11
Tatalaksana GERD Nabilah Armalia Iffah - 1310211109

Tatalaksana GERD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

test

Citation preview

Page 1: Tatalaksana GERD

Tatalaksana GERD

Nabilah Armalia Iffah - 1310211109

Page 2: Tatalaksana GERD

Tatalaksana1. Modifikasi pola hidup2. Farmakologi3. Surgikal

Page 3: Tatalaksana GERD

1. Modifikasi Pola Hidup Posisi kepala/tempat tidur ditinggikan 6-8 inch Hindari tidur sesudah makan, +/- 3jam Hindari makanan & minuman: asam, pedas,

pepermint, berlemak, coklat, kopi, teh Hindari makan dalam porsi banyak, lebih baik

porsi sedikit tapi sering Berhenti merokok dan konsumsi alkohol Menurunkan BB bagi orang obesse/overweight Memakai pakaian yang longgar Hindari konsumsi obat: antikolinergik, teofilin,

diazepam, opiat, antagonis kalsium, agonis beta adrnergik, progesteron

Page 4: Tatalaksana GERD

2. Farmakologia. Antasidab. H2 receptor antagonist (H2RA)c. Proton pump inhibitor (PPI)d. Prokinetik (Obat yang memperbaiki

motilitas)e. Sucralfate (Obat yg meningkatkan

pertahanan mukosa lambung)

Page 5: Tatalaksana GERD

a. Antasida Obat yang menetralkan asam lambung sehingga

efektifitasnya bergantung pada kapasitas penetralan dari antasida tersebut

Kapasitas penetralan pada HCl yang dibutuhkan untuk mempertahankan suspensi antasida adalah pada pH 3,5 selama 10 menit

Antasida dapat meningkatkan pH cairan lambung sampai pH 4 dan menghambat aktifitas proteolitik dari pepsin

Senyawanya adalah magnesium hidroksida, aluminium hidroksida, kalsium karbonat, Na-bikarbonat, dll

Dosis: 600-1200 mg pemakaian 3-4x/hr Sediaan: 200mg, 400mg, 450mg, 600mg Efek samping: diare, konstipasi

Page 6: Tatalaksana GERD

b. H2 receptor antagonist (H2RA) Simetidin, ranitidin, famotidin, nizatidin Farmakodinamik: menempati reseptor H2 yang

menyebabkan penurunan sekresi asam lambung Farmakokinetik:

Bioavailabilitas oral: 40-90% (< famotidin, >nizatidin) Kadar puncak plasma: 1-3 jam Absorpsi simetidin diperlambat oleh makanan,

sementara nizatidin tidak Dosis: s(800mg), r(300mg), n(150/300mg),

f(20/40mg) pemakain 1-3x/hr Sediaan: r(150/300mg), s(200/400mg) , f(10/20mg) Efek samping: mual, malaise, pusing, dll

Page 7: Tatalaksana GERD

c. Proton pump inhibitor (PPI) Omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, rabeprazol,

pantoprazol Farmakodinamik: diabsorpsi -> sirkulasi sistemik ->

sel parietal lambung -> terkumpul di kanalikuli sekreator -> aktivasi mjd sulfonamid tetrasiklik -> berikatan dengan gugus sulfhidril enzim H⁺, K⁺, ATPase -> hambatan produksi enzim

Farmakokinetik: Diberikan 30 menit sebelum makan Tidak mengalami aktivasi di lambung -> bioavaikabilitas lebih baik

Dosis: 20-40 mg pemakaian 1x/hr Sediaan: 10 mg, 20 mg, 40 mg Efek samping: mual, nyeri perut, diare, konstipasi, dll

Page 8: Tatalaksana GERD

d. Prokinetik Domperidone, metoklopramid Farmakodinamik: antagonis dopamin. Memfasilitasi

akitavasi otot halus gis dengan menghambat dopamin di reseptor D1 dan menghambat pelepasan asetilkolin dgn menghambat dopamin di reseptor D2. Efek antiemetik disebabkan kombinasi efek periferal dgn antagonis reseptor dopamin di kemoreseptor “trigger zone”.

Farmakokinetik: Baik diberikan 90 menit sebelum makan Konsentrasi puncak: 1 jam

Dosis: d(10-20mg), m(5-10mg) pemakaian 3x/hari Sediaan: m(5mg), d(10mg)

Page 9: Tatalaksana GERD

e. Sucralfate (aluminium sukrosa sulfat) Farmakodinamik: membentuk polimer mirip

lem dalam suasana asam dan terikat pada jar nekrotik tukak secara selektif. Dimana obat ini bekerja sebagai sawar terhadap asam, pepsin, dan empedu.

Farmakokinetik: sukar diabsorpsi secara sistemik Aktiv saat suasana asam, jadi pemberiaan

bersama AH2/antasid dapat menurunkan biovailabilitas

Dosis: 1gr pemakaian 4x/hr

Page 10: Tatalaksana GERD

3. Surgikal Fundoplikasi (Indikasi: efektif u/ <50 thn)

Page 11: Tatalaksana GERD