21
MAKALAH KONSERVASI TEORI-TEORI TERJADINYA KARIES. DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 ANGGOTA: KHAIRUNNISA (04111004064) EKA WAHYUNI (04111004065) PUTRI AJRI MAWADDARA (04111004066) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SRIWIJAYA 1

Teori terjadinya karies

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH KONSERVASI

TEORI-TEORI TERJADINYA KARIES.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

ANGGOTA:

KHAIRUNNISA (04111004064)

EKA WAHYUNI (04111004065)

PUTRI AJRI MAWADDARA (04111004066)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011/2012

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi………………………………………………..…………………..…….1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………..…………………...……....2

1.2 Rumusan Masalah……………………………..…………………...………...2

1.3 Tujuan………………………………………..…………………...…………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Kimia-bakteriologi………………….…………………………………5

2.2 Teori Enzymologis……………………….…………...………………………8

2.3 Teori Elektro-Fisik, Fisikokimia……….……………………..……………10

DAFTAR PUSTAKA…..……………………………………………...………..14

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena

adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah

makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

menunjang penampilan. Susunan gigi pada anak-anak berbeda dengan orang

dewasa, pada anak sampai umur tertentu terdapat gigi sulung sedang pada

orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

umur 6 tahun sampai 12-13 tahun dan diganti oleh gigi tetap atau permanen.

Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada

umumnya. Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan

yang berperan penting dalam proses pengunyahan makanan, sehingga

pemeliharaan kesehatan gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil

laporan morbiditas 2001, menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di

Indonesia masih menjadi keluhan masyarakat yaitu sekitar 60%, diantaranya

karies gigi dan penyakit periodontal (Depkes RI,2002).

Karies adalah suatu penyakit yang mengakibatkan

demineralisasi ,kavitasi dan hancurnya jaringan keras gigi oleh aktivitas

mikroba. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan

pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan

menimbulkan rasa nyeri.Adanya karies memunculkan bermacam-macam

teori penyebab terjadinya karies menurut penelitian para peneliti terdahulu.

Oleh karena itu, didalam makalah ini akan dibahas mengenai teori-teori yang

telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimana teori-teori mengenai terjadinya karies?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui teori-teori mengenai terjadinya karies.

3

BAB II

PEMBAHASAN

Gigi adalah jaringan tubuh yang paling keras dibanding yang lainnya.

Strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang amat keras, dentin (tulang gigi) di

dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang

memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah

sekali mengalami kerusakan. Ini terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan

semestinya. Proses kerusakan gigi geligi diawali dengan adanya lubang gigi atau disebut

juga karies.

Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi (email, dentin dan sementum)

yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktifitas jasad renik dalam karbohidrat

yang dapat diragikan. Ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti

kerusakan zat organiknya.

Sumber : Theories & Diagnosis of Dental Caries

4

PATOFISIOLOGI KARIES DENTIS

Banyak sekali teori-teori mengenai terjadinya karies gigi yang kadang-kadang

saling berhubungan. Kadang-kadang hipotesa yang dikemukakan tidak dapat

dipertanggung jawabkan dan kurang memenuhi kriteria ilmiah yang baik.

Teori-teori tersebut kita bagi sebagai berikut :

A. Teori Kimia-bakteriologis

1. Teori Khemo-parasit - Miller (1889)

2. Teori Proteolisis - Gottlieb (1921)

3. Teori Endogen proteilisis - Bodecker (1929)

4. Teori proteolisis chelations - Martin Schatz (1954)

5. Teori Glikogen - Egiedi (1956)

B. Teori Enzymologis

1. Teori Endogen pulpogenesis phospatase - Csernyei (1932)

2. Teori Phospatase - Eggers Lufa (1949)

3. Teori Sulfatase - Pincus (1944)

4. Teori Protease - Boyle (1952)

C. Teori Elektro-Fisik, Fisikokimia

1. Teori Korosi -Rheinwald (1948)

2. Teori Resisten -Knappnost (1951)

3. Penomena membran Donnan - V. Bartheld (1959)

Dari teori-teori tersebut diatas hanya beberapa yang akan di bicarakan, karena

terkadang beberapa teori tersebut tidak mempunyai hipotesa yang jelas, walaupun untuk

suatu diskusi mempunyai nilai ilmiah yang baik. Dalam mempelajari teori-teori etiologi

karies gigi sangat diperlukan pengetahuan dasar dalam bidang fisiologi dan biokimia.

