Terapi Fibrosis Dan Sirosis Hati - Prof. Nurul Akbar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kedokteran

Citation preview

  • Terapi Fibrosis dan Sirosis Hati

    Nurul Akbar

    Divisi Hepatologi FKUI

    Selama ini, ada anggapan bahwa penderita hepatitis kronik dengan SGPT (ALT)

    normal tidak mengalami fibrosis, artinya tidak beresiko sirosis. Namun, fakta terkini

    mendeteksi prevalensi fibrosis lebih banyak dari yang diperkirakan: Seluruh

    penderita hepatitis B kronik dengan SGPT (ALT) > normal dan normal mengalami

    fibrosis (Hepatitis Research and Treatment 2011). Penderita hepatitis C kronik

    dengan SGPT (ALT) > normal, dan sebagian besar dengan SGPT (ALT) normal

    dapat mengalami fibrosis.(British Journal of Medical Practitioners 2011, Hepatitis

    Research and Treatment 2011) . Begitu pula penderita hepatitis non virus (Fatty

    Liver, NASH); dengan SGPT (ALT) normal dan > normal mengalami tingkat

    fibrosis yang setara (Aliment Pharmacol Ther 2009). Kalau terjadi fibrosis, ini dapat

    merupakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan hepatoma (HCC). (Front

    Biosci 2013 Jan 1). Karena itu pengobatan yang dapat menurunkan kadar ALT akan

    berakibat penurunan insidensi fibrosis dan sirtosis.

    Perlemakan hati yang dapat berlanjut jadi NASH dan kemudian menyebabkan

    fibrosis serta sirosis disebabkan oleh penumpukan trigliserida dan disfungsi

    mitochondria. Carnitine dan Ubiquibobe dapat memperbaiki kerusakan ini.

    HpPro adalah derivat schisandrin yang mempunyai potensi untuk menurunkan ALT

    dan AST pada pada penderita hepatitis akut, hepatitis kronik dan perlemakan hati

    serta NASH. Apabila ALT dapat di kontrol peninggiannya maka kemungkinan

    KIeperburukan penyakit akan dapat pula dicegah.( Nurul Akbar et al, Effectiveness

    of Hp Pro in treatment of liver diseases:an experience in Indonesian patients

    Chinese Medical Journal 1998).

    Imreg yang merupakan imunomodulator dapat piula dipakai untuk menigkatkan imun

    tubuh sehingga kemungkinan serokonversi hepatiti virus seperti HBV dapat pula

    pula lebih ditingkatkan. (Suwardji Haksohusodo ;Peran Sistem Imunologi dalam

    menunjang terapi etiologik pada nfeksi virus hepatotropik . Kongres Nasional IV

    Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia .Medan, 29 Maret - 1 April 2001)

    Apa bila telah terjadi fibrosis , maka fibrosis bisa dikurangi dan dicegah

    pemburukannya dengan Fibroles (Hepatic Fibrosis (even advanced fibrosis &

    cirrhosis) is reversible (SMJ 2003, 49 (1): 3-6 , World Journal of Gastroenterology

    2002, 8(4), 679-685), Therapeutic effects of SMND-309, a new metabolite of

    salvianolic acid B, on experimental liver fibrosis. Jian Hou et al. European Journal of

    Pharmacology 650 (2011) 390-395).

  • Sirosis hati dapat reversibel dan dicegah menjadi lanjut dengan pemberian AHFC.(

    Ji-Dong Jia and Detlef Schuppan:.Herbal Products for Liver Diseases: A Therapeutic

    Challenge for the New Millennium. Hepatology, October 1999, YIN Shan -shan et al.

    Chin J Hepatol, August 2004

    Kesimpulan: Inflamasi hati dapat dicegah selain dengan pengobatan anti viral juga

    dengan HpPro sehingga kemungkinan perburukan jadi fibrosis dan sirosis dapat

    dihalangi. Bila terjadi fibrosis dan sirosis, perburukan dapat cegah dengan

    pemberian Fibroles dan AHFC. Imnuno modulator Imreg dapat pula dipakai sebagai

    ajuvant terapi virus Hepatitis B yang meningkatkan serokonversi HBV. Carnico Q

    dapat memperbaiki difungsi mitochondria yang berakibat baik untuk penyembuhan

    perlemakan hati dan NASH (Non alcoholic steatohepatitis)

    :