19
0 MAKALAH TANTANGAN DAN PELUANG BISNIS MAKRO Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Semester V Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2013/2014 Disusun oleh : Shendy Bayu Widhiyansyah 10070111132 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1434 H / 2013 M 0

Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

0

MAKALAH

TANTANGAN DAN PELUANG BISNIS MAKRO

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KewirausahaanSemester V Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2013/2014

Disusun oleh :

Shendy Bayu Widhiyansyah

10070111132

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG1434 H / 2013 M

0

Page 2: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Definisi dari ekonomi makro Indonesia adalah suatu sistem yang

mempelajari tentang perubahan ekonomi di indonesia yang membawa pengaruh

besar terhadap masyarakat, pasar, dan juga perusahaan. Dengan kata lain

ekonomi makro indonesia adalah sistem yang melakukan analisa mengenai

segala bentuk perubahaan kondisi ekonomi indonesia untuk mencapai hasil

analisa terbaik. Bentuk perubahaan ekonomi yang dimaksud di sini meliputi

tentang pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan kestabilitasan harga, serta

tercapai atau tidaknya kesimbangan neraca yang dilakukan secara

berkesinambungan. Oleh karena itu kita harus mempelajari tentang tantangan

dan juga peluang bisnis makro di indonesia agara tujuan tersebut dapat tercapai

dengan baik.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Tugas ini dibuat dengan maksud agar mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami hal-hal yang berkaitan dengan tantangan dan juga peluang bisnis

makro yang ada di indonesia, terutama tentang, perkembangan ekonomi makro,

tantangan atau masalah (supply and demand), peluang usaha di indonesia, dan

juga strategi dalam pengembangannya.

1.2.2 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang perkembangan

ekonomi

Mahasiswa dapat mengetahui tentang tantangan dan juga masalah dalam

dunia bisnis

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang peluang usaha dan

juga strategi dalam pengembangannya

1

Page 3: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

2

BAB II

TINJAUAN PERKEMBANGAN EKONOMI

2.1 Ekonomi Makro Pada Era Globalisasi Di Indonesia

Kita sepakat mengatakan, kondisi ekonomi makro saat ini adalah stabil.

Hal itu didasarkan pada rendahnya suku bunga, rendahnya inflasi dan stabilnya

nilai tukar rupiah. Cadangan devisa juga menguat. Semuanya dinyatakan dalam

pengertian yang relatif, mengingat di antara variabel tersebut tetap saja diikuti

gejolak, walau dalam skala rendah. Secara logika keadaan ini sudah harus

mampu mendorong perkembangan sektor riil. Namun demikian, hal itu tidak juga

terjadi. Memang banyak faktor yang menyebabkan mengapa hal itu tidak terjadi

yang antara lain oleh faktor ekonomi maupun non ekonomi. Faktor ekonomi

umpamanya adalah masalah transportasi, jalan dan jembatan, energi listrik dan

sebagainya. Sementara dari faktor non ekonomi seperti masalah hukum (ketidak

pastian hukum), masalah politik (meningkatnya suhu politik menghadapi pemilu

2009), masalah sosial (meninggkatnya kriminalitas yang muncul dampak dari

pengangguran yang tinggi). Masalah transportasi/jalan raya/jembatan yang jelek

berakibat pada turunnya tingkat efisiensi perusahaan. Waktu angkutan barang

baik bahan baku maupun barang jadimenjadi semakin panjang. Biaya

penyusutan moda angkutan juga semakin tinggi.Akibatnya biaya angkut menjadi

naik. Hal lainnya adalah distribusi barang menjaditak merata, yang akhirnya akan

mengundang kenaikan harga barang pada daerah-daerah tertentu, yang

menciptakan kondisi perekonomian terganggu. Faktor non ekonomi memberikan

andil yang besar mengapa kondisi ekonomi makroyang stabil tidak juga

mendorong sektor riil. Kita bertanya apa sebenarnya investasi itu. Investasi

adalah dana yang ditanamkan dalam perusahaan yang dapat menambah

peralatan modal atau peralatan sektor produktif sehingga dapat mendorong

kemampuan berproduksi. Inilah yang disebut dengan real investment.

