TEORI MESIN BUBUT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

1

Citation preview

TEORI MESIN BUBUT (TURNING) DASARMENGENAL PROSES BUBUT

(TURNING)

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata:

Dengan benda kerja yang berputar

Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)

Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja

Proses bubut permukaan adalah proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus ) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturan (setting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu.

A. Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Bubut

Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada mesin bubut. Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja. Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau:

v = p.d.n /1.000

Di mana:

p = 3,14

v = kecepatan potong (m/menit)

d = diameter benda kerja (mm)

n = putaran benda kerja (putaran/menit)

Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja, faktor bahan benda kerja, dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat. Harga kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja mild steel dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20 sampai 30 m/menit. Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali (Gambar .4), sehingga satuan f adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong (a). Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 (a), atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang dikehendaki. Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong (lihat Gambar .4). Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan berkurang 2a, karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang berputar.

Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada Gambar .1, pada mesin bubut dapat juga dilakukan proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning), proses pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/partingoff).

Proses tersebut dilakukan di mesin bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan bisa dilakukan.

B. Geometri Pahat Bubut

Geometri/bentuk pahat bubut terutama tergantung pada material benda kerja dan material pahat. Terminologi standar ditunjukkan pada Gambar .6. Untuk pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling pokok adalah sudut beram (rake angle), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi potong (cutting edge angle). Sudut-sudut pahat HSS dibentuk dengan cara diasah menggunakan mesin gerinda pahat (Tool Grinder Machine). Sedangkan bila pahat tersebut adalah pahat sisipan (insert) yang dipasang pada tempat pahatnya, geometri pahat dapat dilihat pada Gambar .7. Selain geometri pahat tersebut pahat bubut bisa juga diidentifikasikan berdasarkan letak sisi potong (cutting edge) yaitu pahat tangan kanan (Right-hand tools) dan pahat tangan kiri (Left-hand tools).

Proses pemesinan yang dapat dilakukan pada mesin bubut

(a) pembubutan pinggul (chamfering),

(b) pembubutan alur (parting-off),

(c) pembubutan ulir (threading),

(d) pembubutan lubang (boring),

(e) pembuatan lubang (drilling), dan

(f) pembuatan kartel (knurling)

Gambar .6 Geometri pahat bubut HSS (pahat diasah dengan mesin gerinda pahat)

Gambar .7 Geometri pahat bubut sisipan (insert)

Pahat bubut di atas apabila digunakan untuk proses membubut biasanya dipasang pada pemegang pahat (tool holder). Pemegang pahat tersebut digunakan untuk memegang pahat dari HSS dengan ujung pahat diusahakan sependek mungkin agar tidak terjadi getaran pada waktu digunakan untuk membubut (lihat Gambar .9). Untuk pahat yang berbentuk sisipan (inserts), pahat tersebut dipasang pada tempat pahat yang sesuai, (lihat Gambar 10).

Gambar.9 Pemegang pahat HSS: (a) pahat alur, (b) pahat dalam, (c) pahat rata kanan, (d) pahat rata kiri),

dan (e) pahat ulir

Gambar .8 Pahat tangan kanan dan pahat tangan kiri

Gambar .11 Gambar skematis proses bubut

Bentuk dan pengkodean pahat sisipan serta pemegang pahatnya sudah distandarkan oleh ISO. Standar ISO untuk pahat sisipan dapat dilihat pada Lampiran, dan pengkodean pemegang pahat dapat dilihat juga pada Lampiran.

C. Perencanaan dan Perhitungan Proses Bubut

Elemen dasar proses bubut dapat dihitung/dianalisis menggunakan rumus-rumus dan Gambar .11 berikut.

Gambar .10 Pahat bubut sisipan (inserts), dan pahat sisipan yang dipasang pada pemegang pahat (tool holders)

Keterangan:

Benda Kerja:

d0 = diameter mula (mm)

dm = diameter akhir (mm)

lt = panjang pemotongan (mm)

Pahat:

Xr = sudut potong utama/sudut masuk

mesin bubut:

a = kedalaman potong (mm)

f = gerak makan (mm/putaran)

n = putaran poros utama (putaran/menit)

1) Kecepatan potong :

v = p.d.n/1.000 ; m/menit

d = diameter rata-rata benda kerja ((d0 + dm)/2)(mm)

n = putaran poros utama (put/menit)

p?= 3,14

2) Kecepatan makan

vf = f n; m/menit

3) Waktu pemotongan

4) Kecepatan penghasilan beram

Z = A v; cm3/menit

tc = t

f

I

v ; menit

di mana: A = a f mm2

Perencanaan proses bubut tidak hanya menghitung elemen dasar proses bubut, tetapi juga meliputi penentuan/pemilihan material pahat berdasarkan material benda kerja, pemilihan mesin, penentuan cara pencekaman, penentuan langkah kerja/langkah penyayatan dari awal benda kerja sampai terbentuk benda kerja jadi, penentuan cara pengukuran dan alat ukur yang digunakan.

Gambar .12 (a) Kekerasan dari beberapa macam material pahat sebagai fungsi dari temperatur, (b) jangkauan sifat material pahat

1. Material Pahat

Pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik (ukuran tepat) dan ekonomis (waktu yang diperlukan pendek). Kekerasan dan kekuatan pahat harus tetap bertahan meskipun pada temperatur tinggi, sifat ini dinamakan hot hardness. Ketangguhan (toughness) dari pahat diperlukan, sehingga pahat tidak akan pecah atau retak terutama pada saat melakukan pemotongan dengan beban kejut. Ketahanan aus sangat dibutuhkan yaitu ketahanan pahat melakukan pemotongan tanpa terjadi keausan yang cepat.

