101
MEMPELAJARI PERANCANGAN TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN PADA DEPARTEMEN OPERASI PABRIK III PT. PUSRI-PALEMBANG YUNI MASDIATI PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRI

Ta Yang Bener Ppmj

Embed Size (px)

Citation preview

MEMPELAJARI PERANCANGAN TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN PADA DEPARTEMEN OPERASI PABRIK III PT. PUSRI-PALEMBANG

YUNI MASDIATI

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRIPROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2013MEMPELAJARI PERANCANGAN TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN PADA DEPARTEMEN OPERASI PABRIK IIIDI PT. PUSRI- PALEMBANG

YUNI MASDIATI

Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya padaProgram Diploma Keahlian Manajemen Industri

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INDUSTRIPROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2013

Judu Tugas Akhir : Perancangan Tata Letak dan Penanganan Bahan Operasi Pabrik III Pada PT. Pusri Palembang Nama : Yuni MasdiatiNim : J3K110004 Program Keahlian : Manajemen Industri

Disetujui oleh

Ir Pramono D. Fewidarto, MS Pembimbing

Diketahui oleh Diketahui oleh

Prof Dr Ir M. Zairin Junior, MSc Ir Pramono D. Fewidarto, MS Direktur Program Diploma IPBKoordinator Program Keahlian

Tanggal lulus:

PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah kaya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir laporan ini.

Bogor, Juni 2013

1

2

ABSTRAKYUNI MASDIATI. Mempelajari Perancangan Tata Letak dan Penanganan Bahan Pada Departemen Operasi Pabrik III PT. Pusri Palembang. Dibimbing oleh Pramono D. Fewidarto.Laporan tugas akhir aspek perancangan tata letak dan penanganan bahan Departemen Operasi Pabrik III di PT. Pusri. Tujuan adalah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja pada dunia nyata serta umtuk mempelajari aspek perancangan, perencanaan dan pengendalian serta untuk mengoptimasikan pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produksi akan mendapatkan tata letak dan penanganan bahan baku yang maksimal. Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan di PT. Pusri. yang bergerak dalam bidang industri manufaktur dan menghasilkan produk pupuk. Tata letak yang baik akan mengefesiensikan waktu proses perpindahan aliran bahan baku untuk proses produksi mulai dari penerimaaan bahan baku, proses produksi sampai ke gudang penyimpanan produk jadi atau finished good. Kata kunci: perancangan tata letak dan penanganan bahan

.ABSTRACKYUNI MASDIATI. Leearn the layout planning and material handling at the Department Operation of Factory IIII in PT. Pupuk Sriwijaya Palembang. Guided by Pramono D. Fewidarto.This final report to learn about learn the layout planning and material handling at the Departemen Operasi Pabrik III in PT. Pusri. The purpose in the real world, as well to study the aspectc of design, planning and control and the facility operation so value that by production system will can layout and material handling that maximal. On the job training was conducted in PT. Pusri who is enganged in manufacturing and fertilizer products. Will make layout effecient time displacement process flow of raw materials for the production process from receipt of raw materials, production process to the finished product warehouse or finished good. Keywords: Layout planning and material handling

RINGKASANYUNI MASDIATI. MEMPELAJARI PERANCANGAN TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN PADA DEPARTEMEN OPERASI PABRIK III DI PT. PUSRI PALEMBANG dibimbing oleh PRAMONO D. FEWIDARTO. Praktik Kerja Lapangan dilakukan di PT. Pusri yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang hasil produksinya berupa pupuk. Tujuan dilakukannya Praktik Kerja Lapangan adalah untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja di dunia nyata serta memahami aspek perancangan, perencanaan dan pengendalian di PT. Pusri. Aspek perancangan yang dibahas terdiri dari tata letak pabrik di PT. Pusri yang terdiri dari layout pabrik, area produksi dan penyimpanan bahan baku. Proses produksi pupuk memiliki beberapa tahap yaitu tahap Sinthesa (mereaksikan bahan baku), Purifikasi (pemisahan bahan baku) dan Recovery (pembutiran). PT. Pusri memiliki penanganan bahan yaitu, crane forklift, conveyor, truk, pallet dan kapal pusri. Display yang digunakan di PT. Pusri antara lain display larangan untuk merokok, penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), jalur evakuasi, peringatan K3, display alat pemadam api, dan lain-lain. PT. Pusri menggunakan pendekatan Make To Stock dalam proses produksinya. Perencanaan produksi memiliki bagian khusus yang menanganinya yaitu Biro Rendal Produksi. Sedangkan perencanaan bahan baku diawali pembuatan MPS (Master Prodution Schedule) dan PR (Purchase Request) yang dibuat oleh Biro Rendal Perbekalan dan disetujui oleh Direksi disampaikan ke Bagian Pengadaan untuk dibuat PO (Purchase Order) dan akhirnya dikirim ke pemasok. PT. Pusri sangat memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya. Selain tersedianya APD (Alat Pelindung Diri) dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) juga disediakan fasilitas rumah sakit dan asuransi untuk karyawan. APD (Alat Pelindung Diri) yang ada di PT. Pupuk Sriwijaya Palembang yaitu safety shoes, helm, masker, ear plug, seragam kerja safety body hames, kaca mata, dan sarung tangan. Aspek pengendalian terdiri dari pengendalian produksi yang seluruh aktivitasnya dilakukan oleh Biro Rendal Produksi dan Energi. Pengendalian bahan baku ditangani oleh Biro Rendal Perbekalan, sedangkan pengendalian mutu yang sepenuhnya dilakukan oleh unit laboratorium mulai dari pengendalian mutu bahan baku, mutu proses, dan mutu produk akhir. Pemeliharaan mesin dilakukan secara rutin berupa kegiatan pembersihan terhadap setiap mesin sebelum dan sesudah digunakannya mesin tersebut. Pemeliharaan mesin dilakukan dengan bertujuan untuk menjaga kinerja mesin agar tetap berkualitas baik, sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan mengurangi produk reject. PT. Pusri menerapkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) dengan tujuan menerapkan budaya disiplin, menciptakan suasana yang nyaman, bersih, rapi, serta teratur. Limbah yang ada di PT. Pusri Palembang berupa limbah cair dan limbah padat.

Kata kunci: Layout pabrik dan penanganan bahanPRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia- Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan sejak bulan Febuari 2013 sampai Maret 2013 ialah Perancangan Tata Letak dan Penanganan Bahan Baku Pada Departemen Operasi Pabrik III PT. Pupuk Sriwijaya Palembang.Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Pramono D. Fewidarto, MS selaku dosen pembimbing, Bapak Syufni ST dari PT. Pupuk Sriwijaya Palembang sebagai pembimbing lapangan, serta Bapak Agus ST yang telah banyak memberikan pengarahan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL). Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Dani Bahar Simanjuntak dan staf Departemen Operasi Pabrik III yang telah membantu selama Praktik Kerja Lapangan (PKL). Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta keluarga, atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2013

Yuni Masdiati

DAFTAR ISIPRAKATAiii1 PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang11.2 Tujuan21.3 Ruang Lingkup21.3.1 Aspek Umum21.3.2 Aspek Khusus21.4 Manfaat22 TINJAUAN PUSTAKA42.1 Production Planning and Inventory Control (PPIC)42.2 Perancangan Fasilitas42.2.1 Layout Fasilitas52.2.2 Pola Layout52.2.3 Lokasi Fasilitas62.2.4 Tipe Tata Letak62.2.5 Tahapan Perancangan Tata Letak62.3Metoda Travel Chart atau Matrik Load-Path Untuk Layout Fungsional112.4 Penanganan Bahan122.4.1 Tujuan Penanganan Bahan122.4.2 Mesin dan Alat Penanganan Bahan122.5 Teknik Tata Cara Kerja132.6 Perencanaan Produksi132.7 Pengendalian Produksi132.8 Pengendalian Mutu142.9 Pengendalian Limbah142.10 Manajemen Rantai Pasokan (Suppy Chain Maintenance)152.11 Perawatan (Total Productive Maintenance)153 TATA CARA KERJA PRAKTIK KERJA LAPANGAN163.1.Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan (PKL)163.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan173.3 Metode Praktik Kerja Lapangan (PKL)183.4 Jenis dan Sumber Pengumpulan Data193.4 Hasil yang Diharapkan203.5 Pelaporan204 TINJAUAN ASPEK PERANCANGAN214.1Sejarah Perusahaan214.2 Visi dan Misi Perusahaan214.2.1 Visi Perusahaan214.2.2Misi Perusahaan214.3 Proses Produksi224.4 Perancangan Tata Letak234.4.1 Tipe Tata Letak234.4.2 Pola Aliran Bahan244.4.3 Diagram Keterkaitan254.4.4 Diagram Keterkaitan Aktivitas274.5 Penanganan Bahan324.6 Kondisi Lingkungan Kerja374.7 Display384.8 Ergonomi394.9 Identifikasi Masalah dan Solusi394.9.1Identifikasi Masalah394.9.2Saran405TINJAUAN ASPEK PERENCANAAN405.1 Perencanaan Produksi405.2 Ketenagakerjaan415.2.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia415.2.2. Kesejahteraan Karyawan425.2.3 Sistem Penggajian435.2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)435.3 Identifikasi Masalah dan Soluai455.3.1 Identifikasi Masalah456 TINJAUAN ASPEK PENGENDALIAN466.1 Pengendalian Bahan Baku466.2 Pengendalian Mutu466.3 Manajemen Rantai Pasok476.4 Total Productive Maintenance (TPM)476.5 Sikap Kerja 5S486.6 Pengolahan Limbah496.6.1 Pengolahan Limbah Cair506.6.2 Pengolahan Limbah Padat506.7 Identifikasi Masalah dan Solusi516.7.1 Masalah516.7.2 Solusi517KESIMPULAN DAN SARAN517.1 Kesimpulan517.2Saran52DAFTAR PUSTAKA53RIWAYAT HIDUP62

DAFTAR TABEL

1 Perbedaan Product Layout dan Prosess Layout62 Jadwal Kegiatan PKL183 Jenis dan Metode Pengumpulan Data204 Product Layout Ammonia245 Worksheet (Lembar Kerja)276 Perbandingan Antar Tata Letak Awal dan Tata Letak Usulan297 Luas Area Produksi PT. Pusri308 Proses Operasi Kerja dengan Posisi Duduk39

DAFTAR GAMBAR1 Diagram Proses Perancangan Tata Letak72 Bagan Keterkaitan Antar Pabrik93 Diagram Hubungan Aktivitas94 Hubungan Aktivitas95 Kerangka Kerja Praktik Lapangan176 Diagram Alir Produksi Ammonia257 Diagram Keterkaitan268 Bagan Keterkaitan Aktivitas279 Ruang Produksi Awal2810 Ruang Produksi Usulan2911 Tata Letak Ruang Produksi Usulan3112 Tata Letak Awal3213 Pipa3314 Tangki Troiler3415 Forklift3416 Truk3517 Conveyor3518 Crane3619 Kapal Pusri3620 Pallet Kayu (Kiri) dan Pallet Plastik (Kanan)3621 Timbangan Pupuk3722 Display3923 Alur Penetapan RKAP4124 Ammonia Removal50

DAFTAR LAMPIRAN1 Peta Proses Operasi552 Peta Aliran Proses563 Fasilitas PT. Pusri574 Struktur Oranisasi PT. Pusri585 Kebijakan K3596 Sikap kerja 5S607 ISO61

