40
MASALAH • Latar belakang • Identifikasi • Pembatasan • Perumusan Tujuan/manfaat KAJIAN TEORI • Deskripsi teori • Kerangka berfikir • Hipotesis KAJIAN EMPIRIS Populasi/sampel • Definisi operasional • Teknik pengumpulan data (Instrumen) • Teknik pengolahan data (Statistik) HIPOTESIS DATA PENGUJIAN HIPOTESIS KESIMPULAN

Teknik sampel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teknik sampel

MASALAH

• Latar belakang

• Identifikasi

• Pembatasan

• Perumusan

• Tujuan/manfaat

KAJIAN TEORI

• Deskripsi teori

• Kerangka berfikir

• Hipotesis

KAJIAN EMPIRIS

• Populasi/sampel

• Definisi operasional

• Teknik pengumpulan data (Instrumen)

• Teknik pengolahan data (Statistik)

HIPOTESIS DATAPENGUJIAN HIPOTESIS

KESIMPULAN

Page 2: Teknik sampel

POPULASI (1)POPULASI (1)

Populasi adalah wilayah generalisasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003: 90)kesimpulannya (Sugiyono, 2003: 90)

Populasi = bukan hanya orang, tetapi juga Populasi = bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda alam lainnya.obyek dan benda alam lainnya.

Populasi = bukan hanya jumlah, tetapi Populasi = bukan hanya jumlah, tetapi juga karakteristik/sifat yang dimiliki juga karakteristik/sifat yang dimiliki subyek atau obyek itu.subyek atau obyek itu.

Page 3: Teknik sampel

POPULASI (2)POPULASI (2)

Jenis populasi:Jenis populasi:

1.1. Homogen (karakteristik populasi Homogen (karakteristik populasi sama)sama)

2.2. Heterogen (karakteristik populasi Heterogen (karakteristik populasi tidak sama)tidak sama)

3.3. Terhingga (diketahui jumlah dan Terhingga (diketahui jumlah dan batasnya)batasnya)

4.4. Tak terhingga (tidak diketahui jumlah Tak terhingga (tidak diketahui jumlah dan batasnya)dan batasnya)

Page 4: Teknik sampel

POPULASI

SAMPEL

HOMOGEN HETEROGEN

GAMBARAN POPULASI & SAMPEL

Page 5: Teknik sampel

SAMPELSAMPEL

Sampel = bagian dari jumlah dan karateristik yang Sampel = bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2003: 91).dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2003: 91).

Sampel = Sebagian dari populasi yang ingin diteliti Sampel = Sebagian dari populasi yang ingin diteliti yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi (Zr).keberadaan populasi (Zr).

Artinya: Apa yang ditemukan dalam penelitian Artinya: Apa yang ditemukan dalam penelitian pada sampel, juga berlaku bagi populasi (Zn).pada sampel, juga berlaku bagi populasi (Zn).

Ukuran sampel = banyaknya anggota sampel atau Ukuran sampel = banyaknya anggota sampel atau unit sampel atau individu.unit sampel atau individu.

Cara menentukan sampel disebut Cara menentukan sampel disebut “sampling”“sampling” atau teknik menentukan sampel.atau teknik menentukan sampel.

Kerangka sampel = seluruh daftar individu yang Kerangka sampel = seluruh daftar individu yang menjadi unit analisis yang ada dalam populasi menjadi unit analisis yang ada dalam populasi terjangkau.terjangkau.

Page 6: Teknik sampel

MENGAPA SAMPELMENGAPA SAMPEL

Seringkali tidak mungkin mengamati Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi.seluruh anggota populasi.

Pengamatan terhadap seluruh anggota Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat merusak.populasi dapat merusak.

Menghemat waktu, biaya dan tenaga.Menghemat waktu, biaya dan tenaga. Mampu memberikan informasi yang lebih Mampu memberikan informasi yang lebih

menyeluruh dan mendalam.menyeluruh dan mendalam.

