29
1 1. Judul: Transformasi Limbah Abu Layang Batubara Menjadi Zeolit “A” Untuk Adsorpsi Zat Warna Crystal Viloet Dalam Larutan Air 2. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan dalam segala bidang, kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat. Pemerintah terus berupaya menambah kapasitas listrik yang dihasilkan melalui pembangunan PLTU baru dengan bahan bakar gas, batubara atau sumber energi lainnya. Batubara merupakan sumber energi yang penting dan banyak digunakan dengan kontribusi sekitar 23% total energi utama dunia (Widarini, 2009). Batubara digunakan terutama sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik, produksi baja, dan produksi semen. Penggunaan batubara sebagai bahan bakar akan menghasilkan limbah padat yang berupa abu layang dalam jumlah yang cukup besar, kira-kira mencapai 7,87% dari batubara yang digunakan (Herry, 1993). Pada tahun 2025 diproyeksikan kebutuhan batubara dalam negeri akan mencapai sekitar 191,13 juta ton (Anonim, 2006). Berdasarkan jumlah batubara yang digunakan tersebut, jumlah abu layang yang dihasilkan di Indonesia diperkirakan mencapai 14,9 juta ton pada tahun 2025. Sementara itu, produksi abu layang dunia mencapai hampir 800 juta ton setiap tahunnya, dan cenderung meningkat di masa yang akan datang (William, 2008). Majko (2011) menyatakan bahwa produksi abu batubara total di Amerika Serikat pada 2009 mencapai 134,7 juta, 16,6 juta ton di antaranya abu dasar. Jepang menghasilkan abu layang lebih dari 10 juta ton dalam tahun 2000, kira-kira baru 50% limbah tersebut sudah digunakan pada industri semen maupun konstruksi, sedang laiinya ditampung pada landfill (Fukui, 2006). Pada umumnya limbah abu batubara ditampung di dalam kolam atau landfill kering (Neupane dan Donahoe, 2009). Pembuangan abu layang batubara yang efisien merupakan salah satu issu global karena produksi yang besar-besaran dan efeknya yang membahayakan lingkungan (Twardowska dan Sczepansk, 2002). Abu layang yang terakumulasi bila tidak dimanfaatkan akan menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitarnya dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha nyata untuk mengolah dan memanfaatkan abu layang ini sebanyak-banyaknya dan seefektif mungkin. Kebanyakan industri membuang sejumlah air dan bahan kimia dalam jumlah besar selama proses produksi. Air limbah zat warna tektil, misalnya, mengandung sejumlah kontaminan asam, basa, padatan terlarut, senyawa toksik dan warna. Meskipun zat warna hanya memberi sedikit kontribusi terhadap total muatan organik dalam air limbah,

TERAPAN UNNES 2013 JUMAERI

Embed Size (px)

Citation preview

1

1. Judul:

Transformasi Limbah Abu Layang Batubara Menjadi Zeolit “A” Untuk Adsorpsi Zat

Warna Crystal Viloet Dalam Larutan Air

2. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan dalam segala

bidang, kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat. Pemerintah terus berupaya

menambah kapasitas listrik yang dihasilkan melalui pembangunan PLTU baru dengan bahan

bakar gas, batubara atau sumber energi lainnya. Batubara merupakan sumber energi yang

penting dan banyak digunakan dengan kontribusi sekitar 23% total energi utama dunia

(Widarini, 2009). Batubara digunakan terutama sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga

listrik, produksi baja, dan produksi semen. Penggunaan batubara sebagai bahan bakar akan

menghasilkan limbah padat yang berupa abu layang dalam jumlah yang cukup besar, kira-kira

mencapai 7,87% dari batubara yang digunakan (Herry, 1993). Pada tahun 2025 diproyeksikan

kebutuhan batubara dalam negeri akan mencapai sekitar 191,13 juta ton (Anonim, 2006).

Berdasarkan jumlah batubara yang digunakan tersebut, jumlah abu layang yang dihasilkan di

Indonesia diperkirakan mencapai 14,9 juta ton pada tahun 2025.

Sementara itu, produksi abu layang dunia mencapai hampir 800 juta ton setiap

tahunnya, dan cenderung meningkat di masa yang akan datang (William, 2008). Majko (2011)

menyatakan bahwa produksi abu batubara total di Amerika Serikat pada 2009 mencapai 134,7

juta, 16,6 juta ton di antaranya abu dasar. Jepang menghasilkan abu layang lebih dari 10 juta

ton dalam tahun 2000, kira-kira baru 50% limbah tersebut sudah digunakan pada industri

semen maupun konstruksi, sedang laiinya ditampung pada landfill (Fukui, 2006). Pada

umumnya limbah abu batubara ditampung di dalam kolam atau landfill kering (Neupane dan

Donahoe, 2009). Pembuangan abu layang batubara yang efisien merupakan salah satu issu

global karena produksi yang besar-besaran dan efeknya yang membahayakan lingkungan

(Twardowska dan Sczepansk, 2002). Abu layang yang terakumulasi bila tidak dimanfaatkan

akan menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitarnya dan tidak mempunyai nilai ekonomi.

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha nyata untuk mengolah dan memanfaatkan abu

layang ini sebanyak-banyaknya dan seefektif mungkin.

Kebanyakan industri membuang sejumlah air dan bahan kimia dalam jumlah besar

selama proses produksi. Air limbah zat warna tektil, misalnya, mengandung sejumlah

kontaminan asam, basa, padatan terlarut, senyawa toksik dan warna. Meskipun zat warna

hanya memberi sedikit kontribusi terhadap total muatan organik dalam air limbah,

2

keberadaanya akan menghasilkan intensitas warna yang tinggi dan menghalangi penetrasi

cahaya ke dalam perairan sehingga mengganggu proses biologis dalam tanaman. Zat warna

reaktif bersifat mudah larut dalam air dan sukar mengalami biodegradasi pada proses perlakuan

biologis secara konvensional (Armagan dkk., 2004), sedangkan zat warna golongan indigoid

sangat beracun dan dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata bila kontak dengannya (Terezinha

dkk., 2011). Adapun Crystal Violet merupakan alah satu zat warna kation, mudah larut dalam

air dan bersifat bersifat karsinogenik. Oleh perlu dilakukan usaha mengurangi konsentrasi zat

warna (adsorpsi)) dalam air buangan industri.

Berbagai jenis adsorben telah digunakan untuk menghilangkan kontaminan zat warna

dalam air, dan salah satunya adalah zeolit. Zeolit mempunyai porositas yang tinggi sehingga

mampu menyerap molekul zat warna yang ada dalam larutan air. Untuk keperluan sebagai

penyerap/adsorben, zeolit dengan rasio Si/Al rendah, seperrti Zeolit “A”, akan lebih efektif dari

pada zeolit dengan rasio Si/Al tinggi.

