13
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014 Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU SCALLING PIPA REINJEKSI PADA LAPANGAN PANASBUMI DIENG, PROVINSI JAWA TENGAH Eko Tri Sumarnadi Agustinus *),**), Happy Sembiring **) dan Efendi ***) *) Program Pasca Sarjana (S3), Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Jl. Dipati Ukur No. 35, Bandung **) Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPI, Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135 ***) Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135 ABSTRAK Pada sistem produksi Pusat Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Dieng dilakukan pemisahan geothermal brines dari satu phase menjadi dua phase dengan menggunakan separator. Pemisahan ini, di satu sisi dapat menghasilkan uap air (steam) digunakan untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi listrik untuk pembangunan. Namun di sisi lain juga menghasilkan water brines (suspended solid) yang didominasi oleh silica amorf (SiO2) berbentuk koloid. Penanganan water brines kini dilakukan melalui proses pengendapan pada kolam pengendapan dan saluran terbuka (open channel) untuk memisahkan padatan tersuspensi sludge dari air yang akan diinjeksikan ke dalam perut bumi, karena memang diperlukan untuk mensuplai air ke dalam perut bumi agar sistem uap air panasbumi tetap terjaga. Namun proses pengendapan tersebut yaitu pengendapan berupa lagoon belum optimal, mengingat masih terbentuk kerak scalling berupa silica amorf di dalam pipa injeksi, sehingga perlu penanganan dengan pemotongan bagian pipa yang terdapat scalling dengan durasi waktu yang relatif singkat (6 bulan/sekali). Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala bagi efisiensi produksi PLTP Dieng, karena itu pendekatan masalah dilakukan melalui eksperimen di laboratorium dengan menggunakan parameter fisika dan kimia. Teknologi yang digunakan adalah teknologi rekayasa, yakni pengolahan water brines dengan menambahkan sejumlah bahan aditif (koagulan dan flokulan) dan perubahan konsentrasi pH sebagai variabel bebas (independent). Sedangkan peningkatan jumlah endapan sludge dan reduksi turbiditas air yang akan diinjeksikan ke dalam perut bumi sebagai variabel respon (dependent). Hasil eksperimen dianalisis secara statistik dengan metoda Yates menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi dari pH 5 menjadi pH 8 mampu mempercepat pengendapan partikel tersuspensi sludge dari 2 ml/menit menjadi 12 ml/menit, perolehan sludge dari 12 ml/L menjadi 82 ml/L dan reduksi turbiditas air dari 42 NTu menjadi 3 NTu. Atau dengan kata lain dapat meningkatkan durasi waktu scalling pipa injeksi dari 6 bulan/sekali menjadi sekitar 5,3 tahun/sekali. Kata kunci : teknologi, rekayasa, optimalisasi, sludge, scalling, pipa injeksi. 1. PENDAHULUAN Sistem energi panasbumi di Pulau Jawa terbentuk sebagai akibat adanya tumbukan antara lempeng IndiaAustralia dengan lempeng Eurasia menghasilkan zona subduksi di kedalaman 160 – 280 km di bawah Pulau Jawa hingga Nusatenggara (Boedhihardi, 1991). Dampak dari peristiwa tersebut menghasilkan sumber panas berupa magma yang bersifat asam basa dengan kandungan gas magmatik 335

TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014  

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat                                                          

TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU SCALLING PIPA RE‐INJEKSI PADA LAPANGAN PANASBUMI DIENG,  

PROVINSI JAWA TENGAH  

Eko Tri Sumarnadi Agustinus *),**), Happy Sembiring **) dan Efendi ***) *) Program Pasca Sarjana (S‐3), Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Jl. Dipati Ukur No. 

35, Bandung **)Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPI, Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135 

***)Pusat Penelitian Kimia – LIPI, Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135  

ABSTRAK  

Pada  sistem  produksi  Pusat  Listrik  Tenaga  Panasbumi  (PLTP)  Dieng  dilakukan  pemisahan geothermal  brines  dari  satu  phase menjadi  dua  phase  dengan menggunakan  separator. Pemisahan  ini, di  satu  sisi dapat menghasilkan uap air  (steam) digunakan untuk memutar turbin,  sehingga menghasilkan  energi  listrik  untuk  pembangunan. Namun  di  sisi  lain  juga menghasilkan  water  brines  (suspended  solid)  yang  didominasi  oleh  silica  amorf  (SiO2) berbentuk koloid. Penanganan water brines kini dilakukan melalui proses pengendapan pada kolam  pengendapan  dan  saluran  terbuka  (open  channel)  untuk  memisahkan  padatan tersuspensi    sludge dari air yang akan diinjeksikan ke dalam perut bumi, karena memang diperlukan untuk mensuplai air ke dalam perut bumi agar sistem uap air panasbumi  tetap terjaga.  Namun  proses  pengendapan  tersebut  yaitu  pengendapan  berupa  lagoon  belum optimal, mengingat masih terbentuk kerak scalling berupa silica amorf di dalam pipa injeksi, sehingga perlu penanganan  dengan pemotongan bagian pipa yang terdapat scalling dengan durasi waktu yang relatif singkat (6 bulan/sekali). Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala bagi  efisiensi  produksi  PLTP  Dieng,  karena  itu  pendekatan  masalah  dilakukan  melalui eksperimen di laboratorium dengan menggunakan parameter fisika dan kimia. Teknologi yang digunakan adalah teknologi rekayasa, yakni pengolahan water brines dengan menambahkan sejumlah bahan aditif (koagulan dan flokulan) dan perubahan konsentrasi pH sebagai variabel bebas (independent). Sedangkan peningkatan jumlah endapan sludge dan reduksi turbiditas air yang akan diinjeksikan ke dalam perut bumi sebagai variabel respon  (dependent). Hasil eksperimen dianalisis secara statistik dengan metoda Yates menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi  pH  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  peningkatan  jumlah  sludge  dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi dari pH 5 menjadi pH 8 mampu mempercepat pengendapan partikel tersuspensi sludge dari 2 ml/menit  menjadi 12 ml/menit, perolehan sludge dari 12 ml/L menjadi 82 ml/L dan reduksi turbiditas air dari 42 NTu menjadi 3 NTu. Atau  dengan  kata  lain  dapat  meningkatkan  durasi  waktu  scalling  pipa  injeksi  dari  6 bulan/sekali menjadi sekitar 5,3 tahun/sekali.  Kata kunci : teknologi, rekayasa, optimalisasi, sludge,  scalling, pipa injeksi.  

