15
Tugas Makalah Etika profesi Tentang Profesi Analisa DISUSUN OLEH : Nama : WAHYUDI Nim : 200826024 JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

Tgs Makalah Etika Profesi

Embed Size (px)

Citation preview

Tugas Makalah Etika profesiTentang Profesi Analisa

DISUSUN OLEH :

Nama : WAHYUDI

Nim : 200826024

JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL JAKARTA 2010

Analisa/Analisis"Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan"

Analisis Kontekstual dalam Etika Ketika dinilai oleh standar etika yang sesuai, kebanyakan dari kita biasanya berperilaku cukup dapat diterima. Atau, jadi kami menilai secara umum. Dan, ketika dinilai oleh standar epistemologis yang sesuai, kebanyakan dari kita biasanya cukup baik, juga: Pertama, kita tahu banyak hal tentang dunia dan, kedua, kita biasanya dibenarkan dalam memegang keyakinan mereka yakin kita yang tidak cukup contoh pengetahuan. Atau, sekali lagi, jadi kami menilai secara umum. Seperti kita umumnya hakim, kemudian, baik dalam kita bersikap dan dalam kita percaya, hal-hal yang biasanya cukup dapat diterima. Seperti biasa, filsuf telah menantang ini umum, dan sangat nyaman, penilaian sangat. Tanpa namun penyajian argumen, berikut contoh dari etika: Ketika kami mengeluarkan uang untuk makan malam di restoran mewah, bukannya mengirim uang untuk memberi makan kelaparan, apakah kita bersikap dengan cara yang, secara etis, dapat diterima? Bahkan ketika kita menyadari bahwa membuat sumbangan adalah hal yang etis lebih baik untuk dilakukan, masih, anggapan biasa, tentu saja, bahwa tidak ada yang salah dalam perilaku kita. Tidak melakukan apa yang etis lebih baik, kita melakukan apa yang, meskipun demikian, secara etis dapat diterima. Tapi seperti Peter Singer dan lain-lain telah menunjukkan, mungkin rasional untuk memotivasi ini: Pertama, nyaman, pemikiran umum mungkin akan benar dipertanyakan. Dan, kedua, kadang-kadang mungkin correctlyjudged yang menyenangkan perilaku mahal tersebut tidak etis dapat diterima. Sekarang, apa yang paling menarik tentang ini adalah bahwa, dalam memotivasi penilaian etika yang keras, para filsuf perlu mempekerjakan, bersama dengan fakta empiris tak terbantah, hanya beberapa ide etika yang, setidaknya secara implisit, sudah diterima secara luas. Sekali lagi tanpa belum menyajikan argumen, berikut contoh dari epistemologi: Bila Anda tidak berada di kantor Anda selama satu jam, apakah Anda tahu bahwa meja Anda masih ada? Penilaian biasa, tentu saja, adalah bahwa Anda lakukan. Bahkan jika anda tidak tahu dengan pasti bahwa Anda tahu bahwa Anda sendiri ada sekarang, tetap, Anda tahu hal itu. Tidak tahu mereka dengan cara yang mungkin epistemically lebih baik, masih, kita tahu begitu banyak hal-hal yang pernah begitu. Tapi seperti Petrus Unger dan lain-lain telah menunjukkan, mungkin rasional untuk memotivasi ini: Pertama, nyaman, pemikiran umum mungkin akan benar dipertanyakan. Kedua, kadang-kadang mungkin benar menilai bahwa Anda tidak pernah mengetahui apa-apa memang, kadang kita benar akanmenghakimi bahkan bahwa Anda tidak pernah dibenarkan di percaya hal seperti itu Sekali lagi, apa yang paling menarik tentang ini adalah apa, dalam memotivasi penilaian epistemologis yang keras, para filsuf mempekerjakan. Ide-ide ini juga, merupakan bagian dari pemikiran akal sehat. Seiring dengan perbedaan penting, mungkin ada orang-orang awam dalam memegang antara dua jenis dialektika, yang epistemologis dan etis. Seperti hipotesis saya, titik umum utama adalah salah satusemantik tentang konteks di mana kita buat, atau pegang, penilaian normatif tertentu. Sekarang, di tempat lain, aku berpendapat untuk hipotesis ini: Dalam banyak kasus, kebenaran-nilai dari penilaian tentang apakah seseorang tahu hal tertentu tergantung pada konteks di mana penilaian tersebut dibuat, atau digenggam. Di sini, saya akan berdebat untuk hipotesis paralel: Dalam banyak kasus, kebenaran-nilai (atau penerimaan) dari penilaian tentang apakah perilaku seseorang secara moral diperkenankan tergantung pada konteks di mana penilaian tersebut dibuat, atau digenggam . Seperti dengan-semantik hipotesis epistemologis disodorkan sebelumnya, jadi dengan-semantik hipotesis etis ditawarkan sekarang:

