25
Tugas Mengenai Captopril Oleh: Ida Ayu Ratih Dwi Nugraha Putri 1208505001 Jurusan Farmasi

Tgs Makalah Captopril

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tgs Makalah Captopril

Tugas Mengenai Captopril

Oleh:

Ida Ayu Ratih Dwi Nugraha Putri

1208505001

Jurusan Farmasi

Fakultas MIPA

Universitas Udayana

Page 2: Tgs Makalah Captopril

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Obat adalah salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Setiap

orang pasti pernah merasakan jatuh sakit, misalnya kepala pusing, batuk, pilek,

dan lain-lain. Untuk menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit, biasanya

langsung minum obat. Umumnya masyarakat kurang memahami bahwa obat

selain menyembuhkan penyakit, juga mempunyai efek sampingan yang

merugikan kesehatan.

Menurut Undang-undang, obat dibagi menurut tingkat keamanannya

menjadi beberapa kelompok. Kelompok-kelompok ini selanjutnya menentukan

mudah sukarnya obat didapatkan di pasaran. Obat relatif aman akan lebih mudah

didapat daripada obat yang kurang aman (relatif lebih beracun). Makin kurang

aman atau makin berbahayanya suatu obat, makin ketat obat itu diawasi

peredarannya dan pemakaiannya oleh pemerintah. Sehingga untuk mendapat obat-

obat tersebut harus dengan resep dokter dan hanya dapat dibeli di apotek.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan yang

semakin pesat, menuntut farmasis untuk selalu mengembangkan cara pembuatan

obat dan formulasi sediaan obat. Peningkatan kualitas dari obat dan efisiensi

dalam pembuatan merupakan hasil yang ingin dicapai dari pengembangan cara

pembuatan dan formulasi sediaan obat tersebut, sehingga dapat lebih diterima

masyarakat luas.

Salah satu obat yang bermanfaat untuk mengobati penyakit hipertensi

adalah captopril. Captopril merupakan salah satu jenis obat antihipertensi yang

sudah cukup lama digunakan. Sekitar 30 tahun, sejak April 1981 .Captopril tidak

hanya mampu mengobati penyakit hipertensi tetapi beberapa penyakit lainnya.

Captopril memang dirancang untuk digunakan dalam waktu lama, sepanjang

cocok bagi pasien. Memang terkadang timbul efek samping, tapi biasanya masih

dapat ditoleransi oleh penderita.

Page 3: Tgs Makalah Captopril

Captopril dianjurkan untuk diminum terus menerus sesuai dosis anjuran.

Bahkan walaupun gejala hipertensi seperti sakit kepala atau tegang di tengkuk

berkurang atau hilang. Hal ini dimaksudkan agar tekanan darah tetap berada di

rentang nilai normal.

Perlu diketahui, salah satu komplikasi hipertensi yang paling ditakuti adalah

stroke, yaitu pecahnya pembuluh darah otak akibat naiknya tekanan darah secara

mendadak. Nah, dengan meminum captopril secara teratur, diharapkan komplikasi

ini tidak terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu

permasalahan yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dengan captopril?

2. Captopril digunakan untuk mengobati penyakit apa saja?

3. Bagaimana cara kerja obat captopril?

4. Bagaimana dosis captopril yang sebaiknya diberikan kepada pasien?

5. Apa efek samping dari penggunaan obat captopril?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan captopril

2. Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat diobati oleh captopril

3. Mengetahui cara kerja obat captopril

4. Mengetahui dosis captopril yang sebaiknya diberikan kepada pasien

5. Mengetahui efek samping dari penggunaan obat captopril

1.4 Manfaat

Pembaca diharapkan dapat mengetahui penjelasan mengenai obat captopril,

kegunaan obat tersebut, efek samping dari obat tersebut, dan bagaimana

penggunaan obat tersebut agar tidak menimbulkan efek samping yang

membahayakan bagi pasien.