Page 7: Teknik sampel

SUMBER KESALAHAN SAMPLINGSUMBER KESALAHAN SAMPLING

1.1. RANDOM VARIATIONRANDOM VARIATION

2.2. MIS-SPECIFICATION OF SAMPLE MIS-SPECIFICATION OF SAMPLE SUBJECTSSUBJECTS

3.3. COVERAGE ERRORCOVERAGE ERROR

4.4. NONRESPONSE ERRORNONRESPONSE ERROR

5.5. SAMPLING ERRORSAMPLING ERROR

6.6. MEASUREMENT ERRORMEASUREMENT ERROR

Page 8: Teknik sampel

RANDOM VARIATIONRANDOM VARIATION

Disebabkan heterogenitas populasiDisebabkan heterogenitas populasiSehingga mungkin yang terpilih Sehingga mungkin yang terpilih

sebagai sampel kelompok tinggi atau sebagai sampel kelompok tinggi atau sebaliknyasebaliknya

Page 9: Teknik sampel

MIS-SPECIFICATION OF SAMPLE SUBJECTSMIS-SPECIFICATION OF SAMPLE SUBJECTS

Kesalahan spesifikasi misalnya: Kesalahan spesifikasi misalnya: meneliti pendapatan keluarga, yang meneliti pendapatan keluarga, yang ditanya hanya suami atau kepala ditanya hanya suami atau kepala keluarga. Sementara istri dan anak keluarga. Sementara istri dan anak tidak diperhitungkantidak diperhitungkan

Page 10: Teknik sampel

COVERAGE ERRORCOVERAGE ERROR

Terdapat unsur populasi yang tidak Terdapat unsur populasi yang tidak tercakup dalam kerangka sampling tercakup dalam kerangka sampling akibat tidak tersedia daftar yang akibat tidak tersedia daftar yang lengkap.lengkap.

Page 11: Teknik sampel

NONRESPONSE ERRORNONRESPONSE ERROR

Tidak setiap responden bersedia Tidak setiap responden bersedia merespon suatu survmerespon suatu surveyey, sehingga , sehingga data yang diharapkan tidak muncul data yang diharapkan tidak muncul lengkap dari setiap respondenlengkap dari setiap responden

Page 12: Teknik sampel

SAMPLING ERRORSAMPLING ERROR

Sampling error dapat diperkecil Sampling error dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampeldengan memperbesar ukuran sampel

Page 13: Teknik sampel

MEASUREMENT ERRORMEASUREMENT ERROR

Kesalahan pengukuran merujuk Kesalahan pengukuran merujuk kepada ketidakkepada ketidak--akuratan dalam akuratan dalam mencatat respon yang diberikan mencatat respon yang diberikan responden karena kelemahan responden karena kelemahan instrumeninstrumen

Page 14: Teknik sampel

TEKNIK SAMPLING TEKNIK SAMPLING

Probability sampling

Non Probabaility sampling

1. Simple random sampling

2. Proportionate stratified random sampling

3. Disproportionate stratified random sampling

4. Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)

1. Sampling sistematis

2. Sampling kuota

3. Sampling incidental

4. Purposive sampling

5. Sampling jenuh

6. Snowball sampling

Page 15: Teknik sampel

Tekknik SamplingTekknik Sampling

Probability samplingProbability sampling adalah teknik adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.anggota sampel.

Non-Probability samplingNon-Probability sampling adalah teknik adalah teknik pengambilan sampel yang tidak pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.dipilih menjadi anggota sampel.

Page 16: Teknik sampel

1. Simple Random Sampling 1. Simple Random Sampling (SRS)(SRS)

SRS = Pengambilan sampel secara SRS = Pengambilan sampel secara acak sederhana, tanpa memperhatikan acak sederhana, tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. strata yang ada dalam populasi.

Syarat penggunaan teknik SRS adalah Syarat penggunaan teknik SRS adalah populasi dianggap homogenpopulasi dianggap homogen

Misalnya, SD negeri saja, guru PNS Misalnya, SD negeri saja, guru PNS saja, Kepala SD swasta saja, guru saja, Kepala SD swasta saja, guru kontrak saja; atau guru tamatan D2 kontrak saja; atau guru tamatan D2 PGSD.PGSD.

Page 17: Teknik sampel

2. Proportionate Stratified 2. Proportionate Stratified Random Sampling (PSRS)Random Sampling (PSRS)

PSRS = Bila populasi mempunyai PSRS = Bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen anggota/ unsur yang tidak homogen (heterogen) dan berstrata secara (heterogen) dan berstrata secara proporsional, maka jumlah sampel proporsional, maka jumlah sampel harus diambil meliputi strata secara harus diambil meliputi strata secara proporsional.proporsional.

