Upload
netha-tian
View
296
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
1/28
THALASEMIA
A. DEFINISI
Thalasemia adalah kelainan kongenital, anomali pada eritropoeisis yang diturunkan
dimana hemoglobin dalam eritrosit sangat berkuarang, oleh karenanya akan terbentuk
eritrosit yang relatif mempunyai fungsi yangsedikit berkurang (Supardiman, 2002).
Thalasemia merupakan kelompok kelainan genetik heterogen yang timbul akibat
berkurangnya kecepatan sintesis rantai alpha atau beta (Hoffbrand, 2005).
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah
mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (20 hari). !kibatnya
penderita thalasemia akan mengalami ge"ala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan
sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang. Thalasemia ter"adi akibat
ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein yang dibutuhkan untuk memproduksi
hemoglobin sebagaimanamestinya. Hemoglobin merupakan protein kaya #at besi yang berada
di dalam sel darah merah dan berfungsi sangat penting untuk mengangkut oksigen dari paru$
paru ke seluruh bagian tubuh yang membutuhkannya sebagai energi. !pabila produksi
hemoglobin berkurang atau tidak ada, maka pasokan energi yang dibutuhkan untuk
men"alankan fungsi tubuh tidak dapat terpenuhi, sehingga fungsi tubuh pun terganggu dan
tidak mampu lagi men"alankan akti%itasnya secara normal. Thalasemia adalah sekelompok
penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu
dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin (&anie, 200').ama Thalassemia berasal dari gabungan dua kata unani yaitu thalassa yang berarti
lautan dan anaemia (*weak blood+). erkataan Thalassa digunakan karena gangguan darah
ini pertama kali ditemui pada pasien yang berasal dari negara$negara sekitar -editerranean
(T/, 200). stilah Thalassemia sekarang digunakan pada kelompok hemoglobinopati yang
diklasifikasi berdasarkan rantai globin spesifik di mana sintesisnya terganggu (hen, 2001).
ama -editerranean anemia yang diperkenalkan oleh hipple sebenarnya tidak tepat karena
kondisi ini bisa ditemuikan di mana sa"a dan sesetengah tipe thalasemia biasanya endemik
pada daerah geografi tertentu (aediatric Thalassemia, -edscape). -enurut Setianingsih (2003), Talasemia merupakan penyakit genetik yang menyebabkan
gangguan sintesis rantai globin, komponen utama molekul hemoglobin (Hb).
Talasemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan. ertama kali
ditemukan secara bersamaan di !merika Serikat dan tali antara 425$42. 6ata Talasemia
dimaksudkan untuk mengaitkan penyakit tersebut dengan penduduk -editerania, dalam
bahasa unani Thalasaberarti laut. (ermono, 7 8grasena, 2001)
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah
merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (20 hari). !kibatnya
penderita thalasemia akan mengalami ge"ala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
2/28
sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang (89:8S ;:S:,
200)
Thalasemia adalah kelainan herediter berupa defisiensi salah satu rantai globin pada
hemoglobin sehingga dapat menyebabkan eristrosit imatur (cepat lisis) dan menimbulkan
anemia (/atimah, 2004)
Thalassemia berasal dari kata unani, yaitu talassa yang berarti laut. ang dimaksud
dengan laut tersebut ialah 9aut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal di
daerah sekitar 9aut Tengah. enyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di
2 ? 2). dan ?, dan yang paling penting thalasemia dapat ditetapkan
sebagai > $ atau ? @thalassemia (;udolph et al, 2002)
Thalassemia merupakan golongan penyakit anemia hemolitik yang diturunkan secara autosom
resesif, disebabkan mutasi gen tunggal, akibat adanya gangguan pembentukan rantai globin
alfa atau beta. ndi%idu homozigot atau compound heterozygous, doubleheterozygousbermanifestasi sebagai thalassemia beta mayor yang membutuhkan transfusi
darah secara rutin dan terapi besi untuk mempertahankan kualitas hidupnya (-unthe,
44 cit =ulan 2004)
Thalassemia adalah suatu kelainan genetik darah dimana produksi hemoglobin yang
normal tertekan karena defek sintesis satu atau lebih rantai globin. Thalassemia beta mayor
ter"adi karena defisiensi sintesis rantai A sehingga kadar Hb !(>2A2) menurun dan terdapat
kelebihan dari rantai >, sebagai kompensasi akan dibentuk banyak rantai B dan C yang akan
bergabung dengan rantai > yang berlebihan sehingga pembentukan Hb / (>2B2) dan Hb !2
(>2C2) meningkat (eatherall, 200')
B. KLASIFIKASI
Hemoglobin terdiri dari rantaian globin dan hem tetapi pada Thalassemia ter"adi
gangguan produksi rantai > atau ?. pada setiap
kromosom (total empat gen >). Dleh karena itu satu protein Hb mempunyai dua subunit > dan
dua subunit ?. Secara normal setiap gen globin > memproduksi hanya separuh dari kuantitasprotein yang dihasilkan gen globin ?, menghasilkan produksi subunit protein yang seimbang.