Page 4: Tgs Makalah Captopril

Bab II

Tinjauan Pustaka

Monografi Bahan Captropil

Captopril mempunyai rumus bangun sebagai berikut:

Gambar 1. Rumus bangun captopril

Captopril (Gambar 1) mengandung tidak kurang dari 97,5% dan tidak lebih dari

102,0% C9H15NO3S. Captopril berupa serbuk hablur putih atau hampir putih,

bau khas seperti sulfida. Captopril mudah larut dalam air, dalam metanol, dalam

etanol, dan dalam kloroform (Anonim, 1995).

Farmakologi

Captopril menghambat enzim pengkonversi angiotensin (ACE), dengan demikian

menyekat konversi angiotensin I menjadi II. Angiotensin II merupakan

vasokontriktor yang poten dan bertindak untuk melepaskan aldosteron. Dengan

demikian, captopril menurunkkan tahanan vascular perifer dan tekanan darah dan

menghambat retensi air dan garam yang normalnya ditimbulkan oleh aldosteron.

Captopril jugan menurunkan prabeban dan pascabeban. ACE juga bertanggung

jawab bagi metabolisme bradikinin dalam jaringan meningkat setelah pemberian

captopril. Aliran darah otak dan tekanan intracranial meningkat

Page 5: Tgs Makalah Captopril

Farmakokinetik

a. Absorpsi : Diabsorpsi dgn cepat sekitar 65% dr saluran GI. Makanan

menurunkan absorpsi. Sebaiknya obat ini digunakan pada saat perut

kosong. Sekitar 30% terikat dengan protein plasma

b. Distribusi : Didistribusi secara luas, tetapi tidak menembus barier darah

otak. Menembus plasenta, memasuki ASI dalam jumlah kecil

c. Metabolisme dan Ekskresi: 50% dimetabolisme oleh hati. 50% diekskresi

dalam bentuk yang tidak diubah oleh ginjal

Waktu / Profil Kerja Obat

Awitan Aksi : PO/SL, < 15 menit

Efek puncak : PO, 60-90 menit; SL<60 menit

Lama Aksi : PO/SL 2-6 jam

Interaksi/Toksisitas : Efek hipotensi aditif dengan diuretic, vasodilator, penyekat

beta, penyekat saluran kalsium, anestetik volatile;

meningkatkan kadar kalium serum, yang dapat bermakna

pada insufisiensi ginjal dan penggunaan diuretic hemat-

kalium sepetri spironolakton, triamteren, atau amilorid;

efek antihipertensi diantagonisir oleh indometasin dan

obat-obatan anti-radang nonsteroid lainnya

Bentuk Sediaan dan Nama Dagang

Bentuk sediaan:

- Tablet: 12.5 mg, 25 mg, 50 mg, 100 mg

tablet 12,5 mg tablet 25 mg tablet 50 mg

- 25 mg atau 50 mg dalam kombinasi dengan hidrokhlorothiazide 15 mg atau 25 mg.

Page 6: Tgs Makalah Captopril

Nama Dagang:

Acepress tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg/tablet

Caporetic tablet : Captopril 50 mg dan hidroklorotiazida 25 mg/tablet

Capoten tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet

Capozide tablet : Captopril 50 mg dan hidroklorotiazida 25 mg/tablet

Captensin tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg/tablet

Casipril tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg/tablet

Dexacap tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet

Farmoten tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg/tablet

Otoryl tablet : Captopril 25 mg; 50 mg/tablet

Praten tablet : Captopril 25 mg/tablet

Scantensin tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg; 50 mg/tablet

Tensicap tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg/tablet

Tensobon tablet : Captopril 25 mg/tablet

Vapril tablet : Captopril 12,5 mg; 25 mg/tablet

Indikasi

1. Hipertensi

2. Gagal jantung

3. Setelah Infark miokardium (serangan jantung)

4. Diabetic nephropathy

Kontraindikasi dan Perhatian

1. Neutropenia/agranulositosis:

Neutropenia akibat pemberian captopril (jumlah neutrofil kurang

dari 1000/mm3) 2 kali berturut-turut, bertahan selama obat diteruskan,

insidensinya 0,02% (1/4544) pada penderita dengan fungsi ginjal

(kreatinin serum > 2 mg/dl), dan menjadi 7,2% (8/111) pada penderita

dengan gangguan fungsi ginjal dan penyakit vaskular kolagen seperti

lupus (SLE) atau skleroderma.