Misalnya, Latar belakang pendidikan Misalnya, Latar belakang pendidikan guru; pangkat kepala sekolah, diambil guru; pangkat kepala sekolah, diambil sampel sesuai dengan besaran jumlah sampel sesuai dengan besaran jumlah pada masing-masing tingkat populasi.pada masing-masing tingkat populasi.

Page 18: Teknik sampel

3. Disproportionate Stratified 3. Disproportionate Stratified Random Sampling (DPSRS)Random Sampling (DPSRS)

DPSRS = Populasi mempunyai anggota/ unsur DPSRS = Populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen (heterogen) dan yang tidak homogen (heterogen) dan berstrata, tetapi kurang proporsional, maka berstrata, tetapi kurang proporsional, maka jumlah sampel untuk strata tertentu diambil jumlah sampel untuk strata tertentu diambil seluruhnya karena jumlah terlalu sedikit atau seluruhnya karena jumlah terlalu sedikit atau kurang proporsional.kurang proporsional.

Misalnya, Guru berpendidikan S3 = 2, S2 = 5; Misalnya, Guru berpendidikan S3 = 2, S2 = 5; S1= 350; D2 = 750; SPG = 400; maka guru S1= 350; D2 = 750; SPG = 400; maka guru berpendidikan S3 dan S2 diambil seluruhnya berpendidikan S3 dan S2 diambil seluruhnya sebagai sampel karena jumlahnya sangat sebagai sampel karena jumlahnya sangat sedikit, tidak/kurang proporsional.sedikit, tidak/kurang proporsional.

Page 19: Teknik sampel

4. Cluster Sampling (Area 4. Cluster Sampling (Area Sampling)Sampling)

CS/AR = Bila populasi sangat luas, misalnya CS/AR = Bila populasi sangat luas, misalnya penduduk dari suatu daerah propinsi atau penduduk dari suatu daerah propinsi atau kabupaten; maka untuk menentukan penduduk kabupaten; maka untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sampel, ditetapkan mana yang akan dijadikan sampel, ditetapkan berdasarkan daerah populasi.berdasarkan daerah populasi.

Misalnya, propinsi riau terdiri atas 12 kabupaten Misalnya, propinsi riau terdiri atas 12 kabupaten dan kota, maka ditetapkan 3 kabupaten dan 3 kota dan kota, maka ditetapkan 3 kabupaten dan 3 kota sebagai sampel penelitian. Jika kabupaten dan kota sebagai sampel penelitian. Jika kabupaten dan kota berstrata, maka teknik pengambilan sampel berstrata, maka teknik pengambilan sampel digunakan digunakan stratified random sampling.stratified random sampling.

Teknik CS/AR sering digunakan melalui dua tahap: Teknik CS/AR sering digunakan melalui dua tahap: Pertama, menentukan sampel daerah, kedua Pertama, menentukan sampel daerah, kedua menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.secara sampling juga.

Page 20: Teknik sampel

1. Sistematic Sampling (SS)1. Sistematic Sampling (SS)

SS = Teknik pengambilan sampel SS = Teknik pengambilan sampel berdasaran urutan dari anggota berdasaran urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. populasi yang telah diberi nomor urut. Jika jumlah populasi 100 guru, maka Jika jumlah populasi 100 guru, maka 100 guru diberi nomor urut 1 – 100.100 guru diberi nomor urut 1 – 100.

Sampel dipilih berdasarkan nomor Sampel dipilih berdasarkan nomor urut ganjil saja, atau setiap kelipatan urut ganjil saja, atau setiap kelipatan lima, misalnya nomor 1, 5, 10, 15 dst. lima, misalnya nomor 1, 5, 10, 15 dst. 100.100.

Page 21: Teknik sampel

2. Quota Sampling (QS)2. Quota Sampling (QS)

QS = Teknik untuk menentukan sampel dari QS = Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

Misalnya, penelitian tentang pendapat Misalnya, penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan pendidikan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dasar, lalu ditetapkan jumlah anggota dasar, lalu ditetapkan jumlah anggota masyarakat sebanyak 500 orang sebagai masyarakat sebanyak 500 orang sebagai anggota sampel, maka penelitian dipandang anggota sampel, maka penelitian dipandang belum selesai kalau jumlah sampel yang belum selesai kalau jumlah sampel yang diteliti belum mencapai 500 orang. diteliti belum mencapai 500 orang.

