Author
nisadiyah-faridatus-shahih
View
141
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
:))
1
ANALISIS BAKTERI COLIFORM (FEKAL DAN NON FEKAL) PADA AIR SUMUR DI
KOMPLEK ROUDI MANOKWARI
SKRIPSI
MIRNA SARI RANDA
PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI 2012
2
ABSTRAK
Mirna Sari Randa. Analisis Bakteri Coliform (Fekal dan Non Fekal) pada Air Sumur Di Komplek Roudi Manokwari. Dibimbing oleh Derek Kor nelis Erari dan Rina Mogea.
Coliform merupakan bakteri indikator keberadaan bekteri patogenetik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang mengkontaminasi air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran biologi berbahaya seperti Coliform (Fekal dan Non Fekal) pada air sumur warga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini pengujian Coliform dilakukan dengan menggunakan media LB dan ECB dengan seri tabung 333 digunakan untuk melihat kekeruhan dan terbentuknya gas. Media TSIA digunakan untuk identifikasi bakteri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sampel air sumur di komplek Roudi tercemar dan terdeteksi memiliki rata-rata total Coliform sumur 1 adalah 35/100ml, sumur 2,3,4,5,7 adalah >1100, sumur 6 adalah 460/100ml, sumur 8 dan 10 adalah 36/100ml, dan sumur 9 adalah 150/100ml, dan didapatkan 4 isolat bakteri Fekal yaitu C.amalonatictus, C.diversus, P.vulgaris, dan E.coli. Keberadaan bakteri coliforn menunjukkan bahwa air tersebut tidak dapat dikonsumsi karena dapat mengakibatkan penyakit pada manusia yang mengkonsumsinya.
Kata kunci : Bakteri Coliform, Coliform Fekal non Fekal
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Bakteri Ciliform (Fekal dan Non Fekal) pada Air Sumur
di Komplek Roudi Manokwari
Nama : Mirna Sari Randa
Nim : 200638023
Jurusan : Biologi
Program Studi : Biologi
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. D.K. Erari, M.Si Rina A. Mogea, S.Pi., M.Si
Diketahui,
Ketua Jurusan Dekan Fakultas MIPA
Jan H. Nunaki, S.Pd., M.Si Dr. Ir. Ishak Erari, M.Si
Tanggal lulus : 31 January 2012
4
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TUHAN yang Maha Kuasa yang
telah memberikan karunia, kemampuan, serta hikmat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Bakteri Coliform (Fekal dan
Non Fekal) pada Air Sumur Di Komplek Roudi Manokwari yang disusun
sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana di Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Isak Erari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua
2. Jan H. Nunaki, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Jurusan Biologi
3. Ir. D.K. Erari, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Rina Mogea. S.Pi., M.Si
selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan waktunya
selama proses penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini
4. Simon Sutarno, S.Hut., M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan saran
dan motivasinya
5. Kedua orang tuaku Papa, Mama, kakak, adikku tercinta, kk Icha, Mama Yul,
kk Ocha, usi Feby, Bu Hans, ade Joy, dan seluruh keluarga besarku, atas
kasih sayang, semangat dan dukungan doa
6. Bapak dan Ibu rohani, teman-teman PAM Filadelfia, Sahabat-sahabatku :
kCha, kNiko, ade Lia, Jeklyn, Angga, Lingga, Agus, Maya, Welby, Olove,
Evan, Mayang, Dwi, Ery, Lian, Asti, Elis, Winda, Sely, Echa, ayu, Wiwit,
atas semangat dan dukungannya, dan seseorang (Michael G Lewaherilla)
yang selalu mendukung, memberi semangat dan motivasi untuk tetap
berusaha menuju kesuksesan
7. Teman-teman Biologi 06 dan 07 atas dukungan dan kebaikannya
8. Masyarakat komplek Roudi Manokwari, yang telah memberikan ijin dalam
pengambilan sampel air sumurnya
5
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini.