 1. PENDAHULUAN 

Sistem  energi  panasbumi  di  Pulau Jawa  terbentuk  sebagai  akibat  adanya tumbukan  antara  lempeng  India‐Australia dengan  lempeng  Eurasia  menghasilkan 

zona subduksi di kedalaman 160 – 280 km  di bawah Pulau Jawa hingga Nusatenggara (Boedhihardi,  1991).  Dampak  dari peristiwa  tersebut  menghasilkan  sumber panas berupa magma yang bersifat asam ‐ basa  dengan  kandungan  gas  magmatik 

335

Page 2: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014  

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat                                                          

yang tinggi, sehingga menghasilkan erupsi gunung  api  yang  lebih  kuat.  Batuan reservoar  panasbumi  di  Pulau  Jawa  pada umumnya  berasosiasi  dengan  kegiatan volkanik  yang  bersifat  andesitik‐basaltik dengan  sumber magma  yang  relatif  cair. Pembentukan  sistem  panasbumi  ini dikontrol  oleh  sistem  pensesaran  yang bersifat lokal dan oleh depresi kaldera yang terbentuk  karena  pendalaman  massa batuan  bawah  permukaan  pada  saat terjadinya  letusan  gunung  api  baik  yang intensif  maupun  ekstensif  (Boedhihardi, 1991).  Sistem  lapangan  panasbumi Dieng disusun  oleh  dominasi  batuan  basal, andesit basaltik dan andesitik piroksen dan sumber  panas  diduga  berupa  magma silikaan  (silicic  magma).  Karakteristik sistem  panasbumi  Dieng  termasuk  ke dalam  lingkungan  dominan  cairan  (liquid dominated  system)  dengan  suhu  tinggi (maksimum 360 0C). Beberapa manifestasi permukaan  terdiri  dari  fumarol, mata  air panas,  kolam  lumpur  (mud  pools)  dan daerah‐daerah  beruap  panas  (steaming ground) yang luas (Herman, 2009).   

Potensi  sumberdaya  energi panasbumi PT. Geodipa Energi, Dieng, Jawa Tengah, kapasitas seluruhnya diperkirakan mencapai sekitar 300 MW. Namun hingga kini  baru  berhasil  dioperasikan  Unit  I dengan  kapasitas  60  MW  dan  baru berproduksi  sekitar  (35  –  40)  MW  yang telah  disalurkan  secara  terintegrasi  ke sistem jaringan interkoneksi Jawa‐Madura‐Bali. Usaha secara intensif terus dilakukan, agar target yang diinginkan dapat tercapai melalui pembangunan Proyek Dieng Unit 2 dan  Unit  3  yang  masing‐masing  juga berkapasitas 60 MW  (PT. Geodipa Energi, 2009).  

Fungsi  utama  kegiatan  PLTP  adalah pengambilan  uap  air  panas  (geothermal brines)  dari  dalam  perut  bumi.  Besar kecilnya geothermal brines yang dihasilkan sangat tergantung pada tipikal dari batuan induknya  (parent  rocks)  dan  kondisi reservoir  panasbumi,  khususnya 

temperatur  dan  tekanan  serta  pH  fluida yang  mempengaruhi  sifat  kelarutan mineral.  Geothermal  brines  mengandung gas,  air  dan  mineral  ikutan  dengan berbagai  unsur  kimia  terlarut  berupa  zat pengotor (kontaminan), yaitu : I, Sb, Li, H2S, Hg, Rb, bikarbonat, fluoride, ammonia dan silicate, dan  juga mengandung Na dan Ca yang berikatan dengan unsur logam‐logam seperti Fe, Mn, Pb, Zn, Ba, dan B. Walaupun industri  energi  panasbumi  termasuk kategori  clean  energi,  namun  jika  tidak ditangani  dengan  baik  dan  benar  dapat berpotensi terjadinya degradasi lingkungan (Heath,  2002).  