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
3/28
Thalassemia ter"adi apabila gen globin gagal, dan produksi protein globin subunit tidak
seimbang. !bnormalitas pada gen globin > akan menyebabkan defek pada seluruh gen,
sedangkan abnormalitas pada gen rantai globin ? dapat menyebabkan defek yang menyeluruh
atau parsial (iEanitkit, 200).
1. Thalassemia diklasifikasikan berdasarkan rantai globin mana yang mengalami
defek, yaitu Thalassemia > dan Thalassemia ?. elbagai defek secara delesi dan nondelesi
dapat menyebabkan Thalassemia (;odak, 200).
a. Thalassemia
Dleh karena ter"adi duplikasi gen > (H=! dan H=!2) pada kromosom 1, maka akan
terdapat total empat gen > (>>F>>).
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
4/28
mutationdibandingkan akibat delesi gen (hen, 2001). enyakit ini diturunkan secara resesif
dan biasanya hanya terdapat di daerah tropis dan subtropis serta di daerah dengan pre%alensi
malaria yang endemik (iEanitkit, 200).
Thalassemia ?o
Tipe ini disebabkan tidak ada rantai globin ? yang dihasilkan (;odak, 200). Satu pertiga
penderita Thalassemia mengalami tipe ini (hen, 2001).
Thalassemia ?G
ada kondisi ini, defisiensi partial pada produksi rantai globin ? ter"adi. Sebanyak 0$50I
dari sintesis rantai globin ? yang normal dihasilkan pada keadaan ini (;odak, 200).
Secara klinis, Thalassemia ? dikategori kepadaJ
) Thalassemia ? minor F Thalassemia ? trait(hetero#ygous) F (?G?) or (?o?)
2) Salah satu gen adalah normal (?) sedangkan satu lagi abnormal, sama ada ?G atau ?o.
ndi%idu dengan Thalassemia ini biasanya tidak menun"ukkan simptom dan biasanya
terdeteksi seEaktu pemeriksaan darah rutin. -eskipun terdapat ketidakseimbangan, kondisi
yang ter"adi adalah ringan karena masih terdapat satu gen ? yang masih berfungsi secara
normal dan formasi kombinasi >? yang normal masih bisa ter"adi (iEanitkit, 200). !nemia
yang ter"adi adalah mikrositik, hipokrom dan hemolitik (;odak, 200). enurunan ringan
pada sistesis rantai globin ? menurunkan produksi hemoglobin. ;antai > yang berlebihan
diseimbangkan oleh peningkatan produksi rantai C di mana keduanya akan berikatan
membentuk Hb!2 F >2C2 (.5$3I). ndi%idu tersebut sepenuhnya asimptomatik dan selain
dari anemia ringan, tidak menun"ukkan manifestasi klinis yang lainnya (Sachde%a, 2001)) Thalassemia ? mayor F ooleyKs !nemia (homo#ygous) (?G?o) or (?o?o) or (?G?G)
') ada kondisi ini, kedua gen rantai ? mengalami disfungsi (iEanitkit, 200). Hb! langsung
tidak ada pada ?o?o dan menurun banyak pada ?G?G. enyakit ini berhubungan dengan gagal
tumbuh dan sering menyebabkan kematian pada rema"a (-otulsky, 200). !nemia berat
ter"adi dan pasien memerlukan transfusi darah (;odak, 200) dan ge"ala tersebut selalunya
bermanifestasi pada 1 bulan terakhir dari tahun pertama kehidupan atas akibat penukaran dari
sistesis rantai globin B (Hb /F >2B2) kepada ? (Hb ! F >2?2) (a#dani, 20).
5) Thalassemia ? intermedia (?GF?G) atau (?oF?G)
1) Simptom yang timbul biasanya antara Thalassemia minor dan mayor (;odak, 200).
2 2. Secara umum, terdapat 2 (dua) "enis thalasemia yaitu J (89:8S ;:S:, 200)
a. Thalasemia -ayor, karena sifat$sifat gen dominan. Thalasemia mayor merupakan penyakit
yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. !kibatnya, penderita
kekurangan darah merah yang bisa menyebabkan anemia.
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
5/28
facies cooley. /aies cooley adalah ciri khas thalasemia mayor, yakni batang hidung masuk ke
dalam dan tulang pipi menon"ol akibat sumsum tulang yang beker"a terlalu keras untuk
mengatasi kekurangan hemoglobin. enderita thalasemia mayor akan tampak memerlukan
perhatian lebih khusus. ada umumnya, penderita thalasemia mayor harus men"alani transfusi
darah dan pengobatan seumur hidup. Tanpa peraEatan yang baik, hidup penderita thalasemia
mayor hanya dapat bertahan sekitar $3 bulan. Seberapa sering transfusi darah ini harus
dilakukan lagi$lagi tergantung dari berat ringannya penyakit. ang pasti, semakin berat
penyakitnya, kian sering pula si penderita harus men"alani transfusi darah.
b. Thalasemia -inor, indi%idu hanya membaEa gen penyakit thalasemia, namun indi%idu hidup
normal, tanda$tanda penyakit thalasemia tidak muncul. alau thalasemia minor tak
bermasalah, namun bila ia menikah dengan thalasemia minor "uga akan ter"adi masalah.
