85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: SITI ISTIQOMAH NIM X 7108754 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Tematik Sd Afektif Kls 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skripsi PTK Tematik SD Kelas 3

Citation preview

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user i

    PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA

    MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

    PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN

    KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

    TAHUN PELAJARAN 2009/2010

    SKRIPSI

    Oleh:

    SITI ISTIQOMAH

    NIM X 7108754

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user ii

    PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA

    MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

    PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN

    KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

    TAHUN PELAJARAN 2009/2010

    Oleh:

    SITI ISTIQOMAH

    NIM X 7108754

    SKRIPSI

    Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

    Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Jurusan Ilmu Pendidikan

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user iii

    PERSETUJUAN

    Skripsi dengan judul PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI

    PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II

    BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

    TAHUN PELAJARAN 2009/2010

    Oleh :

    Nama : SITI ISTIQOMAH

    NIM : X7108754

    Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Hari :

    Tanggal :

    OLEH:

    Pembimbing I

    Drs. Suharno, M.Pd.

    NIP. 19521129 198003 1 001

    Pembimbing II

    Drs. Samidi, M.Pd.

    NIP. 19511108 198803 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user iv

    PENGESAHAN

    Skripsi dengan judul PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI

    PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II

    BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

    TAHUN PELAJARAN 2009/2010

    Oleh :

    Nama : SITI ISTIQOMAH

    NIM : X7108754

    Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

    persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

    Hari : Senin

    Tanggal : 4 Juli 2011

    Tim Penguji Skripsi :

    Nama Terang Tanda Tangan

    Ketua : Drs. Kartono, M.Pd. ...............................................

    Sekretaris : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. ...............................................

    Anggota I : Drs. Suharno, M.Pd. ...............................................

    Anggota II : Drs. Samidi, M.Pd. ...............................................

    Disahkan oleh

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sebelas Maret

    Dekan

    Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

    NIP.19600727 198702 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user v

    ABSTRAK

    Siti Istiqomah. NIM X7108754. PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWAMELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

    Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aspeki afektif siswa melalui pembelajaran tematik pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalan.

    Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri II Bakalan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.

    Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari observasi terhadap aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I menunjukkan adanya peningkatan aspek afektif siswa meskipun hanya mencapai 66 di pertemuan ke-1, 71 di pertemuan ke-2, dan 74 di pertemuan ke-3, jika dirata-rata menjadi 70. Namun pada siklus II aspek afektif siswa sudah mengalami peningkatan yaitu mencapai 72 di pertemuan ke-1, 76 di pertemuan ke-2, dan 81 di pertemuan ke-3, jika dirata-rata menjadi 76. Perkembangan rata-rata nilaipsikomotorik siswa dari siklus I sampai siklus II menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada siklus I 64 dan pada siklus II 73. Hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan yaitu pada siklus I 72,17 dan pada siklus II naik menjadi 78,83. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes siklus I 73% siswa dan pada tes siklus II 93% siswa tuntas.

    Secara keseluruhan aspek afektif siswa naik, dari kondisi awal 48 setelah melalui dua siklus menjadi 76. Maka mengalami peningkatan sebesar 28. Dengan demikian dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa pembelajaran temaik dapat meningkatkan aspek afektif siswa pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalantahun pelajaran 2009/ 2010.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user vi

    ABSTRACT

    Siti Istiqomah. NIM X7108754.THE IMPROVEMENT OF THE STUDENTS AFFECTIVE ASPECT USING THEMATIC LEARNING IN III GRADERSOF SD NEGERI II BAKALAN OF PURWANTORO SUBDISTRICS OFWONOGIRI REGENCY IN THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Thesis.Surakarta.Teacher Training and Education Faculty.Surakarta Sebelas Maret University, July 2011.

    The purposes of this classroom action research are to improve the students affective aspect using thematic learning in III graders of SD Negeri II Bakalan.

    This study belongs to a classroom action research consisting of two cycles, each of which consist of 3 meetings. Each cycles included four stages: planning, acting, observing and reflecting. The subject of research was the IIIgraders of SD Negeri II Bakalan. Techniques of collecting data used were documentation and observation. Technique of analyzing data used was an interactive model analysis consisting of three analysis components: data reduction, data display and conclusion drawing or verification.

    Based on the observation of student activities, it can be concluded that: the implementation of students affective aspect in the first cycle just reaches 66 in the first meeting, 71 in the second meeting and 74 in the third one, or 70 in average. But, in the second cycle the students affective aspect had increased 72 in the first meeting, 76 in the second meeting and 81 in the third one, or 76 in average. From the result of psychomotor observation, the mean value obtaines is 64 in cycle I and 73 in cycle II. The increase in the mean value of class in the cycle I of 72,17 and cycle II of 78,83. For the students who pass the learning successfully with Minimum Passing Criteria (KKM) of 60, in the cycle I 73% and cycle II 93% students have passed the learning successfully.

    In all aspects, it can be said that the students affective aspect increases from 48 in earlier condition up to 76 after having two cycles, therefore it is increasing for 28. Finally, it can be concluded that thematic learning can increase students affective aspect in III graders of SD Negeri II Bakalan, in the school year of 2009/ 2010.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user vii

    MOTTO

    Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

    dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat

    ( Terjemahan QS.Al Mujaadilah:11)

    Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita baru yakin

    kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

    ( Evelyn Underhill )

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user viii

    PERSEMBAHAN

    Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

    Ibu ( Suratni ) dan ayahku ( Jaeran, S.Pd, M.Pd) tercinta, Saudara-saudaraku,

    Sahabat-sahabatku semua dalam kebersamaan perjuangan,

    Semoga kita istiqomah di jalan panjang ini.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah dzat yang esa atas limpahan

    rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini

    guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan,

    yang berjudul Peningkatan Aspek Afektif Siswa Melalui Pembelajaran Tematik

    Pada Siswa Kelas III SD Negeri II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten

    Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010.

    Selama penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

    dari berbagai pihak. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas keguruan

    dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    3. Drs. Kartono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    4. Drs. Suharno, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Drs. Samidi, M.Pd., Dosen

    Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan

    kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan.

    5. Gudel Saino, S.Pd, M.Pd., Kepala SD Negeri II Bakalan yang telah

    memberikan izin tempat dalam penelitian, beserta para tenaga guru dan

    karyawan yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.

    6. Siswa-siswi kelas III SD Negeri II Bakalan Tahun Pelajaran 2009/2010

    yang menjadi subyek dalam penelitian dan telah membantu dalam

    memperoleh data dalam penelitian ini.

    7. Dosen-dosen PGSD yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan

    kepada peneliti.

    8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral maupun material.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user x

    9. Sahabat-sahabat mahasiswa PGSD yang telah membantu peneliti selama

    menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

    10. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak mungkin peneliti

    sebutkan satu persatu.

    Semoga amal kebaikan semuanya mendapat balasan kebaikan yang

    berlipat dari Allah SWT.

    Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang jauh

    dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun

    sangat kami harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

    Surakarta, Juli 2011

    Peneliti

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xi

    DAFTAR ISI

    JUDUL ................................................................................................. i

    PENGAJUAN SKRIPSI ....................................................................... ii

    PERSETUJUAN ................................................................................... iii

    PENGESAHAN .................................................................................... iv

    ABSTRAK ........................................................................................... v

    ABSTRACT ......................................................................................... vi

    MOTTO ................................................................................................ vii

    PERSEMBAHAN ................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR .......................................................................... ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................ xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

    B. Perumusan Masalah ................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 5

    A. Kajian Pustaka ........................................................................... 5

    1. Tinjauan tentang Aspek Afektif ........................................... 5

    a. Pengertian Aspek Afektif ............................................... 6

    b. Karakteristik Aspek Afektif ........................................... 7

    2. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik .............................. 8

    a. Konsep dan Makna Pembelajaran .................................. 8

    b. Hakikat Pembelajaran Tematik ...................................... 10

    B. Penelitian yang Relevan ............................................................. 17

    C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 19

    D. Hipotesis ................................................................................... 15

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xii

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 20

    A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 22

    B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................... 24

    C. Subjek Penelitian ....................................................................... 24

    D. Sumber Data .............................................................................. 24

    E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 25

    F. Validitas Data ............................................................................ 26

    G. Teknik Analisis Data ................................................................. 27

    H. Indikator Kinerja ....................................................................... 29

    I. Prosedur Penelitian .................................................................... 29

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 37

    A. HASIL PENELITIAN ............................................................... 37

    1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 37

    2. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................... 37

    3. Hasil Penelitian .................................................................... 39

    B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .................................... 61

    BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 66

    A. Simpulan ................................................................................... 66

    B. Implikasi ................................................................................... 66

    C. Saran ......................................................................................... 68

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 70

    LAMPIRAN ......................................................................................... 72

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Jadwal Penelitian ................................................................ 21

    Tabel 2 Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan ................................ 38

    Tabel 3 Observasi Afektif Siswa Siklus I ......................................... 46

    Tabel 4 Observasi Guru Siklus I ...................................................... 48

    Tabel 5 Observasi Afektif Siswa Siklus II ....................................... 57

    Tabel 6 Observasi Guru Siklus II ..................................................... 59

    Tabel 7 Perkembangan Observasi Afektif Siswa .............................. 63

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Bagan Kerangka Berfikir .................................................... 19

    Gambar 2 Bagan Siklus PTK .............................................................. 22

    Gambar 3 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif ........ 27

    Gambar 4 Grafik Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan ..................... 38

    Gambar 5 Jaring-jaring Indikator Tematik Model Webbed .................. 40

    Gambar 6 Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus I .............................. 46

    Gambar 7 Grafik Observasi Guru Siklus I ........................................... 48

    Gambar 8 Jaring-jaring Indikator Tematik Model Webbed .................. 52

    Gambar 9 Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus II ............................ 57

    Gambar 10 Grafik Observasi Guru Siklus II .......................................... 59

    Gambar 11 Grafik Perkembangan Observasi Afektif Siswa ................... 70

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 RPP Siklus I ................................................................. 72

    Lampiran 2 Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 1 .............................. 82

    Lampiran 3 Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 2 .............................. 83

    Lampiran 4 Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 3 .............................. 84

    Lampiran 5 Soal Siklus I Pertemuan 1 ............................................ 85

    Lampiran 6 Soal Siklus I Pertemuan 2 ............................................ 87

    Lampiran 7 Soal Siklus I Pertemuan 3 ............................................ 89

    Lampiran 8 RPP Siklus II ............................................................... 91

    Lampiran 9 Lembar Kerja Siklus II Pertemuan 1 ............................ 100

    Lampiran 10 Lembar Kerja Siklus II Pertemuan 2 ............................ 101

    Lampiran 11 Lembar Kerja Siklus I IPertemuan 3 ............................ 102

    Lampiran 12 Soal Siklus II Pertemuan 1 ........................................... 103

    Lampiran 13 Soal Siklus II Pertemuan 2 ........................................... 105

    Lampiran 14 Soal Siklus II Pertemuan 3 ........................................... 107

    Lampiran 15 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 1 .............................. 109

    Lampiran 16 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 2 .............................. 111

    Lampiran 17 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 3 .............................. 113

    Lampiran 18 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 1 ............................. 115

    Lampiran 19 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 2 ............................. 117

    Lampiran 20 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 3 ............................. 119

    Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa Siklus I ........................................... 121

    Lampiran 22 Daftar Nilai Siswa Siklus II .......................................... 122

    Lampiran 23 Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan ......................... 123

    Lampiran 24 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 1............... 124

    Lampiran 25 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 2............... 125

    Lampiran 26 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 3............... 126

    Lampiran 27 Rata-rata Afektif Siswa Siklus I ................................... 127

    Lampiran 28 Observasi Afektif Siswa Siklus II Pertemuan 1 ............. 129

    Lampiran 29 Observasi Afektif Siswa Siklus II Pertemuan 2 ............. 130

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xvi

    Lampiran 30 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 3............... 131

    Lampiran 31 Rata-rata Afektif Siswa Siklus II .................................. 132

    Lampiran 32 Rubrik Penilaian Observasi Afektif Siswa .................... 134

    Lampiran 33 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 1 .... 135

    Lampiran 34 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 2 .... 136

    Lampiran 35 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 3 .... 137

    Lampiran 36 Rata-rata Psikomotorik Siswa Siklus I .......................... 138

    Lampiran 37 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 140

    Lampiran 38 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 141

    Lampiran 39 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 3 ... 142

    Lampiran 40 Rata-rata Psikomotorik Siswa Siklus II ........................ 143

    Lampiran 41 Rubrik Penilaian Observasi Psikomotorik Siswa .......... 145

    Lampiran 42 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 1 ........... 146

    Lampiran 43 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 2 ........... 147

    Lampiran 44 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 3 ........... 148

    Lampiran 45 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 1 .......... 149

    Lampiran 46 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 2 .......... 150

    Lampiran 47 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 3 .......... 151

    Lampiran 48 Foto-Foto Pelaksanaan PTK ......................................... 152

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Berdasarkan

    waktu ke waktu semakin pesat dan canggih yang didukung pula pengaruh arus

    globalisasi yang semakin hebat. Fenonema tersebut memunculkan adanya

    persaingan dalam berbagai bidang pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa

    yang turut menentukan sikap, mental, perilaku, kepribadian, dan kecerdasan anak

    adalah pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang diberikan dan dialami

    anak sejak kecil. Menurut Carla Rinaldi dalam Yew Kam Keong (2006: 15)

    Kesuksesan dalam pendidikan anak sejak dini bergantung pada apakah

    pendidikan itu dapat berhubungan dengan lingkungan belajar di rumah dan di

    sekolah. Hal itu didasarkan pada interaksi dan komunikasi antara anak, guru dan

    orang tua . Berdasarkan uraian tersebut kegiatan pembelajaran akan sangat

    bermakna bagi peserta didik, apabila kegiatan pembelajaran tersebut

    mengutamakan interaksi dan komunikasi yang harmonis antara guru dan peserta

    didiknya. Peserta didik tidak hanya sebagai pendengar tetapi juga harus dapat

    berperan aktif menyampaikan ide-idenya dalam suatu pembelajaran melalui

    bimbingan Berdasarkan guru.

    Proses pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan, yaitu

    lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Orang tua,

    guru, para pemimpin dan orang dewasa lainya dalam masyarakat, merupakan

    pendidik. Karena mereka dapat berperan memberi contoh atau teladan kepada

    peserta didik dan remaja. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat

    penting dalam bidang pendidikan. Karena guru langsung berhadapan dengan

    peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mencakup kegiatan

    pentransferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penanaman nilai-nilai positif

    melalui bimbingan dan juga teladan. Melalui sentuhan-sentuhan guru di sekolah,

    diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi

    1

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    dan siap menghadapi tantangan hidup yang semakin keras. Oleh karena itu, dalam

    proses pembelajaran guru harus memberikan sesuatu yang benar-benar bermakna,

    sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Jangan sampai masa-masa

    keemasan peserta didik malah terbalik hanya karena strategi, teknik, metode atau

    model pembelajaran yang guru sampaikan tidak sesuai dengan masa

    perkembangan mereka.

    Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah selalu

    mengembangkan kurikulum dan sistem pembelajaran. Dalam Undang- Undang

    Nomor 2 tahun 2005 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu

    tiap tingkat satuan pendidikan berhak menyusun kurikulum sendiri sesuai

    eksistensi satuan pendidikan yang bersangkutan. Guru berhak menambah

    indikator-indikator sesuai lingkungan peserta didik dan menggunakan pendekatan

    dalam pembelajaran agar peserta didik dapat menerima dengan mudah apa yang

    diajarkan guru sesuai tingkat perkembangannya.