Sistem  produksi  geothermal  brines pada  umumnya  dilakukan  dengan  cara memisahkan  uap  (steam)  terhadap  air formasi  dengan  menggunakan  separator. Di  satu  sisi  dapat  menghasilkan  uap  air (steam)  yang  digunakan  untuk  memutar turbin sehingga dapat menghasilkan energi listrik untuk pembangunan. Namun di  sisi lain  juga  menghasilkan  brine  water (suspended  solid)  yang  didominasi  oleh silica  amorf  (SiO2)  berbentuk  koloid. Kehadiran  silica  amorf  berbentuk  koloid tersebut, selain dapat merusak turbin dan peralatan  pipa  injeksi  juga  dapat mengurangi  efisiensi  Pusat  Listrik  Tenaga Panasbumi  (PLTP).  Dunstan  (2000), mengemukakan bahwa brines water yang mengandung  silika  terlarut  berpotensi mengakibatkan scalling pada jaringan pipa injeksi.  Masalah utama yang berhubungan dengan  scalling  silika  pada  umumnya disebabkan  oleh  semakin  menurunnya tekanan dan blockage dalam jaringan pipa dan  casing pipa  injeksi dan berkurangnya kecepatan  pemindahan  panas  pada  heat exchangers.  

Penanganan brine water di lapangan panasbumi  Dieng  dilakukan  melalui pengendapan  pada  kolam  pengendapan (pond) dan saluran terbuka (open channel) untuk  memisahkan  sludge  dari  air  yang diinjeksikan ke dalam perut bumi (Gambar 1). Namun demikian, proses pengendapan 

336

Page 3: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014  

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat                                                          

sludge   tersebut pada kenyataannya belum optimal mengingat masih terbentuk kerak silica amorf di dalam pipa injeksi (Gambar 2),  sehingga  perlu  dilakukan  penanganan scalling dengan dengan durasi waktu yang relatif singkat, yakni sekitar 6 bulan sekali. Kondisi  tersebut  menjadikan  salah  satu kendala bagi efisiensi produksi PLTP Dieng.   

Sehubungan  dengan  itu, permasalahan  riset  yang  diidentifikasi, yaitu bagaimana cara meningkatkan durasi waktu  scalling  pada  pipa  injeksi  untuk meningkatkan  efisiensi  produksi  PLTP. Pendekatan  masalah  dilakukan  melalui eksperimen  di  laboratorium  dengan menggunakan parameter  fisika dan kimia. Dalam  hal  ini,  teknologi  yang  diterapkan adalah  teknologi  rekayasa,  yakni pengolahan  brine  water  dengan menambahkan  sejumlah  bahan  aditif (koagulan,  flokulan  dan  pH)  berperan sebagai  variabel  bebas  (independent), sedangkan  peningkatan  jumlah  endapan sludge dan reduksi  (penurunan) turbiditas air yang diinjeksikan ke dalam perut bumi berperan  sebagai  variabel  respon (dependent).  Permasalahan  riset selanjutnya  ditransformasikan  ke  dalam bentuk  pertanyaan  penelitian  sebagai berikut:  sejauhmana  aneka  faktor teknologi  rekayasa  (konsentrasi  koagulan, konsentrasi  flokulan  dan  konsentrasi  pH) berpengaruh terhadap peningkatan jumlah endapan  sludge dan  reduksi  turbiditas air yang diinjeksikan  kembali  ke dalam perut bumi ?  

Penelitian  dimaksudkan  untuk meningkatkan jumlah endapan sludge dan menurunkan  nilai  turbiditas  air  sehingga dapat  meningkatkan  durasi  waktu penanganan  scalling  pada  pipa  injeksi, dengan  demikian  efisiensi  produksi  PLTP menjadi lebih optimal. Adapun tujuan dari penelitian  ini  adalah  untuk  memperoleh teknologi  rekayasa  yang  berperan  dalam optimalisasi  pengendapan  sludge  dari lapangan  panasbumi  Dieng.  Sebagai sasaran  adalah  untuk memperoleh  aneka 

faktor  teknologi  rekayasa  yang berpengaruh terhadap peningkatan jumlah endapan sludge dan reduksi turbiditas air. 

 2. TINJAUAN PUSTAKA 

Secara  teoritis,  bahwa  partikel‐partikel koloid dalam suspended solid ada yang  bermuatan  posistif  dan  ada  yang bermuatan negatif sangat tergantung dari komposisi partikel partikel koloid tersebut. Partikel  yang  bermuatan  positif  akan tertarik  pada  suatu  zat  koagulan  yang bermuatan negatif atau sebaliknya partikel yang bermuatan negatif akan tertarik pada koagulan yang bermuatan positif  (pengikat ion  positif  ini  disebut  sebagai  koagulan). Berbagai  jenis  koagulan  telah  banyak digunakan  pada  pengendapan  partikel tersuspensi,  seperti  aluminium  sulfat, tawas, PAC, ferry klorida, ferro sulfat   dan lain‐lain  (Metcalf  and  Eddy  Inc,  1991). Semakin  besar  valensi  ion  pengendap, semakin  cepat  pembentukan  inti  flok (ikatan  ion  koagulan  dengan  partikel koloid).  Sementara  flokulan  adalah  senyawa polyelektrolite seperti Polyamida, Polystiren  dan  lain‐lain    yang  berfungsi untuk  mempercepat  pembentukan  flok‐flok  yang  lebih besar  (Gambar 3). Karena gaya  berat  dari  flok‐flok  tersebut  lebih besar dari densitas air, maka flok‐flok yang terbentuk  akan  turun  membentuk endapan  sludge  lebih  cepat  (Kawamura, 1991) Dengan  demikian  air  akan menjadi lebih  jernih,  karena  menurunnya  tingkat turbiditas air. 

