33

TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id
Page 2: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id
Page 3: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

iii

TIM PENYUSUN

Cek Dara Manja

Yendriwati

Rahmi Syaflida Dalimunthe

Jan Terrie

Gebby Gabrina

Tika Puspita Sari

Hair Sandy Septiawan

Muhammad Yunus

Fauzi Azhari Siregar

Syaiful Choir Siregar

Elvia Noviyenti

Lenny Karonica Br. Bukit

Haris Fabillah

Mutiara Asrini

Muhammad Reza Ananda

Andri Prasetyo

Aditya Prihandoko

Page 4: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

DAFTAR ISI

ts

BAB I ......................................................................................................................................... 1

Pendahuluan ............................................................................................................................... 1

1.1 Virus SARS-CoV-2 ............................................................................................................. 2

1.1.1 Karakteristik Virus SARS-CoV-2 ................................................................................. 2

1.1.2 Penularan / Transmisi Virus SARS-CoV-2 ................................................................... 2

a. Splatter ........................................................................................................................... 3

b. Droplet............................................................................................................................ 3

c. Aerosol ........................................................................................................................... 3

1.1.3 Patogenesis COVID-19 ................................................................................................. 4

1.2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi..................................................................... 5

1.2.1 Skrining dan Pengaturan Pasien .................................................................................... 5

a. Tanda dan Gejala Infeksi SARS-CoV-2 ........................................................................ 5

b. Karakteristik seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 .................................................. 5

BAB II ........................................................................................................................................ 8

Standar Pelayanan ...................................................................................................................... 8

2.1. Kebersihan tangan ........................................................................................................... 8

2.2. Etika Batuk dan Bersin ................................................................................................... 9

2.3. Alat Pelindung Diri ....................................................................................................... 10

2.4 Penanganan Peralatan dan Ruangan di Lingkungan yang Berpotensi Terkontaminasi 18

2.5. Pengelolaan Limbah...................................................................................................... 21

BAB III .................................................................................................................................... 22

Alur Pelayanan dalam Masa Pandemi COVID-19 .................................................................. 22

3.1 Kegiatan Pra-Klinik........................................................................................................ 22

3.2 Alur Pasien ..................................................................................................................... 23

3.3. Alur Mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS ................................................. 24

3.4 Alur Kerja Perawat ........................................................................................................ 25

3.5 Alur DPJP ...................................................................................................................... 25

3.6 Alur Pelayanan Radiologi ............................................................................................. 26

3.7 Pengisian Rekam Medis ................................................................................................ 27

3.8 Alur Sterilisasi Alat ........................................................................................................ 27

Page 5: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

1

BAB I

Pendahuluan

Sejak dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tertanggal 17 Maret

2020 oleh Mendikbud, seluruh kegiatan belajar mengajar baik di sekolah-sekolah maupun

kampus-kampus dilaksanakan secara daring sebagai upaya pencegahan terhadap

perkembangan dan penyebaran pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas fisik dan penggunaan

sistem daring bisa dapat efektif pada pemenuhan terkait aspek kognitif, tetapi akan berbeda

untuk pencapaian aspek psikomotor dan afektif sehingga kegiatan Program Pendidikan Profesi,

kegiatan di rumah sakit, dan penelitian sulit berjalan. Kegiatan ini tidak dapat tergantikan

dengan model pembelajaran jarak jauh secara online. Aspek psikomotor pada jenjang

akademik merupakan aspek penting yang paling terdampak bencana ini karena memerlukan

kehadiran fisik.

Pada jenjang profesi, keterbatasan interaksi fisik menjadi kendala utama, disamping

bahaya penularan penyakit Covid-19 juga akibat pasien yang berkurang akibat kebijakan

pembatasan social distancing maupun physical distancing. Bahaya tertular Covid-19 sangat

potensial terjadi pada proses pendidikan. Oleh karena pendidikan di kedokteran gigi

merupakan pendidikan berbasis pada pelayanan dan juga pelayanan berbasis pada pendidikan.

Keterampilan klinik pada jenjang profesi menjadi hal yang wajib terpenuhi, mengingat dalam

kurikulum ada pencapaian kompetensi minimal yang harus dicapai. Bila seorang calon dokter

gigi atau calon dokter gigi spesialis tidak mendapat paparan kasus dan keterampilan minimal

yang cukup, maka tidak akan dapat memenuhi kompotensinya menjadi seorang dokter gigi

atau dokter gigi spesialis.

Untuk keperluan tersebut di atas Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas

Sumatera Utara merasa perlu untuk menyusun Panduan Kepaniteraan Klinik/Praktek Bagi

Mahasiswa Program Pendidikan Profesi dan Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis

(PPDGS) yang bekerja di RSGM agar aman dalam memberikan pelayanan dan pendidikan

yang harus tetap berjalan selama dan pasca pandemi dalam memenuhi fungsinya sebagai

tempat pendidikan Profesi dokter gigi maupun pendidikan dokter gigi spesialis.

Page 6: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

2

1.1 Virus SARS-CoV-2

Menurut World Health Organization (WHO) kasus kluster pneumonia dengan etiologi

yang tidak jelas di Kota Wuhan telah menjadi permasalahan kesehatan di seluruh dunia.

Penyebaran virus ini terus berkembang hingga akhirnya diketahui bahwa penyebab kluster

pneumonia ini adalah Novel Coronavirus. Sampai saat ini banyak laporan kematian dan kasus-

kasus baru di luar China disebabkan pandemic ini. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO

menetapkan penyakit yang disebabkan novel coronavirus sebagai Public Health Emergency of

International Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia

(KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel

coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19) (Li dkk,

2020).

1.1.1 Karakteristik Virus SARS-CoV-2

Virus SARS-CoV-2 merupakan virus RNA yang memiliki sampul/selubung, positive-

sense yang berasal dari subfamily Orthocoronavirinae, family Coronaviridae, ordo Nidovirales.

