30
Teori Proses Dan Aplikasi Diajukan untuk melengkapi Program Perkuliahan S1 Oleh: M. Ichsan Arshady 064010150 Rezi Adriadi 064010108 Ardiatma Budiman 064010109 Iqbal Tawaka 054010074 Jurida 064010296 JURUSAN MANAJEMEN

Teori Proses Dan Aplikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Proses Dan Aplikasi

Teori Proses Dan Aplikasi

Diajukan untuk melengkapi Program Perkuliahan S1

Oleh:

M. Ichsan Arshady 064010150Rezi Adriadi 064010108Ardiatma Budiman 064010109Iqbal Tawaka 054010074Jurida 064010296

JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG

2010

Page 2: Teori Proses Dan Aplikasi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan. Makalah ini disususun untuk

memenuhi salah satu kelulusan mata kuliah Perilaku Organisasi pada Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung yang berjudul “TEORI PROSES dan

APLIKASI”.

Dalam menyelesaikan laporan kuliah Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih kepada Ibu dan Bapak selaku kedua orang tua

yang telah memberikan do’a yang tulus, serta motivasi baik moril maupun materil.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kuliah ini, masih banyak

kekurangan, maka untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

demi perbaikan laporan kuliah ini, dan penulis berharap semoga laporan kuliah praktek kerja ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amien.

Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

September 2010, Bandung

Penyusun

Page 3: Teori Proses Dan Aplikasi

1. PERILAKU KEORGANISASIAN

A. Pengertian Organisasi

Money (1974): organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan

bersama.

Davis (1951): organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah

tujuan bersama di bawah kepemimpinan.

Millet (1954): organisasi adalah orang-orang yang bekerjasama dan mengandung ciri-ciri

hubungan-hubungan manusia yang timbul dalam aktivitas kelompok.

Grifith (1959):organisasi adalah seluruh orangorang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang

berbeda tetapi saling berhubungan dan dikoordinasikan agar supaya sebuah tugas atau lebih dapat

diselesaikan.

Massie (1964): organisasi merupakan struktur dan proses kelompok orang yang bekerjasama

yang membagi tugas-tugasnya diantara para anggota, menetapkan hubungan, dan menyatukan

aktivitasaktivitasnya ke arah tujuan bersama.

What does organization

mean?

Sekumpulan orang.

Berinteraksi/Bekerjasama.

Tujuan bersama.

Koordinasi.

B. Unsur-Unsur Organisasi

1. Organisasi memiliki anggota. Anggota merupakan asset terbesar yang dimiliki oleh suatu

organisasi atau institusi.

2. Terdapat pola hubungan. Pola hubungan berupa aturan-aturan, nilai-nilai yang berlaku dalam

berinteraksi antara anggota satu dengan lainnya.

3. Organisasi selalu berada dalam kontekas lingkungan. Organisasi akan menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosialnya (termasuk outputnya).

4. Organisasi memiliki tujuan. Tujuan menjadi acuan dalam melakukan aktivitas bersama.

Page 4: Teori Proses Dan Aplikasi

5. Pemanfaatan teknologi. Teknologi merupakan sarana bantu yang dapat mepercepat atau

memperlancar berjalannya proses-proses yang berlangsung dalam organisasi.

C. Asas-asas Organisasi

1. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan ini yang akan memandu setiap orang

dalam organisasi. Semakin jelas tujuan yang akan diraih maka semakin mudah pula organisasi

menentukan langkah yang tepat.

2. Departemenisasi. Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-tugas sesuai bidang

tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis.

3. Pembagian kerja. Setelah dilakukan departemenisasi perlu pengisian aktifitas kerja sesuai dengan

bidangnya masing-masing.

4. Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam organisasi.

5. Pelimpahan wewenang. Pelimpahan kewenangan dari pejabat yang lebih tinggi ke pejabat yang

lebih rendah atau antar pejabat yang setara.

6. Rentang kendali (span of control). Merupakan jumlah bawahan yang dipimpin dengan baik oleh

seorang pemimpin di atasnya.

7. Jenjang organisasi/hiraki. Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan yang perlu dilewati dalam

menentukan sebuah keputusan.

8. Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku hanya bertanggungjawab

kepada satu atasan tertentu dan hanya menerima perintah darinya.

