8
Johny S. Mundung Deby Kurnia Telaah Artikel “Masihkah Pertanian Menyimpan Harapan” ( Ir. Suryopratomo-Pemred Kompas) Pembangunan Pertanian di Indonesia haruslah dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan nasional, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian pada saat krisis global melanda, karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia : 1. Potensi sumber dayanya yang besar dan beragam, 2. Kontribusi terhadap pendapatan nasional cukup besar, 3. Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini 4. Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian sangat besar namun sebagian besar dari petani banyak yang termasuk golongan miskin adalah sangat ironis terjadi di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi sektor pertanian keseluruhan. Cukup disayangkan apabila liberalisasi pertanian yang disampaikan oleh Ir. Suryopratomo memang terjadi pada saat ini. Disisi lain, peningkatan investasi dalam pertanian yang dilakukan oleh investor asing/PMA yang berorientasi pada pasar ekspor umumnya padat modal dan peranannya kecil dalam penyerapan

Telaah Artikel Deby JohnySM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Telaah Artikel Deby JohnySM

Citation preview

Permasalahn yang diangkat dari artikel

Johny S. Mundung

Deby Kurnia

Telaah Artikel

Masihkah Pertanian Menyimpan Harapan

( Ir. Suryopratomo-Pemred Kompas)

Pembangunan Pertanian di Indonesia haruslah dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan nasional, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian pada saat krisis global melanda, karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia :

1. Potensi sumber dayanya yang besar dan beragam,

2. Kontribusi terhadap pendapatan nasional cukup besar,

3. Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini4. Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.Potensi pertanian sangat besar namun sebagian besar dari petani banyak yang termasuk golongan miskin adalah sangat ironis terjadi di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi sektor pertanian keseluruhan. Cukup disayangkan apabila liberalisasi pertanian yang disampaikan oleh Ir. Suryopratomo memang terjadi pada saat ini. Disisi lain, peningkatan investasi dalam pertanian yang dilakukan oleh investor asing/PMA yang berorientasi pada pasar ekspor umumnya padat modal dan peranannya kecil dalam penyerapan tenaga kerja atau lebih banyak menciptakan buruh tani, sehingga tercipta image di masyarakat bahwa petani kita menjadi tamu didaerah sendiri.Pertanian Indonesia banyak menjadi incaran investor luar negeri. Kita dapat melihat bagaimana daerah Sumatera menjadi incaran pemodal-pemodal besar dari negara luar terutama Malaysia. Apalagi permintaan dunia akan produk ini begitu tinggi karena dari sanalah kebutuhan manusia mulai dari minyak goreng sampai sabun, hingga kosmetik berasal. Itulah yang menjadi alasan mengapa investor perkebunan Malaysia seperti Perusahaan Guthrie dari Malaysia begitu bernafsu memiliki perkebunan di Indonesia.

Negara luar terutama Malaysia sebagai salah satu produsen Crude Palm Oil terbesar di dunia. Bahkan produksinya melebihi produksi Indonesia. Mereka bisa menjadi seperti itu karena produkifitas per hektar jauh lebih tinggi dari produktifitas perkebunan yang ada di Indonesia. Namun, Malaysia sangat sadar bahwa setiap saat posisinya akan bisa digeser Indonesia. Masalahnya, Indonesia mempunyai potensi lahan yang jauh lebih luas terutama Indonesia memiki Sumatera, kalau saja produktifitas perkebunan di Indonesia itu bisa ditingkatkan maka dengan segera, maka produksi kita akan bisa melewati Malaysia sebagai produsen utama CPO dunia.Melihat fenomena itu, untuk itulah perusahaan Malaysia melirik ke Indonesia. Ketika terbuka kesempatan, mereka segera masuk untuk menanamkan modalnya.. Hanya dengan itulah maka Malaysia bisa mengembangkan skala usahanya dan mempertahankan posisinya.

Hal yang terjadi justru sebaliknya terjadi di Indonesia. Pertanian ternyata tidak dipandang sebagai suatu bidang yang dapat memberikan kebanggaan dan kemajuan. Sejak era Habibie sampai sekarang, bangsa Indonesia seakan lupa akan akarnya. Seakan-akan hanya kemajuan dibidang teknologi dan manufufaktur saja yang bisa membawa Indonesia masuk dalam golongan industri maju. Jutaan dollar telah dihabiskan untuk meraih impian itu. Berdirilah industri-industri yang disebut sebagai industri strategis seperti industri pesawat terbang, industri perkapalan, dan banyak industri besar lainnya. Namun yang terjadi sekarang ini adalah perekonomian Indonesia masih terbilang ketinggalan. Impian untuk membangun perekonomian seperti negara-negara barat membuat negeri ini benar-benar melupakan pembanguan pertaniannya. Kebijakan dibidang moneter yang ditandai dengan liberalisasi perbankan membuat pembanguan pertanian seperti tidak lagi dipandang. Padahal pengalaman banyak negara menunjukan bahwa pertanian bukan bidang yang tidak terhormat. Dengan ditopang pembangunan pertaniannya, banyak negara bisa maju. Bukan hanya maju, tetapi masyarakatnya bisa ikut terlibat menikmati pembangunan.Pilihan bagi Indonesia tidak bisa lain kecuali berpaling kepada pembangunan pertanian. Melalui pembangunan pertanian maka persoalan pertama yang sering kali menimbulkan banyak permasalahan baru, yakni pengangguran, bisa diselesaikan. Barulah setelah itu, Indonseia akan bisa menata kembali impiannya menjadi negara industri baru. Untuk hal yang dibutuhkan adalah kemauan politik. Harus ada keyakinan dari para pengambil keputusan bahwa tulang punggung dari bangsa Indonsia adalah kemurahan hati yang diberikan sang maha pencipta untuk memberikan alam yang begitu kaya. Selanjutnya dibutuhkan sebuah kebijakan yang sungguh-sungguh memihak kepada pembanguan pertanian. Ada kemudahan pengurusan lahan, kemudahan dalam mendapatkan bibit yang berkualitas dan seragam, kemudahan dalam pengelolan air, dan kemudahan dalam pembiayaan.Tidaklah mungkin pertanian dibangun tanpa keberpihakan. Tidaklah mungkin pertanian dibandingkan apple to apple dengan industri. Negeri seperti Thailand atau Cina secara sadar mendirikan Bank Pertanian karena memang dibutuhkan untuk membantu perkembangan pertanian. Terbukti pertanian di kedua negara tersebut bisa menjadi penopang kemajuan negara.

