10
REKAYASA PANTAI DAN MUARA Revetment/ Dinding Pantai Revetment adalah konstruksi tidak massif (berongga/ tidak padat) yang fungsinya untuk perlindungan terhadap pengaruh gelombang dan arus. Revetment tidak berfungsi sebagai penahan tanah di belakang konstruksi. Bahan yang umum digunakan adalah susunan batu kosong, blok-blok beton, pasangan batu dan beton. Revetment yang terbuat dari susunan batu kosong atau blok- blok beton dengan kemiringan tertentu disebut konstruksi dengan tipe rubble (rubble mount). Konstruksi ini mempunyai lapisan pelindung luar yang langsung terhempas gelombang yang disebut armor. Nama lain untuk revetment dari susunan armor yang terdiri dari campuran batu kosong yang tidak seragam disebut rip-rap. Untuk mencegah hanyutnya material pantai yang halus antara pantai yang dilindungi dan revetment harus dipasang lapisan filter (Yuwono, 2005). Permukaan revetment yang terdiri dari tumpukkan batu dan blok- blok beton dengan rongga-rongga diantaranya, menjadikan revetment lebih efektif untuk meredam energi gelombang yang menghantam pantai. Dalam perencanaan MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Tgs Lengss

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SIPIL

Citation preview

Page 1: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

  

Revetment/ Dinding Pantai

Revetment adalah konstruksi tidak massif (berongga/ tidak padat)

yang

fungsinya untuk perlindungan terhadap pengaruh gelombang dan arus.

Revetment

tidak berfungsi sebagai penahan tanah di belakang konstruksi. Bahan yang

umum

digunakan adalah susunan batu kosong, blok-blok beton, pasangan batu dan

beton. Revetment yang terbuat dari susunan batu kosong atau blok-blok

beton

dengan kemiringan tertentu disebut konstruksi dengan tipe rubble (rubble

mount).

Konstruksi ini mempunyai lapisan pelindung luar yang langsung terhempas

gelombang yang disebut armor. Nama lain untuk revetment dari susunan

armor

yang terdiri dari campuran batu kosong yang tidak seragam disebut rip-rap.

Untuk

mencegah hanyutnya material pantai yang halus antara pantai yang

dilindungi dan

revetment harus dipasang lapisan filter (Yuwono, 2005).

Permukaan revetment yang terdiri dari tumpukkan batu dan blok-blok beton

dengan rongga-rongga diantaranya, menjadikan revetment lebih efektif

untuk

meredam energi gelombang yang menghantam pantai. Dalam perencanaan

revetment perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan, lokasi, panjang,

tinggi,stabilitas bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air baik di depan

maupun

dibeakang bangunan, ketersediaan bahan bangunan dan sebagainya

(Triatmodjo,

1999).

MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Page 2: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

Gambar 2.25 Macam-macam tipe dinding pantai/ revetment

Kerusakan DindingPantai dan Penanggulangannya

Kegagalan pada sebuah dinding pantaidapat berupagerusan (erosi) pada

dasardinding pantaiakibat tidak terlindungi,pergeseran elemen  bangunan pantai

akibatterjangan gelombang, kegagalan gelinding akibat ikatan angker

yang lemah(dindingpantai jenis turap), dan terjadi perbedaan elevasi pada muka air pada

bagian muka danbelakang dinding pantai (

Failure Mechanisms For Flood Defence Structures

, 2007).Perbedaan elevasi muka air laut di belakang dan di depan bangunan tersebut dapatmenimbulkan

kecepatan aliran cukup besar yang dapat menarik butiran tanah di belakangdan pada pondasi bangunan (

 piping 

). Keadaan ini dapat mengakibatkan rusak atauruntuhnya bangunan.

Gambar 2.2. Kegagalan gelinding pada Pantai Lebih, Pulau Bali (Laporan Survei:

KerusakanPantai dan Penanggulangannya,2011)

MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Page 3: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

Pada gambar 2.2 di atas dapat dilihat, akibat perencanaan yang kurang baik, dindingpantai buis beton

mengalami kegagalan gelinding yang menyebabkan dinding pantaitersebut tidak berfungsi sebagaimana

mestinya. Keadaan ini juga dapat membahayakanpemukiman setempat. Gambar 2.2 juga

menunjukkan kemungkinan kegagalan gelindingterjadi akibat lapisan pasir di belakang dinding pantai

tersebut tidak mampu mengimbangitekanan di muka bangunan akibat limpasan gelombang yang sangat

besar.Penanggulangannya yaitu dengan membuat sebuah dinding pantai yang sesuai denganfungsinya

yaitu dapat menahan limpasan gelombang yang sangat besar sehingga dapatmencegah terjadinya

gelinding. Adapun penanggulangan yang dapat dilakukan apabila terjadi perbedaan elevasi

muka air laut yaitu1) membuat elevasi puncak bangunan cukup tinggi sehingga tidakterjadi

limpasan, 2) di belakang bangunan dilindungi dengan lantai beton atau aspal dandilengkapi dengan saluran

drainase, atau 3) dengan membuat konstruksi yang dapatmenahan terangkutnya butiran tanah/pasir,

misalnya dengan menggunakan geotekstilyang berfungsi sebagai saringan.