Apa yang terjadi saat ini adalah financal investment, yang pada dasarnya

tidak menambah peralatan produksi tapi hanya memperbesar arus uang saja.

Terjadi pertukaran uang dengan uang tidak pertukaran uang dengan barang. Di

sini tidak ada penambahan produksi. Hal ini disukai oleh investor (financial

2

Page 4: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

3

investor) karena setiap saat iadengan mudah dapat menarik kembali dananya

jika suatu waktu keadaan ekonomi gawat. Ini berbeda dengan real investment

dimana dananya sudah berubah menjadi peralatan produksi, yang tidak bisa

ditarik kembali walau keadaan ekonomi gawat.Oleh sebab itu bagi investor yang

melakukan real investment ia harus mempelajari betul waktu yang tepat untuk

melakukan investasi. Berdasarkan pengertian di atas siapa yang mau

menanamkan modalnya ( realinvestment) dalam suatu situasi yang tidak

menjamin atas keselamatan investasi tersebut. Kita tidak menampik, persoalan

politik saat ini tidak pernah mereda walau tidak menciptakan situasi gawat.

Masalah jaminan terhadap keselamatan investasi juga tidak pernah

dibicarakan. Ini semua menciptakan keraguan bagi calon investor. Yang

menonjol antara lain adalah masalah birokrasi, tanah dan perburuhan. Walau

sengketa mengenai masalah pertanahan sering dimenangkan oleh pihak investor

tapi semuanya itu dicapai dengan tenaga dan waktu serta biaya yang tinggi.

Demikian juga mengenai masalah perburuhan dimana terjadinya pengkavlingan

antara pihak pengusaha dengan pihak pekerja. Masing-masing merasa lebih

menentukan jalannya perusahaan sehingga terjadi sengketa. Saling ancam

mengancam antar keduanya juga sering terjadi yang diakhiri dengan kerugian

kedua belah pihak. Hasrat untuk melakukan investasi juga menurun.

2.2 Perkembangan Ekonomi Dunia Kini

Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

berimbas ke Indonesia, dengan turunnya ekspor. Meski pertumbuhan ekonomi

Indonesia di tahun 2012 masih bisa mencapai 6,23% (YoY) dan merupakan

salah satu yang tertinggi di Asia setelah China yang tumbuh sebesar 7,8% (YoY),

namun lebih rendah dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) 2012 sebesar 6,5%. Pertumbuhan ini juga lebih rendah dibandingkan

tahun 2011 yang mampu mencapai 6,5%. Adapun nilai PDB Indonesia atas

dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai IDR 2.618,1 trilyun, naik

sebesar IDR 153,4 trilyun dibandingkan tahun 2011 yang mencapai IDR 2.464,7

trilyun.

Berdasarkan penggunaannya, laju pertumbuhan sektor tertinggi pada

tahun 2012 terjadi pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

atau investasi fisik sebesar 9,81% (YoY). Meski mengalami laju pertumbuhan

3

Page 5: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

4

tertinggi, secara kuartalan pertumbuhan sektor PMTB mengalami penurunan

cukup signifikan. Pada kuartal IV 2012 secara year on year, sektor PMTB tumbuh

sebesar 7,29% menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mampu

mencapai pertumbuhan sebesar 9,80%. Bahkan pada kuartal II 2012 PMTB

tumbuh sebesar 12,47% (YoY). PMTB memilikimultiplier effectyang luas karena

tidak hanya mendorong sisi produksi, namun juga menstimulasi sisi konsumsi.

PMTB akan mendorong pembukaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan

pendapatan masyarakat, yang nantinya akan menstimulasi konsumsi

masyarakat.

Selain PMTB, pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 juga ditopang oleh

Konsumsi Rumah Tangga, tercatat tumbuh sebesar 5,28% (YoY). Sedangkan,

sektor Konsumsi Pemerintah yang diharapkan menberikan sumbangan optimal

pada pertumbuhan ekonomi nasional hanya tumbuh sebesar 1,25% (YoY).