 3. METODA 

Metoda  penelitian  merupakan langkah‐langkah  kegiatan  penelitian  yang akan  dilaksanakan  disertai  penggunaan setiap  metode  pada  setiap  langkah tersebut  (Hirnawan,  2007).  Metoda penelitian dilakukan melalui eksperimen di laboratorium  dengan  menggunakan parameter  fisika  dan  kimia.  Metode penelitian  disajikan  dalam  bentuk  bagan alir  Gambar  4,  memberikan  hipotesis 

337

Page 4: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014  

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat                                                          

bahwa  optimalisasi  pengendapan  partikel koloid  (sludge)  dapat  terjadi  atas  peran aneka  variabel  teknologi  rekayasa. Aneka variabel yang berperan dalam optimalisasi pengendapan      partikel  koloid  (sludge) tersebut  diidentifikasi  dari  karakteristik fenomena  brine  water  (suspended  solid), dan  bahan  aditif  (bahan  kimia),  serta perlakuan  teknologi  rekayasa  yang diterapkan  (variabel  independent). Sedangkan  variabel  respon  (variabel dependent)  diperoleh  melalui  identifikasi dari  karakteristik  produk  yang  hendak dituju  (diinginkan),  yakni  peningkatan jumlah  endapan  sludge  dan  penurunan (reduksi) turbiditas air. Selanjutnya dibuat desain  eksperimen  (desain  faktorial)  dan hasil eksperimen dianalisis secara statistik untuk validasi dan verifikasi hipotesis. 

 3.1  Pengumpulan Data 

 3.1.1  Penyiapan Bahan dan Peralatan:  

Bahan yang digunakan adalah brine water (suspended solid) yang diambil pada saluran terbuka (open channel) dari out let separator  pada  sumur  produksi  HCE‐30A, lapangan  Panasbumi  Dieng.  Bahan  kimia yang  digunakan  adalah  PAC  sebagai koagulan  dan  Polimer  sebagai  flokulan serta  HCl  dan  H2SO4  untuk  mengatur perubahan  pH.  Bahan  gelas  berupa  gelas ukur dan tabung inhov, sedangkan sebagai peralatan  pendukung  lainnya  digunakan pH  meter,  turbidimeter  dan  jartester (Gambar 5). 

 3.1.2 Desain Eksperimen : 

Desain  eksperimen  (1)  mengacu Sudjana (1980), dilakukan dengan metoda desain  faktorial 23  ( 2  level dari 3  faktor) dengan  6  (enam)  replikasi,  seperti diperlihatkan  pada  Tabel  1  dengan  pola tiga  jalur  analisis  seperti  disajikan  pada Gambar 6. Desain eksperimen (2) mengacu Supardi  (2013)  dilakukan  dengan metoda desain faktorial 1 (satu) faktor terdiri dari 5 (lima) kelompok dengan 6 (enam) replikasi, 

diperlihatkan pada Tabel 2 dan pola  jalur analisis  satu  jalur  seperti  disajikan  pada Gambar 7. 

  3.1.3  Prosedur Eksperimen : 

Prosedur  eksperimen  dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: sampling dengan memasukkan brine water ke dalam gelas ukur sebanyak 1.000 ml. Selanjutnya ditambahkan bahan  aditif  ke dalam  brine water sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan,  kemudian  di  aduk  sesuai kondisi  pengadukan  dan  pH.  Kondisi pengadukan : flash mix : 120 rpm selama 5 menit  dan  slow mix  :  45  rpm  selama  10 menit.  Kemudian  sample  tersebut dimasukkan  ke  dalam  tabung  inhov  dan diukur  jumlah  volume  endapan  yang terbentuk dalam durasi waktu  : 5, 10, 15, 20.  25  dan  30  menit.  Air  formasi selanjutnya  dilakukan  pengukuran  nilai turbiditas  air  di  atas  endapan.  Tahapan pelaksanaan  eksperimen  secara  rinci seperti diperlihatkan pada Gambar 8. 

   3.2   Metoda Pengolahan Data: 

Pengolahan  data  dilakukan  melalui analisis  varian  (ANAVA)  tiga  jalur  untuk eksperimen (1) dan analisis varian (ANAVA) satu  jalur  (eksperimen  2)  untuk mengetahui tingkat signifikansi dari aneka faktor  teknologi  rekayasa  dan  untuk validasi  serta  verifikasi  hipotesis  (Spiegel, 1976). 

 4.  HASIL DAN PEMBAHASAN  4.1  Pengaruh  aneka  faktor  teknologi 

rekayasa  terhadap  peningkatan jumlah endapan sludge dan reduksi turbiditas air : Hasil eksperimen (1) seperti disajikan 

pada Tabel 3 dan Tabel 4, memperlihatkan hubungan  antar  variabel  yang  terlibat, yakni : faktor koagulan (A), faktor flokulan (B) dan faktor pH (C) terhadap peningkatan jumlah  endapan  sludge  dan  nilai  reduksi 

