TBR Yosefin R Lesi Saraf Cranial Dan Batang Otak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lesi saraf cranial

Citation preview

  • Text Book Reading

    LESI SARAF CRANIAL DAN BATANG OTAKPembimbing dr. Tutik Ermawati, Sp.S

    Disusun oleh :Yosefin Ratnaningtyas / G1A209161

  • PendahuluanSaraf cranial : saraf perifer yang berpangkal pada otak dan batang otak, memiliki fungsi sensorik, motorik, dan khusus (pancaindra)Terdapat 12 pasang saraf cranial:I langsung ke otak tanpa melalui batang otak. II dan III berpangkal di mesensefalon. IV, V, VI, dan VII berinduk di pons. VIII, IX, X, XI dan XII berasal dari medulla oblongata.1Gangguan pada saraf kranialis adalah gangguan yang terjadi pada serabut saraf yang berawal dari otak maupun batang otakBatang otak : pangkal otak yang merilei pesan antara medulla spinalis dan otak, memiliki fungsi barmacam-macam, dan secara klinis penting untuk dikenali apabila terdapat gangguan pada bagian tersebut.

  • Pembahasan1. N. OlfactoriusN. Olfactorius

    bulbus olfactorius

    tractus olfatorius

    striae medial (rudimenter)&lateral

    korteks periamigdala & prepiriformis

  • Impuls olfactorik diintegrasikan dalam nucleus anterior thalami & girus singuli (bagian dari susunan limbik) wangi : kenang-kenangan, keinginan, dan nafsu birahi, rindu, cemas, takut, marah, girang, sedih, benci, dan cinta 2

  • Anosmia : Hilangnya daya penghidu infeksi/edema mukosa hidung, trauma kapitis.Parosmia: penghiduan tidak sesuai dengan jenis bau yang sebenarnya. Halusinasi olfaktorik terjadi akibat rangsangan bulbus/korteks olfaktorik primer. Ex: epilepsi lobus temporalis anterior (uncinate fit) Parosmia tanpa kerusakan susunan olfaktorik misal pada orang depresi dengan penyebab yang masih belum dapat dijelaskan.2

  • 2. N. Opticusretina

    n. opticus

    chiasma opticum

    tractus opticus

    corpus geniculatum laterale

    radiatio optica

    korteks visual occipital

  • Anopia/anopsia: buta kedua sisi tidak memiliki medan penglihatan. Hemianopia/hemianopsia: Kondisi dimana medan penglihatan kedua mata hilang sesisi. Hemianopia homonim: jika belahan mata kanan/kiri kedua mata hilangHemianopia heteronim/binasal/bitemporal: Jika belahan nasal/temporal kedua mata yang hilang.

  • N. Oculomotorius, N. trochlearis, N. Abducens

  • GejalaDiplopia : melihat benda tampak berbayang karena proyeksi yang tidak setangkup-sepadanStrabismus: Sikap bola mata yang divergens/konvergens Oftalmoplegia : keadaan >1otot ocular yang lumpuh akibat kelumpuhan nervus okulomotorius

  • Lesi di korteks serebriLesi iritatif dan lesi destruktif paralitik. Lesi iritatif di area 8 epilepsy fokal, deviasi kedua bola mata dan kepala ke sisi kontralateralLesi destruktif/lesi paralitikinfark deviasi kedua bola mata dan kepala ke sisi ipsilateral. Penderita biasanya tidak sadar.

  • Lesi di serebelumNistagmus : gangguan gerakan bola mata akibat lesi di serebelum.Nistagmus muncul jika kedua bola mata melirik ke seluruh jurusanPada lesi unilateral nistagmus yang muncul terdapat pada kedua bola mata. Namun lebih jelas jika mata melirik ke arah lesi.

  • Lesi Batang OtakLesi batang otak melibatkan gangguan gerakan bola mata yang khas, gejala sensorik dan motorik.

  • N. TrigeminusN. Trigeminus dari permukaan anterior pons sebagai radiks sensoris besar dan radiks motoris yang kecil bercabang N. opthalmicus, maxillaries, dan mandibularis dari tepi anterior ganglionMotorik : m. masseter, m. temporalis, m. pterigoideus internus dan eksternus, m. tensor timpani, m. omohioideus, dan bagian anterior dari m. digastrikusSensoris : kulit kepala, muka, mulut, gigi, rongga hidung, dan sinus paranasalis

  • PatologiTumor, infeksi, dan aneurisma Sensorik >>> motoriknya.Neuralgia : nyeri di kawasan saraf tepi sensorik (tajam, seperti ditusuk-tusuk, dibor, dibakar atau disayat) Neuralgia trigeminus : neuralgia yang terasa pada kawasan salah satu cabang trigeminus.