9. Fleksibilitas. Organisasi semestinya menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan

tersebut antara lain mencakup revisi tujuan, teknologi, SDM yang spesialis, dll.

10. Berkesinambungan. Organisasi setelah dibentuk diharapkan terus beroperasi dan memenuhi

kebutuhan stakeholders-nya.

11. Keseimbangan. Bagian atau satuan dalam organisasi yang memiliki peran yang sama pentingnya

harus ditempatkan pada level yang sama pula.

D. Jenis Organisasi

Page 5: Teori Proses Dan Aplikasi

Menurut Blau dan Scott:

1. Organisasi saling menguntungkan,

2. Organsiasi perusahaan,

3. Organisasi pengabdian,

4. Organisasi pemerintah

Herbeert Hicks:

1. Organisasi formal:mempunyai struktur yang dinyatakan dengan baik yang dapat menggambarkan

hubungan wewenang, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawab,

2. Organisasi informal:disusun secara bebas, flexible, tak pasti, dan spontan.

Talcot Parson:

1. Organisasi ekonomi,

2. Organsasi politik,

3. Organisasi integratif,

4. Organisasi pemeliharaan.

Jenis Organisasi Menurut Parson.

1. Organisasi ekonomi: organisasi yang melakukan aktivitas memproduksi dan mendistribusikan

barang dan jasa.

2. Organisasi politik: organisasi yang melakukan aktivitas utama untuk mencapai pembagian

kekuasaan dalam masyarakat

3. Organisasi integratif: organisasi yang melakukan aktivitas guna memberikan pelayanan social

kepada masyarakat.

4. Organisasi pemeliharaan: organisasi yang melakukan aktivitas memelihara kebudayaan,

pendidikan dan kesenian.

Page 6: Teori Proses Dan Aplikasi

2. Teori Perilaku dan Efektifitas Organisasi

Beberapa Teori Organisasi :

4 Prinsip scientific manajemen (Fayol) dalam pengembangan organisasi:

1. Penggantian metode pekerjaan secara ilmiah,

2. Selekasi dan pelatihan secara ilmiah,

3. Kerjasama antara manajemen dan pekerja dilakukan dengan metode ilmiah,

4. Pembagian tanggung jawab yang merata.

Max Weber : model struktural sebagai alat yang efisien bagi organisasi : adanya pembagian kerja, hirarki

wewenang yang jelas, prosedur seleksi formal, peraturan rinci, hubungan formal.

1. Organisasi modern/contemporary cenderung memakai pendekatan dan metode ilmiah dan

penggunaan teknologi.

2. Contoh: banyak corporasi besar yang awalnya dikelola kekeluargaan karena semakin banyak

persaingan lalu dikelola secara professional:

a) Toyota Company mengganti managing director-nya dengan orang profesional,

b) Bakri Brothers.

3. Organisasi tradisional dengan anggota sedikit masih mungkin dikelola secara tradisional dan

ikatan hubungan social.

Doglas McGregor: Teori X--Teori Y

(Manusia perlu dipertahankan pada suatu tingkat keseimbangan).

Teori X

Pegawai pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan/berusaha menghindarinya.

Sehingga harus pegawai perlu untuk dikendalikan/dipaksa/ancaman hukuman.

Pegawai cenderung mengelak tanggung jawab/mencari pengarahan formal.

Pegawai cenderung mencari rasa aman, sedikit ambisi.

Page 7: Teori Proses Dan Aplikasi

Doglas McGregor: Teori X--Teori Y

Teori Y

Pegawai melihat pekerjaan seperti hal-hal biasa (beristirahat, bermain).

Menentukan arahnya sendiri, mengendalikan diri dan merasa terikat dengan tujuan.

Kreatifitas, kemampuan untuk berinisiatif, mengambil keputusan untuk kemajuan organisasi.

Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi: merupakan penelaahaan perilaku, sikap dan prestasi manusia/individu dalam

suatu kerangka organisasi.

Menggunakan teori, metode, prinisp berbagai disiplin ilmu: psikologi, sosiologi, antropologi

budaya, dll.

Hal yang dipelajari: persepsi, nilai-nilai, kapasitas belajar, tindakan individu ketika bekerja di

dalam kelompok/organisasi.