Abu layang memiliki kandungan SiO2 dan Al2O3 lebih dari 85% dan karena itu dapat

digunakan sebagai bahan baku untuk produksi zeolit, menggantikan natrium silikat dan

aluminat, yang biasa digunakan secara konvensional (Rayalu dkk., 2006). Suatu pendekatan

baru yang sedang dipromosikan tentang pemanfatan abu layang adalah mengubahnya menjadi

produk yang mempunyai nilai tambah seperti zeolit (Dermatas dan Meng 2003; Rayalu dkk.,

2006; Fansuri dkk., 2008). Oleh karena itu perlu dilakukan kajian transformasi limbah abu

layang menjadi zeolit “A” untuk adsorpsi zat warna dalam air melalui serangkaian kegiatan

penelitian. Dengan menggunakan abu layang, diharapkan selain masalah pencemaran

lingkungan dapat teratasi, masalah pencemaran air karena logam berat, zat warna maupun

bahan organik berbahaya dapat diminimalkan.

3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pemanfaatan limbah abu layang di Indonesia untuk berbagai tujuan masih terbatas.

Beberapa pemanfaatan abu layang yang dilakukan antara lain untuk bahan baku pembuatan

refraktori cor (Azis dkk., 2006), sebagai bahan pembenah tanah (Hadijah dan Damayanti,

2006), pembuatan sintesis zeolit (Sutarno dan Aryanto, 2004), material pengemban logam Ni

(Arief dan Aryanto, 2005). Penggunaan langsung abu layang untuk adsorpsi zat warna telah

dilakukan (Jumaeri, 1995; dan Terezinha dkk., 2011). Aktivasi abu layang secara alkali

hidrotermal langsung juga dilakukan oleh Jumaeri dkk., (2006) dan memperoleh produk yang

berupa campuran zeolit P, sodalit, mullit dan kuarsa. Vucinic dkk., (2003) mempelajari

3

pengaruh rasio silika/alumina terhadap karakteristik zeolit produk. Produk zeolitisasi abu

layang juga diaplikasikan dalam penanganan air limbah dan adsorpsi gas CO2, SO2, dan NH3

(Querol dkk., 2001).

Dari uraian sebelumnya, diperoleh gambaran umum bahwa pemanfaatan abu layang

untuk sintesis zeolit, utamanya zeolit “A”, belum banyak dilakukan. Sintesis zeolit melalui

proses hidrotermal kebanyakan menghasilkan campuran beberapa jenis zeolit (zeolit P, sodalit,

hidroksosadali, zeolit Y) dan sisa abu layang yang belum bereaksi. Oleh karena itu,

berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses transformasi abu layang batubara untuk memperoleh zeolit “A”?

2. Bagaimana karakteristik produk zeolit “A” yang diperoleh dari proses tramsformasi abu

layang batubara?

3. Bagimana kemampuan produk zeolit “A” yang diperoleh dalam adsorpsi zat warna Crystal

Violet dalam larutan air?

Dalam penelitian ini akan digunakan abu layang batubara dari PLTU Suralaya, sebagai

bahan dasar sintesis zeolit. Adapun zat warna yang digunakan adalah zat warna kationik,

Crystal Violet, yang banyak dipakai dalam pewarnaan tekstil, percetakan, pengolahan kulit dsb.

Karakterisasi zeolit A dilakukan secara kualitatif menggunakan difraksi sinar-X, spektra

inframerah, Scanning mikroskop electron (SEM). Adapun konsentrasi zat warna ditentukan

menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka tujuan utama penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mempelajari proses pembuatan zeolit A yang disintesis dari limbah abu layang

batubara melalui metode hidrotermal.

2. Untuk memperoleh karakteristik produk zeolit A yang disintesis dari limbah abu layang

batubara.

3. Untuk mempelajari kemampuan produk zeolit A hasil sintesis dalam proses adsorpsi zat

warna Crystal Violet dalam larutan air.

4

5. Manfaat dan Luaran Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dalam tiga aspek, yaitu aspek pengembangan

iptek, pembangunan maupun ekonomi. Aspek pengembangan iptek, hasil penelitian dapat

digunakan sebagai pengembangan pengetahuan khususnya dalam metode sintesis zeolit A dari

limbah abu dan aplikasinya untuk adsorpsi zat warna dalam air. Aspek pembangunan, hasil

penelitian dapat membantu pemerintah dan kalangan industri dalam hal memanfaatkan limbah

abu layang batubara dan penanganan air yang mengandung cemaran zat warna dalam air.

Selain itu juga bermanfaat dalam penanganan limbah abu layang batubara untuk mewujudkan

pembangunan berwawasan lingkungan. Aspek ekonomi, penelitian ini dapat memperluas

pemanfaatan dan meningkatkan nilai tambah abu layang batubara sebagai bahan dasar dalam

pengolahan air dan penaganan air limbah.

5

6. Tinjauan Pustaka

6.1 Abu Layang Batubara

Abu batubara merupakan materi sisa yang ada setelah semua materi yang dapat bakar

(flameable) pada batubara telah habis terbakar (Hessley dkk., 1986). Abu batubara merupakan

campuran yang kompleks sebagai hasil perubahan kimia komponen batubara yang berlangsung

selama pembakaran. Berdasarkan ukuran partikelnya abu batubara dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu abu layang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash). Sesuai dengan konstituen

batubara, abu layang tersusun terutama oleh senyawa silikat (SiO2), alumina (Al2O3)

(Matamoros, 2004), oksida besi dan kalsium serta senyawa Mg, Na, Ti, K dalam jumlah yang

lebih kecil. Karena bersifat sebagai bahan pozzolan, abu layang dalam volume besar banyak

digunakan untuk bahan bangunan sebagai bahan campuran pembuatan beton (Mathur dkk.,

2005).

Dermata dan Meng (2003) menyatakan abu layang adalah residu halus yang dihasilkan

dari pembakaran batubara gilingan atau serbuk yang dipindahkan dari tungku pembakaran

melalui boiler oleh aliran gas buang. Serbuk halus ini tidak dapat terbakar, mempunyai

distribusi ukuran partikel 1-100 mm dan relatif homogen. Partikel abu layang di bawah

pengamatan Scanning Electron Microscopy, tampak berbentuk bulat, menyerupai bola) dan ini

memungkinkan untuk dicampur dengan semen (Copelan, 2003).

Breck (1974) dan Vucini dkk., (2003) menyatakan sifat abu layang teraktivasi melalui

alkali hidrotermal, sejalan dengan sifat abu layang asal. Berdasarkan kandungan kimiawinya,

abu layang mempunyai rasio mol Si/Al yang rendah. Sifat rasio mol Si/Al yang rendah ini,

memungkinkan untuk mensintesis zeolit rendah Si dengan kapasitas penukar kation yang tinggi

untuk ion logam-logam transisi, ammonium, selektivitas tinggi untuk molekul polar dan

volume pori yang besar.