Page 22: Teknik sampel

3. Insidental Sampling (IS)3. Insidental Sampling (IS)

IS = Teknik penentuan sampel IS = Teknik penentuan sampel berdasaran kebetulan; berdasaran kebetulan;

Misalnya, penelitian tentang partisipasi Misalnya, penelitian tentang partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan masyarakat terhadap penyelenggaraan wajib belajar di desa, sampel penelitian wajib belajar di desa, sampel penelitian adalah anggota masyarakat yang adalah anggota masyarakat yang kebetulan bertemu di warung, di masjid, kebetulan bertemu di warung, di masjid, di tengah jalan, sampai kita merasa di tengah jalan, sampai kita merasa cukup jumlah orang dan cukup data yang cukup jumlah orang dan cukup data yang diperlukan.diperlukan.

Page 23: Teknik sampel

4. Purposive Sampling (PS)4. Purposive Sampling (PS)

PS = Teknik penentuan sampel dengan PS = Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. pertimbangan atau kriteria tertentu.

Misalnya, penelitian tentang pembiayaan Misalnya, penelitian tentang pembiayaan pendidikan, maka sampel atau sumber data pendidikan, maka sampel atau sumber data adalah bendaharawan dinas pendidikan, adalah bendaharawan dinas pendidikan, atau anggota komisi anggaran DPRD atau anggota komisi anggaran DPRD tertentu.tertentu.

Teknik sampling purposive cocok digunakan Teknik sampling purposive cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.yang tidak melakukan generalisasi.

Page 24: Teknik sampel

5. Sampling jenuh (SJ)5. Sampling jenuh (SJ)

SJ = Teknik penentuan sampel ini SJ = Teknik penentuan sampel ini digunakan bila semua anggota digunakan bila semua anggota sampel digunakan sebagai sampel; sampel digunakan sebagai sampel; karena jumlah sampel relatif kecil, karena jumlah sampel relatif kecil, kurang dari 30 orang;kurang dari 30 orang;

SJ = disebut juga dengan sensus.SJ = disebut juga dengan sensus.

Page 25: Teknik sampel

6. Snowball Sampling (SnS)6. Snowball Sampling (SnS)

SnbS = Teknik penentuan sampel yang SnbS = Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju.membesar, ibarat bola salju.

Dalam penentuan sampel, mula-mula Dalam penentuan sampel, mula-mula dipilih satu atau dua orang; bila data dipilih satu atau dua orang; bila data diperlukan terasa kurang, maka dari dua diperlukan terasa kurang, maka dari dua orang itu dicari atau diminta menunjuk orang itu dicari atau diminta menunjuk satu dua orang lain lagi yang dianggap satu dua orang lain lagi yang dianggap lebih tahu tentang masalah yang kita teliti, lebih tahu tentang masalah yang kita teliti, demikian seterusnya sehingga sampel demikian seterusnya sehingga sampel menjadi banyak.menjadi banyak.

Page 26: Teknik sampel

Ukuran / Jumlah SampelUkuran / Jumlah Sampel

Prinsip = Makin besar jumlah sampel Prinsip = Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil; dan kesalahan generalisasi semakin kecil; dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).

Pertanyaan, berapa jumlah anggota sampel Pertanyaan, berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam yang paling tepat digunakan dalam penelitian?penelitian?

Jawabannya, tergantung pada tingkat Jawabannya, tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Perhatikan prinsip di atas.Perhatikan prinsip di atas.

Page 27: Teknik sampel

UKURAN / JUMLAH SAMPELUKURAN / JUMLAH SAMPEL

Rumus untuk menghitung ukuran sampel Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya:dari populasi yang diketahui jumlahnya:

2.N.P.Q s = ------------------------- d2 (N-1) + 2.N.P.Q

2 dengan dk=1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%. P = Q = 0,5 d= 0,05 s= jumlah sampel

• Isaac dan Michael membuat tabel sampel dari jumlah populasi tertentu untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%, seperti dikutip oleh (Sugiyono, 2003: 99). Atau Nomogram Harry King dalam Sugiyono, 2003: 100. Lihat tabel 5.1 (h.999) dan Gambar 5.6 (h.99)

Page 28: Teknik sampel

Ukuran / Jumlah SampelUkuran / Jumlah Sampel

Roscoe dalam buku Research Methods Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982: 253) dalam For Business (1982: 253) dalam Sugiyono, 2003: 103; memberikan saran Sugiyono, 2003: 103; memberikan saran tentang ukuran sampel penelitian sbb:tentang ukuran sampel penelitian sbb:

1.1. Ukukran sampel yang layak dalam Ukukran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 s.d. 500penelitian adalah antara 30 s.d. 500

2.2. Bila sampel dibagi dalam kategori Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya laki-wanita) maka jumlah (misalnya laki-wanita) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal anggota sampel setiap kategori minimal 30.30.