Efektivitas Organisasi

Organisasi perlu diukur kinerja/performance-nya dengan konsep:

(1) efisiensi dan

(2) efektifitas.

Efisiensi: melakukan pekerjaan dengan benar (doing thing right)/mengacu pada ukuran

penggunaan sumberdaya yang langka.

Efektifitas: melakukan pekerjaan yang benar (doing the right things)penilaian berkaitan dengan

prestasi individu, kelompok dan organisasi.

Tiga macam perspektif kefeketifan organisasi :

A. Kefektifan individu, proses evaluasi kinerja individu secara rutin, dijadikan dasar bagi promosi,

kenaikan gaji, dll.

Sebab keefektifan individu: kemampuan, keahlian, pengetahuan, sikap, motivasi, stress

B. Keefektifan kelompok.: kontribusi individu bagi kelompok.

Sebab keefektifan kel: kepaduan, kepemimpinan, struktur, status, peranan dan norma-norma

C. Keefektifan organisasi: akumulasi individu dan kefektifan kelompok.

Sebab keefektifan organisasi: lingkungan, teknologi, pilihan strategis, struktur, proses,

kebudayaan.

Manajemen Perilaku

Page 8: Teori Proses Dan Aplikasi

1. Strategi Media Visual untuk menunjang kemampuan berkomunikasi dan sosial.

2. Ciptakan lingkungan (belajar) yang lebih terstruktur.

3. Instruksi langsung yang positif dan asertif untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.

4. Tetapkan batasan/aturan.

5. Penguat perilaku

1. Strategi Media Visual

Individu ASD memiliki masalah dengan kemampuan KOMUNIKASI dan SOSIAL. Masalah

perilaku sering kali timbul karena mereka memiliki masalah dalam memproses dan memahami informasi

atau kejadian sosial atau menyampaikan apa yang diinginkan.

Gunakan media VISUAL untuk membantu individu memahami pesan, suatu kejadian,

mengutarakan keinginan, perasaan memahami suatu konsep . pesan, kejadian, keinginan,

perasaan, konsep.

2. Lingkungan yang terstruktur

- Lingkungan fisik yang terstruktur;

- Ciptakan rutin;

- Gunakan media visual;

- Jadwal.

3. Instruksi langsung yang positif dan

Asertif

- Hargaiiindividu yang andaaajakbbicara(mengejek, menjelek-jelekan individu)

- Tenang dan terkendali.

- Dekati individu

- Dapatkanpperhatianiindividutterlebih dahulu

Page 9: Teori Proses Dan Aplikasi

- Tegasddankkonsisten(bukan galak-galak)

- Gunakan kalimat positif (hindari kata “jangan” atau bukan kalimat Tanya.

- Jangan member pertanyaan yang tidak dapatd didijawab oleh si individu.

- Kalimat yang yang spesifik namun tidak rumit

- “Ya” tehnik

- Jangan terjebak dalam argumentasi anak

- TehnikTehnik““KasetKasetrusakrusak””

- Katakan sesuatu yang mungkin dilakukan (hindari ancaman)

4. Tetapkan batasan/aturan

- Sedapat mungkin melibatkan individu

- Perilaku yang diharapkan haruslah tertulis/tergambar dengan jelas disesuaikan dengn kemampuan anak

- Aturan harus spesifik

- Lebih sedikit leih baik.

- Sertakan penguat perilaku/konsekuensi

5. Penguat Perilaku

- Penguat Positif untuk meningkatkan ,perilaku yang diinginkan.i

- Beri perhatian pujian, senyuman, tepukan di bahu, duduk bersama individu. Perilaku.

- Gunakan apa yang disukai stiker, mainan, bersepeda, komputer,dsb..

- Penguat Negatif untuk memunculkan perilaku yang diinginkan.

Page 10: Teori Proses Dan Aplikasi

Teori Harapan (Expectancy)

Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang menyatakan bahwa kekuatan

yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari

hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan  dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa

besar ia yakin perusahaannya akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan

atas usaha yang dilakukannya itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk

memperoleh kepuasannya maka ia  akan bekerja keras pula dan sebaliknya (Hasibuan, 1996).

Teori harapan itu  didasarkan atas:

a) Harapan (Expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi

karena perilaku. Harapan nol menunjukkan bahwa tidak ada kemungkinan

sesuatu hasil akan muncul sesudah prilaku atau tindakan tertentu dilakukan.

