21

Click here to load reader

TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

Ringkasan

TATARAN LINGUISTIK (2):

MORFOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Linguistik Umum

Oleh:

Diyah Novita Sari

1402408269

1E Reguler

PENIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2008

Page 2: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

TATARAN LINGUISTIK (2):

MORFOLOGI

Kita kembali dulu melihat arus ujaran yang diberikan pada bab fonologi

yang

lalu[keduaorangitumeninggalkanruangsidangmeskipunrapatbelumselesai].Secara

bertahap kita telah kita segmentasikan arus ujaran itu,sehingga akhirnya kita

dapatkan satuan bunyi terkecil dari arus ujaran yang disebut fonem.Diatas satuan

fonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi, yang disebut

silabel.Tetapi silabel tidak bersifat fungsional,hanyalah satuan ritmis yang

ditandai dengan adanya satu sonoritas atau puncak penyaringan.Diatas satuan

silabel itu secara ada satuan lain yang fungsional yang disebut morfem.Morfem

merupakan satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna.Karena dalam

proses morfemis atau proses morfologis itu akan terlibat juga persoalan fonologi,

maka akan dibicarakan juga proses yang disebut morfofonemi, atau proses

morfofonologi, atau morfonologi.

5.1. MORFEM

Tata bahasa tradisional tidak mengenal konsep maupun istilah morfem,

sebab morfem bukan merupakan satuan dalam sintaksis, dan tidak semua morfem

mempunyai makna filosofis.

5.1.1 Identifikasi Morfem

Untuk menentukan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan,kita harus

membandingkan bentuk tersebut di dalam kehadirannya dengan bentuk-bentuk

lain apabila bila hadir secara berulang-ulang dengan bentuk lain, maka bentuk

tersebut adalah sebuah morfem.Contoh bentuk [kedua],dalam ujaran diatas kita

bandingkan dengan bentuk-bentuk sebagai berikut.

kedua

ketiga

kelima

Page 3: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

ketujuh

kedelapan

Ternyata semua bntuk ke pada daftar diatas dapat disegmentasikan sebagai

satuan tersendiri dan yang mempunyai makna yang sama, yaitu menyatakan

tingkat dan derajat.dengan demikian bentuk ke pada daftar di atas,bisa disebut

sebagai sebuah morfem.Dalam studi morfologi suatu satuan bentuk yang berstatus

sebagai morfem biasanya dilambangkan dengan mengapitnya diantara kurung

kurawal.Misalnya,kata Indonesia mesjid dilambangkan sebagai {mesjid};kata

kedua dilambangkan menjadi ({ke} + {dua}).Selama morfem itu berupa morfem

segmental hal itu mudah dilakukan

5.1.2 Morf dan Alomorf

Bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut

alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konret (di dalam pertuturan)

dari sebuah morfem.Jadi,setiap morfem tentu mempunyai alomorf, entah satu,

entah dua, atau juga enam buah.Selain itu bisa juga dikatakan morf dan alomorf

adalahdua buah nama untuk sebuah bentuk yang sama.Morf adalah nama untuk

semua bentuk yang belum diketahui statusnya;sedangkan alomorf adalah nama

untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui status morfemnya.

5.1.3 Klasifikasi Morfem

Morfem-morfem dalam setiap bahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan

beberapa kriteria.Antralain berdasarkan kebebasannya, keutuhannya, maknanya,

dan sebagainya.Berikut penjelasan singkatnya.

5.1.3.1 Morfem Bebas dan Morfem Terikat

Yang dimaksud dengan morfem bebas adalah morfem yang tanpa

kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan.Dalam bahasa Indonesia,

misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, dan bagus adalah termasuk morfem

bebas.Sebaliknya, yang dimaksud dengan morfem terikat adalah morfem yang

tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat muncul dalam

Page 4: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

pertuturan.Semua afiks dalam bahasa Indonesia adalah morfem terikat.Begitu juga

dengan morfem penanda jamak dalam bahasa inggris, seperti yang kita bicarakan

diatas, termasuk morfem terikat.

Untuk morfem terikat ini dalam bahasa Indonesia ada beberapa hal yang

perlu dikemukakan.Yaitu:

Pertama,bentuk-bentuk seperti juang, henti, gaul, dan baur termasuk

morfem terikat,meskipun bukan afiks, tidak dapat muncul dalam pertuturan tanpa

terlebih dahulu mengalami proses morfologi, sperti afiksasi, reduplikasi, dan

komposisi.Bentuk seperti ini lazim disebut bentuk prakategorial (lihat Verhaar

1978)

Kedua,menurut konsep Verhaar (1978) bentuk-bentuk seperti baca, tulis,

dan tendang juga termasuk bentuk prakategorial,karena bentuk tersebut baru

merupakan “pangkal” kata,sehingga baru bias muncul dalam pertuturan sesudah

mengalami proses morfologi.