    Pelaksanaan Pembelajaran di kelas III SD Negeri II Bakalan pada

    umunya kurang efektif dan bermakna bagi peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari

    nilai observasi afektif pra tindakan peserta didik yang masih rendah. Penulis

    memperoleh data rata-rata nilai afektif siswa yaitu 48 (lampiran 23 halaman 123).

    Rendahnya nilai tersebut bukan bersumber dari kemampuan peserta didik yang

    rendah, akan tetapi permasalahnya berawal dari guru. Karena di dalam proses

    pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional dan kurang

    menempatkan diri peserta didik pada subyek utama dalam pembelajaran.

    Sehingga pembelajaran kurang bermakna dan menjenuhkan. Jika masalah ini

    tidak segera diatasi maka nilai afektif peserta didik dalam pelajaran akan semakin

    kurang baik. Afektif merupakan bagian dari pendidikan karakter yang akan

    bepengaruh terhadap kepribadian peserta didik.

    Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh berbagai hal antara lain

    kemampuan peserta didik dan kemampuan guru itu sendiri di dalam

    melaksanakan proses pembelajaran yang bermakna. Agar pembelajaran di kelas

    III dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik maka dalam

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    pembelajaran guru harus dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan

    tingkat perkembangan peserta didik kelas III. Menurut Piaget dalam Noehi

    Nasution M.A, dkk (1992: 57) fase perkembangan kognitif anak pada umur 2-7

    tahun berada dalam fase pra-operasional, umur 7-12 tahun berada dalam fase

    operasi konkrit. Tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan untuk memperoleh

    data tentang dunia dan mengubahnya dalam pikiran anak sehingga dapat disusun

    atau diorganisasikan dan digunakan secara selektif dalam pemecahan masalah.

    Namun dalam taraf ini anak hanya dapat memecahkan masalah yang langsung

    dihadapinya secara nyata.

    Untuk itu sesuai umur dan tingkat perkembangan peserta didik kelas III

    lebih tepat menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan

    strategi pembelajaran yang diterapkan bagi peserta didik kelas awal sekolah dasar.

    Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/ MI (2006: 97)

    Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

    untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

    pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dengan pembelajaran tematik peserta

    didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

    kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama. Sehingga

    diharapkan peserta didik merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

    disajikan dalam konteks tema yang jelas. Atas dasar permasalahan-permasalahan

    itu maka penulis ingin mempelajari lebih jauh tentang Peningkatan Aspek

    Afektif Siswa melalui Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas III SD Negeri II

    Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/

    2010 .

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan permasalahan dalam

    penelitian ini adalah apakah pembelajaran tematik dapat meningkatkan aspek

    afektif siswa pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalan?

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

    untuk meningkatkan aspek afektif siswa melalui pembelajaran tematik pada siswa

    kelas III SD Negeri II Bakalan.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    a. Sebagai bahan masukan dalam proses belajar mengajar di sekolah melalui

    pembelajaran tematik.

    b. Sebagai sebuah pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian dengan

    menggunakan pembelajaran tematik.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi peserta didik, dapat mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna

    sehingga dapat meningkatkan aspek afektifnya.

    b. Bagi guru, bermanfaat untuk memperoleh pengalaman meningkatkan aspek

    afektif dengan melaksanakan pembelajaran tematik.

    c. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

    perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik yang

    dapat meningkatkan aspek afektif siswa.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka

    1. Tinjauan tentang Aspek Afektif

    a. Pengertian Aspek Afektif

    Aspek afektif dapat dibentuk melalui pelaksanaan pendidikan. Sikap

    bukan pembawaan yang melekat sejak seseorang dilahirkan. Akan tetapi dapat

    berubah-ubah, dapat dipelajari dan diajarkan sehingga lebih berkembang.

    Gerungan WA (1990: 276) berpendapat sebagai berikut:

    Pengertian afektif itu dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sebagai sikap kecenderungan terhadap obyek tadi. Jadi afektifdapat diterjemahkan sebagai sebagai sikap serta kesediaan terhadap sesuatu.

    Ada hubungan yang erat antara sikap dan tindakan atau motif yang

    mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan sikap yang ada pada

    dirinya.

    Hidayati, dkk (2008:4-31) menyatakan, aspek afektif adalah sikap

    yang menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu yang dimiliki

    seseorang terhadap suatu obyek dan semua itu terbentuk atas pengalaman.

    Menurut M.G.Dwijiastuti,dkk (2006: 57), aspek afektif berkenaan

    dengan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat dari perilaku peserta didik.

    Afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Afektif

    mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

    (http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-

    psikomotorik/)

    Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa

    aspek afektif adalah aspek yang berkenaan dengan perasaan, nilai, sikap, dan

    minat dari perilaku peserta didik terhadap sesuatu.

    5

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah

    memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar afektif tampak pada

    siswa dalam tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran disiplin,

    menghargai guru, dan dalam hubungan sosial.

    Menurut Gagne dalam Nana Sudjana (1989: 22) jenis-jenis kategori

    domain afektif dari tingkat paling rendah ke tingkat paling kompleks adalah

    sebagai berikut:

    1) Penerimaan yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar

    yang datang pada anak dalam bentuk masalah, situasi atau gejala yang lain.

    Dalam tipe hasil belajar ini termasuk kesadaran keinginan untuk menerima

    rangsang dari luar, kontrol, dan seleksi rangsang atau kejadian.

    2) Pemberian respon yaitu reaksi yang diberikan kepada anak terhadap

    stimulasi yang datang dari luar. Hal ini menyangkut ketetapan reaksi,

    perasaan kepuasan, dalam menjawab stimulasi dari luar.

    3) Penghargaan yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

    stimulus. Dalam hal ini berkenaan dengan kesediaan menerima nilai, latar

    belakang, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

    4) Pengorganisasian yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu organisasi,

    termasuk hubungan satu nilai pemantapan, dan prioritas nilai yang telah

    dimilikinya sebelumnya.

    5) Karakteristik yaitu nilai yang merupakan perpaduan semua sistem nilai yang

    telah dimiliki seorang anak yang mempengaruhi pola kepribadiannya, dan

    tingkah laku lainnya.

    Berdasrkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa domain afektif

    adalah sesuatu yang berkenaan dengan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat

    dari perilaku peserta didik. Aspek-aspek tersebut digolongkan dari tingkatan

    yang paling rendah ke tingkatan paling tinggi sesuai dengan sifat dan tujuanya.

    b. Karakteristik Afektif

    Ada 5 tipe karakteristik afektif yang penting berdasarkan tujuannya,

    yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    1) Sikap

    Sikap merupakan suatu kencenderungan untuk bertindak secara suka atau

    tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara

    mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui

    penguatan serta menerima informasi verbal. Penilaian sikap adalah

    penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap

    mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

    Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk

    pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik

    terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.

    2) Minat

    Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir

    melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek

    khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian

    atau pencapaian. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara

    umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.

    3) Konsep Diri

    Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu

    terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan

    intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target

    konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah

    konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan

    dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.

    4) Nilai

    Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang

    perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap

    buruk. Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa

    sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat

    negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah

    tergantung pada situasi dan nilai yang diacu. Oleh karenanya satuan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan

    nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh

    kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap

    masyarakat.

    5) Moral

    Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan

    orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri.

    Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang

    lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan

    keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa

    dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan

    seseorang. (http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-

    kognitif-afektif-dan-psikomotorik/)

    Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

    afektif banyak dipengaruhi bahkan ditentukan oleh pengalaman belajar

    seseorang. Dari pengalaman tersebut akan membedakan seseorang dalam

    menghadapi serta memecahkan masalah yang dihadapinya.

    2. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik

    a. Konsep dan Makna Pembelajaran

    Kata pembelajaran identik dengan kata mengajar berasal dari kata

    dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya

    diketahui, ditambah dengan awalan pe dan akhiran an menjadi

    pembelajaran yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar/ mengajarkan

    sehingga peserta didik mau belajar. Pembelajaran adalah pengembangan

    pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat seseorang individu

    berinteraksi dengan informasi dan lingkungan yang terjadi disepanjang waktu.