338

Page 5: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014  

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat                                                          

turbiditas air. Hasil analisis varian tiga jalur dari  3  faktor  (konsentrasi  koagulan, flokulan dan pH) setiap faktor mempunyai 2 taraf, dengan 6 (enam) replikasi terhadap peningkatan  jumlah  endapan  sludge  dan reduksi turbiditas air dengan menggunakan metoda Yates seperti disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Dari hasil analisis  tersebut menunjukkan bahwa faktor A dan interaksi AC  (dalam  hal  ini,  Fhitung  <  Ftabel), mempunyai  makna  bahwa  faktor  A  dan interaksi  AC  tidak  berpengaruh  secara signifikan terhadap jumlah endapan sludge (Tabel  5)  tetapi  berpengaruh  secara signifikan  terhadap  reduksi  turbiditas  air (Tabel  6).  Faktor  konsentrasi  pH  adalah yang paling berpengaruh secara signifikan baik  terhadap  jumlah  endapan  sludge maupun  terhadap  reduksi  turbiditas  air. Sebagai  gambaran  tentang  pengaruh faktor  Koagulan  (PAC)  dan  Flokulan (Polimer)  terhadap  peningkatan  jumlah endapan  dan  reduksi  turbiditas  air diperlihatkan  pada  grafik Gambar  9. Dari grafik  tersebut  tampak  bahwa penambahan  PAC  maupun  Polimer  pada pH  8,  tidak menunjukkan  pengaruh  yang berarti. Sebaliknya perubahan konsentrasi pH sangat signifikan, oleh karena itu perlu ditindaklanjuti  dengan  eksperimen  (2). Kyota  and  Uchiyama  (2011)  juga  telah berhasil  mereduksi  tingkat  scalling  pada pipa injeksi dengan memodifikasi pH sesuai dengan kondisi brine water. 

  4.2  Pengaruh konsentrasi pH terhadap 

peningkatan  jumlah  endapan sludge dan reduksi turbiditas air: 

 Hasil eksperimen  (2) melalui   desain 

faktorial 1(satu) faktor, terdiri dari 5 (lima) kelompok  dengan  6  (enam)  replikasi seperti disajikan pada Tabel 7, sedangkan hasil  analisis  varian  satu  jalur  untuk peningkatan  jumlah  endapan  sludge  dan reduksi  turbiditas  air  diperlihatkan  pada Tabel  8  dan  Tabel  9. Dari  tabel  tersebut tampak bahwa Fhitung > Ftabel  , mempunyai 

makna bahwa  terdapat pengaruh pH baik terhadap  peningkatan  jumlah  endapan sludge  dan  reduksi  turbiditas  air  yang sangat  signifikan.  Pengaruh  tersebut  juga diperlihatkan pada grafik Gambar 10 baik pada  faktor  pH  dengan  penambahan Koagulan  (PAC,10  ppm)  dan  Flokulan (Polimer, 1 ppm) maupun hanya faktor pH saja,  yakni  tanpa  penambahan  Koagulan (PAC) dan Flokulan (Polimer). 

Pada  grafik  kedua  gambar  tersebut memperlihatkan  bahwa  semakin ditingkatkan  nilai  pH  cenderung  semakin besar  jumlah  endapan  sludge  dan sebaliknya  nilai  turbiditas  cenderung semakin turun.   Semakin  meningkatnya  konsentrasi  pH berarti  jumlah  (OH)‐  semakin  bertambah besar,  sementara  afinitas  (daya  ikat  ion) (OH)‐ > koagulan.  

Berdasarkan  hasil  eksperimen tersebut  dengan  mengingat  aspek keamanan,  maka  diperoleh  kondisi optimum  pada  pH  8,  dengan  kata  lain bahwa  perubahan  konsentrasi  dari  pH  5 menjadi  pH  8  mampu  mempercepat pengendapan  sludge  dari  2  ml/menit  menjadi sekitar 12 ml/menit, peningkatan jumlah  endapan  sludge  dari  12  ml/L menjadi 82 ml/L dan reduksi turbiditas air dari sekitar 42 NTu menjadi 3 NTu.  4.3  Peningkatan durasi waktu scalling 

pipa injeksi :  Scale merupakan    endapan  kristal 

yang  menempel  pada  dinding  pipa  atau material  lain,  seperti  diilustrasikan  yang terjadi  pada  alat  dapur  (panic)  ketika dipakai memasak air dapat terbentuk kerak yang menempel di dasar panic. Mekanisme pembentukan  kristal‐krital  scale dipengaruhi  oleh  kondisi  sistem  formasi, terutama  pengaruh  perubahan (penurunan)    suhu  dan  tekanan  yang berpengaruh terhadap sifat nilai kelarutan komponen  kristal  tersebut.  Komponen yang  berpengaruh  terhadap  laju  scale diantaranya  adalah:  batuan  reservoir 

339

Page 6: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014  

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat                                                          

(pasir,  karbonat),  mineral  (Al2O3,  SiO2  ), karakteristik  fluida  (jenis  ion,  kation,  gas) dan  kondisi  reservoir  (pH,  suhu  dan tekanan). 

Berdasarkan  karakteristik  dari  brine water,  air  formasi  masih  banyak mengandung partikel‐partikel  tersuspensi, dengan  besaran  partikel  yang  bervariasi dari  partikel  besar  sampai  partikel  kecil (halus)  hingga  berbentuk  koloid.  Partikel‐partikel  besar  dapat  turun  mengendap berupa  lumpur.  Sedangkan  partikel‐partikel koloid   yang masih  terdapat pada brine  water,    memerlukan  waktu  yang cukup  lama  untuk  dapat  mengendap, karena  brine water mengandung  salinitas dengan nilai 4%  densitas lebih kecil dari 1 yang akan menahan partikel‐partikel koloid tetap  tersuspensi.  Partikel‐pertikel  koloid yang  tersuspensi  ini  ketika  dilakukan  re‐injection  melalui  pipa  besi,  terjadi pengandapan  dan  pengerakan  pada permukaan  bagaian  dalam  pipa  injeksi. Pengendapan  ini berlangsung secara terus menerus, dan membentuk  lapisan‐lapisan endapan  berbentuk  kerak  yang  cukup tebal,  sehingga  memperkecil  diameter dalam  pipa  dan  menurunkan  debit  re‐injection. Pembentukan kerak pada pipa re‐injection  inilah yang disebut terbentuknya scalling  pada  pipa  injeksi.  Pembentukan scalling  ini  perlu  dihindari.  Pada  saat  ini penanganan  yang  dilakukan  oleh  PT. Geodipa  Energi    adalah  dengan mengidentifikasi  bagian  pipa  yang terbentuk scalling   dan memotong bagian pipa  yang  terbentuk  scalling  tersebut untuk dibersihkan.  Pekerjaan pemotongan pipa  yang  terbentuk  scalling  ini  rata‐rata setiap 6 (enam) bulan sekali.  