Ketiga,bentuk-bentuk seperti renta,(yang hanya muncul dalam tua

renta)dan kerontang(yang hanya muncul alam kering kerontang) juga termasuk

morfem terikat.Lalu, karena hanya bias muncul dalam pasangan tertentu, maka

bentuk-bentuk tersebut disebut morfem unik.

Keempat, bentuk-bentuk yang termasuk preposisi dan konjungsi, seperti

ke, dari, pada, dan, kalau, dan atau secara morfologis termasuk morfem bebas,

tetapi secara sintaksis merupakan bentuk terikat.

Kelima, klitika adalah bentuk-bentuk singkat, biasanya hanya satu silabel,

secara fonologis tidak mendapat tekanan, kemunculannya dalam pertuturan selalu

melekat pada bentuk lain,tetapi dapat dipisahkan.Misalnya,klitika –lah dalam

bahasa Indonesia,posisinya dalam kalimat Ayahlah yang akan datang dapat

dipisah dari kata ayah,misalnya menjadi Ayahmulah yang akan datang.Menurut

posisinya,klitika dibedakan atas proklitika dan enklitika.Proklitika adalah klitika

yang berposisi di muka kata yang diikuti,seperti ku dan kau pada konstruksi

kubawa dan kuambil.Sedangkan enklitika adalah klitika yang berposisi di

Page 5: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

belakang kata yang dilekati, seperti –lah, -nya, dan –ku pada konstruksi dan

dialah, duduknya, dan nasibku.

5.1.3.2 Morfem Utuh dan Morfem Terbagi

Pembedaan keduanya berdasarkan bentuk formal yang dimiliki morfem

tersebut;apakah merupakan satu kesatuan yang utuh atau merupakan dua bagian

yang terpisah atau terbagi,karena disisipi morfem lain.Yang terasuk morfem

utuh,seperti {meja},{kursi},{kecil},{laut}, dan {pinsil}.Beitu juga dengan

sebagian morfem terikat,seperti {ter-}, {ber-}, dan {juang}.Sedangkan morfem

terbagi adalah sebuah morfem yang terdiri dari dua buah bagian yang

terpisah.Misalya,kata Indonesia kesatuan terdapat satu morfem utuh, yaitu {satu}

dan satu morfem terbagi, yakni {ke-/-an}.

5.1.3.3 Morfem Segmental dan Suprasegmental

Perbedaan kedua morfem ini berdasarkan jenis fonem yang

membentuknya.Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-

fonem segmental, seperti morfem {lihat},{lah},{sikat],dan [ber}.Jadi, semua

morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental.Sedangkan morfem

suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur

suprasegmental,seperti tekanan,nada,durasi,dan sebagainya.

5.1.3.4 Morfem Beralomorf Zero

Dalam linguistik deskriptif ada konsep mengenai morfem beralomorf zero

atau no (lambangnya 0),yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud

bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsure suprasegmental), melainkan

berupa “kekosongan”.

5.1.3.5 Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna Leksikal

Yang dimaksud morfem bermakna lesikal adalah morfem-morfem secara

inheren telah memiliki makna pada diriya sendiri, tanpa perlu berproses dulu

dengan morfem lain.Misalnya,dalam bahasa Indonesia,morfem-morfem seperti

Page 6: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

{kuda},{lari},{pergi}, dan {merah}.Sedangkan morfem tak bermakna leksikal

tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri,baru mempunyai makna

bila digabung dengan morfem lain. Dalam suatu proses morfologi.Yang biasa

dimaksud morfem tak bermakna leksikal ini adalah morfem-morfem afiks, seperti

{ber-},{me-}, dan {ter-}

5.1.4 Morfem Dasar, Bentuk Dasar, Pangkal (Stem), dan Akar (Root)

Istilah morfem dasar biasanya digunakan sebagai dikotomi dengan

morfem afiks.Jadi, bentuk-bentuk seperti {juang},{kucing},dan{sikat}.Sebuah

morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu

proses morfologi.Artinya, bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, bisa

diulang dalam suatu proses reduplikasi, atau bisa digabung dengan morfem lain

dalam suatu proses komposisi.

Istilah bentuk dasar atau dasar saja biasa digunakan untuk menyebut

sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi.Bentuk dasar ini

dapat berupa morfem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan morfem.Misal,

kata berbicara yang terdiri dari morfem ber- dan bicara,maka bicara adalah

menjadi bentuk dasar dari kata berbicara itu,yang kebetulan juga berupa morfem

dasar.

