23
TES PSIKOLOGI DALAM SETTING KLINIS

Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

TES PSIKOLOGI DALAM SETTING KLINIS

Page 2: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Definisi Tes

•Cronbach (1970; dalam Nietzel, 1994): prosedur sistematis untuk mengamati dan menggambarkan perilaku pada sebuah situasi standar.

•Tes menyajikan serangkaian stimulus yang terencana dan meminta klien untuk memberikan respon dengan cara tertentu.

•Tes memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan metode asesmen yang lain.

Page 3: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Persamaan Tes dengan Metode Asesmen yang Lain•Tes = wawancara terstruktur

menyajikan stimulus dan meminta klien memberikan respon.

•Tes = observasi memberikan peluang untuk melakukan pengamatan terhadap perilaku klien.

Page 4: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Keunikan Tes Dibandingkan Metode Asesmen Lain•Tes dapat dilakukan dalam konteks non-

sosial (asesmen fokus pada individu tanpa pengaruh lingkungan sosial)

•Hasil tes dapat dibandingkan dengan individu/kelompok lain yang sama-sama mengikuti tes karena adanya norma

•Dapat diberikan pada kelompok dan individu

Page 5: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Macam Tes Berdasarkan Tujuan

1. Fungsi intelektual2. Kepribadian3. Sikap, minat, pilihan, dan nilai4. Kemampuan

• Psikolog klinis lebih banyak menggunakan tes untuk melakukan asesmen terhadap fungsi intelektual dan kepribadian dalam rangka kepentingan intervensi dan penelitian.

Page 6: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Intellectual Function• Digunakan untuk mengukur tingkat inteligensi

output: skor IQ• Perkembangan tes inteligensi pada dasarnya

mengikuti perkembangan teori mengenai inteligensi.

• Secara teoritik, tes inteligensi dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori:▫Tes yg mendukung inteligensi sbg karakteristik

general ▫Tes yg mendukung inteligensi sbg fungsi spesifik

(misal: reasoning, memory, word fluency)

Page 7: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Wechsler Scales

Page 8: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

WAIS• Mengukur kecerdasan verbal dan performance• Terdiri dari 11 sub tes:

1. Informasi2. Pengertian3. Hitungan4. Persamaan5. Rentangan angka6. Perbendaharaan kata7. Simbol angka8. Melengkapi gambar9. Rancangan balok10.Mengatur gambar 11.Merakit obyek

Page 9: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Binet Scale

Page 10: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Stanford-Binet Intelligence Scale (5th)

Page 11: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Personality Test

1. Tes obyektifTerdiri atas pertanyaan atau pernyataan yang terstandar dengan pilihan jawaban atau respon yang telah disediakan.

2. Tes proyektifRangkaian prosedur untuk mengungkap kepribadian individu melalui observasi terhadap perilaku mereka dalam memberikan respon pada situasi yang tidak nyata.

Page 12: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Tes ObyektifKelebihan:• Lebih ekonomis. Dengan instruksi yang cukup singkat,

sekelompok orang atau individu dapat menyelesaikan proses asesmen secara mandiri.

• Administrasi dan skoring tes relatif lebih sederhana sehingga interpretasi dapat dilakukan dengan lebih mudah dan obyektif.

Kekurangan:• Pilihan jawaban sudah tersedia sehingga membatasi perilaku yang

dapat diungkap.• Kemampuan kognitif testee (misalnya kemampuan membaca dan

berbahasa) mempengaruhi pemahaman testee terhadap pernyataan/pertanyaan pada alat ukur sehingga juga mempengaruhi respon dan hasil akhir tes oyektif.

Page 13: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Minnesota Multiphasic Personality Inventory

• Dikembangkan oleh Starke R. Hathaway dan JC. McKinley dengan tujuan utama untuk mengidentifikasi diagnosa psikiatris

MMPI MMPI-A MMPI-2 RFMMPI-2

Tahun 2003, menyempurnakan metode statistik, 536 aitem

Tahun 1992, khusus untuk remaja, 478/350 aitem

Tahun 1989, untuk 18th+, 567/370 aitem

Tahun 1939, 1000/500 aitem

Page 14: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

MMPI-2 RF

Page 15: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Edward Personal Preference Schedule (EPPS)

• Diturunkan dari teori H. A. Murray.• Terdiri dari 225 aitem untuk mengukur

tingkat dari 15 kebutuhan atau motif:1. Achievement 9. Dominance2. Deference 10. Abasement3. Order 11. Nurturance4. Exhibition 12. Change5. Autonomy 13. Endurance6. Affiliation 14. Heterosexuality7. Intraception 15. Aggression8. Succorance

Page 16: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Tes Proyektif• Terdiri dari stimulus-stimulus yang tidak

terstruktur atau ambigu • Testee dibebaskan dalam mengartikan stimulus

(boleh melibatkan fantasi)• Testee dibebaskan dalam memberikan respon

(tidak ada jawaban benar-salah)• Metode bersifat tidak langsung sehingga testee

tidak menyadari tujuan tes yang sebenarnya• Interpretasi bersifat multidimensi dan lebih

kompleks

Page 17: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Macam dan Contoh Tes Proyektif

•Association: Rorschach Inkblot Test•Construction: Thematic Apperception Test

(TAT)•Completion: Rotter Incomplete Sentences

Blank•Choice or ordering: Kahn Test of Symbol

Arrangement•Expressive: Draw a Person (DAP)

Page 18: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Rorschach Inkblot Test

Page 19: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Thematic Apperception Test (TAT)

Page 20: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Wartegg Test

Page 21: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Ability Test

•Didesain untuk mengukur kemampuan mental secara spesifik.

•Terdiri dari:1. Aptitude test prediksi keberhasilan

dalam pekerjaan kerja atau pendidikan. Misal: Scholastik Aptitude Test.

2. Achievement test mengukur keahlian dalam melakukan tugas tertentu. Misal: Seashore Measures of Musical Talents.

Page 22: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Bender Visual Motor Gestalt (Bender-Gestalt)

Page 23: Tes Psikologi Dalam Setting Klinis

Attitudes, Interests, Preferences, and Values•Mengukur sikap individu terhadap suatu

variabel tertentu.•Misal: Strong Campbell Interest

Inventory, Personal Orientation Inventory, Purpose-in-Life Test.

•Bermanfaat untuk mendapatkan gambaran mengenai nilai-nilai individu sebelum melakukan intervensi.