5

A. TEORI KIMIA-BAKTERIOLOGIS

1. Teori Kimia-Parasit (W.D MILLER)

Miller lahir pada tanggal 1-8-1953 pada sebuah perladangan di Alexandria

(choi). Ia belajar sebagai dokter gigi di Philadelphia dan mendapat gelar doktor dengan

disertasinya berjudul “Konservierende Behandlung der Pulpa”, tahun 1885. Dalam

tahun 1884 sampai dengan 1889 ia memperkenalkan konsep-konsep mengenai

terjadinya karies atas dasar kimia parasit. Pada umur 40 tahun (1983) Ia dikukuhkan

sebagai Profesor dalam ilmu Kedokteran Gigi.

Didalam cairan air ludah dijumpai banyak sekali enzim-enzim seperti amilase,

maltose disamping enzim-enzim yang dikeluarkan mikroorganisme dan jamur-jamur

yang terdapat dalam mulut. Enzim-enzim tersebut diatas misalnya Amilase dapat

mengubah Polisakarida menjadi Glukosa dan Maltose. Glukosa oleh karena penguraian

dari enzim-enzim yang dikeluarkan mikroorganisme terutama golongan Laktobasillus

akan menghasilkan asam susu dan asam laktat.

(C6H12O6) ------------------------------------------ 2 mol (C3H603)

Enzim-enzim golongan laktobasilus

Email terdiri dari 93% berat anorganik, maka PH yang rendah dari asam susu (

PH 5,5) akan merusak bahan–bahan anorganik dari email (93 %) sehingga terbentuk

lubang kecil. Disamping golongan lactobacillus ini dijumpai pula mikroorganisme

golongan streptokokus yang dapat mengadakan proteolisa yang menghancurkan unsur-

unsur organik dari email. Pekerjaan mikroorganisme ini akan lebih jelas bila telah

sampai ke dentin, dimana unsur-unsur organik banyak dijumpai. Predisposisi untuk

terjadinya karies gigi yaitu :

a.       Keadaan gigi yang porus, lunak ( Hipoplasia )

b.      Adanya fisur-fisur yang dalam seperti foramen saekum

c.       Posisi gigi yang tidak teratur

d.      Pada wanita hamil

e.       Penderita penyakit Diabetus militus, rematik dan lain lain.

6

2. Teori Proteolisis

Berbeda dengan MILLER, GOTTLIEB menyatakan bahwa bukanlah bahan-

bahan anorganis yang lebih dahulu dirusak tetapi bahan-bahan organis dari email.

Bahan-bahan yang terdapat pada email adalah:

a. Cuticula dentis

b. Substansia interprismata

c. Lamella email

Bahan-bahan ini dihancurkan oleh enzim protelisa, yang berasal dari

Streptokokus (mikroorganisme-mikroorganisme dalam mulut terutama gol.

Streptokokus). Baru setelah penghancuran unsur-unsur organis ini unsur-unsur

anorganis dirusak oleh asam susu.

Adapun alasan-alasan Gottlieb menyatakan teorinya :

a. Di dalam mulut dijumpai banyak sekali gol. Streptokokus

b. PH mulut berkisar antara 6,1-7,7 (Sauerwein), suatu keadaan yang belum

memungkinkan terjadinya perusakan bahan-bahan anorganis dari email.

Dalam teori ini dikatakan mikroorganisme menginvasi jalan organik seperti

lamela email dan sarung batang email (enamel rod sheath), serta merusak bagian-bagian

organik ini. Proteolisis juga disertai pembentukan asam. Pigmentasi kuning merupakan

ciri karies yang disebabkan produksi pigmen oleh bakteri proteolisis. Teori proteolisis

ini menjelaskan terjadinya karies dentin dengan email yang masih baik.

