19
Tugas Reklantas Survei Jalan Raya Dosen : Ir. Irwan Sembiring, ST Anggota Kelompok : 1. Rudini Sirait (12!!"#$ 2. Sa%ri Dani (12!!!"$ ". Suriadi (12!!2"$ !. &ambang 'urdians a% (12!!2)$ *. Rid%o Sagala (12!!*#$ DisusunOleh

Survey Ruas Jalan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Survey ruas jalan di USU

Citation preview

Tugas ReklantasSurvei Jalan Raya

2014

Dosen : Ir. Irwan Sembiring, STAnggota Kelompok :Rudini Sirait(120404039)Sahri Dani(120404043)Suriadi(120404023)Bambang Nurdiansyah(120404026)Ridho Sagala(120404059)DisusunOleh

PendahuluanLatar BelakangMeningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama di banyak Negara. USU sebagai Universitas panutan di kota medan harus mencerminkan lalu lintas yang baik di dalam kampus dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Namun, tetap ada beberapa masalah-masalah baik kecil maupun besar yang dapat memberikan dampak buruk kepada lalu lintas didalam lingkungan kampus.Maka dari itu kami melakukan suatu survei di Ruas Jalan Raya Universitas didepan Fakultas Kedokteran agar kita mengetahui apa penyebab dari pada kurang lancarnya lalu lintas di Ruas Jalan tersebut dan dapat memberikan solusinya.Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang akan di bahas pada paper ini adalah:1. Fakor apakah yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di ruas Jalan Universitas?2. Apakah solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan di ruas Jalan Universitas ?3. Bagaimanakah kondisi; tingkat pelayanan, volume lalu lintas, dan kapasitas Jalan di ruas Jalan Universitas ?

Tujuan :Adapun tujuan dari tugas ini adalah:1. Mengetahui berbagai faktor yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di ruas Jalan Universitas.2. Menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan di ruas Jalan Universitas.3. Mengetahui kondisi; tingkat pelayanan, volume lalu lintas, dan kapasitas jalan di ruas Jalan Universitas.

Manfaat :Adapun manfaat dari penulisan tugas ini adalah:1. Mahasiswa menemukan faktor faktor yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di ruas Jalan Universitas.2. Mahasiswa dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi kemacetan di ruas Jalan Universitas.3. Mahasiswa mengetahui kondisi; tingkat pelayanan, volume lalu lintas, dan kapasitas jalan di ruas Jalan Universitas.

Batasan Masalah Batasan masalah dalam tugas ini : 1. Survei dilaksanakan selama satu minggu, yang dimulai pada pukul 08.00 09.00 WIB dan pukul 17.40 18.40 WIB (jam puncak). 2. Survei volume kendaraan dan kecepatan, jenis kendaraan yang diamati hanya mencakup pada jenis kendaraan bermotor saja. 3. Masalah faktor ekonomi tidak diperhitungkan. 4. Tidak membahas persimpangan. 5. Tidak memperhitungkan analisa fungsi dan geometri lahan parkir.

Manfaat Penelitian Sebagai referensi dan masukan untuk Dinas Perhubungan Kota Surabaya, serta pihak-pihak yang terkait baik yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan lalu lintas guna membuat pemikiran, rencana dan langkah-langkah yang baru sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat diaplikasikan dalam usaha mengurangi kemacetan terhadap kapasitas jalan yang ada

LANDASAN TEORI1 Pengertian Jalana.PeraturanPemerintah Nomor 34 Tahun2006Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.b. Clarkson H.Oglesby,1999

Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik adalah menghasilkan infrastruktur yang aman, efisien pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengguna jalan.

2 Klasifikasi Jalan Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu: klasifikasi menurut fungsi jalan, klasifkasi menurut kelas jalan, klasifikasi menurut medan jalan dan klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Bina Marga 1997).

a. Klasifikasi Jalan menurut Kelas Jalan

Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.

b. Klasifikasi Menurut Medan Jalan Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut.

c. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalanKlasifikasi menurut wewenang pembinaan terdiri dari Jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya dan Jalan Desa.1. Jalan NasionalMerupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota propinsi dan jalan strategis nasional serta jalan tol.

2. Jalan ProvinsiMerupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota dan jalan strategis provinsi.

3. Jalan KabupatenMerupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada Jalan Nasional dan Jalan Propinsi yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan4. Jalan KotaMerupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan pemukiman yang berada di dalam kota.5. Jalan DesaMerupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar pemukiman di dalam desa serta jalan lingkungan.

d. Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi JalanTerdiri dari;1. Jalan Arteri Primer Menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 km/jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 11 meter. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Pada jalan arteri primer lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal. Kendaraan angkutan barang berat dan kendaraan umum bus dapat diizinkan melalui jalan ini. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi secara efisien. Jarak antar jalan masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 500 meter. Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalu lintasnya. Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan seharusnya tidak diizinkan. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan dan lain-lain. 2. Jalan Kolektor Primer Menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal. Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana 80 km/jam dan paling rendah 40 km/jam. Lebar badan jalan kolektor primer tidak kurang dari 9 meter. Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara efisien. Jarak antar jalan masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter. Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini. Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume lalulintasnya. Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan pada jam sibuk. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas dan lampu penerangan jalan. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari jalan arteri primer.