Harapan ini dinyatakan dalam kemungkinan (Probabilitas).

b) Nilai (Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat

tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan. Suatu

hasil mempunyai valensi positif apabila disiplin dan lebih disegani, tetapi

sebaliknya mempunyai valensi negatif jika tidak disiplin dan tidak disegani.

Suatu hasil mempunyai nilai (valensi) nol, jika orang acuh tak acuh untuk

mendapatkannya.

c) Pertautan (instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat

pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua. Victor Vroom

mengemukakan bahwa pertautan dapat mempunyai nilai yang berkisar nol dan

minus satu. Hasil valensi minus satu (-1) menunjukkan persepsi bahwa

tercapainya tingkat kedua adalah pasti tanpa hasil tingkat pertama. Dan tidak

mungkin timbul dengan tercapainya hasil tingkat pertama (+1) menunjukkan

bahawa hasil tingkat pertama itu perlu dan sudah cukup untuk menimbulkan hasil

Page 11: Teori Proses Dan Aplikasi

tingkat kedua, karena hal ini menggambarkan suatu gabungan (asosiasi) maka

instrumentality dapat dipikirkan sebagai pertautan (korelasi).

d) Motivasi adalah menilai besarnya dan arahnya semua kekuatan yang

mempengaruhi perilaku individu. Tindakan yang didorong oleh kekuatan yang

paling besar adalah tindakan yang paling mungkin dilakukan.

e) Ability (kemampuan) adalah menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan

pekerjaan. Kemampuan ini mungkin dimanfaatkan sepenuhnya atau mungkin

juga tidak. Kemampuan ini berhubungan erat dengan  daya pikir dan daya fisik

yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaan.

Prinsip-prinsip teori harapan:

(1)    P = F (M x A), Perfomance (P = prestasi) adalah fungsi (F) perkalian

antara motivasi (M) dengan kekuatan dan kemampuan (A).

(2)    M = F (V1 x XE), motivasi adalah (F) perkalian antara valensi (V1)

dari setiap perolehan tingkat pertama (V1) dan expectancy (E = harapan)

bahwa perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu perolehan tingkat pertama,

jika harapan itu rendah maka motivasinya kecil.

(3)    V1 = F (V2 x I), valensi yang berhubungan dengan  berbagai macam

perolehan tingkat pertama (V1), merupakan fungsi (F) perkalian antara

jumlah valensiyang melekat pada semua perolehan tingkat kedua (V2) dan

instrumentality (I) atau pertautan antara pencapaian perolehan tingkat

kedua.

Keterangan:

P = Perfomance

Page 12: Teori Proses Dan Aplikasi

M = Motivation

A = Ability

V = Valence/nilai

E =  Expectancy

I =  Instrumentality

Kritik Terhadap Teori Harapan

Ruang lingkup terhadap teori ini terlalu luas karena komunikasi non-verbal adalah area

yang sangat luas.

Kemungkinan pengujian merupakan kemampuan teori ini untuk dapat dibuktikan

kebenaran atau kesalahannya kenyataannya teori ini hanya sebatas memprediksi respon

terhadap pelanggaran norma-norma suatu hubungan.

Teori Keadilan

Rawls mengemukakan suatu ide dalam bukunya A Theory of Justice bahwa teori

keadilan merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menghasilkan keadilan. Ada prosedur-

prosedur berfikir untuk menghasilkan keadilan.

Teori Rawls didasarkan atas dua prinsip yaitu Ia melihat tentang Equal Right dan juga

Economic Equality. Dalam Equal Right dikatakannya harus diatur dalam tataran leksikal, yaitu

different principles bekerja jika prinsip pertama bekerja atau dengan kata lain prinsip perbedaan

akan bekerja jika basic right tidak ada yang dicabut (tidak ada pelanggaran HAM) dan

meningkatkan ekspektasi mereka yang kurang beruntung. Dalam prinsip Rawls ini ditekankan

Page 13: Teori Proses Dan Aplikasi

harus ada pemenuhan hak dasar sehingga prinsip ketidaksetaraan dapat dijalankan dengan kata

lain ketidaksetaraan secara ekonomi akan valid jik tidak merampas hak dasar manusia.