6emungkinan 25I anak mereka menerita thalasemia mayor. ada garis keturunan pasangan
ini akan muncul penyakit thalasemia mayor dengan berbagai ragam keluhan. Seperti anak
men"adi anemia, lemas, loyo dan sering mengalami pendarahan. Thalasemia minor sudah ada
se"ak lahir dan akan tetap ada di sepan"ang hidup penderitanya, tapi tidak memerlukan
transfusi darah di sepan"ang hidupnya
3. Secara molekuler talasemia dibedakan atas:(Behrman et al, 2004)
. Talasemia (gangguan pembentukan rantai )
2. Talasemia (gangguan pembentukan rantai )
. Talasemia $(gangguan pembentukan rantai dan yang letak gen$nya diduga
berdekatan).'. Talasemia (gangguan pembentukan rantai )
C. ETIOLOGI
Thalassemia bukan penyakit menular melainkan penyakit yang diturunkan secara
genetik dan resesif. enyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut sebagai gen globin beta
yang terletak pada kromosom . ada manusia kromosom selalu ditemukan berpasangan.
&en globin beta ini yang mengatur pembentukan salah satu komponen pembentuk
hemoglobin. =ila hanya sebelah gen globin beta yang mengalami kelainan disebut pembaEa
sifat thalassemia$beta. Seorang pembaEa sifat thalassemia tampak normalFsehat, sebab masih
mempunyai belah gen dalam keadaan normal (dapat berfungsi dengan baik). Seorang
pembaEa sifat thalassemia "arang memerlukan pengobatan. =ila kelainan gen globin ter"adi
pada kedua kromosom, dinamakan penderita thalassemia (Homo#igotF-ayor). 6edua belah
gen yang sakit tersebut berasal dari kedua orang tua yang masing$masing membaEa sifat
thalassemia. ada proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen globin beta dari
ibunya dan sebelah lagi dari ayahnya. =ila kedua orang tuanya masing$masing pembaEa sifat
thalassemia maka pada setiap pembuahan akan terdapat beberapa kemungkinan.
6emungkinan pertama si anak mendapatkan gen globin beta yang berubah (gen thalassemia)
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
6/28
dari bapak dan ibunya maka anak akan menderita thalassemia. Sedangkan bila anak hanya
mendapat sebelah gen thalassemia dari ibu atau ayah maka anak hanya membaEa penyakit
ini. 6emungkinan lain adalah anak mendapatkan gen globin beta normal dari kedua orang
tuanya.
Sedangkan menurut (Suriadi, 200) enyakit thalassemia adalah penyakit keturunan
yang tidak dapat ditularkan.banyak diturunkan oleh pasangan suami isteri yang mengidap
thalassemia dalam sel @ selnyaF /aktor genetik.
Lika kedua orang tua tidak menderita Thalassaemia traitFpembaEasifat Thalassaemia,
maka tidak mungkin mereka menurunkan Thalassaemia traitFpembaEa sifat Thalassaemia
atau Thalassaemia mayor kepada anak$anak mereka. Semua anak$anak mereka akan
mempunyai darah yang normal.
!pabila salah seorang dari orang tua menderita Thalassaemia traitFpembaEa sifat
Thalassaemia sedangkan yang lainnya tidak, maka satu dibanding dua (50I)
kemungkinannya bahEa setiap anak$anak mereka akan menderita Thalassaemia
traitFpembaEa sifat Thalassaemia, tidak seorang diantara anak$anak mereka akan menderita
Thalassaemia mayor. Drang dengan Thalassaemia traitFpembaEa sifat Thalassaemia adalah
sehat, mereka dapat menurunkan sifat$sifat baEaan tersebut kepada anak$anaknya tanpa ada
yang mengetahui bahEa sifat$sifat tersebut ada di kalangan keluarga mereka.
!pabila kedua orang tua menderita Thalassaemia traitFpembaEa sifat Thalassaemia,
maka anak$anak mereka mungkin akan menderita Thalassaemia traitFpembaEa sifatThalassaemia atau mungkin "uga memiliki darah yang normal, atau mereka mungkin "uga
menderita Thalassaemia mayor
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
7/28
Skema enurunan &en Thalasemia -endel
D. PATOFISIOLOGIHemoglobi
Hemoglobin manusia terdiri dari persenyaEaan hem dan globin. Hem terdiri dari #at
besi (atom /e) sedangkan globin suatu protein yang terdiri dari rantai polipeptida.