Awazawa (1960) menentang teori tersebut di atas serta menyatakan bahwa

proses proteolisis terjadi setelah perusakan oleh unsur-unsur asam (acidolisis)

3. Teori Endogen Proteolisis (BODECKER,1929)

Pada penyelidikan dijumpai adanya fakta-fakta atau kasus yaitu :

a. Persentase karies makin meninggi pada orang-orang yang hamil dan

orang-orang yang menderita penyakit kronis.

b. Gigi yang non-vital tenyata lebih tahan terhadap karies daripada gigi

yang vital.

7

c. Adanya karies-karies approximal dimana gigi tetangganya sama sekali

tidak terkena karies.

d. Gigi yang hipoplasia lebih mudah terkena karies daripada gigi yang

emailnya baik.

BODECKER mengatakan bahwa tentu ada saluran atau arus lymph ke arah

dentin dan email. Beliau mengatakan bahwa saluran ini adalah pembuluh kapiller,

dimana aliran lymphe ini mempunyai kemampuan untuk menetralisir keasaman pada

permukaan gigi , sehingga timbulnya karies dapat dihalangi.

Pada penderita penyakit-penyakit tertentu maka fungsi pulpa terganggu sehingga

cairan lymphe berkurang jumlahnya dan tidak cukup untuk menetralisir permukaan gigi

dalam keadaan asam, sehingga proses karies tidak dapat dihambat, mengakibatkan

timbulnya karies pada permukaan gigi.

4. Teori proteolisi-Chelasis

Seperti halnya Gottlieb dan Bodecker yang mendasarkan teori teradinya karies

atas dasar Proteolyse maka SCHATZ (1954) juga melakukan penelitian-penelitian atas

pemikiran proteolisa ini. Ia melihat bahwa proses chelasis ini sering dijumpai pada

tumbuh-tumbuhan yakni pada Chlorophyl dengan inti Mg, Haemoglobin, Fe dan lain

sebagainya.

Pada proses terjadinya karies gigi,akan terjadi :

a. Kerusakan bahan-bahan organis ( terutama Keratin, Glikoprotein) oleh

bakteri-bakteri Proteolisa (PH = 7 : jadi dalam keadaan basa).

b. Oleh unsur-unsur Chelate, Hydroxyl apatit akan diuraikan sehingga akan

terbentuk Kalsiumphospat Chelate.

OLESCH (1961) menulis setelah melakukan penelitian bahwa teori Proteolisa

Chelasi, merupakan teori etiologi karies yang baru, yang lebih terbukti dibanding

dengan teori acidolyse MILLER.

5. Teori Glikogen

8

EGYEDE (1956) mengemukakan hipotesanya bahwa glikogen dalam keadaan

normal dijumpai bersama-sama dengan bahan organis dari email seperti keratin. Bila

konsumsi kohlhydrat lebih banyak, terutama pada wanita hamil atau bayi, maka

glikogen akan bertambah juga pada jaringan gigi. Glikogen merupakan bahan makanan

mikroorganisme mulut sehingga oleh enzim glikogenase, akan diuraikan menjadi

glukosa. Oleh protein demineralisasi, glukosa ini akan diuraikan menjadi glukosa. Oleh

proses demineralisasi, glukosa ini akan dipecah lagi menjadi asam susu. Sehingga

proses terbentuknya karies dengan achicolisis seperti dikemukakan Miller akan

berlanjut.

B. TEORI ENZYMOLOGIS

Enzim adalah jenis-jenis protein berupa katalisator yang dihasilkan oleh sel-sel

hidup seperti sel-sel bakteri,dll. Coenzim merupakan derivat-derivat vitamin. Cara kerja

enzim ini dapat berupa hidrolisa (mengurai) atau sintesa (membangun).

a. Hidrolisa merupakan suatu proses pemecahan unsur dan akan dihasilkan energi.