Bagi Rawls rasionalitas ada 2 bentuk yaitu Instrumental Rationality dimana akal budi

yang menjadi instrument untuk memenuhi kepentingan-kepentingan pribadi dan kedua yaitu

Reasonable, yaitu bukan fungsi dari akal budi praktis dari orang per orang. Hal kedua ini

melekat pada prosedur yang mengawasi orang-orang yang menggunakan akal budi untuk

kepentingan pribadinya untuk mencapai suatu konsep keadilan atau kebaikan yang universal.

Disini terlihat ada suatu prosedur yang menjamin tercapainya kebaikan yang universal, dengan

prosedur yang mengawasi orang per orang ini akan menghasilkan public conception of justice.

Untuk itu Rawls mengemukakan teori bagaimana mencapai public conception, yaitu

harus ada well ordered society (roles by public conception of justice) dan person moral yang

kedunya dijembatani oleh the original position. Bagi Rawls setiap orang itu moral subjek, bebas

menggagas prinsip kebaikan, tetapi bisa bertolak belakang kalau dibiarkan masyarakat tidak

tertata dengan baik. Agar masyarakat tertata dengan baik maka harus melihat the original

position. Bagi Rawls public conception of justice bisa diperoleh dengan original position.

Namun bagi Habermas prosedur yang diciptakan bukan untuk melahirkan prinsip publik tentang

keadilan tetapi tentang etika komunikasi, sehingga muncul prinsip publik tentang keadilan

dengan cara consensus melalui percakapan diruang public atau diskursus.

Ada beberapa basic assumption agar dalam masyarakat bekerja sama dalam kondisi Fair,

pertama, anggota masyarakat tidak memandang tatanan sosial masyarakat tidak berubah.

Masyarakat harus menuju keadilan, sehingga masyarakat terbuka pada perubahan, terutama

perubahan struktur sosial. Kedua, kerjasama dibedakan dengan aktifitas yang terkoordinasi hal

ini dapat dilihat dari :

1. Bentuk kerjasama selalu berpijak pada keadilan sedangkan coordinated activity berpijak

pada efektifitas/ efisiensi

2. Kerjasama (organizing principle) aturan dibuat untuk mengatur anggota-anggotanya

(mengikat, mengatur kepentingan-kepentingan anggota) sedangkan dalam coordinated

activity aturan dibuat untuk kepentingan yang membuat aturan.

Page 14: Teori Proses Dan Aplikasi

3. Dalam kerjasama (organizing principle) harus sah secara publik (harus disepakati oleh

partisipan) sedangkan dalam coordinated activity tidak ada organisasi, aturan tidak harus

sah secara publik.

Ketiga, gagasan kerjasama yang fair mengandaikan kebaikan akan keuntungan partisipan

(partisipan punya gagasan sendiri dan bertemu dengan gagasan lainnya dengan cara rasionalitas)

bukan masing-masing pihak melepaskan kepentingan tapi masing-masing ingin punya

keuntungan yang rasional (karena ingin mendapatkan untung maka ada kerjasama, kalau saling

mengalah tidak akan tercapai kerjasama)

Resiprositas dalam kerjasama yang Fair mempunyai arti bukan meninggalkan

kepentingan pribadi untuk kepentingan bersama dan juga bukan merumuskan aturan berdasarkan

kekinian dan ekspektasinya.

Untuk mencapai Keadilan mengukur keuntungan atau hasil pengukuran keuntungan

bukan bertolak dari orang per porang (particular) tetapi bertolak dari pure procedural of justice.

Ide dari resiprositas adalah ada pada different principles yang mempunyai fungsi untuk

mengijauantahkan ide resiprositas. Prinsip perbedaan merupakan peningkatan kekinian dan

ekspektasi orang yang beruntung harus sama dengan kekinian dan ekspektasi orang yang kurang

beruntung (resiprositas)

Resiprositas bukan merupakan imparsilaitas atau pun win win solution, juga bukan

marxisme yang menekankan pada sama rasa sama rata, atau pun liberalisme yang dilihat sebagai

ideology yang melihat tidak ada kerjasama tapi interaksi (ada equilibrium). Resiprositas bukan

doktrin melainkan sebuah gagasan tentang prosedur untuk memperoleh keadilan yang resiprokal.