Hasil karakterisasai  brine water  yang berasal  dari    saluran  terbuka  adalah sebagai berikut : pH = 6,23;  conductovity = 79,3 mS/cm2;    turbidity >> 999   NTU dan salinitas  =  4%.  Setelah  dilakukan  proses pengendapan  dengan  cara  pengendapan tanpa  penambahan  bahan  aditif,  partikel koloid memberikan nilai 42 NTu   atau  42  

mg  /L  SiO2.    Nilai  ini   memberikan    laju pengendapan   sebesar 50% dari diameter pipa  6  inchi  selama  6  bulan,    hal  ini menunjukan bahwa laju pengendapan atau laju pembentukan  kerak (scalling)  7,62 cm /  6  bulan.    Nilai  ini  sama  dengan  12,7 mm/bulan   dari nilai koloid yang dialirkan pada  pipa dengan nilai NTu  42.  Jika  hasil pengolahan  brine  water  dengan  metoda pengendapan menggunakan koagulan dan flokulan  pada  pH  8 menghasilkan  nilai  3 NTu, maka laju pengendapan relative lebih lama dan diprediksi    laju pengerakan   0,6 mm/bulan.  Dengan  demikian  untuk mencapai  50%  dari  diameter  pipa  6  inch memerlukan  waktu  selama  63,5  bulan bulan atau selama 5,3 tahun.  4. KESIMPULAN  4.1  Hasil eksperimen  (1) menunjukkan bahwa diantara ketiga  faktor  (konsentrasi koagulan, flokulan dan pH) faktor pH paling berpengaruh  secara  signifikan  baik terhadap  peningkatan  jumlah  sludge  dan reduksi turbiditas air. Variasi koagulan dan flokulan  pada  pH  8  tidak  menunjukkan perubahan  atau  perbedaan  jumlah endapan  sludge dan  reduksi  turbiditas air yang berarti. 

 4.2  Hasil eksperimen  (2) menunjukkan bahwa  faktor  pH  berperan  secara signifikan,  semakin  besar  nilai  pH cenderung  semakin  besar  terhadap peningkatan  jumlah  endapan  sludge  dan reduksi  turbiditas  air.  Kondisi  optimal dicapai pada pH 8, dengan kata lain bahwa perubahan konsentrasi dari pH 5 menjadi pH 8 mampu mempercepat pengendapan sludge dari 2 ml/menit  menjadi sekitar 12 ml/menit,  peningkatan  jumlah  endapan sludge dari 12 ml/L menjadi  82 ml/L dan reduksi  turbiditas  air  dari  sekitar  42  NTu turun menjadi 3 NTu.  

340

Page 7: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014  

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat                                                          

4.3  Durasi  waktu  scalling  dapat ditingkatkan  dari  6  bulan  sekali  menjadi sekitar 5,3 tahun sekali.   UCAPAN TERIMAKASIH 

 Ucapan terima kasih kami sampaikan 

kepada  Kepala  Pusat  Penelitian Geoteknologi  –  LIPI  dan  Direktur  PT. Geodipa Energi atas bantuan fasilitas yang diberikan  selama  kami  melakukan penelitian. Ucapan terima kasih  juga kami sampaikan kepada Dr. Ildrem Syafri, Mega Fatimah  Rosana,  PhD  dan  Prof.  Dr.  Ir. Izkandar  Zulkarnain,  yang  telah memberikan  pengarahan  dan  bimbingan dalam  penulisan  karya  tulis  ini. Demikian pula tak lupa kami sampaikan terima kasih yang sebesar‐besarnya kepada Dr. Anggoro Tri  Mursito,  Ir.  Happy  Sembiring,  Ir. Gurharyanto, Sdr. Atet saepuloh dan Endro Bhakti atas bantuannya selama melakukan penelitian ini.   DAFTAR PUSTAKA  Boedihardi, M, Suranto, and Sudarman, S, 

1991,  Evaluation  of  The  Dieng Geothermal  Field:  Review  of Development  Strategy,  Proceeding Indonesian  Petroleum  Association, Twentieth  Annual  Convention,  IPA 91‐21.20. 

Dunstall, M, Zipfel, H, Brown, K, 2000, The Onset  of  Silica  Scalling  Around Circular Cylinders, Proceeding Word Geothermal  Conggress,  Kyusu‐Tohoku, Japan. 

Herman, D,Z, 2009, Tinjauan Kemungkinan Sebaran Unsur Tanah Jjarang (REE) di Lingkungan  Panasbumi  :  Contoh Kasus  Lapangan  Panasbumi  Dieng, Jawa  Tengah,  Jurnal  Geologi Indonesia, Vol 4, No.4, hal: 1‐8  

Heath,    2002,  Environmental  Aspects  of Geothermal  Energi  Resources Utilization,  XXXII  IAH  Congress  on Groundwater  and  Human Development,  Mar  del  Plata, Argentina.  