6.2 Transformasi Abu Layang Batubara Menjadi Zeolit “A”

Transformasi abu layang menjadi zeolit dilakukan dengan melalui serangkaian proses

sintesis. Sintesis zeolit dari abu layang batubara pada umumnya dilakukan melalui tiga cara,

yaitu (1) konversi hidrotermal secara langsung dari campuran abu layang dan NaOH atau

KOH, (2) peleburan abu layang dilanjutkan reaksi hidrotermal dan dengan proses peleburan

dan (3) ekstraksi silikon dari abu layang dilanjutkan rekasi hidrotermal (Fansuri dkk., 2008).

Ketiga metode tersebut akan menghasilkan zeolit dengan karakteristik yang berbeda.

Kebanyakan sintesis zeolit maupun zeolitic material dilakukan melalui metode hidrotermal.

Kondisi sintesis tergantung pada komposisi material yang diinginkan, ukuran partikel,

6

morfologi dan sebagainya (Schubert dan Husing, 2000). Proses sintesis adalah sensitif terhadap

sejumlah variabel seperti temperatur, pH, sumber silika dan alumina, jenis kation alkali dan

waktu reaksi maupun surfaktan.

Air memegang peranan penting dalam sinteses hidrotermal, yaitu merupakan medium

untuk komponen reaktan, seperti Si, Al, Na, template, untuk bereaksi dan dikristalkan pada

temperatur dan tekanan tertentu. Sifat pelarut air murni, sering kali tidak cukup untuk

melarutkan zat untuk kristalisasi, bahkan pada temperatur tinggi, oleh karena itu perlu

ditambahkan mineralizer. Mineralizer adalah suatu senyawa yang ditambahkan pada larutan

yang encer untuk mempercepat proses kristalisasi dengan cara meningkatkan kemampuan

melarutnya, sehingga yang biasanya tidak dapat larut dalam air dengan ditambahkannya

mineralizer dapat menjadi larut. Mineralizer yang khas adalah suatu hidroksida dari logam

alkali, khususnya untuk amfoter dan oksida asam. Mineralizer yang digunakan untuk SiO2

adalah NaOH, KOH, Na2CO3 atau NaF, yang reaksinya adalah sebagai berikut.

SiO2 (s) + 2 OH-(aq) SiO3

2-(aq) + H2O(l) (1)

NaOH dalam campuran reaksi bertindak sebagai aktivator selama peleburan untuk

membentuk garam silikat dan aluminat yang larut dalam air, yang selanjutnya berperan dalam

pembentukan zeolit selama proses hidrotermal.

Zeolit NaA adalah zeolit sintetis yang paling sederhana dengan suatu rasio molekuler

satu silikon dengan satu alumunium dengan satu kation Na. Zeolit NaA memiliki struktur LTA

(linde tipe A), dengan struktur kristal kubik seperti tercantum pada Gambar 1.

Gambar 1 Framework zeolit Linde Tipe A (Muller dkk., 1998)

Karena luas permukaan yang tinggi dan pori-pori besar, zeolit merupakan material

ideal untuk berbagai proses terkini seperti pembentukan molekul-molekul khusus dalam

sangkar. Adapun penggunaa zeolit A sebagai builder detergen didasarkan atas beberapa sifat

penting zeolit A antara lain: memiliki KTK (kapasitas tukar kation) yang tinggi sehingga

efektif menurunkan kesadahan, kapasitas adsorpsi yang tinggi, dan mengadsorpsi molekul

terlarut dalam air yang tidak diinginkan (Jasra dkk., 2006)

7

6.3 Adsorpsi Zat Warna

Zat warna adalah suatu senyawa organik yang umumnya mengandung gugus aromatik

yang terikat pada suatu kation atau anion anorganik. Pembuangan zat warna ke lingkungan, di

seluruh dunia, diperkirakan mencapai 7 x 104 ton per tahun (Vijaraghavan and Yun 2008).

Kebanyakan zat warna adalah toksik terhadap mikroorganisme dan bisa menyebabkan

kerusakan langsung atau penghambatan proses katalitik. Zat warna Crystal Violet, misalnya,

bersifat mudah larut dalam air dan sukar mengalami biodegradasi, intensitas warnya tinggi, dan

bersifat karsinogenik. Adapun zat warna golongan indigoid sangat beracun dan dapat

menyebabkan iritasi kulit dan mata bila kontak dengannya (Terezinha dkk., 2011). Oleh

karena itu keberadaan zat warna dalam air buangan harus dikurangi sehingga aman bagi

kehidupan.

Pengurangan konsentrasi zat terlarut, zat warna misalnya, telah banyak dilakukan.

Kebanyakan teknik yang dilakukan merupakan kombinasi proses fisik, kimia dan biologis

termasuk foto-oksidasi, koagulasi kimia, sedimentasi, filtrasi, disinfeksi dan adsorpsi (Khalili

dan Bonakdarpour, 2010). Sungguhpun demikian, adsorpsi merupakan metode yang paling

efisien untuk adsorpsi polutan dari air yang mencakup keuntungan ekonomi, teknik dan ekologi

(Song dkk., 2010). Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat pada permukaan padatan

karena adanya ketidakseimbangan gaya yang ada di permukaan. Proses ini dapat dilakukan

dengan cara mengadsorpsi zat warna dengan menggunakan adsorben tertentu, sehingga

konsentrasinya berkurang dan aman bagi lingkungan.

8

7. Metode Penelitian

7.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan di laboratorium dengan

menggunakan bahan-bahan limbah yang ada di lingkungan dan bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor- faktor faktor-faktor yang mempengaruhi proses sintesis zeolit A dari

abu layang batubara. Zeolit A hasil sintesis selanjutnya digunakan untuk proses adsorpsi zat

warna dalam air. Untuk melakukan kegiatan tersebut maka penelitian dirancang dengan metode

dan pentahapan seperti uraian di bawah ini. Sampel dalam penelitian ini adalah abu layang

batubara yang diperoleh dari PLTU Suralaya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

metode sintesis zeolit. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah karakteristik produk zeolit A

serta kemampuan dalam proses adsorpsi zat warna dalam air.

7.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : (a) seperangkat alat gelas (b)

Autoclave stainless-steel (c) Oven pemanas merk Memmert (d) Tungku Tube merk

Thermoline (e) Shaker mekanik (f) pH meter (f) neraca, (g) Seperangkat alat

spektrofotometer infra merah merk Perkin Elmer (i) XRD 6000 merk Shimadzu (j) SEM dan

alat-alat yang lainya.

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah (a) abu layang batubara dari PLTU

Suralaya, sebagai material utama sintesis (b) bahan kimia yang digunakan meliputi HCl,

NaOH, Na3AlO3, zat warna Crystal Violet kertas saring Watman 42 dan aquades.