Penentuan material pahat didasarkan pada jenis material benda kerja dan kondisi pemotongan (pengasaran, adanya beban kejut, penghalusan). Material pahat yang ada ialah baja karbon sampai dengan keramik dan intan. Sifat hot hardness dari beberapa material pahat ditunjukkan pada Gambar .12. Material pahat dari baja karbon (baja dengan kandungan karbon 1,05%) pada saat ini sudah jarang digunakan untuk proses pemesinan, karena bahan ini tidak tahan panas (melunak pada suhu 300-500 F). Baja karbon ini sekarang hanya digunakan untuk kikir, bilah gergaji, dan pahat tangan. Material pahat dari HSS (high speed steel) dapat dipilih jenis M atau T. Jenis M berarti pahat HSS yang mengandung unsur molibdenum, dan jenis T berarti pahat HSS yang mengandung unsur tungsten. Beberapa jenis HSS dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel .1 Jenis Pahat HSS

Jenis HSS Standart AISI

HSS Konvensional

Molibdenum HSS M1, M2, M7, M10

Tungsten HSS T1, T2

HSS Spesial

Cobald added HSS M33, M36, T4, T5, T6

High Vanadium HSS M3-1, M3-2, M4, T15

High Hardness Co HSS M41, M42, M43, M44, M45, M46

Cast HSS

Powdered HSS

Coated HSS

Pahat dari HSS biasanya dipilih jika pada proses pemesinan sering terjadi beban kejut, atau proses pemesinan yang sering dilakukan interupsi (terputus-putus). Hal tersebut misalnya membubut benda segi empat menjadi silinder, membubut bahan benda kerja hasil proses penuangan, dan membubut eksentris (proses pengasarannya).

Pahat dari karbida dibagi dalam dua kelompok tergantung penggunaannya. Bila digunakan untuk benda kerja besi tuang yang tidak liat dinamakan cast iron cutting grade . Pahat jenis ini diberi kode huruf K (atau C1 sampai C4) dan kode warna merah. Apabila digunakan untuk menyayat baja yang liat dinamakan steel cutting grade. Pahat jenis ini diberi kode huruf P (atau C5 sampai C8) dan kode warna biru. Selain kedua jenis tersebut ada pahat karbida yang diberi kode huruf M, dan kode warna kuning. Pahat karbida ini digunakan untuk menyayat berbagai jenis baja, besi tuang, dan nonferro yang mempunyai sifat mampu mesin yang baik. Contoh pahat karbida untuk menyayat berbagai bahan dapat dilihat pada Tabel .2.

Tabel .2 Contoh Penggolongan Pahat Jenis Karbida dan Penggunaannya

2. Pemilihan Mesin

Pertimbangan pemilihan mesin pada proses bubut adalah berdasarkan dimensi benda kerja yang yang akan dikerjakan. Ketika memilih mesin perlu dipertimbangkan kapasitas kerja mesin yang meliputi diameter maksimal benda kerja yang bisa dikerjakan oleh mesin, dan panjang benda kerja yang bisa dikerjakan. Ukuran mesin bubut diketahui dari diameter benda kerja maksimal yang bisa dikerjakan (swing over the bed) dan panjang meja mesin bubut (length of the bed). Panjang meja mesin bubut diukur jarak dari headstock sampai ujung meja. Sedangkan panjang maksimal benda kerja adalah panjang meja dikurangi jarak yang digunakan kepala tetap dan kepala lepas.

Beberapa jenis mesin bubut manual dengan satu pahat sampai dengan mesin bubut CNC dapat dipilih untuk proses pemesinan (lihat Lampiran 1). Pemilihan mesin bubut yang digunakan untuk proses pemesinan bisa juga dilakukan dengan cara memilih mesin yang ada di bengkel (workshop). Dengan pertimbangan awal diameter maksimal benda kerja yang bisa dikerjakan oleh mesin yang ada.

3. Pencekaman Benda Kerja

Setelah langkah pemilihan mesin tersebut di atas, dipilih juga alat dan cara pencekaman/pemasangan benda kerja. Pencekaman/pemegangan benda kerja pada mesin bubut bisa digunakan beberapa cara. Cara yang pertama adalah benda kerja tidak dicekam, tetapi menggunakan dua senter dan pembawa. Dalam hal ini, benda kerja harus ada lubang senternya di kedua sisi benda kerja, (lihatGambar .13).

Gambar .13 Benda kerja dipasang di antara dua senter

Cara kedua yaitu dengan menggunakan alat pencekam (Gambar .14). Alat pencekam

yang bisa digunakan sebagai berikut.

a. Collet, digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk silindris dengan ukuran sesuai diameter collet. Pencekaman dengan cara ini tidak akan meninggalkan bekas pada permukaan benda kerja.

b. Cekam rahang empat (untuk benda kerja tidak silindris). Alat pencekam ini masing-masing rahangnya bisa diatur sendiri-sendiri, sehingga mudah dalam mencekam benda kerja yang tidak silindris.

c. Cekam rahang tiga (untuk benda silindris). Alat pencekam ini tiga buah rahangnya bergerak bersama-sama menuju sumbu cekam apabila salah satu rahangnya digerakkan.

d. Face plate, digunakan untuk menjepit benda kerja pada suatu permukaan plat dengan baut pengikat yang dipasang pada alur T.

Pemilihan cara pencekaman tersebut di atas, sangat menentukan hasil proses bubut. Pemilihan alat pencekam yang tepat akan menghasilkan produk yang sesuai dengan kualitas geometris yang dituntut oleh gambar kerja. Misalnya apabila memilih cekam rahang tiga untuk mencekam benda kerja silindris yang relatif panjang, hendaknya digunakan juga senter jalan yang dipasang pada kepala lepas, agar benda kerja tidak tertekan, (lihat Gambar .15). Penggunaan cekam rahang tiga atau cekam rahang empat, apabila kurang hati-hati akan menyebabkan permukaan benda kerja terluka. Hal tersebut terjadi misalnya pada waktu proses bubut dengan kedalaman potong yang besar, karena gaya pencekaman tidak mampu menahan beban yang tinggi, sehingga benda kerja tergelincir atau selip. Hal ini perlu diperhatikan terutama pada proses finishing, proses pemotongan ulir, dan proses pembuatan alur.