Hirnawan,  Febri,  2007,  RISET  bergulirlah PROSES ILMIAH ... menuju penemuan baru  dan  orisinal,  Unpad  Press, Bandung. 

Kawamura, S  (1991),  Integrated Design of Water  Treatment  Facilities,  ISBN  0‐471‐61591‐9, John Wiley & Sons, Inc, New York. p : 63‐ 276. 

Kiyota Y and Uchiyama, N, 2011, Silica Scale Prevention  Effects  of  Brine  pH Modification  at  hatchobaru  Power Station,  Japan,  Proceedings International Workshop  on Mineral Scalling, Manila, Philipines, p : 47‐50. 

Metcalf  and Eddy,  Inc, 1991, Wastewater Engineering; Treatment, Disposal and Reuse,  Third  Edition,  McGraw‐Hill, Inc, ISBN: 0‐07041690‐7, Singapore. 

PT.Geodipa  Energi,  2009,  Rencana Pengelolaan  Lingkungan  dan Rencana  Pemantauan  Lingkungan (RKL‐RPL)  Triwulan  II,  Laporan Pelaksanaan, Dieng, Jawa Tengah. 

Sudjana,  1980,  Disain  dan  Analisis Eksperimen,  Penerbit  TARSITO, Bandung. 

Supardi,  2013,  Aplikasi  Statistika  dalam Penelitian:  Konsep  Statitiska  yang Lebih  Komprehensif,  ISBN  978‐602‐17815‐5‐5,  Change  Publication, Jakarta. 

Spiegel M,  R,  1976,  Schaum’s  Outline  of Theory  and  Problems  of  Probability and  Statistics,  Schaum’s  Outline Series,  McGraws  Hill  International Book  Company,  Asian  Student Edition,  ISBN  0‐07‐99030‐1, Singapore.

 

341

Page 8: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Gambar 1. Tahapan pengendapan Sludge, (a.

Separator, b. AFT, c. Open channel, d. Pond)

Gambar 2. Pengkerakan silika pada pipa

injeksi 8 inci (tebal kerak 4 inci)

Gambar 3. Mekanisme pengikatan koloid oleh koagulan dan flokulan

A. Partikel koloid selalu

bermuatan listrik

B. Partikel koloid terikat

dengan koagulan C. Inti flok terikat dengan

flokulan

A B

D C

342

Page 9: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Gambar 4. Bagan alir metode penelitian

Gambar 5. Peralatan pendukung eksperimen

DAMPAK

A.pHmete

r

B.Turbidimeter C.Jartester

343

Page 10: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Gambar 6. Pola analisis 3 jalur, menunjukkan hubungan antar variabel

eksperimen pada desain faktorial 23

Keterangan : Variabel Independen (Konsentrasi Koagulan / Konsentrasi Flokulan / Konsentrasi pH)

Variabel Dependen : Y1 : Jumlah endapan sludge, ml/L, Reduksi turbiditas air, NTu)

Gambar 7. Pola jalur analisis satu (1) jalur, desain faktorial 1 (satu) faktor 5 (lima)

kelompok dengan 6 (enam) replikasi

A.Proses Pengadukan, B. Penyiapan gelas silinder, C. Pengendapan tabung inhov, D. Pengukuran turbiditas

Gambar 8. Tahapan pelaksanaan kegiatan eksperimen

Gambar 9. Grafik pengaruh koagulan dan flokulan terhadap jumlah

endapan sludge dan turbiditas air pada pH 8.

X (A,B,C,D,E)

Y1 , Y

2

A B

C D

344

Page 11: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Gambar 10. Grafik pengaruh pH terhadap peningkatan jumlah sludge

dan reduksi turbiditas air

Tabel 1. Desain faktorial 23 ( 2 level dari 3 faktor) dengan 6 (enam) replikasi

DESAIN

FAKTORIAL 23

(2 LEVEL DARI

3 FAKTOR)

Faktor Konsentrasi Koagulan (A), ppm

A.1 (1 ppm) A.2 (10 ppm)

Faktor Konsentrasi

Flokulan (B), ppm

Faktor Konsentrasi Flokulan

(B), ppm

B.1 (0,01

ppm)

B.2 (0,1

ppm)

B.1 (0,01

ppm)

B.2 (0,1

ppm)

Faktor

pH (C)

C.1

(pH 5) Y1,Y2

(A1,B1,C1)

(6 replikasi)

Y1,Y2

(A1,B2,C1)

(6 replikasi)

Y1,Y2

(A2,B1,C1) (6

replikasi)

Y1,Y2

(A2,B2,C1) (6

replikasi)

C.2

(pH 9)

Y1,Y2

(A1,B1,C2) (6 replikasi)

Y1,Y2

(A1,B2,C2) (6 replikasi)

Y1,Y2

(A2,B1,C2) (6 replikasi)

Y1,Y2

(A2,B2,C2) (6 replikasi)

Tabel 2. Desain faktorial satu (1) faktor, 5 (lima) kelompok dengan

6 (enam) replikasi

DESAIN

FAKTORIAL SATU

FAKTOR

Faktor Koagulan/ Faktor Flokulan/ Faktor pH (X)

X A (Koagulan: 1)

(Flokulan:0,1)

(pH.5)

X B

(Koagulan:2,5)

(Flokulan:0,25)

(pH.6)

X C

(Koagulan:5)

(Flokulan:0,5)

(pH.7)

X D

(Koagulan:7,5)

(Flokulan:0,75)

(pH.8)

X E

(Koagulan:10)

(Flokulan: 1,0)

(pH.9)