3.3. Bila..Bila..

Page 29: Teknik sampel

Ukuran / Jumlah SampelUkuran / Jumlah Sampel Roscoe ..Roscoe ..3.3. Bila dalam penelitian akan melakukan Bila dalam penelitian akan melakukan

analisis dengan multivariate (korelasi atau analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya, variabel variabel yang diteliti. Misalnya, variabel penelitian ada 5 (X1,2,3,4 + Y), maka penelitian ada 5 (X1,2,3,4 + Y), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.

4.4. Untuk penelitian eksperimen yang Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kontrol, maka jumlah eksperimen dan kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing kelompok anggota sampel masing-masing kelompok antara 10 s.d. 20.antara 10 s.d. 20.

Page 30: Teknik sampel

Contoh Menentukan Ukuran Contoh Menentukan Ukuran SampelSampel

Masalah: Tanggapan kelompok Masalah: Tanggapan kelompok masyarakat tehadap pelayanan yang masyarakat tehadap pelayanan yang diberikan pemerintah daerah tertentu.diberikan pemerintah daerah tertentu.

Kelompok masyarakat terdiri 1000 Kelompok masyarakat terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokkan orang, yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu: berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu: Lulusan S1= 50; SM= 300; Lulusan S1= 50; SM= 300; SMA/SMK=500; SMP=100; dan SD=50 SMA/SMK=500; SMP=100; dan SD=50 (populasi berstrata).(populasi berstrata).

Karena populasi berstrata, maka sampel Karena populasi berstrata, maka sampel juga berstrata.juga berstrata.

Page 31: Teknik sampel

Contoh Menentukan Ukuran Contoh Menentukan Ukuran SampelSampel

Karena populasi berstrata dan Karena populasi berstrata dan proporsional, maka teknik sampling proporsional, maka teknik sampling yang digunakan adalah yang digunakan adalah Proportionate Proportionate Stratified Random SamplingStratified Random Sampling (PSRS). (PSRS).

Dengan tabel 5.1, maka jumlah Dengan tabel 5.1, maka jumlah populasi 1000 diperoleh sampel populasi 1000 diperoleh sampel dengan kesalahan 5% sebesar 278.dengan kesalahan 5% sebesar 278.

Cara menentukan ukuran sampel Cara menentukan ukuran sampel secara proporsional adalah sebagai secara proporsional adalah sebagai berikut:berikut:

Page 32: Teknik sampel

Contoh Menentukan Ukuran Contoh Menentukan Ukuran SampelSampel

S1 = 50/1000x278 = 13,90 = 14S1 = 50/1000x278 = 13,90 = 14 SM = 300/1000x278 = 83.40 = 83SM = 300/1000x278 = 83.40 = 83 SMA= 500/1000x278 = 139,0 = SMA= 500/1000x278 = 139,0 =

139139 SMP = 50/1000x278 = 13,91 = 14SMP = 50/1000x278 = 13,91 = 14 SD = 100/1000x278 = 27,8 = 28SD = 100/1000x278 = 27,8 = 28 JUMLAHJUMLAH = 278 = 278

Page 33: Teknik sampel

Contoh Menentukan Ukuran Contoh Menentukan Ukuran SampelSampel

Gambar Populasi dan SampelGambar Populasi dan Sampel

S1=50

SM=300

SMA=500

SMP=100

SD=50

S1=14

SM=83

SMA=139

SMP=28

SD=28

POPULASI SAMPEL

Page 34: Teknik sampel

MENENTUKAN BESARNYA SAMPLEMENENTUKAN BESARNYA SAMPLE

SAMPEL SEHARUSNYA SEBESAR MUNGKIN; PADA UMUMNYA MAKIN BESAR SAMPELNYA AKAN MAKIN

REPRESENTATIFLAH SAMPEL TERSEBUT, DAN MAKIN DIMUNGKINKAN DIAMBILNYA GENERALISASI DARI

HASIL-HASIL PENELITIAN;