7.3 Cara Penelitian

Transformasi abu layang menjadi Zeolit A

Transformasi abu layang menjadi zeolit A, dilakukan melalui serangkaian tahan

sintesis, berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Rayalu dkk ., (1999) dengan beberapa

modifikasi. Abu layang yang akan digunakan sebelumnaya diayak pada ukuran 170 mesh. Sisa

karbon yang tidak terbakar yang masih ada pada abu layang, dihilangkan melalui pencucian

dan penyaringan. Sampel abu layang ini selanjutnya direfkux dengan larutan HCl 1 M untuk

meningkatkan aktivitasnya pada pembentukan zeolit. Refluks dengan asam akan

menghilangkan oksida logam besi dan lainya, sehingga meningkatkan aktivitas, stabilitas dan

keasaman zeolit. Selanjutnya abu layang, yang sudah direflux dengan HCl, dicuci hingga pH

netral. Abu layang ini selanjutnya dikeringkan kembali melalui panas sinar matahari.

Abu layang yang sudah direflux mula-mula dicampur NaOH dalam rasio berat 1:1,2,

dan secara opsional penambahan natrium aluminat atau aluminium hidroksida untuk

9

memperoleh campuran homogen yang halus. Campuran ini dilebur dalam krus stainless steel,

pada temperatur 600oC selama satu jam. Hasil peleburan campuran ini selanjutnya didinginkan

pada temperatur kamar. Digerus dan ditambah air (10 gram abu layang/100 mL air) dengan

dan tanpa penambahan Na-aluminat. Slurry yang diperoleh selanjutnya diagitasi secara

mekanik dalam gelas beker selama beberapa 8 jam. Selanjutnya slurry tersebut dimasukkan

dalam autoclave- steinless steel yang di dalamnya dilengkapi dengan tabung teflon. Autoclave

beserta isinya kemudian dimasukkan dalam oven temperatur 110°C selama 4 jam untuk

proses hidrotermal. Setelah waktu proses hidrotermal, autoclave dikeluarkan dari oven dan

didinginkan sampai suhu kamar. Produk yang diperoleh kemudian dicuci dengan akuades

sampai pH 10. Selanjutnya disaring dan dikeringkan pada suhu 60oC selama 12 jam.

Selanjutnya kristal zeolit hasil sintesis dikarakterisasi.

Karakterisasi hasil sintesis

Karakterisasi bertujuan untuk mengetahui karakter produk sintesis yang diperoleh

apakah sudah sesuai dengan karakteristik zeolit A yang diharapkan. Zeolit sintesis yang

diperoleh dikarakterisasi secara kualitatif menggunakan Spektroskopi Inframerah, Perkin

Elmer FTIR, Difraksi Sinar-X Shimadzu XRD-6000 dan Scanning Eelectron Microscope

(SEM). Diagram alir sintesis yang dilakukan dalam tranformsi abu layang batubara menjadi

zeolit A tercantum pada Gambar 2.

10

Gambar 2 Digram alir transformasi abu layang menjadi zeolit A

Adsorpsi zat warna dalam air

Konsentrasi zat warna dalam air perlu dikurangi hingga batas yang aman untuk

kesehatan melalui proses adsorpsi (penyerapan) zat terlarut yang ada dalam larutan. Secara

umum, adsorpsi dilakukan dengan cara mengontakkan langsung antara adsorben dan adsorbat

dalam suatu batch adsorpsi. Zeolit A hasil sintesis sebanyak 0,01 g dicampur dengan 20 mL

larutan zat warna Crystal Violet dengan konsentasi tertentu dalam labu erlenmeyer. Erlenmeyer

tersebut kemudian dimasukkan dalam alat penggoncang orbital (orbital shaker) dengan

kecepatan konstan 200 rpm dan dihentikan pada selang waktu tertentu. Adsorben dan adsorbat

dipisahkan dengan cara sentrifugasi dan konsentrasi larutan zat warna setelah adsorpsi

ditentukan spektofotometer UV-Vis. Jumlah zat teradsorpsi dihitung dengan menggunakan

konsentrasi zat sebelum dan sesudah adsorpsi, seperti pada persamaan (2).

NaOH

Zeolit A

Abu Layang

Krus stainless

Peleburan Grinding

Aging

Air

Hidrotermal

FiltrasiDrying

Tabung teflon*

Penguapan*

11

m

VCCq tot )( - (2)

Co dan Ct menunujukkan konsentrasi awal dan konsentrasi pada waktu kontak t, dalam mg/L,

V volume larutan (mL) dan m berat adsorben (g). Persen adsorpsi (%) dihitung dengan

menggunakan persamaan (3).

%100)(

% ¥-

o

to

C

CCAdsorpsi (3)

7.4 Analisis Data

Analisis data hasil penelitian dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data

hasil pengukuran XRD dianalisis secara kualitatif dengan membandingkan difraktogram

sampel zeolit A hasil dengan zeolit A standar (data dari JCPDS). Hasil spectra inframerah

dianalisis dengan mencocokkan spectra dari gugus fungsi zeolit A yang diperoleh. Hasil

pengukuran menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dianalisis melalui

pengamatan gambar struktur morfologi permukaan zeolit A yang diperoleh. Data hasil

pengukuran Spektrofotometer UV-Vis, secara kuantitatif dianlisis menggunakan kurva

kaliberasi larutan standar untuk menghitung zat warna sebelum dan sesudah proses adsorpsi

yang dilakukan melelui metode adsorpsi.

12

8. Rencana dan Jadwal Penelitian

No KegiatanBulan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penyiapan alat dan bahan

2 Diskusi Tim peneliti

3 Karakterisasi sampel abu layang

4 Sintesis zeolit A dari abu layang batubara

5 Analisis dan karakterisasi zeolit A hasil síntesis

6 Uji adsorpsi zat warna melalui metode adsorpsi

7 Analisis data dan interpretasi hasil adsorpsi sistem batch

8 Diskusi hasil penelitian oleh tim peneliti

9 Monetoring dan evaluasi internal

10 Penyusunan laporan

11 Seminar Hasil Penelitian

13

9. Organisasi Pelaksana

a. Ketua Pelaksana

1) Nama dan gelar akademik : Drs. Jumaeri, M.Si

2) Pangkat/Golongan/NIDN : Pembina Tk I/IVb/0005106213

3) Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

4) Bidang Keahlian : Kimia Anorganik

5) Fakultas/Lembaga/Pusat : FMIPA

6) Waktu untuk kegiatan ini : 6 jam/minggu

b. Anggota Peneliti 1

1) Nama dan gelar akademik : Dra. Sri Mantini Rahayu Sedyawati, M.Si

2) Pangkat/Golongan/NIDN : Pebina Utama/IVc/0017105005

3) Jabatan Fugsional : Lektor Kepala

4) Bidang Keahlian : Kimia Anorganik

5) Fakultas/Lembaga/Pusat : FMIPA

6) Waktu untuk kegiatan ini : 4 jam/minggu

Anggota Peneliti 2

1) Nama dan gelar akademik : Dra. Pratiwi Dwi Jananti, M.Si

2) Pangkat/Golongan/NIDN : Pebina /IVa/0001036210

3) Jabatan Fugsional : Lektor Kepala

4) Bidang Keahlian : Fisika Material

5) Fakultas/Lembaga/Pusat : FMIPA

6) Waktu untuk kegiatan ini : 4 jam/minggu

14

LAMPIRAN

A. Rencana Biaya

I. HonorariumTim Peneliti Jumlah Minggu/ Bulan Jam/ Tarip/jam Total

Bulan Kerja minggu (Rp) (Rp)a. Ketua 1 4 8 7 15,000.00 3,360,000.00 b. Anggota 2 4 6 5 11,000.00 2,640,000.00