Dibelakang itu, peran media harus bisa mendudukkan perkara yang sesungguhnya dari arti pembanguan pertanian bangsa indonesia. Media harus lebih banyak mengangkat mengenai entrepreneur yang berhasil dibidang pertanian.Banyak produk pertanian yang dihasilkan Indonesia, mulai dari Karet, Lada, hingga Vanilie. Namun justru negara lain yang memperoleh nama dari produk asal Indonesia, semua itu hanya bisa diperbaiki kalau bangsa Indonsia, mau menyadari bahwa bangsa Indonesia ini bisa besar melalui pertanian. Kebesaran tidak bisa diraih hanya dengan kata-kata, tetapi membutuhkan tindakan nyata, kerja keras dari seluruh bangsa.Perhatian pemerintah pada sektor pertanian harusnya lebih mendalam dengan program-program yang berpihak kepada petani kecil. Berdasarkan latar belakang tersebut ditambah dengan kenyataan justru kuatnya aksesibilitas pada investor asing /swasta besar dibandingkan dengan petani kecil dalam pemanfaatan sumberdaya pertanian di Indonesia, maka dipandang perlu adanya Grand Strategi pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani kecil. Melalui konsepsi tersebut, maka diharapkan mampu menumbuhkan sektor pertanian, sehingga pada gilirannya mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia, khususnyadalam hal pencapaian sasaran

1. Mensejahterakan petani

2. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah

3. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri

4. Menghasilkan devisa

5. Menyediakan lapangan pekerjaan

6. Peningkatan pendapatan nasional, dan

7. Tetap mempertahankan kelestarian sumberdaya.Pada dasarnya potensi agribinis Sangat potensial dibandingkan negara-negara lain di dunia, mulai dari sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan, bahkan sektor perikanan yang ditunjang oleh ketersediaan sumberdaya alam Indonesia yang telah diakui dunia luar memiliki keunggulan komparatif yang tinggi.

Sumberdaya manusia pendukung memang dirasakan masih belum optimal, tetapi dengan pemanfaatan potensi yang ada dengan ditunjang oleh koordinasi yang baik, kami yakin pembangunan pertanian tidak akan seperti sekarang ini.Banyak hal yang telah disumbangkan sektor agribinis pada pembangunan

1. Dalam Pembentukan Produk Domestik bruto, sektor agribisnis merupakan penyumbang nilai tambah (value added) terbesar dalam perekonomian nasional, diperkirakan sebesar 45 persen total nilai tambah.2. Sektor Agribisnis merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar diperkirakan sebesar 74 % total penyerapan tenaga kerja nasional.3. Sektor Agribisnis juga berperan dalam penyediaan pangan masyarakat.4. Kegiatan Agribisnis umumnya bersifat resource based industryRegulasi dari pemerintah sangat diperlukan untuk memberikan peluang kepada petani lokal untuk dapat mengolah potensi negeri sendiri. Ekspansi pemodal asing perlu diatur agar penguasaan sentra-sentra pertanian dtidak dimilki secar sepihak. Jika hal ini tidak segera dilakukan dikhwatirkan petani kecil dengan segala kompleksitas permasalahannya semakin terjepit dan terpinggirkan.

Peluang agribinsis kedepan masih terasa cerah

1. Dalam era globalisasi perubahan selera konsumen terhadap barang barang konsumsi pangan diramalkan akan berubah menjadi cepat saji dan pasar untuk produksi hasil pertanian diramalkan pula terjadi pergeseran dari pasar tradisional menjadi model modern. Dengan demikian agroindustri akan menjadi kegiatan bisnis yang paling menantang.2. Produk agroindustri umumnya mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga makin tinggi pendapatan seseorang makin terbuka pasar bagi produk agroindustri.

Tantangan Pembangunan PertanianSejalan dengan perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokritisasi serta perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi, maka pembangunan sektor pertanian dimasa datang dihadapkan pada dua tantangan pokok sekaligus. Tantangan pertama adalah tantangan internal yang berasal dari domestik, dimana pembangunan pertanian tidak saja dituntut untuk mengatasi masalah-masalah yang sudah ada, namun dihadapkan pula pada tuntutan demokratisasi yang terjadi di Indonesia. Sedangkan tantangan kedua adalah tantangan eksternal, dimana pembangunan sektor pertanian diharapkan mampu untuk mengatasi era globalisasi dunia. Kedua tantangan internal dan eksternal tersebut sulit dihindari dikarenakan merupakan kesepakatan nasional yang telah dirumuskan sebagai arah kebijakan pembangunan nasional di Indonesia.