17
Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 35 Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra: Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51 SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE-19 DI SUMATRA: INSPIRASI SENI MOTIF DAN RAGAM HIAS PERSURATAN PENTING DI MASA KINI Deni Sutrisna* Abstrak. Iluminasi merupakan istilah khusus dalam ilmu pernaskahan untuk menyebut gambar dalam naskah atau gambar dalam persuratan. Kajian dengan metode pendekatan penelitian kualitatif dan penalaran induktif ini menghasilkan informasi bahwa pada dasarnya iluminasi persuratan Melayu di Sumatera pada abad ke-18 dan ke- 19 Masehi memiliki persamaan. Aspek yang sama adalah adanya unsur yang berulang-ulang yang memperlihatkan kekhasan struktur surat. Iluminasi sebagai penghias surat diletakkan di bagian sisi-sisi surat, sedangkan teks surat sebagai inti pesan diletakkan pada bagian tengah halaman muka. Iluminasi memiliki dua bingkai, yaitu bingkai pembatas bidang dalam dan bingkai teks. Bingkai dibuat dengan dua garis ganda yang di dalamnya dihias dengan berbagai motif. Selain makna estetika, persuratan Melayu mengandung nilai-nilai spiritual pengaruh agama Islam. Motif dan ragam hiasan persuratan Melayu yang sarat kreasi itu juga telah menginspirasi bentuk-bentuk iluminasi persuratan penting masa kini. Kata kunci: ragam hiasan, motif, jenis huruf, warna, makna, stempel, Islam, ketrampilan menulis, penguasa Artikel selesai disunting pada 28 Maret 2012 Artikel masuk pada 27 Desember 2011 Balai Arkeologi Medan, Jalan Seroja Raya, Gang Arkeologi, Medan Tuntungan, Medan 20134 Telepon: +62 61 8224363, 8224365 Abstract. Illumination is a special term in manuscriptology to refer to the images in manuscripts or letters. The study used qualitative research method with inductive reasoning and obtained information that generally, the illumination applied on the 18 th and 19 th century Malay letter are similar. The similarity lies in the repetitive elements showing the particular structure of the letter. The illumination is depicted on the sides of the letter as an ornament, while the letter text as the essence of the message is written on the centre of the front page of the letter. The illumination has two frames, which are the field delimiter and text frames. The frame consists of two double lines in which are decorated with various motifs. Besides its aesthetic meaning, the Malay letter contains spiritual values of Islamic influence. The laden creativity of motifs and ornaments on Malay letter has also inspired the creation of forms of illumination in today’s imperative letter. Keywords: ornaments, motifs, font, color, meaning, stamps, Islam, writing skills, authority * Penulis adalah Peneliti Muda pada Balai Arkeologi Medan, email: [email protected]

SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 35

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE-19 DISUMATRA: INSPIRASI SENI MOTIF DAN RAGAM HIAS PERSURATAN

PENTING DI MASA KINI

Deni Sutrisna*

Abstrak. Iluminasi merupakan istilah khusus dalam ilmu pernaskahan untuk menyebut gambar dalam naskah atau

gambar dalam persuratan. Kajian dengan metode pendekatan penelitian kualitatif dan penalaran induktif ini

menghasilkan informasi bahwa pada dasarnya iluminasi persuratan Melayu di Sumatera pada abad ke-18 dan ke-

19 Masehi memiliki persamaan. Aspek yang sama adalah adanya unsur yang berulang-ulang yang memperlihatkan

kekhasan struktur surat. Iluminasi sebagai penghias surat diletakkan di bagian sisi-sisi surat, sedangkan teks surat

sebagai inti pesan diletakkan pada bagian tengah halaman muka. Iluminasi memiliki dua bingkai, yaitu bingkai

pembatas bidang dalam dan bingkai teks. Bingkai dibuat dengan dua garis ganda yang di dalamnya dihias dengan

berbagai motif. Selain makna estetika, persuratan Melayu mengandung nilai-nilai spiritual pengaruh agama Islam.