  

Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karenaserangan gelombang dan

arus. Dalam perencanaannya tidak boleh asal-asalan agar tidak terjadi salah fungsi yang menyebabkan

bangunan pantai yang dibangun tidak berfungsi sebagaimana mestinya.Berbagai kerusakan yang terjadi

pada bangunan pantai terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air laut. Perbedaan elevasi muka air

laut di belakang dan didepan bangunan tersebut dapat menimbulkan kecepatan aliran cukup besar yang

dapat menarik butiran tanah di belakang dan pada pondasi bangunan (piping ).Keadaan ini

yangmenyebabkan munculnya berbagai penyebab kerusakan pada bangunan pantai seperti kegagalan

guling dan erosi yang terjadi pada dasar dinding pantai. Untuk penanggulangannya, dapat dilakukan dengan

MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Page 4: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

membuat konstruksi yang dapat menahan terangkutnya butiran tanah/pasir, misalnya dengan

menggunakan geotekstil yang berfungsi sebagai saringan.

PERHITUNGAN REVETMENT

Perhitungan gelombang rencana dan gelombang pecah untuk

revetment

Pada saat gelombang menjalar dari perairan dalam ke pantai dimana

bangunan pantai akan dibangun, maka gelombang tersebut mengalami

proses

perubahan tinggi dan arah gelombang. Perubahan ini antara lain disebabkan

karena proses refraksi, difraksi, pendangkalan dan pecahnya gelombang.

Keempat

proses perubahan (deformasi) gelombang tersebut dapat menyebabkan

tinggi

gelombang bertambah atau berkurang. Oleh karena itu tinggi gelombang

rencana

yang akan dipergunakan di lokasi pekerjaan harus ditinjau terhadap proses

ini.

Tinggi gelombang rencana terpilih adalah tinggi gelombang maksimum yang

mungkin terjadi di lokasi pekerjaan. Apabila gelombang telah pecah sebelum

mencapai lokasi pekerjaan, maka gelombang rencana yang dipakai adalah

tinggi

gelombang pecah (Hb) di lokasi pekerjaan. Tinggi gelombang pecah ini

biasanya

dikaitkan dengan kedalaman perairan (ds) dan landai dasar pantai (m).

Apabila

pantai relatif datar, maka tinggi gelombang pecah dapat ditentukan dengan

rumus

(CERC, 1984):

Hb = 0,78ds

Keterangan :

Hb = Tingi gelombang pecah (m)

ds = Kedalaman air di lokasi bangunan (m)

MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Page 5: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

Dengan demikian tinggi gelombang rencana (HD) dapat ditentukan dengan

rumus:

HD = Hb

Elevasi dasar revetment direncanakan 0,00 m. Ketinggian muka air pada

ujung bangunan revetment yang menghadap ke laut direncanakan sebesar

HHWL

= +1,30 m dari dasar laut, sehingga didapatkan ds = 1,30 m. Dari penjelasan

di

atas, maka untuk perhitungan gelombang rencana pada revetment Pantai

Tambak Mulyo adalah sebagai berikut:

ds = HHWL = 1,3 m

Hb = 0,78.ds

Hb = 0,78 . 1,3 = 1,014 m

HD = Hb = 1,014 m

Perhitungan Elevasi Mercu Revetment

Elevasi mercu bangunan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Elevasi mercu = DWL + Ru + Fb

Dimana:

DWL : Design water level (elevasi muka air rencana)

Ru : Run-up gelombang

Fb : Tinggi jagaan (0,5 – 1,5 m)

MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Page 6: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

Wave Run Up

Pada saat gelombang menghantam suatu bangunan, gelombang tersebut akan naik pada permukaan

bangunan. Penentuan tinggi run up gelombang ini digunakan grafik perbandingan run up gelombang

dengan rubble mound pada beberapa kondisi kemiringan. Grafik ini diambil dari Shore Protection

Manual Vol II, 1984.

Data yang dibutuhkan :

H0 = Tinggi gelombang di laut dalam (m)

T0 = Periode gelombang di laut dalam (s)

Dari hasil analisa didapatkan:

H0 = 2,76 m

T0 = 7.20 s

H0 / gT02 = 0.0054

R / H0 = 0,85

R = 0,85 H0

= 2,35 m

Digunakan grafik run up gelombang dengan lapisan pelindung menggunakan batu pecah didapatkan

Ru/H = 1,15. Run up yang terjadi setinggi 2,35 m.

MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Page 7: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

PERHITUNGAN RUNUP

MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Page 8: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

MARIA RAINY LENGKONG 120211013

Page 9: Tgs Lengss

REKAYASA PANTAI DAN MUARA

MARIA RAINY LENGKONG 120211013