Subfamily Orthocoronavirinae, memiliki 4 genus yang terdiri dari Alphacoronavirus (α-CoV),

Betacoronavirus (β-CoV), Gammacoronavirus (γ-CoV) and Deltacoronavirus (δ-CoV). α dan

β-CoV menginfeksi mamalia, sedangkan γ dan δ-CoV menginfeksi unggas. Pneumonia yang

disebabkan oleh β-CoV adalah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) (Li dkk, 2020).

Gambar 1. Struktur virus SARS-CoV-2 yang terdiri dari 4 struktur protein antara lain: (S) Spike, yang

terletak dipermukaan dan tersusun dari glikoprotein; (M) protein membrane; (N) protein

nukleokaspid; dan (E) protein envelope/selubung/ sampul . RNA merupakan ribonucleic

acid yang terdapat di dalam nukleokaspid (Li dkk, 2020)

1.1.2 Penularan / Transmisi Virus SARS-CoV-2

WHO dan CDC menyatakan bahwa, infeksi saluran pernafasan dapat ditransmisikan

melalui partikel berdasarkan ukurannya, yaitu splatter yang berukuran > 50 μm (Harrel dkk,

Page 7: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

3

2004), droplet yang berukuran > 10 μm, dan partikel aerosol yang berukuran 0.3-10 μm. WHO-

CDC juga mengakui ketiga bentuk transmisi tersebut sebagai moda transmisi dari virus SARS-

CoV-2 (WHO, 2014).

Gambar 2. Ilustrasi jarak jangkauan partikel splatter, droplet dan aerosol (modifikasi

ilustrasi dari Froum dan Strange, 2020)

a. Splatter

Virus SARS-CoV-2 dapat bertransmisi diantara manusia melalui splatter/ percikan

cairan yang keluar ketika berbicara. Splatter bersifat balistik karena diproduksikan dengan

kekuatan tertentu dari suatu tempat ke tempat lain seperti lintasan peluru, hingga menyentuh

permukaan. Partikel ini berukuran lebih besar dari droplet, dapat bertahan di udara dalam

waktu singkat dan menjangkau area berjarak < 1 m (Harrel dkk, 2004).

b. Droplet

Droplet dapat disebut dengan istilah “respiratory droplet”. Droplet merupakan partikel

yang berat dan tidak dapat berpindah lebih jauh dari 1,5 m (WHO, 2014). Ukuran droplet akan

berangsur menjadi kecil dan bertahan di udara. Ketika jarak seseorang berada pada radius 1-

1,5 m dan terdapat aktivitas berbicara, batuk atau bersin dari orang yang memiliki gejala

gangguan pernafasan, maka akan terjadi transmisi droplet melalui hidung, mulut atau mata

(organ yang berpotensi terekspos oleh virus SARS-CoV-2) (OSHA, 2020).

c. Aerosol

Aerosol memiliki terminologi yang sama dengan istilah “bio-aerosol” atau “droplet

nuclei”. Aerosol terbentuk oleh partikel padat atau cair, tersebar dan dapat bertahan di udara

selama beberapa jam (Wang dkk, 2020). Virus yang terdapat pada partikel aerosol ini dapat

bertransmisi melalui batuk, bersin, berbicara, bernafas yang cepat, atau perawatan gigi.

Page 8: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

4

(OSHA, 2020). Partikel aerosol umumnya berdiameter 0,3 hingga 10 μm. Beberapa penelitian

lain menemukan bahwa partikel berukuran 1-10 μm dapat terhirup dan bertahan di udara

hingga 3 jam (Froum dan Strange, 2020; van Doremalen dkk, 2020). Kampf dkk (2020) juga

melaporkan bahwa kelompok virus SARS-CoV dapat bertahan hidup di permukaan material

tertentu pada suhu ruang, seperti yang tertera pada tabel 1 (Kampf dkk, 2020).

Tabel 1. Jumlah virus pada berbagai permukaan material (Kampf dkk., 2020).

Jenis material Jumlah virus Waktu

Besi Kayu

Kertas Kaca

Plastik Disposable gown

105 104

104-106 105 105

104-106

5 hari

4 hari

< 3 menit - 5 hari

4 hari

4 hari

1 jam - 2 hari

1.1.3 Patogenesis COVID-19

Urutan genetik SARS-CoV-2 ≥70% mirip dengan SARS-CoV, dan SARS-CoV-2

menggunakan reseptor sel yang sama (ACE2) seperti SARS-CoV untuk menginfeksi manusia.

Namun, ada lebih banyak perbedaan dalam protein yang digunakan virus untuk berinteraksi

dengan sel inang. Spike SARS-CoV-2 berikatan dengan ACE2 manusia dengan afinitas sekitar

10-20 kali lipat lebih tinggi daripada spike SARS-CoV, membuatnya lebih mudah untuk

menyebar dari manusia ke manusia (Li dkk, 2020).

Setelah masuk ke dalam sel epitel alveolus, SARS-CoV-2 bereplikasi dengan cepat dan

memicu respons imun yang kuat, yang mengakibatkan cytokine storm syndrome (CSS) dan

kerusakan jaringan paru. CSS, atau dikenal sebagai hipersitokinemia, adalah sekelompok

gangguan yang ditandai oleh produksi sitokin proinflamasi yang tidak terkontrol dan

merupakan penyebab penting sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress

syndrome (ARDS)) dan kegagalan organ multipel. Analisis terhadap 99 kasus pertama yang

dikonfirmasi dengan infeksi SARS-CoV-2 mengungkapkan bahwa CSS terjadi pada pasien

dengan COVID-19 parah; 17 pasien (17%) memiliki ARDS, di antaranya 11 (11%) memburuk

dalam waktu singkat dan meninggal karena kegagalan banyak organ. Selain itu, jumlah total

sel T, sel T CD4 + dan sel T CD8 + menurun pada pasien dengan infeksi SARS-CoV-2, dan

sel T yang masih hidup secara fungsional habis, menunjukkan penurunan fungsi kekebalan

pada pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2. ARDS, penurunan fungsi kekebalan tubuh dan

infeksi sekunder semakin memperburuk kegagalan pernapasan (Li dkk, 2020).

