53
TEORI PERTUKARAN Teori pertukaran yang dibangun oleh George C. Homans merupakan reaksi terhadap paradigma fakta sosial yang terutama dikemukakan oleh Durkheim. Homans mengatakan bahwa proses interaksi sosial dapat memunculkan suatu fenomena baru akibat dari interaksi tersebut. Sekalipun ia mengakui proses interaksi, namun ia juga memperoalkan bagaimana cara menerangkan fenomena yang muncul dari proses interaksi. Substansi Teori Pertukaran Teori pertukaran adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung niali antar individu berdasarkan tatanan sosial tertentu Objek yang ditukarkan tidak berbentuk benda nyata, namun hal-hal yang tidak nyata. Adapun prinsip- prinsip teori pertukaran ini adalah (Wirawan, 2012 : 174- 176) : 1. Satuan analisis yaitu sesuatu yang diamati dalam penelitian dan memainkan peran penting dalam menjelaskan tatanan sosial dan individu. 2. Motif pertukaran diasumsikan bahwa setiap orang mempunyai keinginan sendiri. Setiap orang akan memerlukan sesuatu tetapi itu tidaklah merupakan tujuan yang umum. Artinya orang melakukan pertukaran karena termotivasi oleh gabungan berbagai tujuan dan keinginan yang khas. 3. Faedah atau Keuntungan berbentuk biaya yang dikeluarkan seseorang akan memperoleh suatu “hadiah” (reward) yang terkadang tidak memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Cost dapat didefenisikan sebagai upaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan kepuasan ditambah

TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

TEORI PERTUKARAN

Teori pertukaran yang dibangun oleh George C. Homans merupakan

reaksi terhadap paradigma fakta sosial yang terutama dikemukakan oleh

Durkheim. Homans mengatakan bahwa proses interaksi sosial dapat

memunculkan suatu fenomena baru akibat dari interaksi tersebut. Sekalipun ia

mengakui proses interaksi, namun ia juga memperoalkan bagaimana cara

menerangkan fenomena yang muncul dari proses interaksi.

Substansi Teori Pertukaran

Teori pertukaran adalah teori yang berkaitan dengan tindakan sosial yang

saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung niali antar individu

berdasarkan tatanan sosial tertentu Objek yang ditukarkan tidak berbentuk benda

nyata, namun hal-hal yang tidak nyata.

Adapun prinsip- prinsip teori pertukaran ini adalah (Wirawan, 2012 : 174-

176) :

1. Satuan analisis yaitu sesuatu yang diamati dalam penelitian dan

memainkan peran penting dalam menjelaskan tatanan sosial dan individu.

2. Motif pertukaran diasumsikan bahwa setiap orang mempunyai keinginan

sendiri. Setiap orang akan memerlukan sesuatu tetapi itu tidaklah

merupakan tujuan yang umum. Artinya orang melakukan pertukaran

karena termotivasi oleh gabungan berbagai tujuan dan keinginan yang

khas.

3. Faedah atau Keuntungan berbentuk biaya yang dikeluarkan seseorang

akan memperoleh suatu “hadiah” (reward) yang terkadang tidak

memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Cost dapat didefenisikan

sebagai upaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan kepuasan ditambah

Page 2: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

dengan reward apabila melakukan sesuatu. Kepuasan atau reward yang

diperoleh seseorang itu dapat dinilai sebagai sebuah keuntungan.

4. Pengesahan sosial merupakan suatu pemuas dan merupakan motivator

yang umum dalam sistem pertukaran. Besarnya ganjaran tidak diberi

batasan karena sifatnya individual dan emosional. Reward adalah ganjaran

yang memiliki kekuatan pengesahan sosial (social approval).

Teori Pertukaran Perilaku

GEORGE CASPER HOMANS

George Casper Homans lahir di Boston Massachusetts tanggal 11

Agustus 1910. Ia meninggal di Cambridge Massachusetts pada tanggal 29 Mei

1989 dalam usia 78 tahun. Ia adalah seorang sosiolog Amerika dan pendiri

sosiologi perilaku dan teori pertukaran.

Page 3: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Homans terkenal karena penelitiannya dalam perilaku sosial dan karya-

karyanya, termasuk Human Group, Social Behavior: Its Elementary Forms. Teori

pertukaran dan berbagai proposisi digunakan untuk menjelaskan perilaku

sosial. Dalam sosiologi dan psikologi sosial, Homans dianggap sebagai salah satu

teori sosiologis utama pada periode dari tahun 1950 hingga 1970-an.

Homans masuk Harvard College pada tahun 1928 dengan luas konsentrasi

dalam bahasa Inggris dan sastra Amerika. Dengan tinggal di lingkungan di mana

orang sangat menyadari hubungan sosial, Homans menjadi tertarik pada

sosiologi. Dari tahun 1934 sampai 1939 ia adalah seorang Junior Fellow dari

masyarakat terbentuk baru penerima beasiswa di Harvard, melakukan berbagai

studi di berbagai bidang, termasuk sosiologi, psikologi dan sejarah.

George C. Homans memulai karir dalam tradisi fungsionalisme struktural.

Karyanya yang terkenal adalah The Human Group (1950) berkisar pada konsep

sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan dititikberatkan pada

komposisi struktural serta operasi kelompok. Bagi Homans semua masyarakat

terorganisir ke dalam sistem berdasarkan sistem sosial yang terkecil yaitu

kelompok. Ia menantang karya sarjana sosiologi klasik yaitu Emile Durkheim.

Bagi Durkheim sosiologi adalah disiplin yang bebas dan fakta sosiologis tidak

bisa dijelaskan oleh psikologi. Homans menyangkal pemikiran tersebut dengan

menyatakan bahwa semua penjelasan perilaku sosial menyangkut masalah

psikologis.

Homans mencoba membawa individu ke dalam analisa sosiologis. Ia

menggunakan perilaku untuk menjelaskan struktur sosial. Walaupun ia

menggunakan proposisi perilaku sebagai pengganti konsep fungsionalisnya tetapi

ia melampaui Merton yang tidak mencoba mengembangkan teori

proposisionalnya.

Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat

dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Teori ini

Page 4: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

dilandasi oleh prinsip transaksi ekonomis dimana orang menyediakan barang atau

jasa dan sebagai imbalannya adalah memperoleh barang atau jasa yang

diinginkan. Adapun asumsi teori ini adalah interaksi sosial itu mirip dengan

transaksi ekonomi. Namun bagi teori pertukaran, pertukaran sosial tidak hanya

dapat diukur dengan uang saja karena hal-hal yang dipertukarkan adalah hal yang

nyata dan tidak. Seseorang misalnya bekerja di sebuah perusahaan tidak hanya

mengharapkan ganjaran ekstrinsik berupah upah tetapi juga ganjaran instrinsik

berupa kesenangan, persahabatan dan kepuasan kerja. Pemikiran teori ini dapat

dilihat dari skema berikut :

Gambar 1 : Skema Teori Pertukaran

Homans menjelaskan proses pertukaran dengan lima proposisi yaitu

proposisi sukses, stimulus, nilai, deprivasi satiasi, dan restu agresi. Dalam

merumuskan proposisi-proposisi tersebut ia mencoba saling mengkaitkan

proposisi itu dalam sebuah teori pertukaran sosial. Adapun kelima proposisi itu

adalah (Poloma, 2000 ;61-65).

1. Proposisi Sukses

Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh

ganjaran, maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu. Proposisi ini

menyatakan bahwa bila seseorang berhasil memperoleh ganjaran, maka ia akan

cenderung mengulangi tindakan tersebut. Seorang anak mendapatkan nilai

rapor yang bagus setelah ia belajar sungguh-sungguh dan tekun. Proposisi ini

stimulus respon

Page 5: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

menyangkut hubungan antara apa yang terjadi pada waktu silam dengan yang

terjadi pada waktu sekarang.

Gambar 2 : Seorang anak senang menerima hadiah

(Sumber : http/kumpulan fotogratis.com/foto Nk menerima kado.html)

2. Proposisi Stimulus

Jika di masa lalu terjadi stimulus yang khusus, atau seperangkat stimuli

merupakan peristiwa dimana tindakan seseorang memperoleh ganjaran, maka

semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan

semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama.

Proposisi ini menyangkut frekuensi ganjaran yang diterima atas tanggapan atau

tingkah laku tertentu dan kemungkinan terjadinya peristiwa yang sama pada

waktu sekarang. Makin sering dalam peristiwa tertentu tingkah laku seseorang

memberikan ganjaran terhadap tingkah laku orang lain, makin sering pula

orang lain itu mengulang tingkah lakunya itu. Sebagai contoh dapat kita lihat

pada mahasiswa meninginkan nilai yang baik dan dengan kesadaran ia selalu

Page 6: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

mengikuti perkuliahan serta belajar sebelum ujian. Ia merasakan manfaat dari

belajar bersama sebelum ujian, maka ia akan melakukan kembali belajar secara

bersama dengan teman-temannya untuk mendapatkan hasil ujian yang baik.

Gambar 3 : Mahasiswa untuk mendapatkan nilai baik selalu belajar

3. Proposisi Nilai

Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang melakukan

tindakan itu. Proposisi ini memberikan arti atau nilai kepada tingkah laku yang

diarahkan oleh orang lain terhadap aktor. makin bernilai bagi seseorang sesuatu

tingkah laku orang lain yang ditujukan kepadanya makin besar kemungkinan

atau makin sering ia akan mengulangi tingkahlakunya itu. Sebagai contoh

dapat dilihat pada tingkahlaku mahasiswa yang menganggap bahwa ia

mempunyai kesempatan untuk melihat suatu konser favoritnya dan di saat yang

sama ia harus mengenyampingkan perkuliahannya karena ia masih dapat

kuliah di hari yang lain. Ini artinya ia menganggap mana yang lebih penting

kuliah atau menikmati konser yang menyenangkan.