Gambar .14 Alat pencekam/ pemegang benda kerja proses bubut

Beberapa contoh proses bubut, dengan cara pencekaman yang berbeda-beda dapat dilihat pada Gambar .16.

4. Penentuan Langkah Kerja

Langkah kerja dalam proses bubut meliputi persiapan bahan benda kerja, setting mesin, pemasangan pahat, penentuan jenis pemotongan (bubut lurus, permukaan, profil, alur, ulir), penentuan kondisi pemotongan, perhitungan waktu pemotongan, dan pemeriksaan hasil berdasarkan gambar kerja. Hal tersebut dikerjakan untuk setiap tahap (jenis pahat tertentu).

Gambar .15 Benda kerja yang relatif panjang dipegang oleh cekam rahang tiga dan didukung oleh senter putar

Gambar .16 Beberapa contoh proses bubut dengan cara pencekaman/pemegangan benda kerja yang berbeda-beda

Bahan benda kerja yang dipilih biasanya sudah ditentukan pada gambar kerja baik material maupun dimensi awal benda kerja. Penyiapan (setting) mesin dilakukan dengan cara memeriksa semua eretan mesin, putaran spindel, posisi kepala lepas, alat pencekam benda kerja, pemegangan pahat, dan posisi kepala lepas. Usahakan posisi sumbu kerja kepala tetap (spindel) dengan kepala lepas pada satu garis untuk pembubutan lurus, sehingga hasil pembubutan tidak tirus. Pemasangan pahat dilakukan dengan cara menjepit pahat pada rumah pahat (tool post). Usahakan bagian pahat yang menonjol tidak terlalu panjang, supaya tidak terjadi getaran pada pahat ketika proses pemotongan dilakukan. Posisi ujung pahat harus pada sumbu kerja mesin bubut, atau pada sumbu benda kerja yang dikerjakan. Posisi ujung pahat yang terlalu rendah tidak direkomendasi, karena menyebabkan benda kerja terangkat, dan proses pemotongan tidak efektif, (lihat Gambar .17).

Pahat bubut bisa dipasang pada tempat pahat tunggal, atau pada tempat pahat yang berisi empat buah pahat (quick change indexing square turret). Apabila pengerjaan pembubutan hanya memerlukan satu macam pahat lebih baik digunakan tempat pahat tunggal. Apabila pahat yang digunakan dalam proses pemesinan lebih dari satu, misalnya pahat rata, pahat alur, pahat ulir, maka sebaiknya digunakan tempat pahat yang bisa dipasang sampai empat pahat. Pengaturannya sekaligus sebelum proses pembubutan, sehingga proses penggantian pahat bisa dilakukan dengan cepat (quick change).

Gambar .17 Pemasangan pahat

5. Perencanaan Proses Membubut Lurus

Proses membubut lurus adalah menyayat benda kerja dengan gerak pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Perencanaan proses penyayatan benda kerja dilakukan dengan cara menentukan arah gerakan pahat, kemudian menghitung elemen dasar proses bubut sesuai dengan rumus 6.2. sampai dengan rumus 6.5. Contoh: Akan dibuat benda kerja dari bahan mild steel (ST. 37) seperti Gambar .19 berikut.

Gambar .18 Tempat pahat (tool post) : (a) untuk pahat tunggal, (b) untuk empat pahat

Gambar .19 Gambar benda kerja yang akan dibuat

Perencanaan proses bubut:

a. Material benda kerja: mild steel (ST. 37), dia. 34 mm 75 mm

b. Material pahat : HSS atau Pahat Karbida jenis P10, pahat kanan.

Dengan geometri pahat dan kondisi pemotongan dipilih dari Tabel 6.3. (Tabel yang direkomendasikan oleh produsen mesin bubut):

??= 8, ??= 14, v = 34 m/menit (HSS)

??= 5, ??= 0, v = 170 m/menit (Pahat karbida sisipan)

c. Mesin yang digunakan: mesin bubut dengan kapasitas diameter lebih dari

1 inchi.

d. Pencekam benda kerja: Cekam rahang tiga.

e. Benda kerja dikerjakan Bagian I terlebih dulu, kemudian dibalik untuk

mengerjakan Bagian II (Gambar .20).

Tabel .3 Penetuan Jenis Pahat, Geometri Pahat, v, dan f (EMCO)

f. Pemasangan pahat: Menggunakan tempat pahat tunggal (tool post) yang

tersedia di mesin, panjang ujung pahat dari tool post sekitar 10 sampai dengan

15 mm, sudut masuk Xr = 93.

g. Data untuk elemen dasar:

untuk pahat HSS : v = 34 m/menit; f = 0,1 mm/put., a = 2 mm.

untuk pahat karbida : v = 170 m/menit; f = 0,1 mm/put., a = 2 mm.

h. Bahan benda kerja telah disiapkan (panjang bahan sudah sesuai dengan

gambar), kedua permukaan telah dihaluskan.

i. Perhitungan elemen dasar berdasarkan rumus 6.2 6.5 dan gambar rencana

jalannya pahat sebagai berikut (perhitungan dilakukan dengan software

spreadshheet):

Keterangan:

1) Benda kerja dicekam pada Bagian II, sehingga bagian yang menonjol sekitar

50 mm.

2) Penyayatan dilakukan 2 kali dengan kedalaman potong a1 = 2 mm dan a2 =

2 mm. Pemotongan pertama sebagai pemotongan pengasaran (roughing) dan

pemotongan kedua sebagai pemotongan finishing.