Sub total 1 6,000,000.00

2. Peralatana. Tabung Teflon diameter 2,5 inch panjang 25 cm 300,000.00 b. Reaktor hidrotermal steinlessteel 2,000,000.00 c. Sewa pH meter 400,000.00 d. Sewa alat Spektrofotometer UV-Vis 800,000.00 d. Sewa furnace 500,000.00

Sub total 2 4,000,000.00

3. Bahan Habis Pakaia. NaOH Emerck 500g 260,000.00 b.HCl Emerck 500 ml 440,000.00 c. Zat Wana Crystal Vio let 550,000.00 d. Al2O3 250 gram 300,000.00 f. Aquades 200 liter 200,000.00 f. Kertas saring Watman 1 pak 250,000.00

Sub total 3 2,000,000.00 IV. Biaya Operasional Laboratorium

a. Preparasi sampel abu lay ing 600,000.00 b. Sintesis zeolit 800,000.00 c. Analisis SEM zeolit hasil sintesis 800,000.00 d. Analisi Inframerah (IR) 400,000.00 e. Analisis XRD 800,000.00 f. Uji kemampuan adsorpsi produk zeolit A 600,000.00

Sub total 4 4,000,000.00 V. Penggandaan Laporan dan Seminar

a. Penyusunan laporan 600,000.00 b. Penggandaan laporan 400,000.00 c. Seminar 1,000,000.00

Sub total 5 2,000,000.00 6. Lain-laina. Entry data 800,000.00 b. Analisis Data 1,200,000.00 c. ATK

Sub total 6 2,000,000.00 Total Anggaran 20,000,000.00

15

B. Daftar Pustaka

5 . JDAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Batubara Indonesia, Tim Kajian Batubara Nasional, Kelompok Kajian Kebijakan Mineral dan Batubara,Pusat Litbang Teknologi Mineral dan Batubara.

Arief, B., 2005, Konversi Abu Layang Batubara Sebagai Material Pengemban Logam Nikel Dan Uji Ketahanan Struktur Padatan Terhadap Panas, Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 6 No. 1, 24-32.

Armagan, B., Turana, M., and Çelik M.S., 2004, Equilibrium Studies on the Adsorption of Reactive Azo Dyes into Zeolite, Desalination, 170, 33–39.

Azis, M., Ardha, N., dan Tahli, L., 2006, Karakterisasi Abu Terbang PLTU Suralaya dan Evaluasinya untuk Refraktori Cor, J. Teknologi Mineral dan Batubara, 36, 14, 1-8.

Breck, D.W., 1974, Zeolites Molecular Sieves: Structure, Chemistry, and Use, John Wiley & Sons, New York.

Copelan, K, 2003. Fly Ash Properties and Uses. Italian Monolithic Dome Articles. http:/www.monolithic.com/construction/flyash. Diakses 20 September 2004

Dermata,D., and X.Meng, 2003, Utilization of Fly Ash for Stabilization/solidification of Heavy Metal contaminated Soils, Eng. Geol., 70. 377 – 394

Fansuri, H., Pritcahard, D., and Zhang, D., 2008, Manufacture of Low-Grade Zeolites from Fly Ash for Fertilizer Application, Research Report 91, QCAT Technology Transfer Centre, Technology Court Pullenvale, Australia

Fukui, K., Nishimoto T., Takiguchi M., and Yoshida H., 2006, Effect of NaOH Concentration on Zeolite Synthesis from Fly Ash with a Hydrothermal Treatment Method, Kona, 24, 183-191.

Hadijah, N.R, dan Damayanti, R., 2006, Penelitian Abu Batubara sebagai Pembenah Tanah : Pengaruh Waktu Inkubasi terhadap Parameter Kualitas Tanah (Derajat Keasaman Tanah, Mn, Fe, P - Total dan P - Tersedia) J. Teknologi Mineral dan Batubara, 36, 14, 9 - 17.

Herry, P., 1993, Abu Terbang dan Pemanfaatannya, Makalah Seminar Nasional Batubara Indonesia, UGM Yogyakarta 7 – 8 September 1993.

Hessley, R.K.,Reasoner J.W., and Riley J.T., 1986, Coal Science, John Wiley and Sons, New York, 81 – 87.

Jasra, R.V., Somani, R.S., and Mody, H.M., 2006, Processing for Preaparing Detergent Builder Zeolite-A from Kimerlite Tailings, US Patent no: 0140853 A1.

Jumaeri, 1995, Studi Tentang Pemanfaatan Abu Layang Sebagai Adsorben Zat Warna Dalam Larutan Air, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta.

16

Jumaeri, Warlan S., Woro S., dan Wara D.P , 2005, Immobilisasi Logam Berat Dalam Air Limbah Industri Dengan Menggunakan Abu Layang Batubara, Laporan Penelitian DPPM Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, Lembaga Penelitian UNNES.

Jumaeri, Widi A., dan Cepi K., 2006, Pemanfaatan Abu Layang Batubara dengan Perlakuan Hidrotermal Sebagai Bahan Penurun Kesadahan (Water Softener) Dalam Penyediaan Air Minum, Laporan Penelitian Lembaga Penelitian UNNES.

Khalili Z. and Bonakdarpour B., 2010, Statistical Optimization of Anaerobic Biological Processes for Dye Treatment, Clean: Soil, Air, Water, 38, 942–950.

Majko, R., 2011, Coal Combustion Products http://www.rmajko.com/flyash.html) (Diakses 14/12/2011 jam 21.00).

Matamoros, V.Z., Rendón-Angeles, J.C., Yanagisawa, K., and Cisneros-Guerrero, M.M., 2004, Densification of Fly Ash under Alkaline Hydrothermal Hot Pressing Conditions, 14th International Conference on the Properties of Water and Steam in Kyoto.

Mathur, V.K., Verma, C.L., Gupta, B.S., Agarwal, S.K., and Kumar, A., 2005, Use of Higher Volume Fly Ash in Concrete for Building Sector, Report No. T(S)006, Environmental Science & Technology Division Central Building Research Institute, Roorkee.

Muller, J. C. M.,Hakvoort, G., and Jansen., J.C. 1998, DSC and TG Study of Water Adsorption and Desorption on Zeolite Na-A. J. Therm. Anal., 53, 258-261.

Neupane, G. And Donahoe, R.J., 2009, Potential Use of Surfactan-Modified Zeolite for Attenuation of Trace Element in Fly Ash Leachate, World of Coal Ash (WOCA) Conference , May 2-7, Lexington, KY, USA.