    Syaiful Sagala (2003: 1) mengemukakan bahwa:

    Mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran menunjuk pada proses belajar yang menempatkan siswa sebagai center stage perfomance. Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah suatu kebutuhan.

    Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui

    kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,

    motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya.

    Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran

    merupakan modal utama penyampaian bahan ajar dan menjadi indikator

    suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran dialami oleh

    seorang manusia sepanjang hayat serta dapat berlaku dimanapun dan

    kapanpun.

    Menurut Radno Harsanto (2007: 16) Proses pembelajaran dirancang

    oleh siswa dan untuk siswa (student centered). Proses pembelajaran

    dirancang, dikonstruksi dan dikondisikan untuk siswa. Konstruksi proses

    pembelajaran dapat dimulai dengan adanya perubahan paradigma pendekatan

    dalam proses belajar mengajar.

    Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran

    yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan

    kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang

    dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan

    pengajaran yang matang oleh guru.

    Menurut Nabisi Lapono (2008: 3-97) menyatakan bahwa:

    Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Maka diharapkan guru selalu ingat bahwa tugasnya adalah membuat siswa dapat belajar secara optimal sesuai dengan perkembangan mental dan fisiknya.

    Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran adalah suatu kegiatan pengembangan pengetahuan, keterampilan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    yang dirancang untuk siswa dengan perencanaan yang matang yang bertujuan

    untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna.

    b. Hakikat Pembelajaran Tematik

    1) Latar Belakang Pembelajaran Tematik

    Munculnya pembelajaran tematik dilatarbelakangi oleh pemikiran

    tentang pentingnya pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata dan

    perkembangan anak yang memandang sesuatu secara keseluruhan. Teori

    yang mendasari pengembangan pembelajaran tematik adalah teori psikologi

    Gestalt.

    Teori belajar Gestalt memandang kejiwaan manusia terikat pada pengamatan yang berwujud pada bentuk menyeluruh. Menurut teori belajar ini seorang belajar jika ia mendapat insight. Dalam belajar yang penting adalah peyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. (Slameto, 2003:9).

    Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus

    dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Maka dapat digunakan

    untuk menghadapi situasi-situasi yang baru. Di dalam Kurikulum Tingkat

    Satuan Pendidikan SD/MI (2006:93) dikemukakan sebagai berikut:

    Peserta didik yang duduk di sekolah dasar kelas I, II, dan III berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti Inteligen Quality (IQ), Emotional Quality (EQ), dan Social Quality (SQ) tumbuh berkembang sangat luar biasa.

    Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala

    sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik) serta mampu memahami hubungan

    antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih sangat

    bergantung pada benda-benda konkret dan pengalaman yang dialami siswa

    secara langsung.

    Peserta didik yang telah masuk taman kanak-kanak memiliki

    kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak masuk

    taman kanak-kanak. Selain itu perbedaan pendekatan, model dan prinsip

    pembelajaran antara kelas I-III dengan pendidikan prasekolah dapat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    menyebabkan peserta didik mengulang kelas. Atas dasar pemikiran itulah

    dalam rangka implementasi standar isi yang termuat dalam Standar Nasional

    Pendidikan, maka pembelajaran kelas I-III lebih sesuai dijalankan dalam

    pembelajaran yang melalui pendekatan pembelajaran tematik.

    2) Pengertian Pembelajaran Tematik

    Pembelajaran tematik yang diharapkan berkembang di SD saat ini

    mengarah pada penggabungan Berdasarkan webbed model (model jaring

    laba-laba) dan integrated model (model terpadu). Penggabungan kedua

    model yang dimaksud adalah penggunaan tema untuk menggabungkan

    beberapa mata pelajaran dengan menetapkan prioritas Berdasarkan

    kurikulum untuk menemukan keterkaitan antar mata pelajaran. Sehingga

    peserta didik akan memperoleh pandangan hubungan yang utuh tentang

    kegiatan Berdasarkan ilmu yang berbeda-beda. Beberapa ahli

    mendefinisikan tentang pengertian pembelajaran tematik, diantaranya:

    Sukayati dan Sri Wulandari (2009: 13) mengemukakan bahwa:

    Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar dan Indikator dari kurikulum atau St ndar Isi dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.

    Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI

    (2006: 97), Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan

    tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

    memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.

    Menurut M.Solehuddin, dkk (2006: 6.11), Pembelajaran tematik

    merupakan model pembelajaran yang dirancang dan diorganisasikan seputar

    tema atau topik tertentu yang sesuai dengan dunia nyata dan perkembangan

    anak.

    Berdasarkan pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa

    pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan beberapa

    mata pelajaran dengan menetapkan prioritas berdasarkan kurikulum untuk

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    menemukan keterkaitan antar mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk

    dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik

    akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga

    pembelajaran lebih bermakna.

    3) Karakteristik Pembelajaran Tematik

    Sebagai suatu proses, pembelajaran tematik mempunyai beberapa

    karakteristik. Dengan mengetahui karakteristiknya maka pembelajaran akan

    lebih efektif. Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI

    (2006: 98), pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:

    a) Berpusat pada Siswa

    Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered),

    hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

    menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak

    berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan

    kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

    b) Memberikan Pengalaman Langsung

    Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

    kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung siswa

    dihadapkan pada suatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk

    memahami hal-hal yang lebih abstrak.

    c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

    Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

    tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-

    tema yang paling dekat dan berkaitan dengan kehidupan siswa.

    d) Menyajikan konsep Berdasarkan berbagai mata pelajaran

    Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep Berdasarkan

    berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan

    demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.

    Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-

    masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    e) Bersifat Fleksibel

    Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru

    dalam mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

    pelajaran lain. Bahkan mengaitkanya dengan kehidupan siswa dan

    keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

    f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

    Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

    dimiliki sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

    g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

    Dalam pembelajaran siswa diajak bermain sambil belajar

    melalui permainan yang menarik sehingga siswa tidak merasa bosan.

    Permainan dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

    Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

    karakteristik pembelajaran tematik adalah berpusat pada siswa serta

    memberikan pengalaman langsung sesuai dunia nyata. Pemisahan mata

    pelajaran yang tidak begitu jelas dan penyajian beberapa mata pelajaran

    membuat siswa optimal dalam mengembangkan potensi yang dimiliki

    sesuai dengan tingkat perkembangannya.

    4) Keuntungan Pembelajaran Tematik

    Pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan bagi peserta

    didik. Sehingga pemerintah menekankan penggunaan pembelajaran tematik

    untuk mengajar siswa kelas rendah.

    M.Solehuddin (2006: 6.6) menjelaskan bahwa ada beberapa

    keuntungan menggunakan pembelajaran tematik bagi anak, diantaranya

    adalah:

    (1)Meningkatkan perkembangan konsep pada anak,(2) Mengintegrasikan belajar isi dan proses, (3) Mengakomodasi kebutuhan dan gaya belajar anak yang beragam, (4) Memungkinkan anak untuk mendalami suatu materi pembelajaran secara intensif, (5) Meningkatkan keterikatan kelompok, (6) Mengakomodasi minat-minat anak yang berubah dan mengandung munculnya niat baru.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keuntungan

    pembelajaran tematik adalah meningkatkan perkembangan konsep anak

    sehingga memungkinkan anak untuk mendalami suatu pembelajaran secara

    intensif. Minat anak terhadap pembelajaran juga akan terus muncul.

    5) Landasan Pembelajaran Tematik

    Untuk memperkuat manfaat penggunaan pembelajaran tematik

    maka ada beberapa landasan yang mendasari pembelajaran tersebut. Di

    dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI (2006: 97)

    dijelaskan bahwa landasan pembelajaran tematik mencakup:

    a) Landasan Filosofis

    Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi tiga aliran

    filsafat, yaitu:

    (1) Progresivisme

    Memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada

    pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, dan

    memperhatikan pengalaman siswa.