Gambar .20 Gambar rencana pencekaman, penyayatan, dan lintasan pahat

3) Panjang pemotongan total adalah panjang benda kerja yang dipotong ditambah

panjang awalan (sekitar 5 mm) dan panjang lintasan keluar pahat (sama dengan

kedalaman potong). Gerakan pahat dijelaskan seperti Gambar .21.

a) Gerakan pahat dari titik 4 ke titik 1 adalah gerak maju dengan cepat (rapid)

b) Gerakan pahat dari titik 1 ke titik 2 adalah gerakan penyayatan dengan

f = 0,1 mm/putaran

c) Gerakan pahat dari titik 2 ke titik 3 adalah gerakan penyayatan dengan

f = 0,1 mm/putaran

d) Gerakan pahat dari titik 3 ke titik 4 adalah gerakan cepat (dikerjakan dengan

memutar eretan memanjang).

Setelah rencana jalannya pahat tersebut di atas kemudian dilakukan perhitungan

elemen dasar pemesinannya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel .4.

a. Perhitungan Elemen Dasar Proses Bubut (untuk Pahat HSS)

v = 34 mm/menit

f = 0,1 mm/putaran

a = 4mm

a1 = 2mm

a2 = 2mm

a3 = . . . mm

d0 = 34 mm

dm1 = 30 mm

dm2 = 26 mm

lt = 42 mm

Proses n (rpm) vf (mm/menit) tc (menit) Z (cm3/menit)

Bubut rata a1 338,38 33,84 1,24 6,80

Bubut rata a2 386,72 38,67 1,09 6,80

Gambar .21 Gambar rencana gerakan dan lintasan pahat

b. Perhitungan Elemen Dasar Proses Bubut (untuk Pahat Karbida P10)

v = 170 mm/menit

f = 0,1 mm/putaran

a = 4mm

a1 = 2mm

a2 = 2mm

a3 = . . . mm

d0 = 34 mm

dm1 = 30 mm

dm2 = 26 mm

lt = 42 mm

Tabel .4 Hasil Perhitungan Elemen Dasar Pemesinan Bagian I

Proses n (rpm) vf (mm/menit) tc (menit) Z (cm3/menit)

Bubut rata a1 1.691,88 169,19 0,25 34,00

Bubut rata a2 1.933,58 193,36 0,22 34,00

Bagian II:

Benda kerja dibalik, sehingga bagian I menjadi bagian yang dicekam seperti

terlihat pada Gambar .22. Lintasan pahat sama dengan lintasan pahat pada

Gambar .21 hanya panjang penyayatannya berbeda, yaitu (50 + 5 + 2) mm.

Gambar .22 Gambar rencana pencekaman, penyayatan, dan lintasan pahat

Hasil perhitungan elemen dasar pemesinan dapat dilihat pada Tabel .5 berikut ini.

Perhitungan elemen dasar proses bubut (untuk pahat HSS)

v = 34 mm/menit

f = 0,1 mm/putaran

a = 2mm

a1 = . . . mm

a2 = . . . mm

a3 = 2mm

d0 = 34 mm

dm1 = 30 mm

dm2 = . . . mm

lt = 57 mm

Proses n (rpm) vf (mm/menit) tc (menit) Z (cm3/menit)

Bubut rata a3 338,38 33,84 1,68 6,80

Perhitungan elemen dasar proses bubut (untuk pahat Karbida)

v = 170 mm/menit

f = 0,1 mm/putaran

a = 2mm

a1 = . . . mm

a2 = . . . mm

a3 = 2mm

d0 = 34 mm

dm1 = 30 mm

dm2 = . . . mm

lt = 57 mm

Tabel 6.5 Hasil Perhitungan Eleman Dasar Pemesinan Bagian II

Proses n (rpm) vf (mm/menit) tc (menit) Z (cm3/menit)

Bubut rata a3 1.691,88 169,19 0,34 34,00

Catatan :

1) Pada praktiknya parameter pemotongan terutama putaran spindel (n) dipilih dari putaran spindel yang tersedia di mesin bubut tidak seperti hasil perhitungan dengan rumus di atas. Kalau putaran spindel hasil perhitungan tidak ada yang sama (hampir sama) dengan tabel putaran spindel di mesin sebaiknya dipilih putaran spindel di bawah putaran spindel hasil perhitungan.

2) Apabila parameter pemotongan n diubah, maka elemen dasar pemesinan yang lain juga berubah.

3) Waktu yang diperlukan untuk membuat benda kerja jadi bukanlah jumlah waktu pemotongan (tc) keseluruhan dari tabel perhitungan di atas (Tabel 6.4 dan Tabel 6.5). Waktu pembuatan benda kerja harus ditambah waktu nonproduktif yaitu:

a) waktu penyiapan mesin/pahat

b) waktu penyiapan bahan benda kerja (dengan mesin gergaji, dan mesin bubut yang disetel khusus untuk membuat bahan benda kerja)

c) waktu pemasangan benda kerja

d) waktu pengecekan ukuran benda kerja

e) waktu yang diperlukan pahat untuk mundur (retract)

f) waktu yang diperlukan untuk melepas benda kerja

g) waktu yang diperlukan untuk mengantarkan benda kerja (dari bagian penyiapan benda kerja ke mesin).

4) Tidak ada rumus baku untuk menentukan waktu nonproduktif. Waktu nonproduktif diperoleh dengan mencatat waktu yang diperlukan untuk masing-masing waktu nonproduktif tersebut.

5) Untuk benda kerja tunggal waktu penyelesaian benda kerja lebih lama dari pada pembuatan massal (waktu rata-rata per produk), karena waktu penyiapan mesin tidak dilakukan untuk setiap benda kerja yang dikerjakan.

6) Untuk proses bubut rata dalam, perhitungan elemen dasar pada prinsipnya sama dengan bubut luar, tetapi pada bubut dalam diameter awal (d0) lebih kecil dari pada diameter akhir (dm).