Page 7: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Gambar 4 : Mahasiswa Memilih Pergi ke Konser Musik (Sumber : malesbanget.com)

Gambar 5 : Lebih Penting Konser Musik daripada Kuliah (Sumber :blog.djarumbeasiswaplus.org)

4. Proposisi Deprivasi Satiasi

Semakin sering di masa yang baru berlalu seseorang menerima suatu ganjaran

tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap

unit ganjaran itu. Proposisi ini menjelaskan bahwa makin sering orang

menerima ganjaran dari orang lain, makin berkurang nilai dari setiap tindakan

yang dilakukan berikutnya. Misalnya seorang wanita, setiap berulang tahun

selalu diberikan hadiah boneka oleh teman prianya maka ia merasa hadiah itu

Page 8: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

menjadi tidak menarik bagi dirinya karena ia merasa telah jenuh atau bosan

dengan bentuk hadiah yang selalu sama.

uniabadi.blogspot.com

Gambar 6 : Bila selalu menerima hadiah sama orang jadi bosan

5. Proposisi restu Agresi

Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya atau

menerima hukuman yang tidak diinginkannya maka ia akan marah. Ia

cenderung menunjukkan perilaku agresif dan hasil perilaku tersebut bernilai

baginya. Bila tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang lebih besar dari

yang diperkirakan atau tidak memperoleh hukuman yang diharapkannya,

maka ia akan merasa senang. Proposisi ini melihat bahwa makin dirugikan

Bosan hadiahnya itu

melulu...apa tidak ada yang

lain...

Page 9: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, makin besar kemungkinan

orang tersebut akan mengembangkan emosi seperti marah.

Gambar 7 : Orang akan Marah Jika Dirugikan (Sumber : kataucapan.me)

Dalam memahami proposisi yang dimaksud di atas perlu diperhatikan

bahwa (Ritzer, 1985 : 92) :

a. Makin tinggi ganjaran (reward) yang diperoleh atau yang akan diperoleh

makin besar kemungkinan sesuatu tingkah laku akan diulang.

b. Makin tinggi biaya atau ancaman hukuman (punishment) yang akan

diperoleh makin kecil kemungkinan tingkah laku yang serupa akan diulang.

Homans menyatakan teori pertukaran dapat dipakai untuk menjelaskan

perilaku manusia di tingkat institusional dan sub institusional, tetapi teori itu

pada dasarnya bersifat sub institusional dan lebih beruang lingkup mikro.

Berbeda dengan Peter M. Blau lebih memperluas prinsip-prinsip Homans

untuk menjelaskan kelahiran strukur-struktur sosial yang lebih besar (Poloma,

2000 : 76).

Page 10: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Teori Pertukaran Sosial

PETER MICHAEL BALAU

Peter M. Blau lahir di Wina Austria 7 Februari 1918 dan meninggal pada

12 Maret 2002. Ia bermigrasi ke AS tahun 1939 dan menjadi warga AS tahun

1943. Tahun 1942 ia menerima gelar BA dari Elmhrst College di Elmhurst

Illionis. Blau mendapatkan penghargaan luas pertama dalam sosiologi karena

sumbangannya dalam studi tentang organisasi formal. Hasil studi empirisnya

tentang organisasi dan buku ajar yang ditulisnya tentang organisasi formal

masih tetap dikutip secara luas.

Page 11: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Kontribusi Blau terhadap sosiologi adalah ia telah memberikan kontribusi

penting terhadap dua orientasi teoritis yang berbeda. Bukunya Exchange and

Power in Social live (1964) merupakan komponen utama teori pertukaran masa

kini. Kontribusi utama Blau tentang teori pertukaran pada kelompok primer

pada berskala kecil diterapkan pada kelompok besar. Karya itu merupakan

upaya penting untuk mengintegrasikan secara teoritis masalah sosiologi

berskala luas dan berskala kecil. Blau pun berada di barisan terdepan pakar

struktural.

Untuk menjelaskan teori pertukaran, Blau menerima prinsip pertukaran

sosial dari B.F Skinner dan George C. Homans. Bagi Blau fenomena daya tarik

individu akan ganjaran sosial merupakan sesuatu yang bersifat “given” dan

merupakan asal usul struktur sosial. Yang menarik individu ke dalam asosiasi

karena mengharapkan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik. Ganjaran ekstrinsik dapat

berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa, sedang ganjaran intrinsik dapat berupa

kasih sayang, pujian, kehormatan dan kecantikan.

Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi perilaku yang menjurus pada

pertukaran sosial. Persyaratan tersebut adalah :

1. Perilaku harus berorientasi pada tujuan-tujuan yang hanya dapat dicapai

melalui interaksi dengan orang lain.

2. Perilaku harus bertujuan untuk memperoleh sarana bagi pencapaian tujuan-

tujuan tersebut.

Perhatian utama teori Blau ditujukan pada perubahan dalam proses-proses

sosial yang bergerak dari struktur sosial yang sederhana menuju struktur sosial

yang lebih kompleks. Perhatian ini dapat dilihat pada perkembangan sistem

stratifikasi dalam kelompok-kelompok yang lebih kompleks. Pada tahap awal

pembentukan kelompok, individu mencoba menunjukkan nilai mereka bagi

kelompok. Para anggota akan memberikan nilai yang berbeda sehingga terjadi

Page 12: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

perbedaan status. Tidak setiap orang mampu atau bersedia mengambil tanggung

jawab kepemimpinan kelompok. Akibatnya beberapa dari mereka akan mundur

dan memberi peluang orang lain untuk sebuah posisi.

Adanya diferensiasi kekuasaan dapat mempertinggi tingkat kebutuhan

akan integrasi sosial dari status-status yang berbeda. Dalam hal ini terjadi

hubungan pertukaran yang terkait dengan masalah stratifikasi. Pertukaran terjadi

jika hubungan itu menguntungkan bagi para anggota yang berkedudukan tinggi

atau rendah. Namun, jika hubungan kekuasaan yang bersifat memaksa terjadi

hubungan pertukaran yang tidak seimbang dan dipertahankan dengan

menggunakan sangsi negatif. kekuasaan demikian penuh dengan masalah karena

dapat melahirkan perlawanan. Untuk itu agar masyarakat berfungsi dengan baik,

maka yang berada di bawah perlu mematuhi dan melaksanakan kewajiban mereka

sehari-hari dengan pengarahan dari yang menduduki kekuasaan. Sangat bijaksana

jika yang berkuasa sebanyak mungkin memperendah potensi penggunaan daya

paksa tersebut.

Blau juga menggambarkan “the emergence principle” yaitu adanya nilai-

nilai dan norma-norma yang disetujui secara bersama dalam kelompok. Nilai-nilai

sosial yang diterima bersama berfungsi sebagai media transaksi sosial bagi

organisasi serta kelompok-kelompok sosial. Blau percaya bahwa kompleksitas

pola-pola kehidupan sosial dapat dijembatani oleh nilai-nilai bersama yang

melembaga.

Nilai-nilai yang telah terlembaga akan bertahan bila memenuhi tiga syarat,

yaitu (Poloma, 2000 : 92) :

1. Prinsip-prinsip yang diorganisir harus merupakan bagian dari prosedur-

prosedur yang diformalisir (konstitusi atau dokumen lainnya) sehingga setiap

saat bebas dari orang yang melaksanakannya.

Page 13: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

2. Nilai-nilai sosial yang mengesahkan bentuk institusional harus diwariskan

kepada generasi selanjutnya melalui proses sosialisasi.

3. Kelompok-kelompok dominan dalam masyarakat harus menganut nilai-nilai itu

serta harus meminjamkan kekuasaannya untuk mendukung lembaga-lembaga

yang memasyarakatkan nilai-nilai tersebut.

Lebih jauhnya pembahasan Blau mengenai kelompok-kelompok sosial

yang bersifat “emergent” ini dapat diamati ide-ide sebagai berikut (Poloma, 2000:

93) :

1. Dalam hubungan pertukaran yang elementer, orang tertarik satu sama lain

melalui berbagai kebutuhan dan kepuasan timbal balik. Asumsinya adalah

orang yang memberikan ganjaran, melakukan hal itu sebagai pembayaran bagi

nilai yang diterimanya.

2. Pertukaran mudah berkembang menjadi hubungan-hubungan persaingan

dimana setiap orang harus menunjukkan ganjaran yang diberikannya dengan

maksud menekan orang lain dan sebagai usaha untuk memperoleh ganjaran

yang lebih baik.

3. Persaingan melahirkan munculnyanya sistem stratifikasi dimana individu-

individu dibedakan atas dasar kelangkaan sumber-sumber yang dimilikinya

yang melahirkan konsep “emergent” tentang kekuasaan.

4. Kekuasaan dapat bersifat sah atau bersifat memaksa. Wewewnang tumbuh

berdasarkan nilai-nilai yang sah yang memungkinkan berbagai kelompok dan

organisasi yang bersifat “emergent” tanpa mendasarkan diri atas hubungan

intim yaitu hubungan tatap muka. Para anggota menyadari bahwa berbagai

kebutuhan dan tujuan kelompok maupun pertukaran di tingkat individu. Di

pihak lain, penggunaan kekuasaan yang bersifat memaksa mengundang banyak

masalah sehingga dapat meningkatkan perkembangan nilai-nilai oposisi.

Page 14: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Pertukaran Tidak Seimbang dan Konsekuensinya

Ketidakseimbangan dalam pertukaran dapat terjadi bila pemberian

reward lebih kepada yang lain dan sebaliknya yang menerima reward

membalasnya. Pihak terkecil dalam pertukaran yang tidak seimbang dapat

memperoleh kompensasi social approval atau disebut sebagai kerelaan.

Kerelaan dalam pertukaran tidak seimbang adalah suatu kredit kepada pihak

superior, yaitu posisinya menjadi dominasi sehingga memungkinkan utnuk

memerintah orang lain.

Mikrostruktur dan Makrostruktur

Menurut Blau, proses relasi tatap muka merupakan tipe mikrostruktur.

Relasi adalah struktur dalam arti aturan-aturan, pemuas, kontrol legitimasi, dan

pembagian tugas. Mikro dalam interaksi seperti itu berada pada tahap orang ke

orang, lalu meluas dan jumlahnya bertambah sehingga menjadi bermakna.

Akhirnya kolektivitas itu membentuk makrostruktur.