Motif dan ragam hiasan persuratan Melayu yang sarat kreasi itu juga telah menginspirasi bentuk-bentuk iluminasi

persuratan penting masa kini.

Kata kunci: ragam hiasan, motif, jenis huruf, warna, makna, stempel, Islam, ketrampilan menulis, penguasa

Artikel selesai disunting pada 28 Maret 2012Artikel masuk pada 27 Desember 2011

Balai Arkeologi Medan, Jalan Seroja Raya, Gang Arkeologi, Medan Tuntungan, Medan 20134Telepon: +62 61 8224363, 8224365

Abstract. Illumination is a special term in manuscriptology to refer to the images in manuscripts or letters. The

study used qualitative research method with inductive reasoning and obtained information that generally, the

illumination applied on the 18th and 19th century Malay letter are similar. The similarity lies in the repetitive elements

showing the particular structure of the letter. The illumination is depicted on the sides of the letter as an ornament,

while the letter text as the essence of the message is written on the centre of the front page of the letter. The

illumination has two frames, which are the field delimiter and text frames. The frame consists of two double lines

in which are decorated with various motifs. Besides its aesthetic meaning, the Malay letter contains spiritual values

of Islamic influence. The laden creativity of motifs and ornaments on Malay letter has also inspired the creation of

forms of illumination in today’s imperative letter.

Keywords: ornaments, motifs, font, color, meaning, stamps, Islam, writing skills, authority

* Penulis adalah Peneliti Muda pada Balai Arkeologi Medan, email: [email protected]

Page 2: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin36

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Selanjutnya penelit ian tentangnaskah bergambar di Nusantara pernahdilakukan oleh Coster-Wijsman dalam artikelsingkatnya berjudul I llustraties bij hetJavaanse Verhaal Pandjio Djajakusuma(1952). Dalam tulisannya tersebutmenyinggung sedikit tentang adanya ilustrasi,tetapi penjelasannya kemudian lebihditekankan pada alur dan versi cerita. Padatahun 1996, T.E. Behrend mendeskripsikanbeberapa ilustrasi wayang yang ditemukandalam naskah-naskah Jawa. Karangannyayang berjudul Textual Gateways: The JavaneseManuscript Tradition diterbitkan dalam bukuberjudul Illuminations (1996). Iluminasi dalamnaskah Jawa selanjutnya dikaji lebih lanjutoleh Behrend dalam satu artikel yang terbit

I luminasi adalah istilah khususdalam ilmu pernaskahan (kodikologi) untukmenyebut gambar dalam naskah. Istilah itu

pada awalnya digunakan sehubungan denganpenyepuhan emas pada beberapa halamannaskah untuk memperoleh keindahan. Padaperkembangannya, iluminasi yang semulamengacu pada gambar yang membingkaiteks sebagai gambar muka (frontispiece), tidak

lagi sekedar hiasan tetapi menjadi meluasmaknanya karena juga berkaitan dengan teks(Folsom 1990, 40 dalam Mu’jizah 2009, 11).

Iluminasi banyak ditemukan dalam naskah diNusantara. Naskah yang beriluminasi dalambentuk surat pernah didaftar dalam dua buku,

yakni Golden Letters: Writing Traditions ofIndonesia (Surat Emas: Budaya Tulis di

Indonesia oleh Gallop dan Arps, 1991) danThe Legacy of the Malay Letter (WarisanWarkah Melayu oleh Gallop 1994). Kedua

terbitan tersebut menginventarisasi surat-surat

raja pada masa lalu.

pada tahun 2005, dan oleh Ratna Saktimulyayang ditulis dalam sebuah tesis di UniversitasGadjah Mada tahun 2007. Kehadiran bukuIlluminations merupakan sumber berhargauntuk melihat kekayaan naskah-naskahberiluminasi di Nusantara (Kumar danMcGlynn 1996).