    (2) Konstruktivisme

    Melihat pengalaman langsung yang dialami siswa dalam

    membangun pengetahuanya sendiri sebagai kunci dalam

    pembelajaran.

    (3) Humanisme

    Melihat siswa Berdasarkan segi kekhasan/ keunikan, potensi dan

    motivasi yang dimiliki.

    b) Landasan Psikologis

    Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan

    psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi

    perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi

    pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat

    kedalaman materi sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    c) Landasan yuridis

    Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002

    tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak

    memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan

    pribadinya dan tingkat kecerdasanya sesuai dengan minat dan bakatnya

    (pasal 9) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan

    berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat

    dan kemampuanya (Bab V Pasal 1-b).

    Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa landasan

    pembelajaran tematik adalah landasan filosofis, landasan psikologis dan

    landasan yuridis. Ketiga landasan tersebut saling terkait satu sama lain

    sehingga akan memperkuat kedudukan pembelajaran tematik.

    6) Rambu-rambu Pembelajaran Tematik

    Dalam penggunaan pembelajaran tematik ada rambu-rambu yang

    harus diperhatikan oleh guru. Agar dalam pelaksanaanya tidak menyimpang

    jauh dari karakteristiknya. Menurut Sukayati & Sri Wulandari (2009: 16),

    ada beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam pembelajaran

    tematik yaitu sebagai berikut:

    (1) Tidak semua mata pelajaran dipadukan atau dikaitkan, (2) Kompetensi Dasar yang tidak dapat dipadukan atau diintegrasikan jangan dipaksakan untuk dipadukan, (3) Kompetensi Dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain atau disajikan secara mandiri, (4) Untuk peserta didik kelas I dan II kegiatan ditekankan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta penanaman nilai moral, (5) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, minat, lingkungan, daerah setempat, dan cukup populer.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rambu-rambu

    pembelajaran tematik yaitu tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan.

    Sehingga guru harus bisa memilih materi yang bisa dipadukan antar

    pelajaran satu dengan yang lain.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    7) Implikasi Pembelajaran Tematik

    Implikasi pembelajaran tematik ditujukan bagi guru dan peserta

    didik, sarana prasarana, sumber dan media pembelajaran, serta pengaturan

    ruang.

    Menurut Sukayanti & Sri Wulandari (2009: 17) ada beberapa

    implikasi dalam pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut:

    a) Implikasi bagi guru dan peserta didik

    (1) Bagi Guru

    Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam

    menyiapkan kegiatan/ pengalaman belajar yang bermanfaat bagi

    peserta didik, juga dalam memilih kompetensi dasar dari berbagai

    mata pelajaran serta mengaturnya agar pembelajaran lebih

    bermakna, menarik dan menyenangkan.

    (2) Bagi peserta didik

    (a) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang

    dalam pelaksanaanya dimungkinkan untuk bekerja baik secara

    individu maupun kelompok.

    (b) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang

    bervariasi secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok,

    mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

    b) Implikasi terhadap sarana prasarana, sumber dan media pembelajaran.

    (1) Pembelajaran tematik dalam pelaksanaanya memerlukan sarana

    prasarana belajar.

    (2) Perlu memanfaatkan sumber belajar baik yang sifatnya didesain

    khusus untuk keperluan pembelajaran, maupun sumber belajar yang

    tersedia di lingkungan sekitar.

    (3) Perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang

    bervariasi, sehingga membantu peserta didik memahami konsep-

    konsep yang abstrak.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    (4) Dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk

    masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan menggunakan

    buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.

    c) Implikasi terhadap pengaturan ruang

    (1) Ruang dapat ditata, disesuaikan dengan tema yang sedang

    dilaksanakan.

    (2) Susunan bangku peserta didik dapat diubah-ubah disesuaikan dengan

    pembelajaran yang sedang berlangsung.

    (3) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat duduk di tikar

    atau karpet.

    (4) Kegiatan pembelajaran hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan

    baik di dalam maupun di luar kelas.

    (5) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk menunjang hasil karya

    peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

    (6) Alat, sarana, dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga

    memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan merapikan

    kembali.

    Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Implikasi

    pembelajaran tematik mencakup tiga hal, yaitu implikasi bagi guru dan

    peserta didik, implikasi terhadap sarana prasarana, sumber dan media

    pembelajaran dan implikasi terhadap pengaturan ruang.

    B. Penelitian yang Relevan

    Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah:

    Penelitian Guntur Sutopo tahun 2007 dengan judul: Peningkatan

    Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Tematik Pada

    Kelas 2 SD Negeri Cermo 2 Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun

    Pelajaran 2006/ 2007 . Penelitian ini menunjukkan prestasi belajar Ilmu

    Pengetahuan Alam meningkat melalui pembelajaran tematik. Hal ini dapat

    dilihat pada rata-rata nilai pra tindakan 6,25; siklus I 6,56 dan siklus II 7,38.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    Penelitian ini memiliki persamaan yaitu pada penggunaan pembelajaran

    tematik. Adapun perbedaan penelitian ini adalah pada tujuan yang dicapai yaitu

    peningkatan aspek afektif dan peningkatan prestasi belajar yang mana

    peningkatan aspek afektif hanya menekankan pada aspek sikap saja sedangkan

    prestasi belajar menekankan pada tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan

    psikomotorik.

    C. Kerangka Berpikir

    Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak

    dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Berdasarkan

    observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dalam

    pembelajaran di kelas III SDN II Bakalan, rata-rata nilai observasi afektif masih

    rendah. Hal tersebut disebabkan karena metode mengajar guru masih

    konvensional. Di dalam pembelajaran yang bermakna, siswa diharapkan dapat

    berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten sesuai perkembangan

    kemampuan anak. Anak usia SD cenderung memandang sesuatu lebih secara

    keseluruhan daripada secara bagian-bagian. Mereka belum membedakan dan

    memisahkan pengetahuan tentang suatu objek atau kegiatan berdasarkan

    pengelompokkan akademik.

    Pembelajaran yang sesuai dengan dunia anak adalah pembelajaran

    tematik. Karena dalam pembelajaran tematik anak dapat mempelajari substansi

    materi dan melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terkait langsung

    dengan pengalaman hidupnya. Dalam pembelajaran tematik konsep-konsep yang

    diajarkan harus jelas. Oleh karena itu guru harus mengamati, meneliti dan

    mengembangkan konsep yang ada. Dengan konsep yang jelas dan didukung

    dengan menghubungkan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain

    maka pembelajaran akan bermakna. Sehingga pembelajaran yang semula berpusat

    pada guru menjadi berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan

    motivator.

    Berdasarkan uraian di atas, maka alur kerangka berpikir penelitian ini

    dapat digambarkan pada gambar 1 berikut:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir

    D. Hipotesis

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

    dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas yaitu Dengan menerapkan

    pembelajaran tematik dapat meningkatkan aspek afektif siswa pada siswa kelas III

    SD Negeri II Bakalan.

    Kondisi Awal

    1. Pembelajaran berpusat pada

    guru, sehingga siswa pasif

    2. Guru masih menggunakan

    metode pembelajaran

    konvensional

    Aspek afektif

    siswa rendah

    dalam

    pembelajaran

    Tindakan

    Dalam pembelajaran, guru

    menggunakan pembelajaran

    tematik.

    Kondisi Akhir

    1. Aspek afektif siswa meningkat

    dalam pembelajaran

    2. Keterampilan guru meningkat

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri II

    Bakalan yang terletak di RT 03 RW 08 Dusun Wotgalih, Desa Bakalan,

    Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Kode Pos 57695. Sekolah ini

    dipimpin oleh Bapak Gudel Saino, S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah. Sekolah

    Dasar Negeri II Bakalan memiliki 6 ruang kelas. Kelas yang digunakan dalam

    Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas III.

    Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah pertama,

    peneliti sebagai guru kelas di Sekolah Dasar Negeri II Bakalan sejak 17 Juli 2007.