Argumen saya jauh dari meyakinkan. Memang, hanya terdiri dari pengamatan itu, lebih daripada rival yg yang kita sadar, hipotesis membantu menjelaskan sebagian besar linguistik) perilaku (, dan yang terkait pikiran dan perasaan, ditemukan dengan kelas besar tertentu penilaian. Ada dalam semangat sederhana, tetapi juga semangat ambisius, bahwa kita lanjutkan.

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGANPaper ini diberi judul Analisis Mengenai Dampak Lingkungan . Judulnya dibuat sedemikian agar pembaca sekalian berminat dan tertarik untuk mengenal apa sih sebenarnya itu AMDAL?. Isi dari pada makalah ini akan memuat beberapa aspek yang mendasar yang sering menjadi acuan pada setiap pelajaran atau kursus mengenai AMDAL yang biasanya ditempuh melalui kursus secara khusus. Waktu yang diperlukan untuk memahami secara lebih konprehensif apa itu AMDAL melalui kursus AMDAL terbagi ke dalam beberapa jenjang (tingkatan). Kursus AMDAL Type A merupakan jenjang kursus AMDAL untuk memahami dasar-dasar mengenai ilmu AMDAL. Kursus AMDAL Type B merupakan jenjang kursus untuk memahami bagaimana membuat atau melaksanakan studi AMDAL terhadap suatu rencana kegiatan atau proyek. Kursus AMDAL Type C merupakan jenjang kursus untuk memahami dan mendalami bagaimana menilai suatu dokumen AMDAL sebuah proyek yang sudah dibuat. Waktu yang diperlukan dari setiap kursus tersebut masing-masing sekitar 2 minggu, 1,5 bulan dan 2 minggu. Kali ini apa yang akan dipaparkan dalam waktu hanya sekitar 1 jam dalam tulisan Pengenalan Terhadap AMDAL ini merupakan hal-hal umum yang perlu diketahui sebagai pengetahuan awal terhadap ilmu AMDAL.

Latar Belakang & PerundanganSebenarnya AMDAL itu sudah mulai berlaku di Indonesia pada tahun 1986 karena berlakunya PP No. 29 Tahun 1986. Hal ini dimaksudkan sebagai bagian dari studi kelayakan pembangunan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Tujuannya untuk memastikan bahwa pembangunan suatu rencana/atau kegiatan yang akan dilaksanakan bermanfaat dan tidak mengorbankan lingkungan hidup. Lambat laun karena pelaksanaan aturan tersebut terhambat akibat sifat birokratis maupun metodologis, maka sejak 23 Oktober 1993 pemerintah RI mencabut PP.29.19986 kemudian menggantinya dengan PP.51.1993. Diterbitkannya Undang-Undang No. 23. 1997, maka PP.51.1993 perlu penyesuaian, sehingga pada tanggal 7 Mei 1999, Pemerintah RI menerbitkan PP. No. 27 Tahun 1999 sebagai penyempurnaan PP. 51. 1993. Efektif berlakunya PP. No. 27 Tahun 1999 mulai 7 November 2000 dan satu hal penting yang diatur dalam PP No. 27 Tahun 1999 ini adalah pelimpahan hampir semua kewenangan penilaian AMDAL kepada daerah.

Apa itu AMDAL..?Di Indonesia, AMDAL merupakan singkatan dari kalimat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Ingat! Ada juga akronim ANDAL. Nah, untuk memahami secara lebih lengkap dan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia,maka defenisi AMDAL disepakati seperti di bawah ini : AMDAL adalah : Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidupyang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan .

Tujuan AMDAL Tujuan & Sasaran AMDAL adalah: Untuk menjamin agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha atau kegiatan tersebut layak dari aspek lingkungan hidup . Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui kajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha dan kegiatan pembangunan diharapkan mampu secara optimal meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan hidup yang negative, serta dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien.

kegunaan & manfaat AMDAL Ada 3 sasaran utama kegunaan dan manfaat AMDAL itu yakni : 1. Pada Pemerintah: sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Merupakan bahan masukan dalam perencanaan pembangunan wilayah. Mencegah potensi SDA di sekitar lokasi proyek tidak rusak dan menjaga kelestarian LH. 2. Pada Masyarakat: Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk berpartisipasi. Mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan manfaat serta kerugian akibat adanya suatu kegiatan. Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam menjaga dan mengelola kualitas lingkungan. 3. Pada Pemrakarsa: Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek. Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Apa saja dokumen AMDAL itu ? Para peserta In-House Training, dokumen AMDAL itu terbagi dalam beberapa komponen dokumen yang menjadi satu kesatuan rangkaian studi yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Dokumen AMDAL terdiri dari : Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL): Dokumen ini merupakan ruang lingkup dan kedalaman kajian analisis mengenai dampak LH yang akan dilaksanakan sesuai hasil proses pelingkupan Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL): Dokumen ini memuat telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan berdasarkan arahan yang telah disepakati dalam dokumen KA-ANDAL. Dokumen Rencana Pengelolaan LH (RKL): Dokumen ini memuat berbagai upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap LH yang ditimbulkan akibat rencana usaha dan/atau kegiatan. Dokumen Rencana Pemantauan LH (RPL): Dokumen ini memuat berbagai rencana pemantauan terhadap berbagai komponen LH yang telah dikelola akibat terkena dampak besar dan penting dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Pendekatan studi AMDAL Dalam kegiatan per-Amdal-an, pendekatannya juga perlu diketahui agar proses pelaksanaanya bisa seefisien mungkin. Di Indonesia, pendekatan pelaksanaan studi AMDAL ada dikenal : Pendekatan AMDAL Kegiatan Tunggal: Yakni penyusunan atau pembuatan studi AMDAL diperuntukkan bagi satu jenis usaha dan/atau Publikasi No. 03 Januari 2004 Migas Indonesia kegiatan, dimana kewenangan pembinaannya di bawah satu instansi yang membidangi jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut.

Pendekatan AMDAL Kegiatan Terpadu/Multisektor: Yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan terpadu baik dalam perencanaan, proses produksinya maupun pengelolaannya dan melibatkan lebih dari satu instansi yang membidangi kegiatan tersebut serta berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem. Pendekatan AMDAL Kegiatan dalam Kawasan: Yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi di dalam suatu kawasan yang telah ditetapkan atau berada dalam kawasan/zona pengembangan wilayah yang telah ditetapkan pada kesatuan hamparan ekosistem. Siapakah yang terlibat dalam proses penilaian AMDAL ? Dalam proses menilai dokumen AMDAL sebuah rencana kegiatan atau proyek, maka pihakpihak yang terlibat dalam proses penilaian dokumen AMDAL tersebut meliputi : 1. Komisi Penilai AMDAL: Yaitu sebuah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Pada tingkat pusat dinamakan Komisi Penilai Pusat. Ditingkat daerah dinamakan Komisi Penilai Daerah. Anggota-angotanya terdiri dari unsure pemerintahan yang berkepentingan, unsur warga dan masyarakat yang berkepentingan dan terkena dampak. 2. Pemrakarsa: Yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanakan. 3. Warga Masyarakat Yang Terkena Dampak Yaitu seorang atau kelompok warga masyarakat yang akibat akan dibangunnya suatu rencana dan/atau kegiatan tersebut akan menjadi kelompok yang diuntungkan (benerficary groups), dan kelompok yang dirugikan (at-risk groups). Lingkup warga masyarakat yang terkena dampak ini dibatasi pada masyarakat yang berada dalam ruang dampak rencan usaha dan/atau kegiatan tersebut. Namun dalam pelaksanaannya, komponen lainnya yang turut berpedan dalam proses peng-AMDAL-an antara lain : Pemberi Ijin (Instansi yang berwewenang menerbitkan ijin melakukan kegiatan), Pakar Lingkungan dan Pakar Teknis (Seseorang yang ahli di bidang lingkungan dan bidang ilmu tertentu), Lembaga Pelatihan (Lembaga-lembaga yang menyelenggarakan kursus-kursus dan/atau pelatihanpelatihan yang berhubungan dengan pengelolaan LH atau AMDAL), Konsultan (Orang atau badan hokum yang diberi wewenang oleh pemrakarsa untuk menyusun studi AMDAL. Prosedur proses AMDAL ? Kita memasuki pada tahapan yang lebih teknis. Ketika sebuah rencana dan/atau kegiatan mau dilaksanakan, maka perlu dipertanyakan apakah rencana tersebut memerlukan studi AMDAL? Atau tidak?. Untuk menjawabnya dapat mengacu pada sebuah keputusan Menteri Negara LH (KEPMENLH No. 17 Tahun 2001). Kepmen ini memuat ketentuan dalam rangka penapisan semua rencana dan/atau kegiatan yang memerlukan studi AMDAL, di dalamnya dimuat semua jenis usaha dan/atau rencana kegiatan yang memerlukan studi AMDAL. Jadi prosedur AMDAL meliputi 3 (tiga) proses besar: 1. Proses penapisan wajib AMDAL (Mengacu pada KEPMEN LH No. 17 Tahun 2001) 2. Proses penyusunan dan penilai KA-ANDAL 3. Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL & RPL Kapan studi AMDAL itu dimulai ? Hal ini penting juga untuk diketahui bahwa studi AMDAL dilakukan pada saat perencanaan atau