Hemoglobin manusia normal pada orang deEasa terdiri dari 2 rantai alfa (>) dan 2 rantai beta
(?) yaitu Hb! (>2?2 M 4I), sebagian lagi Hb!2 (>2C2 M 2,5I) dan sisanya Hb/ (>2B2)
kira$kira 0,5I.
Sintesa globin ini telah dimulai pada aEal kehidupan masa embrio di dalam
kandungan sampai dengan 3 minggu kehamilan dan hingga akhir kehamilan. Drgan yang
bertanggung "aEab pada periode ini adalah hati, limpa, dan sumsum tulang
6arena rantai globin merupakan suatu protein maka sintesisnya dikendalikan oleh
gen tertentu. !da 2 kelompok gen yang bertanggung "aEab dalam proses pengaturannya,
yaitu kluster gen globin$> yang terletak pada lengan pendek autosom 1 (1 p .) dan
kluster gen globin$? yang terletak pada lengan pendek autosom ( p 5.'). 6luster gen
globin$> secara berurutan mulai dari 5N sampai N yaitu gen 5N$O2$PO$>P2$>P$>2$>$Q$N
(:%ans et al., 440). Sebaliknya kluster gen globin$? terdiri dari gen 5N$R$&B$!B$P?$C$?$N
Hemoglobin normal adalah terdiri dari dari Hb$! dengan dua polipeptida rantai
alpha dan dua rantai beta. ada beta thalasemia yaitu tidak adanya atau kurangnya rantai beta
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
8/28
dalam molekul hemoglobin, sehingga ada gangguan kemampuan eritrosit membaEa oksigen.
!da suatu kompensator yang meningkat dalam rantai alpha, tetapi rantai beta memproduksi
secara terus$menerus sehingga menghasilkan hemoglobin defektif. 6etidakseimbangan
polipeptida ini memudahkan ketidakstabilan dan disintegrasi. Hal ini menyebabkan sel darah
merah men"adi hemolisis dan menimbulkan anemia dan atau hemosiderosis.
Pa!o"isiologi
6elebihan pada rantai alpha ditemukan pada beta thalasemia dan kelebihan rantai
beta dan gama ditemukan pada alpha thalasemia. 6elebihan rantai polipeptida ini mengalami
presippitasi dalam sel eritrosit. &lobin intra eritrosik yang mengalami presipitasi, yang ter"adi
sebagai rantai polipeptida alpa dan beta, atau terdiri dari hemoglobin tak stabil$badan Hein#,
merusak sampul eritrosit dan menyebabkan hemolisis. ;eduksi dalam hemoglobin
menstimulasi bone marroE memproduksi ;= yang lebih.
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
9/28
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
10/28
E. GE&ALA KLINIS
6elainan genotip Talasemia memberikan fenotip yang khusus, ber%ariasi, dan tidak
"arang tidak sesuai dengan yang diperkirakan (!tmakusuma, 2004).
Semua Talasemia memiliki ge"ala yang mirip, tetapi beratnya ber%ariasi, tergantung
"enis rantai asam amino yang hilang dan "umlah kehilangannya (mayor atau minor). Sebagian
besar penderita mengalami anemia yang ringan, khususnya anemia hemolitik (Tamam, 2004)
Talasemia$? dibagi tiga sindrom klinik ditambah satu sindrom yang baru ditentukan,
yakni () Talasemia$? minorFhetero#igotJ anemia hemolitik mikrositik hipokrom. (2)
Talasemia$? mayorFhomo#igotJ anemia berat yang bergantung pada transfusi darah. ()
Talasemia$? intermediaJ ge"ala di antara Talasemia ? mayor dan minor. Terakhir merupakan
pembaEa sifat tersembunyi Talasemia$? (silent carrier) (!tmakusuma, 2004).
:mpat sindrom klinik Talasemia$> ter"adi pada Talasemia$>, bergantung pada
nomor gen dan pasangan cis atau trans dan "umlah rantai$> yang diproduksi. 6eempat
sindrom tersebut adalah pembaEa sifat tersembunyi Talasemia$> (silent carrier), Talasemia$>
trait (Talasemia$> minor), HbH diseases dan Talasemia$> homo#igot (hydrops fetalis)
(!tmakusuma, 2004).
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
11/28
ada bentuk yang lebih berat, khususnya pada Talasemia$? mayor, penderita dapat
mengalami anemia karena kegagalan pembentukan sel darah, pembesaran limpa dan hati
akibat anemia yang lama dan berat, perut membuncit karena pembesaran kedua organ
tersebut, sakit kuning ("aundice), luka terbuka di kulit (ulkusFborok), batu empedu, pucat,
lesu, sesak napas karena "antung beker"a terlalu berat, yang akan mengakibatkan gagal
"antung dan pembengkakan tungkai baEah. Sumsum tulang yang terlalu aktif dalam usahanya
membentuk darah yang cukup, bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang,
terutama tulang kepala dan Ea"ah. Tulang$tulang pan"ang men"adi lemah dan mudah patah.