Manusia dapat menerima keadilan dengan menganut system kerjasama atau keadilan yang fair.

Rawls percaya bahwa ada kemampuan orang untuk revising. Person moral adalah warga

negara yang sama dalam 2 daya moral. Pertama, membentuk, merevisi, menjalankan gagasan

keuntungan atau keadilan yang rasional untuk kebaikan atau tujuan final. Kedua, daya untuk

memahami, menerapkan dan bertindak pada kesepakatan yang telah dicapai yang mencerminkan

keikhlasan untuk mencapai kepentingan atau keuntungan bersama.

Page 15: Teori Proses Dan Aplikasi

Dalam suatu masyarakat tentunya tidak akan pernah lepas dari banyak ukuran keadilan

yang diturunkan dari doktrin komprehensif yang berbeda-beda baik dari institusi agama, politik,

pendidikan dan lain sebagainya.

Bagi Rawls hal ini mungkin terjadi karena ia percaya kepelbagaian komprehensif itu

merupakan corak dari rezim demokratis. Rezim demokrasi itu sangat dimungkinkan adanya

banyak doktrin-doktrin komprehensif yang saling berkompetisi dan berkontesasi satu dengan

yang lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh beberap fakta umum, yaitu

1. Fakta umum tentang kemajemukan doktrin kemprehensif yang merupakan fakta adanya

satu budaya rezim demokratis.

2. Fakta umum kedua yaitu kesetiaan pada satu atau singular doktrin komprehensif hanya

bisa dipertahankan oleh kekuasaan koersif Negara. Ketinggalan doktrin hanya bias

dipertahankan oleh kekuatan koersif Negara yang nantinya dapat memancing munculnya

kekuatan-kekuatan anti doktrin tunggal.

3. Fakta umum ketiga adalah rezim demokratis yang relative stabil mesti didukung secara

sukarela dan bebas oleh warga Negara yang secara politik aktif. Konsepsi public tentang

keadilan harus didukung dari dalam bangunan doktrik komprehensif yang berbeda-beda.

4. Fakta umum keempat, sebuah kultur masyarakat demokratis yang baik yang secara lama

dengan kultur yang semakin mengakar dan mengurat, bisa dieksplisitkan gagasan yang

fundamental seperti kesepakatan yang tidak reasonable dimana semakin matang

demokrasi suatu Negara makan semakin reasonable ketidaksepakatan yang terjadi. Atau

bisa terjadi resistensi terhadap doktrin tunggal dan social cooperation muncul.

Karena itu Overlapping consensus dapat terjadi yang mengisyaratkan adanya reasonable

disagreement, sehingga tercapai kesepakatan secara minimal tentang konsep public tentang

keadilan dan konsep publik tentang keadilan dapat dicapai jika ada banyak doktrin keadilan yang

sifatnya reasonable (reasonable disagreement).

Page 16: Teori Proses Dan Aplikasi

Menurut Rawls mengapa reasonable disagreement sampai terjadi atau tidak bisa dihindari,

karena :

1. Antara dua klaim yang bertentangan, bukti empiris yang ilmiah bisa bertentangan dan

kompleks sehingga sulit untuk di evaluasi.

2. Meskipun ada kesepakatan tentang hal yang dipertimbangkan bisa ada perbedaan tentang

bobotnya sehingga bisa tidak dicapai kesepakatan.

3. Konsep-konsep yang dimiliki ambigu sehingga masih bersandar pada keputusan terhadap

intepretasi bukan pada fakta keras (hard facts). Fakta-fakta keras belum bisa menunjang

satu keputusan yang truly scientific (setiap orang memiliki interpretasi masing-masing)

4. Cara orang menimbang dan evaluasi putusan dibentuk oleh sejarah, pengalaman yang

berbeda-beda.