Istilah pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam

proses, atau proses pembubuhan afiks inflektif.Contoh dari bahasa Inggris,pada

kata untouchables pangkalnya adalah untouchable.

Akar (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis

lebih jauh lagi.Artinya akar itu adalah bentuk yang tersisa setelah semua

afiksnya,baik afiks infleksional maupun afiks derivasionalnya

ditanggalkan.Misalnya, kata Inggris untouchable akarnya adalah touch

Ada tiga macam morfem dasar bahasa Indonesia dilihat dari status atau potensinya

dalam proses gramatika yang dapat terjadi pada morfem dasar itu.

Pertama, morfem dasar bebas, yakni morfem dasar yang secara potensial

dapat langsung menjadi kata, sehingga langsung dapat digunakan dalam

ujaran.Misalnya, morfem{meja},{kursi},{pergi}, dan{kunung}.

Page 7: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

Kedua, morfem dasar yang kebebasannya dipersoalkan.Yang termasuk

adalah sejumlah morfem berakar verba, yang dalam kalimat imperatif atau kalimat

sisipan, tidak perlu diberi imbuhan;dan dalam kalimat deklaratif imbuhannya

dapat ditanggalkan.

Ketiga, morfem dasar terikat, yakni morfem dasar yang tidak mempunyai

potensi untuk menjadi kata tanpa terlebih dahulu mendapat proses

morfologi.Misalnya, morfem-morfem {juang,{henti,{gaul,dan{abai}.

5.2 KATA

Yang ada dalam tata bahasa tradisional sebagai satuan lingual yang selalu

dibicarakan adalah satuan yang disebut kata.

5.2.1 Hakikat Kata

Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap

kata berdasarkan arti dan ortografi.Menurut mereka kata adalah satuan bahasa

yang memiliki satu pengertian; atau deretan huruf yang diapit oleh dua spasi, dan

mempunyai satu arti.

Para tata bahasawan struktural, terutama penganut aliran

Bloomfield.Batasan kata yang dibuat Boomfield sendiri,kata adalah satuan bebas

terkecil tidak pernah diulas atau dikomentari, seolah-olah batasan itu sudah

bersifat final.

Batasan kata yang umum kita jumpai dalam berbagai buku linguistik

Eropa. Batasan tersebut menyiratkan dua hal. Pertama, bahwa setiap kata

mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak dapat berubah, serta

tidak dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain. Jadi, misalnya, kata sikat,

urutan fonemnya adalah/s/,/i/,/k/,/a/,dan /t/. Kedua, setiap kata mempunyai

kebebasan berpindah tempat didalam kalimat, atau tempatnya dapat diisi atau

digantikan oleh katq lain, atau juga dapat dipisahkan sdari kat lainnya. Misalnya,

kalimat Nenek membaca komik itu kemarin. Kalimat itu terdiri dari 5 buah kata,

yaitu, nenek, membaca,komik,itu, dan kemarin. Setiap kata mempunyai susunan

Page 8: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

dan urutan fonem yang tetap dan tidak dapat diubah tempatnya. Sebaliknya, posisi

setiap kata dapat dipindahkan, disela atau dipisahkan.

5.2.2 Klasifikasi Kata

Adalah penggolongan kata atau penjenisan kata; dalam istilah bahasa

inggris disebut juga Part of Speech.

Para tata bahasawan tradisional menggunakan kriteria makna dan kriteria

fungsi.

kriteria makna digunakan untuk mengidentifikasikan kelas verbal, nomina,

dan adjectiva;sedangkan kriteria fungsi digunakan untuk mengidentifikasikan

preposisi, konjungsi, adverbial, pronominal, dan lain-lain. Verba adalah kata yang

menyatakan tindakan atau perbuatan; nomina adalah kata yang menyatakan benda

atau yang dibendakan; dan konjungsi adalah kata yang bertugas untuk

menghubungkan kata dengan kata, atau bagian kalimat yang satu dengan bagian

yang lain.Klasifikasi kata berdasarkan distribusi kata itu dalam suatu struktur atau

konstruksi.Misalnya, nomina adalah kata yang dapat berdistribusi di belakang

kata bukan …Jadi, kata-kata seperti buku, pinsil dan nenek termasuk

nomina,sebab dapat berdisribusi di belakang kata bukan itu.Begitu pula verba bila

ada kata yang dapat berdistribusi di belakang kata tidak.Dan ajektifa bila ada kata

yang dapat berdistribusi di belakang kata sangat.