Page 9: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

5

1.2. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Pencegahan dan pengendalian infeksi di RSGM ditetapkan berdasarkan pedoman dari

Kemenkes dan mengacu pada WHO, CDC dan sumber lainnya yang berkaitan dengan

pelayanan gigi dan mulut.

1.2.1 Skrining dan Pengaturan Pasien

Pasien Klinik Pendidikan adalah masyarakat yang datang ke RSGM untuk mendapatkan

perawatan gigi dan mulut baik yang diberikan oleh peserta didik (mahasiswa Program

Pendidikan Profesi dan mahasiswa PPDGS) di bawah supervisi maupun oleh DPJP secara

langsung. Dalam situasi pandemi COVID-19 dilakukan serangkaian penyesuaian-penyesuaian

dalam pelayanan dan perawatan gigi dan mulut pasien Pendidikan khususnya dalam hal

skrining dan triase COVID-19.

a. Tanda dan Gejala Infeksi SARS-CoV-2

Pada bulan Maret 2020, WHO telah mengeluarkan formulir status pasien COVID-19,

yang berisi mengenai berbagai tanda dan gejala yang dapat berhubungan dengan penyakit

tersebut (Tabel 7). Berdasarkan hasil meta analisis yang dilakukan pada 43 pustaka dari 3600

pasien COVID-19, banyak gejala yang dapat timbul pada pasien tersebut. Enam gejala klinis

yang paling umum ditemukan adalah (Fu dkk, 2020):

1) Demam (83,3%),

2) Batuk (60,3%),

3) Fatigue (38%),

4) Mialgia (28,5%),

5) Peningkatan produksi sputum (26,9%),

6) Napas cepat-pendek (24,9%).

b. Karakteristik seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2

Dikutip dari buku “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease

(COVID-19 yang diterbitkan per 13 Juli 2020 oleh Kemenkes RI menyatakan bahwa,

karakteristik seseorang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 dapat dibagi menjadi :

1. Kasus Suspek

Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut:

a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)* DAN pada 14 hari terakhir

sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia

yang melaporkan transmisi lokal**.

Page 10: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

6

b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum

timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.

c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah

sakit DAN tidak ada penyebablain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

Catatan:

Istilah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini dikenal kembali dengan istilah kasus

suspek.

* ISPA yaitu demam (≥38oC) atau riwayat demam; dan disertai salah satu gejala/tanda

penyakit pernapasan seperti: batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/pilek/pneumonia ringan

hingga berat

** Negara/wilayah transmisi lokal adalah negara/wilayah yang melaporkan adanya kasus

konfirmasi yang sumber penularannya berasal dari wilayah yang melaporkan kasus tersebut.

2. Kasus Probable

Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang

meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

3. Kasus Konfirmasi

Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan

pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:

a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)

b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

4. Kontak Erat

Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-

19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:

a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam

radius 1 meter dan dalam jangka waktu15 menit atau lebih.

b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,

berpegangan tangan, dan lain-lain).

c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi

tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.

Page 11: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

7

d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko

lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat (penjelasan sebagaimana

terlampir).

Pada kasus probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan

kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari

setelah kasus timbul gejala. Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk

menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal

pengambilan spesimen kasus konfirmasi.

Page 12: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

8

BAB II

Standar Pelayanan

Seluruh populasi dunia rentan terpapar Virus Sars-Cov 2 termasuk di Indonesia. Virus

ini secara asimtomatik dapat menyebar melalui droplet dan aerosol sehingga mampu ditularkan

ke banyak orang dalam waktu cepat. Selain itu tindakan pelayanan dan pendidikan di RSGM

sangat rentan terhadap transmisi virus SARS-CoV 2, sehingga tanggung jawab dan kewajiban

RSGM dalam memberikan pelayanan dan pendidikan atas terjaminnya patient safety, operator

dan lecturer safety. Oleh karena itu RSGM harus memenuhi seluruh standar Pelayanan untuk

menjamin pelayanan yang aman di Rumah Sakit.

2.1. Kebersihan tangan

Menurut WHO (2009) cuci tangan adalah suatu prosedur/ tindakan membersihkan tangan

dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau Hand rub dengan antiseptik (berbasis

alkohol).

Prosedur Hand-wash sebagai berikut:

a) melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau jam

tangan.

b) membuka kran air dan membasahi tangan.

c) menuangkan sabun cair ke telapak tangan secukupnya.

d) melakukan gerakan tangan, mulai dari meratakan sabun dengan kedua telapak tangan.

e) kedua punggung telapak tangan saling menumpuk secara bergantian.

f) bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti gerakan menyilang.

g) membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan.

h) membersihkan ibu jari secara bergantian.

i) posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar kedalam beralaskan telapak tangan

secara bergantian.

j) bilas tangan dengan air yang mengalir.

k) keringkan tangan dengan tisu sekali pakai.

l) menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari karena jari yang telah selesai

kita cuci pada prinsipnya bersih. Lakukan semua prosedur diatas selama 40 – 60 detik.