Nilai dan Struktur Sosial

Reward akan mendorong seseorang bergabung dalam kelompok. Nilai-

nilai yang berlawanan akan ditolak karena memunculkan ketidaksamaan yang

berakibat terjadinya perpecahan dalam kelompok. Nilai dapat menjadikan

kebersamaan sebagai tanda solidaritas bagi mereka secara bersama dan

kebersamaan untuk menuju integrasi dan kesepakatan bagi kelompok.

Page 15: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK

Teori interaksionisme simbolik dianggap sebagai pendatang baru dalam

stusi-studi sosial sehingga ada yang meragukan kebsahannya sebagai pisau

analisis. Namun, sebagian akar mengatakan bahwa teori ini telah berhasil dalam

mengkaji perilaku sosial dalam sosiologi. Posisi teori ini paling kontras sekali

dengan behaviorisme radikal yang mendalami konsep stimulus-respon.

Substansi Teori Interaksionisme Simbolik

Jika ditelusuri lebih dalam bahwa teori interaksionisme simbolik berada di

bawah payung perspektif yang lebih besar yaitu perspektif fenomenologis dan

masuk dalam kategiri paradigma defenisi sosial yang menganggap bahwa subject

matter sosiologi adalah tindakan sosial yang penuh arti (makna) yaitu tindakan

individu yang mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan

kepada orang lain. Pandangan fenomenologis menganggap bahwa kesadaran atau

jiwa manusia dan makna subjektif sebagai fokus untuk memahami tindakan sosial

budaya. Pandangan ini menekankan pada pengalaman manusia yang terjadi tiap

hari yang di dalamnya terkandung tindakan sosial atau interaksi yang dilakukan si

aktor.

Kekhasan interaksionisme simbolik adalah manusia saling

menterjemahkan dan saling mendefenisikan tindakannnya melalui simbol-simbol

yang muncul. Ia memandang diri aktor mampu untuk menciptakan realitasnya

sendiri dimana fakta sosial ditempatkan dalam kerangka simbol-simbol interaksi

sosial aktor. Pemaknaan muncul ketika interaksi berlangsung pada realita yang

dikelilingi oleh pranata sosial dan struktur sosial. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada skema berikut :

Page 16: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Gambar 8 : Skema Interaksionisme Simbolik

Teori interaksionisme simbolik melihat simbol menjadi medium yang

sangat efektif dalam interaksi yang dilakukan si aktor, bahkan simbol

merupakan media yang digunakan oleh aktor untuk menyampaikan pikiran dan

perasaan, maksudnya, tujuannya kepada orang lain. Simbol sebagai media

primer dalam proses komunikasi dapat berupa bahasa, isyarat, gambar, warna

dan lain sebagainya. Manusia hidup melakukan tindak menafsir baik secara

sadar atau tidak.Tidak ada dalam dunia manusia yang tanpa tafsir.

George Ritzer dalam Umiarso (2014) memformulasikan 7 prinsip dari

interaksionisme simbolik sebagai berikut :

1. Manusia tidak seperti hewan-hewan yang lebih rendah, diberkahi dengan

kemampuan untuk berpikir.

2. Kemampuan untuk berpikir dibentuk oleh interaksi sosial.

3. Dalam interaksi sosial orang mempelajari makna dan simbol-simbol yang

memungkinkan, mereka melaksanakan kemampuan manusia yang khas

untuk berpikir.

4. Makna-makna dan simbol-simbol memungkinkan orang melaksanakan

tindakan dan interaksi manusia yang kahs.

5. Orang mampu memodifikasi dan mengubah makna-makna dan simbol-

simbol yang mereka gunakan di dalam tindakan dan interaksi berdasarkan

penafsiran mereka atas situasi.

6. Orang mampu membuat modifikasi-modifikasi dan perubahan-perubahan

itu, sebagian karena kemampuan mereka berinteraksi dengan dirinya

sendiri yang memungkinkan mereka memeriksa serangkaian tindakan

stimulus proses menafsirkan

respon

Page 17: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

yang mungkin, menaksir keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian

relatifnya dan kemudian memilih salah satu di antaranya.

7. Pola-pola tindakan dan interaksi yang terangkai membentuk kelompok-

kelompok dan masyarakat-masyarakat.

Berikut akan dijelaskan beberapa ahli yang dikategorikan dalam teori

interaksionisme simbolik di antaranya adalah Herbert Mead, Charles Horton

Cooley, Herbert Blumer dan Erfing Goffman.

Konsep Diri : I dan Me

HERBERT MEAD

George Herbert Mead (1863-1931) lahir di South Hadley Massachusetts

pada tanggal 27 Pebruari 1863 dari keluarga kelas menengah yang sukses dan

terdidik.Pemikirannya dipengaruhi oleh filsuf William James tentang

interaksionisme simbolik dan psikolog terkenal Wilhelm Wundt tentang symbolic

gestures, society dan the self. Ia meninggal pada tahun 1931 dalam usia 68 tahun.

Mead melihat interaksi sosial berdasarkan kesadaran diri aktor yang

dikembangkan tindakannya dalam empat tahap yaitu (Umiarso, 2014 : 148) :

Page 18: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

1. Tahap impulse yaitu tahap menangkap fenomena luar diri aktor yang terjadi

sejak ia dilahirkan dalam realitas sosial.

2. Tahap perception yaitu terjadi saat diri aktor akan menyeleksi situasi dan

kondisi yang hidup disekitarnya.

3. Tahap manipulation yaitu dibangun atas asumsi yangdiformulasikan dalam

bentuk pertanyaan “apa yang harus saya perbuat?”. Pemaknaan sistuasi sejalan

dengan peran yang harus dijalankan oleh diri (self)) aktor. Pada tahap ini

kemampuan manusia untuk memecahkan persoalan dengan berbagai cara.

4. Tahap consummation yaitu tahap kepenuhan tindakan yang dipastikan sesuai

dengan peran yang dimainkan oleh diri aktor.

Menurut Mead perlu dipahami tentang diri sebagai subjek (I) dan objek

(me). Diri adalah subjek dari fenomena pengalaman sendiri yaitu persepsi, emosi,

dan pikiran. Dalam fenomenologi ini dipahami sebagai suatu pengalaman dan

tidak ada yang mengalami tanpa ia mengalaminya sendiri. Oleh sebab itu diri

adalah sebuah “given”. Jika dihubungkan dengan pemahaman tentang makna,

maka konsep diri pribadi akan memunculkan dua sisi yaitu sisi pribadi (self) dan

sisi sosial (person). Artinya, diri pribadi tidak hanya menanggapi atau membuat

persepsi tentang orang lain (the other), tetapi juga mempersepsikan dirinya

sendiri.

Karakter diri secara sosial (person) tidak berdiri sendiri dan lepas dari the

other atau realitas sosial. Pada hakikatnya, diri (self) akan terus menerus

menanggapi stimulus dari luar dan dari dalam. Dalam diri terdapat kemampuan

menanggapi diri sendiri secara sadar dan kemampuan tersebut memerlukan daya

pikir reflektif. Diri juga dipengaruhi oleh varian dari luar seperti aturan, nilai-

nilai, norma-norma dan budaya setempat dimana ia berada.

Page 19: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

The Looking Glass Self

CHARLES HORTON COOLEY

Charles Horton Cooley lahir di Ann Arbor, Mich pada tanggal 17 Agustus

1864. Sepanjang karirnya ia telah banyak menghasilkan karya yang cukup

monumental dan kontributif di bidang psikologi dan sosiologi. Karyanya seperti

Human Nature and The Social Order (1902), Social Organization (1909) dan

Social Process (1918).

Karir Cooley cukup dibilang cemerlang ketika ia lulus dari Universitas

Michigan tahun 1887 dan tahun 1889 ia mulai masuk kerja di bidang

kepemerintahan di Komisi Pelayanan Sipil dan Biro Sensus. Ia kemudian

berlabuh di dunia akademis dan ia mulai mengajar pada ilmu-ilmu sosial seperti

ilmu politik dan ekonomi (1892-1904) dan sosiologi (1904-1929). Pandangannya

banyak mempengaruhi perkembangan teori-teori sesudahnya dan menjadi

Page 20: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

inspirasi terhadap bangunan teori selanjutnya seperti perkembangan teori

interaksionisme simbolik.

Konsep Diri

Pada konteks interaksi sosial dalam sosialisasi, Cooley memiliki

pandangan konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya

dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini

disebut sebagai the looking-glass self yang mengacu pada konsepsi diri yang

berasal dari membayangkan bagaimana orang lainmenilai diri individu. Melalui

konsep ini ia menyatakan bahwa manusia memiliki kesadaran yang terbentuk

dalam dirinya melalui interaksi sosial yang terjadi. Diri (self) bukan pertama

individual dan kemudian sosial, melainkan ia muncul secara dialektis lewat

komunikasi atau interaksi diri dengan orang lain.

Kesadaran diri individu tentang dirinya yang ia korelasikan dengan

pikiran orang lain. Hal ini bisa dianalogikan dengan perilaku diri individu ketika

bercermin kalau cermin memantulkan sesuatu yang terdapat di depannya, maka

menurut Cooley diri seseorang pun memantulkan sesuatu yang dirasakan sebagai

tanggapan masyarakat terhadapnya.

The Looking Glass Self

Konsep the looking glass self ini memberikan gambaran bahwa konsep

diri terbentuk dari bayangan kembar (diri individu dalam cermin) yang berasal

yang berasal dari hubungan sosial, kesan diri individu dalam seseorang

berkembang dan termanifestasikan melalui interaksi manusia : ‘tidak ada perasaan

tanpa aspek asosiatif atas kita, mereka, atau kamu”.

Dengan demikian siapa anda, dan bagaimana anda berpikir tentang diri

sendiri erat kaitannya dalam interaksi. Dalam berinteraksi manusia memerlukan

komunikasi terus menerus dan dir (self) jelas merupakan poduk sosial dari

dialektika antara individu dan realitas sosial (masyarakat).