Sementara itu, tekanan pelemahan ekonomi global berimbas pada

melambatnya ekspor nasional karena berkurangnya permintaan dari negara

tujuan ekspor. Di tahun 2012 ekspor Indonesia tercatat tumbuh sebesar 2,01%

(YoY). Sementara itu, impor tumbuh jauh lebih tinggi yaitu sebesar 6,65% (YoY).

Secara kuartalan, di kuartal IV 2012, impor Indonesia meningkat pesat, tumbuh

sebesar 6,79% (YoY) padahal pada kuartal sebelumnya mengalami

pertumbuhan minus 0,17% (YoY). Peningkatan impor ini diakibatkan oleh

meningkatnya impor non migas dan migas. Selain itu, kenaikan impor juga

dipengaruhi oleh meningkatnya impor bahan baku dan barang modal. Di tahun

2012, impor bahan baku tercatat sebesar IDR 140.127,6 juta, atau tumbuh

7,02% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar IDR 130.934,3

juta. Sementara itu, impor barang modal di tahun 2012 mencapai IDR 38.154,8

juta, tumbuh sebesar 15,24% dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar

IDR 33.108,4 juta. Laju pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan

komponen ekspor menyebabkan Indonesia masih mengalami defisit neraca

perdagangan.

Dalam kondisi perekonomian global yang tidak menentu, nampaknya

Indonesia masih akan mengandalkan konsumsi dalam negeri dan investasi untuk

menggenjot pertumbuhan ekonominya di tahun 2013 ini karena kontribusi ekspor

belum bisa diharapkan akibat permintaan global yang sedang menurun.

4

Page 6: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

5

Gambar 1Laju Pertumbuhan PDB Indonesia 2005-2012

Dari sisi lapangan usaha, 9 sektor lapangan usaha mencatat pertumbuhan

positif pada tahun 2012. Di tahun 2012, sektor Pengangkutan dan Komunikasi

mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,98% diikuti sektor Perdagangan,

Hotel, dan Restoran yang tumbuh sebesar 8,11%, serta sektor Konstruksi

sebesar 7,50%. Adapun pertumbuhan terendah dialami oleh sektor

Pertambangan dan Penggalian, tumbuh sebesar 1,49% di tahun 2012. Hal ini

disebabkan oleh turunnya harga komoditas pertambangan.

Sementara itu, di kuartal IV 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia

ditopang oleh seluruh sektor. Namun, pertumbuhan paling kecil dialami oleh

sektor Pertambangan dan Penggalian, tercatat sebesar 0,48%. Di kuartal IV

2012, terdapat 6 sektor yang memiliki pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan

PDB yang tumbuh sebesar 6,11% seperti sektor Pengangkutan dan Komunikasi

yang tumbuh 9,63%, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran tumbuh 7,80%,

sektor Konstruksi dan Pengolahan masing-masing tumbuh sebesar 7,79%,

sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan tumbuh 7,66%, serta sektor

Listrik, Gas dan Air Bersih tumbuh sebesar 7,25%.

5

Page 7: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

6

Gambar 2Laju Pertumbuhan PDB Indonesi Menurut Lapangan Usaha tahun 2005-2012

Meski laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, kondisi

ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2012 menunjukkan keadaan yang

lebih baik dibandingkan dengan kondisi ketenagakerjaan periode sebelumnya.

Hal ini ditunjukkan oleh tingkat pengangguran yang semakin menurun. Tingkat

pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 menurun dibandingkan

dengan tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Februari 2012. Pada bulan

Agustus 2012 tingkat pengangguran Indonesia sebesar 7,24 juta atau 6,14%,

sedangkan pada bulan Februari 2012 sebesar 7,61 juta atau 6,32%. Tingkat

pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 juga lebih rendah jika

dibandingkan dengan tingkat pengangguran pada bulan yang sama tahun

sebelumnya tercatat mencapai 6,56%. Turunnya tingkat pengangguran

Indonesia, nampaknya juga didukung oleh persentase jumlah angkatan kerja

Indonesia yang menurun pada bulan Agustus 2012. Pada bulan Agustus 2012

persentase angkatan kerja Indonesia adalah 67,88% menurun dari Februari 2012

yaitu 69,66%.

