30
MAKALAH ASSESMEN PEMBELAJARAN “Teknik Assesmen” Disusun oleh : Kelompok 8 1.Nur Aulia (1113053080) 2. Putri Nurul Aini (1113053087) 3.Ristiana (1113053097) Semester III A Mata Kuliah : Assesmen Pembelajaran Dosen Pengampu : Drs. Kojat Sudiatmaja, M. Pd. PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 1

Teknik Assesmen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Assesmen Pembelajaran Kelompok 8 Semester 3A PGSD UNILA UPP Metro

Citation preview

Page 1: Teknik Assesmen

MAKALAH ASSESMEN PEMBELAJARAN

“Teknik Assesmen”

Disusun oleh : Kelompok 8

1. Nur Aulia (1113053080)

2. Putri Nurul Aini (1113053087)

3. Ristiana (1113053097)

Semester III A

Mata Kuliah : Assesmen Pembelajaran

Dosen Pengampu : Drs. Kojat Sudiatmaja, M. Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2012

1

Page 2: Teknik Assesmen

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu

pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan

pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada

siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa

kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu

akan menentukan hasil pendidikan.  Ketepatan penilaian (asesmen) yang

dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian pencapaian

hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan,

kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses

pembelajaran.

Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi

juga harus dinilai oleh alat-alat nontest atau bukan test. Teknik ini berguna

untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar yang

tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan teknik ini dalam evaluasi

pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit

diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini

adalah perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman, tingkah laku, riwayat

hidup, dan lain-lain. Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk

mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan

mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup ranah afektif

dan psikomotor.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan teknik-teknik

penilaian pembelajaran baik test maupun nontest yang diharapkan mampu

mengatasi permasalahan yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat

dinilai sesuai dengan tuntutan kompetensi. Oleh karena itu, dalam makalah

ini akan dibahas mengenai teknik-teknik assesmen atau penilaian.

2

Page 3: Teknik Assesmen

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang yang telah disampaikan, ditemukan

beberapa permasalahan diantaranya:

1. Apakah yang dimaksud dengan asesmen?

2. Apakah tujuan asesmen?

3. Apa saja teknik-teknik asesmen?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian asesmen.

2. Untuk mengetahui tujuan asesmen.

3. Untuk mengetahui teknik-teknik asesmen.

3

Page 4: Teknik Assesmen

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen

Menurut Poerwanti, dkk. (2008: 3) secara umum, assesmen dapat

diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk

apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang

siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya,

iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang

siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas,

bagaimana guru menempatkan siswa pada program-program pembelajaran

yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan

kemampuan dankebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan,

dan saran untuk studi lanjut.

Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011)

suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk

mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat

digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar

untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Sedangkan Akhmad

(2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah penerapan

berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh

informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian

kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen

merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk

mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk

dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta

didik.

4

Page 5: Teknik Assesmen

B. TujuanAsesmen

Popham (1995) dalam Mawardi (2011) menyatakan bahwa asesmen

bertujuan antara lain untuk: 1) mendiagnosa kelebihan dan kelemahan

siswa dalam belajar, 2) memonitor kemajuan siswa, 3) menentukan

jenjang kemampuan siswa, 4) menentukan efektivitas pembelajaran, dan

5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran.

Sementara menurut Diknas (2006) dalam Poerwanti, dkk.(2008) tujuan

dari assesmen adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama mengikuti

pembelajaran dan setelah prosespembelajaran berlangsung.

2. Untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik, untuk bisa

mengetahui kekuatan dankelemahannya dalam proses pencapaian

kompetensi.

3. Untuk memantau kemajuan belajar dan mendiagnosis kesulitan belajar

yang dialami peserta didik sehingga secara dapat dilakukan pengayaan

danremedial.