Penguraian unsur dilakukan pada rantai C-O .

Contoh enzim hidrolisa :

- Lipase , Phospatase, Sulfatase

- Karbohidrase

- Urease, asparaginase

b. Desmolase, suatu proses penguraian unsur yang terjadi pada rantai C-C

Misalnya:

- Hidrokinase

- Urease

- Katalase

9

1. Teori Endogen-pulpogene phospatase

CSERNYEI (1932) mengadakan penelitian pada karies gigi, dia tidak

menemukan asam susu tetapi justru asam fosfor. Menurutnya proses terjadinya

karies adalah sebagai berikut: karena ada kerusakan pada pulpa maka

keseimbangan fluor dan magnesium pada dentin terganggu. Dalam keadaan

biasa atau normal perbandingan Fluor : Magnesium adalah 1:6 sedangkan pada

keadaan karies perbandingannya menjadi 1:28.

Karena kerusakan unsur organis dari dentin dan email, akan terbentuk

ulkus (lubang). Bakteri-bakteri akan masuk ulkus dan proses perusakan lebih

lanjut akan terjadi. CSERNYEI melihat bahwa kerusakan dimulai terutama oleh

unsur endogen pulpogen, yang mengakibatkan disregulasi dari system limfa gigi

atau karena asam fosfor yang memecah email dan dentin. Jadi asam yang

berperan disini adalah asam fosfor dan bukan asam susu. Jadi dapat dikatakan

bahwa terjadinya karies dimulai dari kerusakan dentin.

Maka cairan limfe juga terganggu keseimbangannya terbentuk asam

fosfor yang lebih banyak, dentin-dentin dirusak, lamella email dirusak dan

terjadi lubang pada email. Dengan adanya lubang pada email, bakteri-bakteri

yang masuk menyebabkan terjadinya pembusukan ditambah oleh enzim

fosfatase dari air ludah akan menyebabkan karies membesar.

2. Teori fosfatase

EGGERS-LURA (1949) menyatakan bahwa didalam air ludah dan email

serta dentin kita temui enzim fosfatase dan protease. Bila unsur fosfat dalam

makanan cukup banyak maka akan terjadi keseimbangan pada darah , gigi,dan

air liur.

Sebaliknya bila pada makanan unsur fosfor kurang keseimbangan fosfat

pada darah dan air ludah akan terganggu sehingga proses oksidasi juga akan

terganggu. Kemampuan air ludah akan menurun untuk membersihkan gigi, hal

ini akan menyebabkan timbulnya karang gigi pada permukaan gigi yang

merupakan gudang dari asam fosfatase dan protease. Terjadinya karies ini

10

dimulai oleh adanya peragian karena asam sehingga unsur organis fosfor dari

email akan di resorpsi. Karies merupakan proses biokimia serta sintesa dimana

unsur-unsur kompleks yang sukar diuraikan diubah menjadi unsur kompleks

yang mudah diuraikan.

C. TEORI ELEKTROFISIK , FISIKOKIMIA.

Teori ini dikemukakan oleh V.BARTHELD (1958) dari percobaan dan

pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa :

1. Pada percobaaan in-vitro , belum dapat disebut karies gigi pada gigi yang

sehat

2. Sering juga diketemukan bahwa pada karies yang meluas pada bagian dalam

email sedangkan bagian luar dari karies ini masih utuh belum ada kerusakan

email.

Proses terjaidnya karies ini diterangkan sebagai berikut :

VAN BARTHELD menyatakan bahwa pada lapisan email yang normal

akan dijumpai keseimbangan ion-ion H+ dan OH- . Bila ada plak terkumpul pada

permukaan gigi akan terjadi keadaan asam pada bagian ini yang mempunyai

sifat positif. Menurut DONNAN maka keadaaan positif pada daerah plak ini

akan menarik unsur OH- keluar dari unsur email. Sedangkan H+ tetap tertinggal.