7) Apabila diinginkan pencekaman hanya sekali tanpa membalik benda kerja, maka bahan benda kerja dibuat lebih panjang sekitar 30 mm. Akan tetapi hal tersebut akan menyebabkan pemborosan bahan benda kerja jikamembuat benda kerja dalam jumlah banyak.

8) Apabila benda kerja dikerjakan dengan dua senter (setting seperti Gambar .13), maka benda kerja harus diberi lubang senter pada kedua ujungnya. Dengan demikian waktu ditambah dengan waktu pembuatan lubang senter.

9) Pahat karbida lebih produktif dari pada pahat HSS.

6. Perencanaan Proses Membubut Tirus

Benda kerja berbentuk tirus (taper) dihasilkan pada proses bubut apabila gerakan pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Cara membuat benda tirus ada beberapa macam, seperti dijelaskan berikut ini.

a. Dengan memiringkan eretan atas pada sudut tertentu (Gambar .23), gerakan pahat (pemakanan) dilakukan secara manual (memutar handle eretan atas).

b. Pengerjaan dengan cara ini memakan waktu cukup lama, karena gerakan pahat kembali relatif lama (ulir eretan atas kisarnya lebih kecil dari pada ulir transportir).

c. Dengan alat bantu tirus (taper attachment), pembuatan tirus dengan alat ini adalah untuk benda yang memiliki sudut tirus relatif kecil (sudut sampai dengan 9). Pembuatan tirus lebih cepat karena gerakan pemakanan (feeding) bisa dilakukan otomatis (Gambar .24).

d. Dengan menggeser kepala lepas (tail stock), dengan cara ini proses pembubutan tirus dilakukan sama dengan proses membubut lurus dengan bantuan dua senter. Benda kerja tirus terbentuk karena sumbu kepala lepas tidak sejajar dengan sumbu kepala tetap (Gambar .25). Untuk cara ini sebaiknya hanya untuk sudut tirus yang sangat kecil, karena apabila sudut tirus besar bisa merusak senter jalan yang dipasang pada kepala lepas.

Gambar .24 Proses membubut tirus luar dengan bantuan alat bantu tirus (taper attachment)

Gambar .23 Proses membubut tirus luar dan tirus dalam dengan memiringkan eretan atas, gerakan penyayatan ditunjukkan oleh anak panah

Gambar .26 Gambar benda kerja tirus dan notasi yang digunakan

Perhitungan pergeseran kepala lepas pada pembubutan tirus dijelaskan dengan gambar dan rumus berikut. Pergeseran kepala lepas (x) pada Gambar .26 di atas dapat dihitung dengan rumus:

x = 2

D d

l

-?L . . . (6.6)

Di mana:

D = diameter mayor (terbesar) (mm)

d = diameter minor (terkecil) (mm)

l = panjang bagian tirus (mm)

L = panjang benda kerja seluruhnya (mm)

BERANDAkris aji setiawanTop of Form

Bottom of Form HOME BUSINESS DOWNLOADS PARENT CATEGORY FEATURED HEALTH UNCATEGORIZEDMateri Mesin Bubut06.03No commentsMateri Mesin Bubut

Mesin BubutTEORI BUBUT1. PengertianBubut (turning) adalah suatu proses permesinan dengan cara menghilangkan/pengambilan tatal dari bahan/benda kerja, dimana pahat memotong benda kerja yang berputar.

2. Mesin BubutBagian-bagian terpenting pada mesin bubut :1.Kepala tetap dengan kotak roda gigi9.Eretan melintang

2.Kotak roda gigi ulir10.Pemutar eretan melintang

3.Pelat cekam11.Eretan atas

4.Alas12.Pemutar eretan atas

5.Sumbu pembawa untuk ulir13.Pempat pahat

6.Sumbu pembawa untuk pemotongan14.Kepala lepas

7.Eretan15.Pemutar kepala atas.

8.Roda pemutar eretan

2.1 Gambar Perlengkapan Mesin Bubut

2.1.1 KoletKolet adalah alat yang presisi sekali dan sudah dikeraskan yang berfungsi sebagai pemegang benda-benda kerja bulat dan teliti.Rumah kolet dan lolet itu sendiri harus bersih sebelum digunakan.Selama bekerja dengan kolet, cincin pengikat harus dipasang pada leher poros.Kolet yang cocok harus dipilih sesuaidengan diameter benda kerja.Diameter benda kerja tidak akan pernah dilebihkecilkan daripada 0,10 mm dari diameter kolet.Jika benda kerja yang diameternya tidak cocok, maka kolet akan rusak.Jika kita mempunyai kolet yang tidak cocok untuk benda kerja, maka benda kerja dijepit dengan pelat cekam.3. Gerakan-gerakan dalam membubut3.1 Gerakan berputarKecepatan putar benda kerja digerakkan pada pahat, dan disebutkecepatan potong.3.2 Gerakan memanjangJika pemotongan itu arahnya sejajar dengan sumbu benda kerja, gerakan ini disebutgerakan memanjangataupemakanan.3.3 Gerakan melintangJika pemotongan itu arahnya tegak lurus terhadap sumbu benda kerja, maka disebutgerakan melintangataupemotongan permukaan(facing).4. Perputaran dan Pemakaian dalam membubutKecepatan potong dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : ukuran bahan yang dikerjakan ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x kecepatan pemakanan) tingkat kehalusan yang diinginkan bahan pahat yang digunakan bentuk pahat pencekaman/penjepitan benda kerja macam dan keadaan mesin bubutPada pemotongan kasar harus digunakan putaran mesin yang rendah (lambat) dan kecepatan pemakanan yang besar (cepat) maka hasilnya akan baik.Pada pemotongan dengan tingkat penyelesaian halus digunakan putaran mesin yang tinggi dan kecepatan pemakanan yang lambat.5. Kecepatan potongKecepatan putar benda kerja ditunjukkan pada suatu titik yang berputar dalam satuan waktu.Jika benda kerja dengan garis tengah d1membuat 1 putaran tiap menit, maka panjang tatal (beram) yang terpotong dalam 1 menit adalah d x= keliling.Jika benda kerja berputar lebih dari 1 putaran dalam 1 menit, misalnya n putaran, maka panjang tatal yang terpotong dalam 1 menit adalah =d xx n.Panjang tatal ini diukur dalam satuan meter tiap menit dan disebut dengankecepatan potong.Makin besar garis tengah benda kerja, maka makin panjang perbandingan tatal yang dibentuk. Kita liha, bahwa kecepatan potong itu dipengaruhi langsung oleh besarnya garis tengah benda kerja dan banyaknya putaran tiap menit.Banyaknya putaran tiap menit = r.p.m (rotasi per menit)Pada gambar-gambar teknik, ukuran garis tengah itu dinyatakan dalam mm, tetapi kecepatan potong dalam membubut dinyatakan dalam m/menit. Olehnya itu kita harus membaginya dengan 1000 untuk memperoleh satuan meter.