4. Untuk memberikan umpan balik bagi pendidik dalammemperbaiki

metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

5. Untuk memberikanpilihan alternatifpenilaian kepada guru.

6. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dankomite sekolah

tentang efektivitas pendidikan

C. Teknik-teknik Asesmen

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dapat

dilakukan dengan teknik tes maupun nontes, baik untuk mengakses proses

belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut

pada prinsipnya adalah cara asesmen kemajuan belajar peserta didik

terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Asesmen

suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator

pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun

psikomotor.Menurut Sumarno (2011)ada tujuh ragam teknik yang dapat

digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis,

5

Page 6: Teknik Assesmen

penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian

diri.

1. Penilaian unjuk kerja

Penilaian unjuk kerja (Performance assessment atau performance-

based assessment) atau teknik tes perbuatan merupakan jenis penilaian

yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk

mendemonstrasikan pengetahuan, dan keterampilan yang mereka

miliki dalam berbagai konteks.Seperti berbicara, berpidato, membaca

puisi, dan berdiskusi; kemampuan peserta didik dalam memecahkan

masalah dalam kelompok; partisipasi peserta didik dalam diskusi;

ketrampilan menari; ketrampilan memainkan alat musik; kemampuan

berolah raga; ketrampilan menggunakan peralatan laboratorium;

praktek sholat, bermain peran, bernyanyi, dan ketrampilan

mengoperasikan suatu alat.

Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik

untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja

tersebut.

c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas.

d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak,

sehingga semua dapat diamati.

e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan

pengamatan.

Langkah Penilaian Kinerja:

1) Mengidentifikasi langkah penting yang mempengaruhi output

2) Menuliskan prilaku kemampuan spesifik

3) Membuat kriteria kemampuan yang akan diukur

4) Mendefinisikan kriteria kemampuan

6

Page 7: Teknik Assesmen

5) Mengurutkan kriteria kemampuan

6) Membandingkan dengan kriteria sebelumnya.

Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks

untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.Untuk

menilai kemampuan lompat jauh peserta didik, misalnya dilakukan

pengamatan atau observasi yang beragam, seperti teknik mengambil

awalan, teknik tumpuan, sikap/posisi tubuh saat di udara, dan teknik

mendarat. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan

lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat

menggunakan alat atau instrument berikut:

Daftar Cek (Check-list)

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan

daftar cek (ya-tidak).Penilaian unjuk kerja menggunakan daftar

cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan

kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.Jika tidak dapat

diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini

adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya

benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian

tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis

digunakan mengamati mengamati subjek dalam jumlah besar.

Contoh:

No

.Aspek yang dinilai baik Tidak baik

1

2

3

Skor yang dicapai

Skor maksimum

Skala penilaian (Rating scale)

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian

memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan

7

Page 8: Teknik Assesmen

kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum

dimana kategori nilai lebih dari dua.Skala penilaian terentang dari

tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak

kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten, dan 4 = sangat

kompeten.

2. Penilaian sikap

Penilaian sikap merupakan penilaian terhadap sikap peserta didik.

Secara umum objek sikap yang perlu dinilai dalam proses

pembelajaran berbagai mata pelajaran sebagai berikut:

a) Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap

positif terhadap mata pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri

peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan

lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap

materi pelajaran yang diajarkan.

b) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap

positif terhadap guru. Peserta didik yangtidak memiliki sikap

positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang

diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap

negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi

pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.

c) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu

memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana

pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang

digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan

menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik,

sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

d) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan

materi pelajaran.Misalnya, masalah lingkupan hidup (materi

Biologi atau Geografi). Peserta didik perlu memiliki sikap yang

tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus

8

Page 9: Teknik Assesmen

lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan

lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif

terhadap program perlindungan satwa liar.

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.

Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan

langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas

dapat diuraikan sebagai berikut:

Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan

kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang

biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang

senang kepada kopi.oleh karena itu, guru dapat melakukan

observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi

dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi

perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku

catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta

didik selama di sekolah.

Pertanyaan langsung

Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap

seseorang berkaitan dengan sesuatu hal.Misalnya, bagaimana

tanggapan peserta didik kebijakan yang baru diberlakukan di

sekolah mengenai peningkatan ketertiban. Berdasarkan jawaban

dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat

dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap.