Surat beriluminasi telah menjadikhasanah berharga yang disimpan padamuseum-museum di Nusantara. Di antara

surat tersebut adalah surat beriluminasibertuliskan huruf Arab dan berbahasa Melayudi Sumatera. Surat yang dapat dikatakanterindah, ditulis oleh Sultan Iskandar Muda

dari Kerajaan Aceh (1607-1636) kepada RajaJames I di Inggris. Surat tersebut ditulis pada

tahun 1615, panjang surat hampir 1 m,bermotifkan ragam hias bunga popi (poppy)atau madat (papaver) yang ditaburi emas

(Gallop dan Arps 1991, 35 - 50). Surat lainnyaadalah surat Raja Ali Haji dari Pulau

Penyengat, Kepulauan Riau yang ditulis padatahun 1849. Hiasan surat beragam denganmotif dua buket (kuntum) bunga bunga mawar

(rosa), bunga matahari (heliantius), dan bungakrisan (chrysanthemun indicum). Hiasanlainnya berupa tebaran bunga kenanga

(shrub) dan rangkaian swastika. Surat ituditujukan kepada Gubernur Jenderal Belandadi Batavia.

Surat-surat beriluminasi, khususnyayang berada di dataran Sumatera di abad ke-18 dan ke-19 Masehi kaya dengan motif ragam

hias. Biasanya didominasi oleh motif bungaselain motif sulur daun, swastika, lebahbergantung, geometris, dan sebagainya. Motifyang mengisi bagian bingkai persuratantersebut tanpa kita sadari masihdipertahankan pada bentuk persuratanpenting di masa kini walaupun lebih banyak

A. Pendahuluan1. Latar Belakang

Page 3: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 37

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Iluminasi di masa lalu muncul bukanhanya sebagai pelengkap atau bingkai yangmenjadi bagian dari pertulisan suatu surat.Motif dan bentuk ragam hias yang adamemiliki arti dan nilai seni yang cukup tinggi.Hal ini karena maksud dan isi surat ditujukanbagi para “penguasa” baik pribumi maupunEropa. Secara psikologis keberadaaniluminasi dapat menggugah siapa saja yangditujukan pada surat tersebut. Hanya sajaapakah isi dan bentukan huruf dalam suratmemang dibuat oleh orang yang sama dalampembuatan iluminasi masih menjadi kajianpenelitian yang menarik. Demikian punkemungkinan untuk penelusuran mengenaisiapa dan bagaimana proses pembuataniluminasi juga menjadi permasalahan yangmenarik. Untuk menjawab permasalahantersebut, penulis belum sampai ke sana.Penulis dalam kajian ini hanya membahastentang bentuk, motif, dan makna dari ragamhias dalam iluminasi serta bentuk-bentuk apasaja yang menjadi inspirasi pemakaian yang

yang berbentuk geometris. Ijasah, sertifikat,dan piagam penghargaan, iluminasi biasanya

menjadi satu kesatuan dengan teks yangkerap dijumpai. Bedanya kalau dulu masihdikerjakan dengan keterampilan tanganmanusia kini lebih banyak mengandalkanmesin percetakan. Melihat kekhususan fungsi

penempatan iluminasi pada surat tersebutsetidaknya telah memberikan gambaranbahwa ketrampilan karya iluminasi di masalalu telah menginspirasi bagi terciptanya karyasejenis di masa kini. Hanya saja di masa kini

terkesan iluminasi sekedar penghias saja,

beda dengan iluminasi masa lalu yang saratmakna dan motih hias yang banyak diambil

dari hasil transfigurasi huruf kitab suci Alqur’an.

sama atau yang telah berkembang dalampersuratan khusus di masa kini.

Tujuan penelitian tentang iluminasipada beberapa surat Melayu abad ke-18 danke-19 Masehi di Sumatra ini adalah untukmengetahui bentuk, motif, dan makna ragamhias pada persuratan tersebut, danpengaruhnya pada bentuk-bentuk ragam hiaspersuratan penting di masa kini.