Jumlah Sludge (ml/L) Y1.A

(6 Replikasi)

Y1.B

(6 Replikasi)

Y1.C

(6 Replikasi)

Y1.D

(6 Replikasi)

Y1.E

(6 Replikasi)

Reduksi Turbiditas Air

(NTu)

Y2.A

(6 Replikasi)

Y2.B

(6 Replikasi)

Y2.C

(6 Replikasi)

Y2.D

(6 Replikasi)

Y2.E

(6 Replikasi)

Tabel 3. Data hasil eksperimen (1) peningkatan jumlah endapan sludge

Faktor C

(pH)

Faktor A (Koagulan) / B (Flokulan)

A.1 (Koagulan, 1 ppm) A.2 (Koagulan, 10 ppm)

B.1(Flok, 0,01ppm) B.2 (Flok, 0,1 ppm) B.1(Flok, 0,01ppm) B.2 (Flok, 0, 1 ppm)

C1(pH 5)

18 48 46 19

18 40 40 18

18 37 38 17

17 35 37 17

17 34 37 16

17 34 37 16

C2 (pH 9)

155 120 140 110

120 98 120 96

120 95 100 93

345

Page 12: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Tabel 4. Data hasil eksperimen (1) untuk reduksi turbiditas air

Faktor C (pH)

Faktor A (Koagulan) / B (Flokulan)

A1 (Koagulan, 1 ppm) A2 (Koagulan, 10 ppm)

B.1(Flok,

0,01ppm)

B.2 (Flok, 0, 1

ppm)

B.1(Flok,

0,01ppm)

B.2 (Flok, 0, 1 ppm)

C1(pH 5)

40 40 25 47

39 39 23 47

38 38 21 46

37 37 18 46

36 36 16 45

35 35 15 45

C2 (pH 9)

9 9 6 6

8 8 6 6

7 7 5 5

6 6 5 5

5 5 4 4

4 4 4 4

Tabel 5. Hasil analisis varian dua arah terhadap kecepatan pengendapan sludge

Sumber Variansi db JK RJK Fh Ft

0,05 0,01

Antar Kategori A 1 102,09 102,09 0,48 2,45 3,51

Antar Kategori B 1 1.752,09 1.752,09 8,20 2,45 3,51

Antar Kategori C 1 59.220,75 59.220,75 277,26 2,45 3,51

Interaksi AB 1 1.082,99 1.082,99 5,07 2,45 3,51

Interaksi AC 1 133.33 133.33 0,62 2,45 3,51

Interaksi BC 1 1.541,33 1.541,33 7,22 2,45 3,51

Interaksi ABC 1 1.656,76 1.656,76 7,76 2,45 3,51

Seluruh Sel/Kelp 7 8.543,52 213,59 - - -

Dalam Kelompok 40 265.050,00 - - - -

Total Direduksi 41 74.033,67 - - - -

Tabel 6. Hasil analisis varian dua arah terhadap turbiditas air

Sumber Variansi db JK RJK Fh Ft

0,05 0,01

Antar Kategori A 1 114,17 114,17 28,33 2,45 3,51

Antar Kategori B 1 520 520 129,03 2,45 3,51

Antar Kategori C 1 10.384,17 10.384,17 2.576,68 2,45 3,51

Interaksi AB 1 520,16 520,16 129,07 2,45 3,51

Interaksi AC 1 29,66 29,66 7,36 2,45 3,51

Interaksi BC 1 129,07 129,07 129,07 2,45 3,51

Interaksi ABC 1 129,07 129,07 129,07 2,45 3,51

Seluruh Sel/Kelp 7 12.088,67 1.726,95 - - -

Dalam Kelompok 40 161,33 4,03 - - -

100 78 98 76

96 72 90 68

94 68 86 64

346

Page 13: TEKNOLOGI REKAYASA UNTUK PENINGKATAN DURASI WAKTU … · konsentrasi pH berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan jumlah sludge dan reduksi turbiditas air. Perubahan konsentrasi

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Total Direduksi 41 12.769,92 - - - -

Tabel 7. Data hasil eksperimen (2) satu faktor, 5 kelompok dengan 6 replikasi

OPTIMALISASI

PENGENDAPAN SLUDGE

FAKTOR pH

A (pH 5) B (pH 6) C (pH 7) D (pH 8) E (pH 9)

JUMLAH SLUDGE (ml/L)

8 12 42 72 150

11 23 38 59 105

12 24 36 54 98

12 24 36 52 88

12 23 36 50 84

12 23 36 50 82

REDUKSI TURBIDITAS

AIR (NTu)

92 74 68 28 8

38 32 27 15 8

42 24 25 13 4

42 32 25 9 3

42 32 24 8 3

42 32 18 8 3

Tabel 8. Hasil analisis varian satu jalur untuk peningkatan jumlah endapan sludge

Sumber Varians db JK RJK F hitung F tabel

(0,05)

F tabel

(0,01)

Kelompok (A) 4 30.204.05 7.293,06 50.29 2,60 3,86

Dalam (D) 25 3.753,42 150,14 - - -

Total (TR) 29 33.957,47 - - - -

Tabel 9. Hasil analisis varian satu jalur untuk reduksi turbiditas air

Sumber Varians db JK RJK F hitung F tabel

(0,05) F tabel

(0,01)

Kelompok (A) 5 7.907,14 1.976.79 8,52 2,60 3,86

Dalam (D) 25 5.797,93 231,92 - - -

Total (TR) 29 13.704,97 - - - -

347