5.2.3 Pembentukan Kata

Agar dapat digunakan di alam kalimat atau pertuturan tertentu, setiap

bentuk dasar, terutama dalam bahasa fleksi dan aglutunasi, harus dibentuk dahulu

menjadi sebuah kata gramatikal, baik melalui proses afiksasi, proses reduplikasi,

maupun proses komposisi.Misalnya, untuk konstruksi kalimat…..itu berlangsung

di Gedung Kesenian hanya nomina berkonfiks per-/-an yang dapat digunakan.

Pembentukan kata ini mempunyai dua sifat, yaitu pertama membentuk

kata-kata yang bersifat inflektif, dan kedua bersifat derivative.

Page 9: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

5.2.3.1.Inflektif

Kata-kata dalam bahasa berfleksi,seperti bahasa Arab, Latin, dan

Sansekerta.Alat yang digunakan untuk penyesuaian bentuk itu biasanya berupa

prefiks, infiks, dan sufiks; atau juga berupa modifikasi internal, yakni perubahan

yang terjadi didalam bentuk dasar itu.Perubahan atau penyesuaian bentuk pada

verba disebut konyugasi, dan perubahan atau penyasuaian pada nomina dan

ajektifa disebut deklinasi.

5.2.3.2 Derivatif

Pembentukan kata secara derivatif membentuk kata baru, kata yang

identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya.Contoh dalam bahasa

Indonesia misalnya,dari kata air yang berkelas nomina ibentuk menjadi mengairi

yang berkelas verba;dari kata makan yang berkelas verba dibentuk kata makanan

yang berkelas nomina.

5.3 PROSES MORFEMIS

Berikut akan dibahas proses-proses morfemis yang berkenaan dengan

afiksasi, reduplikasi, komposisi, dan juga sedikit tentang konversi dan modifikasi

intern.Kiranya perlu juga dibicarakan produktifitas proses-proses morfemis itu.

5.3.1 Afiksasi

Adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentukDalam

proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar,(2) afiks (3) makna

gramatikal yang dihasilkan.

Bentuk dasar atau dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, seperti

meja, beli, makan, dan sikat.Dapat juga berupa bentuk kompleks, seperti

terbelakang pada kata terbelakang.Dapat berupa frase, seperti ikut serta pada

keikutsertaan.

Sesuai dengan sifat kata yang dibentuknya, dibedakan adanya dua jenis

afiks, yaitu afiks inflektif dan afiks derivatif.Afiks inflektif adalah afiks yang

digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif atau paradigma infleksional.

Page 10: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

Sebagai afiks derivative, prefiks me- membentuk kata baru, yaitu kata identitas

leksikalnya tidak sama dengan bentuk dasarnya.

Dilihat dar posisi melekatnya pada bentuk dasar biasanya dibedakan

adanya prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks.

Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar.

Infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar.

Sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar.

Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian

pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua

berposisi pada akhir bentuk dassar.

Dalam bahasa Indonesia mengenai konfiks ini ada dua hal yang perlu

diperhatikan.

5.3.2 Reduplikasi

Adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara

keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi.

Istilah-istilah dalam Reduplikasi:

a). Dwilingga: Pengulangan morfem dasar, seperti meja-meja, aki-aki.

b). Dwilingga Salin Suara: Pengulangan morfem dasar dengan perubahan

vocal dan fonem lainnya, seperti, bolak-balik, dan mondar-mandir.

c). Dwipurwa: Pengulangan silabel pertama seperti, lelaki, peparu, dan

pepatah

d). Dwiwasana: Pengulangan pada akhir kata seperti, cengengesan.

e). Trilingga: Pengulangan morfem dasar sampai dua kali seperti, dag-dig-

dug, dan cas-cis-cus.

Khusus untuk reduplikasi dalam bahasa Indonesia:

1. bentuk dasar rreduplikasi dalam bahasa Indonesia dapat berupa

morfem dasar seperti meja menjadi meja-meja. surat-surat kabar

menjadi kabar surat-kabar.

Page 11: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

2. bentuk reduplikasi yang disertai afiks prosesnya mungkin:

a. proses reduplikasi dan proses afiksasi itu terjadi bersamaan

seperti pada bentuk berton-ton.

b. proses reeduplikasi terjadi lebih dulu, baru disusul proses

afiksasi, seperti pada berlari-lari.

c. proses afiksasi terjadi lebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh

proses reduplikasi, seperti pada kesatuan-kesatuan.

3. pada dasar yang berupa gabungan kata, proses reduplikasi mungkin

harus berupa penuh, tetapi mungkin juga hanya berupa reduplikasi

parsial.