Penulis berharap bahwa hasil penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi kita
semua.
Manokwari, 31 Januari 2012
Penulis
6
RIWAYAT HIDUP
Penulis Lahir di Manokwari pada tanggal 24 Maret 1989. Menjalani
pendidikan atas di SMUN 01 Manokwari dari tahun 2003-2006. Pada tahun 2006
penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Jurusan Biologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua Manokwari melalui
Seleksi Siswa Andalan Masuk (SESAMA) UNIPA. Kegiatan pertama yang
dilakukan semenjak menjadi mahasiswa adalah Kegiatan Pengenalan Kampus
Bagi Mahasiswa Baru dan Studi Pengenalan Lingkungan di Jurusan Biologi.
Merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara dari Bapak Johanis Patabang dan
Ibu Brendina Patongloan.
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................
ABSTRAK........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................
RIWAYAT HIDUP.........................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................
i
ii
iii
iv
vi
vii
DAFTAR TABEL............................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................... xi
I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................. 1.2 Masalah.......................................................................... 1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................
1 3 4
II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 5
2.1 Peranan Air dalam Kehidupan....................................... 2.2 Kualitas Air................................................................... 2.3 Mikroorganisme Patogen yang dapat Mengkontaminasi Air.................................................... 2.4 Perhitungan Nilai Total Coliform..................................
5 5 7 9
III METODE PENELITIAN.......................................................... 10
3.1 Waktu dan Tempat........................................................ 3.2 Objek, Alat dan Bahan.................................................. 3.3 Metode........................................................................... 3.4 Variabel Pengamatan..................................................... 3.5 Pelaksanaan Penelitian..................................................
10 10 10 10 11
3.5.1 Persiapan Awal.................................................... 3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel............................... 3.5.3 Isolasi...................................................................
11 11 11
3.6 Analisis Data........................................................................ 16
IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................ 17
4.1 Karakteristik Sumur............................................................. 4.2 Most Probable Number (MPN)........................................... 4.3 Identifikasi Bakteri Gram-Negatif pada Air Sumur............
17 18 21
V PENUTUP............................................................................... 34
5.1 Kesimpulan.......................................................................... 5.2 Saran....................................................................................
34 34
8
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 36
LAMPIRAN................................................................................. 37
9
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1. Karakteristi Sumur Warga.......................................... 17 2. Tabel 2. Jumlah Rata-rata coliform/100ml air sumur.............. 18 3. Tabel 3. Kadar maksimum jumlah coliform yang
Diperbolehkan pada air bersih.................................................. 19 4. Tabel 4. Morfologi dan Identifikasi pada Sampel Air Sumur.... 29 5. Tabel 5. Persentasi Bakteri pada Sampel air sumur................... 32
10
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Gambar 1. Sumur warga............................................................. 17 2. Gambar 2. C.amolonatictus pada media EMB Agar................... 21 3. Gambar 3. Pewarnaan gram C.amolonatictus............................. 21 4. Gambar 4. C.amolonatictus pada media TSIA........................... 22 5. Gambar 5. C.amolonatictus pada uji Biokimia........................... 22 6. Gambar 6. C.diversus pada media EMB Agar........................... 23 7. Gambar 7. Pewarnaan gram C.diversus..................................... 23 8. Gambar 8. C.diversus pada media TSIA................................... 24 9. Gambar 9. C.diversus pada uji Biokimia.................................. 24 10.Gambar 10. P.vulgaris pada media EMB Agar......................... 25 11.Gambar 11. Pewarnaan gram P.vulgaris................................... 25 12.Gambar 12. P.vulgaris pada media TSIA................................. 26 13.Gambar 13. P.vulgaris pada uji Biokimia................................. 26 14.Gambar 14. E.coli pada media EMB Agar............................... 27 15.Gambar 15. Pewarnaan gram E.coli........................................ 27 16.Gambar 16. E.coli pada media TSIA...................................... 28 17.Gambar 17. E.coli pada uji Biokimia...................................... 28
11
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Lampiran 1. Tabel Most Probable Number Mikroorganisme/
100ml sampel untuk seri 3 3 3.................................................. ... 38 2. Lampiran 2. Tabel Identifikasi Bakteri Gram-Negatif................... 39 3. Lampiran 3. Tabel uji pendugaan LB.............................................. 41 4. Lampiran 4. Tabel uji kepastian ECB............................................. 42
12
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk
hidup yang lain. Pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus terus
diperhatikan semua pengguna air, termasuk juga oleh pemerintah baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan
harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi yang akan datang (Efendy,
2003).