!nak$anak yang menderita talasemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas
lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal. 6arena penyerapan #at besi meningkat
dan seringnya men"alani transfusi, maka kelebihan#at besi bisa terkumpul dan mengendap
dalam otot "antung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal "antung (Tamam, 2004).
=ayi baru lahir dengan talasemia beta mayor tidak anemis. &e"ala aEalnya tidak
"elas, biasanya men"adi lebih berat dalam tahun pertama kehidupan dan pada kasus yang berat
ter"adi dalam beberapa minggu setelah lahir. !nak tidak nafsu makan, diare, kehilangan
lemak tubuh dan dapat disertai demam berulang akibat infeksi. !nemia berat dan lama
biasanya menyebabkan pembesaran "antung. Terdapat hepatosplenomegali, ikterus ringan
mungkin ada. Ter"adi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu ter"adinya bentuk muka
mongoloid akibat system eritropoesis yang hiperaktif. !danya penipisan tulang pan"ang,
tangan dan kaki dapat menimbulkan fraktur patologis. 6adang$kadang ditemukan epistaksis,
pigmentasi kulit, koreng pada tungkai, dan batu empedu.
Ta'a 'a ge(ala lai 'a)i !halasemia $ai!* %
. Thalasemia -ayorJ
ucat
9emah
!noreksia
Sesak napas
eka rangsang
Tebalnya tulang kranial
embesaran hati dan limpa F hepatosplenomegali
-enipisnya tulang kartilago, nyeri tulang
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
12/28
eningkatan pertumbuhan fasial mandibular mata sipit, dasar hidung lebar dan datar.
2. Thalasemia -inor
ucat
Hitung sel darah merah normal
6adar konsentrasi hemoglobin menurun 2 sampai gramF 00ml di baEah kadar normal Sel
darah merah mikrositik dan hipokromik sedang
F. KOMPLIKASI
!kibat anemia yang berat dan lama, sering ter"adi gagal "antung. Tranfusi darah
yang berulang ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah sangat
tinggi, sehingga di timbun dalam berbagai "arigan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, "antung
dan lain lain. Hal ini menyebabkan gangguan fungsi alat tersebut (hemokromatosis). 9impa
yang besar mudah ruptur akibat trauma ringan. 6adang kadang thalasemia disertai tanda
hiperspleenisme seperti leukopenia dan trompositopenia. 6ematian terutama disebabkan oleh
infeksi dan gagal "antung (Hassan dan !latas, 2002)
Hepatitis pasca transfusi biasa di"umpai, apalagi bila darah transfusi telah diperiksa
terlebih dahulu terhadap H=s!g. Hemosiderosis mengakibatkan sirosis hepatis, diabetes
melitus dan "antung. igmentasi kulit meningkat apabila ada hemosiderosis, karena
peningkatan deposisi melanin (Herdata, 2003)
G. PEME+IKSAAN PEN,N&ANG
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
13/28
c. ndeks eritrosit
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
14/28
yang diharapkan dimasukkan ke program nasional pemerintah. -enurut Hoffbrand (2005)
konseling genetik penting dilakukan bagi pasangan yang berisiko mempunyai seorang anak
yang menderita suatu defek hemoglobin yang berat. Lika seorang Eanita hamil diketahui
menderita kelainan hemoglobin, pasangannya harus diperiksa untuk menentukan apakah dia
"uga membaEa defek. Lika keduanya memperlihatkan adanya kelainan dan ada resiko suatu
defek yang serius pada anak (khususnya Talasemia$? mayor) maka penting untuk
menaEarkan penegakkan diagnosis antenatal.
. Pea1isa 2Screening3
!da 2 pendekatan untuk menghindari TalesemiaJ
a. 6arena karier Talasemia ? bisa diketahui dengan mudah, penapisan populasi dan konseling
tentang pasangan bisa dilakukan. =ila hetero#igot menikah, $' anak mereka bisa men"adi
homo#igot atau gabungan hetero#igot.
b. =ila ibu hetero#igot sudah diketahui sebelum lahir, pasangannya bisa diperiksa dan bila
termasuk karier, pasangan tersebut ditaEari diagnosis prenatal dan terminasi kehamilan pada
fetus dengan Talasemia ? berat.
=ila populasi tersebut menghendaki pemilihan pasangan, dilakukan penapisan
premarital yang bisa dilakukan di sekolah anak. enting menyediakan program konseling
%erbal maupun tertulis mengenai hasil penapisan Talasemia (ermono, 7 8grasena, 2001).
Alternatif lain adalah memeriksa setiap anita hamil muda berdasarkan ras.
!enapisan "an# efektif adalah ukuran eritrosit, bila $%& dan $%' sesuai #ambaran
alasemia, perkiraan kadar 'bA2 harus diukur, biasan"a menin#kat pada alasemia .Bila kadarn"a normal, pasien dikirim ke pusat "an# bisa men#analisis #en rantai *.