3. Jalan Lokal Primer Menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, antarpusat kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, serta antarpusat kegiatan lingkungan. Jalan lokal primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 km/jam. Kendaraan angkutan barang dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini. Lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 7,5 meter . Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya paling rendah pada sistem primer. Jalan lokal primer yang memasuki kawasan perdesaan tidak boleh terputus.

4. Jalan Lingkungan Primer Menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan perdesaan. Jalan lingkungan primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 15 km/jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6,5 meter. Persyaratan teknis jalan lingkungan primer diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih. Jalan lingkungan primer yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3,5 meter.

3 Definisi PersimpanganPersimpangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan di daerah perkotaan biasanya memiliki persimpangan. Dimana pengemudi dapat memutuskan untuk jalan terus atau berbelok dan berpindah ke jalan lain. Persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan dimana jalan-jalan bertemu dengan lintasan kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing kaki persimpangan menggunakan ruang jalan pada persimpangan secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya.

4 Kapasitas JalanDalam pengendalian arus lalu lintas, salah satu aspek yang penting adalah kapasitas jalan serta hubungannya dengan kecepatan dan kepadatan. Kapasitas didefinisikan sebagai tingkat arus maksimum dimana kendaraan dapat diharapkan untuk melalui suatu potongan jalan pada periode waktu tertentu untuk kondisi lajur/jalan, pengendalian lalu lintas dan kondisi cuaca yang berlaku.Nilai kapasitas dihasilkan dari pengumpulan data arus lalu lintas dan data geometrik jalan yang dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Untuk jalan dua lajur dua arah penentuan kapasitas berdasarkan arus lalu lintas total, sedangkan untuk jalan dengan banyak lajur perhitungan dipisahkan secara per lajur.Persamaan untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut:C = Co x FCw x FCsp x FCcs x FcsfDimana:C: Kapasitas (smp/jam)CO: Kapasitas dasar (smp/jam)Fcw: Faktor penyesuaian lebar jalanFCsp : Faktor penyesuaian pemisah arahFCsf : Faktor penyesuaian hambatansamping dan bahu jalan.

Adapun nilai variabel-variabel yang termasuk dalam kapasitas, antara lain:

a. Faktor kapasitas dasar (Co) ditunjukkan dalam tabel berikut ini :

b. Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas (FCw) ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

c. Faktor koreksi Kapasitas Akibat Pembagian Arah (FCsp) dapat dilihat pada tabel berikut:

d. Faktor penyesuaian kapasitas akibat hambatan samping (FCSF) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

5 Kinerja Ruas JalanKinerja ruas jalan digunakan untuk mengevaluasi permasalahanm lalu lintas pada suatu jalan. Kinerja jalan digambarkan berdasarkan kondisi kestabilan jalan, waktu tempuh bagi kendaraan untuk melewati segmen jalan tersebut, tingkat kejenuhan lalu lintas pada segmen jalan dan kecepatan bebas setiap kendaraan dalam melalui segmen.Beberapa kinerja ruas jalan diterangkan sebagai berikut:

1. Nisbah Volume dan Kapasitas

2. Tingkat PelayananTingkat pelayanan merupakan indikator yang mencakup gabungan dua parameter yaitu tingkat kejenuhan dan kecepatan kendaraan dilapangan.

3. Kecepatan Perjalanan rata-rataKecepatan efektif kendaraan yang sedang dalamperjalanan antara dua tempat dan merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktukendaraan menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut.

Derajat Kejenuhan

Dimana ; DS = Derajat KejenuhanQ = Volume Lalu lintasC = Kapasitas

Kecepatan Arus BebasBesarnya kecepatan arus bebas dapat diperhitungkan dengan rumus sebagaiberikut:

Berdasarkan parameter tersebut tingkat pelayanan jalan dapat diketahui kategori pelayanan segmen jalan itu. Secara umum tingkat pelayanan dapat dibedakan sebagai berikut:a. Indeks Tingkat Pelayanan ADengan ciri ciri sebagai berikut; Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi; Kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan; Pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.

b. Indeks Tingkat Pelayanan BDengan ciri ciri sebagai berikut; Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas; Kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum memengaruhi kecepatan; Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan.

c. Tingkat pelayanan CDengan ciri ciri sebagai berikut; Arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi; Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat; Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau mendahului. d. Tingkat pelayanan DDengan ciri ciri sebagai berikut; Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus; Kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar; Pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.

e. Tingkat pelayanan EDengan ciri ciri sebagai berikut; Arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah; Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi; Pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek.

f. Tingkat pelayanan F Arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang; Kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama; Dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun sampai 0.