maka putaran didapatkan dengan rumus :

Kecepatan potong ini dipersiapkan untuk pemotongan secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-putus degnan jumlah waktu 1 jam tanpa mempertajam (mengasah) pahat potongnya.Waktu 1 jam ini relatif, karena kadang-kadang kurang, kadang-kadang lebih dari 1 jam (secara praktis).Contoh:Bahan yang akan dikerjakan adalah St.37 dengan kecepatan potong = 20-25 m/menit ; V = 20 m/menit, artinya bahan ini dikerjakan dengan pahat potong HSS yang dipersiapkan untuk pemotongan secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-putus dengan jumlah waktu 1 jam, tanpa mengasah pahatnya kembali.Semakin naik kecepatan potong (untuk bahan yang sama), maka semakin berkurang umur pahatnya, dan semakin turun kecepatan potongnya maka semakin bertambah umurnya tetapi permukaan benda kerja kasar (perhatikan grafik)Perlu diingat :Untuk mengerjakan benda kerja di mesin bubut, tidak hanya kecepatan potong saja yang mempengaruhi, tetapi harus diperhatikan kecepatan pemakanan dan sudut-sudut pahatnya harus tepat untuk bahan yang dikerjakan serta proses pendinginannya (air pendingin).6. Pahat bubutBerdasarkan arah pemakanannya, pahat bubut terbagi atas :-pahat kanan, bila pahat dipegang pada permukaannya menghadap pekerja dengan ujung menunjuk ke bawah dan ujung potong berada di sebelah kanan atau memotong dari arah kanan ke kiri-pahat kiri, memotong dari arah kiri ke kanan

Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, pahat bubut terbagi atas :-pahat kasar-pahat halus (penyelesaian)-pahat sisi-pahat potong-pahat alur-pahat ulir (ulir luar dan dalam)Berdasarkan kedudukan dari bentuk kepala potongnya terhadap poros dari pahat, maka pahat bubut terbagi atas :6.1 Gambar Penggunaan/Pemakaian Pahat-pahat Bubut6.2 Sudut-sudut pahat bubutSudut-sudut pahat bubut tergantung dari bahan benda kerja dan bahan pahat itu sendiri.Pahat-pahat tersebut mungkin dibuat dari baja perkakas, baja kecepatan tinggi atau carbide. Pahat yang terbuat dari baja kecepatan tinggi sangat keras (liat) dan tahan panas sampai 600oC. Pahat jenis ini umum digunakan karena dapat melayani hampir semua keperluan.Pahat-pahat bubut mempunyai kesamaan patokan bentuk seperti pada pahat-pahat lainnya, misalnya pada bentuk bidang baji.

6.3 Sudut-sudut pahat dari bahan baja kecepatan tinggiUntuk kuningan, perunggu, bahan yang rapuh dan keras.Untuk bahan lunak dan aluminium murni.Untuk perunggu liat dan lunakUntuk baja tuang yang berkualitas 34 - 50 kg/mm2Untuk baja tuang yang berkualitas 50 - 70 kg/mm2Untuk baja tuang yang berkualitas lebih dari 70 kg/mm2, seperti kuningan merah dan perunggu6.4 Mengatur letak tinggi pahat bubutLetak ujung sisi pemotong pahat harus disesuaikan tepat pada gerakan sumbu benda kerja.Jikaletak pahat di atas sumbu, maka garis sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut lebih besar dan sudut bebasnya berkurang.Akibatnya pahat akan melentur dan sisi depan bagian bawah akan masuk lebih dalam pada benda kerja.Jika letak pahat di bawah sumbu, maka besarnya sudut antara garis sumbu dan sudut tatal akan berkurang, dan sudut bebasnya menjadi besar.Kedudukan pahat yang demikian akan mengakibatkan benda kerja rusak dan terangkat.Untukmenghindari getaran pada pahat, maka pahat harus diikat sependek mungkin pada tempat pahat.Mengatur tinggi rendahnya pahat ialah dengan keping baja yang berbentuk cekung. Kedudukan pahat harus rata, sejajar dengan tempat pahat.