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Pusri didirikan pada tanggal 24 Desember 1959 di Palembang, Sumatera Selatan. PT. Pusri merupakan pabrik urea pertama di Indonesia. Bermula dengan satu unit pabrik berkapasitas 100 ribu ton urea per tahun, kemudianperusahaan mengalami perkembangan pesat sepanjang tahun 1972 hingga 1994 dengan dibangunnya beberapa pabrik baru, sehingga meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 2,26 juta ton urea per tahun.Mengiringi pembangunan pabrik-pabrik baru dan bersamaan dengan munculnya sejumlah pabrik pupuk lain di Indonesia, PT Pupuk Sriwijaya Palembang mulai mengubah orientasi produksi ke orientasi pasar. Dengan bantuan pinjaman Bank Dunia, PT. Pusri membangun jaringan distribusi dan pemasaran berikut sarana dan prasarana pendukungnya hingga menjangkau segenap pelosok nusantara. Sejak tahun 1979 pemerintah menugaskan PT. Pusri untuk melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah Indonesia hingga dibebaskannya tata niaga pupuk, serta saat ini pemerintah memutuskan dibentuknya rayonisasi wilayah pemasaran dan distribusi pupuk bersubsidi mulai tahun 2003. Di samping membangun kompetensi dibidang distribusi dan pemasaran, perusahaan juga memberikan perhatian khusus kepada pembinaan SDM dalam proses alih teknologi untuk dapat menangani pemeliharaan dan pembangunan pabrik pupuk secara swakelola.Perancangan tata letak merupakan dibuat berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Perancangan dan penyusunan tata letak merupakan hal utama dalam pencapaian target yang telah ditetapkan perusahaan. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaaan mengingat hal tersebut akan menghasilkan tata sebagai dasar pembangunan perusahaan yang bersifat permanen.Tata letak merupakan suatu keputusan penting menentukan efesiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki dampak strategis, karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal proses, fleksibelitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Setiap penanganan atau transportasi bahan adalah tidak produktif dalam artian bahwa kegiatan tersebut tidak merubah bentuk produk. Penghapusan setiap bagian perpindahan ini akan meningkatkan efesiensi. Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk Mempelajari Tata Letak dan Penanganan Bahan pada Departemen Operasi Pabrik III PT. Pusri dengan melakukan Praktik Kerja Lapangan ini agar dapat mempelajari keadaan yang sebenarnya dilapangan.

1.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah :1. Mempelajari proses perancangan, perencanaan, dan pengendalian produksi pada PT. Pusri.2. Mengaplikasikan penguasaan materi dan keterampilan langsung pada dunia kerja.3. Menambah pengetahuan baru mengenai proses produksi dan kegiatan lain yang berlangsung di pabrik PT. Pusri.4. Mempelajari dan mengetahui tata letak dalam PT. Pusri.5. Mengetahui alur bahan baku dan penanggulangan limbah di PT. Pusri

1.3 Ruang Lingkup

Kegiatan PKL sesuai dengan persetujuan perusahaan dan program akademik Diploma mulai dilaksanakan pada Februari selama 45 hari kerja efektif dengan jam kerja 9 jam per hari, yang berlokasi di Jl. Mayor Zen, Palembang. Kajian ruang lingkup pada PT. Pupuk Sriwijaya Palembang meliputi dua aspek yaitu :1.3.1 Aspek UmumAspek umum berkaitan dengan bidang yang dipelajari pada Program Keahlian Manajemen ndustri (MNI). Aspek umum yang dipelajari yaitu tata cara kerja, perencanaan produksi, perencanaan bahan baku, ketenagakerjaan, pengendalian produksi, pengendalian bahan baku, pengendalian mutu, Total Productive Maintenance (TPM), manajemen rantai pasok dan pengendalian limbah.1.3.2 Aspek KhususAspek khusus berguna agar mahasiswa dpat lebih fokus terhadap topik atau permasalahan yang akan menjadi topik dalam penulisan tugas akhir. Aspek khusus tersebut adalah mempelajari tata letak dan penanganan bahan pada PT.Pusri.

1.4 Manfaat

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi mahasiswa, PT.Pusri, Program Diploma IPB, dan kepada penulis.Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan tersebut adalah :1. Bagi mahasiswa:a. Mahasiswa dapat mempelajari segala kegiatan dalam proses produksi pupuk.b. Mahasiswa dapat pengetahuan baru dalam bidang ketenagakerjaan maupun sikap kerja dalam dunia kerja.c. Mahasiswa mendapat pengalaman terjun di dunia kerja.d. Dapat menerapkan segala yang dipelajari di bangku perkuliahan.e. Dapat mengidentifikasi disain tata letak pada pabrik pupuk

2. Bagi perusahaan:a. Dapat menjadi bahan masukan untuk pertimbangan penataan letak di pabrik.b. Dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan.c. Memberi kontribusi tenaga dan fikiran dalam paktik kerja lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa di tempat Praktik Kerja Lapangan.d. Sebagai media promosi perusahaan pada lingkungan kampus IPB atau bagi setiap pambaca tugas akhir

3. Bagi institusi pendidikan (Program Diploma IPB):a. Sebagai bahan acuan tugas akhir mahasiswa perguruan tinggi .b. Menjalin kerjasama dengan perusahaan.c. Menjadi bahan usulan perbaikan atau penambahan kurikulum.d. Meningkatkan relasi dengan perusahaan yang ditujukan sebagai tempat Praktik Kerja Lapangan mahasiswanya

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Perusahaan dituntut untuk memiliki unit kerja Production Planning and Inventory Control (PPIC) yang membuat perencanaan dan pengendalian produksi serta membantu manajer produksi dalam menjalankan kegiatan produksi pada sebuah industry.Production Planning and Inventory Control (PPIC) adalah Perencanaan Persediaan dan Pengawasan Produksi, juga berhubungan dengan penyedia fasilitas yang diperlukan untuk produksi. Dalam perusahaaan, segala sesuatu yang berhubungan dengan pengoperasian produksi pertama kali untuk suatu produk baru diserahkan kepada teknisi produk yang mempunyai wewenang akhir tentang bagaimana barang-barang dibuat. Teknisi produk dapat memilih mesin-mesin, memberikan perintah pembelian, menentukan layout, mengawasi pemasangan mesin dan memonitor operasi-operasi sampai produksi berjalan lancar (Handoko, 2000).Menurut Kusuma (2004), pada dasarnya fungsi dasar yang harus dipenuhi olek aktivitas Production Planning and Inventory Control (PPIC) adalah: 1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari aktu.2. Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponen secara ekonomis dalam terpadu.3. Menetapkan kesimbangan antara tingkat kebutuhan produksi, teknik pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi setiap saat, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.4. Membuat jadwal produksi, penugasan, dan pembebanan mesin dan tenaga kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan fluktuasi permintaan pada suatu periode.

2.2 Perancangan Fasilitas

Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik (Plant layout) atau tata letak fasilitas (fasilitas Layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan coba memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya (Wignjosoebroto , 2009).

Tata Letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi jangka panjang.Tata letak memiliki dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal menentukan kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan.Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respons cepat (Heizer dan Render,2006).2.2.1 Layout FasilitasLayout fasilitas harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari orang-orang dan bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak angkut hendaknya sependek mungkin dan pengambilan serta peletakan produk-produk dan peralatan-peralatan diminimumkan. Penentuan layout peralatan dn proses produk melipuiti pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin-mesin, personalia, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi, penanganan bahan (material handling), dan semua peralatan serta fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancer dan efesien. (Handoko, 2000).Tujuan layout peralatan dan proses produksi pada hakekatnya merupakan pengaturan fasilitas-fasilitas operasi sehingga nilai yang diciptakan oleh system produktif maksimum. Secara lebih terperinci, layout fasilitas bertujuan untuk menggunakan ruangan yang tersedia seefektif mungkin, meminimumkan biaya penanganan bahan dan jarak angkut, menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, menyederhanakan proses produksi, mendorong semangat dan efektivitas kerja para karyawan, menjaga keselamatan karyawan dan barang-narang yang sedang diproses, serta menghindari berbagai bentuk pemborosan.2.2.2 Pola LayoutMenurut Handoko (2000), ada 4 (empat) pola dasar umum layout diantaranya:1. Layout Fungsional (Proses)Layout Fungsional berkenaan dengan pengelompokan mesin-mesin dan peralatan-peralatan sejenis pada suatu tempat (pusat) yang melaksanakan fungsi-fungsi yang sama.

2. Layout ProdukLayout Produk berkenaan dengan pengelompokan mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk prodik-produk tertentu berdasarkan atas urutan proses produksi, dimana produk-produk bergerak secara terus-menerus sebagai dalam suatu garis perakitan.

3. Layout KelompokPada layout kelompok bagian-bagian dan komponen-komponen produk yang sedang dibuat dikelompokan menjadi semacam keluarga, dan berbagai area atau separtemen dipisah-pisahkan untuk mengerjakan hanya komponen-komponen tersebut dan melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membuatnya selesai.

4. Layout Posisi TetapPada layout posisi tetap menempatkan produk-produk kompleks yang sedang dirakit suatu tempat. Kebanyakan perusahaan menggunakan secara kentara satu atau lebih pola-pola layout , tetapi mungkin juga mencakup semua macam layout pada berbagai derajat.2.2.3 Lokasi FasilitasLokasi fasilitas merupakan gambaran umum mengenai pemilihan lokasi pabrik. Pemilihan lokasi fasilitas akan berdampak jangka panjang bagi perusahaan karena nantinya akan berdampak pada biaya operasi (biaya tetap dan variabel). Pemilihan letak suatu pabrik akan berhubungan dengan karakteristik pengolahan bahan dan produk,. Pertimbangan yang dapat digunakan yaitu apakah lokasi harus dekat dengan sumber bahan baku (jika bahan baku mudah rusak), karakteristik produksi bahan baku, karakteristik transportasi, dan karakteristik lokasi (harga lahan, luas area, topografi, penanganan dan pembuangan limbah, kondisi sosial dan ekonomi, serta Peraturan dan Kebijakan Pemerintah Daerah.2.2.4 Tipe Tata LetakPertimbangan yang digunakan untuk menentukan tipe letak adalah karakteristik system konversi proses produksi yaitu jumlah keragaman produk volume produksi dan pola aliran bahan. Tipe tata letak terdiri dari tata letak yang berorientasi pada proses (Process Layout) dan tata letak berorientasi pada produk (Product layout). Perbandingan antara product dan prosess layout yaitu dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1.Perbedaan Product Layout dan Prosess LayoutNo. Karakteristik Product LayoutProsess Layout

1. Diskripsi

2. Tipe proses

3. Produk

4. Pekerja

5. Penanganan bahan

6. Keputusan tata letakPengaturan menurut Urutan kegiatan

Continue, produksi contoh, prakitan

Standar, dibuat untukstok

Keterampilan khusus

Lintasan tetap(conveyor)Keseimbangan lini

Pengaturan menurut kelompok kegiatanSecara fungsional Terputus

Beragam, dibuat untuk Pesanan

Keterampilan umum

Lintasan beragam

Lokasi mesin/orang

Sumber: Purnomo, 20042.2.5 Tahapan Perancangan Tata LetakTahapan proses perancangan tata letak dapat dijelaskan mengikuti urutan kegiatan yang dikembangkan oleh Richard Muther, yaitu melalui pendekatan yang dikenal sebagai Systematic Layout Planning (SLP).

1. Kebutuhan DataPengumpulan data merupakan langkah awal sebelum melakukan langkah selanjutnya. Data yang dibutuhkan antara lain:a. Data yang berkaitan dengan rancangan produk seperti gambar kerja, peta perakitan, daftar komponen dari produk yang akan dibuat.b. Data masukan yang bersumber pada rancangan proses seperti tahapan-tahapan pembuatan produk, mesin dan peralatan yang digunakan, komponen, serta waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi dan data ini dalam bentuk peta proses operasi.c. Data mengenai jadwal produksi akan memberikan gambaran mengenai dimana dan berapa besar serta kapan suatu produk akan dibuat yang didasarkan atas peramalan permintaan. Data tersebut akan berpengaruh pada pemilihan jenis dan jumlah mesin yang diperlukan, jumlah karyawan dan shift, kebutuhan ruangan, peralatan, serta kebutuhan personal.