Pada tabel berikut ini akan ditunjukkan kategori tingkat pelayanan ruas jalan.

3.4 Kajian Literatur Penyebab kemacetan di Jalan Universitas adalah sebagai berikut :1. Kapasitas pelayanan transportasi yang ada kurang memadai, sehingga sering terjadi kemacetan pada saat jam sibuk.2. Arus pariwisata menuju objek wisata di daerah uluwatu sangat padat. Banyaknya jumlah bus pariwisata yang melintas di jalan tersebut tidak berimbang dengan lebar ruas jalan. 3. Minimnya lahan parkir pada setiap pertokoan disepanjang jalan uluwatu tersebut karena keterbatasan lahan. Sehingga banyak kendaraan yang parkir sembarangan di bahu jalan.4. Kesadaran tertib berlalu lintas yang sangat rendah, hal ini disebabkan gagalnya lembaga yang berwenang mengeluarkan surat izin mengemudi menjadikan proses perolehan izin ini sebagai media pembelajaran tertib berlalu lintas. 5. Adanya simpang tak bersinyal di dekat Kampus PNB dimana di daerah tersebutmerupakan akses keluar masuk mahasiswa PNB maupun UNUD yang pada jam pulang kuliah sering terjadi kesemrautan di simpang tersebut. 6. Adanya tanjakan terjal di dekat pintu masuk GWK yang menyebabkan kendaraan berat seperti truk pengangkut material berjalan lamban.

Metode Penelitian1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di ruas Jalan Universitas , Universitas Sumatera Utara, Medan , mulai dari arah Fakultas Kedokteran dan dari arah Fakultas Keperawatan MasyarakatSpesifikasi ruas Jalan Universitas adalah sebagai berikut :

Panjang : 246 m Lebar : 7 m Jumlah jalur dan arah : 4 jalur 2 arah (2/2-UD) Jumlah lajur tiap jalur : 2 lajur

2. Pengumpulan DataPengumpulan data-data dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut;2.1 Pengumpulan data literaturDasar dari pembuatan paper ini, kelompok kami mengumpulkan data daribeberapa literatur dan internet.2.2 Pengumpulan data primerPengumpulan data primer dilakukan dengan survey langsung ke lapangan untuk mengetahui situasi dan kondisi dilapangan yang nantinya akan di sajikan berupa gambar-gambar dan juga data perhitungan Kapasitas Jalan di Ruas Jalan Raya Universitas yang akan dijadikan data primer dalam tugas ini.Berikut gambar hasil survei yang kami lakukan di ruas Jalan Universitas:

2.3 Pengambilan Data di LapanganPengambilan data di lapangan dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan situasi dan kondisi dari waktu yang berbeda-beda sebagai perbandingan. Jalan Universitas merupakan akses jalan yang cukup padat dimana jalan ini jalan masuk dan keluar kampus universitas Sumatera Utara. Lebar jalan Universitas ini adalah 2 x 3,5 meter. Dari Hasil survei yang kami lakukan pada hari Senin, 15 Desember 2014 dan Rabu 17 Desember 2014 didapat data sebagai berikut;

Kecepatan Rata-rata RuangPanjang Ruas Kendaraan = 264 mJenis KendaraanKecepatan Rata-rata (m/s)

Jalan Masuk Jalan Keluar

Mobil14,515,3

Sepeda Motor21,322,1

Sepeda13,613,6

Becak15,81618,28

Volume Jalan Waktu padat sore hari (17.40-18.40) , Senin, 15 Desember 2014a. Jalan Menuju Ruas Jalan UniversitasWaktuSepeda MotorMobilBecakSepedaTruck

17.40-17.454021--

17.45-17.507710521

17.50-17.5567103--

17.55-18.007399--

18.00-18.0572125--

18.05-18.105432--

18.05-18.154076--

18.15-18.2063151--

18.20-18.2560121--

18.25-18.3073104--

18.30-18.3559104--

18.35-18.40523---

SMP = 292 + 103 + 16,4 + 0 + 1,3 = 412,7 smp/5 menitb. Jalan Keluar Ruas Jalan UniversitasWaktuSepeda MotorMobilBecakSepedaTruck

17.40-17.45301021-

17.45-17.50707521

17.50-17.5580126--

17.55-18.006084-1

18.00-18.0510110---

18.05-18.1072102--

18.05-18.15142423--

18.15-18.208372--

18.20-18.257065--

18.25-18.306086--

18.30-18.3527104--

18.35-18.4022102--

SMP = 326,8 + 140 + 16,4 + 0 + 2,6 = 485,8 smp/5 menitSMP total = 412,7 + 48,8 = 898,5 smp/5 menit