Page 21: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Gambar 9 : Diri (self) dalam Cermin

Dalam konsep the looking glass self, terdapat tiga elemen pokok yang

bersifat fundamental, yaitu (Umiarso, 2014 : 143-144) :

1. We imagine how our personality and appearace will look to other

people. Pada elemen ini diri (self) akan membayangkan atau

mengimajinasikan kepribadian dan penampilannya akan dilihat oleh

orang lain.

2. We imagine how other people judge the appearance and personality

that we think we present. Artinya diri (self) akan membayangkan

penilaian orang lain terhadap penampilannya tersebut.

3. We developa self-concept. If we think the evaluation of other is

favorable, our self-concept is enhanced. If we think the evaluation is

unfavorable, our self-concept is diminished. Pada elemen ini, diri

(self) mempunyai perasaan untuk mengembangkan konsep diri (self –

concept) sebagai bentuk tanggapan orang lainnya terhadapnya

seperti perasaan bangga atau malu. Pengembangan ini sangat

tergantung pada “penilaian” orang lain terhadap diri (self). Jika diri

(self) berpikir dalam evaluasi orang lain terhadap kepribadian dan

penampilannya menguntungkan, maka konsep diri akan ditingkatkan.

DIRI/SELF

CERMIN

Page 22: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Namun, jika evaluasi orang lain kurang baik, maka konsep diri akan

diturunkan.

Dari ketiga elemen tersebut dapat ditekankan pada proses pengembangan

konsep diri yaitu imajinasi diri. Namun bukan berarti merupakan fantasi.

Imajinasi yang dimiliki manusia merupakan fakta masyarakat yang solid dan

berfungsi sebagai warisan realitas dunia subjektif. Meskipun fakta objektif tidak

boleh diabaikan sama sekali. Ini dapat dilihat dari kenyataan diri yang mencoba

membatasi sesuatu sebagai realitas yang riil yang terdiri dari pikiran orang lain

dari masyarakat itu sendiri.

Perbandingan Konsep “Diri” Mead dengan Cooley

George Herbert Mead Konsep diri adalah suatu proses yang berasal dari

interaksi sosial individu dengan orang lain. Individu

adalah makhluk yang bersifat sensitif, aktif, kreatif

dan inovatif. Keberadaan sosialnya sangat

menentukan bentuk lingkungan sosialnya dan dirinya

sendiri secara efektif. “Diri” (self) dapat bersifat

sebagai objek maupun subjek sekaligus. Objek yang

dimaksud berlaku pada dirinya sendiri sebagai

karakter dasar dari makhluk lain, sehingga mampu

mencapai kesadaran diri (self conciousness) dan

dasar mengambil sikap untuk dirinya, juga untuk

situasi sosial yang dapat dijabarkan dengan konsep

:pengambilan peran orang lain” (taking the role of

the other). “Diri” akan menjadi objek terlebih dahulu

sebelum ia berada pada posisi subjek. Dalam hal ini,

“diri” akan mengalami proses internalisasi atau

Page 23: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

interpretasi subjek, atas realitas struktur yang luas.

Dia merupakan produk dialektis dari “I” impulsif

dari “diri” yaitui aku sebagai subjek dan “me” sisi

sosial dari manusia yaitu “daku” sebagai objek,

perkembangan “diri” (self), sejalan dengan

sosialisasi inividu dalam masyarakat yakni merujuk

kepada kapasitas dan pengalaman manusia sebagai

objek bagi diri sendiri. Ringkasnya, “diri”

Charles Horton Cooley “disi” sebagai segala sesuatu yang dirujuk dalam

pembicaraan biasa melalui kata ganti orang pertama

tunggal seperti “aku” (I), “daku” (me), “milikku”

(mine) dan “diriku” (my self). Segala sesuatu yang

dikaitkan dengan diri menciptakan emosi lebih kuat

dibandingkan dengan yang tidak dikaitkan dengan

diri. Diri dapat dikenal hanya melalui perasaan

subjektif. Konsep diri individu secara signifikan

ditentukan apa yang ia pikirkan tentang pikiran

orang lain mengenai dirinya. Artinya individu

memerlukan respons orang lain yang ditafsirkan

subjektif sebagai data dirinya. Perasaan “diri”

dikembangkan lewat penafsiran individu atas realitas

fisik dan sosial, termasuk aspek-aspek pendapat

tentang tubuh, tujuan, materi, ambisi, gagasan

bersifat sosial yang dianggap milik individu.

Perasaan diri bersifat sosial karena maknanya

diciptkan melalui bahasa dan budaya bersama dari

interpretasi subjektif individu, atas orang-orang yang

mereka anggap penting yang punya hubungan dekat

(significant others). Demikian pula pengambilan

Page 24: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

peran dan sikap orang lain secara umum (generalized

others). Kesimpulannya. “diri individu dan

masyarakat bukanlah realitas yang terpisah.

Sumber : Umiarso, 2014 hal 155-156.

HERBERT BLUMER

Herbert Blumer lahir di St. Louis, Missouri pada tanggal 7 Maret 1900.

Setelah lulus dari University of Missouri tahun 1918 sampai 1922 ia mengajar di

sana tetapi tahun 1925 pindah ke Universitas Chicago. Ia melanjutkan

penelitiannya dan karya Mead tentang interaksionisme simbolik.

Herbert Blumer mencoba merekonstruksi kajian interaksionisme simbolik

yang telah dirintis oleh gurunya George Herbert Mead. Blumer kemudian

Page 25: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

menyusun sebuah buk yang berjudul “Symbolic Interacsionism”. Interaksionisme

simbolik berpandangan bahwa tindakan manusia didasarkan pada yang ada pada

dirinya. Makna tersebut berasal dari proses interpretasi seseorang terhadap objek

di luar dirinya ketika interaksi sosial sedang berlangsung.

Individu bukan hanya memiliki pikiran (mind), namun juga diri (self) yang

bukan sebuah entitas psikologis tetapi sebuah aspek dari proses sosial yang

muncul dalam proses pengalaman dan aktivitas sosial. Bagi Blumer, manusia

bertindak bukan hanya karena faktor eksternal dan internal saja, namun individu

juga melakukan self indication atau memberi arti, menilai, memutuskan untuk

bertindak berdasarkan referensi yang mengelilinginya tersebut.

Herbert Blumer mengemukakan bahwa interaksionisme simbolik sebagai

perspektif yang bertumpu pada tiga premis yaitu :

1. Premis pertama menunjukkan bahwa tindakan individu sangat bergantung

kepada pemaknaan terhadap sesuatu objek. Makna berasal dari pikiran

individu bukan melekat pada objek atau sesuatu yang inheren dalam objek

tetapi diciptakan oleh individu sendiri. Ini berarti bahwa individu

bertindak terhadap sesuatu berdasarkan pada makna yang diberikan

terhadap sesuatu tersebut.

2. Premis kedua menunjukkan bahwa makna muncul dalam diri aktor dengan

adanya interaksi dengan diri aktor lain. Walaupun makna muncul dari

pikiran masing-masing subjek (aktor), tetapi hal itu tidak ada atau muncul

begitu saja, tetapi melalui pengamatan kepada individu-individu lain yang

sudah lebih dulu mengetahui. Diri sang aktor berinteraksi antara aktor satu

dengan lainnya melalui proses menginterpretasi atau mendefenisikan

tindakan dari masing-masing aktor tersebut bukan hanya bereaksi terhadap

tindakan masing-masing aktor. Dengan demikian interaksi sosial antar

subjek (aktor) dimediasi oleh penggunaan simbol-simbol dan makna,

Page 26: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

penafsiran atau proses memastikan makna tindakan antara masing-masing

aktor yang akhirnya memunculkan tindakan sosial antara mereka.

3. Premis ketiga menunjukkan bahwa makna bukan sesuatu yang final tetapi

terus-menerus dalam proses pemaknaan yang “menjadi”. Dalam hal ini

diri sang aktor perlu jeli dalam menilai simbol yang diperlihatkan orang

lain agar dapat mengantisipasi tindakan orang lain.

INTERAKSIONISME SIMBOLIK

Gambar 10 : Premis Interaksionisme Simbolik Blumer

1.Bertindak pada makna terhadap

sesuatu.

2.Makna dari diri aktor yang

berinteraksi dengan aktor lain.

3. Makna sesuatu yang terjadi

terus-menerus

Page 27: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Kedirian (self) dikonstruksikan melalui interaksi dengan tahapan

sebagai berikut :

1. Tahap individu menginternalisasi objek. Seorang individu secara sadar

memahami realitas tempat dia berhubungan dan berusaha melepaskan

diri tekanannya. Ketika ia meninternalisasi objek berbentuk fisik dan

menguasainya lalu menjadi bagian dari pengalaman batinnya.

2. Tahap terjadinya transmisi. Proses transmisi terjadi ketika individu

merealisasikannya. Ia juga merupakan objek bersama dengan objek-

objek lain di lingkungannya.

Pandangan George H.Mead dan Herbert Blumer

Aspek Persamaan Mead dan Blumer

Tekanan Individu memeiliki kesendirian dan karenanya

memiliki kemapuan untuk melakukan self

interaction.

Arti Pentingnya Makna Penentu tindakan seseorang. Manusia bertindak atas

sesuatu berdasar makna yang dimiliki.

Kapasitas/Fungsi Self

Interaction

*Self interaction termanifestasikan dalam peran

yang dimainkan seseorang ketika mereka

membuat indikasi-indikasi terhadap dirinya.

*Self interaction memungkinkan individu

mengevaluasi dan menganalisis sesuatu

berdasarkan apa yang dipikirkan.

Kapasitas/Fungsi

Individu dalam Self

Interaction

Melalui interaksi dengan dirinya sendiri, individu

dapat mengantisipasi efek-efek dari berbagai

alternatif sikapnya dan karenanya dia dapat

memilihnya.

Perilaku Individu Tidak hanya sebagai respon terhadap lingkungan,

Page 28: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

juga bukan hasil dari disposisi, sikap, dan motif tak

sadar atau nilai-nilai sosial.

Kritik terhadapnya Keduanya dikritik tidak memperhitungkan struktur

sosial dan efek-efek yang tidak diharapkan dan

karya mereka dinilai memberikan kontribusi besar

bagi psikologi sosial tetapi gagal sebagai teori

sosial.