Pernaskahan Melayu kaya denganiluminasi sebab dalam surat Melayuberiluminasi tercantum waktu dan tempatpenulisan, bahkan kadang-kadang penulissurat. Motif-motif pada iluminasi dapat men-jadi ciri khas suatu daerah pada masa tertentu.Hal itu dapat membantu dalam penentuanwaktu penulisan naskah-naskah prosa atausyair beriluminasi yang anonim. Jikadiperhatikan motif ragam hias melayu yangdihasilkan oleh orang Melayu masa lampaubaik pada kayu, metal,batu, kain maupunkertas, maka kreasi mereka sebenarnyamengekspresikan perasaan mereka dalamsetiap aspek karya seni itu (Sinar 1993,1).Karena orang Melayu pada umumnya tinggaldi pesisir pantai t imur Sumatera yangmerupakan lalu lintas utama dari barat ketimur sejak dulu, maka selain motif ragam hiasMelayu juga karya mereka mendapatpengaruh dari berbagai bangsa.

Adapun tentang iluminasi dalampersuratan penting dilakukan penelitiankarena jika iluminasi yang mendukung teksdiabaikan dapat menyebabkan pemahamanterhadap teks tidak utuh; iluminasi dan teksadalah satu kesatuan. Melalui iluminasi dapatjuga diungkap cara pembuatan naskah pada

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan Penelitian

4. Kerangka Teori

Page 4: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin38

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Kerangka teori di atas menjadi idebagi penulis untuk mengkaji ragam hiaspersuratan Melayu beriluminasi yang dipakaisebagai media komunikasi dalam rangkadiplomasi antara para penguasa Nusantara,khususnya yang berasal dari Sumatra danpemerintah Hindia Belanda atau sebaliknyapada abad ke-18 dan ke-19.

Untuk menjawab permasalahan,maka metode pendekatan penelitian kualitatifdengan alur penalaran induktif (dari umumke khusus) diterapkan dalam penulisan kaliini. Data diperoleh melalui penelusurankepustakaan dan pengunduhan melaluisumber internet.

masa lalu, seperti bahan yang digunakan,proses pembuatan, alat-alat yang dipakai,nama penulis, waktu penulisan, dan tempatpenulisan dalam kerangka melihat sejarahsebuah teks (Mu’jizah 2009, 13). Dari segikandungan isi persuratan, selain seputarhubungan korespondensi antarorang/pemerintahan terkadang menyimpan ajaranagama, tentang perdagangan, hukum, dansebagainya.

Berikut adalah motif dan ragam hiasbeberapa persuratan Melayu di Sumatra padaabad ke-18 dan ke-19 Masehi, yaitu (Mu’jizah2009, 36-46):

Surat ini dikirim oleh Sultan AlauddinMansur Syah Johan kepada Ang Piu Cik Putih,tanggal 30 Muharram 1286 H (12 Mei 1869).Ukuran kertas surat 42 x 28,5 cm, terdiri atas26 baris, kertas licin dan halus denganmenggunakan tinta warna hitam. Keadaannaskah sudah rusak, sobek di bagian atas dan

bawah, sehingga bagian teks tidak terbaca.Stempel terletak di tengah sisi atas, berbentuklingkaran dan berwarna hitam. Di dalamnyaterdapat delapan nama, bentuk pertulisandalam huruf Arab dan Bahasa Melayu.Tulisannya sebagai berikut: Paduka SeriSultan Alaudin Mansur Syah Johan berdaulatzill Allah fi al-‘alam // Sultan Johar al-Alam Syah/ Sultan Muhammad Syah / Sultan MahmudSyah / Sultan Ahmad Syah / Sultan MuhammadSyah Sultan Mahmud al-Mukkamal / SultanSayid al-Mukkamal (Gallop 2002, 39). Kepalasurat tertulis dengan baku dalam sebuah kotakpersegi panjang yang terletak di sudut kananatas bingkai surat dan dihiasi dengan motifyang sama dengan bingkai.