2. Jenis-Jenis KeterkaitanTerdapat beberapa hubungan keterkaitan aktivitas yaitu:a. Antara dua kegiatan.b. Antara suatu kegiatan produksi.c. Antara dua kegiatan pelayanan3. Diagram Proses Perancangan Tata Letak.Proses perancangan tata letak dapat dilihat pada Gambar 1.

Data produk, jumlah/kapasitas, aliran proses, pendukung aktivitas produksi, waktu produksiKeterkaitanAliran bahanDiagram keterkaitan aktivitasKebutuhan luasLuasan tersediaDiagram keterkaitan antarPertimbangan keamananPembatasKebujakan organisasiFaktorAlternatif rancanganEvaluasiRancangan terpilih

Gambar 1 Diagram Proses Perancangan Tata Letak

4. Derajat Keterkaitan AktivitasMenurut Apple (1990), untuk membantu menentukan kegiatan yang harus diletakkan pada satu tempat, telah ditetapkan satu penggelompokan derajat kedekatan, yang diikuti dengan tanda bagi tiap derajat kedekatan tersebut. Simbol hubungan aktivitas antar departemen/ruang yang telah ditentukan oleh Richard Muther yaitu :A (Absolute)= mutlak perlu berdekatamB (Especially)= sangat penting kedua departemen berdekatanI (Important) = penting untuk berdekatanO (Ordinary)= cukup/biasa penting untuk dekatU (Unimportant)= tidak penting untuk berdekatanX (Undesirable)= tidak dikehendaki untuk berdekatan

5. Alasan Tingkat Hubungan Derajat hubungan antar fasilitas menurut adanya pemisahan, maka beberapa alasan yang mungkin antara lain bising, bau, resiko keselamatan dan gangguan lain. Beberapa alasan tingkat hubungan kedekatan fasilitas antara lain:a. Keterkaitan produksi seperti urutan aliran kerja yang menggunakan peralatan atau mesin yang sama, memudahkan dalam pemindahan barang dan menggunakan ruang yang sama.b. Keterkaitan pegawai seperti menggunakan pegawai yang sama, jaluir perjalanan normal, kemudahan pengawasan, dan melaksanakan pekerjaan serupa.c. Aliran informasi seperti menggunakan catatan yang sama, kertas kerja yang sama atau alat komunikasi yang sama.

6. Analisis Hubungan AktivitasSalah satu alat untuk menganalisa dan merancang keterkaitan aktivitas adalah Activity Relantionship Chart (ARC).Bagan ini membantu dalam menempatkan lokasi pusat kerja/departemen/ruang, pelayanan dalam area fasilitas produksi dan kegiatan dalam industri.Langkah-langkah dalam pembuatan ARC yaitu:a. Identifikasi semua kegiatan pelayanan/pendukung yang diperlukan untuk menunjang fungsi produksi suatu perusahaan.b. Lakukan kaji ulang dengan pihak lain untuk menjamin bahwa derajat keterkaitan yang diberikan sudah benar.c. Kegiatan-kegiatan tersebut dipilih menurut kategori produksi dan pelayanan.d. Tentukan factor atau subfaktor (alasan) yang menentukan keterklaitan.e. Siapkan bagan seperti gambar 1 yaitu proses perancangan tata letak.f. Isikan kode derajat keterkaitan antar aktivitas yaitu A, E, I, O, U dan X beserta alasan pemberian derajat.g. Berikan kode angka alasan dibawah kode derajat keterkaitan. Keputusan pemberian kode keterkaitan menurut alasan harus didasarkan pengetahuan mengenai keterkaitan aktivitas yang bersangkutan.

Gambar 2.Bagan Keterkaitan Antar Pabrik

7. Diagram Hubungan AktivitasSystematic Layout Planning (SLP) mempertimbangkan analisis derajat hubungan aktivitas dan menganalisis aliran bahan yang dubuat dalam satu diagram yang dinamakan diagram hubungan aktivitas. Contoh dari diagram hubungan aktivitas dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.

DeptDeptDeptDeptDeptDeptDept

Gambar 3.Diagram Hubungan Aktivitas

Gambar 4.Hubungan Aktivitas

8. Total Closeness Rating (TCR)Total Closeness Rating digunakan untuk menunjukan sebesar apa derajat keterkaitan suatu pusat aktivitas ke- I, terhadap seluruh pusat aktivitas tertentu menjadi pusat dari semuaaktivitas yang ada dan sebagai dasar mengatur tata letak ruang pusat aktivitas. Penentuan jumlah tingkat kedekatan untuk departemen didefinisikan sebagai berikut:

Keterangan: V (rij) : hubungan pusat aktivitas ke-i dan ke-j V (rij) : suatu fungsi nilai yang ditetapkan untuk rij V ( rij = A) = 81V ( rij = O) = 3 V ( rij = E) = 27V ( rij = U) = 1 V ( rij = I) = 9 V ( rij = X) - = 0

9. Luas Area Yang DibutuhkanTerdapat tiga hal yang dijadikan dasar dalam penentuan luas area yang dibutuhkan yaitu:a. Penentuan tingkat produksi digunakan untuk mengestimasi kebutuhan ruangan dan panduan dalam proses pemilihan tipe tata letak.b. Peralatan dan mesin yang dibutuhkan untuk proses produksi.c. Karyawan yang diperlukan tergantung dari jumlah peralatan dan mesin serta standar penanganan mesinPenentuan kebutuhan luas ruang, ada dua metode yang sering digunakan yaitu:a. Metode fasilitas industri yaitu metode yang berdasarkan fasilitas produksi dan fasilitas pendukung proses produksi yang digunakan.b. Metode template yaitu penentuan kebutuhan luas ruang berdasarkan atas template atau model yang dibuat.

10. Jarak antar aktivitasAnalisis aliran material atau bahan merupakan analisis pengukuran kuantitatif untuk setiap gerakan perpindahan material diantara departemen-departemen atau aktivitas- aktivitas operasional (Purnomo, 2004). Perencanaan aliran bahan mencakup bagaimana aliran bahan secara umum dilaksanakan. Terdapat beberapa faktor yang perlu dianalisis yaitu faktor transportasi, jumlah produksi, jumlah dan macam operasi setiap komponen, urutan proses, serta jenis pola aliran yang ingin diterapkan sesuai dengan bentuk ruang yang tersedia. Dalam analisis aliran material ini dapat menggunakan Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses, Diagram Alir, Peta Hubungan Aktivitas, dan sebagainya. Aliran bahan yang lancAr secara otomatis akan mengurangi biaya dan akhirnya akan meningkatkan produktivitas.Salah satu tujuan dari perancangan bahan adalah meminimalkan pemindahan barang dari aktivitas satu ke aktivitas lain. Metode yang bisa digunakan untuk mengukur pemindahan barang adalah dengan menggunakan peta dari-ke (from to chart). Perhitungan jarak perpindahan bahan antar aktivitas dapat diukur dari titik pusat aktivitas yang satu dengan yang lainnya. Titik pusat suatu aktivitas dapat diketahui jika luas ruang aktivitas tersebut telah diketahui. Caranya yaitu dengan menggunakan sumbu mendatar sebagai sumbu X (asumsikan sebagai panjang bangunan) dan sumbu tegak sebagai sumbu Y (asumsikan sebagai lebar bangunan). Dengan menggunakan teknik euclidean, analisis aliran bahan dapat ditentukan. Dengan menggunakan notasi sebagai berikut:

Keterangan: dij = jarak aktivitas i ke j (meter)xi = koordinat pusat aktivitas i pada sumbu xxj = koordinat pusat aktivitas j pada sumbu xyi = koordinat pusat aktivitas i pada sumbu yyj = koordinat aktivitas j pada sumbu j

Keuntungan penerapan perencanaan aliran bahan:1. Menaikkan efesiensi dan produktivitas.2. Pemanfaatan ruang pabrik yang lebih efesiensi.3. Kegiatan pemindahan yang lebih sederhana.4. Pemanfaatan peralatan lebih baik.5. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.6. Bisa memperkirakan kebutuhan bahan baku.7. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.8. Seabagai alat untuk menentukan perbaikan cara kerja

2.3 Metoda Travel Chart atau Matrik Load-Path Untuk Layout Fungsional

Menurut Handoko (2000), masalah layout fungsional berpusat pada usaha untuk mengurangi transportasi bahan-bahan dalam Work In Proses (WIP) dari satu departemen ke departemen lain. Metoda travel chart mencoba untuk meletakkan mesin-mesin secara berdekatan (berjajar) bagi yang mempunyai aliran produk-produk yang berat. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan bergantung kepada (1) jumlah muatan (9) atau orang) yang harus dipindahkan diantara dua departemen selama beberapa waktu dan (2) biaya memindahkan muatan (atau orang) yang berkaitan dengan jarak antar departemen. Biaya diasumsikan sebagai sebuah fungsi jarak antar departemen. Tujuan fungsi ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dimana: n = jumlah total stasiun kerja atau departemeni,j = masing-masing departemenXij = jumlah beban yang dipindahkan dari departemen i ke departemen j Cij = biaya untuk memindahkan beban antara departemen i departemen j

2.4 Penanganan Bahan

Setiap perusahaan akan terlibat dalam masalah transportasi (pengangkutan bahan atau penanganan bahan). Baahan-bahan harus dipindahkan dari mobil-mobil pengangkut yang datang dan kemudian diangkut ke gudang penyimpanan bahan mentah. Dari sana, bahan-bahan dipindahkan ke operasi pertama kemudian ke operasi-operasi selanjutnya ke tempat penyimpanan sementara diantara berbagai operasi, dari ke gudang penyimpanan barang jadi, ke ruang pengiriman dan akhirnya ke atas truk atau mobil pengangkut ke pelanggan atau distributor. Selama perjalanan dalam pabrik ini baramg-barang diambil, dipindahkan dan diletakkan banyak sekali.Setiap penenganan atau transportasi bahan adalah tidak produktif dalam artian bahwa kegiatan tersebut tidak merubah bentuk produk. Penghapusan setiap perpindahan ini akan meningkatkan efesiensi (Handoko, 2000).2.4.1 Tujuan Penanganan BahanTujuan utama dari penanganan bahan yaitu:1. Menjaga kualitas produk.2. Mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan terhapus material.3. Meningkatkan produktivitas.4. Meningkatkan tingkat penggunaaan fasilitas.5. Sebagai pengawasan persediaan2.4.2 Mesin dan Alat Penanganan Bahan Kegiatan transportasi sangat erat kaitannya dengan perusahaan, Kegiatan transportasi merupakan kegiatan pemindahan bahan baku untuk digunakan selama proses produksi, Kegiatan transportasi di PT, Pusri terkait dengan proses kedatangan bahan baku, proses produksi dan proses pengiriman barang. Alat transportasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan transportasi. PT, Pusri memiliki beberapa fasilitas mesin produksi pupuk dan alat penanganan bahan yang diantaranya yaitu, pipa, tangki, truk, crane, conveyor, pallet dan timbangan pupuk.