BESARNYA SAMPLE SECARA MINIMUM TERGANTUNG PADA JENIS PENELITIAN: PENELITIAN

DESKRIPTIF = 10% DARI BESARNYA POPULASI ; PENELITIAN KORELASI = 30 ORANG; PENELITIAN

KAUSAL KOMPARATIF = 30 ORANG PER KELOMPOK; PENELITIAN EKSPERIMENTAL = 15 ORANG PER

KELOMPOK;

SAMPEL YANG BESAR SEKALIPUN BISA MEMBERIKAN KESIMPULAN YANG SALAH APABILA

CARA MENGAMBILNYA TIDAK TEPAT;

SAMPEL SEHARUSNYA SEBESAR MUNGKIN; PADA UMUMNYA MAKIN BESAR SAMPELNYA AKAN MAKIN

REPRESENTATIFLAH SAMPEL TERSEBUT, DAN MAKIN DIMUNGKINKAN DIAMBILNYA GENERALISASI DARI

HASIL-HASIL PENELITIAN;

BESARNYA SAMPLE SECARA MINIMUM TERGANTUNG PADA JENIS PENELITIAN: PENELITIAN

DESKRIPTIF = 10% DARI BESARNYA POPULASI ; PENELITIAN KORELASI = 30 ORANG; PENELITIAN

KAUSAL KOMPARATIF = 30 ORANG PER KELOMPOK; PENELITIAN EKSPERIMENTAL = 15 ORANG PER

KELOMPOK;

SAMPEL YANG BESAR SEKALIPUN BISA MEMBERIKAN KESIMPULAN YANG SALAH APABILA

CARA MENGAMBILNYA TIDAK TEPAT;

Page 35: Teknik sampel

(1) IDENTIFIKASI & DEFINISIKAN POPULASI PENELITIAN;

(2) TENTUKAN BESARNYA SANPEL;

(3) BUAT DAFTAR NAMA-NAMA ANGGOTA POPULASI;

(4) BERI NOMER SETIAP ANGGOTA POPULASI SECARA BERURUTAN (MISALNYA 001, 002, 003, 004 DAN SETERUSNYA;

(5) PILIH SECARA ACAK SALAH SATU NOMER PADA DAFTAR NOMER ACAK ;

(6) UNTUK NOMER YANG SUDAH TERPILIH, PERHATIKAN HANYA JUMLAH DIJIT YANG TEPAT; MISALNYA APABILA POPULASAINYA 500 ORANG, KITA

MEMERLUKAN TIGA DIJIT TERAKHIR ATAU KALAU POPULSINYA 90, KITA MEMERLUKAN DUA DIJIT TERAKHIR;

(7) APABILA NAMA YANG TERPILIH ITU TIDAK LEBIH BESAR DARI 500, MAKA NOMER ITU DIJADIKAN ANGGOTA SAMPEL;

(8) DAN BEGITU SETERUSNYA SAMPAI KITA MENDAPATKAN 500 ORANG;

(9) PADA DAFTAR NOMER ACAK, KITA BOLEH MEMILIH NOMER-NOMER ITU DARI ATAS KE BAWAH, ATAU DARI KIRI KE KANAN;

(1) IDENTIFIKASI & DEFINISIKAN POPULASI PENELITIAN;

(2) TENTUKAN BESARNYA SANPEL;

(3) BUAT DAFTAR NAMA-NAMA ANGGOTA POPULASI;

(4) BERI NOMER SETIAP ANGGOTA POPULASI SECARA BERURUTAN (MISALNYA 001, 002, 003, 004 DAN SETERUSNYA;

(5) PILIH SECARA ACAK SALAH SATU NOMER PADA DAFTAR NOMER ACAK ;

(6) UNTUK NOMER YANG SUDAH TERPILIH, PERHATIKAN HANYA JUMLAH DIJIT YANG TEPAT; MISALNYA APABILA POPULASAINYA 500 ORANG, KITA

MEMERLUKAN TIGA DIJIT TERAKHIR ATAU KALAU POPULSINYA 90, KITA MEMERLUKAN DUA DIJIT TERAKHIR;

(7) APABILA NAMA YANG TERPILIH ITU TIDAK LEBIH BESAR DARI 500, MAKA NOMER ITU DIJADIKAN ANGGOTA SAMPEL;

(8) DAN BEGITU SETERUSNYA SAMPAI KITA MENDAPATKAN 500 ORANG;

(9) PADA DAFTAR NOMER ACAK, KITA BOLEH MEMILIH NOMER-NOMER ITU DARI ATAS KE BAWAH, ATAU DARI KIRI KE KANAN;