  • 1. Gejala defisit sensorik di wajah manifestasi gangguan Ganglion GasseriAnestesia/hipestesia - cabang oftalmik : infeksi virus herpes. - cabang maksilar : tumor os maksila. - cabang mandibular : tumor nasofaring. Hipestesia hemifasialis : manifestasi gangguan nucleus spinalis nervi trigemini.2. Gejala positif sensorik wajah : neuralgia idiopatik (nyeri saja) dan simptomatik (terdapat gejala pengiring lainnya karena proses penekanan sekaligus perangsangan)

  • N. FacialisRadiks motoris medialis dan radiks sensoris lateralis n. VII muncul dari permukaan tepi bawah antara pons dan medulla oblongata berjalan ke dalam fossa cranii posterior meatus acusticus internus kavum timpani keluar dari foramen stilomastoideum otot wajah dan 2/3 anterior lidah, dasar mulut dan palatum moll.

  • PatologiGangguan : lintasan supranuklear, nuclear, dan infranuklear. Lesi supranuklear korteks motorik primer/jaras kortikobulbar Lesi LMN pons, sudut serebelo-pontin, kavum timpani, foramen stilomastoideum atau cabang tepi nervus fasialis

    UMN

  • Pons : gangguan n. VII, VI (paralisis fasialis LMN + kelumpuhan m. rektus lateralis) Meatus akustikus internus : nervus fasialis dan akustikus (paralisis fasialis LMN + tuli perseptif bilateral dan ageusia)Ex: mastoiditis, otitis media, kolesteatoma, dan fraktur os temporalis nervus fasialis, radang herpes zoster.

  • Bells Palsyterjadi kelumpuhan fasialis LMN karena edema sementara terjepitnya n.fasialis di foramen stilomastoideum. Manifestasi: dahi tidak dapat dikerutkan, sudut mulut tidak dapat diangkat ke atas..

  • N. Vestibulocochlearisterdiri dari 2 berkas saraf : nervus cochlearis (pendengaran) dan nervus vestibularis (keseimbangan)Ganglion vestibularis dan ganglion spirale cochleae meninggalkan permukaan antara tepi bawah pons dan medulla oblongata fossa cranii posterior meatus acusticus internus di bawah n. facialis.

  • Patologi1. Gangguan pendengaranTinnitus >>> suara bernada tinggi yang terus menerus terdengar Dapat disebabkan infeksi/intoksikasi ~ sirkulasi sekitar labirintus membranaceus. Rangsangan lobus temporalis : halusinasi auditif ex: epilepsi lobus temporalis.

  • Hiperakusis : pendengaran yang menimbulkan perasaan kurang nyaman karena adanya rasa nyeri di telinga gangguan di cabang nervus trigeminus yang mensarafi otot tensor timpani/di substansia grisea girus temporalis superior. Tuli konduktif dan perseptif dibedakan dengan tes Rinne dan Weber.

  • 2. Gangguan keseimbangandinyatakan sebagai pusing, pening, rasa berputar-putar, sempoyongan, seperti melayang vertigo. disebabkan oleh obat-obatan, infeksi, neoplasma, arteriosklerosis, otosklerosis, dan semua gangguan koklea yang mengganggu pars vestibularis labirintus membranekus.

  • N. glossopharyngeusSaraf motoris dan sensoris, muncul dari permukaan anterior medulla oblongata berjalan di bawah cerebellum foramen jugularemotoris : motorik utama faring (mekanisme menelan), m. stylopharyngeus, serabut sekretomotoris parasimpatis, glandulaSerabut sensoris : 1/3 posterior lidah dan pharynx.

  • PatologiGangguan : menelan, pengecapan, dan perasaan protopatik sekitar orofaring.Terjadi pada Infark, sindrom Guillan Barre, tumor di fossa kranii media dan posterior, fraktur basis kranii

  • N. VagusSerabut motoris dan sensoris menginervasi jantung, tractus respiratorius dan intestinalis. N. Vagus muncul dari permukaan anterior medulla oblongata berjalan dalam fossa cranii posterior keluar melalui foramen jugulare. Ganglion superius dan inferius n. X (sensoris) terletak setinggi tempat keluarnya melalui foramen jugulare.

  • PatologiLesi radikular n. vagus selalu melibatkan n. glosofaringeus karena kedua saraf otak ini bersama-sama dalam perjalanan mereka Paralisis faring : Lesi infranuklearis dan nuklearis Lesi di kortikobulbaris unilateral/bilateral tidak menimbulkan gejala-gejala paralisis laring.