6

Page 8: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

7

Gambar 3Tingkat Pengangguran Indonesia 2005 – 2012

2.3 Ekonomi Makro Indonesia Dalam perekonomian Indonesia

Seperti yang telah disebutkan dalam latar belakang diatas bahwa,

ekonomi makro Indonesia adalah suatu sistem yang mempelajari tentang

perubahan ekonomi di indonesia yang membawa pengaruh besar terhadap

masyarakat, pasar, dan juga perusahaan. Dengan kata lain ekonomi makro

indonesia adalah sistem yang melakukan analisa mengenai segala bentuk

perubahaan kondisi ekonomi indonesia untuk mencapai hasil analisa terbaik.

Bentuk perubahaan ekonomi yang dimaksud di sini meliputi tentang

pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan kestabilitasan harga, serta tercapai

atau tidaknya kesimbangan neraca yang dilakukan secara berkesinambungan.

Namun perlu diketahui juga bahwa karakter ekonomi indonesia ini

termasuk dalam kategori Small Open Economy yang berarti bahwa kondisi

perekonomian indonesia dipengaruhi tidak hanya karena perekomian di dalam

negeri namun juga dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di negara-negara

maju serta beberapa negara yang termasuk negara tujuan ekspor. Itu artinya

Indonesia punya tantangan tersendiri untuk berusaha menyeimbangkan pasar

keuangan internasional dengan pasar keuangan nasional.

Di sini lain ada juga tiga variabel yang ada dalam ekonomi makro

Indonesia yang pada kenyataannya memiliki cakupan lebih luas dalam

perekonomian Indonesia. Berikut ini tiga variabel tersebut :

1. Nilai Tukar Rupiah

2. Tingkat Suku Bunga

7

Page 9: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

8

3. Inflasi

Konsumsi privat, pengeluaran pemerintah, impor dan ekspor, serta

investasi adalah dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut di dalam permintaan

agregat.

Semakin membaik atau tidaknya permintaan agregat itu tergantung

semakin baik atau tidaknya varibel di atas. Dan supaya perekonomian indonesia

dapat berkembang sesuai keinginan masyarakat dan pemerintah maka harus

mendapat penanganan yang seimbang. Hal ini dikarenakan selain permintaan

agregat ada juga penawaran agregat yang meliputi pasar tenaga kerja dan

teknologi atau yang kita kenal dengan IPTEK.

Seperti informasi yang lalu mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di

tahun 2011, saat itu menurut RAPBN 2011 diperkirakan pertumbuhan ekonomi

mencapai angka 6,4% yang berarti mengalami peningkatan 0,6 persen lebih

tinggi dari pada tahun 2010 yang hanya sebesar 5,8 %. Dan perkiraan

pertumbuhan ekonomi di tahun 2012 – 2014 diprediksi mencapai angka antata

6,4% sampai dengan 7,7%.

Namun seperti pada artikel sebelumnya menjelaskan bahwa prediksi

ekonomi Indonesia 2013 baru akan mencapai angka 6,8%.

Dan mengenai kerangka asumsi makro ekonomi Indonesia yang diakui

pemerintah selama ini selalu mempertimbangkan baik faktor eksternal maupun

internal dalam penetapannya. Faktor eksternal yang akan mempengaruhi

ekonomi makro Indonesia yaitu :

1. Harga minyak mentah internasional relatif stabil

2. Perekonomian global diperkirakan akan tumbuh pada level yang moderat

3. Proses pemulihan terhadap perekonomian global.

Faktor internal yang akan mempengaruhi ekonomi makro Indonesia yaitu :

1. Hutang terhadap PBB yang terus mengalami penurunan.

2. Optimalisasi terhadap anggaran belanja negara.

3. Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur.

4. Fiscal Sustainability tetap terdukung dengan terkendalinya konsolidasi

fiskal.