2.5 Teknik Tata Cara Kerja

Menurut Sutalaksana, dkk (2006), perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem yang terdiri dari manusia dengan sifat kemampuannya, peralatan kerja, bahan serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan serta aman, sehat, dan nyaman bagi pekerja. Perancangan sistem merupakan hasil perpaduan antara teknik-teknik pengukuran waktu dan prinsip-prinsip studi gerakan sebagaimana dikembangkan oleh para pemulanya.Prinsip-prinsip tata cara kerja dapat dikembangkan dalam bentuk peta kerja, ergonomi, studi gerakan , pengukuran waktu, penyesuaian, kelonggaran dan kondisi kerja.2.6 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan suatu proses penetapan tingkat output manufacturing secara keseluruhan guna memenuhi tingkat penjualan yang direncanakan dan inventory yang diinginkan (Gaspersz 2001). Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa diwaktu mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Perencanaan produksi berfungsi agar kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dapat terarah bagi pencapaian tujuan produksi dan operasi, serta fungsi produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Perencanaan operasi atau proses produksi, perencanaan ini mencakup perencanaan jalur pengerjaan (routing), jadwal kegiatan (scheduling), perencanaan beban pengerjaan (loading), pengiriman perintah (dispatching) dan follow-up serta finish.

2.7 Pengendalian Produksi

Pengendalian dan pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan prduksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai (Assauri, 2008).Pengendalian produksi berkepentingan dengan peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan masukan yang dibutuhkan, serta perencanaan dan penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan produksi atau konversi yang dibutuhkan. Peran pengendalian produksi adalah meminimalisasi pemborosan dengan mengkoordinasi ketersediaan tenaga kerja, peralatan, dan bahan.Pada sistem manufaktur yang kontinyu, masalah pengendalian produksi terletak pada:a. Ketersediaan bahan baku pada saat yang tepat dengan jumlah dan jenis yang tepat.b. Menghindarkan terjadinya bottle-neck pada lintas produksi.c. Pemindahan dan distribusi produk jadi dari lintas produksi ke titik penyimpangan atau penjualan.Pada bab tinjauan aspek pengendalian dapat dilaporkan kondisi-kondisi di perusahaan yang terkait dengan aspek pengendalian seperti pengendalian proses produksi, pengendalian persediaan, pengendalian mutu, Total Productive Maintenance (TPM), dan Supply Chain Management (SCM).2.8 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu (quality control) adalah mengembangkan, mendesain, memproduksi, dan memberikan layanan produk bermutu yang paling ekonomis, paling berguna, dan selalu memuaskan para pelanggannya. Proses produksi pupuk akan melalui proses yang panjang dan menggunakan bahan baku yang berkualitas baik. Menghasilkan suatu produk yang bermutu bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebuah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu hendaknya memperhatikan ruang lingkup perusahaan.Pengendalian dan pengawasan mutu merupakan kegiatan untuk menjamin agar mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, sehingga dapat dihindari adanya ketidakpuasan atau klaim dari para pembeli atau pelanggan atas produk yang dibeli atau dikonsumsinya (Assauri, 2008).2.9 Pengendalian Limbah

Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara langsung maupun secara tidak langsung. Limbah yang bersumber secara langsung dari kegiatan industri yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses produksi sedang berlangsung, dimana produk dan limbah hadir pada saat yang sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun sesudah proses produksi. 2.10 Manajemen Rantai Pasokan (Suppy Chain Maintenance)

Manajemen rantai pasokan (Supply chain management) adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan pengalihdayaan (outsourcing). (Heizer, 2010)Manajemen Rantai Pasokan (SCM) adalah proses perencanaan, penerapan, dan pengendalian operasi dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan se-efisien mungkin.

2.11 Perawatan (Total Productive Maintenance)

Pemeliharaan (maintenance) mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan menjaga semua peralatan sistem agar tetap dapat bekerja. Sistem pemeliharaan yang baik menghilangkan variabilitas. Sistem harus dirancang dan dipelihara agar dapat mencapai kinerja dan standar kualitas yang diharapkan. Pemeliharaan tergolong dalam dua jenis, yaitu :1. Pemeliharaan preventif (preventive maintenance) Mencakup pemeriksaan dan pemeliharaan rutin serta menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik. Hal ini dimaksudkan untuk membangun sebuah sistem yang akan menemukan kegagalan potensial dan melakukan perubahan atau perbaikan yang akan mencegah terjadinya kegagalan. Pemeliharaan preventif lebih dari sekedar menjaga peralatan dan mesin agar tetap berjalan.2. Pemeliharaan kerusakan (breakdown maintenance) Terjadi ketika suatu peralatan mengalami kegagalan dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas. Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.

3 TATA CARA KERJA PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1.Kerangka Kerja Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir Program Diploma IPB. Dalam pelaksanaan PKL ada beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya yaitu:1. Mempelajari keadaan umum perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, jenis produk dan kegiatan produksi.2. Selanjutnya dilakukan pengamatan pada perusahaan, mendiskusikan beberapa aspek dengan pembimbing lapang dan karyawan perusahaan.Aspek-aspek yang dipelajari yaitu:a. Mempelajari aspek perancangan yang terdiri dari aspek tata letak atau layout pabrik, mengindentifikasi perancangan tata letak diterapkan dengan metode seperti apa, proses produksi, pada proses produksi meliputi semua kegiatan yang dilakukan pada saat proses operasi berlangsung sampai produk akhir, teknik tata cara kerja, ergonomi, dan penanganaan bahan.b. Mempelajari aspek perencanaan diantaranya perencanaan kapasitas produksi, perencanaan kapasitas bahan baku, serta manejemen sumber daya manusia.c. Mempelajari aspek pengendalian mutu, supply chain management, total productive maintenance, dan pengendalian limbah industry.

3. Memberikan suatu pemecahan masalah pada pihak perusahaan dengan melakukan perbandingan ilmu yang didapat secara langsung dengan teori yang dipelajari, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktivitas.4. Melakukan perbaikan laporan dan melengkapi data primer dan sekunder.Kegiatan yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL), dapat dilihat pada Gambar 5. Kerangka Kerja Praktek Kerja Lapangan.

Mempelajari keadaan umum perusahaan (sejarah, stuktur organisasi, jenis produk, dan kegiatan produksi)Mempelajari proses produksi, perencanaan produksi, perancangan, aspek umum produksi, tata letak produksi dan alat penanganaan bahan.Mengidentifikasi masalah yang terkait dengan Perencanaan dan Pengendalian Proses Manufaktur/Jasa dan menejemen produksiMengamati faktor-faktor penyebab( utama dan kritis)Penyelesaian alternative/pemecahan masalah:a. Pendekatan teoritisb. Pendekatan praktisKonfirmasi dan penetapan prioritas pemecahan masalah.Pelaporan

Gambar 5.Kerangka Kerja Praktik Lapangan

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dimulai bulan Febuari 2013 sampai dengan Maret 2013. Kegiatan PKL ini dilaksanakan di PT. Pusri yang berlokasi di Jl. M. Zein Sumatera Selatan. Jadwal perencanaan Praktik Kerja Lapangan tercantum dalam Tabel 2.

Tabel 2.Jadwal Kegiatan PKLNo.KegiatanWaktu kegiatan

Minggu ke-

123456789

1.Melapor kepada pihak manajemen perusahaan

2.Mempelajari keadaan umum perusahaan

3.Mengamati proses produksi

4.Mempelajari aspek perancangan :a. Ergonomib. Perancangan tata letakc. Aliran bahand. Analisis dan rekapan keterkaitan aktivitase. Penanganan bahan

5.Mempelajari aspek perencanaan :a. Perencanaan produksib. Pengadaan/pembelianc. Perencanaan SDMd. Perencanaan mutue. Perencanaan K3

6.Mempelajari aspek pengendalian :a. Pengendalian produksib. Pengendalian SDMc. Pengendalian Mutud. Pengendalian Lingkungane. Supply Chain Managementf. Total Productive Maintenance

7.Mengidentifikasi masalah

8.Melakukan penyelesaian masalah dengan melakukan pendekatan praktis dan teoritis

9.Pengolahan data dan penyusuan laporan

3.3 Metode Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Dalam pelaksanaan PKL penulis menggunakan metode untuk mengumpulkan data yang terkait dan untuk bahan penulisan laporan PKL. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu :

1. Studi PustakaMembaca dan memahami sumber bacaan yang berasal dari buku-buku yang dimana berkaitan dengan aspek perancangan, perencanaan dan pengendalian produksi 2. Observasi lapanganMetode ini dilakukan dengan secara langsung kelapangan untuk mengamati hal-hal yang berhubungan dengan aspek perancangan, perencanaan dan pengendalian produksi. Observasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat kegiatan produksi dan kegiatan pembuatan pupuk urea di PT. Pusri. 3. WawancaraKegiatan ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi mengenai aspek perancangan, perencanaan dan pengendalian produksi. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada pembimbing lapang (Staf Rendal Produksi, Staff pemeliharaan, Ouality Control (QC) Staff Rendal Pembekalan dan Kepala Bagian Pengantongan (Packing Plant Indarung)4. Pengambilan dataPengambilan data perusahaan dilakukan atas izin perusahaan, pengambilan data yang dimaksudkan untuk melengkapi data aspek perancangan, perencanaan dan pengendalian produksi selama pelaksanaan PKL. 5. DokumentasiDokumentasi yang dilakukan yaitu pengambilan foto obyek maupun proses dalam perusahaan. Dokumentasi dilakukan diarea kantor, area produksi, area packing dan area kawasan sekitar pabrik. Sebelum pengambilan foto, dilakukan izin terlebih dahulu kepada bagian produksi, bagian packing dan staf yang berada dikantor perusahaan.

3.4 Jenis dan Sumber Pengumpulan Data

Berdasarkan metode yang digunakan maka terdapat dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang bukan sumber data secara langsung atau data literatur, metode pengumpulan secara rinci dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Jenis dan Metode Pengumpulan DataAspek Aspek yang Bagian aspek yang Jenis data Metode dipelajari dipelajari

Perancangan Lokasi dan a. Layout perusahaan a. Primer Observasi tata letak b. Lokasi fasilitas b. Primer dan c. Keterkaitan aktivitas c. Primer wawancara d. Aliran tingkat hubungan d. Primer e. Aliran hubungan aktivitas e. Primer f. Diagram hubungan aktivitas d. primer Penanganan bahan Alat dan mesin yang Primer Observasi digunakan dan wawancara Kondisi lingkungan Tata cara kerja Primer Observasi Kerja dan Wawancaea

Perencanaan PerencanaanTujuan dan sasaran PrimerWawancaraproduksi produksi Perencanaan Bahan baku yang PrimerWawancara bahan baku dibutuhkan Jam kerja dan Primer Wwancara Kesejahteraan karyawan

Pengendalian Pengendalian Pengendalian prosesPrimer Wawancaraproduksi produksiPengendalian Manajemen gudang Primer Observasi bahan baku danPengendalianMutu produk dan Primer wawancaramutubahan bakuTotal a. Perawatan mesina. Primer Observasiproductiveb. Penerapan 5Rb. Primer danmaintenance wwancaraSpplay chainAliran pemasok Primer WawancaramanagementPengendaliana. Jenis limbah a. Primer Observasilimbahb. Cara penanganan b. Primer dan limbah wawancara

3.4 Hasil yang Diharapkan

Mahasiswa mampu membantu dalam aspek tata letak yang diberlakukan di PT. Pusri dan dapat memberikan solusi juka terdapat hal0hal yang tidak sesuai dengan pemberlakuan yang telah ditetpkan 3.5 Pelaporan Data informasi dan analisis yang diperoleh selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) dalam bentuk tertulis dengan format laporan akhir yang telah ditentukan.