sebelum usaha dan/atau kegiatan proyek Publikasi No. 03 Januari 2004 Migas Indonesia dilaksanakan (Seharusnya). Tapi kadangkala proses pelaksananaanya yang bersifat siluman yaitu proyek sudah berjalan dan proses AMDAL-nya menyusul atau bahkan kadangkala proyek sudah selesai, studi AMDAL-nya belum klaar juga. Biagaimana mengajukan dokumen AMDAL untuk dinilai ? Perlu diketahui bahwa penilaian terhadap dokumen AMDAL itu melalui 2 (dua) tahap yaitu: 1. Tahap penilaian terhadap KA-ANDAL 2. Tahap penilaian terhadap dokumen AMDAL, RKL & RPL Kedua tahap diatas ditempuh melalui prosedur berupa pemeriksaan kelengkapan dokumen sesuai pedoman penyusunan AMDAL, menyampaikan 1 (satu) sampel dokumen ke sekretariat Komisi Penilaian Amdal yang telah ditentukan, mempersiapkan sejumlah dokumen yang telah ditetapkan dan terakhir memastikan kepastian waktu persidangan untuk penilaian oleh komisi AMDAL. Ketidaksiapan, ketidaklengkapan, maupun rendahnya kualitas dokumen yang diserahkan untuk dinilai akan menghambat proses penilaian, oleh karena Komisi Penilai tidak bisa segera mengambil keputusan. Latar belakang demikian inilah sehingga dalam mempersiapkan suatu proses penilaian terhadap dokumen AMDAL, perlu memperhatikan hal-hal : Melaksanakan dengan cermat langkah-langkah proses pengajuan dokumen AMDAL. Faktor-faktor yang mempengaruhi presentasi dan diskusi dalam siding. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan dokumen AMDAL. Kapan dokumen AMDAL itu dinyatakan sah diterima ? KA-AMDAL dianggap sah sebagai dasar penyusunan AMDAL, RKL dan RPL bilamana telah dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL dan mendapatkan Keputusan dari Pemerintah (Menteri LH/Kepala BAPEDAL, Gubernur atau Bupati/Walikota) dalam waktu selambat-lambatnya 75 hari kerja sejak diterimanya dokumen tersebut oleh Sekretariat Komisi. Sebaliknya bilamana pemerintah (Menteri LH/Kepala BAPEDAL, Gubernur atau Bupati/Walikota) dalam waktu 75 hari kerja tersebut tidak juga memberikan keputusan, maka secara hokum KA-ANDAL tersebut sah sebagai dasar penyusunan AMDAL. Keterlibatan Masyarakat dalam AMDAL ? Masyarakat merupakan focus dalam studi AMDAL sehingga mengumumkan secara luas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang membutuhkan studi AMDAL agar masyarakat luas dapat memberikan tanggapan yang disalurkan lewat Komisi, terutama bagi AMDAL bersifat terbuka untuk umum. BAPEDAL/BAPEDALDA dan pemrakarsa wajib masyarakat yang berkepentingan langsung dengan keberadaan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut. Kadaluarsanya/batalnya keputusan persetujuan dokumen AMDAL ? Keputusan terhadap dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa apabila rencana usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak ditetapkannya keputusan tersebut. Untuk melaksanakan rencana usaha dan/atau kegiatannya, pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan persetujuan atas ANDAL, RKL dan RPL kepada instansi yang bertanggung jawab. Keputusan kelayakan lingkungan berdasarkan hasil ANDAL, RKL dan RPL dinyatakan batal bilamana pemrakarsa melakukan perubahan lokasi rencana kegiatan, desain, proses, kapasitas, bahan baku, bahan penolong, atau akibat perubahan lingkungan yang sangat mendasar karena peristiwa alam.