Sumber : Umiarso, 2014 hal 172-173

Perbedaan Pandangan G.H Mead dan Herbert Blumer

Aspek G. H Mead Herbert Blumer

Pendekatan Behaviorisme Behaviorisme Sosial

Keberadaan

Struktur (Posisi

Sosial, Organisasi

dsb)

Menolak Mengakui struktur sebagai

sesuatu yang fleksibel dan

kemampuan improvisasi

Hakikat Manusia Makhluk Kreatif Makhluk yang sadar dan

refleksif

Sumber : Umiarso, 2014 hal 172

Page 29: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Teori Dramaturgi

Dunia ini panggung sandiwara

Ceritanya mudah berubah

Kisah Mhabrata atau tragedi dari Yunani

Setiap insan punya satu peranan

Yang harus kita mainkan

Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura

Mengapa kita bersandiwara

Mengapa kita bersandiwara

Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak

Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang

Dunia ini penuh peranan

Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan

Mengapa kita bersandiwara

Mengapa kita bersandiwara

(Teks lagu Panggung Sandiwara oleh Ahmad Albar

Sumber : Mulyana, 2004 :103)

..diri bukan sesuatu bersifat organik yang memiliki lokasi tertentu....Dalam

menganalisis diri kita terseret dari pemiliknya, dari orang yang paling untung

atau rugi olehnya, karena ia dan tubuhnya sekadar menyediakan pasak tempat

bergantung suatu hasil kerjasama untuk sementara waktu...sarana

memperoduksi dan memupuk diri tidak berada di dalam pasak. Diri sebagai

produk interaksi antarpribadi inilah sebagai milik sang aktor yang dianalisis

Goffman (dikutip dari Anderson dan Meyer dalam Mulyana, 2004 : 109).

ERVING GOFFMAN

Page 30: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Goffman lahir pada tanggal 11 Juni 1922 di Mannville, Alberta

Kanada.Master dan doktornya diberikan di Universitas Chicago tahun 1949

dan 1953 di bidang sosiologi dan antropologi sosial. Erving Goffman dianggap

sebagai sosiolog mikro karena ia lebih berkonsentrasi pada analisis rinci dari

interaksi dan norma-norma yang mengatur interaksi tersebut. Oleh sebab itu

komunikasi merupakan fokus utama kajiannya. Ia mengkaji interaksi sosial,

ritus, kesopanan, pembicaraan dan semua hal yang menjalin hubungan sehari-

hari.

Interaksi dianggap sebagai dasar kebudayaan yang memiliki norma,

mekanisme dan regulasi. Ritual-ritual dianggap ajang menegaskan tatanan

moral dan sosial sehingga diri sang aktor berusaha mengatur citra dirinya

sendiri. Goffman memberikan asumsi bahwa diri sang aktor perlu menyadari

peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Aktor harus mendefenisikan situasi

yang dibedakan menjadi strip yaitu sebuah sekuen aktivitas dan frame

merupakan pola pengaturan dasar yang digunakan untuk mendefenisikan strip

(Umiarso, 2014 : 249-250).

Dalam bukunya yang berjudul The Presentation of Self in Everyday Life

diterbitkan tahun 1959 menjelaskan proses dan makna dalam interaksi.

Goffman menganalogikan dunia sosial seperti panggung sandiwara dimana

individu-individu menjadi aktor yang memegang peran dalam hubungan sosial

sebagai representasi yang tunduk pada aturan yang baku. Dalam panggung

sandiwara aktor memiliki kemampuan menampilkan “kesan realitas” kepada

diri aktor lain agar dapat meyakinkan gambaran (citra) yang akan diberikan

kepada orang lain.

Asumsi dasar teori Goffman adalah bahwa peran yang ditampilkan atau

yang diharapkan dalam interaksi antar diri sang aktor mengandung simbol

tertentu yang digunakan sebagai standar dari perilaku bersama. Kontribusi

Goffman lain yang juga kuat adalah tentang stigma dalam bukunya “Stigma :

Page 31: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Notes on the Management of Spoiled Identity. Ia meneliti bagaimana diri sang

aktor mengelola penempilan diri mereka sendiri, terlebih pada saat penampilan

mereka tidak sesuai dengan standar yang disetujui dalam perilaku atau

penampilan yang semestinya, maka mereka mencoba untuk melindungi

identitats mereka tersebut dengan cara mengelola penampilan dirinya

(Umiarso, 2014 : 253-254).

Presentasi Diri

Jika Mead menganggap diri pada dasarnya bersifat sosial, bagi goffman

individu tidak sekedar mengambil peran orang lain melainkan bergantung pada

orang lain untuk melengkapkan citra diri. Atau dengan kata lain, diri bukanlah

sesuatu yang dimiliki individu tetapi yang dipinjamkan orang lain kepadanya.

Menurut interaksionisme simbolik manusia memainkan berbagai peran

dan mengasumsikan identitas yang relevan dengan peran-peran yang terlibat

dalam kegiatan yang menunjukkan satu sam lainnya siapa dan apa mereka.

mereka menandai satu sama lain dann situasi-situasi yang mereka masuki.

Presentasi diri bertujuan memproduksi defenisi siatuasi dan identitas sosial

bagi aktor dan defenisi situasi tersebut mempengaruhi ragam ingteraksi yang

layak dan tidak layak bagi para aktor dalam situasi yang ada.

Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka

ingin menyajikan gambaran diri yang akan diterima orang lain. Ini disebut

sebagai “pengelolaan kesan” (impression management) yaitu teknik-teknik

yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi

tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini dapat dilihat pada atribut, milik

atau aktivitas manusia, busana yang dipakai, rumah yang dihuni, cara berjalan

dan berbicara, cara menghabiskan waktu luang dan pekerjaan yang kita

lakukan. Cara kita berbicara di depan kelas ketika adanya diskusi berbeda pada

Page 32: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

saat kita berada diantara teman-teman di luar kelas. Busana yang dipakai di

rumah berbeda ketika akan pergi ke kantor. Kita mengelola informasi yang kita

berikan kepada orang lain. Orang lain pun berbuat hal yang sama terhadap kita,

dan kita memperlakukannya sesuai dengan citra dirinya yang kita bayangkan

dalam benak kita. Jadi, kita bukan hanya sebagai pelaku, tetapi juga sekaligus

sebagai khalayak.

Panggung Depan dan Panggung Belakang

Menurut Goffman, kehidupan sosial dibagi menjadi “wilayah depan”

(front region) dan “wilayah belakang” (back region). Wilayah depan

menunjukkan kepada peristiwa sosial yang memungkinkan individu bergaya

atau menampilkan peran formalnya. Sedang wilayah belakang menunjukkan

kepada tempat dan peristiwa yang memungkinkannya mempersiapkan

perannya di wilayah depan. Wilayah depan ibarat panggung sandiwara bagian

depan (front stage) yang ditonton khalayak penonton, sedangkan wilayah

belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar

rias tempat pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri, atau berlatih

untuk memainkan perannya di panggung depan.

Goffman membagi panggung depan menjadi dua bagian, yaitu front

pribadi (personal front) dan setting yaitu situasi fisik yang harus ada ketika

aktor harus melakukan pertunjukkan. Tanpa setting aktor biasanya tidak dapat

melakukan pertunjukkan Misalnya seorang dokter bedah memerlukan ruang

operasi, seorang guru memerlukan ruangan kelas, dan seorang sopir

memerlukan kendaraan. Front pribadi terdiri dari alat-alat yang dianggap

khalayak sebagai perlengkapan yang dibawa aktor ke dalam setting. Dokter

diharapkan mengenakan jas dokter, dengan stetoskop menggantung di leher,

dosen membawa buku ketika mengajar di kelas, wartawan diharapkan

membawa kamera, alat perekam atau buku catatan. Personal front juga

Page 33: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

mencakup bahasa verbal dan bahasa tubuh sang kator misalnya guru berbicara

teratur dan sopan, intonasi, postur tubuh, ekspresi wajah, pakaian, penampakan

usia, ciri-ciri fisik dan sebagainya.

Berbeda dengan panggung depan, panggung belakang memungkinkan

adanya pembicaraan dengan menggunakan kata-kata kasar, duduk dan berdiri

sembrono, merokok, berpakaian seenaknya, mengomel, berteriak, bertindak

agresif, bersenandung dan sebagainya. Panggung belakang biasanya berbatasan

dengan panggung depan tetapi tersembunyi dari pandangan khalayak. Ini

bertujuan untuk melindungi rahasia pertunjukkan, dan khalayak biasanya tidak

diizinkan memasuki panggung belakang kecuali dalam keadaan darurat.

Ada 7 hal yang disembunyikan aktor dalam pertunjukkan, yaitu (Mulyana,

2004 : 116) :

1. Aktor mungkin ingin menyembunyikan kesenangan-kesenangan

tersembunyi seperti meminum-minuman keras sebelum pertunjukkan.

2. Aktor mungkin ingin menyembunyikan kesalahan yang dibuat saat

persiapan pertunjukkan juga langkah-langkah yang diambil untuk

memperbaiki kesalahan tersebut.

3. Aktor mungkin merasa perlu menunjukkan produk akhir dan

menyembunyikan proses memproduksinya.

4. Aktor mungkin perlu menyembunyikan “kerja kotor” yang dilakukan

untuk membuat produk akhir dari khalayak, seperti kejam, semi legal

dan menghinakan.

5. Dalam melakukan pertunjukkan tertentu, aktor mungkin harus

mengabaikan standar lain.

6. Aktor mungkin perlu menyembunyikan hinaan, pelecehan, atau

perundingan yang dibuat sehingga pertunjukkan dapat berlangsung.

Page 34: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

7. Aktor sering berusaha menyampaikan kesan bahwa mereka punya

hubungan khusus atau jarak sosial lebih dekat dengan khalayak

daripada jarak sosial yang sebenarnya.