Querol, X., Natalia, M., Juan, C.U, Roberto, J., Susana, H., Constantino, F.P., Carles, A., Maria, J., Javier, G., Angel, L., and Diego, C., 2001, Fly Ash Zeolitization Product Applied to Waste Water and Flue Gas Decontamination, Int. Ash Utilization. Symp,Center for Appl Eng. Res, Univ. of Kentucky, paper 29.

Rayalu, S., Bansiwal, A. K., Meshram, S.U., Labhsetwar, N., and Devotta S., 2006, Fly Ash-based Zeolite Analogues: Versatile Materials for Energy and Environment Conservation, Catal. Surv. Asia, Vol.10, No 2, 74-88.

Rayalu, S., Labhsetwar, N., and Khanna, P. 1999, Process for the Synthesis of Fly Ash Based Zeolite-A, US Patent, Patent Number 5965105

Schubert, U., and Husing, N., 2000, Synthesis of Inorganic Materials, Federal Republic of Germany. WILEY-VCH.

Song, X.H., Liu, L. Cheng, Y. Q., 2010, Surface Modification of Coconut-Based Activated Carbon by Liquid-Phase Oxidation and its Effects on Lead Ion Adsorption, Desalination, 255, 78–83.

Sutarno and Arryanto, Y., 2004, Synthesis of Faujasite High Thermal Stability from Fly Ash, Indo. J. Chem., 4, 1, 26 – 32.

17

Terezinha E. M. de C., Denise, A., Fungaro, Carina P. M., and Patricia, C., 2011, Adsorption of Indigo Carmine from Aqueous Solution Using Coal Fly Ash and Zeolite from Fly Ash, J. Radioanal. Nucl. Chem., 289, 617–626.

Twardowska,I. and Szczepanska J., 2002, Solid Waste: Terminological and Longterm Environmental Risk Assessment Problems Exemplified in a Power Plant Fly ash Study, Sci. Total Environ., 285, 29-51.

Vijaraghavan, K.Han.M.H., Choi, S.B., and Yun., Y.S. (2007) Biosorption of Reactive Black 5 by Corynebacterium glutamicum Biomass Immobilized in Alginate and Polysulfone Matrices. Chemosphere 68(10). 1838-1845

Vucinic, D., Miljavonic, I., Rosic, A., and Lazic, P., 2002, Effect of Na2O/SiO2 Mole Ratio on the Crystal Type of Zeolite Synthesized from Coal Fly Ash, J. Serb. Chem. Soc., 68, 6, 471-478.

Widarini, W.M., 2009, Industry Research-Sektor Batubara 2010, Asia Securities, 30 November 2009.

Williams, L., 2008, From Coal Dust to Carbon Credits, in The University of New South Wales News.

18

C. DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKASANA

Ketua Peneliti

1. Riwayat hidup dan pekerjaan

1. Nama lengkap dan gelar Drs. Jumaeri, M.Si/ NIP

Tempat/tanggal lahir Semarang/ 05 Oktober 1962

Alamat Jl. Dewi Sartika Timur XIV/2 Semarang

Telp. 08122829865

E-mail: [email protected]

Jenis Kelamin Laki- laki

Golongan/Pangkat/NIP/JabatanIVb/Pembina Tk 1/ 196210051993031002/ Lektor Kepala

Fakultas/Jurusan MIPA/Kimia

2. Pendidikan ( dari sarjana muda/ yang sederajat)

UNIVERSITAS/INSTITUT

DAN LOKASI

GELAR TAHUN

SELESAI

BIDANG STUDI

1. FPMIPA IKIP Semarang2. UGM Yogyakarta

Drs

M.Si

1985

1995

Pendidikan Kimia

Ilmu Kimia

3. Pengalaman Pekerjaan/Jabatan

No Pekerjaan/Jabatan Tempat Tahun

1. Guru SMA Kristen 3 YSKI Semarang 1984 – 1990

2. Guru SMA Islam Sudirman Islamic Centre Ambarawa 1985 – 1990

3. Dosen Jurusan Kimia IIKIP Semarang/ UNNES 1993 – sekarang

4. Ketua Program Studi Kimia Jurusan Kimia FMIPA UNNES 2003 – 2008

Pengalaman Mengajar

No Mata Kuliah Jenjang1 Kimia Anorganik I (3 sks) S12 Kimia Anorganik II (3 sks) S13 Kimia Anorganik Fisik (3 sks) S14 Praktikum Kimia Anorganik 2 (1 sks) S15 Ikatan Kimia (2 sks) S16 Sintesis Anorganik (2 sks) S17 Kimia Dasar I (3 sks) S18 Kimia Koordinasi (2 sks) S1

4. Pengalaman ke rja dalam penelitian dan pengalaman profesional serta kedudukan saat ini (disusun secara kronologis)

19

4.1 Penelitian

JUDUL KEGIATAN/INSTITUSI JABATAN PERIODE KERJA

1. Studi Tentang Pemanfaatan Abu Layang Sebagai Adsorben Zat Warna Dalam Larutan Air (Tesis S2)

2. Penggunaan Abu Layang Batu Bara Untuk Fiksasi Logam-Logam Berat ( Penelitian BBI 1996/1997)

3. Isolasi dan Analisis Kadar senyawa Antioksidan pada Tempe di Wilayah Kota Madia Semarang (Penelitian OPF)

4. Pengaruh Penambahan CaO Terhadap Kualitas Fiksasi Logam Berat Oleh Abu Layang Batu Bara (Penelitian BBI 1997/1998)

5. Preparasi Kitosan Secara Deasetilasi Kitin untuk Adsorben Zat Warna pada Proses Flokulasi (Penelitian BBI 1997/1998)

6. Analisis Kandungan Pewarna dan Pemanis Sintetis dalam Minuman Kemasan di Kodia Semarang (Penelitian OPF)

7. Stabilisasi Zat Warna Dalam Air dengan Menggunakan Abu Layang Termodifikasi(OPF 1998/1999)

8. Pemanfaatan Abu Layang Batu Bara dengan Perlakuan Asam Untuk Menurunkan Tingkat kesadahan Air (DIK 1999/2000)

Ketua Peneliti

Ketua Peneliti

Anggota

Ketua Peneliti

Anggota

Anggota

Ketua Peneliti

Ketua Peneliti

1995

1996/1997

1996/1997

1997/1998

1997/1998

1997/1998

1998/1999

1999/2000

9. Preparasi Biomassa Chlorella sp pada Polimer Etil-akrilat Etilen Glikol Dimetakrilat sebagai Adsorben Logam Berat Timbal (II). (Penelitian Dosen Muda 2001)