Page 13: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

9

Gambar 3. Prosedur handwash

2.2. Etika Batuk dan Bersin

Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara menutup hidung dan

mulut dengan tissue atau lengan baju, sehingga bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak

menular ke orang lain. Etika batuk diperuntukkan bagi yang sedang mengalami batuk atau

bersin. Seperti yang kita ketahui bahwa saat batuk atau bersin maka kita dapat menyebarkan

kuman dalam jumlah ribuan hingga jutaan ke udara dan disaat yang sama orang yang berada

disekitar kita menghirup udara yang sudah mengandung kuman akibat dari batuk maupun

bersin. Oleh sebab itu untuk menghindari hal ini, etika batuk dan bersin merupakan hal yang

harus diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Seperti hal lainnya, batuk dan bersin juga memiliki etika. Banyak orang yang salah

langkah saat mengalami batuk dan bersin, kebanyakan malah menutup mulut dan hidungnya

dengan telapak tangan, meskipun tujuan nya baik namun hal ini belum tentu benar, karena

Page 14: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

10

kuman dapat berpindah ke tangan dan menyebar tanpa kita sadari melalui sentuhan atau

bersalaman. Lalu, bagaimana etika batuk dan bersin yang benar? Berikut caranya :

• Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju anda bila batuk atau bersin

• Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah

• Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis

alkohol

• Saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular. Tidak

meletakkan masker bekas dipakai pada leher Karena virus dan bakteri bisa menyebar kembali.

Gambar 4. Etika Batuk dan Bersin

2.3. Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai penghalang

terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi pemakainya dari

cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit. Secara umum, penggunaan APD adalah untuk

melindungi kulit dan membran mukosa dari risiko pajanan darah, cairan tubuh, sekresi atau

ekskresi, luka atau kulit tidak utuh, dan selaput lender dari pasien ke petugas (tenaga kesehatan)

dan sebaliknya. Alat Pelindung Diri yang lengkap terdiri dari sarung tangan, masker (respirator

partikulat), pelindung mata (goggle), perisai wajah, kap penutup kepala, gaun atau jubah dan

celemek pelindung (apron), sandal atau sepatu tertutup (boot).

Page 15: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

11

Tabel 2. Rekomendasi APD Berdasarkan Tingkat Perlindungan

Tingkat

Perlindungan Kelompok Lokasi/Cakupan Jenis APD

Untuk

Masyarakat

Umum

Masyarakat Umum

Fasilitas Umum • Masker kain 3 lapis (katun)

Tingkat

Perlindungan I

Tenaga

Kesehatan dan

Pendukung

Petugas

penanganan

cepat/investigator

interview langsung

terhadap pasien

Fasilitas Umum

(kegiatan harus

dilakukan di luar

rumah)

• Masker Bedah 3ply

• Sarung tangan karet sekali

pakai (jika harus kontak

dengan cairan tubuh pasien)

Staff / administrasi

Masuk ke ruang

perawatan, tanpa

memberikan

bantuan langsung

• Masker bedah 3ply

• Sarung tangan karet sekali

pakai

Ruang

administrasi • Masker kain 3 lapis (katun)

Satpam Pintu Masuk • Masker bedah 3ply

• Sarung tangan karet sekali

pakai

Tingkat

Perlindungan

II

Tenaga

Kesehatan dan

Pendukung

Farmasi Instalasi farmasi • Masker bedah 3ply

• Jas lab farmasi

• Sarung tangan karet sekali

pakai

• Pelindung mata /Face shield

(pada resiko percikan cairan

tubuh)

• Headcap

Cleaning Service

Membersihkan

ruangan

• Masker bedah 3ply

• Gown

• Sarung tangan kerja berat

• Pelindung mata /Face shield

• Headcap

Tingkat

Perlindungan

III

Tenaga

Kesehatan

dan Pendukung

Dokter

Penanggung Jawab

Pelayanan (DPJP),

mahasiswa

program

Pendidikan

profesi/PPDGS

dan perawat

Ruang Klinik

• Masker N95 atau ekuivalen

• Coverall / gown

• Boots / sepatu

karet dengan

pelindung sepatu

• Pelindung mata

• Face shield

• Sarung tangan

bedah karet

steril sekali pakai

• Headcap

• Apron

Page 16: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

12

Pemakaian APD direkomendasikan berdasarkan tingkat risikonya dibedakan menjadi

tingkat 1, 2 dan 3 seperti gambar berikut dibawah ini:

Gambar 5. Rekomendasi APD Tingkat 1

Page 17: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

13

Gambar 6. Rekomendasi APD Tingkat 2

Page 18: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

14

Gambar 7. Rekomendasi APD Tingkat 3

Donning dan Doffing APD

Donning APD adalah teknik memasang atau menggunakan APD. Tahapan teknik

pemasangan APD, dapat meminimalkan atau bahkan mencegah penularan semua jenis

mikroorganisme. Sebaiknya dokter gigi memasang poster teknik pemasangan ini di ruang APD

untuk memudahkan pemasangan yang akurat. Doffing APD adalah teknik melepaskan APD.

Tahapan teknik melepaskan APD sangat penting dipahami oleh tenaga kesehatan karena saat

melepaskan APD, sangat berisiko tertular dari mikroorganisme yang menempel di APD

tersebut.

Page 19: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

15

Langkah-Langkah Donning APD Level 3

1. Lepaskan seluruh aksesoris (cincin, jam tangan, gelang).

2. Lakukan 6 langkah cuci tangan dengan air mengalir dan sabun (hand wash) atau

memakai handsanitizer

3. Gunakan sarung tangan bagian dalam

4. Pakai masker bedah dua lapis atau masker N95 dan pastikan bagian hidung tertutup

rapat

5. Kenakan tutup kepala (head cap) pastikan seluruh rambut tertutup

6. Kenakan cover all mulai dari kaki terlebih dahulu hingga bagian kepala, tutup resleting

cover all.

7. Kenakan face shield dengan baik agar menutupi keseluruhan wajah

8. Kenakan shoe cover pada kaki, pastikan seluruh permukaan kaki tertutupi dengan baik.

9. Kemudian kenakan sepatu boots

10. Pakai sarung tangan steril, tutupi bagian lengan cover all.

11. Petugas kesehatan (DPJP, PPDGS dan Mahasiswa Program Pendidikan Profesi) telah

siap untuk mulai bekerja

Page 20: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

16

Gambar 8. Langkah-langkah donning APD Level 3

Langkah-Langkah Doffing APD Level 3

1. Buka sarung tangan luar kemudian dirobek dan dibuang ke tempat sampah infeksius

3. Lepaskan face shield dan diletakkan dalam wadah berisi cairan disinfektan

2. Cuci tangan dengan handsanitizer

Page 21: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

17

3.9. Alur Pelayanan di Unit Radiologi.

6. Lepaskan baju hazmat mulai dari bagian kepala dan buka resleting dari batas leher.

Lepaskan baju hazmat dengan menggulung dari dalam keluar, lanjut ke bagian badan

dan kaki, diikuti dengan pelindung sepatu kemudian dimasukkan ke tempat APD Bekas

4. Disinfeksi bagian luar sepatu boots menggunakan cairan disinfektan dan lepaskan sepatu

boots

10. Lepaskan masker kemudian dirobek dan dibuang ke tempat sampah infeksius

12. Lepaskan sarung tangan lapisan dalam kemudian dirobek dan dibuang ke tempat sampah

infeksius

13. Cuci tangan 6 langkah dengan air mengalir dan sabun.

5. Cuci tangan dengan handsanitizer

7. Cuci tangan dengan handsanitizer

8. Lepaskan headcap kemudian dirobek dan dibuang ke tempat sampah infeksius

9. Cuci tangan dengan handsanitizer

11. Cuci tangan dengan handsanitizer

Page 22: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

18

Gambar 9. Langkah-Langkah Doffing APD Level 3

2.4 Penanganan Peralatan dan Ruangan di Lingkungan yang Berpotensi

Terkontaminasi

Pencegahan dan pengendalian infeksi sangat penting dilakukan di rumah sakit sebagai

tempat pelayanan Kesehatan, disamping sebagai tolak ukur mutu pelayan juga untuk

melindungi petugas Kesehatan, pasien dan keluarga pasien. Pada masa pandemic covid19 ini

Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan

pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19. Salah satu cara mencegah penularan

covid 19 dengan cara penanganan peralatan dan ruangan yang tepat.

Page 23: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

19

a) Alat

Dalam penanganan alat di kategorikan menjadi 3 yaitu:

- Kritikal

Barang-barang kritis yang memberikan risiko tinggi terjadinya infeksi jika

terkontaminasi mikroorganisme. Semua benda yang akan masuk ke jaringan tubuh harus steril

karena mikroorganisme apapun dapat berisiko menularkan penyakit. Kategori ini mencakup

instrumen bedah, kateter jantung dan urin, implan, dan probe ultrasonik (scaler, handpiece, bur,

probe, alat diagnostik dental). Sebagian besar barang dalam kategori ini harus disterilkan

dengan uap panas (sterilisasi)

- Semi kritikal

Barang semi-kritis adalah barang yang berkontak dengan mukosa atau kulit yang tidak

utuh (terjadi perlukaan atau kontak pada mukosa). Kategori ini termasuk alat pernapasan dan

anestesi, beberapa endoskopi. Barang semi-kritis minimal membutuhkan disinfeksi tingkat

tinggi menggunakan disinfektan kimia

- Non kritikal

Non kritikal Barang non-kritis adalah barang yang bersentuhan dengan kulit utuh tetapi

bukan mukosa. Kulit yang utuh dapat bertindak sebagai penghalang efektif untuk 50 sebagian

besar mikroorganisme. Dalam pedoman ini, barang non-kritis dibagi menjadi barang perawatan

untuk pasien non-kritis dan barang yang terdapat di permukaan lingkungan non-kritis, contoh

pispot, manset pengukur tekanan darah, kruk dan komputer. Pada kelompok ini, disinfektan

yang digunakan mengandung bahan detergen atau alkohol.

b) Ruangan

Semua permukaan peralatan, kursi gigi harus dilakukan desinfeksi sebelum mulai

kegiatan klinik, setiap kali pergantian pasien dan setelah selesai kegiatan klinik. Aerosol yang

disebabkan oleh highspeed handpiece dapat mencapai 2 meter. Untuk alasan ini, permukaan

yang terpapar aerosol harus selalu disanitasi (antar kunjungan dilakukan desinfeksi).

Lakukan penyemprotan desinfektan pada permukaan meja, kursi, pegangan pintu,

pegangan telpon, pegangan tangga, dan barang yang sering bersentuhan dengan tangan,

kemudian usap/ lap dengan kain terbuat dari bahan microfiber yang telah disemprotkan dengan

cairan desinfektan secara merata pada permukaan (minimal 2x sehari).

Page 24: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

20

Lakukan penyemprotan secara langsung dengan jarak 20 cm pada permukaan lantai

dan dinding dan biarkan basah selama 10 menit. pembersihan secara umum dan disinfeksi

dilakukan secara berkala sesering mungkin (minimal 1 kali sehari saat selesai pelayanan).

Desinfeksi di seluruh permukaan klinik/ ruang tindakan harus mengikuti petunjuk

sebagai berikut:

1. Mulai dari area yang paling tidak terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi

2. Mulai dari atas menuju ke bawah/ lantai

3. Mulai di dalam dan bergerak ke luar

4. Desinfeksi dilakukan minimal 15 menit setelah pasien meninggalkan ruang

perawatan

Untuk memenuhi keselamatan publik, RSGM harus memberlakukan pencegahan

terhadap penyebaran virus Covid-19, dimana di dalamnya termasuk prosedur disinfeksi.

Bagian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) RSGM akan memberlakukan prosedur

disinfeksi termasuk disinfeksi pada ruangan perawatan (klinik) sebelum dan setelah

dipergunakan, ruang tunggu pasien dan ruang perkantoran.

1. Ruang perawatan (klinik)

Disinfeksi ruangan klinik dilakukan pada saat sebelum tindakan, pergantian pasien,

setelah selesai Tindakan.

Prosedur :

1. Petugas memastikan ruang klinik dalam keadaan kosong

2. Petugas memakai APD LEVEL 3

3. Petugas menyiapkan cairan desinfektan

4. Petugas melakukan proses disinfeksi dengan metode spray (semprot) misting

(pengembunan) dan dusting (pengelapan)

5. Petugas melepas APD

2. Ruang tunggu pasien

Disinfeksi ruang tunggu pasien dilakukan sebelum buka pelayanan dan sesudah tutup

pelayanan.

Prosedur :

1. Petugas memastikan ruang tunggu dalam keadaan kosong

2. Petugas memakai APD LEVEL 3

3. Petugas menyiapkan cairan desinfektan

Page 25: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

21

4. Petugas melakukan proses disinfeksi dengan metode spray (semprot), misting

(pengembunan) dan dusting (pengelapan)

5. Petugas melepas APD

3. Ruang perkantoran

Disinfeksi ruang perkantoran dilakukan minimal 1 kali sehari

Prosedur :

1. Petugas memastikan ruang perkantoran dalam keadaan kosong

2. Petugas memakai APD LEVEL 3

3. Petugas menyiapkan cairan desinfektan

4. Petugas melakukan proses disinfeksi dengan metode spray dusting (pengelapan)

5. Petugas melepas APD

2.5. Pengelolaan Limbah

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit

dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang

berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan

kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.

Pengolahan limbah, atau pengolahan air limbah domestik, adalah proses penghilangan

kontaminan dari air limbah dan limbah rumah tangga, baik limpasan maupun domestik. Hal ini

meliputi proses fisika, kimia, dan biologi untuk menghilangkan kontaminan fisik, kimia dan

biologis

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit

dalam bentuk padat, cair, dan gas yang mengandung mikroorganisme pathogen, bersifat

infeksius, bahan kimia berbahaya dan sedikit bersifat radioaktif. Limbah padat rumah sakit

dibedakan menjadi limbah padat medis dan non medis. Limbah padat medis dibedakan menjadi

limbah infeksius, limbah patologis, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,

limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan

kandungan logam berat yang tinggi.

Page 26: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

22

BAB III

Alur Pelayanan dalam Masa Pandemi COVID-19

3.1 Kegiatan Pra-Klinik

Kegiatan Pra-klinik adalah kegiatan yang harus dilakukan sekurang-kurangnya 2 hari

sebelum hari pelaksanaan pelayanan di RSGM USU. Kegiatan pra-klinik diuraikan dalam tabel

berikut:

No. Pasien Mahasiswa

Program

Pendidikan

Profesi/PPDGS

DPJP Perawat

1. Melakukan

pemeriksaan Rapid

test

Melakukan

pemeriksaan Swab

test

Melakukan

pemeriksaan

Swab test

Melakukan

pemeriksaan Swab test

2. Mengisi form

Assessment

Mengisi form

Assessment

Mengisi form

Assessment

Mengisi form

Assessment

3. Mendaftar ke

bagian Pendidikan

FKG USU

Mengambil APD untuk

DPJP dan perawat di

Instalasi Farmasi

Ketentuan bagi Mahasiswa Program Pendidikan Profesi dan PPDGS yang menjalani

Kepaniteraan Klinik /Praktek di RSGM USU

1. Nama Mahasiswa Kepaniteraan Klinik, PPDGS, DPJP dan pasien beserta tanggal, hari

(shift pagi/siang) sudah diterima RSGM (drg. Gebby) 3 hari sebelum melaksanakan

pelayanan.

2. Pintu masuk RSGM menuju klinik hanya di Front Office RSGM. Terdiri dari 2 Pintu.

Pintu A untuk Pasien, Pintu B untuk DPJP, Mahasiswa Kepaniteraan Klinik/ PPDGS,

dan pegawai. Tidak diperkenankan memasuki RSGM selain dari pintu yang sudah

ditentukan dan meninggalkan ruangan klinik sebelum jam kerja berakhir yaitu :

Pagi : 08.00 – 11.00 WIB

Siang : 13.00 – 16.00 WIB

3. Mahasiswa Kepaniteraan Klinik/PPDGS yang bekerja di Klinik dan memerlukan

bantuan asisten, harus mengajukan 1 orang teman sebagai asisten dan di daftarkan di

bagian Pendidikan serta dilaporkan ke RSGM untuk penyediaan APD.

4. Tidak diperbolehkan menggunakan perawat sebagai asisten dikarenakan kekurangan

SDM perawat di setiap klinik.

5. Pembayaran biaya pengobatan/perawatan dilakukan di kasir 2 (Depan Unit Radiologi).

Page 27: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

23

Bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik /PPDGS yang membayarkan sendiri biaya

perawatan pasiennya dilakukan setelah melepas APD.

6. Pengisian dan Penandatanganan buku Rekam Medis yang asli dilakukan di Ruang

Nazir Alwi setelah melepas APD

7. Mahasiswa Kepaniteraan Klinik /PPDGS yang menggunakan instrument/alat pribadi

harus melakukan sendiri pencucian alat dan merendamnya dengan larutan Ozyme

kemudian diserahkan kepada petugas di Instalasi CSSD untuk disterilisasi dengan

autoklaf. Alat tersebut dapat diambil kembali setelah 24 jam.

3.2 Alur Pasien

a. Pagi No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 07.45-08.00 Pintu A RSGM 1. Memakai masker

2. Cuci tangan

3. Cek suhu

4. Diberi nomor antrian

2. 08.00-08.15 Meja Pendaftaran 1. Menyerahkan fotokopi KTP

2. Menyerahkan hasil rapid test

3. Menyerahkan form assessment

4. Menyerahkan uang pendaftaran

a. Pasien baru Rp. 25.000,-

b. Pasien lanjutan Rp. 5000.-

3. 08.15-11.00 Klinik 1. Dilakukan perawatan

2. Menerima instruksi pasca perawatan

4. 11.00-11.30 Kasir 1. Melakukan pembayaran

5. 11.30-12.00 Instalasi Farmasi 1. Pengambilan obat (Jika ada)

b. Siang No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 12.45-13.00 Pintu A RSGM 1. Memakai masker

2. Cuci tangan

3. Cek suhu

4. Diberi nomor antrian

2. 13.00-13.15 Meja Pendaftaran 1. Menyerahkan fotokopi KTP

2. Menyerahkan hasil rapid test

3. Menyerahkan form assessment

4. Menyerahkan uang pendaftaran

a. Pasien baru Rp. 25.000,-

b. Pasien lanjutan Rp. 5000.-

3. 13.15-16.00 Klinik 1. Dilakukan perawatan

2. Menerima instruksi pasca perawatan

4. 16.00-16.30 Kasir 1. Melakukan pembayaran

5. 16.30-17.00 Instalasi Farmasi 1. Pengambilan obat (Jika ada)

Page 28: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

24

3.3. Alur Mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS

a. Pagi

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 07.30-07.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker

2. Cuci tangan

3. Cek suhu

2. 07.40-07.50 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test

2. Menyerahkan form assessment

3. Menerima Paket APD

4. Menyimpan barang di loker

3. 07.50-08.15 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 08.15-11.00 Klinik 1. Melakukan tindakan kepada pasien

2. Membereskan dental unit dan mencuci

alat sebelum keluar klinik

5. 11.00-11.20 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD

2. Membersihkan diri

3. Menggunakan baju ganti

6. 11.20-11.25 IGD RSGM 1. Input SIRS

7. 11.25-11.30 Kasir 1. Melakukan pembayaran

8. 11.30-12.00 Ruang Nazir Alwi 1. Mengisi dan melengkapi rekam medis*

2. ACC Dokter jaga

9. 12.00-12.30 Instalasi CSSD 1. Penyerahan alat untuk disterilkan**

*Lihat Poin 3.7 **Lihat Poin 3.8

b. Siang

No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 12.30-12.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker

2. Cuci tangan

3. Cek suhu

2. 12.40-12.50 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test

2. Menyerahkan form assessment

3. Menerima Paket APD

4. Menyimpan barang di loker

3. 12.50-13.15 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 13.15-16.00 Klinik 1. Melakukan tindakan kepada pasien

2. Membereskan dental unit dan

mencuci alat sebelum keluar klinik

5. 16.00-16.20 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD

2. Membersihkan diri

3. Menggunakan baju ganti

6. 16.20-16.25 IGD RSGM 1. Input SIRS

7. 16.25-16.30 Kasir 1. Melakukan pembayaran

8. 16.30-17.00 Ruang Nazir Alwi 1. Mengisi dan melengkapi rekam medis*

2. ACC Dokter jaga

9. 17.00-17.30 Instalasi CSSD 1. Penyerahan alat untuk disterilkan**

Page 29: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

25

3.4 Alur Kerja Perawat

a. Pagi No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 07.30-07.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker

2. Cuci tangan

3. Cek suhu

2. 07.40-08.00 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test

2. Menyerahkan form assessment

3. Menyimpan barang di loker

3. 08.00-08.30 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 08.30-11.00 Klinik 1. Membantu mendistribusikan bahan

kepada mahasiswa Program

Pendidikan Profesi/PPDGS

2. Membersihkan dental unit

5. 11.00-11.30 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD

2. Membersihkan diri

3. Menggunakan baju ganti

b. Siang No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 12.30-12.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker

2. Cuci tangan

3. Cek suhu

2. 12.40-12.50 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test

2. Menyerahkan form assessment

3. 12.50-13.15 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 13.15-16.00 Klinik 1. Membantu mendistribusikan bahan

kepada mahasiswa Program

Pendidikan Profesi/PPDGS

2. Membersihkan dental unit

5. 16.00-16.30 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD

2. Membersihkan diri

3. Menggunakan baju ganti

3.5 Alur DPJP

a. Pagi No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 07.30-07.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker

2. Cuci tangan

3. Cek suhu

2. 07.40-08.00 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test

2. Menyerahkan form assessment

3. 08.00-08.30 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

Page 30: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

26

No. Waktu Tempat Kegiatan

4. 08.30-11.00 Klinik 1. Membimbing dan mengawasi

mahasiswa Program Pendidikan

Profesi/PPDGS

5. 11.00-11.30 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD

2. Membersihkan diri

3. Menggunakan baju ganti

6. 11.30-12.00 Ruang Nazir Alwi 1. ACC pekerjaan dan Rekam medis

b. Siang No. Waktu Tempat Kegiatan

1. 12.30-12.40 Pintu B RSGM 1. Memakai masker

2. Cuci tangan

3. Cek suhu

2. 12.40-13.00 Instalasi Farmasi 1. Menyerahkan hasil swab test

2. Menyerahkan form assessment

3. 13.00-13.30 Ruang Pemakaian

(Donning) APD

1. Menggunakan APD

4. 13.30-16.00 Klinik 1. Membimbing dan mengawasi

mahasiswa Program Pendidikan

Profesi/PPDGS

5. 16.00-16.30 Ruang Pelepasan

(doffing) APD

1. Melepaskan APD

2. Membersihkan diri

3. Menggunakan baju ganti

6. 16.30-17.00 Ruang Nazir Alwi 1. ACC pekerjaan dan Rekam medis

3.6 Alur Pelayanan Radiologi

Pelayanan radiologi dalam masa pandemi COVID-19 mengalami sedikit perubahan

yaitu:

1. Pasien harus didaftarkan ke Unit Radiologi (Reza Dana Sasmita (Hp.

082213816647)) dengan melampirkan surat rujukan rontgen.

2. Petugas Unit Radiologi akan menyusun jadwal pelaksanaan foto rontgen dan

menginformasikannya kepada mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS.

3. Pasien harus datang sesuai jadwal yang sudah ditentukan

4. Pasien yang datang hanya untuk melakukan foto rontgen, tetap masuk melalui front

office RSGM dan melakukan pendaftaran pelayanan radiologi.

Page 31: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

27

3.7 Pengisian Rekam Medis

Pengisian rekam medis dalam masa pandemi tetap menggunakan prosedur yang telah ada

sebelumnya, tetapi berbeda dalam alur dan waktu pengisian. Alur pengisian rekam medis masa

pandemi:

1. Mahasiswa yang namanya telah terdaftar untuk bekerja di RSGM, akan mendapatkan

copy “Dummy” Rekam Medis yang akan dikirimkan oleh petugas rekam medis

melalui e-mail.

2. “Dummy” Rekam Medis dicetak dan diisi di rumah dengan lengkap.

3. Saat bekerja di klinik, mahasiswa tidak diperbolehkan menulis ataupun

mengeluarkan kertas/buku apapun.

4. Setelah melepaskan APD, input SIRS, melakukan pembayaran dan sudah berada di

ruang Nazir Alwi, Petugas Pengantar Rekam Medis akan memberikan Rekam Medis

“Asli” milik pasien yang dikerjakan pada hari tersebut.

5. Mahasiswa dipersilakan menyalin isi “Dummy” Rekam Medis ke dalam Rekam

Medis “Asli” dengan teliti dan lengkap.

6. Dummy boleh disimpan kembali. Hanya Rekam Medis “Asli” yang perlu

ditandatangani dokter jaga.

7. Rekam medis “Asli” dikembalikan kepada petugas dengan tanda serah terima.

3.8 Alur Sterilisasi Alat

2.Mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS menyerahkan alat yang telah dicuci

kepada petugas di instalasi CSSD.

3. Petugas CSSD dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS bersama sama

mengecek kelengkapan dan kondisi alat instrument

4. Petugas CSSD mencatat alat/ instrumen ke dalam nota dan menyerahkan nota salinan

(lembar kedua) kepada mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS

1.Mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS harus melabeli alat-alat/instrumen

sesuai dengan nama dan NIM masing-masing.

Page 32: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

28

Alur Pengambilan Alat

1. Mahasiwa Program Pendidikan Profesi/PPDGS menyerahkan nota salinan ke petugas

CSSD sewaktu pengambilan alat. Pengambilan alat dilakukan minimal 24 jam setelah

penyerahan alat.

2. Petugas CSSD dan mahasiswa Program Pendidikan Profesi/PPDGS bersama sama

mengecek kondisi alat instrumen

3. Petugas CSSD menyerahkan alat steril kepada mahasiswa Program Pendidikan

Profesi/PPDGS sesuai dengan nota

Page 33: TIM PENYUSUN - rsgm.usu.ac.id

29

DAFTAR PUSTAKA

Fu L, Wang B, Yuan T, Chen X, Ao Y, Fitzpatrick T, Li P, Zhou Y, Lin YF, Duan Q, Luo G,

Fan S, Lu Y, Feng A, Zhan Y, Liang B, Cai W, Zhang L, Du X, Linghua Li, Yuelong

Shu, Huachun Zou. Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 (COVID-19) in

China: A systematic review and meta-analysis. J Infect. 2020 Jun; 80(6): 656-665.

Published online 2020 Apr 10. doi: 10.1016/j.jinf.2020.03.041

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Standar Alat Pelindung Diri (APD) untuk

Penanganan COVID-19 di Indonesia. 2020

Harrel, S. K. and Molinari, J. (2004) ‘Aerosols and splatter in dentistry’, Journal of the

American Dental Association (1939), 135(4), pp. 429-37. doi:

10.14219/jada.archive.2004.0207.

Kampf, G. et al. (2020) ‘Persistence of coronaviruses on inanimate surfaces and their

inactivation with biocidal agents’, Journal of Hospital Infection, 104(3), pp. 246-251.

doi: 10.1016/j. jhin.2020.01.022. K.Tsia, K.Lee and Q.Lai (no date) Oral Diseases, Wiley

Online Library. doi: 10.1111/(ISSN)1601-0825.

Keputusan Menkes RI No. HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan

Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Li, H. et al. (2020) ‘Coronavirus disease 2019 COVID-19): current status and future

perspectives’, International Journal of Antimicrobial Agents, 55(5), p. 105951. doi:

10.1016/j. ijantimicag.2020.105951.

Nile, S. H. et al. (2020) ‘COVID-19: Pathogenesis, cytokine storm and therapeutic potential of

interferons’, Cytokine & Growth Factor Reviews, 53, pp. 66-70. doi:

10.1016/j.cytogfr.2020.05.002.

Scott Froum and Michelle Strange (2020) COVID-19 and the problem with dental aerosols,

Perio- Implant Advisory. Available at: https://www.perioimplantadvisory.com/

periodontics/oral-medicine-anesthetics-and-oral-systemic-connection/article/14173521/

covid19-and-the-problem-with- dental-aerosols.

Van Doremalen, N. et al. (2020). Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared

with SARS-CoV-1, New England Journal of Medicine. Massachusetts Medical Society,

38.

Wang, J. and Du, G. (2020) ‘COVID-19 may transmit through aerosol’, Irish Journal of

Medical Science (1971 -). doi: 10.1007/s11845-020-02218-2. 2(16), pp. 1564-1567. doi:

10.1056/NEJMc2004973.