7. KetirusanKetirusan digunakan untuk bermacam-macam keguanaan di bengkel, misalnya untuk pengikatan dansealing. Pada penggunaan yang umum ketirusan ini sudah dinormalisasikan.Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara :1. Membubut tirus dengan eretan atas2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas3. Membubut tirus dengan perlengkapan pembubutan tirus7.1 Mengatur eretan atas dengan skala derajatEretan atas harus diatur searah dengan arah ketirusan yang akan dibuat. Eretan atas digerakkan dari posisi nol pada skala sampai menunjukkan setengah dari sudut ketirusan (/2) dan dikencangkan dengan baut.7.2 Mengatur eretan atas dengan pemeriksa tirusPemeriksa tirus dapat digunakan sebagai bahan dasar pengaturan eretan atas.Dial indicatorditempatkan pada ereta atas dan ujungdialdisentuhkan pada sepanjang sisi pemeriksa tirus.Pengaturan yang benar adalah biladialnya tidak menunjukkan perbedaan.7.3 Mengatur sudutUntuk operasi pembubutan, pengaturan sudutnya adalah sudut dari kemiringan atau setengah dari sudut ketirusannya (/2).Sudut (/2) adalah = tg (/2) =Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookPosting Lebih BaruPosting LamaBeranda0 komentar:Poskan KomentarLangganan:Poskan Komentar (Atom)SOCIAL PROFILES

Popular Tags Blog Archives

OchaSuka SukaPOPULAR POSTS Materi Mesin BubutMateri Mesin Bubut Mesin Bubut TEORI BUBUT 1. Pengertian Bubut ( turning ) adalah suatu proses perme... Pengertian Mesin BorPengertian Mesin Bor A.DEFINISI MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pe... CARA MEMBUBUTCARA MEMEBUBUT PROSES MEMBUBUT A.Membubut Permukaan Membubut Permukaan harus memperhatikan hal berikut 1.Jangan terlalu ... PENGERTIAN LAS LISTRIKPENGERTIAN LAS LISTRIK LAS LISTRIK Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala bus... Kode-Kode program CNCkode kode program mesin CNC Kode Standar Mesin CNC Mesin CNC hanya dapat membaca kode standar yang telah disepakati oleh industri ya... 9 Mobil Tercepat di Dunia1. Ferrari F12 Berlinetta Ferari F12 Berlinetta Mobil Ferrari bermesin V12 ini diklaim mampu mencapai 0 100 km/jam hanya dalam 3,1 det... MESIN SKRAPMESIN SKRAP 1. Pengertian Mesin Skap Mesin skrap adalah mesin dengan pahat pemotong ulak-alik, dari jenis pahat mesin bubut, yang me... avril lavigneLIRI LAGU AVRIL LAVIGNE Alone American Idiot (Greenday Cover) And I Angry Nerd Rock Anything But Ordinary Any... MESIN FRAISMesin Frais MesinFrais Mesin frais adalah sejenis mesin perkakas untuk mengerjakan peralatan mesin dari logam dengan ... 10 Fakta Unik Tentang Perseteruan FC Barcelona dan Real Madrid10 Fakta Unik Tentang Perseteruan FC Barcelona dan Real Madrid Expomedia - El Clasico (bahasa Inggris: The Classic), juga dikenal seba...LINKS BerandaDiberdayakan olehBlogger.MENGENAI SAYA

KRISAJI SETIAWANLIHAT PROFIL LENGKAPKUARSIP BLOG 2013(17) April(2) Maret(14) etos kerja korean style rambut GADGET NARUTO 6 teknologi canggih Perkembangan Sejarah Komputer 10 Fakta Unik Tentang Perseteruan FC Barcelona dan... misteri Wah, Ternyata Alien dan Militer AS Sudah L... 9 Mobil Tercepat di Dunia PENGERTIAN LAS LISTRIK MESIN SKRAP Pengertian Mesin Bor MESIN FRAIS Materi Mesin Bubut avril lavigne Februari(1)

BLOGGER TEMPLATES

Free Blog Content ABOUT

Copyright 2014kris aji setiawan| Powered byBloggerDesign byNewWpThemes| Blogger Theme byLasantha-Premium Blogger ThemesVirtual Servers

Technical Engineering BerandaTop of Form

Bottom of Form

BlogrollBlogger newsAboutSelamat datang di blog saya dan selamat membaca artikel !!! Mengenai Saya

Muhamad PrabowoLihat profil lengkapkuArchives 2013(12) Juni(8) Maret(1) Februari(1) Januari(2) Pengertian Mesin Skrap Pengertian Mesin BubutListen "Bruno Mars~Grenade"

free musicat divine-music.info

Follow !!Pengertian Mesin BubutDiposkan olehMuhamad Prabowo|undefinedundefinedundefined

MESIN BUBUT

Mesin Bubutadalah suatuMesin perkakasyang digunakan untuk memotong benda yang diputar.Bubutsendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secaratranslasisejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.Roda gigipenukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dariulir metrikkeulir inci.

Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya.Prinsip kerja mesin bubut

Mesin bubut yang menggunakan sabuk diHagley MuseumPoros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutarroda gigipada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

Bagian-bagian mesin bubutMesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukanpahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal darimotor listrikuntuk memutar pulley melalui sabuk.JENIS-JENIS MESIN BUBUT1. Mesin Bubut Universal2. Mesin Bubut Khusus3. Mesin Bubut Konvensional4. Mesin Bubut dengan Komputer (CNC)

Jenis pengerjaan pada mesin bubut antara lain:* membubut lurusPada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar ini pada benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah melintang.* membubut tirusDapat dilakukan dengan 3 cara :1. dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang2. denganmenggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)3. dengan memasang perkakas pembentuk* membubut eksentrisBila garis hati dari dua / lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda kerja itu di sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.* membubut aluruntuk pengerjaan membubut alur di pergunakan pahat bubut pengalur dan jenisnya ada yang lurus, bengkok, berjenjang ke kanan / ke kiri.* memotong benda kerjaPemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang di jepit diantara senter-senter tidak boleh putus karena dapat melentur dan menghimpit pahat.* mengebor pada mesin bubutpembuatan lubang senter pada mesin bubut ada 2 cara, yakni benda kerja yang berputar dan senter yang berputar* membubut dalamUntuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam, caranya tidak jauh berbeda dengan membubut lurus. Pahatnya punya bentuk tersendiri* membubut profilUntuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat bubut tidak terlalu tebal sehingga umur pemakaiannya pendek.* mengkartelAdalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang tersedia. Kartel dipasang pada rumah pahat dan kedudukannya harus setinggi senter. Kerja kartel ini adalah menekan benda kerja bukan menyayat seperti pahat bubut.* membubut ulir sekrupUntuk membuat ulir sekrap dengan mesin bubut digunakan pahat khusus yang berbentuk seperti : pahat ulir, segitiga, segi empat, trapesium, bulat dan jenis khusus lainnya. Untuk memeriksa pahat ulir,digunakan mal ulir.Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam antara lain :