4 TINJAUAN ASPEK PERANCANGAN

4.1 Sejarah Perusahaan

PT. Pusri terletak ditepi Sungai Musi tepatnya diwilayah perkampungan Sungai Selayur termasuk kampong 1 Ilir dan 2 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Kotamadya Palembang. Konsep pendirian perusahaan yang akan menangani proyek pupuk urea I telah disiapkan oleh Prof. Ir. Otong Kosasih dan Ir. Rachman Subandi di tahun 1985. Pada waktu akan merealisasikannya dalam bentuk Badan Hukum timbul persoalan pemilihan nama yang tepat bagi perusahaan yang baru ini. Prof. Ir. Otong Kosasih mengusulkan agar perusahaan diberi nama PT Pupuk Indonesia, sedangkan usul dari Bank Industri Negara (BIN) adalah PT Sriwijaya Palembang. Hasil kesepakatan akhirnya diputuskan untuk menggabung kedua nama yang diusulkan itu menjadiPT. Pusri.Nama Sriwidjaja diabadikan pada perusahaan yang baru tumbuh ini, untuk mengenang kembali kejayaan kerajaan Indonesia pertama yang telah termasyhur di segala penjuru dunia. Di samping itu penggunaan nama Sriwijaya merupakan penghormatan bangsa Indonesia kepada leluhurnya yang pernah membawa Nusantara ini ke puncak kegemilangan pada sekitar abad ke tujuh yang silam. Dengan demikian pendirian pabrik pupuk yang dikaitkan dengan keluhuran "Sriwidjaja" memounyai relevansi bagi kebesaran cita-cita khususnya dalam kesatuan dan ketahanan wawasan Nusantara. PT. Pusri merupakan perusahaan yang menghasilkan suatu produk pupuk. PT. Pusri merupakan pabrik urea yang dipercayakan oleh Biro Perancang Negara (BPN). Pabrik PT. Pusri dapat menghasilkan produk jadi yang mencapai 400 per hari. 4.2 Visi dan Misi Perusahaan4.2.1 Visi PerusahaanMenjadi Perusahaan berskala internasional di bidang industri pupuk, industri kimia, agrokimia, distribusi dan perdagangan serta jasa Engineering, Procurement dan Construction yang inovatif dan berdaya saing tinggi.4.2.2 Misi Perusahaan1. Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandar internasional dan menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan.2. Mensinergikan unit-unit usaha untuk meningkatkan nilai tambah berkesinambungan.3. Meningkatkan daya saing di pasar dalam negeri dan internasional.4. Meningkatkan hasil usaha untuk mengembangkan perusahaan.5. Mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan nasional.6. 4.3 Proses Produksi

Secara garis besar alur proses yang terdapat pada PT. Pusri pada bagian urea dapat dibagi menjadi: 1. Seksi SinthesaUrea diproduksi melalui reaksi eksothermis dari ammonia dan karbondioksida lalu membentuk karbamat, kemudian diikuti dehidrasi endothermis sedikit dari ammonia karbamat yang membentuk urea. Reaksi-reaksi ini reversible, variable-variabel utama yang mempengaruhi reaksi adalah suhu, tekanan, komposisi feed dan waktu reaksi. Konversi ammonium karbamat menjadi urea berlangsung hanya dalam fasa cairan, jadi diperlukan tekanan tinggi. Suhu dan tekanan tinggi meningkatkan konversi menjadi urea. Kondisi reaksi akan menjai kira-kira 200C dan kg/cm G. Konversi ke urea dengan adanya air terjadi pada fasa cairan oleh adanya ammonia yang berlebihan. Hal tersebut berlangsung dalam proses yang bertekanan tinggi yang disebut reaktor urea. Reaktor urea mempunyai volume cukup kuat untuk mengadakan reaksi sinthesa dalam mencapai kondisi keseimbangan. Residence time dalam reaktor adalah 25 menit menurut tingkat kapasitas. Karena sifat-sifat korosi dari zat-zat pereaksi dan produk didalam reactor, maka dipasanglah lapisan pelindung yang cocok pada semua permukaan yang ada kontak dengan campuran reaksi. Reaktor dipabrik ini dilapisi dengan titanium.2. Seksi PurifikasiProduk dari reaksi sintesa terdiri dari urea. Biuret (dimear urea yang tidak dikehendaki), ammonium karbamat, air dan kelebihan ammonia. Proses selanjutnya diperlukan untuk memisahkan urea dari produk reaksi. Ammonium karbamat dan air dipisahkan dengan memanaskannya dengan tekanan yang diturunkan ammonium karbamat menjadi gas-gas dan karbondioksida. Dekomposisi ini biasanya dilakukan pada suhu 120C sampai 165C. Penurunan tekanan dan menambah baiknya dekomposisi dengan kenaikkan suhu. Selama dekomposisi, hidrolisa urea menjadi faktor penting, karena hidrolisa menyebabkan berkurangnya urea yang dikehendaki sebagai produk, maka kondisi harus diatur untuk memperkecil kehilangan produk. Hirolisa muda terjadi pada suhu tinggi tekanan rendah dan residenci time yang lama.Oleh sebab itu alat-alat dekomposisi dan kondisi operasi secara cermat diseleksi untuk menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam memproduksi bahan baku tersebut dalam mempertahankan hasil bahan baku yang berkualitas baik. 3. Seksi Crystallization dan PrillingLarutan urea dari decomposer dikristalkan secara vakum dan kristal urea dipisahkan dengan centrifuge. Dengan memanfaatkan secara efesien panas kristalisasi dan dengan menguapkan air pada suhu rendah, Kristal secara vacum sering dipergunakan Kristal yang terbentuk dalam vacum cristalizer dipisahkan dengan centrifuge dan kemudian dikeringkan dengan udara panas menjadi kurang dari 0,3% kadar air. Untuk mempertahankan kadar biuret dalam kristal urea kira-kira 0,5%-1,0% sejumlah tertentu mother liquor yang mengandung biuret untuk NH3 dan CO2. Mother liqor yang telah mengabsorbsi CO2 dan NH3 akhirnya dikembalikan ke reaktor dimana biuret dengan adanya kelebihan ammonia dirubah kembali ke urea.Kristal-kristal kering dibawa keatas prilling tower melalui fluidizing dryer. Kristal-kristal dilelehkan didalam melter yang didesign khusus dengan pemanasan steam. Urea yang meleleh kemudian mengalir ke distributor dan dibentuk tetesan-tetesan (droplet) dan memadat oleh udara pendingin diprill tower. Untuk maksud mengurangi biuret yang berbentuk maka seksi prilling didesign supaya urea yang meleleh bertahan dengan residence time yang minimum, juga dikehendaki agar keadaan kaar didalam urea yang meleleh serendah mungkin untuk menhilangkan pengeringan lagi yang melembekkan prill dan merusakkan permukaan yang mengkilap di area produksi kemudian, kristal-Kristal dikeringkan menjadi kadar air serendajh 0,2% 0,3% sebelum ke melter. Urea prill yang datang dari prill tower bawah diayak untuk dipisahkan dari over size dan kemudian dikirim ke gudang (bulk storage). Udara dari pengering dan cooling systim produk adalah ditangkap kembali dengan dedusting sytem yang mana tersedia dari spray-nozzel dan filter dan udara yang bersih dikeluarkan ke atmosfir dengan induced fan untung prilling tower.

4.4 Perancangan Tata Letak

Perancangan tata letak suatu fasilitas sangatlah penting untuk merancang dan mendirikan atau mengembangkan suatu perusahaan.Tata letak pabrik merupakan landasan utama dalam dunia industry, pada umumnya tata letak adalah pusat-pusat kerja yang terlebih dahulu dirancang, sesuai dengan berbagai sarana yang diinginkan agar tercapai didalam kegiatan produksi dan operasi. Rancangan tata letak (design layout) dapat menentukan dan menggambarkan letak atau susunan bagian-bagian keseluruhan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatanoperasi dan produksi yang membuat barang atau jasa.4.4.1 Tipe Tata LetakBerdasarkan jenis produk yang dihasilkan PT. Pusri memiliki pola aliran yang berorientasi pada product layout. Prtoduct layout merupakan metode pengaturan dan penempatan semua fasilits produksi yang diperlukan kedalam satu departemen secara khusus. Dimana mesin-mesin dan fasilitas manufacturing yang lain diatur menurut urutan-urutan dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Produk yang di produksi dalam produk Ammonia menghasilkan produksi dalam jumlah yang besar dan produknya yang berkualitas baik. Dari hal tersebut, dapat dijelaskan ha;-hal yang harus dipertimbangkan dalam produk layout Ammonia.

Tabel 4.Product Layout AmmoniaNo Hal yang dipertimbangkan Penjelasan

1Mesin dan peralatan(general purpose)Mesin dan peralatan dalam pembuatan ammonia berbeda-beda dalam proses produksinya yang terdapat 13 mesin yang digunakan dalam pembuatan ammonia

2Produk yang dihasilkan dibuat untuk memnuhi pesananProduk ammonia yang diproduksi dibuat untuk memenuhi pesaanan yang sesuai dengan Rencana Keputusan Anggaran Produksi

3Penanganan bahan (lintasan beragam)Dalam area produksi untuk penanganan bahan yang digunakan dalam proses produksi ammonia adalah menggunakan belt conveyor (pipa)

4Keputusan tata letak berdasarkan mesin/ruangTata letak area produksi diatur berdasarkan penempatan mesin-mesin produksi untuk mempermudah proses produksi.

Sumber: Hari Purnomo

4.4.2 Pola Aliran Bahan

Pola aliran bahan yang ada pada PT. Pusri mengikuti aliran bentuk Z, karena proses produksi yang sederhana dan pendek. Pola aliran ini digunakan untuk mengakomodasikan proses pembuatan pupuk urea. Diagram Alir Produksi Ammonia dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6.Diagram Alir Produksi AmmoniaSkema diagram alir diatas menjelaskan aliran bahan untuk pembuatan ammonia bahan baku gas alam dialirkan dri batas gas menuju divisi ammonia melalui transportasi, menggunakan pipa sepanjang 5 kilometer kemudian diproses. Setelah itu bahan baku yang diproses didivisi utility dialirkan menuju divisi Ammonia dengan menggunakan pipa sepanjang 1 kilometer.Hasil produk akhir ammonia dialirkan ke divisi urea sebagai bahan baku pembuatan produk urea dan sebagian produk ammonia disimpan dalam tempat penyimpanan.4.4.3 Diagram Keterkaitan Dari hasil wawancara didapatkan keterkaitan antar ruang yang ada pada ruang produksi Departemen Operasi Pabrik III di PT. Pusri sebagai berikut:NoAlasan

1Urutan proses produksi

2Aliran informasi dan komunikasi

3Jarak dan efisiensi

4Ada hubungan penting

5Kemudian pengawasan

NoAlasan

AMutlak penting

ESangat penting

IPenting

OCukup/biasa

UTidak penting

XTidak dikehendaki

Gambar 7.Diagram Keterkaitan

Hasil pengamatan pada Gambar 10 nilai terlihat pada hubungan keterkaitan antara Ammonia, utility, storage dan batas gas hal ini saling berkaitan karena memiliki hubungan langsung dalam proses produksi pembuatan produk ammonia. Tidak hanya itu, nilai keterkaitan E menunjukkan sangat penting hal ini terlihat antara ammonia 1A dan Cosob sebab Ammonia 1A mengalirkan gas CO untuk diproses di Cosob.