Laporan pribadi

Teknik ini meminta peserta didik membuat ulaasan yang berisi

pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan atau

hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta

menulis pendangannya tentang kerusuhan antaretnis yang terjadi

akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat peserta didik

dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

9

Page 10: Teknik Assesmen

Contoh format penilaian sikap:

No. Nama

Perilaku

Nilai KetBekerja

samaBerinisiatif

Penuh

perhatia

n

Bekerja

sistematis

3. Penilaian tertulis

Penilaian tertulis merupakan penilaian dimana soal dan jawaban

yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.Ada dua

bentuk soal tes tertulis, yaitu:

Soal dengan memilih jawaban, mencakup: pilihan ganda, dua

pilihan (salah-benar), dan menjodohkan.

Soal dengan mensuplai jawaban, mencakup: isian atau melengkapi,

uraian terbatas, dan uraian.

Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu mempertimbangkan

hal-hal berikut:

a) Materi, misalnya kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan

indikator pencapaian kompetensi pada kurikulum tingkat satuan

pendidikan.

b) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan

tegas.

c) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat

yang menimbulkan penafsiran ganda.

d) Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal

yang baku dari berbagai bentuk soal pilihan.

4. Penilaian proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu

tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Tugas tersebut

berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,

10

Page 11: Teknik Assesmen

pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek

dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan

mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan

menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara

jelas. Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian proyek,

yaitu:

Kemampuan pengelolaan

Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi

dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan

tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam

pembelajaran.

Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil

karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa

petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses

pengerjaan, sampai akhir proyek.Untuk itu, guru perlu menetapkan

hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain,

pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan

tertulis.Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen

penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Contoh format

penilaian proyek:

No. Aspek Skor (1-5)

1 Perencanaan:

a. Persiapan

b. Rumusan judul

2 Pelaksanaan:

a. Sistematika penulisan

b. Keakuratan data

c. Analisis data

11

Page 12: Teknik Assesmen

d. Kesimpulan

3 Laporan proyek:

a. Performance

b. Penguasaan materi

Total skor

5. Penilaian produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan

kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan

peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti:

makanan, hasil karya seni(patung, lukisan, gambar), barang-barang

terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk

meliputi 3 tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian, yaitu:

a) Tahap persiapan

Pada tahap persiapan siswa membuat rencana, mengumpulkan

gagasan, dan kemudian membuat desain (rancangan) produk apa

yang akan dibuat. Guru memberi saran-saran untuk melengkapi

gagasan atau meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru

melakukan penilaian tentang kemampuan siswa merencanakan,

menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk.

b) Tahap pembuatan produk (proses)

Pada tahap ini siswa memilih dan menggunakan bahan, alat,

dan teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun. Dalam

proses pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan

berupa saran-saran dari guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan

penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan

bahan, alat, dan teknik.

c) Tahap penilaian produk (appraisal)

Pada tahap ini siswa menyajikan produk atau memamerkannya

kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai seluk-

beluk produk tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses

perancangan dan pembuatan, dll. Pada akhir tahap ini guru

12

Page 13: Teknik Assesmen

melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat produk

sesuai kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.

Teknik penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik

maupun analitik.

Cara holistik

Holistik adalah saduran kata dari bahasa Inggris yaitu “Holistic”

yang menekankan pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan

dari bagian-bagiannya. Jadi, teknik penilaian ini berdasarkan kesan

keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap

penilaian produk (appraisal).

Cara analitik

Teknik penilaiannya berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya

dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap

proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk,

penilaian produk).

6. Penilaian portofolio

Menurut Popham (1994) dalam Sumarno (2011)penilaian

portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan

metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil

pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Dalam sistem

penilaian portofolio guru membuat file untuk masing-masing peserta

didik yang berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka

selam mengikuti proses pendidikan.