LANGKAH-LANGKAH UNTUK SAMPEL ACAKLANGKAH-LANGKAH UNTUK SAMPEL ACAK

Page 36: Teknik sampel

POPULASI = 300 ANAK KELAS II SMP

KLASIFIKASI

45 ORANG SISWA PUNYA IQ TINGGI

215 ORANG SISWA PUNYA IQ SEDANG

40 ORANG SISWA PUNYA IQ RENDAH

DIPILIH SECARA ACAK

30 ORANG SISWA

DITEMPATKAN SECARA ACAK

15 ORANG

15 ORANG

30 ORANG SISWA

DIPILIH SECARA ACAK

DIPILIH SECARA ACAK

30 ORANG SISWA

15 ORANG

15 ORANG

DITEMPATKAN SECARA ACAK DITEMPATKAN SECARA

ACAK

15 ORANG

15 ORANG

STRATIFIED RANDOM SAMPLINGSTRATIFIED RANDOM SAMPLING

Page 37: Teknik sampel

CLUSTER SAMPLINGCLUSTER SAMPLINGMISALKAN POPULASI ADALAH 5.00 ORANG GURU IPA DI SMP

NEGERI DI DAERAH RIAU

BESARNYA SAMPEL MISALNYA 100 ORANG

GUGUS YANG LOGIS ADALAH SEKOLAH

DI MASING-MASING DINAS PENDIDIKAN KABUPAAATEN TERDAPAT DAFTAR NAMA-NAMA GURU SMP; MISALNYA ADA 250 BUAH SMP

NEGERI

WALAUPUN MEMILIKI JUMLAH GURU BERBDA-BEDA PER SEKOLAH, RATA-RATA 2 ORANG GURU IPA PER SEKOLAH;

JUMLAH GUGUS (SEKOLAH) YANG SESUAI DENGAN JUMLAH SAMPEL (100 ORANG) DIBAGI RATA-RATA JUMLAH GURU IPA PER SEKOLAH

(100: 2 = 50)

50 DARI 250 SEKOLAH DIPILIH SECARA ACAK

SEMUA GURU IPA PADA 50 BUAH SEKOLAH MERUPAKAN SAMPEL (50 SEKOLAH, 2 ORANG GURU PER SEKOLAH)

MISALKAN POPULASI ADALAH 5.00 ORANG GURU IPA DI SMP NEGERI DI DAERAH RIAU

BESARNYA SAMPEL MISALNYA 100 ORANG

GUGUS YANG LOGIS ADALAH SEKOLAH

DI MASING-MASING DINAS PENDIDIKAN KABUPAAATEN TERDAPAT DAFTAR NAMA-NAMA GURU SMP; MISALNYA ADA 250 BUAH SMP

NEGERI

WALAUPUN MEMILIKI JUMLAH GURU BERBDA-BEDA PER SEKOLAH, RATA-RATA 2 ORANG GURU IPA PER SEKOLAH;

JUMLAH GUGUS (SEKOLAH) YANG SESUAI DENGAN JUMLAH SAMPEL (100 ORANG) DIBAGI RATA-RATA JUMLAH GURU IPA PER SEKOLAH

(100: 2 = 50)

50 DARI 250 SEKOLAH DIPILIH SECARA ACAK

SEMUA GURU IPA PADA 50 BUAH SEKOLAH MERUPAKAN SAMPEL (50 SEKOLAH, 2 ORANG GURU PER SEKOLAH)

Page 38: Teknik sampel

SAMPLE SISTEMATIKSAMPLE SISTEMATIK

1. MISALKAN BESARNYA POPULASI GURU 1PA DI SMP NEGERI DI DAERAH RIAU ADALAH 500 ORANG

2. BESARNYA SAMPEL MISALNYA 100

3. KANTOR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI MEMILIKI DAFTAR NAMA-NAMA GURU IPA DI DAERAH RIAU YANG DISUSUN