  • Perubahan suara : kerusakan nervus laringeus rekurens Suara menjadi lemah dan menelan agak sukar yang berlangsung sementara karena kompensasi otot-oto laring yang besar. Nervus laringeus superior : kesulitan menelan, tenaga batuk berkurang, suara lemah dan serak akan timbul lebih jelas

  • N. AccesoriusRadang virus poliomyelitis, tumor di fosa kranii posterior, tuberkuloma/radang mastoid dapat mengganggu n.XI, n. IX dan X (sindrom Vernet)Kelumpuhan unilateral m. sternokleidomastoideus :kepala tidak dapat berputar ke kontralateral lesi. Kelumpuhan m. trapezius sesisi : sikap bahu dan scapula lebih rendah dari yang sehat.

  • Kelumpuhan bilateral m. sternocleidomastoideus dan trapezius: motoneuron disease, distrofia muskulorum progresiva, dan miopatia tirotoksika. Otot yang disarafi nervus asesorius tidak dapat menegakkan leher dan kepala menunduk ke depan.

  • N.HipoglossusNervus ini mempersarafi otot lidah yg berperan dalam mekanisme menelan dan artikulasi. Lesi sukar menelan dan bicara peloPerifer: atrofi otot, garis tengah cekung, belahan lidah yang lumpuh tipis dan keriput dan fasikulasi UMN : deviasi ke arah lesi saat menjulurkan lidah dan gangguan gerakan lidah

  • Batang OtakTersusun tiga segmen: mecencephalon, pons, dan medulla oblongata. Lesi : vaskular (perdarahan, iskemia oklusif) >>>, tumor, trauma, dan proses degeneratif atau demielinasiKerusakan unilateral jaras kortikobulbar/kortikospinal di batang otak sindrom hemiplegia alternans

  • 1. Sindrom Hemiplegia Alternans di MecencephalonDisebut juga hemiplegia okulomotorik alternan/sindrom webermelibatkan saraf III di otak tengah bagian basal. Manifestasi: paralisis m.rektus medialis, m.rektus superior, m.oblikus inferior, dan m.levator palpebrae superioris (strabismus divergens, diplopia jurusan, ptosis dan midriasis)

  • Sindrom Benedikt : hemiparesis alternans dengan paresis n. III dan gerakan involuntar lengan dan tungkai di sisi kontralateralTerjadi pada infark di 2/3 bagian lateral pedunkulus serebri dan tegmentum otak tengah

  • 2. Sindrom Hemiplegia Alternans di PonsHemiplegia alternans yang timbul adalah kelumpuhan UMN kontralateral tubuh dengan lesi LMN n. VI dan n.VIIN. VI = sindrom hemiplegia alternans nervus abdusens. Lesi di kaudal ponsManifestasi : kelumpuhan LMN m.rektus lateralis dan kelumpuhan UMN otot-otot yang disarafi n. VII hingga n. XII kontralateral dan belahan tubuh kontralateral

  • Sindrom Millard Gubler : jika melibatkan otot-otot nervus fasialis. Lesi unilateral di pes pontis yang meluas ke samping. Sindrom Foville : terjadi deviasi konjugae dan kelumpuhan gerak bola mata yang konjugat Hemiplegia alternans n. VI dan VII dengan deviasi konjugae sindrom Foville-Millard-Gubler

  • 3. Sindrom Hemiplegia Alternans di Medulla Oblongataa. Sindrom Medularis Medial (Basal)Lesi di piramis, lemnikus medialis, dan saraf XII. Jika unilateral: hemiplegia hipoglosus alternan

  • b. Sindrom Medularis Lateral/WallenbergLesi di sisi dorsolateral medula oblongata. Gejala utamanya: hemihipestesia alternans (hipestesia pada belahan tubuh sisi kontralateral dan hipestesia belahan wajah sisi ipsilateral)

  • KesimpulanSaraf cranial ialah saraf perifer yang berpangkal pada otak dan batang otak yang memiliki fungsi sensorik, fungsi motorik, dan fungsi khusus.Gangguan pada saraf kranialis adalah gangguan yang terjadi pada serabut saraf yang berawal dari otak maupun batang otak

  • Batang otak merupakan pangkal otak yang merilei pesan antara medulla spinalis dan otak yang memiliki fungsi barmacam-macam. Kerusakan unilateral pada jaras kortikobulbar/kortikospinal di tingkat batang otak menimbulkan sindrom hemiplegia alternans.