifikan antara tingkat kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah, yang
berarti semakin tinggi tingkat kepuasan kerja, maka semakin rendah keinginan berpindah.
Dari perhitungan uji analisis regresi dengan menggunakan program SPSS, maka
hasil perhitungan untuk H1, H2 dan H3 diperoleh Adusted R2 = 0.675, artinya tindakan
supervisi, kepuasan gaji, serta promosi berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kerja
sebesar 67.5 %, sedangkan sisanya 32.5 % dipengaruhi oleh variabel yang lain.
Sedangkan perhitungan nilai Adjusted R2=0.294 untuk H4, artinya tingkat
kepuasan kerja berpengaruh terhadap keinginan berpindah sebesar 29.4 %, sedangkan
sisanya 70.6% dipengaruhi oleh variabel lain selain tingkat kepuasan kerja.
V.2 KETERBATASAN
Faktor yang mungkin menyebabkan keterbatasan penelitian, yaitu data yang
digunakan relatif sedikit, hal ini disebabkan karena banyak Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang tidak mau berpartisipasi (dari 16 KAP hanya 9 KAP yang berpartisipasi).
V.3 IMPLIKASI
Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP), dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
dari variabel tingkat kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah para auditor, dan
seberapa besar pengaruh variabel tindakan supervisi, kepuasan gaji, serta promosi
terhadap tingkat kepuasan kerja para auditor. Maka diharapkan KAP yang ingin
mempertahankan auditornya, untuk tetap memperhatikan kepuasan kerja auditornya dan
kemungkinan-kemungkinan adanya keinginan berpindah dari auditor tersebut.
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk menambah variabel lain yang
mempengaruhi keinginan berpindah selain tingkat kepuasan kerja, karena pengaruh
tingkat kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah dalam R square hanya sebesar
29.4%, sedangkan sisanya 70.6% dipengaruhi faktor yang lain.
Dalam penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menambah variabel
lain selain tingkat kepuasan kerja, misalnya komitmen organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, JS dan Sutan Zain M. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan Handoko. Hani. 1987. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :
BPFE Handoyo, RM. 2004. Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan Kepuasan
Gaji Terhadap Turnover Intention Auditor. Skripsi (Tidak Dipublikasikan, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Hasibuan. M.S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara Hastuti. M.Oda. 2003. Hubungan Tindakan Supervisi dengan Kepuasan Kerja Akuntan
Pemula Pada Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Kantor Akuntan Publik di Semarang), Skripsi (Tidak dipublikasikan), Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Huda, Miftahul. 2000. Hubungan Antara Tindakan Supervisi Dengan Kepuasan Kerja.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.2 No.1 hal 33-44 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta
: BPFE Jewell, L.N dan Marc Siegall. 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern. Jakarta :
Arcan Masri Singarimbun, dan Sofian Effendi. 1996. Metode Penelitian Survey. Jakarta :
LP3ES Nugrahaeny. 2003. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Turnover Intentions Pada
Staf Kantor Akuntan Publik, Tesis (Tidak Dipublikasikan) Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Nurahma, Mirna dan Nur Indriantoro. 1999. Tindakan Supervisi dan Kepuasan Kerja
Akuntan Pemula di Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi II IAI-KAPd. Hal 1-20.
Pareke, Syamsul Bachri, dan Sih Darmi Astuti. 2003. Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Pemediasi Pengaruh Persepsi Keadilan Organisasional Terhadap Keinginan Berpindah. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol.10 No.2. Hal 148-158
Poerwadarminta, W.J.S. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN. Balai Pustaka
Pramita, Citra. 2003. Hubungan Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, dan
Kepercayaan Organisasional Terhadap Keinginan Berpindah Kerja Pada Staf Kantor Akuntan Publik. Skripsi (Tidak Dipublikasikan), Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Prabu, Anwar. 1993. Psikologi Perusahaan. Bandung : Trigenda Karya Saifuddin, Azwar. 1992. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Liberti Simamora, Henry. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YKPN Soeprihanto, John. 1987. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE Subagio, Diana Oktavia. 2003. Pengaruh Iklim Etis Terhadap Kepuasan Kerja Di
Lingkungan Profesi Akuntan Publik (KAP), Skripsi (Tidak Dipublikasikan), Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Sulistyo, Agus. 2003. Analisis Pengaruh Tiga Komponen Terhadap Keinginan
Meninggalkan Organisasi. Tesis (Tidak Dipublikasikan) Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Surianti, Wenny. 2002. Pengaruh Gender, Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja Terhadap
keinginan Keluar Karyawan Pada RS. Yarsi Pontianak, Propinsi Kalbar. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Wexley Kenneth N, and Yukl Gary A. 1988. Perilaku Organisasi (Edisi Bahasa
Indonesia), Jilid 1. Jakarta: Bina Aksara Wibowo, Try Herry. 2003. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja, Kepuasan Gaji,
Komitmen Organisasi Terhadap Niat Pindah. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Widiatmoko, V.Mardi. 2002. Perbandingan Pendekatan Penilaian Prestasi dalam
Penentuan Upah. Antisipasi Vol. 4 No.1 67-68 Yudayanti, Ika. 2003.. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Leader Power Terhadap
Kepuasan Kerja. Tesis (Tidak Dipublikasikan). Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
Yuyetta, Etna Nur .Afri. 2002. Pengaruh Tindakan Supervisi dan Persepsi Kewajaran
Upah Serta Promosi Terhadap Keinginan Berpindah Akuntan Publik Yunior di Indonesia. Media Ekonomi dan Bisnis Vol.XIV No.1 hal 92-106
Obyek dan lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada :
1. KAP I. Soetikno
Jl. Jati Elok no 4 Banyumanik.