4. reduplikasi dalam bahasa Indonesia juga bersifat derivational.

5. Reduplikasi semantis, yaitu dua buah kata yang maknanya bersinonim

membentuk satu kesatuan gramatikal.

6. reduplikasi bisa berupa morfem bebas dan bisa berupa morfem terikat.

5.3.3 Komposisi

Adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem

dasar, baik yang bebas maupun terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang

memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau yang baru.

Dalam bahasa Indonesi proses komposisi ini sangat produktif karena

dalam perkembangannya bahasa Indonesia banyak sekali memerlukan kosakata

untuk menampung konsep-konsep yang belum ada kosakatanya.

Produktifnya proses komposisi itu menimbulkan berbagai masalah dan

pendapat karena komposisi itu memiliki jenis dan makna yang berbeda-beda.

5.3.4 Konversi, Modifikasi Internal, dan Suplesi

Konversi, sering disebut derivasi zero, transmutasi, dan transposisi, adalah

proses pembentukan kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan

unsure segmental.

Modifikasi Internal/ penambahan internal/ perubahan internal adalah

proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang bioasanya

Page 12: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

vocal) ke dalam morfem yang berkerangka tetap ( yang biasanya berupa

konsonan).

Ada sejenis modifikasi internal yang disebut suplesi. Dalam proses suplesi

perubahannya sangat ekstrem karena ciri-ciri bentuk dasar tidak atau hampir tidak

tampak lagi, atau berubah total.

5.3.5 Pemendekan

Adalah proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan leksem

sehingga menjadi sebuah benuk singkat, tetapi maknanya tetap sama dengan

bentuk utuhnya. Hal ini disebut kependekan. Misalnya, lab(Laboratorium).

Proses pemendekan ini biasanya dibedakan atas:

- Penggalan: kependekan berupa pengekalan satu atau dua suku pertama

dari bentuk yang dipendekkan itu.

- Singkatan: hasil proses pemendekan, yang antara lain berupa:

pengekalan huruf awal dari sebuah leksem, atau huruf-huruf

awal dari gabungan leksem.

Pengekalan beberapa huruf dari sebuah leksem.

Pengekalan huruf pertama dikombinasi dengan penggunaan

angka untuk pengganti huruf yang sama.

Pengekalan dua, tiga, atau empat huruf pertama dari sebuah

leksem.

Pengekalan huruf pertama dan huruf terakhir dari sebuah

leksem.

- Akronim: adalah hasil pemendekan yang berupa kata atau dapat

dulafalkan sebagai kata. Wujudnya dapat berupa pengekalan huruf-

huruf pertama, yaitu suku kata dari gabungan leksem, atau bisa juga

tak beraturan.

Pemendekan merupakan proses yang cukup produktif, dan terdapat hampir

pada semua bahasa. Dalam bahasa Indonesia khususnya karena bahasa Indonesia

seringkali tidak mempunyai kata untuk menyatakan suatu konsep yang agak pelik.

Page 13: TATARAN LINGUISTIK (2): - Cakrabuwana's Weblog | Just ...  · Web viewBentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama itu disebut alomorf.Dengan kata lain alomorf adalah

5.3.6 Produktivitas Proses Morfemis

Adalah dapat tidaknya proses pembentukan kata itu, terutama afiksasi,

reduplikasi, dan komposisi, digunakan berulang-ulang yang secara relative tidak

terbatas, artinya, ada kemungkinan menambah bentuk baru dengan proses

tersebut.

Proses Inflektif/ paradigmatic: tidak membentuk kata baru, kata yang

identitas leksikalnya tidak sama dengan bentuk dasarnya. Proses ini bersifat

tertutup

Proses derivasi: bersifat terbuka, penutur suatu bahasa dapat membuat

kata-kata baru dengan proses tersebut.

5.4 MORFOFONEMIK

Disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi, atau

peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis, baik

afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi.

Perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dapat berwujud:

1. pemunculan fonem: pengimbuhan prefiks me- dengan bentuk dasar

baca yang menjadi membaca.

2. pelepasan fonem: pengimbuhan akhiran wan pada kata sejarah,

dimana fonem /h/ pada kata sejarah hilang.

3. peluluhan fonem: pengimbuhan dengan prefiks me- pada kata sikat,

dimana fonem /s/ pada kata sikat diluluhkan.

4. perubahan fonem: proses penimbuhan prefiks ber- pada ajar, dimana

fonem /r/ dari prefiks itu berubah menjadi fonem /l/.

5. dan, pergeseran fonem: pindahnya sebuah fonem dari silabel yang satu

ke silabel yang lain, biasanya silabel berikutnya.

.