Penggunaan Tim

Goffman tidak hanya melihat individu tetapi juga kelompok yang ia sebut

tim. Aktor berusaha mengelola kesan orang lain terhadap kelompoknya baik di

keluarga, tempat bekerja, partai politik atau organisasi lain. Semua anggota

disebut sebati “tim pertunjukkan” (performance team) yang mendramatisasikan

suatu aktivitas. kerjasam tim sering dilakukan oleh para anggota dalam

menciptakan dan menjaga penampilan dalam wilayah depan. Sepasang suami

istri menyembunyikan pertengkaran dari anak-anak mereka, menjaga

keselarasan dan setelah anaknya pergi bertengkar kembali. Pertunjukkan yang

dibawakan tim sangat bergantung pada kesetiaan setiap anggotanya untuk

memegang rahasia tersembunyi bagi khalayak.

Interaksi Sebagai Ritual

Menurut Goffman, interaksi mirip dengan upacara keagamaan yang sarat

dengan berbagai ritual. Aspek-aspek “remeh” dalam perilaku yang sering luput

dari perhatian orang merupakan butki-bukti penting seperti kontak mata antara

orang-orang yang tidak saling mengenal di tempat umum. Perilaku saling

melirik satu sama lain untuk kemudian berpaling ke arah yang lain

menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak saling mengenal menaruh

kepercayaan kepada yang lain untuk tidak saling menganggu. Ini seperti

adanya aturan tidak tertulis yang diterima orang dalam berinteraksi. Bahkan

kita merasa tidak nyaman, takut dan gugup bila ada seseorang menatap kita

lebih lama dari yang lazimnya. menjaga jarak atau berpaling ke arah lain

Page 35: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

adalah untuk menjaga privasi orang. Ini merupakn ritual antarpribadi atau

menghargai diri yang “keramat” (sacred self).

Penghargaan atas diri yang “keramat” dibalas dengan tindakan serupa

sehingga berlangsunglah upacara kecil seperti anggukan kepala, senyuman,

atau saling berjabat tangan ketika bertemu dengan orang lain atau bertanya

“apa khabar ?” meskipun sebenarnya orang yang bersangkutan sedang sakit,

ucapan maaf, terima kasih atau lambaian tangan ketika berpisah dengan orang

lain adalah ritual antarpribadi untuk memelihara hubungan dengan orang lain.

Pandangan Yang Berpengaruh

Ada beberapa pandangan ahli interaksionisme simbolik yang

mempengaruhi Erving Goffman di antaranya adalah (Wirawan, 2012: 255) :

1. Pemikiran Charles Horton Cooley tentang the looking glass self yang

mendeskripsikan tentang sikap sang aktor lain sebagi cermin bagi diri

sang aktor sendiri dalam menilai objek di lingkungannya. Teori ini

menunjuk kepada pengembangan konsep diri seorang individu

berdasarkan pandangan ketika individu membanyangkan citra diri

melalui pandangan orang lain, maka aktor juga membayangkan

penilaian orang lain sebagai harga diri dan rasa malu.

2. Pemikiran George Herbert Mead tentang konsep I dan Me. Diri sang

aktorn yang objektif dan subjektif yang menunjuk pada ketidaksesuaian

antara diri manusiawi dan diri sang aktor sebagai hasil proses

sosialisasi. Diri muncul dalam proses interaksi karena manusia baru

menyadari dirinya sendiri dalam interaksi sosial.

3. Pemikiran Herbert Blumer mengenai diri sebagai sebuah proses bukan

benda. Diri sang aktor merupakan individu yang sadar dan reflektif,

menyatukan objek melalui proses komunikasi. Individu dapat

mengetahui sesuatu, menilai, memberi makna dan memberi tindakan

dalam konteks sosial (self indication).

Page 36: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Gambar 11 : Skema Pengaruh Pandangan Interaksionisme Simbolik

Terhadap Goffman

ERVING

GOFFMAN

Dramaturgi

C.H COOLEY :

the looking glass self

G.H MEAD :

I dan Me

H. BLUMER :

Self Indication

Page 37: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

TEORI IMAGINASI SOSIOLOGIS

Semangat untuk mengembalikan sosiologi kepada masyarakat dari

mana dia berasal sesungguhnya merupakan tindakan deprofesionalisasi

sosiologi. Berdasarkan atas pendapat Mills bahwa pada dasarnya manusia

memang tidak rasional, makhluk yang hanya tanggap pada impuls, slogan

politik, status, simbol, dan sebagainya, untuk ini sosiologi menyediakan sarana

sebagai pembuang sifat egois, picik dan kebanggaan (yang tidak layak) pada

dongeng, dan ketika manusia tumbuh dewasa, sosiologi menolongnya untuk

“mengetahui di mana dia berada “, ke mana boleh pergi, dan apa jika ada yang

dapat dilakukan saat ini sebagai sejarah dan di masa depan sebagai

pertanggungjawaban” (Horowitz dalam Poloma, 2000 : 335).

C.WRIGHT MILLS

Page 38: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Wright Mills dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1916 di Waco Texas. Ia

kuliah di Universitas Texas dan menjelang tahun 1939 mendapatkan gelar

sarjana dan master. meninggal pada usia 45 tahun. Mills sebagai seorang ahli

teori tidak pernah mengenyampingkan prinsip-prinsip psikologis dan mencoba

menghubungkan masalah sosiologis dengan struktur. Pada tahun 1950an Mills

telah mengumandangkan “Imaginasi Sosiologis”.

Imaginasi sosiologi adalah gabungan dari “dua cara penelitian” yang

diidentifikasi oleh Mills sebagai makrokospik dan molekuar. Makrokospik

berhubungan dengan keseluruhan struktur sosial dalam lingkup ahli sejarah

dengan menampilkan tipe-tipe fenomena historis dan secara sistematis

menghubungkan dengan berbagai lingkungan institusional masyarakat lalu

dihubungkan dengan tipe-tipe manusia yang ada. Kesadaran akan sejarah

membuat dia tetap sepenuhnya berpikir tentang fakta konflik sosial dan

kebutuhan analisis sosiologis. Ini menjelaskan bahwa Mills menitikberatkan

perhatiannya atas biografi dan sejarah sebagai sumber data sosiologis.

Menurut C. Wright Mills, “kaum ilmiawan” (The scientists) tidak peduli

dengan masyarakat dan sejarah padahal perspektif ini dibutuhkan karena

mengandung tiga masalah yaitu (Poloma, 2000 : 329) :

1. Arti penting kedudukan ide dalam sejarah manusia

2. Hakikat kekuasaan dan hubungannya dengan pengetahuan.

3. Pengertian tindakan moral dan penempatan pengetahuan di dalamnya.

Mills menulis tentang politik dan kekuasaan yang mengkaji White-Collar

Workers dan pemegang kekuasaan. Ia mengakui bahwa kelas menengah

berkembang yang dtidak dirapkan muncul antara produsen dan kelas pekerja.

Kelas menengah baru telah lahir sebagai bagian dari penduduk Amerika yang

terdiri dari para manajer, buruh upahan, salesman dan pekerja kantor. Sebagian

besar mereka adalah karyawan berkerah putih (white collar-workers). Mereka

semakin kehilangan kekuatan pribadinya.

Page 39: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Menurut Mills, karyawan berkerah putih ini harus ditempatkan dalam

masa sejarah disertai dengan pemahaman struktur sosial dan memahaminya

dalam kerangka psikologis dan sosiologis. Dengan menggunakan penjelasan

sejarah, Mills menggambarkan bahwadunia pengusaha kecil di masa silam

adalah orang yang bebas, bukan terikat dan bukan orang yang dibatasi oleh

tradisi.

Perubahan yang terjadi adalah dalam kelas berkerah putih sejak tahun

1900 umumnya menunjukkan keruntuhan posisi mereka dengan

kecenderungan yaitu : 1) hilangnya prestise bila dibandingkan dengan

pengusaha tipe lama; 2) merosotnya pendapatan riil; 3) mekanisasi jabatan

yang mengancam eksistensi sekian lapangan kerja yang dipegang oleh

karyawan berkerah putih; 4) pembatasan otonomi pekerja kantor dan 5)

banyaknya pekerjaan karyawan berkerah putih bersifat rutin dan membosankan

dan hanya sedikit harapan untuk membangkitkan minat kerja di masa datang.

Selanjutnya, Mills melihat bahwa adanya Power Elite yang menentukan.

Mereka adalah yang duduk di tingkat tertinggi struktur kekuasaan dan dapat

mengambil keputusan dengan berbagai akibat besar. Mereka itu terdiri dari

pemimpin ekonomi, pemimpin politik dan pemimpin militer. Ketiga unsur

inilah terletaknya kekuatan yang penting dalam sejarah. Ketiga unsur itu juga

telah mempengaruhi dan tumbuh besar mendominasi selama abad keduapuluh.

Kekuasaan yang berada di tingkat menengah walaupun bergerak, namun di

tingkat nasional dan internasional baik membuat keputusan perang atau damai,

daerah miskin dan masalah kemelaratan dan keputusan-keputusan lain dapat

diambil oleh elit kekuasaan yang terdiri dari elit ekonomi, elit politik dan elit

militer tersebut.

Pada masa kini, hampir tidak mungkin memisahkan bisnis raksasa dengan

pemerintahan yang kuat dan kekuasaan militer. Menurut Mills di Amerika

terdapat struktur militer sebagai bagian terpenting dari struktur politik. Hal ini

Page 40: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

terjadi karena pergeseran fokus elit kekuasaan dari masalah-masalah nasional

ke isu-isu internasional yang memberikan suara lebih besar kepada para

pemimpin militer dalam proses pengambilan keputusan.

Dengan demikian, setiap harapan untuk mewujudkan pemerintahan yang

bertanggung jawab hanya dapat digapai lewat pertumbuhan kesadaran

masyarakat akan situasi kekuasaan di Amerika Serikat dan di tambah dengan

minat sosiologis terhadap isu-isu yang relevan. Kepercayaan terhadap

kebebasan manusia untuk mengubah sejarah menyebabkan Mills menuntut

pembaharuan sosiologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Bagi Mills

kemampuan sosiologi untuk mempengaruhi perubahan sosial tidak bolah

berhenti hanya karena kekaguman terhadap model ilmu alam. Mills

menghimbau adanya “imaginasi sosiologis” bagi sosiologi yang relevan dan

merupakan inti masalah kekinian.