Page 7: Tgs Makalah Captopril

Neutropenia muncul dalam 12 minggu pertama pengobatan, dan

reversibel bila pengobatan dihentikan (90% penderita dalam 3 minggu)

atau dosisnya diturunkan.

Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan juga penderita

yang mendapat obat-obat lain yang diketahui dapat menurunkan leukosit

(obat-obat sitotoksik, imunosupressan, fenilbutazon dan lain-lain), harus

dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan setiap 2 minggu selama 3

bulan pertama pengobatan dan periodik setelah itu.

Mereka juga harus diberi tahu agar segera melapor kepada

dokternya bila mengalami tanda-tanda infeksi akut (faringitis, demam),

karena mungkin merupakan petunjuk adanya neutropenia.

2. Proteinuria/sindroma nefrotik:

Proteinuria yang lebih dari 1 g sehari terjadi pada 1,2% (70/5769)

penderita hipertensi yang diobati dengan captopril.

Diantaranya penderita tanpa penyakit ginjal/proteinuria sebelum

pengobatan, insidensinya hanya 0,5% (19/3573) yakni 0,2% pada dosis

captopril < 150 mg sehari dan 1% pada dosis captopril > 150 mg sehari.

Pada penderita dengan penyakit ginjal/proteinuria sebelum pengobatan,

insidensinya meningkat menjadi 2,1% 946/2196), yakni 1% pada dosis

captopril > 150 mg sehari. Sindroma nefrotik terjadi kira-kira 1/5 (7/34)

penderita dengan proteinuria.

Data mengenai insiden proteinuria pada penderita GJK belum ada.

Glumerulopati membran ditemukan pada biopsi tetapi belum tentu

disebabkan oleh captopril karena glumerulonefritis yang subklinik jugma

ditemukan pada penderita hipertensi yang tidak mendapat captopril.

Proteinuria yang terjadi pada penderita tanpa penyakit ginjal sebelumnya

pengobatan tidak disertai dengan gangguan fungsi ginjal. Proteinuria

biasanya muncul setelah 3-9 bulan pengobatan (range 4 hari hingga 22

bulan). Pada sebagian lagi, proteinuria menetap meskipun obat dihentikan.

Oleh karena itu pada penderita dengan risiko tinggi, perlu dilakukan

Page 8: Tgs Makalah Captopril

pemeriksaan protein dalam urin sebelum pengobatan, sebulan sekali

selama 9 bulan pertama pengobatan dan periodik setelah itu.

3. Gagal ginjal/akut:

Fungsi ginjal dapat memburuk akibat pemberian captopril pada

penderita dengan gangguan fungsi ginjal sebelum pengobatan. Gejala ini

muncul dalam beberapa hari pengobatan; yang ringan (kebanyakan kasus)

reversibel atau stabil meski pengobatan diteruskan, sedangkan pada yang

berat dan progresif, obat harus dihentikan. Gejala ini akibat berkurangnya

tekanan perfusi ginjal oleh captopril, dan karena captopril menghambat

sintesis A II intrarenal yang diperlukan untuk konstriksi arteriola eferen

ginjal guna mempertahankan filtrasi glomerulus pada stenosis arteri ginjal.

Gagal ginjal yang akut dan progesif terutama terjadi pada penderita

dengan stenosis arteri tinggi tersebut, pemberian captopril harus disertai

dengan monitoring fungsi ginjal tunggal 93/8). Karena itu pada penderita

dengan risiko tinggi tersebut, pemberian captopril harus disertai dengan

monitoring fungsi ginjal (kreatinin serum dan BUN), dan dosis captopril

dimulai serendah mungkin. Bila terjadi azotemia yang progresif, captopril

harus dihentikan dan gejala ini reversibel dalam 7 hari.

4. Morbiditas dan mortalitas pada fetus dan neonatus:

Pemakaian obat penghambat ACE pada kehamilan dapat

menyebabkan gangguan/kelainan organ pada fetus atau neonatus. Apabila

pada pemakaian obat ini ternyata wanita itu hamil, maka pemberian obat

harus dihentikan dengan segera. Pada kehamilan trimester II dan III dapat

menimbulkan gangguan antara lain; hipotensi, hipoplasia-tengkorak

neonatus, anuria, gagal ginjal reversibel atau irreversibel dan kematian.