!entin# untuk membedakan alasemia *o(+**) dan alasemia *-(+*+*), pada kasus
pasien tidak memiliki risiko mendapat keturunan alesemia *o homoi#ot. !ada kasus
/aran# dimana #ambaran darah memperlihatkan alesemia heteroi#ot den#an 'bA2
normal dan #en rantai * utuh, kemun#kinann"a adalah alasemia * non delesi atau
alasemia den#an 'bA2 normal. edua hal ini dibedakan den#an sintesis rantai
#lobin dan analisa A. !entin# untuk memeriksa 'b elektroforase pada kasus+kasus
ini untuk mencari kemun#kinan ariasi struktural 'b (!ermono, 5#rasena, 2006).
2. Diagosis P)ea!al
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
15/28
oleh Southern lotting dari
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
16/28
emberian transfusi hingga Hb mencapai 4$0gFdl. 6omplikasi dari pemberian transfusi darah
yang berlebihan akan menyebabkan ter"adinya penumpukan #at besi yang disebut
hemosiderosis. Hemosiderosis ini dapat dicegah dengan pemberian deferoUamine (
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
17/28
Tranfusi
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
18/28
'. ertumbuhan dan perkembangan
Sering didapatkan data mengenai adanya kecenderungan gangguan terhadap tumbuh
kembang se"ak anak masih bayi, karena adanya pengaruh hipoksia "aringan yang bersifat
kronik. Hal ini ter"adi terutama untuk thalassemia mayor. ertumbuhan fisik anak adalah
kecil untuk umurnya dan ada keterlambatan dalam kematangan seksual, seperti tidak ada
pertumbuhan rambut pubis dan ketiak. 6ecerdasan anak "uga dapat mengalami penurunan.
amun pada "enis thalasemia minor sering terlihat pertumbuhan dan perkembangan anak
normal.
5. ola makan
6arena adanya anoreksia, anak sering mengalami susah makan, sehingga berat badan anak
sangat rendah dan tidak sesuai dengan usianya.
1. ola akti%itas
!nak terlihat lemah dan tidak selincah anak usianya. !nak banyak tidur F istirahat, karena
bila berakti%itas seperti anak normal mudah merasa lelah
. ;iEayat kesehatan keluarga
6arena merupakan penyakit keturunan, maka perlu dika"i apakah orang tua yang menderita
thalassemia. !pabila kedua orang tua menderita thalassemia, maka anaknya berisiko
menderita thalassemia mayor. Dleh karena itu, konseling pranikah sebenarnya perlu
dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui adanya penyakit yang mungkin disebabkan
karena keturunan.
3. ;iEayat ibu saat hamil (!nte atal ore @ !)Selama -asa 6ehamilan, hendaknya perlu dika"i secara mendalam adanya faktor risiko
thalassemia. Sering orang tua merasa bahEa dirinya sehat. !pabila diduga faktor resiko,
maka ibu perlu diberitahukan mengenai risiko yang mungkin dialami oleh anaknya nanti
setelah lahir. 8ntuk memestikan diagnosis, maka ibu segera diru"uk ke dokter.
4.
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
19/28
f. erut
6elihatan membuncit dan pada perabaan terdapat pembesaran limpa dan hati
( hepatosplemagali).
g. ertumbuhan fisiknya terlalu kecil untuk umurnya dan == nya kurang dari normal. 8kuran
fisik anak terlihat lebih kecil bila dibandingkan dengan anak$anak lain seusianya.
h. ertumbuhan organ seks sekunder untuk anak pada usia pubertas
!da keterlambatan kematangan seksual, misalnya, tidak adanya pertumbuhan rambut pada
ketiak, pubis, atau kumis. =ahkan mungkin anak tidak dapat mencapai tahap adolesense
karena adanya anemia kronik.
i. 6ulit
arna kulit pucat kekuning$ kuningan. Lika anak telah sering mendapat transfusi darah, maka
Earna kulit men"adi kelabu seperti besi akibat adanya penimbunan #at besi dalam "aringan
kulit (hemosiderosis).
K. DIAGNOSA KEPE+A4ATAN
. 6etidakefektifan perfusi "aringan berhubungan dengan berkurangnya komponen seluler yang
menghantarkan oksigenFnutrisi
2. ntoleransi aktifitas b.d tidak seimbangnya kebutuhan dan suplai oksigen
. 6J erdarahan
'. 6etidakseimbangan nitrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
5. 6elelahan b.d malnutrisi, kondisi sakit1. yeri b.d penyakit kronis
. 6ecemasan (orang tua) b.d kurang pengetahuan
L. +ENCANA KEPE+A4ATAN
N
o
DIAGNOSA +ENCANA KEPE+A4ATAN
T,&,AN INTE+5ENSI
. 6etidakefektifan
perfusi "aringan b.d
berkurangnya
komponen seluler
yang
menghantarkan
oksigenFnutrisi
NOC
erfusi Laringan J erifer
Status sirkulasi
K)i!e)ia Hasil%
6lien menun"ukkan
perfusi "aringan yang
adekuat yang ditun"ukkan
dengan terabanya nadi
perifer, kulit kering dan
hangat, keluaran urinadekuat, dan tidak ada
NIC
-. Moi!o) Ta'a 5i!al
De"iisi%-engumpulkan dan
menganalisis sistem kardio%askuler,
pernafasan dan suhu untuk
menentukan dan mencegah
komplikasi
A6!i"i!as%
1. -onitor tekanan darah ,nadi, suhu dan ;; tiap 1 "am atau
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
20/28
distres pernafasan. sesuai indikasi
2. -onitor frekuensi dan irama
pernapasan
3. -onitor pola pernapasan
abnormal4. -onitor suhu, Earna dan
kelembaban kulit
7. -onitor sianosis perifer
/. Moi!o) s!a!*s e*)ologi
De"iisi" -engumpulkan dan
menganalisis data pasien untuk
meminimalkan dan mencegah
komplikasi neurologiA6!i"i!as%
1. -onitor ukuran, bentuk,
simetrifitas, dan reaktifitas pupil
2. -onitor tingkat kesadaran
klien
3. -onitor tingkat orientasi
4. -onitor &S
7. -onitor respon pasien
terhadap pengobatan
6. nformasikan pada dokter
tentang perubahan kondisi pasien
7. Maa(eme ai)a
De"iisi% -empertahankan
keseimbangan cairan dan mencegah
komplikasi akibat kadar cairan yang
abnormal.
A6!i"i!as%
1. -encatat intake dan output
cairan
2. 6a"i adanya tanda$tanda
dehidrasi (turgor kulit "elek, mata
cekung, dll)
3. -onitor status nutrisi
4. ersiapkan pemberian
transfusi ( seperti mengecek darah
dengan identitas pasien,
menyiapkan terpasangnya alat
transfusi)
7. !Easi pemberian komponen
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
21/28
darahFtransfusi
6. !Easi respon klien selama
pemberian komponen darah
8. -onitor hasil laboratorium
(kadar Hb, =esi serum, angkatrombosit)
2. ntoleransi aktifitas
b.d tidak
seimbangnya
kebutuhan dan
suplai oksigen
NOC
6onser%asi :nergi
eraEatan
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
22/28
/. Te)a1i O6sige
De"iisi% -engelola pemberian
oksigen dan memonitor
keefektifannyaA6!i"i!as%
1. =ersihkan mulut, hidung,
trakea bila ada secret
2. ertahankan kepatenan "alan
nafas
3. !tur alat oksigenasi
termasuk humidifier
4. -onitor aliran oksigen
sesuai program 5. Secara periodik, monitor ketepatan
pemasangan alat
. 6etidakseimbanga
n nitrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh b.d anoreksia
NOC
Status utrisi
Status utrisiJ :nergi
6ontrol =erat =adan
K)i!e)ia Hasil % Klie
me*(*66a
encapaian berat badan
normal yang diharapkan
=erat badan sesuai
dengan umur dan tinggi
badan
=ebas dari tanda
malnutrisi
NIC
-. Maa(eme N*!)isi
De"iisi%-embantu dan atau
menyediakan asupan makanan dan
cairan yang seimbang
A6!i"i!as%
. Tanyakan pada pasien tentang
alergi terhadap makanan
2. Tanyakan makanan kesukaan
pasien
. 6olaborasi dengan ahli gi#i tentang
"umlah kalori dan tipe nutrisi yang
dibutuhkan (T6T)
'. !n"urkan masukan kalori yang
tepat yang sesuai dengan kebutuhan
energi
5. Sa"ikan diit dalam keadaan hangat
/. Moi!o) N*!)isi
De"iisi J -engumpulkan dan
menganalisis data pasien untuk
mencegah atau meminimalkan
malnutrisi
A6!i"i!as%
1. -onitor adanya penurunan
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
23/28
==
2. iptakan lingkungan
nyaman selama klien makan.
3. LadEalkan pengobatan dan
tindakan, tidak selama "am makan.4. -onitor kulit (kering) dan
perubahan pigmentasi
7. -onitor turgor kulit
6. -onitor mual dan muntah
8. -onitor kadar albumin,
total protein, Hb, kadar hematokrit
9. -onitor kadar limfosit dan
elektrolit
:. -onitor pertumbuhan danperkembangan.
'. 6elelahan b.d
malnutrisi, kondisi
sakit
NOC
6onser%asi :nergi
K)i!e)ia Hasil% Klie
me*(*66a
stirahat dan akti%itas
seimbang
-engetahui
keterbatasanan energinya
-engubah gaya hidup
sesuai tingkat energi
-emelihara nutrisi yang
adekuat
:nergi yang cukup untuk
beraktifitas
NIC
-. Maa(eme ee)gi
De"iisi%-engatur penggunaan
energi untuk mencegah kelelahan
dan mengoptimalkan fungsi
A6!i"i!as%
1. Tentukan keterbatasan
aktifitas fisik klien
2. 6a"i persepsi pasien tentang
penyebab kelelahan
3.