5. Terkendalinya penerapan target inflasi.

Jika dilihat dari sisi makro, nilai tukar mana uang juga merupakan salah

satu variabel penting bagi kondisi ekonomi Indonesia. Sesuai dengan data dari

8

Page 10: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

9

BI (Bank Indonesia) tahun 2010 dan 2011 rupiah mengalami penguatan nilai

tukar sebesar lebih dari 3,8% meskipun di beberapa hari pada bulan-bulan

tertentu nilai tukar rupiah mengalami pergerakan melemah. Demikian juga yang

kita amati di tahun 2012. Melemahnya nilai rupiah di beberapa waktu tersebut

salah satu penyebabnya dikarenakan kondisi pasar yang tidak menentu

sehingga membuat para pelaku pasar cenderung menunjukkan penurunan

aktivitas pada pasar uang sehingga menyebabkan rupiah melemah.

Sebenarnya, nilai tukar rupiah masih memiliki kemungkinan untuk lebih

menguat ladi dan lebih stabil lagi karena kondisi makro ekonomi di dalam negeri

saat ini lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi global. Namun ada

penghalang yang mencegah rupiah untuk terus menguat, yaitu terdapat

beberapa investor dari luar yang masih melepas saham pada pasar ekuiti lokal.

Di lain pihak kenaikan mata uang di Asia memperlihatkan dukungan juga

terhadap pergerakan mata uang di dalam negeri. Dan pemerintah juga terus

berusaha untuk mencegah anjloknya nilai rupiah agar stabilitas kondisi ekonomi

Indonesia tidak terganggu. Selain itu juga pemerintah bertujuan untuk menekan

tingkat inflasi.

Terjadinya inflasi disebabkan karena meningkatnya harga barang secara

umum dalam waktu yang berlangsung terus-menerus. Hal ini juga disebabkan

beberapa faktor yang berkaitan dengan mekanisme pasar, yaitu :

1. Meningkatnya daya konsumsi masyarakat.

2. Terhambatnya pendistribusian barang.

3. Spekulasi yang memicu konsumi karena berlebihnya likuiditas di pasar.

Selain beberapa penjelasan di atas mengenai ekonomi makro Indonesia,

sebenarnya ada satu masalah lagi yang juga menjadi masalah utama ekonomi di

Indonesia, yaitu jumlah penduduk miskin yang masih cukup besar. Menurut data

terakhir dari Badan Statistik Nasional bulan Maret tahun 2012 saja angka

kemiskinan Indonesia masih mencapai angka 11,96% atau sekitar 29,13 juta

jiwa. Meskipun sudah mengalami peningkatan dari tahun 2011 yang mencapai

angka 12,49% atau sekitar 30 juta orang. Yah, mungkin ini masih menjadi tugas

pemerintah lagi untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia yang juga

memiliki pengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Tentunya hal ini

tidak terlepas dari dukungan dan bantuan kita semua.

9

Page 11: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

10

BAB III

ANALISIS

3.1 Tantangan

Dari pembahasan mengenai perkembangan ekonomi diatas, kita dapat

mengetahui bahwa tantangan terbesar dan juga masalah yang dihadapi

mengenai perekonomian makro di Indonesia ini ialah karena kurangnya

manajemen atau pengendalian mengenai perekonomian makro di indonesia ini,

sehingga mengakibatkan meningkatnya nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga

yang naik, dan terjadinya inflasi. Selain itu juga tantangan terbesar yang harus

diatasi ialah meningkatnya jumlah konsumsi masyarakat terhadap barang-barang

import, lambatnya pendistribusian barang, dan kurangnya perhatian pemerintah

terhadap pengusaha-pengusaha lokal. Sehingga perekonomian di negara kita ini

baik usaha mikro, UKM, hingga makro, kita ini memprihatinkan dan semakin

terpuruk, ini adalah merupakan tantangan terbesar dan juga masalah yang harus

kita hadapi bersama.