Waktu padat pagi hari (08.00-09.00) , Rabu, 17 Desember 2014c. Jalan Menuju Ruas Jalan UniversitasWaktuSepeda MotorMobilBecakSepedaTruck

08.00-08.05301461-

08.05-08.106028522

08.10-08.1553367--

08.15-08.209846106-

08.20-08.2573378--

08.20-08.30653892-

08.30-08.3545204--

08.35-08.4023102--

08.40-08.45302522-

08.45-08.5020205--

08.50-08.55413864-

08.55-09.00101973-

SMP = 326,8 + 140 + 16,4 + 0 + 2,6 = 521,8 smp/5 menit

d. Jalan Keluar Ruas Jalan UniversitasWaktuSepeda MotorMobilBecakSepedaTruck

08.00-08.05281--

08.05-08.104102--

08.10-08.1510123--

08.15-08.2025204--

08.20-08.25306---

08.20-08.301555--

08.30-08.352112---

08.35-08.402016---

08.40-08.453015---

08.45-08.501042--

08.50-08.552133--

08.55-09.003021--

SMP = 87,2 + 113 +8,4 + 0 + 0 = 208,6 smp/5 menit

SMP total = 789,8 smp/5menitSMP Rata-Rata = (898,5+789,8)/2 = 844,15 smp/5menit

Perhitungan Kapasitas Jalan UniversitasC = Co x FCw x FCsp x FcsfDimana :C : Kapasitas (smp/jam)CO: Kapasitas dasar (smp/jam)Fcw: Faktor penyesuaian lebar jalanFCsp : Faktor penyesuaian pemisah arahFCsf : Faktor penyesuaian hambatansamping dan bahu jalanDari Data didapatkan nilai kendaraan dalam smp yaitu;Nilai emp :LV = 1HV = 1,3MC = 0,4UM = Diabaikan dalam perhitungan

Waktu padat sore hari (17.40-18.40) , Senin, 15 Desember 2014Tipe KendaraanJumlah KendaraanSMP / Jam

Kendaraan Berat(HV)33,9

Kendaraan Ringan(LV)243243

Sepeda Motor(MC)1629651,6

Tak Bermotor(UM)5-

Waktu padat pagi hari (08.00-09.00) , Rabu, 17 Desember 2014Tipe KendaraanJumlah KendaraanSMP / Jam

Kendaraan Berat(HV)22,6

Kendaraan Ringan(LV)444444

Sepeda Motor(MC)858343,2

Tak Bermotor(UM)20-

Perhitungan Data Kapasitas Jalan C = Co x FCw x FCsp x FCsfC = 2900 x 1x 0,97 x 0,92C = 2587,96 smp/jamDerajat Kejenuhan

DS = 844,15 / 2587,96DS = 0,33Sesuai karakteristik data Derajat Kejenuhan di atas, dapat di simpulkan bahwa jalan raya Universitas pintu 1 berada di Tingkat Pelayanan Jalan C.KESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanAdapun kesimpulan dari survei ini adalah;1. Ketidaklancaran yang terjadi di ruas jalan Raya Universitas hanya terjadi pada jam-jam tertentu seperti; jam pergi kuliah dan jam pulang kuliah.2. Dari penelitian yang kami lakukan dapat di simpulkan bahwa jalan raya Universitas berada di Tingkat Pelayanan Jalan C dengan derajat kejenuhan sebesar 0,33.Volume Jalan Raya Universitas yang didapat sebesar Smp total = 844,15 smp/5 menit

4.2 SaranAdapun saran untuk mengatasi ketidaklancaran yang terjadi di ruas jalan Universitas yaitu:1. Menyediakan lahan parkir bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran, supaya mobil parkir yang memenuhi pinggiran jalan Universitas dapat berkurang atau tidak ada sama sekali2. Perlunya jasa dari aparat kepolisian atau Dinas Perhubungan guna mengatur lalu lintas di dekat simpang pintu 1 agar tidak ada lagi angkutan umum yang menaik turunkan penumpang di depan pintu 1.3. Kesadaran mahasiswa tentang berlalu lintas dan patuh terhadap peraturan perlu ditingkatkan dengan mengadakan seminar atau kuliah umum tentang lalu lintas.

DAFTAR PUSTAKA Sukirman, Silvia (2004), Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta. http://www.kampus-sipil.com/2013/06/contoh-makalah-sistem-transportasi.html Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota (1999), Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Lalu Lintas di Wilayah Perkotaan, Jakarta.

Sukirman, Silvia (2004), Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Bandung.

Tamin, Ofyar (2008), Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Institut Teknologi Bandung.