MENURUT ABJAT

4. K (NOMER KESEKIAN) = 500: 100 = 5

5. SEBUAH NAMA GURU DIPILIH SECARA ACAK UNTUK 5 NAMA PERTAMA

6. MULAI DARI NAMA TERSEBUT, NAMA YANG KE 5 DIPILIH SEBAGAI SAMPEL; MISALKAN NAMA PERTAMA YANG

TERPILIH BERNOMER 3, NOMER BERIKUTNYA 8, KEMUDIAN 13, 18 DST-NYA

1. MISALKAN BESARNYA POPULASI GURU 1PA DI SMP NEGERI DI DAERAH RIAU ADALAH 500 ORANG

2. BESARNYA SAMPEL MISALNYA 100

3. KANTOR DINAS PENDIDIKAN PROVINSI MEMILIKI DAFTAR NAMA-NAMA GURU IPA DI DAERAH RIAU YANG DISUSUN

MENURUT ABJAT

4. K (NOMER KESEKIAN) = 500: 100 = 5

5. SEBUAH NAMA GURU DIPILIH SECARA ACAK UNTUK 5 NAMA PERTAMA

6. MULAI DARI NAMA TERSEBUT, NAMA YANG KE 5 DIPILIH SEBAGAI SAMPEL; MISALKAN NAMA PERTAMA YANG

TERPILIH BERNOMER 3, NOMER BERIKUTNYA 8, KEMUDIAN 13, 18 DST-NYA

Page 39: Teknik sampel

POPULATIONPOPULATION SAMPELSAMPEL

DIPILIH SECARA ACAK

TERHADAP SAMPEL DILAKUKAN

PENGUKURAN

PENGAMBILAN GENERLISASI

POPULATIONPOPULATIONINTACT GROUP SEBAGAI SAMPLE

KETERWAKILAN DIBANGUN ATAS DASAR LOGIKA

TERHADAP AQNGGOTA SAMPEL DILAKUKAN PENEMPATAN SECARA ACAK

KELOMPOK EXPERIMENT

KELOMPOK KONTROL

PENGAMBILAN GENERALISASI

Page 40: Teknik sampel

SUBJEK PENELITIAN INI DIPILIH DARI POPULASI ANAK KELAS DUA SMP NEGERI YANG PARA SISWANYA BERASAL DARI

KELUARGA YANG STATUS SOSIALNYA KELAS MENENGAH KE BAWAH DI KOTA PEKANBARU. POPULASI SISWA TERDIRI DARI

TIGA JENIS KELOMPOK ETNIK : MELAYU, MINANG, DAN JAWA YANG JUMLAHNYA KIRA-KIRA SEBANDING. BESARNYA

POPULASI KIRA-KIRA 150.

PADA AWAL TAHUN AJARAN BARU, SEBELUM KELAS TERBENTUK, 50 ORANG SISWA DIPLIH SECARA ACAK DENGAN

MENGGUNAKAN DAFTAR NOMOR ACAK (TABLE OF RANDOM NUMBERS) DAN SECARA ACAK PULA DITEMPATKAN PADA DUA

KELAS YANG BERBEDA, YAKNI MASING-MASING 25 ORANG. SALAH SATU KELAS ITU SECARA ACAK DIPILIH UNTUK

DIJADIKAN KELOMPOK EKSPERIMENTAL (KEGIATAN MENONTON TV-NYA DIAWASI/DIKONTROL OLEH ORANG

TUANYA.

SUBJEK PENELITIAN INI DIPILIH DARI POPULASI ANAK KELAS DUA SMP NEGERI YANG PARA SISWANYA BERASAL DARI

KELUARGA YANG STATUS SOSIALNYA KELAS MENENGAH KE BAWAH DI KOTA PEKANBARU. POPULASI SISWA TERDIRI DARI

TIGA JENIS KELOMPOK ETNIK : MELAYU, MINANG, DAN JAWA YANG JUMLAHNYA KIRA-KIRA SEBANDING. BESARNYA

POPULASI KIRA-KIRA 150.

PADA AWAL TAHUN AJARAN BARU, SEBELUM KELAS TERBENTUK, 50 ORANG SISWA DIPLIH SECARA ACAK DENGAN

MENGGUNAKAN DAFTAR NOMOR ACAK (TABLE OF RANDOM NUMBERS) DAN SECARA ACAK PULA DITEMPATKAN PADA DUA

KELAS YANG BERBEDA, YAKNI MASING-MASING 25 ORANG. SALAH SATU KELAS ITU SECARA ACAK DIPILIH UNTUK

DIJADIKAN KELOMPOK EKSPERIMENTAL (KEGIATAN MENONTON TV-NYA DIAWASI/DIKONTROL OLEH ORANG

TUANYA.

RUMUSAN TENTANG POPULASI & SAMPEL PENELITIAN

RUMUSAN TENTANG POPULASI & SAMPEL PENELITIAN