Pemantauan RKL dan RPL Tujuan pemantauan terhadap dokumen RKL & RPL adalah :

Untuk mengetahui pelaksanaan RKL dan RPL. Untuk mengetahui tingkat ketaatan pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan dalam melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan; Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan RKL dan RPL dalam menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan. Pemantauan RKL dan RPL dilaksanakan oleh : 1. Pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan; 2. Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan; 3. Instansi Teknis/Sektor yang bertanggungjawab; 4. Bapedal, Bapedal Wilayah, Bapedalda Propinsi dan Bapedalda Kabupaten

Definisi Analisa Sistem : Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai : Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Atau secara lebih mudahnya, analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui. Tahap analisis sistem ini merupakan tahap yang sangat kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya. Tugas utama analis sistem dalam tahap ini adalah menemukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang berjalan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Langkah-langkah di Analisis Sistem : Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci. Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb: 1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah - Mengindentifikasikan penyebab masalah Seringkali organisasi menyadari masalah yang tejadi setelah sesuatu berjalan dengan tidak benar. Permasalahan tidak akan muncul dengan sendirinya dan mestinya ada sesuatu penyebab yang menimbulkannya. - Mengidentifikasikan titik keputusan Setelah penyebab terjadinya masalah dapat diidentifikasi, selanjutnya juga harus diidentifikasi titik keputusan penyebab masalah tersebut. Maka selanjutnya perlu diidentifikasi lebih lanjut titik keputusan yang menyebabkan suatu proses menjadi tidak sempurna. Titik keputusan menunjukkan suatu kondisi yang menyebabkan sesuatu terjadi. Sebagai dasar identifikasi titik-titik keputusan ini, dapat digunakan dokumen sistem bagan alir formulir (paperwork flowchart atau form flowchart) bila dokumentasi ini dimiliki oleh perusahaan. - Mengidentifikasikan personil-personil kunci Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah dapat diidentifikasi beserta lokasi terjadinya, maka selanjutnya yang perlu diidentifikasi adalah personilpersonil kunci baik yang langsung maupun yang tidak langsung dapat menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Identifikasi personil-personil kunci ini dapat dilakukan dengan mengacu pada bagan alir dokumen yang ada di perusahaan serta dokumen deskripsi jabatan (job description) 2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Bila di tahap perencanaan sistem juga pernah dilakukan penelitian untuk memperoleh data, penelitian ini sifatnya adalah penelitian pendahuluan (preliminary survey). Sedang pada tahap analisis sistem,