    Kedua, sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai tempat penelitian yang

    sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, berdasarkan

    observasi peneliti di lapangan, aspek afektif siswa di kelas III masih rendah. Maka

    hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan yang digunakan untuk

    meningkatkan aspek afektif.

    2. Waktu Penelitian

    Waktu penelitian ini adalah dilaksanakan pada semester II tahun

    pelajaran 2009/2010 selama 6 bulan. Dimulai pada bulan Januari sampai Juni

    2010. Adapun perincian jadwal penelitian tertera pada tabel 1 berikut:

    20

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    Tabel 1. Jadwal Penelitian

    No Rincian Kegiatan

    Waktu

    Januari

    2010

    Februari

    2010

    Maret

    2010

    April

    2010

    Mei

    2010

    Juni

    2010

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

    1. Penyusun Proposal X X X X X

    2. Penyempurnaan Proposal X X X X X

    3. Pengusulan Ijin Penelitian X X X

    4. Pelaksanaan PTKa. Siklus Ib. Siklus II

    X X XX X X X

    5. Pengolahan dan analisis data X X X X X

    6. Penyusunan Laporan Penelitian X X X X

    7. Ujian SkripsiX

    Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran

    2009/2010 mulai bulan April sampai dengan bulan Mei 2010. Pelaksanaan

    Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan 2 siklus, yaitu:

    a. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April sampai dengan tanggal 30 April

    2010.

    b. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2010 sampai dengan tanggal 29 Mei

    2010.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    B. Bentuk dan Strategi Penelitian

    1. Bentuk Penelitian

    Berdasarkan Berdasarkan masalah-masalah yang diajukan dalam

    penelitian ini, maka bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK). Dengan menggunakan bentuk penelitian ini akan mampu menyerap

    informasi-informasi untuk meningkatkan kegiatan belajar-mengajar yang lebih

    profesional.

    2. Strategi Penelitian

    Strategi penelitian ini berupa tindakan (action) yang menggunakan model

    siklus. Langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu

    perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observasing), dan

    refleksi (reflecting). Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat divisualisasikan

    pada gambar 2 berikut:

    Model PTK (pengembangan)(Sarwiji Suwandi, 2009: 28)

    Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut :

    a. Siklus I

    1) Perencanaan

    a) Membuat rencana pembelajaran dengan tema kegemaran dilaksanakan

    selama 3 kali pertemuan.

    b) Menyiapkan media pembelajaran.

    Gambar 2. Siklus PTK

    Plan

    Reflec Act

    Observe

    Plan

    Reflec Act

    Observe

    Siklus 1 Siklus 2

    dst

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    c) Membuat lembar pengamatan sikap (afektif) dan keterampilan

    (psikomotorik) siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

    d) Membuat alat evaluasi tindakan.

    2) Pelaksanaan

    a) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah guru melaksanakan

    pembelajaran selama 3 kali pertemuan.

    b) Melakukan penilaian pada lembar kerja siswa tiap-tiap pertemuan.

    c) Mengumpulkan hasil penilaian proses dalam catatan penting.

    3) Observasi

    Dalam tahap ini guru melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan

    tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

    Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan

    guru mitra dengan menggunakan instrumen observasi guru mitra terhadap

    guru dan observasi guru mitra terhadap siswa. Sumber data diperoleh dari

    guru mitra (kolaborator), siswa dan proses pembelajaran.

    4) Refleksi

    Kegiatan guru setelah proses pembelajaran (reflecting) adalah: Mencermati

    hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi yang sudah

    dikuasai oleh siswa. Berdasarkan hasil analisis sebagai refleksi untuk

    rencana tindak lanjut.

    b. Siklus II

    1) Perencanaan

    a) Membuat rencana pembelajaran dengan tema pendidikan dilaksanakan

    selama 3 kali pertemuan.

    b) Menyiapkan media pembelajaran.

    c) Membuat lembar pengamatan sikap (afektif) dan keterampilan

    (psikomotorik) siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

    d) Membuat alat evaluasi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    2) Pelaksanaan

    a) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan

    pembelajaran selama 3 kali pertemuan.

    b) Melakukan penilaian pada lembar kerja siswa tiap-tiap pertemuan.

    c) Mengumpulkan hasil penilaian proses dalam catatan penting.

    3) Observasi

    Dalam tahap ini guru melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan

    tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

    Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan

    guru mitra dengan menggunakan instrumen observasi guru mitra terhadap

    guru dan observasi guru mitra terhadap siswa. Sumber data diperoleh dari

    guru mitra (kolaborator), siswa dan proses pembelajaran.

    4) Refleksi

    Dalam tahap ini guru mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh

    mana kompetensi yang sudah dikuasai oleh siswa serta mengetahui

    perubahan apa yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis sebagai refleksi untuk

    rencana tindak lanjut.

    C. Subjek Penelitian

    Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas III SDN

    II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran

    2009/2010 sebanyak 30 siswa, yang terdiri Berdasarkan 15 siswa laki-laki dan 15

    siswa perempuan. Siswa-siswa tersebut bertempat tinggal disekitar lingkungan

    sekolah yaitu di Dusun Wotgalih, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro.

    D. Sumber Data

    Data atau informasi yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam

    penelitian ini adalah data kualitatif. Data tersebut berupa informasi tentang aspek

    afektif siswa dalam pembelajaran di kelas III SD Negeri II Bakalan, hasil

    observasi, dan aktifitas siswa dalam pembelajaran. Informasi tersebut akan digali

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    Berdasarkan sumber data yang dapat dimanfaatkan secara kualitatif dalam

    penelitian ini, meliputi: (1) Informasi dari nara sumber. Nara sumber dalam

    penelitian ini terdiri dari siswa kelas III, guru kelas, kepala sekolah, serta orang

    tua siswa. (2) Hasil pengamatan proses pembelajaran dalam kelas dengan

    menggunakan pembelajaran tematik. (3) Arsip atau dokumen yang berhubungan

    dengan aspek afektif siswa. (4) Tempat, artinya segala sesuatu yang berada di

    dalam kelas, maupun di luar kelas di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam

    penelitian, diperlukan alat atau metode untuk mendapatkan data yang tepat dan

    objektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Dokumentasi

    Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan

    siswa kelas III SD Negeri II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten

    Wonogiri. Menurut W.Gulo (2002: 123), Dokumen adalah catatan tertulis

    tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Metode

    dokumentasi yang digunakan meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP), foto kegiatan, nama siswa, hasil observasi selama proses pembelajaran

    sebelum dan sesudah penelitian dilakukan.

    2. Observasi

    Observasi dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalan

    Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan pedoman

    observasi afektif berupa aktifitas siswa. Selain itu, observasi dilakukan terhadap

    guru sebagai pelaksana pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi

    KBM terhadap guru, sedangkan yang melakukan observasi adalah guru mitra.

    Hasil observasi digunakan untuk mendapatkan data afektif siswa.

    Suharsimi Arikunto (2006: 156) Observasi atau yang disebut pengamatan

    meliputi pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

    penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan

    dengan dua cara yaitu:

    a. Observasi non-sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat

    dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

    b. Observasi sistematis, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan

    menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

    Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin

    timbul dan akan diamati dengan cara memberi simbol pada kolom tempat

    peristiwa muncul. Dalam penelitian ini menggunakan observasi sistematis.

    F. Validitas Data

    Data yang sudah digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan

    penelitian, harus dimantapkan kebenarannya. Oleh karena itu, penulis harus

    memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas

    data yang telah diperolehnya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

    oleh St. Y. Slamet dan Suwarto, WA (2007: 54) bahwa Ketepatan data tersebut

    tidak hanya bergantung Berdasarkan ketepatan memilih sumber data dan teknik

    pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas datanya .

    Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan

    dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara trianggulasi. Adapun dari

    trianggulasi yang ada, penulis hanya menggunakan dua teknik, yaitu:

    1. Trianggulasi Data (sumber)

    Mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda agar

    lebih mantap kebenarannya. Dengan teknik trianggulasi data diharapkkan dapat

    memberikan informasi yang lebih tepat dan akurat, sesuai dengan keadaan siswa

    kelas III SD Negeri II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri

    Tahun Pelajaran 2009/2010 sebagai subjek penelitian. Data yang divalidasi

    menggunakan teknik trianggulasi data adalah data mengenai aspek afektif siswa

    dalam pembelajaran, data mengenai ketertarikan siswa terhadap pembelajaran

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    dengan pembelajaran tematik, dan data hasil belajar siswa. Sumber data yang

    dimaksud adalah siswa kelas III, guru kelas, kepala sekolah, serta kegiatan

    pembelajaran di kelas III.

    2. Trianggulasi Metode

    Mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan teknik

    pengumpulan data yang berbeda. Di sini yang ditekankan adalah penggunaan

    teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda yang mengarah pada sumber

    data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Data yang divalidasi

    menggunakan teknik trianggulasi metode adalah data mengenai aspek afektif

    siswa dalam pembelajaran dengan pembelajaran tematik. Teknik pengumpulan

    data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan observasi.

    G. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

    model interaktif. Kegiatan pokok analisa data dalam penelitian ini meliputi tiga

    komponen yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau

    verifikasi data. Adapun rincian model analisis interaktif dapat diuraikan dalam

    gambar 3 berikut:

    Gambar 3. Komponen-komponen analisis data model Interaktif

    ( HB. Sutopo, 2002: 92 )

    IREDUKSI DATA

    PENGUMPULANDATA

    IISAJIAN DATA

    IIIPENARIKAN

    KESIMPULAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Berdasarkan gambar 3 di atas, maka proses analisis model interaktif

    dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan

    kesimpulan.

    1. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data di sini peneliti melakukannya sejak proses pembuatan

    proposal, dengan cara mengumpulkan data-data yang terkait dengan apa yang

    akan dibahas Berdasarkan lapangan. Dalam hal ini, data yang dikumpulkan masih

    mentah artinya data yang dikumpulkan belum mampu memberikan keterangan

    untuk dapat menarik suatu kesimpulan. Maka perlu proses lebih lanjut yaitu

    reduksi data.

    2. Reduksi Data

    Reduksi data merupakan seleksi data kasar yang ada di lapangan. Proses

    reduksi data berlangsung secara terus menerus selama pelaksanaan penelitian

    sampai pada laporan akhir. Penulis melakukan reduksi data sejak berlangsungnya

    pengambilan keputusan tentang kerangka kerja, sampai dengan selesainya menulis

    laporan akhir penelitian. Reduksi data yang dilakukan merupakan bagian analisis

    yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan membuang hal-hal yang

    tidak penting serta mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir

    dapat dilakukan.

    3. Sajian Data

    Sajian data adalah suatu sekumpulan informasi yang memungkinkan

    kesimpulan data dilakukan. Pada bagian ini peneliti merakit informasi-informasi

    yang telah diperoleh selama penelitian untuk mempermudah dalam penarikan

    kesimpulan. Dalam penyajian data ini, yang harus diperhatikan adalah penyajian

    data yang baik dan mempunyai kejelasan dengan sistematikanya, karena hal ini

    akan mempermudah peneliti dalam membuat kesimpulan.

    4. Penarikan Kesimpulan

    Berdasarkan awal pengumpulan data sudah ada pernyataan-pernyataan

    yang digunakan sebagai arahan-arahan dan sebagai kesimpulan sementara. Selama

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    proses ini berlangsung peneliti tetap bersifat terbuka terhadap semua informasi

    yang masuk. Peneliti belum membuat kesimpulan akhir sampai proses

    pengumpulan data berakhir.

    Keempat komponen tersebut di atas harus merupakan unsur yang ada

    dalam proses analisis data. Keempatnya merupakan suatu unsur yang saling

    berkait pada saat sebelum, selama serta sesudah pengumpulan data. Dalam

    penelitian ini, peneliti bergerak diantara keempat komponen tersebut yakni tahap

    pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau kesimpulan

    data. Langkah langkah analisis (HB. Sutopo, 2002: 92) sebagai berikut:

    (1) Melakukan analisis awal, bila data-data yang didapat sudah cukup, maka dapat dikumpulkan, (2) Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding atau matrik yang berguna untuk penelitian selanjutnya, (3) Melakukan analisis dikelas dan mengembangkan matrik antar kasus, (4) Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus, (5) Melakukan analisis antar kasus, (6) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian, (7) Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian Berdasarkanpengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.

    H.Indikator Kinerja

    1. Pada siklus I, 70 % siswa dalam penilaian afektif dan psikomotorik siswa rata-

    rata nilai 65.

    2. Pada siklus II, 80 % siswa dalam penilaian afektif dan psikomotorik siswa rata-

    rata nilai 70.

    I. Prosedur Penelitian

    Penelitian ini menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas.

    Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif

    oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan rasional

    Berdasarkan tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas memperdalam

    pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana

    praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan

    dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II Siklus.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Setiap

    siklus terdiri dari empat langkah yaitu:

    1. Siklus I

    a. Rencana Tindakan

    Perencanaan tindakan meliputi:

    1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan

    pembelajaran tematik yang terdiri Berdasarkan 3 pertemuan.

    2) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.

    3) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: soal, instrumen observasi

    proses pembelajaran afektif dan psikomotorik siswa.

    b. Tindakan

    Dalam pelaksanaan tindakan siklus I terdiri Berdasarkan tiga pertemuan, yaitu:

    1) Pertemuan ke-1

    a) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang isi lagu dan mengkaitkannya

    dengan materi pembelajaran.

    b) Guru menunjukkan gambar tentang macam-macam kenampakan alam

    serta menjelaskan tentang daratan dan perairan dengan menggunakan

    globe.

    c) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.

    d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6

    siswa.

    e) Setiap kelompok mencatat tentang perbandingan bagian daratan dan

    perairan yang diamati dari globe.

    f) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok.

    g) Siswa tanya jawab dengan guru tentang bentuk globe, kemudian dengan

    menggunakan pita siswa diminta kedepan untuk dililitkan mengelilingi

    globe.

    h) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa panjang pita yang mengelilingi

    benda adalah keliling.

    i) Siswa menghitung keliling ubin yang berbentuk persegi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    j) Guru memberi contoh tentang cara membaca yang benar.

    k) Siswa membaca bacaan bergantian kemudian menjawab tentang isi

    bacaan.

    l) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

    m) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

    2) Pertemuan ke-2

    a) Tanya jawab tentang isi lagu, bahwa gunung termasuk daratan

    b) Siswa memperhatikan peta macam-macam daerah yang termasuk

    daratan yang ditunjukkan guru.

    c) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang ciri-ciri daerah daratan.

    d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok untuk melakukan kegiatan permainan

    tebak daratan .

    e) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jalannya permainan, yaitu

    menebak daratan dari bacaan yang dibacakan dahulu.

    f) Siswa bersama kelompoknya bermain tebak ciri-ciri daerah yang

    termasuk daratan.

    g) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi.

    h) Hasil diskusi ditulis dalam kertas yang berbentuk persegi panjang dan

    berwarna menarik.

    i) Siswa tanya jawab dengan guru tentang cara menghitung keliling persegi

    panjang, sambil mengingat pelajaran di pertemuan sebelumnya.

    j) Siswa menghitung keliling peta yang berbentuk persegi panjang.

    k) Guru memberi contoh tentang cara membaca yang benar.

    l) Siswa membaca bacaan bergantian kemudian menjawab tentang isi

    bacaan.

    m)Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

    n) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    3) Pertemuan ke-3

    a) Berdasarkan apersepsi guru mengkaitkan sungai dengan materi ajar

    b) Siswa memperhatikan gambar macam-macam daerah yang termasuk

    perairan yang ditunjukkan guru.

    c) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang ciri-ciri daerah perairan.

    d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6

    siswa.