Air adalah materi esensial dalam kehidupan, tidak satupun mahluk hidup
di dunia ini yang tidak memerlukan air. Sel hidup baik tumbuhan maupun hewan,
sebagian besar tersusun oleh air seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih
dari 75% atau didalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40
juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalam tanah, ternyata tidak
lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk
kepentingan manusia, 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5%
berbentuk salju abadi yang baru dalam kedaan mencair dapat digunakan.
Keperluan sehari-hari terhadap air, berbeda untuk tiap tempat dan untuk tiap
tingkatan kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan semakin meningkat jumlah
keperluan akan air (Raini dkk, 1995). Menurut Dirtjen POM, Depkes di Indonesia
rata-rata keperluan air adalah 60 liter per kapita, meliputi 30 liter untuk keperluan
mandi, 15 liter untuk keperluan minum dan sisanya untuk keperluan lainnya.
Air tawar bersih yang layak minum, demikian langka di perkotaan.
Sungai-sungai yang menjadi sumbernya sudah tercemar berbagai macam limbah,
mulai dari buangan sampah organik, rumah tangga hingga limbah beracun dari
industri. Air tanah sudah tidak aman dijadikan bahan air minum karena telah
terkontaminasi rembesan dari tangki septik maupun air permukaan (Pudjarwoto,
1993).
13
Penurunan kualitas air yang terjadi ada yang disebabkan tercemarnya air
sumur oleh bakteri golongan Coliform yang diakibatkan dari kepadatan penduduk,
buruknya sistem pembuangan limbah masyarakat, pembuatan wc, septik tank dan
sumur resapan yang kurang memenuhi persyaratan dengan baik ditinjau dari
kualitas maupun tata letaknya terhadap sumber pencemar.
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform merupakan bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang
lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk
menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak.
Bakteri koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker.
Selain itu bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun
seperti indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya
berlebih didalam tubuh. Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator
karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air. Bakteri ini
dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa, dan parasit. Selain itu,
bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi dari pada patogen serta
lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan. Bakteri coliform fekal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih
murah, cepat dan sederhana dari pada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh
bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi,
coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform artinya
kualitas air semakin baik.
Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram
negatif. Pada umumnya bakteri-bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherichia
ini, dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan bagi manusia seperti diare,
muntaber dan masalah pencernaan lainnya. Semua organisme selalu
membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan semua reaksi
biologis yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air. Air memegang
14
peranan penting bagi kehidupan manusia. Tetapi seringkali terjadi pengotoran dan
pencemaran air dengan kotoran-kotoran dan sampah. Oleh karena itu air dapat
menjadi sumber atau perantara berbagai penyakit seperti tipus, desentri, dan
kolera. Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tersebut adalah
Salmonella typhosa, Shigella dysenteriae, dan Vibrio koma (Widiyanti dan
Ristanti 2004).