Anggota 2001

10. Pemanfaatan Limbah Abu Layang Industri Ban Untuk Pembuatan Batako. (Penelitian Dosen Muda 2002)

Ketua 2002

11. Pemanfaatan Kitosan dari Limbah Kulit Udang Windu untuk Adsorpsi Logam Berat Pb dalam Air (Penelitian DIK)

Anggota 2002

12. Pengaruh Penambahan Bahan Pengikat Impurities terhadap Kemurnian Natrium Klorida pada Proses Pemurnian Garam Dapur melalui Rekristalisasi ( Penelitian Dosen Muda 2003)

Ketua 2003

20

13. Perbedaan Kualitas Garam Krosok Produksi Petani Garam Dengan Sistem Peminihan Bertingkat Dibandingkan Dengan Sistem Tradisional

Anggota 2003

14. Immobilisasi Logam Berat dalam Air Limbah Industri Dengan Menggunakan Abu Layang Batu Bara ( Penelitian Hibah Bersaing 2004 -2005 )

Ketua 2004 – 2005

15. Pemanfaatan Abu Layang Batu Bara dengan Perlakuan Hidrotermal Sebagai Bahan Penurun Kesadahan (Water Softener) Dalam Penyediaan Air Minum (Penelitian Terapan, DIPA UNNES)

Ketua 2006

16. Pengaruh Perlakuan Alkali Hidrotermal Pada Sintesis Zeolit dari Abu Layang Batubara Terhadap Kemampuan Adsorpsi Logam Berat Fe dan Zn Dalam Air Limbah Industri (Penelitian Dasar, DIPA UNNES)

Ketua 2007

17. Sintesis Zeolit dari Abu Layang Batubara Secara Alkalihidrotermal dan Aplikasinya sebagai Penukar Ion Dalam Proses Pengolahan Air ( Penelitian Hibah Bersaing 2008 DP2M Dikti)

Ketua 2008

18. Pengembangan Industri Tambak Garam Terpadu untuk Produksi Garam dan Biomas Artemia Kualitas Super (Penelitian Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Indsutri, RAPID 2009-2010)

Ketua 2009 – 2010

19. Intergrasi Kebijakan dan Penguatan Indusatri Garam Nasional Sebagai Bahan Dasar Industri Makanan dan Minuman melalui Upgrading of Value Chain Management dan Diversifikasi Produk(Penelitian Prioritan Nasioanal Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi 2011-2025 (Penprinas MP3EI 2011-2025)

Anggota 2012- sekarang

4.2 Daftar publikasi

JUDUL NAMA MEDIA TAHUN

1. Tinjauan Teoritis tentang Adsorpsi Larutan Pada Permukaan Padatan

Media Pend. MIPA IKIP Semarang

1996

21

2. Pemanfaatan Abu Layang Batu Bara Untuk

Fiksasi Logam-Logam Berat Dalam Larutan Air

3. Karakterisasi Unsur Utama dalam Abu Layang Industri Ban Sebagai Bahan Pozzolan

4. Pemurnian Garam Dapur Menuju Kualitas Industri Melalui Metode Rekristalisasi dengan Menggunakan Bahan Pengikat Impurities

5. Penggunaan Pellet KmnO4 Untuk Menghambat Kematangan Buah Tomat Dalam Kemasan Plastik

6. Pemanfaatan Abu Layang Batubara PLTU Paiton Untuk Immobilisasi Logam Berat Pb(II) Dalam Air

7. Immobilization of Heavy Metal Cr(III) in Aqueous Solution Using Coal Fly Ash from Paiton Power Plant

8. Pengaruh Rasio Abu Layang/Semen Pada Pengikatan Limbah Logam Berat Zn(II) Dalam AirPemurnian Garam

9. Mengoptimalkan Pembelajaran Kimia Unsur Berbahasa Inggris Pada Perkuliahan Kimia Anorganik II Melalui Pola Konstruktivistik Konsep dan Visualisasi Komputer

10.Sintesis Zeolit dari Abu layang Batubara Secara Alkali Hidrotermal dan Aplikasinya

Prosiding Seminar Nasional Kimia V

Jurnal Balitbang Propinsi Jawa Tengah

Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pend. Kimia, Jurusan KimiaUNNES

Prosiding Seminar Nasional Kimia XIV UGM Yogyakarta

Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pend. Kimia, Jur KimiaUNNES

Proceeding of Second International Seminar of Environ-mental Chemistry and Toxycology

Prosiding Seminar Nasional Pengolahan Limbah: Prospek dan Tantangan Aplikasi, AKIND St Paulus Semarang

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimiano 1 tahun 2007, Jurusan Kimia FMIPA UNNES

Jurnal REAKTOR, Vol 11 Nomor 1 Juni 2007, ISSN: 0852-

1999

2003

2004

2004

2005

2005

2005

2007

2007

22

Sebagai Adsorben Ion Besi dan Seng Dalam Air Limbah

0798, 38-44. TeknikKimia,UNDIP Semarang

4.3 MAKALAH YANG DISEMINARKAN

JUDUL NAMA KEGIATAN TAHUN

1. Adsorpsi Zat Warna Tekstil Solophenil Turquise Blue dalam Air pada Adsorben Abu Layang Batu Bara

Seminar Jurusan Kimia IKIP Semarang

1996

2. Pemanfaatan Abu Layang Batu Bara untuk Fiksasi Logam Berat Dalam Air

Seminar Nasional Kimia Anorganik , UGM Yogyakarta

9/3/ 1999

3. Abu Layang Sebagai Bahan Pengikat Ion Logam dan Cd(II) dalam Air

Seminar Regional FMIPA UNDIP Smg

13/11/1999

4. Pemanfaatan Campuran Abu Layang dan CaO untuk Stabilisasi Cu(II) dan Cr(III) dalam Air

Seminar Nasional Kimia 2002, Jur Kimia UNNES

9/3/2002

5. Analisis Unsur-Unsur Nutrien Anorganik Tanaman Dalam Abu Layang Batu Bara PLTU Suralaya

Seminar Nasional Biologi , FMIPA UNNES Semarang

7/4/2002

6. 6. Pemurnian Garam Dapur Menuju Kualitas Industri Melalui Metode Rekristalisasi dengan Menggunakan Bahan Pengikat Impurities

Seminar Nasional Kimia dan Pendidi-kan Kimia 2003, Jur Kimia UNNES

26/9/2003

6. Pengaruh Penambahan Bahan Pengikat Impurities terhadap Kemurnian Natrium Klorida pada Proses Pemurnian Garam Dapur melalui Rekristalisasi ( Penelitian Dosen Muda 2003)

Seminar Nasional Hasil Penelitian Dosen Muda, DP3M DIKTI, Jakarta

6 s/d 8 Juli 2004

8. Penggunaan Pellet KmnO4 Untuk Menghambat Kematangan Buah Tomat Dalam Kemasan Plastik

Seminar Nasional Kimia XIV UGM Yogyakarta

6 – 7 September

2004

9. Pemanfaatan Abu Layang Batubara PLTU Paiton Untuk Immobilisasi Logam Berat Pb(II) Dalam Air

Seminar Nasional Kimia dan Pendidi-kan Kimia 2004, Jur Kimia UNNES

9 Oktober 2004

10. Immobilization of Heavy Metal Cr(III) in Aqueous Solution Using Coal Fly Ash from Paiton Power Plant

International Seminar of Environ-mental Chemistry and Toxycology, Yogyakarta

26 – 27 Maret 2005

11. Pengaruh Rasio Abu Layang/Semen Pada Pengikatan Limbah Logam Berat Zn(II)

Seminar Nasional Pengolahan Limbah:

13 Agustus

23

Dalam Air Prospek dan Tanta-ngan Aplikasi, AKIND St Paulus Semarang

2005

12.Mengoptimalkan Pembelajaran Kimia Unsur Berbahasa Inggris Pada Perkuliahan Kimia Anorganik II Melalui Pola Konstruktivistik Konsep dan Visualisasi Komputer

Seminar Nasional Kimia dan Pendidi-kan Kimia 2005, Jur Kimia UNNES

29 September 2005

13. Immobilisasi Cu(II) dalam Air Limbah Industri dengan Menggunakan Campuran Abu layang/semen dan CaO

Seminar Nasional Kimia dan Pendidi-kan Kimia 2006, Jur Kimia UNNES

11 November 2006

14. Preparasi dan Karakterisasi Zeolit dari Abu Layang Batubara secara Alkali hidrotermal

Konggres dan Sim-posium Nasioanal ke 2 Masyarakat Katalis Indonesia, UNDIP Semarang

18-19 April 2007

15. Immobilization of Heavy Metals Fe and Zn from the Galvanic Metal Platting Industry Using Coal Fly Ash

International Con-ference on Chemical Sciences ICCS 2007,UGM Yogyakarta.

24 – 26 May. 2007

16. Sintesis Zeolit dari Abu layang Batubara Secara Alkali Hidrotermal dan Aplikasinya Sebagai Adsorben Ion Besi dan Seng Dalam Air Limbah

Seminar Nasional Kimia dan Pendidi-kan Kimia 2006, Jur Kimia UNDIP

22 November 2007

17. Utilization of Fly Ash with Hydrothermal Treatment for Removal Ca2+ in Hard Water

International Con-ference on Chemical Sciences ICCS 2009,UGM Yogyakarta.

20 – 22 Mei 2009

18. Syntehsis of Zeolite from Fly Ash and Adsorpstion Study of Cu2+ Ion in Water Solution

International Con-ference on Chemical Sciences ICCS 2009,UGM Yogyakarta.

14 – 16 Oktober 2010

19. Peningkatan Kualitas Produksi Garam Melalui Inovasi Kristalisasi Pada Industri Tambak Garam Terpadu

Seminar Nasioanal Kimia 2010 Jurusan Kimia UNNES

25 September 2010

Semarang, 18 Maret 2013

Drs. Jumaeri, M.Si

24

Doping Silikon

Jenis Ndan P dengan Akselerator Implantansi Ion

1982-1988FISIKA

PenentuanProfilKonsentrasi ion Dopan pada lapisan Semikonduktor Silikon Diimplantasi dengan ion Fosfor Tenaga 30 keV dan 60 keV

1993-1996FISIKA

Anggota Tim Peneliti/Pelaksana

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si

2 Jenis Kelamin Perempuan3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 1962030119890120015 NIDN 0001036210

6 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 02-03-1962

7 E-mail [email protected] Nomor Telepon/HP 085226019132

10 Alamat Kantor D7 lt 2 Kampus Sekaran Gunung pati 11 Nomor Telepon/Faks 0248508034/024-850803412 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 25 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang

13. Mata Kuliah yg Diampu

1 Fisika Modern2 Fisika Kuantum3 Fisika Zat Padat

4 Eksperimen fisika lanjut

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

Bidang Ilmu

Tahun Masuk-Lulus

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi

25

Sumihar Hutapea , Msc dan

Dra.sri Sulamdari

Prof. Dr.Ir. Prayoto, M.Sc dan

Drs. Sudjatmoko, SU

Nama Pembimbing/Promotor

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)

No. Tahun Judul Penelitian PendanaanSumber* Jml (Juta Rp)

1 2005Pembuatan Prototipe Sumber (Source) Dari Kaos Lampu Petromaks dengan Teknik CoMilling dan Karakteristik Sifat Radioaktivitas (Ketua, Dosen Muda)

DIKTI 6

2 2006Pembuatan Lapisan tipis ZnO dengan Reaktor DC magnetron Sputtering dan karakterisasi Struktur Kristal serta sifat kelistrikan (Ketua, Dosen muda)

DIKTI 8,5

2 2007Pengaruh Rasio Massa Kaos Lampu Petromaks dan Abu terhadap Aktivitas Radionuklida Prototipe Sumber yang dibuat dengan Teknik Comilling. (Ketua, Dosen Muda)

DIKTI 10

4 2009 Penerapan Model Problem Based Instructionpada Perkuliahan Fisika lingkungan untuk Mengembangkan Kemampuan berpikir

DIPA 9

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun dari sumber lainnya.

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat PendanaanSumber* Jml (Juta Rp)

1 2005Pemberdayaan Kader Posyandu dalam peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Melalui Kegiatan Pengobatan Massal di Kradenan

DIKS 0,7

2 2008 Rancang Bangun Prototipe Sumber Radioaktif untuk Alat pembelajaran Fisika Materi Inti dan Radioaktivitas di SMA

DIKTI 7,5

32012 Peningkatan Profesional Guru IPA di SMP Wilayah

Gunung Pati Semarang Melalui Pemberdayaan Penggunaan Alat Laboratorium

DIPA 15

* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume!Nomor!Tahun

1Penentuan Kadar Radionuklida pada limbah Cair Pabrik Galvanis dengan metode Analisis Aktivasi Neutron Thermal reaktor Kartini (Penulis Utama)

Jurnal pendidikan Fisika Indonesia

volume 6 no: 1 ISSN :1693_1246, 2010

2 Pengembangan Kemampuan Menyimpulkan dan mengkomunikasikanKonsep Fisika melalui Kegitan Praktikum Fisika Sederhana (anggota)

JPFI Volume 6 no:1 ISSN : 1693_1246, 2010

3Modifikasi Kamera Obscura sebagai Detektor Radiasi Pengion Penerapan model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin untuk alat Pembelajaran Fisika di SMA (Penulis utama)

JPFI Volume5 no. 2 ISSN: 1963-1246

2009Dst.

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah !Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu danTempat

1 Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses

Eksplorasi dan Penentuan Aktivitas Radionuklida dalam Prototipe Sumber Radiasi Kaos Lampu petromaks

25 Juli 2007 Undip

2 -

Semarang, 18 Maret 2013

Dra. Pratiwi Dwi Jananti, M.Si

Mahasiswa yang Terlibat Dalam Penelitian:

Nama :Amir Setiadi NIM 4311410048

Topik penelitian: Sintesis zeolit A dari abu layang batubara