3.2 Peluang

Indonesia memiliki banyak peluang usaha baik itu mikro maupun makro,

terutama peluang usaha dalam bidang pertambangan, karena indonesia ini

memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung dalam bidang energi dan

juga sumberdaya, yang mana apabila dikelola dengan baik oleh pemerintah kita

dan juga tentunya dikelola secara mandiri tanpa adanya campur tangan asing,

maka kemungkinan besar kita ini menjadi negara yang maju, karena apabila

dalam sektor pertambangan kita maju, maka sektor-sektor yang lain seperti

sektor pertanian, peternakan, dan terutama dalam sektor-sektor bergai macam

industri tentu akan ikut meningkat juga.

10

Page 12: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

11

BAB IV

STRATEGI PENGEMBANGAN/ARAH SOLUSI

Setelah memaparkan tentang tantangan dan juga peluang usaha ekonomi

makro yang terdapat di indonesia, kita dapat mengatur strategi yang baik untuk

mengatasi tantanga/masalah dan memanfaatkan peluang yang ada tersebut,

salah satunya ialah kita haarus mulai bisa mencintai produk dalam negeri kita

sendiri, agar pengusaha dalam negri kita menjadi maju dan pengusaha dalam

bidang bisnis mikro dapat berkembang menjadi pengusaha makro, sehingga kita

bisa dapat mengekspor produk-produk dari negri kita agar nilai tukar rupiah juga

menjadi naik, dan sebaiknya masyarakat kita ini mengurangi konsumsi akan

barang-barang import.

Untuk memanfaatkan peluang yang kita miliki sebaiknya kita mulai bisa

mandiri dalam mengolah kekayaan alam kita, terutama dalam bidang energi dan

juga sumber daya mineral, dengan cara tidak terlalu membuka peluang untuk

perusahaan-perusahaan milik asing untuk mengeksploitasi kekayaan negara kita,

dan kita juga bisa memanfaatkan sumber daya manusia kita terutama para ahli,

untuk mengelola dan mengatur sumbedaya energi dan juga mineral tersebut dan

tidak terlalu banyak menggunakan tenaga kerja ataupun ahli dari orang asing.

Selain itu untuk masalah sumberdaya mineral ini, kita sebaiknya menjual bahan

galian hasil petambangan itu setelah di olah, karena dengan pengolahan terlebih

dahulu maka kita dapat meningkatkan nilai jual sumber daya tersebut.

11

Page 13: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

12

BAB V

RESUME/KESIMPULAN

Pada tugas ini kita jadi dapat mengetahui dan memahami tentang

perkembangan ekonomi saat ini, dimana, karena amerika merupakan negara

adikuasa, yang saat ini sedang mengalami krisis, maka Indonesia pun mendapat

imbasnya dengan naiknya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika, karena hal

tersebut juga semua barang-barang terutama barang-barang import menjadi

naik.

Apabila kita memulai suatu usaha maka kita akan mengahadapi suatu

tantangan dalam usaha tersebut, namun dari tantangan tersebut kita jadi dapat

mendapatkan suatu peluang untuk memulai suatu usaha yang sesuai dengan

keadaan pasar saat ini. Oleh karena itu kita harus pandai dalam memanfaatkan

peluang dan menganalisis suatu masalah atau tantangan yang ada untuk dapat

memanfaatkan peluang tersebut.

Setelah mengetahui peluang dan juga tantangan dari memulai suatu

usaha, maka kita dapat mulai menyusun strategi untuk memanfaatkan peluang

tersebut dengan sebaik-baiknya, dalam hal penyusunan strategi ini kita harus

cermat untuk meminimalisir berbagai macam kesalahan yang mungkin akan

terjadi.

12

Page 14: Tantangan Dan Peluang Bisnis Makro

13

DAFTAR PUSTAKA

Amani, husni, 2013, Lingkungan Makro : Tantangan dan Kesempatan Bisnis,

blogger, diakses pada tanggal 7 oktober 2013, pukul 19.00 WIB

Gunawan, Fandi, 2013, Perkembangan Ekonomi Terkini, wordpress, diakses

pada tanggal 7 Oktober 2013, Pukul 19.15 WIB

13