1.2 Perumusan Masalah Air bersih sampai saat ini masih menjadi kendala terbesar dalam
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Kepadatan penduduk menyebabkan
lahan banyak digunakan untuk pemukiman dan pembangunan sehingga jarak
antar rumah semakin dekat serta perkarangan rumah juga menjadi semakin
sempit. Perkarangan rumah yang sempit menyebabkan penduduk banyak yang
membuat septic tank di rumahnya dengan letak dekat sumur air bersih. Kepadatan
penduduk juga menyebabkan semakin tingginya aktifitas penduduk yang
berakibat pada meningkatnya jumlah limbah rumah tangga penduduk yang
dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk tersebut. Aktifitas penduduk
dapat mempengaruhi kualitas air tanah karena semua aktifitas penduduk dapat
menghasilkan limbah domestik yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat
aktifitas penduduk yang banyak melibatkan penduduk berarti semakin banyak
limbah domestik yang dihasilkan penduduk dan menyebabkan semakin besar
dampak yang akan ditimbulkan terhadap kualitas air tanah/sumur yang ada di
sekitarnya.
Komplek Roudi, Kelurahan Manokwari Timur, Distrik Manokwari Barat
merupakan pemukiman padat penduduk. Sebagian masyarakat di tempat itu
menggunakan sumur galian sebagai sarana utama untuk mendapatkan air bersih.
Air yang dikonsumsi oleh masyarakat diduga mengandung bakteri-bakteri salah
satunya adalah bakteri koliform. Jarak antara sumur dengan aliran pembuangan air
warga (selokan) dan septic tank berdekatan, sehingga diduga air sumur warga
terkontaminasi oleh bakteri-bakteri koliform. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui seberapa banyak bakteri koliform pada sumur warga
di komplek tersebut.
15
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat cemaran
biologi berbahaya seperti coliform (fekal dan non fekal) pada sumur warga
komplek Roudi berdasarkan PERMENKES no 416 tahun 1990. Manfaat dan hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kualitas air sumur.
21
III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan, dimulai bulan
Mei sampai Juni, Lokasi pengambilan sampel air sumur yaitu di kompleks Rodi
Manokwari. Untuk pengujian kualitas air sumur dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Papua.
3.2 Objek, Alat dan Bahan
Obyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air
sumur. Alat-alat yang akan digunakan adalah cawan petri, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, tabung durham, gelas ukur, erlenmeyer, pipet, ose lurus dan bulat,
sendok, botol steril, magnetic stirrer, pH meter, petridis, kaca objek dan penutup
glass, mikroskop, gelas piala, vortex, hot plate, bunsen, Laminar Air Flow (LAF),
colony counter, timbangan analitik, inkubator, autoklaf, oven, kulkas, cool box,
kamera digital, dan alat tulis menulis.
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah media
Laktose Broth (LB), E.coli Broth, TSIA, larutan iodin, kristal ungu, larutan
safranin, Reagen kovac, larutan alfa neftol, KOH 40%, etanol 95%, alkohol 70%,
citrat, Trypton, MR, VP, Malonat, Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Manitol, Maltosa,
tali, tisu, kapas, sarung tangan, masker, kertas, kertas label, aluminium foil, dan
aquades steril,
3.3 Metode
Metode yang akan digunakan dalam penelitiaan ini adalah metode
deskriptif dengan menggunakan teknik survei dan wawancara tidak terstruktur.
3.4 Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan yang akan diamati dalam penelitian ini adalah
parameter bakteriologis meliputi terbentuknye gas dan perubahan warna pada
hasil uji, adanya kekeruhan pada media dan bentuk morfologi.
22
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Persiapan
Melakukan survei lokasi tempat pengambilan sampel air
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Pembuatan media (lampiran 4)
Sterilisasi media dan alat yang akan digunakan
3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel
Harijoto dan Widjowati (1996) metode pengambilan contoh air dilakukan
sebagai berikut :
Sampel diambil dengan botol yang diberi pemberat dibagian bawah dan
bertali
Sebelum disterilkan, botol dibungkus seluruhnya dengan kertas
Pengambilan sampel dilakukan dengan membuka bungkus kertas, dan
botol dipegang dibagian bawah yang masih ada kertas bungkusnya
sehingga tangan tidak bersentuhan dengan botol
Tali dibuka dan botol diturunkan pelan-pelan, sampai mulut botol masuk
minimum 10 cm ke dalam air (bila tinggi air memungkinkan)
Setelah terisi penuh, botol diangkat dan isi dibuang sampai volume sampel
air menjadi 2/3 volume botol (lebih besar dari 100 ml)
Kemudian botol sampel dimasukkan kedalam coolbox dan dibawa ke Lab
mikrobiologi untuk dilakukan analisis lanjut.