Juga dapat terjadi oligohidramnion, deformasi kraniofasial, perkembangan

paru hipoplasi, kelahiran prematur, perkembangan, retardasi intrauteri,

patenduktus arteriosus.

Bayi dengan riwayat dimana selama didalam kandungan ibunya

mendapat pengobatan penghambat ACE, harus diobservasi intensif tentang

kemungkinan terjadinya hipotensi, oliguria dan hiperkalemia.

Page 9: Tgs Makalah Captopril

Bab III

Pembahasan

3.1 Pengertian Captopril

Captopril merupakan obat yang

digunakan untuk mengobati tekanan darah

tinggi (hipertensi), dapat digunakan

sendiri atau bersama dengan obat-obatan

lain. Tekanan darah tinggi menambah

beban kerja jantung dan arteri.

Jika berlangsung dalam waktu lama dapat

menyebabkan fungsi jantung dan arteri

menurun. Sehingga dapat menyebabkan rusaknya pembuluh darah otak, jantung,

dan ginjal yang dapat mengakibatkan terjadinya stroke, gagal jantung, atau ginjal.

Hipertensi juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Hal-hal tersebut

dapat dihindari ketika hipertensi dapat terkontrol dengan baik.

Captopril terutama bekerja pada sistem RAA (Renin-Angiotensin-

Aldosteron), sehingga efektif pada hipertensi dengan PRA (Plasma Renin

Activity) yang tinggi yaitu pada kebanyakan hipertensi maligna, hipertensi

renovaskular dan pada kira-kira 1/6-1/5 hipertensi essensial.

Captopril juga efektif pada hipertensi dengan PRA yang normal, bahkan

juga pada hipertensi dengan PRA yang rendah. Obat ini juga merupakan

antihipertensi yang efektif untuk pengobatan gagal jantung dengan terapi

kombinasi lain. Kombinasi dengan tiazid memberikan efek aditif sedangkan

kombinasi dengan b-blocker memberikan efek yang kurang aditif.

3.2 Penyakit yang dapat diobati oleh obat Captopril

Captopril pada umumnya digunakan untuk mengobati penyakit :

a. Tekanan darah tinggi

Page 10: Tgs Makalah Captopril

Penyakit tekanan darah tinggi atau lebih dikenal dengan hipertensi

biasanya disebabkan oleh pola makan yang kurang tepat dan kurangnya

aktivitas fisik sehari-hari, sehingga menimbulkan penimbunan lemak

yang tinggi di sekujur tubuh.

Penyakit tekanan darah tinggi sangat sulit dideteksi dan didiagnosa

kehadirannya. Gejala-gejala yang timbul sebagai pertanda awal

kehadirannya cukup banyak antara lain: kepala sering pusing, jantung

berdebar-debar, bahu terasa kaku, kesulitan untuk tidur (insomnia),

sesak nafas, sembelit (kesukaran buang air besar), kelelahan, dan

mengeluarkan keringat dingin.

Seseorang dapat dikatakan menderita penyakit tekanan darah tinggi

apabila memiliki iekanan systole mencapai lebih dari 160 mm Hg dan

diastole melebihi 95 mm Hg.

b. Serangan jantung

Serangan jantung merupakan suatu keadaan di mana para

penderitanya mendapat serangan nyeri di dada yang berifat seperti

diremas, ditusuk, atau hanya merasa berat saja. Rasa nyeri ini dapat

tinggal setempat di dada sebelah tengah atau menyebar ke arah dagu dan

lengan terutama sebelah kiri.

Sindrom ini disertai dengan rasa sesak nafas dan rasa takut yang

timbul apabila penderita mengeluarkan tenaga berlebihan seperti

mendaki, mendorong mobil mogok, mengangkat peti berat atau pada

waktu musim dingin. Rasa nyeri ini berlangsung hanya beberapa menit

dan akan hilang apabila penderita beristirahat, atau hilang emosinya.

c. Gagal jantung kongestif

Gagal jantung adalah suatu sindrom klinik yang disebabkan oleh

suatu kelainan jantung dan dapat dikenali dari respons hemodinamik,

renal, neutral, dan hormonal yang karakteristik. Gagal jantung kongestif

merupakan gagal jantung yang disertai retensi cair dan edema.