5. Masing-masing kelompok punya ruang nilai yang berbeda-beda.

Reasonable disagreement sifatnya permanent dalam masyarakat demokratis, sehingga Rawls

menawarkan ada 2 penyelesaian, yaitu :

1. Koersif dimana yang dominant diberlakukan (terdapat doktrin tunggal)

2. Secara procedural kelompok-kelompok yang ada masuk dalam original position lalu

memilih konsep tentang keadilan dengan kata lain disini ada hal mmbatasi sekaligus

memfasilitasi doktrin-doktrin keadilan yang berbeda itu bias beririsan sehingga dapat

tercapai konsep public tentang keadilan. (procedural of justice yang mengusung fairness)

Situasi yang ingin dicapai oleh Rawls adalah kondisi highest ordered interest yang akan

tercapai apabila tercipta pula public conception of justice, dimana ada keinginan bahwa interest

masyarakat tidak diatur oleh interest kelompok maka ada langkah-langkah yang Rawls sebut

sebagai the Reasonable. Maka dapat dikatakan bahwa the highest ordered interest mempunyai

hubungan erat dengan public conception of justice.

Rawls mempunyai hipotesa bahwa kalau semua orang diletakkan pada original position,

ditutup dari klaim-klaim yang mereka anut (termasuk doktrin tentang kebaikan, moral, agama

dan lain-lain) mereka akan memilih the highest ordered interest, mereka tidak mungkin memilih

higher ordered interest karena mereka tidak tahu tentang interest mereka.

Page 17: Teori Proses Dan Aplikasi

Setiap manusia menurut Rawls selalu mengejar kepentingan mereka yang beragam (multy

purpose goods). Mereka bisa mengejar kepentingan apapun karena mereka memilih primery

goods. Bagi Rawls primary goods tidak akan terlepas dari beberapa konsep dibawah ini yaitu:

1. Kebebasan dasar, memungkinkan perkembangan dan pelaksanaan prinsip keadilan di

dalam kondisi sosial yang bebas.

2. Kebebasan bergerak dan pilihan bebas akan pekerjaan berlatarkan pelbagai peluang yang

ada.

3. Kekuasaan dan prerogatif pada jabatan publik yang akuntabel diperlukan untuk memberi

ruang bagi kapasitas swa-regulasi dan kapasitas sosial dari diri.

4. Income, untuk mencapai tujuan apapun pasti membutuhkan biaya

5. The social basis of self-respect, setiap orang pasti mempunyai rasa kelayakan.

Pada original position otonomi individu berdasarkan pada pilihan rasional manusia tidak

dibimbing dari prinsip-prinsip kebikan dan keadilan yang independen dari prosedur serta

berdasarkan pada dorongan kepentingan tertinggi (the highest ordered interest) dan didorong

oleh tujuan final yang tidak pasti (belum tahu apa) sehingga mereka memilih primary goods

untuk mencapai tujuan final.

Posisi asali merupakan instrument of representation yaiu suatu representasi dari pihak-

pihak yang sepakat untuk mencapai keadilan. Untuk menjamin kemurnian dari prosedur dan fair-

nya kesepakatan maka dalam prosedurnya harus tidak ada pengaruh individu atau kelompok.

Posisi asali lebih pada posisi hipotetis dan non histories yang menempatkan semua pihak

pada the veil of ignorance (tabir ketidaktahuan)

Posisi asali disebut hipotetis karena apa yang akan disepakati bukan apa yang sudah

disepakati. Tidak seperti Kaum utilitarian berpendapat yang adil adalah yang memaksimalkan

keuntungan sosial. Dalam posisi asali yang disepakati adalah kesepakatan. Posisi asali disebut

non histories karena tidak pernah ditemukan dalam periode sejarah tertentu, bukan kondisi riil

dari sejarah.

Page 18: Teori Proses Dan Aplikasi

Tabir ketidaktahuan adalah kondisi dimana semua pihak tidak punya pengetahuan tentang

posisi sosial dan doktrin tertentu (tidak tahu tentang ras, etnis, seks dan kekuatan alamiah

lainnya, termasuk talenta, intelegensia). Setiap orang dalam tabir ketidaktahuan manusia

berusaha menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan untuk menciptakan atau melahirkan

public conception of justice sehingga ada jaminan untuk mendapatkan hak dan melakukan

kewajiban.

Dalam prinsip posisi asali ini orang selalu mempersiapkan diri mereka pada posisi yang

tidak beruntung (ingat 2 kekuatan moral). Untuk memaksimalkan pilihan-pilihan dari kondisi

terburuk ini ada beberapa syarat diantaranya:

Pihak-pihak tidak memiliki dasar yang kuat (nirprobabiliti) untuk memperkirakan

kemungkinan situasi sosial yang mempengaruhi posisi fundamental seseorang.