3.5.3 Isolasi
3.5.3.1 Isolasi Bakteri Coliform (Fekal dan non Fekal)
Dwidjoseputro (1998) untuk menguji kehadiran bakteri coliform pada
suatu sampel air dilakukan beberapa tahap yaitu :
a. Uji Dugaan (Presumptive Test)
23
Sampel air terlebih dahulu dikocok sebanyak 25 kali dengan tujuan sampel
air tersebut homogen
Siapkan 9 tabung reaksi steril yang berisi tabung durham dengan medium LB
Isolasikan 10 ml sampel air ke dalam 3 tabung reaksi yang berisi 9 ml
medium LB
Hal yang sama dilakukan untuk 1 ml dan 0,1 ml sampel air yang diisolasikan
pada LB
Inkubasikan semua tabung pada suhu 35 selama 2x24 jam. Tabung durham
yang menunjukkan positif ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung
durham dan adanya perubahan warna. Untuk menghilangkan keraguan dapat
dilakukan tes uji kepastian (Confirmed Test).
b. Uji Kepastian (Confirmed Test)
Tabung LB yang menunjukkan hasil positif selanjutnya diinokulasikan pada
tabung berisi media ECB dengan tabung durham.
Inkubasi dilakukan pada suhu 45C untuk fekal, selama 2x24 jam.
c. Inokulasi Bakteri pada media selektif
Sampel air selanjutnya diinokulasikan pada media (EMB Agar) dengan
menggunakan ose bulat dan diinkubasi pada suhu 35C selama 24 jam. Pada
pembenihan ini bakteri yang dapat tumbuh hanya bakteri Gram-negatif,
sedangkan bakteri Gram-positif tidak dapat tumbuh atau tumbuh dengan tidak
subur.
d. Inokulasi Bakteri Pada Medium TSI Agar (TSIA)
Media TSIA merupakan medium deferensial untuk bakteri Gram-negatif.
Kemampuan bakteri menfermentasi dekstros dan laktosa serta kemampuan
memproduksi hydrogen sulfida adalah merupakan dasar untuk mengetahui jenis
bakteri tertentu dari pertumbuhannya dalam medium ini.
Cara kerja:
24
Pertumbuhan bakteri diambil sedikit dengan menggunakan ose lancip steril
kemudian diinokulasi ke dalam dasar agar dan keseluruh permukaannya
selanjutnya diinkubasi pada suhu 35-37 selama 18-24 jam. Hal-hal yang dinilai:
- Dasar : Merah (K: Alkali) /kuning (A: acid)
- Lereng : Merah (K: alkali) /kuning (A: acid)
- H2S : Warna hitam antara dasar dan lereng
- Gas : Agar bagian dasar pecah/ada gelembung
Perubahan pH karena adanya fermentasi menyebabkan terjadinya warna
kuning, dengan adanya indikator phenol red. Jika hanya dekstros yang
difermentasi maka dasarnya saja yang berwarna kuning, tetapi jika dekstros
maupun laktosa keduanya difermentasi maka dasar dan lerengnya akan berwarna
kuning. Terbentuknya H2S adalah berasal dari natrium tiosulfat dan ferrik
ammonium citrat sebagai sumber sulfur.
e. Uji Morfologi
Uji morfologi dilakukan dengan pewarnaan Gram dari setiap koloni
terduga. Pewarnaan Gram bertujuan untuk melihat bentuk atau morfologi dan sifat
pewarnaan dari mikroorganisme tersebut. Adapun prosedur kerja pewarnaan
Gram adalah sebagai berikut:
a. Di siapkan kaca objek yang bersih, bebas dari kotoran terutama minyak.
b. Secara aseptik, diambil kultur bakteri dan dioleskan pada kaca objek dengan
menggunakan ose bulat dan diberi setetes air steril untuk membantu
menyebarkan bakteri secara merata pada kaca objek.
c. Olesan bakteri dibiarkan mengering kemudian difiksasi diatas lampu bunsen
sampai olesan bakteri benar-benar kering.
d. Selanjutnya Kristal ungu diambil dengan pipet tetes dan diteteskan diatas
olesan bakteri sampai semua olesan terendam, lalu dibiarkan selama satu
menit.
e. Kemudian olesan dicuci dengan air mengalir sampai Kristal larutan ungu tidak
tercuci lagi.
f. Diatas olesan bakteri ditambahkan larutan iodin dan dibiarkan terendam selama
satu menit dan dicuci dengan air mengalir.
25
g. Setelah itu tetesi usapan bakteri dengan etanol 95% selama 30 detik hingga
seluruh warna birunya hilang. Kemudian usapan bakterinya dicuci kembali
dengan air mengalir. Bubuhkan larutan safranin selama 1 menit dan dicuci
kembali dengan air mengalir setelah dikering anginkan.
h. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan menggunakan lensa okuler 10x
dan lensa objektif 100x. Jika penempakan sel bakteri berwarna ungu maka
bakteri bersifat Gram-positif, tetapi jika berwarna merah maka bakteri bersifat
Gram-negatif.
f. Uji Biokimia untuk Bakteri Coliform Uji biokimia dilakukan dengan menginokulasi biakan pada media TSIA ke
dalam media: Citrat, Na, trypton (indol), MR (methyl red), VP (voger proskauer),
Berikut adalah cara kerja dari uji biokimia:
g. Uji Utilasi Sitrat Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri yang
mengutilisisasi sitrat. Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon
akan menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, sehingga dengan adanya
indikator brom thymol blue menyebabkan warna biru pada media.
Cara kerja :
Koloni bakteri pada media KIA diambil dengan ose dan diinkubasi pada
media simon citrat, selanjutnya diinkubasi pada suhu 35-37C selama 18-24 jam.
Terjadi warna biru pada media berarti tes positif dari warna dasar media yaitu
hijau.
h. Uji Mortiliti Tujuan untuk mengetahui bakteri yang dites bergerak atau tidak.
Pergerakan bakteri dapat dilihat dengan adanya kekeruhan disekitar tusukan pada
media karena medium dalam keadaan semi solid.
Cara kerja :
Pertumbuhan bakteri diambil sedikit dari media TSIA dengan ose lancip
steril dan diinokulasikan ke dalam NA semi solid dengan cara menusukkan
bakteri pada ose hingga ke dasar media, kemudian diinkubasi pada suhu 35-37oC
26
selama 18-24 jam. Jika pertumbuhan yang menyebabkan kekeruhan sebagian
besar dari medium menunjukkan tes positif dari warna dasar media yaitu hijau.
i. Uji Indol
Uji ini bertujuan untuk mendeteksi kemampuan mikroba mendegradasikan
asam amino tryptophan. Pembentukan indol dari mikroorgamisme dapat diketahui
dengan menumbuhkannya dalam media biakan yang kaya akan triptofan. Untuk
melihat adanya indol digunakan reagen kovac yang memberikan reaksi warna
apabila tes positif.
Cara kerja :
Diambil bakteri biakan pada media TSIA sebanyak 1 ose dan
diinokulasikan pada media tripton dan diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu
35-37C. Setelah 24 jam biakan tadi ditambahkan dengan larutan kovac sebanyak
0,2 ml, dimana larutan ini digunakan untuk melihat kehadiran indol yang ditandai
dengan terbentuknya cincin merah pada lapisan atas media.
j. Uji Voges Proskauer (VP)
Uji ini bertujuan untuk mendeteksi adanya acethyl methyl carbinol yang
diproduksi oleh bakteri tertentu dalam pembenihan VP. Adanya bekteri tertentu
yang dapat memproduksi acethyl methyl carbinol dapat diketahui dengan
penambahan reagen voges prouskauer (reagen VP).
Cara kerja :
Biakan bakteri deri media TSIA diinokulasikan pada media VP dan
diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35-37oC. Selanjutnya tambahkan 0,6 ml
larutan alpha naftol dan 0,2 ml KOH 40% kemudian dikocok pelan hingga
tercampur dan dibiarkan selama 15 menit, terjadinya warna orange berarti tes
positif dari warna dasar media yaitu putih bening.
k. Uji Methyl Red
Uji ini bertujuan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran.
Beberapa bakteri memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai produk
27
yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhan menjadi
5,0 atau lebih rendah. Penambah indikator pH methyl red dapat menunjukkan
adanya perubahan pH menjadi asam.
Cara kerja :
Biakan bakteri dari media TSIA diinokulasi pada media MR dan
diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35C-37C. Pertumbuhan bakteri pada
biakan MR selanjutnya ditetesi dengan 2-3 tetes reagen Methyl Red. Terjadinya
warna merah berarti tes positif dari warna dasar media yaitu putih bening.
l. Identifikasi Coliform
Identifikasi bakteri dilakukan berdasarkan hasil pengujian dari uji
morfologi dan uji biokimia. Identifikasi menggunakan buku Bergeys Manual of
Systematic Bacteoroogy dan Tabel identifikasi bakteri Gram-negatif dapat dilihat
pada Lampiran 2.
3.6 Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya disusun dalam bentuk tabel dan gambar.
MPN
Jumlah bakteri coliform pada tabung yang positif akan dihitung dan
mencocokkannya pada tabel perhitungan Most Probable Number (MPN).
45
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada sampel air sumur di Komplek Roudi, air sumur telah tercemar dan
terdeteksi memiliki rata-rata total coliform yaitu pada sampel 1 adalah 35/100
ml, sampel 2,3,4,5 dan 7 adalah >1100, pada sampel 6 adalah 460/100ml,
sampel 8 dan 10 adalah 36/100ml, dan pada sampel 9 jumlah coliform adalah
150/100ml.
Hasil pengujian biokimia dan identifikasi didapatkan 4 isolat bakteri yaitu
C.amalonaticus, C.diversus, P.vulgaris, dan E.coli. Keempat bateri ini
tergolong bakteri Fekal.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lengkap lagi dalam pengujian air
sumur ini
46
DAFTAR PUSTAKA Buchanan RE dan NE Gibbons. 1974. Bergeys Manual of Determination
Bacteriology. Baltimore. Dad.2000. Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc.,New
York,p.426 Dirjen POM, Depkes R.I. 1994. Kumpulan Peratutan Perundang-undangan di
Bidang Makanan, Bhakti Husada Dwee, P. 2010. Bakteri Coliform Fekal.
http//www.bangkoyoy.com/2010/10/bakteri-koliform-fekal-coliform.html (6 april 2011)
Djaja, M. 2006. Gambaran Pengelolaan Limbah Cair di Rumah Sakit X.
Volume 10 No 2. Jakarta Dwijoseputro. 1998. Isolasi Bakteri Coliform. Gramedia. Jakarta Efendy.2003. Peranan Air Bagi Kehidupan. Gramedia. Jakarta Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan IPB. Bogor Hadietomo R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium. Gramedia. Jakarta Harijoto,Widjowati. 1996. Metode Pengambilan Sampel Air dan Pemeriksaan
Bakteriologi Air. Jakarta Jawetz, Melnick & Adelberg. 1995. Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta Kompasiana. 2010. Apa Syarat Air Bersih. http://filterairminum-
gmg.blogspot.com/2010/11/air-jernih-yang-kita-lihat-sehari-hari.html ( 4 april 2011)
Maulana,M. 2010. Makalah MikrobiologiColiform dan Pengaruhnya,
Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Surya Global, Yogyakarta Pudjarwoto,Nuridah P. 1993. Kualitas Air Minum di Jakarta Ditinjau dari
Sudut Mikrobiologi. Sanitas Vil. II (3) : 121-123 Pratiwi,M. 2009. Kehidupan Mikroorganisme Dalam Air,
http://mawarmawar.wordpress.com/2009/03/15/kehidupan-mikroorganisme-dalam-air/
47
Raini,M., M. J. Herman, N. Utama. 1995. Kualitas Fisik dan Kimia Air PAM di DKI Jakarta Tahun 1991-1992. Cermin Dunia Kedokteran (100) : 50-52
Rantetampang, M. L. 2003. Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Yang
Dikonsumsi Masyarakat Di Reremi Permai Kabupaten Manokwari. SKRIPSI (tidak diterbitkan). FMIPA. Uncen, Jayapura.