Semarang
2. KAP Drs. Gitoyo
Jl. Menoreh Utara Raya no 1.
Semarang
3. KAP Drs. Sugeng Pamudji
Jl. Ngesrep Timur V / 81. Semarang
4. KAP Hadori dan Rekan
Jl. Tegalsari Raya no 53. Semarang
5. KAP Drs. Hananta Budianto dan
Rekan
Jl. Sisingamangaraja 20-22.
Semarang
6. KAP Darsono dan Budi Santoso
Jl. Mugas Dalam 65. Semarang
7. KAP Ngurah Arya
Jl. Pamularsih 16. Semarang
8. KAP Drs. Tahrir Hidayat
Jl. Pusponjolo Tengah I / 2A.
Semarang
9. KAP Bayudi Watu dan Rekan
Jl. Dr. Wahidin no 85. Semarang
10. KAP Drs. Benny Gunawan
Jl. Puri Anjasmoro Blok DD/3.
Semarang
11. KAP Dra. Harjati
Jl. Kelud Raya 15 F. Semarang
12. KAP Irawati Kusumadi
Kompl. Puri Anjasmoro B5/16
Semarang
13. KAP Leonard, Mulia dan Richard
Jl. Marina no 8. Semarang
14. Cabang KAP Drs. Lodewijk Purba
dan Rekan
Jl. Parasamya Timur G 26A. RT.
05/03. Ungaran
15. KAP Drs. Sugandhi
Jl. Mugas Barat V/1. Semarang
16. KAP Yulianti, SE,.BAP
Jl. MT. Haryono no 548. Semarang
Hasil Uji Validitas
Item Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan
Tindakan Supervisi
TS. 1 0.7749 0.294 Valid
TS. 2 0.5400 0.294 Valid
TS. 3 0.6969 0.294 Valid
TS. 4 0.5745 0.294 Valid
TS. 5 0.4204 0.294 Valid
TS. 6 0.5532 0.294 Valid
TS. 7 0.6432 0.294 Valid
TS. 8 0.6682 0.294 Valid
TS. 9 0.7151 0.294 Valid
TS. 10 0.5325 0.294 Valid
TS. 11 0.4513 0.294 Valid
TS. 12 0.5494 0.294 Valid
TS. 13 0.6769 0.294 Valid
TS. 14 0.3850 0.294 Valid
TS. 15 0.5120 0.294 Valid
TS. 16 0.6980 0.294 Valid
TS. 17 0.3590 0.294 Valid
TS. 18 0.4141 0.294 Valid
TS. 19 0.6560 0.294 Valid
TS. 20 0.7177 0.294 Valid
TS. 21 0.6086 0.294 Valid
TS. 22 0.7050 0.294 Valid
Item Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan
Kepuasan Gaji
KG. 1 0.6863 0.294 Valid
KG. 2 0.7088 0.294 Valid
KG. 3 0.7672 0.294 Valid
KG. 4 0.4755 0.294 Valid
KG. 5 0.6236 0.294 Valid
KG. 6 0.7483 0.294 Valid
Promosi
P. 1 0.7534 0.294 Valid
P. 2 0.7344 0.294 Valid
P. 3 0.8425 0.294 Valid
P. 4 0.6623 0.294 Valid
P. 5 0.6254 0.294 Valid
Tingkat Kepuasan Kerja
KK. 1 0.3302 0.294 Valid
KK. 2 0.4635 0.294 Valid
KK. 3 0.5687 0.294 Valid
KK. 4 0.6811 0.294 Valid
KK. 5 0.4223 0.294 Valid
KK. 6 0.5436 0.294 Valid
KK. 7 0.4753 0.294 Valid
Keinginan Berpindah
KB. 1 0.4643 0.294 Valid
KB. 2 0.5006 0.294 Valid
KB. 3 0.4547 0.294 Valid
KB. 4 0.6840 0.294 Valid
Item Pertanyaan R hitung R Tabel Keterangan
KB. 5 0.4432 0.294 Valid
KB. 6 0.4103 0.294 Valid
KB. 7 0.4202 0.294 Valid
KB. 8 0.6316 0.294 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah
jtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-coverjtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-abstractjtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-table of contentjtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-chapter01jtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-chapter02jtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-chapter03jtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-chapter04jtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-chapter05jtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-referencesjtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-appendix 1jtunksu-ns-s1-2005-01.60.0061-367-kepuasan_gaji-appendix 2
logo: