43
KULIAH 5: IKLIM INDONESIA IKLIM INDONESIA TIK : TIK : Setelah mengikuti kuliah ini, Anda dapat menjelaskan Iklim Indonesia, serta Unsur-Unsurnya Catatan: Diakhir Kuliah diputar Video Global Warming – KLH sekitar 15 menit 18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 1

TIK : Setelah mengikuti kuliah ini, Anda dapat menjelaskan ... · kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X)

  • Upload
    lamlien

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

KULIAH 5:IKLIM INDONESIAIKLIM INDONESIA

TIK : TIK : Setelah mengikuti kuliah ini, Anda dapat menjelaskan Iklim p jIndonesia, serta Unsur-Unsurnya

Catatan: Diakhir Kuliah diputar Video Global Warming – KLH sekitar 15 menit

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 1

1. Curah Hujan2. Panjang Hari3. Radiasi Surya

-

y4. Suhu Udara5 Fenomena El Nino dan La Nina5. Fenomena El Nino dan La Nina6. Global Climate Change

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 2

Posisi Geografis IndonesiaPosisi Geografis Indonesia

Antara 6o 08’ LU~11o 15’ LS dan 94o 45’BT~141o 05’ BT

Termasuk wilayah beriklim tropis dengan suhu dan kelembaban tinggikl d d k l hIklim Indonesia dicirikan oleh:

Zona konvergensi antartropik (Intertropical convergence zone=ITCZ) merupakan daerah g ) ppusat pembentukan awan dan hujansistem sirkulasi muson dengan musim hujan dan kemarau yang nyataDi hi l h i k l i d idi l (Sikl Dipengaruhi oleh sirkulasi udara meridional (Siklus Hadley) dan sirkulasi zonal (Siklus Walker) dengan variasi tahunan yang menghasilkan penyimpangan iklim El Nino dan La Nina (ENSO phenomena di Lautan

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 3

( pPasifik)

IInter nter TTropical ropical CConvergence onvergence ZZoneone

((ITCZITCZ))

Daerah dengan pusat tekanan rendah karena proses pemanasan permukaan bumi yang intensif oleh radiasi suryaintensif oleh radiasi suryaITCZ bergerak mengikuti gerakan matahari (23.5oLU – 23.5oLS sudut deklinasi surya) d n n tim l 1 bul ndengan time-lag + 1 bulanPosisi ITCZ tidak lurus sejajar lintang di bumi, ditentukan oleh posisi matahari dan keadaan p mpermukaan bumi (daratan, lautan, pegunungan)

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 4

Deklinasi Surya/Lintasan MatahariDeklinasi Surya/Lintasan Matahari

22 Desember 21 Maret

23.5o LU

22 Desember 21 Maret

23.5o LU Tropika Cancer

21 Maret 22 Juni 23 Sep tember

22 Desember 21 MaretEquator

21 Maret 22 Juni 23 Sep tember

22 Desember 21 MaretEquator

23.5o LS23.5o LS Tropika Capicorn

IKLIM TROPIKATerletak antara lintang 23.5 oLU (Tropika Cancer) sampai 23.5 oLS (Tropika Capicorn)

k d k d di l i 30 oLU i 30 oLS

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 5

kadang-kadang diperluas sampai 30 oLU sampai 30 oLS.

Hadley Cell, ITCZ & sebaran Iklim Dunia

23.5 o LS 23.5 o LU

MatahariKelembaban Udara :

Agak kering Kering Lembab Kering Agak kering

Hadley CellKutub Utara

Kutub Selatan Hadley Cell

Agak kering Kering Lembab Kering Agak kering(RH<50%) (RH>70%) (RH<50%)

30 o30 o

UtaraSelatan

EquatorGurun Pasir

I T i l C Z

Gurun Pasir

Daerah Hutan Hujan Tropis

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 6

InterTropical Convergence Zone

The tropical circulation cell is called the Hadley cellHadley cell. It shifts north and south with the seasons and causes tropical monsoons in India. For example around July the warm rising air of the Hadley cell is locatedexample, around July the warm, rising air of the Hadley cell is located over India, and humid winds blow in from the Indian Ocean. Around January the cooler, sinking air of the Hadley cell is located over India, and the winds blow in the opposite direction.and the winds blow in the opposite direction.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 7

Posisi ITCZ bulan Januari dan Juli

J i I d i h j Th il d k Musim hujan

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 8

Januari Indonesia hujan, Thailand kemarauJuli Indonesia kemarau, Thailand hujan

Musim hujanDi Indonesia tgtPosisi ITCZ

Curah Hujan di IndonesiaCurah Hujan di IndonesiaCurah Hujan di IndonesiaCurah Hujan di Indonesia

Indonesia memiliki curah hujan relatifIndonesia memiliki curah hujan relatif berlimpahMengikuti gerakan ITCZ terjadi konvergensi g g j gmassa udara yang diikuti dengan gerakan udara ke atas pembentukan awan

Udara lembab – ke atas – pendinginan Udara lembab – ke atas – pendinginan – terkondensasi pada titik embun –awan

M i h j di hi i i ITCZ dMusim hujan dipengaruhi posisi ITCZ dengan posisi geografisnya menghasilkan tiga tipehujan dominan

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 9

j

Pola umum curah hujan di IndonesiaPola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak

geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:diuraikan sebagai berikut:Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur.lebih banyak daripada pantai sebelah timur.Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulauIndonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulau--pulau Jawa, pulau Jawa, pp ppBali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selatBali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat--selat sempit, selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 600 -- 900 m di atas permukaan laut.900 m di atas permukaan laut.Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerahmusim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah--daerah rawa daerah rawa

b byang besar.yang besar.Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT (Daerah Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT (Daerah Konvergensi Antar Tropik).Konvergensi Antar Tropik).

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 10

Pola umum curah hujan….Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti:

1. Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan November.

2 Lampung-Bangka yang letaknya ke timur 2. Lampung Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember.

3. Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan J i F b iJanuari - Februari.

Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, M l k T h i h j b b d i b l M iMaluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada kira-kira 120o Bujur Timur.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 11

Pembagian IklimPembagian Iklim

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 12

Dr. Wladimir KoppenPada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat

klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut: • suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C, h t t t h 20°C 25°C• suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,

• curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan• tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.

2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai b ik tberikut:• Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);• Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;

3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan t di i t 18° i 3°Cterdingin antara 18° sampai -3°C.

4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari - 3°C.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 13

5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari - 3°C.

Dr Wladimir KoppenDr. Wladimir Koppen

Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af Koppen di Indonesia terdapat tipe tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.Af dan Am=terdapat di daerah Indonesia bagian barat tengah dan utara seperti Jawa Barat barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.Aw =terdapat di Indonesia yang letaknya dekat d b A t li ti d h d h dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.C d d h h d hC=terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.D=terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 14

MohrMohr

Pembagian Iklim Menurut Mohr membagi Pembagian Iklim Menurut Mohr membagi iklim berdasarkan curah hujan yang sampai ke permukaan bumi, yaitu menjadi tiga golongan sebagai berikut:golongan sebagai berikut:Bulan kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang dari 60 mm dari 60 mm. Bulan sedang (BS), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut berkisar antara 60 90 mmantara 60 - 90 mm.Bulan basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut 100 mm k t

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 15

ke atas.

Schmidt-FergusonSchmidt-Ferguson

Sistem iklim ini sangat terkenal di Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia.Penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan Pengklasifikasian digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt Ferguson dilakukan dengan Schmidt-Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan ( ∑f ) dengan banyaknya tahun pengamatan (n)

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 16

( ∑f ) dengan banyaknya tahun pengamatan (n) .

Tabel Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

Tipe Iklim Kriteria Vegetasi

A. (Sangat Basah) 0 < Q < 0,143 hutan hujan tropis( g )B. (Basah)

C. (Agak Basah)D (Sedang)

,0,143 < Q < 0,3330,333 < Q < 0,6000 600 < Q < 1 000

j phutan hujan tropis

mampu menggugurkan daunnyahutan musimD. (Sedang)

E. (Agak Kering)F. (Kering)

G (Sangat Kering)

0,600 < Q < 1,0001,000 < Q < 1,6701,670 < Q < 3,0003 000 < Q < 7 000

hutan musimhutan savanahutan savanapadang ilalangG. (Sangat Kering)

H. (Luar Biasa Kering)3,000 < Q < 7,000

7,000 < Qpadang ilalangpadang ilalang

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 17

Contoh Klasifikasi Iklim menurut Schmidt-Ferguson

Month Jan Feb Mar AprMay Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Total BB BK

1997 47.25 23.36 70.12 42.6874.17 21.09 0 16.52 18.29 59.93

181.86 88.41

643.68 1 8

143.2 18. 10. 118.1 531.1998 37.09 6 0 34.8 28 17.27 16 39.12 1 44.2 66.3 3.05 64 2 9

1999 0 20.07 0 0 0 0 0 0 1.27 26.17 38.1 8.1293.7

3 0 12

2000 21.85 33.01 2.54 16.5119.81 9.39

2.54 0.25 34.29 7.36 8.13

132.09

287.77 1 11

2001130.8

1 43.43 3.55 53.3332.77 13.97

3.56 8.64 37.34 49.53 28.69

155.94

561.56 2 10

2002 84.32 1.78 18.79 64.0227.68 2.54

17.02 20.31 26.42 84.85 32.77 62.23

442.73 0 8

105 1 90 5 3 239 2 7972003 38.6

105.15 86.37 50.81

90.67 13.97

5.33 37.09 14.99

239.27 90.17 25.15

797.57 2 7

2004 0.51 36.58196.0

8 38.128.18 45.21

1.02 5.08 30.73 30.22 93.22

138.17

643.1 2 9

2005 81.28 4.06 63.24 6.0943.18 86.87 0 11.18 29.47

111.01 0

131.08

567.46 1 7

2006 13.21145.0

3147.5

7150.8

832.26

165.36

27.17 24.89

109.22 57.92

145.29 27.93

1046.7 6 6

Average

45.492

55.573

58.826

45.722

36.7

37.567

6.68

16.308

42.013

71.046

68.453

77.217

561.6

1.7

8.7

Q (BK/BB) (8 7/1 7) 5 12 G ( t k i )18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 18

Q = (BK/BB) = (8.7/1.7) = 5.12 G (sangat kering)

OldOldeman

Klasifikasi iklim yang dilakukan didasarkan kepada jumlah Klasifikasi iklim yang dilakukan didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.Kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70 mm/bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk mencukupi hujan yang sama adalah 75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan sehingga diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 19

bulanan lebih kecil dari 100 mm.

Tabel Klasifikasi iklim menurut Oldeman

Zone Klasifikasi Bulan Basah Bulan Kering

A A1A2

10 - 12 Bulan10 - 12 Bulan

0 - 1 Bulan2 BulanA2 10 12 Bulan 2 Bulan

B B1B2B3

7 - 9 Bulan7 - 9 Bulan7 - 8 Bulan

0 - 1 Bulan2 - 3 Bulan4 - 5 Bulan

C C1C2C3C4

5 - 6 Bulan5 - 6 Bulan5 - 6 Bulan

5 Bulan

0 - 1 Bulan2 - 3 Bulan4 - 6 Bulan

7 BulanC4 5 Bulan 7 Bulan

D D1D2D3

3 - 4 Bulan3 - 4 Bulan3 - 4 Bulan

0 - 1 Bulan2 - 3 Bulan4 - 6 Bulan

D4 3 - 4 Bulan 7 - 9 Bulan

E E1E2E3

0 - 2 Bulan0 - 2 Bulan0 2 Bulan

0 - 1 Bulan2 - 3 Bulan4 6 Bulan

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 20

E3E4E5

0 - 2 Bulan0 - 2 Bulan0 - 2 Bulan

4 - 6 Bulan7 - 9 Bulan

10 - 12 Bulan

Tipe-tipe sebaran hujan di Indonesia

300

400 400

300

400 400

0

100

200

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0

100

200

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

0

100

200

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 0

100

200

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

300

400

Tipe Lokal

300

400

Tipe Lokal

400

0

100

200

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tipe 400

0

100

200

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tipe

0

100

200

300

400Tipe Equatorial

0

100

200

300

400Tipe Equatorial

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 21

01 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tipe Monsoon

01 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tipe Monsoon

CH Tipe EquatorialCH Tipe EquatorialCH Tipe EquatorialCH Tipe Equatorial

Curah hujan tinggi dan hampir merata sepanjang tahunCurah hujan tinggi dan hampir merata sepanjang tahunSangat cocok untuk tanaman yang sensitif terhadap kekurangan air : karet, kelapa sawitPada kelapa sawit, kekurangan air dirasakan stlh 1 – 2 tahun kemudian produksi Ditandai dengan terjadinya dua kali puncak hujan dalamDitandai dengan terjadinya dua kali puncak hujan dalam setahun sehingga dikatakan dalam daerah bertipe equatorial mempunyai 2 kali musim hujan dan sekali musim kemarau.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 22

CHCH TipeTipe MonsunMonsunCH CH TipeTipe MonsunMonsun

Ditandai dengan perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan umumnya terjadi pada periode Musim hujan umumnya terjadi pada periode Oktober-Maret dan musim kemarau terjadi pada periode April-September.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 23

CHCH TipeTipe LokalLokalCH CH TipeTipe LokalLokal

Pola ini dipengaruhi oleh kondisi geografi dan Pola ini dipengaruhi oleh kondisi geografi dan topografi setempat serta keadaan sekitarnya. Daerah-daerah dengan pola iklim lokal umumnya mempunyai perbedaan yang jelas umumnya mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau. Namun waktunya berlawanan dengan pola monsun Apabila daerah berpola dengan pola monsun. Apabila daerah berpola monsun sedang dalam periode musim hujan maka daerah berpola monsun sedang mengalamai periode musim hujan maka mengalamai periode musim hujan, maka daerah dengan pola lokal sedang mengalami musim kemarau dan begitu sebaliknya.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 24

Panjang HariPanjang Hari

Tidak terlalu bervariasi (11-12 jam) dibandingkan li t ti i (d h t t ) d t i lintang tinggi (daerah temperate) yang dapat mencapai 6 atau 18 jam.

Kondisi ekstrim di kutub, mengalami 6 bulan siang dan 6 bulan malam (panjang hari 24 dan 0 jam).

Panjang hari menentukan perubahan fase-fase perkembangan tanaman melalui respon fotoperiodismeuntuk Tanaman Hari Panjang dan Tanaman Hari Pendek.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 25

PhotoperiodismPhotoperiodismPhotoperiodismPhotoperiodism

Photoperiodism the response to 24-hour cycles of dark and Photoperiodism, the response to 24-hour cycles of dark and light, is particularly important in the initiation of flowering. Some plants are short-day, flowering only when periods of light are less than a certain length .g g

Other variables—both internal, such as the age of the plant, and external, such as temperature—are also involved with the complex beginnings of flowering.complex beginnings of flowering.

For example, chrysanthemums ordinarily will not flower until the days become short and the nights long, and it has now become a commercial practice to cover them with a black cloth become a commercial practice to cover them with a black cloth in late afternoon in August, or before, to stimulate them into early flowering

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 26

Suhu Udara

Fluktuasi suhu diurnal (lihat Gambar) di Indonesia Fluktuasi suhu diurnal (lihat Gambar) di Indonesia menyebabkan perbedaan suhu siang dan malam sampai 10 oC, dibandingkan fluktuasi suhu rata-rata (harian, bulanan, tahunan) yang hanya sekitar 1 oC.

Perbedaan suhu secara spasial hanya nyata menurut k ti i t t ( ltit d ) t k d h t ik t k

100 34

ketinggian tempat (altitude) untuk daerah tropika termasuk Indonesia.

85

90

95

( % )

28

30

32

( oC

)RH ( % )Suhu (oC)

70

75

80

85

RH (

20

22

24

26

Suhu

Bogor

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 27

700 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 20 22 23 24

Jam ( WIB )

20

Suhu Suhu -- AltitudeAltitudeSuhu Suhu -- AltitudeAltitude

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 28

FENOMENA ELFENOMENA EL--NINONINO

Disamping ITCZ yang mempunyai lintasan Utara-Selatan, iklimp g y g p y ,Indonesia juga dipengaruhi oleh fenomena El-Nino dan La-Nina dengan arah gerakan angin Timur-Barat. El-Nino dalam bahasaSpanyol berarti adalah "sisi anakanak lakilaki--lakilaki", yang dihubungkandengan kejadian hujan yang tinggi pada bulan Desember didengan kejadian hujan yang tinggi pada bulan Desember dipantai barat benua Amerika. Pada kejadian El-Nino, pantaibarat benua Amerika akan mempunyai curah hujan yang lebihtinggi dibandingkan kondisi rata-rata. Namun demikian, fenomena El-Nino memberikan dampak sebaliknya di wilayahfenomena El Nino memberikan dampak sebaliknya di wilayahIndonesia dan Australia, yaitu kekeringan dengan curah hujanyang lebih rendah dibanding rata-ratanya.Sejak tahun 1980 telah terjadi lima kali El Nino di Indonesia, j j ,yaitu pada tahun1982, 1991, 1994, dan tahun 1997/98. El Nino tahun 1997/98 menyebabkan kemarau panjang, kekeringan luarbiasa, terjadi kebakaran hutan yang hebat pada berbagai pulau, dan produksi bahan pangan turun dratis, yang kemudian disusul

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 29

dan produksi bahan pangan turun dratis, yang kemudian disusulkrisis ekonomi.

FENOMENA LAFENOMENA LA--NINANINAFENOMENA LAFENOMENA LA NINANINA

La-Nina yang berarti "anak perempuananak perempuan" adalah La-Nina yang berarti anak perempuananak perempuan adalah kondisi sebaliknya dari El-Nino, yaitu curah hujan yang lebih tinggi di wilayah Indonesia dan Australia sedangkan di pantai barat benua Amerika sedangkan di pantai barat benua Amerika mengalami curah hujan yang lebih rendah. Gambar berikut menyajikan kondisi normal, El-Nino dan La-Nina antara Indonesia dengan pantai barat benua Nina antara Indonesia dengan pantai barat benua Amerika.Sejak kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi 8 j jkali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995 dan 1999.

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 30

ElEl--Nino & Nino & LaLa--NinaNina

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 31

NORMAL, EL NINO DAN LANORMAL, EL NINO DAN LA--NINANINA

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 32

GLOBAL CLIMATE CHANGEGLOBAL CLIMATE CHANGE

18/02/2013 33Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian

INCREASE OF GREEN HOUSE GASESINCREASE OF GREEN HOUSE GASES

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 34

GLOBAL WARMING: GLOBAL WARMING: the green house effect

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 35

How would the climate change How would the climate change ff ?ff ?affect us?affect us?

Basically, any climatic change is bad since Basically, any climatic change is bad since as ca y, a y c at c c a ge s bad s ceas ca y, a y c at c c a ge s bad s celife (people, animals, crops, vegetation, life (people, animals, crops, vegetation, rivers) is adapted to certain set of climate rivers) is adapted to certain set of climate conditionsconditionsconditionsconditionsA change of even 0.1 C could change a A change of even 0.1 C could change a growing season by 6growing season by 6--7 days. A thermal 7 days. A thermal growing season by 6growing season by 6 7 days. A thermal 7 days. A thermal change that would be hard to identify by change that would be hard to identify by observational methodsobservational methodsA decrease of 1 C in winter temperatures A decrease of 1 C in winter temperatures would increase fuel consumption by 10% would increase fuel consumption by 10% in the Gulf coast area and by 3in the Gulf coast area and by 3--4% in the 4% in the

18/02/201318/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu PertanianKuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 3636

in the Gulf coast area and by 3in the Gulf coast area and by 3 4% in the 4% in the northern plains states.northern plains states.

Daerah Rawan Banjir di Indonesia

LegendaSangat AmanAmanCukup Aman Keterangan Legenda :

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 37

pAgak RawanRawanSangat Rawan

Sangat Aman = Tidak pernah terkena banjirAman=berpeluang terkena banjir dengan tingkat kerusakan maksimum 30 ribu ton atau 7500 ha per tahunCukup Aman=berpeluang terkena banjir dengan tingkat kerusakan maksimum 60 ribu ton atau 15000 ha per tahunAgak Rawan=berpeluang terkena banjir dengan tingkat kerusakan maksimum 90 ribu ton atau 22500 ha per tahunRawan=berpeluang terkena banjir dengan tingkat kerusakan maksimum 150 ribu ton atau 37500 ha per tahunSangat Rawan=berpeluang terkena banjir dengan tingkat kerusakan maksimum 210 ribu ton atau 52500 ha per tahun

Sawah area %2000 - 2025

18/02/201318/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu PertanianKuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 3838

Sawah area % 2000 - 2025

18/02/201318/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu PertanianKuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 3939

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 40

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 41

Poor Vegetative Cover

18/02/2013 Kuliah 6. Pengantar Ilmu Pertanian 42

Poor Vegetative Cover

Selamat Belajar….Sampai Bertemu Kembali pada Kuliah

Minggu ke 6Minggu ke 6

18/02/2013 Kuliah II, Pengantar Ilmu Pertanian 43