Silalahi, I. 2009. Bakteri Pathogen. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan
Universitas Padjajaran. Jatinangor Suyati. 2010. Identifikasi Bakteri Gram-Negatif pada Sampel Air Urin.
Usulan penelitian jurusan biologi FMIPA UNIPA. Manokwari Suriawiria,U. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa
Bandung Widiyanti, N.L.P.M. dan N.P. Ristanti. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri
Koliform pada Depo Air Minum isi ulang di kota Singaraja Bali Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 no 1, April 2004: 64-73
48
49
Lampiran 1. Tabel Most Probable Number Mikroorganisme/100ml sampel
air untuk seri 3 3 3
Tabung (10ml, 1ml, 0,1ml)
Tabung Positif 10 1 0,1
MPN/ml Batas Kepercayaan 95% Terendah Tinggi
0 0 0 < 3 - 9,5 0 0 0 3 0,15 9,6 0 1 0 3 0,15 11 0 1 1 6,1 1,2 18 0 2 0 6,2 1,2 18 0 3 0 9,4 3,6 38 1 0 0 3,6 0,17 18 1 0 1 7,2 1,3 18 1 0 2 11 3,6 38 1 1 0 7,4 1,3 20 1 1 1 11 3,6 38 1 2 0 11 3,6 42 1 2 1 15 4,5 42 1 3 0 16 4,5 42 2 0 0 9,2 1,4 38 2 0 1 14 3,6 42 2 1 0 15 3,7 42 2 1 1 20 4,5 42 2 1 2 27 8,7 94 2 2 0 21 4,5 42 2 2 1 28 8,7 94 2 2 2 35 8,7 94 2 3 0 29 8,7 94 2 3 1 36 8,7 94 3 0 0 23 4,6 94 3 0 1 38 8,7 110 3 0 2 64 17 180 3 1 0 43 9 180 3 1 1 74 17 200 3 1 2 120 37 420 3 1 3 160 40 420 3 2 0 93 18 420 3 2 1 150 37 420 3 2 2 210 40 430 3 2 3 290 90 1000 3 3 0 240 42 1000 3 3 1 460 90 2000 3 3 2 1100 180 4100 3 3 3 >1100 420 -
50
Lampiran 3. Tabel Uji Pendugaan
Sampel
Media Inkubasi Volume Seri Tabung Coliform
Hasil (MPN/100ml)
Suhu Waktu I II III 1 LB 35-37 48 10
1 0,1
+ - -
+ + +
+ + -
150
2 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
3 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
4 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
5 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
6 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
7 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
8 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
9 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
10 LB 35-37 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
51
Lampiran 4. Tabel Uji Kepastian
Sampel
Media Inkubasi Volume Seri Tabung Coliform
Hasil (MPN/100ml
) Suhu Waktu I II III 1 ECB 44,5-45 48 10
1 0,1
+ + +
+ + +
- - -
35
2 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
3 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
4 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
5 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
6 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + +
+ + -
+ + -
460
7 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + +
+ + +
+ + +
>1100
8 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + +
- + -
+ + -
36
9 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + -
- + -
+ + +
150
10 ECB 44,5-45 48 10 1
0,1
+ + +
- + -
+ + -
36