penelitian yang dilakukan adalah penelitian terinci (detailed survey). Analis sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi dari sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan, kelemahan-kelemahan dan kebutuhan-kebutuhan pemakai system untuk dapat memberikan rekomendasi pemecahannya. Sejumlah data perlu dikumpulkan menggunakan teknik data yang ada, yaitu wawancara, questionares, observasi, procedure analis, document survey. Tanya jawab/wawancara (Interviews) 1. Bagaimana metode itu digunakan. y Pemilihan potential interviewees. y Membuat perjanjian terhadap potential interviewees. y Menyiapkan struktur pertanyaan yang lengkap dan jelas. y Memilih person yang diinterview secara pribadi dan merekamnya. 2. Target dari metode interview. y Kunci pribadi dalam proses DFD. y Kadangkala melibatkan orang luar, seperti pelanggan atau vendors. 3. Keuntungan metode interview. y Pewawancara dapat mengukur respon melalui pertanyaan dan menyesuaikannya sesuai situasi yang terjadi. y Baik untuk permasalahan yang tidak terstruktur, seperti mengapa anda berpikir hal ini dapat terjadi ?. y Menunjukkan kesan interviewer secara pribadi. y Memunculkan respons yang tinggi sejak penyusunan pertemuan. 4. Kerugian metode interview. y Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. y Membutuhkan pelatihan dan pengalaman khusus dari pewawancara. y Sulit membandingkan laporan wawancara karena subyektivitas alamiah. 5. Kapan metode tersebut baik digunakan. y Mendapatkan penjelasan atau pandangan dari personel kunci. y Test kredibilitas dari interviewees. y Mencari interview yang unsureness atau contradictions. y Memantapkan kredibilitas team. Beberapa faktor penting dalam interview yang baik, yaitu objektives, audience, format, weighting dan combining responses, and docummentation. Kuisioner (Questionnaires) 1. Bagaimana metode itu digunakan. y Mendisain dengan menggunakan standar kuesioner. y Kuesioner dikirimkan ke lingkungan kerja end-users. y Struktur respon diringkas dalam statistik distribusi. 2. Target dari metode questionnaires. y Semua end-user dengan wawasannya akan dilibatkan dalam proses solusi pemecahan sistem. y End-user dihubungkan dengan proses pemakaian simbol-simbol dalam DFD. 3. Keuntungan metode questionnaires. y Murah dan cepat dari pada interviews. y Tidak membutuhkan investigator yang terlatih (hanya satu ahli yang dibutuhkan untuk mendesain kuesioner untuk end-user yang terpilih). y Mudah untuk mensintesis hasil sejak pembuatan kuesioner.

y Dengan mudah dapat meminimalkan biaya untuk semua end-user. 4. Kerugian metode questionnaires. y Tidak dapat membuat pertanyaan yang spesifik bagi end-user. y Analis kurang melibatkan kesan sehingga tidak dapat menampakkan pribadi end-user. y Tanggapan yang rendah karena tidak adanya dorongan yang kuat untuk mengembalikan questioner. y Tidak dapat menyesuaikan pertanyaan ke end-user secara spesifik. 5. Kapan metode tersebut baik digunakan. y Pertanyaannya sederhana, dan tidak memiliki arti mendua. y Membutuhkan wawasan yang luas dari end-user. y Bila memiliki sedikit waktu dan iaya. Observasi (Observation) 1. Bagaimana metode itu digunakan. y Secara pribadi seorang analis mengunjungi lokasi pengamatan. y Analis merekam kejadian dalam lokasi pengamatan, termasuk volumen dan pengolahan lembar kerja. 2. Target dari metode. y Lokasi proses secara geografis ditunjukkan dalam DFD (Data Flow Diagram) 3. Keuntungan metode. y Mendapatkan fakta records daripada pendapat (opinion). y Tidak membutuhkan konstruksi pertanyaan. y Tidak menganggu atau menyembunyikan sesuatu (end-users tidak mengetahui bahwa mereka sedang diamati). y Analis tidak bergantung pada penjelasan lisan dari end-users. 4. Kerugian metode. y Jika terlihat, analis mungkin mengubah operasi (end-user merasa diamati). y Dalam jangka panjang, fakta yang diperoleh dalam satu observasi mungkin tidak tepat y (representative) dalam kondisi harian atau mingguan. y Membutuhkan pengalaman dan kehlian khusus dari analis. 5. Kapan metode tersebut baik digunakan. y Membutuhkan gambaran kuantitatif seperti waktu, volume dan sebagainya. y Kecurigaan bahwa end-user mengatakan suatu kejadian yang sebenarnya tidak terjadi (dibuat-buat). Prosedur analisis (Procedure Analysis) 1. Bagaimana metode itu digunakan. y Dengan prosedur operasi dapat mempelajari dan mengidentifikasikan aliran dokumen kunci y melalui sistem informasi, yaitu dengan data flow diagram (DFD). y Setiap aliran dokumen kunci menjelaskan prosedur operasi sistem. y Melalui observasi, analis mempelajari kenyataan daripada mendeskripsikan volume y distribusi (tinggi, rendah, sedang) dan apa yang selanjutnya dikerjakan terhadap salinan dari dokumen aslinya. 2. Target dari metode. y Dokumen utama dalam DFD (Data Flow Diagram) y Proses dalam DFD. 3. Keuntungan metode. y Evaluasi prosedur dapat dikerjakan dengan campur tangan (interferences) yang minimal