Ciri-ciri penyakit gagal jantung antara lain: napas pendek saat

beraktivitas dan juga saat istirahat, batuk berdahak, naik berat badan,

Page 11: Tgs Makalah Captopril

pembengkakan kaki dan perut, pusing-pusing, kelelahan dan lesu,

denyut jantung yang cepat, mual, palpitasi, dan sakit dada.

d. Diabetic nephropathy.

Nefropati diabetes (Diabetic nephropathy), juga dikenal sebagai

Kimmelstiel-Wilson syndrome dan glomerulonefritis intercapillary,

adalah penyakit ginjal progresif yang disebabkan oleh angiopati kapiler-

kapiler glomeruli ginjal dalam. Hal ini ditandai dengan sindrom

nefrotik dan glomerulosklerosis menyebar. Hal ini akibat diabetes

mellitus berlangsung lama, dan merupakan penyebab utama dialisis di

banyak negara Barat.

Sindrom ini dapat dilihat pada pasien dengan diabetes kronis (15

tahun atau lebih setelah onset), sehingga pasien biasanya usia lebih tua

(antara 50 dan 70 tahun). Penyakit ini bersifat progresif dan dapat

menyebabkan kematian dua atau tiga tahun setelah lesi awal, dan lebih

sering pada pria.

3.3 Cara kerja obat Captopril

Captopril merupakan obat antihipertensi dan efekif dalam penanganan gagal

jantung dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron. Renin adalah

enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk

memproduksi angiotensin I yang besifat inaktif. "Angiotensin Converting

Enzyme" (ACE), akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin Il yang bersifat

aktif dan merupakan vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa

dan sekresi aldosteron dalam korteks adrenal. Peningkatan sekresi aldosteron akan

mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan, serta meretensi kalium.

Dalam kerjanya, captopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan

angiotensin ll terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron

sehingga ginjal mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan

ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung,

baik 'afterload' maupun 'pre-load', sehingga terjadi peningkatan kerja jantung.

Page 12: Tgs Makalah Captopril

Jadi dapat disimpulkan Captopril bekerja dengan menghambat enzim dalam

tubuh yang menghasilkan zat yang menyebabkan pembuluh darah mengencang,

sehingga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan pasokan darah dan

oksigen ke jantung, serta mengurangi preload dan afterload pada pasien gagal

jantung kongestif

3.4 Dosis yang sebaiknya diberikan kepada pasien

Captopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung

dari kebutuhan penderita (individual).

1. Hipertensi

Dewasa

- Hipertensi awal 12,5 - 25 mg 2 sampai 3 kali sehari

- Untuk mengontrol hipertensi lanjut 25-50 mg 2 kali sehari

Max: 50 mg 3 kali sehari

Untuk penyakit Hipertensi, dosis awal: 12,5 - 25 mg dua sampai

tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih

belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg tiga

kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum

terkontrol sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal

hidroklorotiazida 25 mg setiap hari.

Dosis diuretik mungkin dapat ditingkatkan pada interval satu

sampai dua minggu. Maksimum dosis captopril untuk hipertensi sehari

tidak boleh lebih dari 450 mg

Pediatri

Pada neonatus : awal 0,01 mg/kg dua kali sampai tiga kali sehari

Pada anak : awal sampai 0,3 mg/kg tiga kali sehari

2. Gagal jantung

Dewasa

Gagal jantung awal 6,25-25 mg 2-3 kali sehari

Max: 50 mg 3 kali sehari

Page 13: Tgs Makalah Captopril

Penggunaan obat ini diberikan bersama diuretik dan digitalis, dari awal

terapi harus dilakukan pengawasan medik secara ketat.

3. Infark miokardium (Serangan Jantung)

Dewasa

Mulai 3 hari setelah Infark miokardium

Awal: 6,25 mg/hari, dapat meningkat setelah beberapa minggu 150

mg/hari dalam dosis terbagi jika diperlukan.