Jarak antara satu fasilitas ke fasilitas lain sangat mempengaruhi waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Jika jarak antar fasilitas berdekatan maka akan mengurangi pemborosan gerakan perpindahan antar fasilitas. Setelah diketahui pusat aktivitas maka langkah selanjutnya adalah membuat lembar kerja (work sheet). Lembar kerja dibuat berdasarkan bagan keterkaitan aktivitas yang sudah dibuat sebelumnya. Tabel 6.worksheet (lembar kerja)

Tabel 5.Worksheet (Lembar Kerja)

No Aktivitas/ruangTingkat hubungan

AEIOUX

1Ammonia 1A2,3,10,11745,6,8,9

2Urea 1A1,83,745,6,9,10,11

3Utility 1A124,105,6,7,8,9,10,11

4Area GTG1,2,3,5,6,7,910,118

5Ammonia 1B6,9,10,1141,2,3,7,8

6Urea 1B5,8941,2,3,7,10,11

7Cosob1,243,5,6,8,9,10,11

8Bagging2,61,3,4,5,8,9,10,11

9Utility 1B5641,2,3,7,8,9,10,11

10Storage 1,54,112,3,6,7,8,9

11Batas Gas1,54102,3,4,6,7,8,9

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari worksheet diketahui divisi Ammonia 1Ayang dalam hal ini menjadi pusat aktivitas sebaiknya berdekatan dengan divisi Ammonia 1B dan Urea 1A.4.4.4 Diagram Keterkaitan AktivitasBagan keterkaitan aktivitas merupakan penentuan letak masing-masing setiap departemen.Diagram ini sering disebut juga dengan Activity Relationship Diagram. Diagram keterkaitan aktivitas merupakan metode menghubungkan antar departemen sesuai dengan tingkat hubungannya. Diagram keterkaitan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

10 Storage1 Am 1A7 Cosob2Urea 1A3 Utility 1A4Area GTG8 Bagging5 Am 1B6 Urea 1B9 Utikity 1BGambar 8.Bagan Keterkaitan Aktivitas

Hubungan aktivitas dari organisasi atau perusahaan dapat ditinjau dari sisi hubungan keterkaitan secara organisasi. Keterkaitan aliran material dan keterkaitan proses produksi.

Gambar 9.Ruang Produksi Awal Seperti terlihat pada X-11 BTG merupakan awal masuk bahan baku yang dialirkan ke divisi Ammonia 1A kemudian X-3 Utility 1A mengalirkan bahan baku air ke divisi Ammonia 1A. Hasil produksi CO dari divisi Ammonia 1A dialirkan ke divisi Cosob dan CO2 hasil produksi dari Ammonia dialirkan ke divisi Urea 1A. Namun berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi antar ruangan setiap proses penting untuk diperhatikan. Setelah dilakukan analisis kualitatif dengan mempertimbangkan keterkaitan aktivitas yang dilakukan oleh setiap prosesnya maka terdapat perubahan tata letak hal ini diupayakan agar dalam melakukan proses produksinya dapat berjalan baik.

Gambar 10.Ruang Produksi Usulan Gambar 10 diatas maka diketahui bahwa adanya keperubahan tata letak awal dengan tata letak usulan. Perbedaan tersebut salah satunya terdapat pada BTG (Batas Gas) yang lebih dekat dengan Ammonia 1A. Tidak hanya Utility 1B yang lebih dekat dengan Ammonia 1B.

Tabel 6.Perbandingan Antar Tata Letak Awal dan Tata Letak UsulanNoTata Letak Ruangan AwalTata Letak Berdsarkan Keterkaitan AktivitasDampak dari perubahan

1Batas Gas berada dekat diantara Cosob dengan urea 1ABatas gas lebih berdekatan dengan Ammonia 1A dan Ammonia 1B karena memudahkan dalam memasok bahan baku.Jarak area produksi lebih dekat dengan batas pemasok baan baku utama yaitu gas.

2Ruang penyimpanan berada dekat dengan Utility 1BRuang penyimpanan lebih dekt dengan Ammonia 1APergerakan material jauh lebih dekat.

Sumber: PT. PusriTabel 7.Luas Area Produksi PT. PusriNo

FasilitasDimensi(mxm)Luas(m)Kebutuhan Modul(2x2)

1Ammonia 1A50,4 x 723628,836,28

2Urea 1A54 x 54291629,16

3Utility 1A63 x 36163816,38

4Area GTG52,2 x 36907,29,072

5Ammonia 1B45 x 36162016,2

6Urea 1B54 x 45243024,3

7Cosob16,2 x 19,8320,763,21

8Bagging45 x 93418541,85

9Utility 1B36 x 2,79729,72

10Storage 55,8 x 362008,820,09

11Batas Gas23,4 x 61,21432,0814,32

Sumber: PT. Pusri

Tabel mengenai luas area setiap ruangan digunakan sebagai dasar untuk membuat area produksi. Untuk membuat area block templete, dibutuhkan angka kebutuhan modul dengan mempertimbangkan luas sebenarnya. Kebutuhan modul yang digunakan untuk membuat area block templete area produksi PT. Pusri adalah 10x10 untuk dibuat area produksi. Area produksi dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 11.Tata Letak Ruang Produksi UsulanKeterangan :

1. Ammonia 1A2. Urea 1A3. Utility 1A4. Area GTG5. Ammnia 1B6. Urea 1B7. COSOB8. Utility 1B9. Utility 1B10. Storage11. Batas Gas

Pengaturan departemen-departemen dalam sebuah pabrik, dimana fasilitas produksi akan diletakan dalam masing-masing departemen sesuai dengan pengelompokannya yang akan didasarkan pada aliran bahan material yang digunakan yang bergerak diantara fasilitas atau departemen produksi tersebut. Untuk mengevaluasi alternatif tata letak ruang atau fasilitas produksi.Perhitungan ini dengan data jarak antar area satu dengan area lainnya yang perlu memperhitungkan jarak dalam memasok bahan baku sehingga lebih mengefisinsi waktu dalam proses produksi. Jarak antar area fasilitas produksi dihitung dengan menggunakan pengukuran jarak euclidean karena mudah digunakan dan mudah dimengert.Jarak euclidean merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas lainnya.Sehingga nantinya jarak antara tata letak awal dan tata letak usulan bisa dibandingkan.Perancangan tata letak awal dapat dilihat pada gambar 13.

.

Gambar 12.Tata Letak AwalKeterangan :

1. Ammonia 1A2. Urea 1A3. Utility 1A4. Area GTG5. Ammnia 1B6. Urea 1B7. COSOB8. Utility 1B9. Utility 1B10. Storage11. Batas Gas

4.5 Penanganan Bahan

Sistem penanganan bahan baku mempunyai peranan sangat penting dalam operasional suatu pabrik. Pada sebagian besar proses manufacturing, sebagian besar orang beranggapan bahwa pemindahan bahan tidaklah terlalu penting namun pada kenyataannya proses ini sangatlah penting untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan perusahaan dan waktu pengerjaan khususnya proses pemindahan bahan. Menekan biaya pemindahan bahan dapat dilakukan dengan cara memindahkan barang pada jarak yang sependek-pendeknya dengan mengatur tata letak fasilitas produksi atau departemen yang ada. Pada suatu pabrik, penanganan bahan menyerap tenaga kerja sekitar 25% dari tenaga kerja, yang ada menggunakan ruangan sekitar 55% dari seluruh luas ruangan, dan 87% dari waktu produksi. Penanganan bahan diperkirakan menggunakan 15% sampai 70% dari total biaya produksi (Purnomo, 2004).Penanganan bahan adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan produksi. Tujuan dari penanganan bahan adalah memudahkan suatu proses produksi untuk memudahkan material berupa bahan baku atau barang jadi dari tempat asal ketempat yang dituju.Alat penanganan bahan yang digunakan dalam suatu perusahaan harus dipertimbangkan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan kapasitas yang diperlukan dalam proses produksi. PT. Pusri menggunakan alat penanganan bahan khusus yang sesuai dengan kebutuhan proses produksi dan kapasitas dari produk yang sudah diproduksi. Alat penanganan bahan yang digunakan di PT. Pusri untuk produk ammonia terbagi 2 jenis diantaranya yaitu:1. PipaPipa atau sering disebut juga vessel merupakan salah satu alat penanganan bahan yang digunakan untuk produksi ammonia. Alat ini digunakan untuk mengangkut bahan baku ammonia seperti gas alam, uap dan udara. Gas alam yang diperoleh dari PT. Pusri lepas Sungai Musi, dialirkan dengan menggunakan pipa dengan panjang mencapai 100 km berdiameter 14 inch. Pipa yang digunakan untuk mengalirkan bahan baku memiliki panjang 100 km. Untuk membedakan perusahaan membedakannya berdasarkan warna pipa. Warna pipa yang dapat dilihat pada Gambar 14. Penjelasan warna pipa adalah sebagai berikut:a. Warna ungu digunakan untuk aliran bahan gas alam.b. Warna orange digunakan untuk aliran bhan ammonia.c. Warna kuning digunakan untuk gas sintesis.d. Warna perak digunakan untuk aliran steam.e. Warna pipa cokelat digunakan untuk aliran udara.f. Warna biru digunakan untuk aliran karbon dioksida.g. Warna ungu tua digunakan untuk gas (nitrogen)

Gambar 13.Pipa

2. Tangki TroilerTangki troiler adalah sebagai tempat penampung produk ammonia yang sudah dipasarkan ke konsumen dengan menggunakan tangki troiler yang diangkut oleh truk yang telah dilengkapi dengan pengamanan untuk bahan-bahan yang beracun dan berbahaya (B3). Tangki ini memiliki kapasitas angkut 4-5 ton dengan memiliki beberapa kriteria untuk mengangkut produk ammonia yang diproduksi diantaranya menggunakan pengaman khusus seperti pengatur suhu, pengatur tekanan, pengisian ammonia dalam tangki dan alat pengosongan ammonia dalam tangki.

Gambar 14.Tangki TroilerTerdapat beberapa macam peralatan angkut penanganan bahan pada PT. Pusri diantaranya: Forklift, Truck, Conveyor, Crane, Kapal Pusri, Pallet (kayu dan plastic) dan Timbangan.1. ForkliftForklift adalah alat penanganan bahan yang menggunakan mesin dan dikendalikan oleh operator. Fungsi dari forklift yaitu menyimpan atau mengambil barang yang berat dengan volume yang besar. Penggunaan forklift pada PT. Pusri adalah untuk mengangkut besi yang digunakan untuk menggantikan bahan yang sudah layak digunakan pada pabrik tersebut. Forklif pada PT. Pusri jumlahnya ada 1 unit. Untuk mengemudikan forklift harus mempunyai Surat Izin Operasional (SIO).

Gambar 15.Forklift2. TrukTruk merupakan alat transportasi untuk mendistribusikan atau sebagai alat pengiriman dan pengangkutan material ke berbagai kota atau daerah dan sebagai pengangkutan pupuk ke atas kapal yang akan dikirim ke luar Sumatera ataupun di Sumatera. Truk yang digunakan dalam pengangkutan pupuk ke luar pulau Jawa adalah truk yang memiliki 14 roda dan memiliki panjang 4 m.

Gambar 16.Truk3. ConveyorConveyor adalah alat penenganan bahan yang berfungsi untuk memindahkan barang dari proses satu ke proses yang lainnya. PT. Pusri menggunakan jenis belt conveyor. Alat tersebut digunakan untuk memindahkan material dari tambang sampai menuju tempat storage.

Gambar 17.Conveyor4. CraneCrane adalah alat penanganan bahan yang berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan komponen yang tidak mampu dilakukan oleh pekerja. Alat ini juga dapat digunakan untuk perbaiki ganti atap yang memiliki jangkauan yang tinggi dan sebagai pengangkut motor conveyor.

Gambar 18.Crane

5. Kapal PusriKapal Pusri merupakan sebagai penunjang alat penanganan bahan yang dilakukan untuk mengangkut produk yang dikirim ke luar pulau Sumatera.