Himbauan Mills terhadap “imajinasi sosiologis” ini adalah suatu kritikan

terhadap model naturalistis yang sudah dominan dalam sosiologi kontemporer.

Ia mengatakan bahwa sosiologi lebih banyak terlena dengan metode-metode

yang bersifat praktis ketimbang dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan.

Bagi Mills kemampuan untuk melakukan “imajinasi sosiologis” harus dimiliki

oleh sosiologi sehingga dapat menangkap sejarah dan biorafi serta daya

gunanya dalam masyarakat.

Page 41: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

TEORI PILIHAN RASIONAL

Banyak perbincangan mengenai teori sosiologi yang dianggap

memberikan kekecewaan karena dianggap khayalan semata dan tumbuh secara

parsial. Orang yang tidak memiliki kompetensi di suatu bidang seringkali

kurang memahami dengan baik bidang yang lain. teori pilihan rasional

meberikan suatu tren yang analisisnya di tingkat mikro sosiologi.Pilihan

rasional sebelumnya mendominasi kajiannya di bidang ekonomi berkembang

ke bidang ilmu politik.

JAMES S. COLEMAN

Fokus Perhatian Pilihan Rasional

Teori pilihan rasional menekankan pada perilaku atau tindakan seseorang

sebagai suatu tujuan atau para pelaku harus dipandang sebagai seseorang

termotivasi oleh kepentingan diri. Pada tahun 1989 James S. Coleman

mendirikan jurnal Rationality and Society yang bertujuan untuk menyebarkan

pemikiran pilihan rasional. Coleman menerbitkan buku yang sangat berpengaruh

Page 42: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

berjudul Foundations of Social Theory (1990) dan The Rational Reconstruction

of Society tahun 1992.

Menurut Coleman sosiologi seharusnya memusatkan perhatian kepada

sistem sosial namun fenomena makro itu harus dijelaskan oleh faktor internalnya

sendiri. Coleman lebih menekankan analisisnya pada faktor individual. Dengan

demikian gagasan dasar teori ini adalah adanya tindakan seseorang yang

mengarah kepada suatu tujuan dan tujuan tersebut ditentukan oleh nilai atau

pilihan.

Penekanan Coleman pada pandangan bahwa individu adalah homo

sociologicus mendorong perspektif ini pada proses sosialisasi yang akrab antara

individu dan masyarakat. Kontrasnya adalah homo economicus dalam

pandangan Coleman harus diperjelas. Ini semua adalah upaya Coleman

menyerang teori sosial tradisonal yang hanya melatunkan mantra-mantra yang

sudah tidak relevan dalam perjalanan masyarakat yang telah berubah saat ini.

Ada dua unsur utama dalam teori pilihan rasional Coleman ini, yaitu aktor

dan sumber daya. Sumber daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang

dapat dikontrol oleh aktor. Tindakan rasional individu dilanjutkan ada masalah

hubungan mikro-makro atau makro-mikro.

Analisis di Tingkat Makro-Mikro

Salah satu contoh pendekatan Coleman dalam menganalisis fenomena

makro adalah pada kasus perilaku kolektif terjadi pemindahan kontrol secara

sepihak untuk memaksimalkan kepentingan individu dan tidak harus

menyebabkan keseimbangan sistem. Fenomena lain yang terkait dengan tingkat

analisis makro Coleman adalah norma. Merskipun norma menerangkan perilaku

individu, namun tidak dijelaskan mengapa dan bagaimana cara norma itu

terwujud yaitu dengan adanya sekelompok aktor yang rasional. Norma

diprakarsai oleh beberapa orang yang melihat adanya keuntungan dari

Page 43: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

pengalamannya terhadap norma tersebut dan adanya kerugian ketika melakukan

pelanggaran terhadap norma itu. Norma akan efektif jika aktor memiliki

kemampuan melaksanakan konsensus. Norma adalah fenomena tingkat makro

yang ada berdasarkan tindakan bertujuan di tingkat mikro. Ketika ada norma dan

sanksi, maka dapat mempengaruhi tindakan individu. Untuk melanjutkan

analisisnya di tingkat makro, Coleman membahas aktor kolektif. Dalam

kolektivitas aktor tidak boleh bertindak menurut kepentingan pribadi, tetapi

harus berdasarkan pada kepentingan kolektivitas.

Selain itu ada tiga bentuk lembaga dalam menjelaskan pilihan-pilihan

tindakan, apakah berdasarkan pelaku tunggal atau pelaku kelompok. Tiga bentuk

lembaga tersebut adalah (Wirawan, 2012 :200-202) :

1. Norma : pelaku sosial menjadi pengikut suatu hukum atau atruran. Teori

pilihan rasional memfokuskan pada pemunculan dan penerapan norma-

norma-norma. Struktur interaksi dimana norma-norma didasarkan adalah

ketika aktorkelompok memiliki kontrol atas seorang pelaku tunggal.

2. Pasar : didasarkan pada perkumpulan pertukaran di antara pelaku tunggal

yang meliputi para individu, seperti pasar petani, pelaku kelompok, seperti

pasar modal Hubungan antara kepentingan kolektif di dalam pasar

menghasilkan adanya “tangan yang tidak terlihat” (invisible hand).

3. Hirarki. Prinsip fundamental organisasi bagi pelaku tunggal adalah

memunculkan kekuasaan atau pengaruh terhadap seperangkat pelaku

subordinat. Di dalam struktur yang paling sederhana para subordinat

dalam suatu hubungan berfungsi sebagai superordinat di dalam satu

bentuk hubungan yang lain.

Sebagian besar penganut teori pilihan rasional selalu mendasari

bahasannya pada kata-kata kunci seperti asumsi intensionalitas, asumsi

rasionalitas, perbedaan antara informasi yang “sempurna” dan “tidak

sempurna”, antara “resiko” dan “ketidakpastian”, dan perbedaan antara

tindakan “strategis” dan “saling ketergantungan” (Wirawan, 2012 : 210-213).

Page 44: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Pertama, asumsi intensionalitas.Intentional explaining tidak hanya

menyatakan bahwa setiap invidu bertindak secara intensional dengan maksud

tertentu tetapi juga mempertimbangkan praktik-praktik sosial seperti

keyakinan/kepercayaan masyarakat serta keinginan-keinginan

individu.Tindakan ini disertai dengan pencarian akibat-akibat yang tidak

dimaksudkan dari tindakan yang bertujuan dari para pelaku. Teori ini

memperhatikan dua bentuk yaitu negatif atau kontradiksi sosial

(counterfinality dan suboptimality).

Kedua, asumsi rasionalitas. Rasionalitas diartikan bahwa ketika

bertindak dan beraksi, individu memiliki rencana yang koheren dan

memaksimalkan kepuasan dirinya serta meminimalkan biaya yang

dibutuhkan.

Ketiga, ada perbedaan antara ketidakpastian dan resiko. Asumsinya

adalah orang-orang telah mengetahui dengan pasti konsekuensi-konsekuensi

dari tindakan mereka. Tidak ada setting dalam kehidupan nyatauntuk

mendapatkan informasi yang sempurna. Ketika dihadapkan pada resiko,

orang-orang dapat mengatribusikan berbagai kemungkinan ke berbagai hasil

(outcome) sementara bila dihadapkan pada ketidakpastian, maka mereka tidak

dapat melakukan hal itu.

Keempat, ada perbedaan antara pilihan-pilhan strategis dan

parametrik. Pilihan parametrik merujuk pada pilihan-pilihan yang dihadapi

oleh para individu yang dihadapkan dengan lingkungan pilihan independen.

Contoh dari pilihan strategis adalah suboptimality dan couterfinality dimana

seseorang sebelum menentukan pilihan-pilihan harus melakukan

pertimbangan terhadap pilihan-pilhan tersebut.

Page 45: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

1. Asumsi intensionalitas

2. Asumsi rasionalitas

Teori Pilihan Rasional

3. Ketidakpastian dan resiko.

4. Pilihan-pilhan strategis dan parametrik.

Gambar 12 : Asumsi Yang mendasari Teori Pilihan Rasional

Page 46: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Namun, dalam perjalanannya Coleman mendapat kritikan dari

Tilly (Ritzer, 2003 : 400) yaitu :

1. Tidak menyebutkan mekanisme kausal

2. Mempromosikan reduksionisme yang tidak lengkap sehingga dianggap

menyesatkan.

3. Mendukung sebentuk teori umum analisis pilihan rasional yang selama

beberapa waktu telah menarik ilmuan sosial ke jalan gelap dimana mereka

selalu mengembara tanpa tujuan menjadi korban reduksionisme individual.

Beberapa peneliti mengemukakan bahwa teori pilihan rasional

dianggap kurang lengkap karena seharusnya sosiologi berfokus pada

fenomena tingkat makro sementara pilihan rasional penjelasannya berada

pada tingkat individual yang merupakan bidang teori yang berada di luar

batas sosiologi.

Dari perspektif interaksionisme simbolik Denzin dalam Ritzer (2003 :

401) menjelaskan bahwa teori pilihan rasional gagal dalam mengemukakan

jawaban meyakinkan atas pertanyaan apakah mungkin ada masyarakat yang

norma idealnya tidak sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan apakah

memang ada norma tentang rasionalitas yang mengatur aktivitas interaksi

antar individu yang sebenarnya. Teori pilihan rasional sedikit sekali

manfaatnya bagi teori sosial masa kini. Skemanya tentang kehidupan

kelompok dan gambarannya tentang kehidupan manusia, tindakan, interaksi,

kedirian, jenis kelamin, emosionalitas, kekuasaan, bahasa, politik ekonomi

kehidupan sehari-hari dan sejarah sangat sempit dan sama sekali tidak

memadai untuk tujuan interpretatif.