4. Diabetic nephropathy

Dewasa

25 mg 3 kali sehari

3.5 Efek samping dari penggunaan obat captopril

Reaksi samping utama

a. Kardiovaskular : Hipotensi, palpitasi, takikardia

Hipotensi (tekanan darah rendah)

b. Pulmoner : batuk, dispne, bronkospasme

batuk

c. SSP : Pusing, kelelahan

Pusing dan kelelahan

Page 14: Tgs Makalah Captopril

d. GI : Nyeri abdomen, disgeusia, tukak lambung

tukak lambung

e. Dermatologik: Ruam, pruritus

ruam

f. Ginjal: Peningkatan kadar BUN dan kreatinin, proteinuria, gagal

ginjal

gagal ginjal

g. Hematologik: Neutropenia, trombositopenia, anemia hemolitik,

eosinofilia

h. Lain: angioedema, limafadenopati

angioedema

Captopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari pada 0,5%

penderita dan pada 1,2% penderita dengan penyakit ginjal. Dapat tejadi sindroma

nefrotik serta membran glomerulopati pada penderita hipertensi. Karena

proteinuria umumnya terjadi dalam waktu 8 bulan pengobatan maka penderita

Page 15: Tgs Makalah Captopril

sebaiknya melakukan pemeriksaan protein urin sebelum dan setiap bulan selama 8

bulan pertama pengobatan.

Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 % penderita. Efek

samping ini terutama terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3 bulan pengobatan, pengobatan agar

dihentikan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita dengan

resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2

minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik.

Pada penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut (demam,

faringitis) pemberian captopril harus segera dihentikan karena merupakan

petunjuk adanya neutropenia.

Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa

dosis berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya

menimbulkan rasa pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan,

misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare,

dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan

captopril perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita

gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau rendah.

Hipotensi berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan

dosis captopril atau diuretiknya.

Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan

eosinofilia. Efek tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah

dosis diturunkan.

Teriadi perubahan rasa (taste alteration), yang biasanya terjadi dalam 3

bulan pertama dan menghilang meskipun obat diteruskan. Retensi kalium ringan

sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga perlu diuretik

yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan

dengan hati-hati.

Page 16: Tgs Makalah Captopril

Bab IV

Penutup

Kesimpulan

Obat Captopril merupakan obat untuk penderita hipertensi. Obat yang

dikenal sebagai obat untuk penyakit hipertensi ini juga dapat digunakan sebagai

obat gagal jantung, obat setelah serangan jantung, dan diabetic nephropaty.

Captopril bekerja dengan menghambat enzim dalam tubuh yang menghasilkan zat

yang menyebabkan pembuluh darah mengencang, sehingga dapat menurunkan

tekanan darah, meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke jantung, serta

mengurangi preload dan afterload pada pasien gagal jantung kongestif. Obat

captopril tersedia dalam bentuk tablet dan dalam kombinasi dengan:

hidrokloratrazid (Capozide). Di samping berfungsi dalam mengobati penyakit

hipertensi, obat captopril juga memiliki beberapa efek samping yang dapat

merugikan pasien. Namun, obat ini cukup aman jika digunakan sesuai dengan

resep dokter.

Saran

Karena obat captopril merupakan obat yang memiliki efek samping,

disarankan agar pemakaian obat Captopril sesuai dengan petunjuk yang tersedia

dan berdasarkan resep dokter agar terhindar dari efek-efek samping yang dapat

merugikan pasien.

Page 17: Tgs Makalah Captopril

Daftar Pustaka

Anonim, 2005, Informasi Spesialite Obat Indonesia, vol. 40, Ikatan Sarjana

Farmasi Indonesia, Jakarta

Deglin, Judith Hopfer dan April Hazard Valleran. Pedoman Obat untuk Perawat:

EGC.

Jokosuryono ,Y.P.. 1978. Obat dan Masalahnya. Yogyakarta.

Omoigui, Sota. Obat-obatan Anestesia: EGC

Rahardja, Kirana dan Tan Hoan Tjay. 2007.Obat-obat Penting: Elex Media

Komputindo

Widjajanti, Nuraini.1988 . Obat-obatan. Yogyakarta: Kanisius.