Dalam file portofolio guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan

prestasi siswa, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil

praktikum. Selain prestasi akademik isi file juga dapat dielaborasi

dengan lembar catatan prestasi non-akademik, yakni rekaman profile

peserta didik meliputi aspek kerajinan, kerapihan, ketertiban,

kejujuran, kemampuan bekerjasama, sikap, solidaritas, toleransi,

kedisiplinan, prestasi olah raga, kesenian, kepramukaan dan lain-lain.

13

Page 14: Teknik Assesmen

Data yang terkumpul dari waktuke waktu ini kemudian digunakan

oleh guru untuk menilai dan melihat perkembangan kemampuan

prestasi akademik siswa dalam periode tersebut. File portofolio

sekaligus akan memberikan umpan balik (feed back) baik kepada guru

maupun kepada peserta didik. Bagi guru, file yang berisi prestasi siswa

ini akan memberikan masukan (input) untuk penilaian proses, terutama

dalam memperbaiki strategi, metode, dan manajemen pembelajaran di

kelas. Melalui analisa file portofolio, guru dapat mengetahui potensi,

karakter, kelebihan, dan kekurangan siswa. Bagi siswa, file ini dapat

menjadi dasar pijakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kelemahan,

serta kekurangannya dalam proses pembelajaran maupun

penguasaannya tentang suatu pokok bahasan atau materi pelajaran

tertentu.

Penilaian portofolio memiliki beberapa fungsi, antara lain:

a) Sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peseta

didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar,

dan pembaharuan proses pembelajaran.

b) Sebagai alat penilaian otentik (authentic assesment)

c) Sebagai sumber informasi bagi siswa untuk melakukan self-

assesment.

Depdiknas (2003) dalam Arifin (2010) menyatakan bahwa dalam

pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya memperhatikan prinsip-

prinsip berikut:

1) Karya siswa adalah benar karya peserta didik itu sendiri.

2) Saling percaya antara guru dan peserta didik (mutual trust).

Artinya jangan ada saling mencurigai antara guru dengan siswa

maupun siswa dengan siswa. Mereka harus sama-sama saling

percaya, saling membutuhkan, saling membantu, jujur, terbuka,

dan adil, sehingga dapat membangun suasana penilaian yang

kondusif.

14

Page 15: Teknik Assesmen

3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik

(confidentiality).

Artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang

ada baik perorangan maupun kelompok harus dijaga

kerahasiaannya, tidak boleh diberikan atau diperlihatkan kepada

siapapun sebelum diadakan pameran. Hal ini dimaksudkan agar

peserta didik yang mempunyai kelemahan tidak merasa

dipermalukan.

4) Milik bersama antara guru dan peserta didik (joint ownership).

Artinya semua hasil pekerjaan peserta didik dan dokumen yang

ada harus menjadi milik bersama antara guru dan peserta

didik.Karena itu harus dijaga bersama, baik penyimpanannya

maupun penempatannya.

5) Kepuasan (satisfaction).

Artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat

memuaskan semua pihak, baik guru maupun siswa. Karena

dokumen tersebut merupakan bukti karya terbaik peserta didik

sebagai hasil pembinaan guru.

6) Kesesuaian (relevance).

Artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan kompetensi

yang diharapkan.

7) Penilaian proses dan hasil.

Artinya penilaian portofolio harus menilai proses belajar

peserta didik, seperti catatan harian perilaku, sikap belajar, antusias

atau tidaknya dalam mengikuti pelajaran dan sebagainya. Penilaian

portofolio juga harus menilai hasil akhir tugas yang diberikan oleh

guru.

Teknik penilaian portofolio memerlukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Penjelasan bahwa portofolio tidak hanya digunakan oleh guru.

b) Tentukan bersama sampel portofolio yang akan dibuat.

15

Page 16: Teknik Assesmen

c) Pengumpulan karya-karya peserta didik.

d) Pemberian tanggal dan keterangan pada setiap karya.

e) Bersama peserta didik menentukan kriteria dan bobot penilaian.

f) Meminta dan memimbing peserta didik menilai karyanya secara

berkesinambungan.

g) Jika nilai belum memuaskan peserta didik diberi kesempatan untuk

memperbaikinya.

h) Jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio.