Page 47: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

TEORI STRUKTURASI

Manusia selalu mempunyai ide tentang dunia sosial, tentang dirinya,

tentang masa depannya, dan tentang kondisi kehidupannya. Melalui idenya

manusia masuk ke dalam dunia sambil mempunyai niat untuk mempengaruhi dan

mengubahnya. Dunia modern dicirikan oleh tumbuh dan berkembangnya

refleksivitas. Hidup kita semakin hari semakin sedikit ditentukan oleh kepastian

dan ketentutan tradisi. Kita mengambil keputusan karena refleksivitas. Risiko

menjadi sebuah keniscayaan. Jadi, yang terpenting bukan menghindari risiko,

melainkan manajemen resiko. Giddens mengajak kita untuk mengolah tantangan

baru dengan cara yang baru pula. Resep untuk mengatasi masalah yang timbul

karena peradaban masyarakat industri harus dengan cara meradikalkan dan

mengembangkan modernitas secara lebih dinamis (Giddens dalam Wirawan, 2012

: 292).

ANTHONY GIDDENS

Anthony Gidden lahir pada

tanggal 8 Januari 1938 di Edmonton

London Utara. Bukunya yang

pertama sekali mendapatkan

penghargaan berjudul Class Structure

Page 48: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

of Advanced Societies (1975) dan tahun 1984 karyanya The Constitutions of

Society : Outline of The Theory of The Society mencapai puncaknya dan tahun

1985 ia diangkat menjadi profesor sosiologi di Universitas Cambridge.

Agen dan Struktur

Giddens meneliti sejumlah besar teori mulai dari teori yang berorientasi

individual atau agen maupun masyarakat atau struktur. Giddens memulai bukan

dari kedua kutub tersebut, namun menitikberatkan pada praktik sosial yang

berulang yang menghubungkan antara agen dan struktur. Agen dan struktur tidak

dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi dilihat sebagai hubungan dialektik dan

saling mempengaruhi. Agen dan struktur adalah dwi rangkap, yaitu seluruh

tindakan sosial memerlukan struktur dan seluruh struktur memerlukan tindakan

sosial. Agen dan struktur saling jalin menjalin dalam praktik atau aktivitas

manusia.

Tindakan dilihat sebagai perulangan dimana aktivitas bukan dihasilkan

sekali jadi saja oleh aktor, namun dilakukan secara terus menerus atau mereka

ciptakan ulang melalui suatu cara dan dengan cara itu juga mereka menyatakan

diri mereka sendiri sebagai aktor. Atau dengan kata lain Giddens menjelaskan

tentang agen-struktur secara historis, processual dan dinamis. Inilah yang

dimaksud oleh Giddens dengan strukturasi.

Teori strukturasi memiliki elemen yang dimulai dari pemikiran tentang

agen yang terus menerus memonitor pemikiran dan aktivitas mereka sendiri serta

konteks sosial dan fisik mereka. Dalam hal ini aktor melakukan rasionalisasi

kehidupan mereka. Rasionalisasi adalah mengembangkan kebiasaan sehari-hari

yang memberikan rasa aman kepada aktor dan kemungkinan menghadapi

kehidupan secara efisien. Selain rasionalisasi aktor juga memiliki motivasi untuk

bertindak yang menjadi pendorong melakukan tindakan.

Tidak hanya rasionalisasi dan motivasi, kesadaran juga diperlukan.

Giddens membedakan kesadaran diskursif dan kesadaran praktis. Kesadaran

diskursif memerlukan kemampuan untuk melukiskan tindakan kita dalam kata-

Page 49: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

kata. Kesadaran praktis melibatkan tindakan yang dianggap aktor benar tanpa

mampu mengungkapkan dengan kata-kata tentang apa yang mereka lakukan.

Giddens memberi penekanan pada keagenan (agency) yakni menyangkut

kejadian yang dilakukan seorang individu, yaitu peran individu. Agen memiliki

kemampuan untuk menciptakan pertentangan dalam kehidupan sosial dan agen

tidak akan berarti apa-apa tanpa kekuasaan agen tersebut. Paksaan dan batasan

terhadap aktor tidak menjadikan aktor tidak memiliki pilihan dan peluangh untuk

membuat pertentangan.

Konsep strukturasi mendasari bahwa agen dan struktur adalah dua

kumpulan yang tidak berdiri sedniri tetapi mencerminkan dualitas ciri-ciri

struktural sistem sosial sekaligus medium dan hasil praktik sosial yang dibentuk

secara berulang-ulang.

Dualisme Subjek-Objek

Dualisme subjek (dirinya)-objek (struktur) berkaitan dengan orientasi

individu terhadap struktur. Ada tiga orientasi individu terhadap struktur yaitu

(Gidden dalam Wirawan, 2012 ; 299-300) :

1. Orientasi rutin-praktis yaitu aktor yang secara psikologi mencari rasa

aman dan berusaha menghindari akibat-akibat tindakan yang tidak disadari

atau belum terbayangkan. Orientasi ini menempatkan diri invidu sebagai

objek-objek.

2. Orientasi yang bersifat teoritis. Di sini aktor mampu memelihara jarak

dirinya dengan struktur masyarakat sehingga memahami tentang struktur

tersebut dan memberikan respon yang muncul dari struktur tersebut.

3. Orientasi yang bersifat strategik-pemantauan, dimana individu tidak

hanya mampu memelihara jarak dengan struktur, tetapi juga memiliki

kepentingan dengan apa yang dilahirkan oleh struktur tersebut sehingga

dianggap cepat tanggap terhadap kondisi yang ada.

Page 50: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Konsep Kekuasaan

Kekuasaan merupakan alat analisis kehidupan sosial yang terkait dengan

dualitas struktur karena kekuasaan terkait dengan tindakan manusia dan struktur.

Davis menyimpulkan ada 5 karakteristik utama dari kekuasaan menurut

pandangan strukturasionis yaitu (Wirawan, 2012 : 306-307) :

1. Kekuasaan sebagai bagian integral dari interaksi sosial (power as

integration to social interaction). Setiap interaksi sosial selalu melibatkan

kekuasaan sehingga dapat diterapkan pada semua jenjang kehidupan sosial

dari hal yang sempit maupun secara luas.

2. Kekuasaan merupakan hal yang pokok dalam diri manusia (power as

intrinsic to human agency).Kekuasan dapat mempengaruhi dan

mengintervensi serangkaian peristiwa.

3. Kekuasaan adalah konsep relasional termasuk hubungan otonomi dan

ketergantungan (power as relational concept, involving relations of

otonomy and dependence). Kekuasan bukan sekedar kapasitas

transformasi aktor untuk mencapai tujuan, melainkan juga konsep

relasional. Artinya setiap aktor dapat mempengaruhi lingkungan di mana

peristiwa interaksi itu terjadi agar aktor lauin dapat memenuhi

keinginannya.

4. Kekuasaan bersifat membatasi dan memberi kebebasan (power as

contraining as well as enabling).Kekuasaan bergandengan tangan dengan

dominasi yang terstruktur dimana anggota masyarakat melakukan

intervensi terhadap jalannya interaksi dan melakukan kontrol terhadap

perilaku orang lain dengan adanya pemberian sanksi.

5. Kekuasaan sebagai proses (power as process). Terjadinya hubungan

dialektik antara aktor dan struktur secara kontinu melakukan produksi dan

reproduksi melalui proses strukturasi.

Page 51: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

Strukturasionis

1. power as integration to social interaction

2. power as intrinsic to human agency

3.power as relational concept, involving

relations of otonomy and dependence

4. power as contraining as well as enabling

5. power as process

Gambar 13 : Skema Konsep Strukturasionis tentang Kekuasaan

Penggunaan Teori Strukturasi dalam Riset

Inti dari teori strukturasi dapat kita lihat dari empat hal yang digunakan

dalam risetnya yaitu (Ritzer, 2003 : 512) :

1. Teori strukturasi memusatkan perhatian pada tatanan institusi sosial yang

melintasi waktu dan ruang. Institusi tersebut adalah tatanan simbolik,

institusi politik, institusi ekonomi, dan institusi hukum.

WHAT IS

POWER ?

Page 52: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

2. Pemusatan perhatian pada perubahan institusi sosial melintasi ruang dan

waktu.

3. Peneliti harus peka terhadap cara-cara pemimpin berbagai institusi ikut

campur tangan mengubah pola sosial.

4. Pakar strukturasi perlu memonitor dan peka terhadap pengaruh temuan

penelitian mereka terhadap kehidupan sosial, seperti dampak dari

perpecahan, dan masalah sosial yang terjadi.

Namun, teori strukturasi dari Giddens ini juga dikritik oleh beberapa ahli.

Misalnya Ian Craib mengkritik sebagai berikut :

1. Pusat perhatian dari kajian Giddens yang menekankan tindakan sosial

dinilai dari segi ontologis memiliki kedalaman yang kurang. Giddens

dianggap gagal menjelaskan struktur sosial yang melandasi kehidupan

sosial.

2. Upaya dalam membuat sintesis teoritis tidak bertautan cesara tepat dengan

kompleksitas kehidupan sosial. Craib menjelaskan bahwa kehidupan sosial

itu sangat rumit dan ruwet tidak bisa dijelaskan dengan pendekatan

tunggal.

3. Giddens dianggap tidak bertolak dari landasan teoritis tertentu maka ia

mengalami kekurangan untuk menganalisis secara kritis tentang

masyarakat modern akibatnya kritikannya terhadap masyarakat modern

cendrung berkualitas khusus untuk tujuan tertentu ketimbang

menganalisis secara sistematis dari inti teori tersebut.

4. Giddens kelihatannya secara fragmentaris tidak berkaitan secara utuh

menyebabkan pemikirannya dianggap sepengal sehingga teorinya tidakl

dapat dipersatukan satu sama lain.

Page 53: TEORI PERTUKARAN - sosiologi.fis.unp.ac.idsosiologi.fis.unp.ac.id/images/download/BAHAN/TEORI SOSIOLOGI... · sistem yang abstrak tentang kelompok-kelompok dan ... pertukaran sosial

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru

Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Poloma, Margareth M, 2000. Sosiologi Kotemporer. Jakarta :

PT.RajaGrafindo Persada.

Ritzer, George &Douglas J.Goodman. 2003. Teori Sosiologi Modern.

Jakarta : Kencana.

Ritzer, George. 1980. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.

Jakarta : CV. Rajawali.

Umiarso & Elbadiansyah. 2014. Interaksionisme Simbolik dari Era Klasik

Hingga Modern. Jakarta : Rajawali Pers.