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
24/28
9. =antu klien men"adEalkan
istirahat dan aktifitas
/. Te)a1i O6sige
De"iisi% -engelola pemberian
oksigen dan memonitor
keefektifannya
A6!i"i!as%
1. =ersihkan mulut, hidung,
trakea bila ada secret
2. ertahankan kepatenan "alan
nafas3. !tur alat oksigenasi
termasuk humidifier
4. -onitor aliran oksigen
sesuai program
7. Secara periodik, monitor
ketepatan pemasangan alat
7. Maa(eme ai)a
De"iisi% -empertahankan
keseimbangan cairan dan mencegah
komplikasi akibat kadar cairan yang
abnormal.
A6!i"i!as%
1. ersiapkan pemberian
transfusi (seperti mengecek darah
dengan identitas pasien,
menyiapkan terpasangnya alat
transfusi)
2. !Easi pemberian
komponen darahFtransfusi
3. !Easi respon klien selama
pemberian komponen darah
4. -onitor hasil laboratorium
(kadar Hb, =esi serum)
5. 6J erdarahan -encegahF
meminimalkan
ter"adinya perdarahan
A6!i"i!as
-onitor tanda$tanda perdarahan dan
perubahan tanda %ital
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
25/28
2. -onitor hasil laboratoium, seperti
Hb, angka trombosit, hematokrit,
angka eritrosit, dll
. &unakan alat$alat yang aman untuk
mencegah perdarahan (sikat gigiyang lembut, dll)
1. yeri b.d penyakit
kronis
NOC
-engontrol yeri
-enun"ukkan tingkat
nyeri
K)i!e)ia Hasil% Klie
'a1a! -engenali faktor
penyebab
-engenali lamanya
(onset ) sakit
-enggunakan cara non
analgetik untuk
mengurangi nyeri
-enggunakan analgetik
sesuai kebutuhan
NIC
Maa(eme $e)i
De"iisi % mengurangi nyeri dan
menurunkan tingkat nyeri yang
dirasakan pasien.
A6!"i!as%1. 9akukan pengka"ian nyeri
secara komprehensif termasuk
tingkat nyeri ( dengan *face scale+),
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, dan faktor presipitasi
2. Dbser%asi reaksi non%erbal
dari ketidaknyamanan pasien
(misalnya menangis, meringis,
memegangi bagian tubuh yangnyeri, dll)
3. &unakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Lelaskan pada pasien
tentang nyeri yang dialaminya,
seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri mungkin akan dirasakan,
metode sederhana untuk
mengalihkan rasa nyeri, dll.
7. :%aluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain tentang
pengalaman nyeri dan
ketidakefektifan kontrol nyeri pada
masa lampau
6. !tur lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
26/28
8. 6urangi faktor pencetus
nyeri pada pasien
/. Pembe)ia aalge!i6
De"iisi%enggunaan agenfarmakologi untuk menghentikan
atau mengurangi nyeri.
A6!i"i!as%
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan dera"at
nyeri sebelum pemberian obat.
2. ek instruksi dokter tentang
"enis obat, dosis, dan frekuensi
3. ek riEayat alergi padapasien
4. 6olaborasi pemilihan
analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri, rute pemberian, dan
dosis optimal
7. -onitor tanda %ital sebelum
dan sesudah pemberian analgesik
6. 6olaborasi pemberian
analgesik tepat Eaktu terutama saat
nyeri hebat
8. -onitor respon klien
terhadap penggunaan analgetik
. 6ecemasan (orang
tua) b.d kurang
pengetahuan
NOC %
6ontrol 6ecemasan
K)i!e)ia Hasil %
6lien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan ge"ala
cemas
-engidentifikasi,
mengungkapkan, dan
menun"ukkan teknik
untuk mengontrol cemas
Vital sign (T
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
27/28
menun"ukkan
berkurangnya kecemasan.
-enun"ukkan
peningkatan konsentrasi
dan akurasi dalamberpikir
1. =ersama tim kesehatan, berikan
informasi mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
. !n"urkan keluarga untuk
menemani anak dalam pelaksanaantindakan keperaEatan
3. 9akukan massage pada leher dan
punggung, bila perlu
4. =antu pasien mengenal penyebab
kecemasan
0.
7/23/2019 THALASEMIA ASKEP
28/28
-arion Lohnson, dkk, 2000,#ursing /utcome %lassifications /%), -osby ear$=ook, St. 9ouis
-ar"ory &ordon, dkk, 200,#ursing 'iagnoses" 'efinition ( %lassification **+**, !
info.ser%icesYnucleus$precise.com