Hal ini akan mengkibatkan konsentrasi H+ bertambah didalam email sehingga

akan terjadi keadaan asam. PH yang rendah ini akan menguraikan unsur-unsur

anorganis dari email lapisan dalam sehingga akan terjadi karies sedangkan pada

bagian luar emailnya masih utuh. VAN BARTHELD mengatakan bahwa

mikroorganisme berperan sekunder pada proses terjadinya karies gigi.

Berdasarkan hukum DONNAN ini dapat dijelaskan proses terjadinya karies.

Selain teori tersebut dapat juga dicantumkan teori acidosis dan protelisis

yang dikemukakan oleh Prof.KESSEL sebagai berikut.

KESSEL mengatakan bahwa etiologi dari karies disebabkan oleh :

11

- Faktor perusak secara aktif, terdiri dari:

1. Demineralisasi yang bisa berasal dari makanan, saliva, bakteri, bahan

gigi.

2. Proteolisis dapat disebabkan oleh enzim yang dihasilkan oleh

streptokokus.

- Faktor perusak yang predisposisi, terdiri dari:

1. Lokal yang meliputi makanan atau diet atau plak. Plak memudahkan

melekatnya bakteri.

2. Umum.

Umur

Makin bertambah umur seseorang maka presentase karies makin

berkurang.

Gizi

Dalam hal kekurangan gizi, gigi-gigi mudah diserang karies. Jadi gizi

merupakan salah satu faktor yang penting dalam etiologi karies.

Geografis

Disini tergantung dari air minum yang mengaandung fluor pada

daerah yang ditempati, bila kita minum air yang mengandung fluor 1

ppm maka gigi mempunyai daya penolak terhadap karies tetapi bila

air minum mengandung lebih besar dari 1 ppm maka akan terjadi

Mottled Teeth yang menyebabkan email berupa bintik-bintik hitam.

Hormonal

Pada wanita hamil terjadi ketidak seimbangan hormone yang

mengakibatkan terjadinya peradangan gusi ,sehingga memudahkan

perlekatan dari plak dan memperbesar kemungkinan terjadinya

karies.

12

Keturunan

Orang tua dengn frekuensi karies yang tinggi,kemungkinan besar

akan menurun pada anaknya misalnya klasifikasi gigi yang kurang

sempurna akan diturunkan pada anaknya.

Kebersihan

Kebersihan yang buruk mengkaibatkan presentase karies lebih tinggi.

KESSEL menyatakan bahwa faktor-faktor penting yang merusak gigi ialah :

asam , sedang mikroorganisme yang ada sangkut pautnya dengan kerusakan gigi ini

adalah:

1. Laktobacilus

2. Streptokokus

3. Bacillus Acidophilus.

Tabel 1 : Kesimpulan dasar-dasar karies untuk terjadinya satu karies.

I

Substrat

II

Mikroorganisme

III

Intermedium

IV

Waktu

melekatnya

Mono dan

Disakarida (gula)

Laktobacillus

Streptococccus

Bacillus

Acidophillus

Plak Hari

Minggu

Bulan

Tahun

13

Karies juga disebut sebagi penyakit multifaktorial karena disebabkan

oleh beberapa faktor. Terdapat empat faktor utama yang berperan dalam proses

terjadinya karies, yaitu host, mikroorganisme, substrat, dan waktu. Karies hanya

akan terjadi bila keempat faktor tersebut berinteraksi dan saling mempengaruhi.

Bila satu dari mata rantai tersebut di atas tidak ada maka tidak terjadi karies.

14

DAFTAR PUSTAKA

Eccles, JD dan Green RM. 1994. Konservasi gigi. Penerjemah :Yuwono L . Jakarta:

Widya Medika.

Harty,F.J dan R Ogston Narlan. 1993. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.

Joyston,Sally dan Edwina. 1992. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan

Penanggulangannya . Jakarta: EGC.

Mansjoer,Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 jilid 1. Jakarta: Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.

Tarigan,Rasinta. 1990 . Karies Gigi . Jakarta: Hipokrates.

15