Pembubutan Pengeboran Pengerjaan tepi Penguliran Pembubutan tirus Penggurdian Meluaskan lubang

a.Pembubutan SilindrisBenda disangga diantara kedua pusatnya. Hal ini ditunjukkan pada gambar :

Gambar 1. Operasi pembubutan : A. Pahat mata tunggal dalam operasi pembubutan B. Memotong tepi.

b.Pengerjaan Tepi (Facing)Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam seperti gambar 2B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.

c.Pembubutan TirusTerdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial. Penggolongan berikut yang umum digunakan :

1.Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).2.Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).3.Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm (5,000%),tetapi diameternya berbeda.4.Pena tirus.Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).

d.Memotong UlirBiasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar 7. memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.

Gambar 2. Proses Penguliran Diposkan olehMuhamad PrabowoKirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook2 KOMENTAR:

mesinpedia.commengatakan...info mesin bubut sangat dibutuhkan23 AGUSTUS 2013 19.55Irvan inormengatakan...ARTIKELNYA MANTAP GAN ... POSTINGNYA DITAMBAH LAGI DONK...MAKASIH YA GAN... OIYA.. SOB YANG PENGEN ARTIKEL UNIK DANFOTO FOTO TERUPDATE ..TINGGAL KLIK SALAH SATU AJA YA SOB...

BRA PALING UNIK DI DUNIAKOLEKSI FOTO HOT LUNA MAYA GA PORNOFOTO FOTO ARTIS SALAH SYUTINGFOTO FOTO HEBOH ARTIS INDONESIACIRI CIRI CEWEK KALO MAU ML

RAHASIA WANITA YANG HYPERCARA AGAR WANITA CEPAT ORGASMEFESTIVAL JERUK DI AMERIKAFOTO FENOMENA ALAMFOTO - FOTO ARTIS INDONESIA SEKSI

KAPAL LAUT TERBESAR DI DUNIABINATANG TERMAHAL DI DUNIAFOTO ARTIS KOREA CANTIKKEJADIAN KEJADIAN ANEH DI DUNIAFESTIVAL BIR DI RUSIA

FOTO PESAWAT TERBESAR DI DUNIA10 PANTUN2 GOMBALFOTO HOT JULIA PEREZ10 TITIK RAHASIA WANITA10 PESAWAT TEMPUR TERCANGGIH DI DUNIA

FOTO - FOTO ABG JAMAN SEKARANGFOTO TANTE TANTE NARSIS10 CIRI - CIRI WANITA SELINGKUH7 TEMPAT SENSITIF WANITATEMPAT2 TERINDAH DIDUNIA2 JANUARI 2014 18.14POSKAN KOMENTARPosting Lebih BaruBeranda Pengertian Mesin BubutMESIN BUBUT Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri mer... Pengertian Mesin SkrapMesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yak... KOMPONEN - KOMPONEN MESIN DAN FUNGSINYAKOMPONEN - KOMPONEN MESIN DAN FUNGSINYA Mesin terdapat beberapa komponen : 1. Blok silinder (Cylinder Block) fungsi : sebagai... SOAL DAN PEMBAHASAN MESIN FRAIS (X PM 1) Soal dan Pembahasan MESIN FRAIS 1. 1 Bagian A pada mesin Frais berguna untuk ? ... Pengertian Motor BakarPengertian Motor Bakar Motor bakar adalah suatu perangkat/mesin yang mengubah energi termal/panas menjadi energi mekanik. Energi in... Pengertian turbin GasTurbin gas adalah sebuah mesin panas pembakaran dalam, proses kerjanya seperti motor bakar yaitu udara atmosfer diisap masuk kompresor dan ... Klasifikasi Turbin UapKlasifikasi Turbin Uap Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori yang berbeda-beda, tergantung dari konstruksi, panas... Turbin ImpulsA. Turbin Impuls atau Turbin Tekanan Sama A.1. Turbin pelton Prinsip dari turbin impuls sudah dijelaskan pada kincir air. Turbinimpus... Turbin reaksi dan perbandingan karakteristikB. Turbin Reaksi atau Turbin Tekan Lebih B.1. Turbin Francis Turbin francis adalah termasuk turbin jenis ini [gambar 21.9]. Konstru... Perbedaan Turbin Uap dengan Mesin UapPerbedaan Turbin Uap dengan Mesin Uap Mesin Uap Di dalam mesin uap pengubahan tenaga didasarkan atas tekanan uap. Tekanan uap ini...You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "FeedsPosKomentar BerandaDiberdayakan olehBlogger. BerandaFollow by EmailTop of Form

Bottom of FormCopyright 2011 Technical Engineering.All rights reserved. Powered byBloggerLuggage,Live In Las Vegas,Las Vegas Recreation,Free SharePoint hosting.Mesin Bubut Dan KegunaanCreated Bysuryo sulistyodiSenin, Maret 05, 2012Label:mesin,teknologi

Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya.

Mesin bubut kecilMesin Bubutadalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

Prinsip kerja mesin bubut

Mesin bubut yang menggunakan sabuk di Hagley MuseumPoros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.Bagian-bagian mesin bubutMesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.Jenis-jenis Mesin Bubut1. Mesin Bubut Universal2. Mesin Bubut Khusus3. Mesin Bubut Konvensional4. Mesin Bubut dengan Komputer (CNC)

Read more:http://55tbo.blogspot.com/2012/03/mesin-bubut-dan-kegunaan.html#ixzz2qxEHMkaa