Menurut Cole, dkk. (1995) dalam Arifin (2010) penilaian

portofolio dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1) Portofolio proses

Portofolio proses menunjukkan tahapan belajar dan menyajikan

catatan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu.

Portofolio proses menunjukkan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

yang dituntut oleh kurikulum, serta menunjukkan semua hasil dari

awal sampai dengan akhir dalam kurun waktu tertentu. Portofolio

ini lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar dan

berkreasi.

Salah satu bentuk portofolio proses adalah portofolio kerja

(working portofolio) yaitu bentuk yang digunakan untuk memantau

kemajuan dan menilai peserta didik dalam mengelola kegiatan

belajar mereka sendiri. Peserta didik mengumpulkan semua hasil

kerja termasuk coretan-coretan (sketsa), buram, catatan, kumpulan

untuk rangsangan, buram setengah jadi, dan pekerjaan yang sudah

selesai.portofolio kerja bermanfaat untuk memberikan informasi

bagaimana peserta didik mengorganisasikan dan mengelola kerja,

merefleksi dari pencapaiannya, dan menetapkan tujuan dan arahan.

2) Portofolio produk

Portofolio produk yaitu bentuk penilaian portofolio yang hanya

menekankan pada penguasaan materi dari tugas yang dituntut

daalam standar kompetensi, kompetensi dasar, dan sekumpulan

16

Page 17: Teknik Assesmen

indikator pencapaian hasil belajar serta hanya menunjukkan

evidence yang baik , tanpa memperhatikan kapan dan bagaimana

evidence itu diperoleh. Contoh portofolio produk adalah portofolio

tampilan (show portfolio) dan portofolio dokumentasi

(documentary portfolio).

Portofolio tampilan

Portofolio bentuk ini merupakan sekumpulan hasil karya

peserta didik atau dokumen terseleksi yang dipersiapkan untuk

ditampilkan kepada umum. Misalnya,

mempertanggungjawabkan suatu proyek, menyelenggarakan

pameran, atau mempertahankan suatu konsep.

Portofolio dokumentasi

Portofolio dokumen menyediakan informasi produk yang

dihasilkan oleh peserta didik.

7. Penilaian diri

Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di

mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri

berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi

yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.

Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek

penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan

psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas, berkaitan dengan

kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk

menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai

hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi afektif,

misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang

memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek sikap tertentu.

Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian

berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan

kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai

17

Page 18: Teknik Assesmen

kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil

belajar berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap

perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan teknik

ini dalam penilaian di kelas antara lain sebagai berikut.

Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena

mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena

ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi

terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;

Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk

berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif

dalam melakukan penilaian.

Langkah-langkah penilaian diri:

a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan

dinilai.

b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa penskoran, daftar

tanda cek atau skala penilaian.

d) Meminta peserta didik melakukan penilaian diri.

e) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk

mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan

penilaian diri secara cermat dan objektif.

f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan

hasil kajian terhadap hasil penilaian yang diambil secara acak.

18

Page 19: Teknik Assesmen

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk

mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk

dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta

didik. Popham (1995) dalam Mawardi (2011) menyatakan bahwa asesmen

bertujuan antara lain untuk: 1) mendiagnosa kelebihan dan kelemahan

siswa dalam belajar, 2) memonitor kemajuan siswa, 3) menentukan

jenjang kemampuan siswa, 4) menentukan efektivitas pembelajaran, dan

5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran. Dalam

melaksanakan asesmen ada tujuh ragam teknik yang dapat digunakan,

yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian

proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

B. Saran

Dalam melaksanakan asesmen atau penilaian dalam pembelajaran

sebaiknya menggunakan teknik yang disesuaikan dengan tujuan

diadakannya asesmen pembelajaran. Maksudnya teknik yang digunakan

harus sesuai dengan sasaran pembelajaran dan harus benar-benar

memenuhi kebutuhan peserta didik dan juga guru.

19