y dan tidak mempengaruhi operasi pemakai. y Prosedur aliran dapat menjadi sebuah struktur checklist untuk melakukan observasi. 4. Kerugian metode. y Prosedure mungkin tidak lengkap dan tidak -up to date lagi. y Mempelajari bagan aliran dokumen membutuhkan waktu dan keahlian analis. 5. Kapan metode tersebut baik digunakan. y Memutuskan apakah masalah kegagalan sistem dapat membantu perancangan yang baik. y Tim analis tidak secara total familiar dengan aliran dokumen. y Mendeskripsikan aliran dokumen yang menganggu kerjanya fungsi. Pengamatan dokumen (Document Survey) 1. Bagaimana metode itu digunakan. y Mengidentifikasikan dokumen utama dan laporan (physical data flow diagram). y Mengumpulkan salinan dokumen aktual dan laporan. y Setiap dokumen atau laporan, digunakan untuk record data, meliputi field (ukuran dan tipe), frekuensi penggunaan dan struktur kodingnya (coding structure). 2. Target dari metode. y Aliran data kunci ditunjukkan dalam data flow diagram (DFD). 3. Keuntungan metode. y Meminimalkan interupsi dari fungsi operasionalnya. y Permulaan elemen kamus data. y Seringkali, dapat mempertimbangkan modifikasi major procedural. 4. Kerugian metode. y Membutuhkan waktu yang cukup (terdapat organisasi bisnis yang mengalami kebanjiran dokumen dan laporan). 5. Kapan metode tersebut baik digunakan. Rekayasa Sistem Informasi - Politeknik Harapan Bersama Tegal 3/3 y Harus dikerjakan jika sebuah sistem akan didesain (selama kegiatan analisis, dalam memperjelas desain sistem yang baru dan analisis dokumen dapat membantu untuk menentukan tugas perancangan selanjutnya). y Merencanakan jadual penelitian Langkah kedua dari tahap analisis sistem dapat terdiri dari beberapa tugas yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut ini : Menentukan jenis penelitian Merencanakan jadwal penelitian - Mengatur jadwal wawancara - Mengatur jadwal observasi - Mengatur jadwal pengambilan sampel Membuat penugasan penelitian Membuat agenda wawancara Mengumpulkan hasil penelitian

Analyze, Yaitu Menganalis Sistem y Menganalisis kelemahan Sistem

y Menganalisis Distribusi Pekerjaan y Menganalisis Pengukuran Pekerjaan y Menganalisis Keandalan y Menganalisis Dokumen y Menganalisis Laporan y Menganalisis Teknologi y Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen Walaupun menganalisis kelemahankelemahan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi merupakan tugas yang perlu, tetapi tugas ini saja belumlah cukup. Tugas lain dari analis system yang masih diperlukan sehubungan dengan sasaran utama sistem informasi, yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakainya perlu dianalisis. 4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis. Tujuan : Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak manajemen Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan Selanjutnya Akurat berarti valid, yaitu data tersebut benar-benar mengukur dengan sebenarnya apa yang harus diukur. Misalnya, data tentang jumlah kemiskinan harus dapat menggambarkan kemiskinan yang ada di daerah tersebut. Data yang akurat tidak hanya diartikan dari sisi pengadaannya, melainkan juga dari sisi penyajiannya, yaitu bagaimana data tersebut ditampilkan. Oleh karena itu, perlu ada format standar.