    e) Siswa diskusi kelompok mengisi kata yang rumpang untuk menjelaskan

    ciri-ciri daerah sebaran air.

    f) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi.

    g) Guru memotivasi siswa dengan mengajak bernyanyi kapal api secara

    bersama-sama.

    h) Guru mengajak anak menggambar kapal api, yang terdiri dari berbagai

    bentuk bangun datar termasuk persegi panjang

    i) Siswa menggambar bangun persegi dan persegi panjang dengan keliling

    tertentu serta diberi warna yang menarik.

    j) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara membuat kalimat

    tanya.

    k) Siswa membuat kalimat tanya.

    l) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

    m)Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik yaitu

    memajang hasil karya terbaik.

    c. Observasi

    Pengamatan pelaksanaan pembelajaran selama tiga pertemuan

    dilakukan secara kolaboratif dengan guru mitra dengan menggunakan

    instrumen observasi guru mitra terhadap guru dan observasi guru mitra

    terhadap siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra (kolaborator), siswa dan

    proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi sikap dan keterampilan

    siswa selama proses pembelajaran dengan pembelajaran tematik serta kondisi

    proses pembelajaran secara umum.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    d. Refleksi

    Berdasarkan langkah observasi akan diperoleh data yang bervariasi

    atau multi data. Tindakan dikatakan berhasil jika analisis data menunjukkan

    ketercapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam tujuan penelitian.

    Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi dengan teman observer

    maupun dengan siswa menunjukkan aspek afektif siswa dan kegiatan

    pembelajaran belum signifikan sehingga peneliti melanjutkan ke siklus II

    dengan memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam proses pembelajaran

    siklus I. Menganalisis data yang ada berdasarkan format pembelajaran yang

    dilaksanakan. Tujuannya untuk mengetahui keberhasilan dari proses

    pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik.

    2. Siklus II

    a. Rencana Tindakan

    Perencanaan tindakan meliputi:

    1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan

    pembelajaran tematik yang terdiri dari 3 pertemuan.

    2) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.

    3) Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa: soal, instrumen observasi

    proses pembelajaran afektif dan psikomotorik siswa.

    b. Tindakan

    Dalam pelaksanaan tindakan siklus I terdiri Berdasarkan dua pertemuan, yaitu :

    1) Pertemuan ke-1

    a) Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai isi lagu hujan, dan

    dikaitkan dengan materi ajar.

    b) Siswa memperhatikan gambar tentang keadaan cuaca yang ditunjukkan

    guru.

    c) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3

    siswa.

    d) Siswa menyimak penjelasan guru tentang permainan bisik berantai

    tentang cuaca.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    e) Siswa bersama kelompoknya keluar kelas bermain bisik berantai untuk

    mengidentifikasi keadaan cuaca.

    f) Laporan diskusi disertai gambar keadaan cuaca sederhana, kemudian

    guru memberi contoh gambar deskripsi cuaca yang berbentuk gambar

    seri.

    g) Guru menjelaskan materi gambar seri dengan menggunakan media

    gambar seri.

    h) Guru menyuruh siswa ke depan kelas bergantian mengurutkan kalimat

    sesuai gambar seri.

    i) Guru menyiapkan gambar seri dengan isi cerita yang lain, misalnya

    tentang tempat belanja.

    j) Siswa memperhatikan gambar serta penjelasan guru tentang jenis tempat

    belanja.

    k) Siswa ke depan kelas bergiliran menulis contoh kegunaan dan jenis

    tempat belanja dalam gambar seri yang tersedia di papan pajangan.

    l) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

    m) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

    2) Pertemuan ke-2

    a) Tanya jawab isi lagu dikaitkan dengan materi.

    b) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3

    siswa.

    c) Siswa bersama kelompoknya keluar kelas untuk mengidentifikasi kondisi

    cuaca berdasarkan keadaan langit.

    d) Siswa mempresentasikan hasil diskusi, kelompok lain menanggapi.

    e) Siswa membuat kalimat tentang isi diskusi yang telah disampaikan,

    kemudian menerapkan kalimat lain dengan melihat gambar seri yang

    disediakan guru.

    f) Guru menyuruh siswa ke depan kelas bergantian membuat kalimat sesuai

    gambar seri.

    g) Guru menjelaskan tentang perbedaan pasar nyata dan tidak nyata.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    h) Siswa bermain peran tentang jual beli di pasar tradisional.

    i) Siswa tanya jawab dengan guru tentang keuntungan dan kerugian jual

    beli di pasar tradisional.

    j) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

    k) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

    3) Pertemuan ke-3

    a) Siswa memperhatikan gambar macam-macam simbol cuaca.

    b) Guru menggambar secara sederhana simbol untuk menunjukkan kondisi

    cuaca.

    c) Guru membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3

    siswa.

    d) Siswa bersama kelompoknya menggambar secara sederhana simbol yang

    bisa digunakan untuk menunjukkan kondisi cuaca.

    e) Setiap kelompok menggambar simbol cuaca dan memberi warna yang

    menarik.

    f) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok.

    g) Guru menjelaskan materi membuat karangan berdasar gambar seri

    dengan menggunakan media gambar seri.

    h) Guru membimbing siswa membuat karangan sederhana sesuai gambar

    seri.

    i) Menyanyikan lagu tentang pasar kreasi guru, dilanjutkan tanya jawab

    tentang isi lagu.

    j) Guru menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian jual beli di pasar

    swalayan.

    k) Siswa menjawab pertanyaan tentang keuntungan dan kerugian jual beli

    di pasar swalayan.

    l) Siswa secara individual mengerjakan soal latihan.

    m) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    c. Observasi

    Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II selama tiga

    pertemuan dilakukan secara kolaboratif dengan guru mitra dengan

    menggunakan instrumen observasi guru mitra terhadap guru dan observasi

    guru mitra terhadap siswa. Sumber data diperoleh dari guru mitra

    (kolaborator), siswa dan proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati meliputi

    sikap dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran dengan

    pembelajaran tematik serta kondisi proses pembelajaran secara umum.

    d. Refleksi

    Berdasarkan langkah observasi akan diperoleh data yang bervariasi.

    Tindakan dikatakan berhasil jika analisis data menunjukkan ketercapaian

    indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan dan

    wawancara dengan teman observer maupun siswa diperoleh data di lapangan

    sebagai berikut :

    1) Kegiatan pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan rencana tindakan dan

    suasana belajar menyenangkan.

    2) Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, memperhatikan dan

    mendengarkan penjelasan dari guru, menjawab pertanyaan baik pada guru

    maupun teman, menghargai teman diskusi, mengemukakan pendapat/ ide/

    gagasan, membantu teman dalam kelompok yang ditunjukkan dalam lembar

    penilaian afektif siswa.

    3) Siswa terampil dalam kegiatan diskusi selama pembelajaran berlangsung

    yang ditunjukkan dalam lembar penilaian psikomotorik siswa.

    4) Penilaian afektif siswa meningkat mencapai target indikator kinerja yang

    telah ditetapkan yaitu 80% siswa dalam penilaian afektif dan psikomotorik

    siswa mendapat nilai 70.

    Demikian tahapan-tahapan tiap siklus, dalam penelitian ini siklus

    dilakukan secara berulang-ulang mulai dari siklus I dan berlanjut ke siklus II

    untuk mendapatkan hasil yang mendekati kesempurnaan atau sampai

    mengalami peningkatan afektif siswa dalam pembelajaran.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. HASIL PENELITIAN

    1. Deskripsi Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri II Bakalan Kecamatan

    Purwantoro Kabupaten Wonogiri. SD Negeri II Bakalan berdiri pada Tahun 1984.

    Secara geografis Sekolah Dasar Negeri II Bakalan berada di Dusun Wotgalih

    Desa Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri. Letak Sekolah Dasar

    Negeri II Bakalan berada di ujung timur Kabupaten Wonogiri, yang berbatasan

    langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Jumlah siswa di SD Negeri II Bakalan

    s