Gambar 19.Kapal Pusri6. Pallet Pallet yang digunakan pada PT. Pusri ada dua macam. Pertama pallet dari bahan kayu, yang digunakan untuk mengangkut pupuk yang sudah dikemas. Kedua, pallet dari bahan plastik, yang digunakan untuk mengangkut box yang tidak memakai backet melainkan kardus.

Gambar 20.Pallet Kayu (Kiri) dan Pallet Plastik (Kanan)

7. Timbangan Pupuk Timbangan berfungsi untuk menimbang pupuk yang sudah dikemas harus dilakukan pengukuran sesuai dengan berat yang diinginkan.

Gambar 21.Timbangan Pupuk 4.6 Kondisi Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan dimana tempat sekumpulan tenga kerja yang melaksanakan aktivitas dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kondisi lingkungan tempat kerja sangat berpengaruh pada output yang dihasilkan pekerja. Agar output yang dihasilkan optimum, maka perlu memperhatikan kondisi lingkungan yang kondusif. Suatu lingkungan dapat dikatakan kondusif apabila pekerja atau manusia yang berada dalam lingkungan tersebut merasa aman, nyaman dan sehat dalam melakukan aktivitasnya. Kondisi lingkungan dibentuk dalam berbagai macam unsur, diantaranya yaitu: kebisingan, bau-bauan, sirkulasi udara, getaran mekanis, warna dan pencahayaan (Sutalaksana, 2006).1. KebisinganTingkat kebisingan sangat menganggu pada jalannya proses produksi, dapat mengurangi konsentrasi pekerja dan menyulitkan komunikasi antara pekerja satu dengan pekerja yang lainnya. Dalam jangka panjang tingkat kebisingan akan menganggu alat pendengaran pada pekerj. Lokasi produksi pupuk mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi sehingga pekerja diwajibkan memakai Alat Pelindung Diri (APD) berupa ear plug untuk mengurangi kebisingan pada pekerja agar pekerja merasa nyaman dan tidak menganggu. 2. PeneranganPenerangan di tempat kerja sangat penting agar mudah dalam melihat objek kerja, sehingga pekerjaan yang bersifat visual dan membutuhkan ketelitian tinggi dapat dilakukan dengan mudah. Di dalam control room Ammonia 1A terdapat 14 x 2 lampu untuk penerangan dilakukan dipanel. Pencahayaan sangat berpengaruh pada kemampuan bekerja untuk melihat objek secara jelas, cepat dan tanpa menimbulkan gangguan masalah. Pencahayaan yang kurang baik dapat menimbulkan kelelahan yang cepat pada pekerja. 3. Bau-bauanBau-bauan berasal dari kebocoran gas yang bersumber pada peralatan yang digunakan pada proses produksi Ammonia. Bau Ammonia ini sangat menyengat sehingga dapat menganggu dan membahayakan karyawan dalam bekerja. Cara untuk menangani bau menyengat ini karyawan dapat menggunakan masker, tujuannya untuk melindungi pernafasan terhadap gas ditempat kerja. 4. Sirkulasi UdaraSirkulasi udara pada lingkungan kerja harus terjaga dengan baik. Udara yang kurang bersih atau kotor akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan mengurangi kenyamanan pada saat melakukan aktivitas pekerja, selain itu juga akan mempercepat proses kelelahan. Sirkulasi di area produksi PT. Pusri dilengkapi oleh beberapa fan yang berfungi untuk menarik dan mengeluarkan asap dan debu pada setiap cerobong dari dalam keluar pabrik yang diakibatkan oleh proses produksi. Area produksi PT. Pusri berada di area terbuka sehingga sirkulasi udara berputar dengan cukup baik. 5. Getaran MekanisGetaran mekanis pada PT. Pusri sering terjadi di sebabkan oleh getaran yang ditimbulkan aktivitas mesin-mesin besar. Terkadang pada saat berjalannya aktivitas produksi terjadiketidakteraturan getaran pada saat produksi berlangsung. Getaran mekanis ini dapat mempercepat timbulnya kelahan pada beberapa penyakit pada tubuh. Namun, pada bagian produksi lain getaran jarang timbul, sehingga tidak menggangu kinerja karyawan. 6. WarnaWarna tembok area pabrik adalah warna putih. Warna putih memberikan kesan bersih sehingga mempengaruhi tingkat penglihatan mata pada saat pekerja melakukan aktivitas produksi. Untuk lantai bagian produksi digunakan cat berwarna hijau dengan garis berwarna kuning sebagai pembatas tempat serta jalan dalam area produksi. Jalur berwarna hijau merupakan jalur berjalannya pallet dalam perpindahan barang.4.7 Display

Display merukan suatu bentuk atau cara mengkomunikasikan suatu keadaan terhadap manusia. Display berguna untuk memberikan informasi kepada pekerja mengenai keadaan lingkungan, keadaan mesin atau alat, dan keadaan pekerjaan. Display digunakan sebagai alat penyampaian informasi kecelakaan kerja, himbauan, maupun perintah kerja. Display harus terbuat secara jelas agar mudah dibaca dan dengan jarak jauh karyawan masih dapat melihat dengan jelas. Display yang digunakan pada PT. Pusri diarea produksi antara lain lintasan orklift, larangan untuk merokok, dan Alat Pelindung Diri (APD).

Gambar 22.Display 4.8 Ergonomi

Mekanisme pekerjaan dapat meningkatkan terjadinya kelelahan pada saat bekerja seperti terjadinya sakit pinggang, punggung, ketegangan pada leher dan sakit pergelangan tangan. Kelelahan tersebut dapat terjadi pada pekerja khususnya pada divisi ammonia. Proses produksi ammonia yang dilakukan 8 jam per shift pada setiap hari nya dapat memicu terjadinya kelelahan. Karyawan bekerja dengan cara posisi berdiri tegak dan posisi duduk. Untuk mengantisipasi hal yang dapat menghambat jalannya pekerjaan. Pihak perusahaan sudah mendesain posisi duduk sesuai dengan ukuran tenaga kerja, seperti :Tabel 8.Proses Operasi Kerja dengan Posisi DudukDimensi Permukaan KerjaUkuran

Lebar Min 61 cm (didasarkan pada jangkauan lengan optimal)

KedalamMin 40 cm (didasarkan pada jangkauan kedepan)

KetinggianKisaran 58-71 cm (didasarkan pada kisaran tinggi siku duduk)

Sumber: PT. Pusri

4.9 Identifikasi Masalah dan Solusi

4.9.1 Identifikasi Masalaha. PT. Pusri sudah memiliki tata letak yang cukup baik namun, ada beberapa ruangan yang harus dipindahkan karna tidak sesuai dengan tata letak pabriknya b. Kondisi lingkungan di area memiliki penerangan yang kurang baik, sehingga dapat menggangu penlihatan karyawan saat melakukan aktivitas.

4.9.2 Sarana. Seharusnya perusahaan harus memberikan penerangan yang semaksimalnya agar aktivitas para karyawan dapat berjalan dengan baik.b. Penanganan bahan pada PT. Pusri juga sudah sangat baik, karena terdapat beberapa penenganan bahan yang sudah disesuaikan dan dibutuhkan oleh perusahaan.

5 TINJAUAN ASPEK PERENCANAAN

5.1 Perencanaan Produksi

Perncanaan produksi berperan penting dalam meningkatkan produktivitas. Perencanaan produksi yang baik dapat mengoptimalkan pemakaian bahan baku, pemakaian mesin dan pemakaian tenaga kerja. Selain itu, perencanaaan produksi sangat diperlukan untuk mengatur anggaran atau biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Anggaran atau biaya merupakan suatu rencana kerja yang digunakan dalam periode tertentu, anggaran juga dapat menggambarkan alur bagu perusahaan dengan membuat bagan atau alur perencanaan bisnis yang dapat membantu perusahaan. Selain itu, dapat menjadi pedoman dalam menjalankan usaha dan mengendalikannya agar terhindar dari hasil negatif. PT. Pusri melihat rencana produksi sebelum kegiatan produksi dilaksanakan, hal ini dilakukan agar proses produksi berjalan dengan baik, sesuai target kuantitas dan kualitas yang diharapkan. PT. Pusri menggunakan Rencana Kerja Anggaran Produksi (RKAP) yang dikeluarkan Departemen Pertanian yang disetujui oleh PT. Pusri sendiri. RKAP ini dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan oleh perusahaan. Fungsi RKAP itu sendiri yaitu sebagai pengendali perusahaan, sebagai pedoman untuk menghindari penyimpangan, menyediakan standar untuk evaluasi kerja, menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan, dan memeperbaiki komunikasi dan koordinasi. Perncanaan produksi yang tidak teratur dengan baik akan menyebabkan kegagalan dalam pemenuhan pesanan konsumen dan kegagalan dalam mencapai keuntungan yang maksimal. Perencanaan produksi PT. Pusri ditangani oleh unit divisi tersendiri yang disebut Process Engineering.Penyusunan RKAP pada PT. Pusri didasarkan hasil alokasi dari Departemen Pertanian untuk ke distributor pupuk urea tiap kota atau kabupaten (bersubsidi) dan ke industri dan perkebunan (non-subsidi). Namun pada dasarnya alokasi terbanyak yaitu sebesar 80% untuk produk pupuk urea bersubsidi yang disalurkan untuk daerah-daerah yang sudah menjadi tanggung jawab PT. Pusri, yaitu daerah kota atau kabupaten di Sumatera dan Jawa. Penyusunan RKAP berdasarkan atas informsi bagian pemasaran PT. Pusri, setelah itu dilaporkan kepada Departemen Pertanian untuk diproses menjadi RKAP dengan mengetahui pasokan gas yang sesuai sebagai bahan baku utama yang penting untuk diproses produksi. RKAP ditetapkan dan disetujui oleh pemegang saham sebagai pedoman kerja perusahaan untuk tahun yang akan datang. Semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan produksi berpedoman ke RKAP yang sudah ditetapkan untuk setiap tahunnya. Penetapan RKAP diatir oleh Departemen Pertanian dengan mengacu kepada jumlah bahan baku yang tersedia untuk kegiatan produksi. Berikut ini adalah alur penetapan RKAP:

Gambar 23.Alur Penetapan RKAPPemasok gas(Pertamina)Alokasi DistributorsubsidiBagian ProduksiPupuk PusriBagian PemasaranPT. PusriDepartemen PertanianProses Rencana pengedalian PT. PusriLANJUTTIDAK

Setelah melalui proses diatas maka dapat tersusunlah RKAP yang akan direncanakan untuk satu tahun ke depan yang bertujuan untuk pedoman perusahaan dalam mencapai target produksi yang telah ditetapkan.RKAP merupakan acuan atau pegangan untuk memproduksi produk area bersubsidi maupun non sibsidi, yang diturunkan langsung oleh Departemen Pertanian dan disetujui oleh PT. Pusri sendiri dnan pemasok gas yaitu, pertamina.