Pihak-pihak hanya dimungkinkan mengevaluasi berbagai posisi asali dari hasil yang

terburuk, pihak-pihak tersebut tidak terfokus lebih dari hasil yang terburuk, mengadopsi

hasil terbaik dari hasil terburuk lainnya, tidak mempunyai harapan lebih.

Alternatif-alternatif lain harus berada secara signifikan dibawah level of guarantee.

Robert Nozick: Kritik terhadap Rawls

Secara garis besar perbedaan antara Rawls dan Nozick ada pada 3 bidang yaitu pertama

tentang moral principles. Nozik menekankan pada self ownership, dimana segara sumber daya

yang dimiliki individu adalah hak sepenuhnya bagi individu itu termasuk apa yang dihasilkan

dari sumber daya yang ia miliki. Rawls menekankan bahwa segala sumnber daya yang dimiliki

oleh individu sifatnya arbitrer, atau dengan kata lain tidak dimiliki sepenuhnya karena itu

merupakan kebetulan/ keberuntungan (natural lotery)

Perbedaan kedua adalah berkaitan dengan aturan (roles). Nozick mengatakan bahwa

sesuatu perbuatan disebut adil jika memenuhi dalam arti akusisi atau individu dapat

menggunakan resourse tanpa merugikan keuntungan orang lain. sedangkan Rawls tetap

memegang keyakinan dengan prinsip perbedaannya, dimana ekspektasi orang yang beruntung

juga harus meningkankan ekspektasi orang yang paling tidak beruntung.

Page 19: Teori Proses Dan Aplikasi

Perbedaan ketiga berkaitan dengan distribusi, bagi Nozick sebuah distribusi sah jika

beranjak dari klaim yang sah atas barang/ talenta (bisa diserahkan, dipertukarkan,

diperdagangkan). Sedangkan Rawls melihat pola distribusi sah jika primary goods teristribusi

secara merata/ sempurna, atau dengan kata lain keberuntungan orang yang beruntung harus

mengangkat juga orang yang paling tidak beruntung.

Kritik Nozick pada Rawls dari sisi historis, bagi Nozick Rawls tidak melacak kesejarahan

dari suatu peristiwa, dimana dari setiap peristiwa itu terjadi proses untuk mendapatkan

keuntungan bagi individu yang tidak bisa diterangkan oleh Rawls. Bagi Nozick suatu distribusi

valid jika kesejarahan orang yang mendistribusikan sumber dayanya terungkap.

Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan

kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang

diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang

diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :

Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau

Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi

tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat

hal sebagai pembanding, yaitu :

Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan

kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;

Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat

pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;

Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta

melakukan kegiatan sejenis;

Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang

merupakan hak para pegawai.

Page 20: Teori Proses Dan Aplikasi

Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan

petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan

timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul

berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang

tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat

kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan

pegawai ke organisasi lain.

Teori penetapan tujuan

Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme

motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c)

tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-

rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.

Peran yang aktif dalam memotivasi karyawan

1. Manajer bisa mempengaruhi motivasi karyawan. Kalau prestasi perlu

ditingkatkan. Lalu manajer harus melakukan intervensi dan membantu

menciptakan suatu atmosfir yang mendorong. Mendukung dan mempertahankan

peningkatan

2. Manajer harus ingat bahwa kemampuan, kompetensi dan kesempatan memainkan

peran dalam motivasi. Seseorang dengan kemampuan yang rendah atau sedikit

keterampilan akan mengalami kesulitan saat ingin menjadi produktif. Suatu

organisasi yang tidak mempunyai kesempatan dan dengan hambatan seperti

peralatan yang jelek. Kondisi kerja yang tidak memenuhi syarat, dan manajer

yang mempunyai tata cara yang kacau akan sukar membantu menciptakan

atmosfir yang mendorong motivasi umum dan motivasi diri.

3. Manajer perlu sensitif terhadap variasi kebutuhan karyawan, kemampuan dan

tujuan. Mereka harus juga mempertimbangkan perbedaan dalam presferensi

(valensi) imbalan. Perbedaan individu berati bahwa menyesuaikan upaya motivasi

sebaiknya menjadi bagian dari usaha manajer untuk memotivasi.

Page 21: Teori Proses Dan Aplikasi