5.2 Ketenagakerjaan5.2.1 Perencanaan Sumber Daya ManusiaPengelolaan sumber daya manusia berhubungan dengan bagaimana dengan perusahaan memberdayakan para karyawannya. Tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan)dalam rangka menciptakan dan mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Pengelolaan sumber daya manusia menyangkut perekrutan karyawan baru, melakukan pelatihan, dan penilaian pekerja.Perekrutan tenaga kerja pada PT. Pusri lebih mengutamakan pada generasi muda. Biasanya cara penyampaian informasi melalui kerjasama antar lembaga pendidikan, balai tenaga kerja dan informasi di website PT. Pusri. Tenaga kerja pada PT. Pusri merupakan tenaga kerja tetap. Sistem perekrutan dilakukan dengan cara inside source (sumber tenaga kerja dari dalam) dan outside source (sumber tenaga kerja dari luar). Proses perekrutan dilakukan oleh Bagian Personalia. Seleksi tersebut melaui persyaratan nilaiakademis, pendidikan terakhir, kesehatan dan curriculum vitae(CV). Setelah persyaratan tersebut sudah terpenuhi maka akan dilakukan tes tertulis dan interview.Pembagian jam kerja pada PT. Pupuk Sriwijaya adalah senin sampai jumat sedangkan jumlah kerja per minggu adalah 40 (empat puluh) jam. Rincian hari dan jam kerja yaitu, Senin sampai dengan Jumat adalah 07.30 s/d 16.30, sedangkan Sabtu dan Minggu libur.Pada PT. Pupuk Sriwijaya Palembang beroperasi selama 24 jam, oleh karena itu PT. Pupuk Sriwijaya Palembang dapat dibagi menjadi 4 group kerja yaitu: a. Group 1 (Shift pagi) = 07.30 s/d 15.00b. Group 2 (Shift sore) = 15.00 s/d 23.00c. Group 3 (Shift malam) = 23.00 s/d 07.30d. Group 4 (Non-shift)= pergantian untuk karyawan yang libur. PT. Pusri menerapkan istirahat jam 12.00 s/d 13.00 pada setiap hari Ssenin ampai dengan Kamis sedangkan pada hari Jumat sesuai dengan waktu berkomandan shalat azhar jam 11.30 s/d 13.00.5.2.2. Kesejahteraan KaryawanPT. Pusri memberikan fasilitas yang sangat menunjang dan memadai, hal ini dilakukan agar menambah semangat kinerja karyawan. Adapun fasilitas yang diberikan PT. Pusri adalah sebagai berikut: 1. Kantin karyawan, di PT. Pusri tersedia untuk semua staff dan karyawan selama bekerja.2. Seragam kerja, setiap karyawan diberikan seragam yang berjumlah 2 (dua) pasang pakaian yang berwarna cream dan biru, beserta topi, sepatu, tas, masker, sarung tangan dan earphone.3. Kamar kecil untuk di Departemen.4. JAMSOSTEK, bila dalam melaksanakan tugasnya terjadi kecelakaan, maka karyawan akan mendapatkan santunan dari perusahaan melalui jamsostek sesuai ketentuan yang berlaku.5. PT.Pupuk Sriwijaya Palembang memberikan berbagai macam tunjangan seperti tunjangan kerja shift (lembur), tunjangan hari raya dan tunjangan premi hadir.6. Cuti hamil, perusahaan memberikan cuti kehamilan kepada karyawan dan bagi karyawan yang sedang hamil tidak mendapatkan shift.7. Rekreasi, setiap bulan perusahaan memberikan waktu untuk family gathering masing-masing departemen secara bergantian.8. Kegiatan pertandingan dan sarana olahraga bagi seluruh karyawan.5.2.3 Sistem Penggajian Sistem pnggajian untuk karyawan adalah sebagai berikut:1. Untuk karyawan tetap, ikatan kerja dan honorer, gaji dibayar pada akhir bulan yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan.2. Untuk tenaga harian lepas, gaji diberikan setiap hari sabtu, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah jam kerjanya.

5.2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Keselamatan dan kesehatan kerja pekerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena peran karyawan sangatlah berharga untuk mencapai rencana produksi.Beberapa alat pengaman untuk keselamatan karyawan maupun keselamatan alat atau barang yang diproduksi. Alat-alat untuk menunjang keselamatan kerja antara lain: 1. Helm, helm wajib dipakai saat memasuki kawasan area industri pabrik PT. Pupuk Sriwijaya Palembang. Alat ini berfungsi sebagai melindungi kepala dari bahaya jatuhnya alat yang tak terduga saat karyawan melakukan aktivitas.2. Safety Shoes, alat ini wajib dipakai selama beraktivitas diarea kawasan industry PT. Pupuk Sriwijaya Palembang , guna untuk melindungi kaki dari timpaan barang yang jatuh yang dapat terjadi pada kecelakaan kerja sehingga jari kaki pekerja dapat terlindungi dari akibat yang fatal.3. Sarung tangan, alat ini digunakan para karyawan saat melakukan aktivitas di area pabrik, gunanya untuk melindungi tangan karyawan agar terhindar dari benda berbahaya dan cairan kimia.4. Masker, alat ini digunakan untuk melindungi hidung terhadap penciuman aroma bahan baku berupa zat kimia agar dapat melindungi pernapasan karyawan saat melakukan aktivitas.5. Earphone, alat ini digunakan untuk melindungi kebisingan bagi karyawan saat melakukan aktivtas di area pabrik agar tidak menimbulkan gangguan pendengaran bagi karyawan.6. Pelatihan keselamatan kerja dan pelatihan penanggulangan kebakaran.7. Kamera intai, yang terdapat pada bagian yang diperkirakan dapat menimbulkan sikap yang menyimpang.8. Route evakuasi,untuk memberikan informasi himbauan bila terjadi bencana.

Alat Pelindung Diri (APD) diwajibkan untuk dipakai saat memasuki wilayah pabrik adalah safety helmet, safety goggle, ear plug (sumbat telinga) dan safety shoes.Khusus untuk safety helmet tersedia beberapa warna yang memiliki arti tersendiri, diantaranya: 1. Warna merah untuk bagian keselamatan dan pemadam kebakaran.2. Warna putih untuk bagian produksi, direksi dan tamu direksi.3. Warna oranye untuk bagian ammonia.4. Warna biru untuk bagian utilitas.5. Warna hijau untuk lingkungan hidup.6. Warna kuning untuk bagian ureaKeadaan darurat adalah berubahnya suatu keadaan normal menjadi tidak normal sebagai suatu peristiwa yang tidak diduga atau tidak dikehendaki yang cenderung membahayakan bagi manusia, merusak harta benda atau merusak lingkungan sekitarnya, seperti terjadinya kebakaran gudang, bocoran gas beracun dengan skala yang luas, bencana alam dan lain-lain.Apabila terjadi keadaan darurat yang disebabkan kebakaran gudang akan ditandai dengan fire alarm. Sedangkan, apabila terjadi keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan operasional pabrik akan ditandai dengan adanya bunyi sirine yang diikuti dengan pemberitahuan melalui pagging system.Tingkat keadaan darurat yang ada di PT. Pupuk Sriwijaya Palembang ada tiga jenis, yaitu:1. Keadaan Darurat Tingkat IKeadaan darurat ini berpotensi mengancam nyawa orang yang bekerja dan peralatan atau harta benda yang secara normal dapat diatasi oleh karyawan yang ada dilokasi unit kerja dengan menggunakan prosedur kerja yang telah dipersiapkan tanpa adanya bantuan yang dikonsiyir seperti perumahan dikawasan perumahan terbakar, ruang perkantoran terbakar dan salah satu area produksi terbakar. Adapun tanda keadaan darurat untuk tingkat I dengan cara bunyi sirine naik turun dengan 2x15 detik, dengan selang waktu satu menit sebanyak 3x.2. Keadaan Darurat Tingkat IISuatu kecelakaan besar semua karyawan yang bertugas dibantu peralatan dan material yang tersedi dilokasi itu, tidak ada mampu mengendalikan keadaan darurat yang terjadi. Bantuan tambahan yang diperlukan masih berasal dari industri, pemerintah dan masyarakat sekitar meliputi keadaan listrik yang mati total, kebocoran gas yang menggandung bahan yang berbahaya dan keadaan satu gedung perusahaan. Tanda adanya keadaan darurat II ditandai dengan suara sirine naik turun dengan periode 6x15 detik selang waktu 1 menit sebanyak 3x.3. Kedaaan Darurat Tingkat IIIKeadaan darurat tingkat III dengan keadaan darurat berupa bencana dengan akibat yang sangat besar dibandingkan dengan keadaan darurat tingkat sebelumnya dan memerlukan bantuan pemerintah daerah atau koordinasi tingkat nasional seperti tangki ammonia bocor atau pecah, ledakan yang dapat menghancurkan pabrik dan kebocoran gas B3 (Bahan Berbahaya dn Racun). Tanda ada bahaya darurat tingkat III ditandai dengan bunyi sirine naik turun dengan periode tiap 15 menit. Dan keadaan aman diperusahaaan ditandai dengan nada monoyon selama 60 detik.Peraturan-peraturan yang berlaku di perusahaan sebelum seorang pekerja maupun pengunjung masuk area pabrik sebagai berikut:

1. Menggunakan alat pelindung diri seperti safety helmet, earplug dan safety shoes.2. Dilarang merokok.3. Dilarang membawa korek api.4. Dilarang memotret/mengambil foto tanpa izin khusus.5. Wajib menggunakan badge/tanda pengenal.6. Dilarang menggunakan handphone.7. Dilarang menaiki mobil bak terbuka.

Kewajiban karyawan yang bekerja di perusahaan sebagai berikut:1. Menaati semua peraturan K3 yang berlaku diperusahaan.2. Menggunakan APD sesuai dengan jenis pekerjaannya.3. Dilarang mengubah atau menyalahgunakan perlengkapan safety atau alat-alat keselamatan kerja lainnya.4. Melaporkan tindakan atau kondisi yang tidak aman kepada pihak yang berwenang, pada bagian safety.

Jika terjadi kecelakaan hal pertama yang dilakukan perusahaan adalah melakukan inspeksi mengindentifikasikan penyebab terjadinya kecelakaan dan sumber kecelakaan.

5.3 Identifikasi Masalah dan Soluai

5.3.1 Identifikasi Masalah

a. PT. Pusri kurang mengoptimalkan Rencana Kerja dan Anggaran Produksi (RKAP) yang sudah disetujui oleh Departemen Pertanian.b. Karyawan pekerja juga tidak mematuhi peraturan yang ada di area pabrik PT. Pusri.c. Adanya Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak digunakan oleh karyawan saat melakukan aktivitasnya.

5.3.2 Solusi a. PT. Pusri seharusnya dapat mengoptimalkan dan menggunakan RKAP sesuai dengan peraturan dalam undang-undang Departemen Pertanianb.PT. Pusri seharusnya lebih tegas dalam menegur karyawan agar lebih mematuhi peraturan yang ada di area pabrik PT. Pusri demi keselamatan dan kelancaran karyawan dalam melakukan aktivitasnya.

6 TINJAUAN ASPEK PENGENDALIAN

6.1 Pengendalian Bahan Baku

Pengendalian bahan baku yang terdapat pada PT. Pusri dalam memprodukasi produk ammonia diantaranya gas alam, air dan udara. Gas alam yang digunakan di PT. Pusri berasal dari beberapa sumber minyak di Palembang. Air disebut juga pelarut universal karena merupkan senyawa dan reaktif. Air diperoleh dari Sungai Musi dengan cara dipompakan di stasin pompa air. Untuk mengatasi kekurangan bahan baku air maka dibangun bak penampungan yang terletak dikawasan pabrik yang mampu menampung kebutuhan selama 10-15 hari. Kebutuhan air untuk unit utilitas membutuhkan 82,4 ton per jam, sedangkan udara sendiri dri kandungan nitrogen 79% dan oksigen 20% sisanya senyawa lainnya dalam jumlah yang kecil. Udara memiliki temperatur kritis -140,70 C dan tekanan kritis 37,2 atm. Udara ini diperoleh dari atmosfir sekitar lingkungan pabrik yang dikompresi hingga bertekanan 70 kg/cm2 . Semua bahan baku seperti gas, air dan udara dalam pembuatan ammonia dikirim kedivisi ammonia dengan menggunkan pipa. Bahan baku tersebut dikendalikan dengan mengatur tekanan dan flow laju alir serta suhunya disesuaikan dengan kebutuhan dalam memproduksi ammonia.

6.2 Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu di PT. Pusr