Surat ini berisi pemberitahuanbahwa saudagar Tionghoa bernama AungPiu diberi gelar Panglima Setia Bakti dandiperbolehkan berdagang di wilayah barat dantimur. Di samping itu, juga dijamin keamanandan keselamatan transportasi kapal-kapalniaganya dari pihak kerajaan (gambar 1).

Sementara itu, iluminasinnya berupahiasan tiga sisi, namun belum selesaidikerjakan karena sisi atas masih kosong,hanya garis gandanya saja yang belum dihiasi.Hiasan pada sisi kanan dan kiri adalah garisganda yang bagian tengahnya dihiasi dengansulur bunga dan kuncup yang menyerupaikuncup bunga mawar. Pada bagian bawahtidak ada hiasan, sementara di bagian atasterdapat hiasan yang belum jadi.

Surat dikirim oleh Yang DipertuanMuda Raja Ali Haji sebagai wakil SultanMahmud al-Muzaffar Syah kepada GJ JanJacob Rochussen, tanggal 15 Syaban 1265H (6 Juli 1849). Ukuran kertas surat 43 x 33

cm, 22 baris. Kertas agak tebal, kaku, dan licin,seperti perkamen. Tulisan menggunakan tinta

5 Metode Penelitian

B. Motif dan Ragam Hias

1. Aceh 2. Riau

Page 5: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 39

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

hitam, keadaan naskah relatif masih baik,lengkap, hanya saja beberapa bagian sisi

kertas sedikit sobek. Stempel terletak dibagian tengah sisi kanan, sejajar dengan awalteks tercap menggunakan jelaga lampuberwarna hitam. Bentuknya berupa bungaberkelopak, tulisan di dalamnya sebagai

berikut: al-wathiq bi-Rabb al-arsh Raja Mudaibn al-marhum Yang Di-pertuan Muda RajaJafar sanat 1261 // RADJA ALIE ONDER-KONING van -Koning van Riouw. Kepala suratberada di tengah sisi atas dengan tulisan tidak

berbentuk kaligrafi dalam sebuah lingkaran

matahari yang bagian luarnya dihiasipancaran cahaya dengan tinta emas.

Surat tersebut berisi ucapan rasa

duka Raja Ali atas meninggalnya Raja WillemII dan ucapan selamat atas diangkatnya Raja

Willem III (gambar 2).

Adapun iluminasi terdapat di tiga sisi,yaitu kanan, atas, dan kiri. Bingkai yang

menjadi pembatas bidang terdapat di sisi kiriyang juga sekaligus menjadi bingkai teks.

Iluminasi sangat unik dan beragam. Bingkaipada sisi kiri berupa garis ganda yang didalamnya terdapat motif sulur daun dan bunga

matahari yang sangat halus dari emas denganlatar belakang hitam. Motif yang sama juga

terdapat pada bingkai atas teks pembatas isisurat.

Hiasan di sisi atas berupa tebaranbunga kenanga berwarna keemasan dan dikeempat sudutnya terdapat untaian daun

pakis warna hijau, biru, merah muda, dan dibeberapa bagian terdapat bunga matahari.Hiasan di atas teks berbentuk kubah yang

dibuat dengan lima buah garis lengkung.Garis ini dibuat dengan tinta emas dan bagiandalamnya berlatar hitam dan diberi bintik-bintik putih. Dalam kubah itu terdapat sebuah

buket (karangan bunga) bunga yang berisibunga krisan merah, bunga matahari kuning,

bunga-bunga kecil berwarna-warni, dan sulurdaun berwarna biru. Pembatas teks dan sisikanan berupa garis berwarna keemasan.

Pada sisi kanan terdapat tiga hiasan,yaitu bagian atas serangkaian swastika

berwarna keemasan disertai mawar berwarnamerah dan melati berwarna biru. Pada bagiantengah terdapat cap yang di keempat sudutnyaterdapat motif pinggir berupa bunga teratai

berwarna keemasan dengan daun berwarnahijau dan biru; dan di bagian bawah terdapathiasan sebuah buket bunga dalam vas

berwarna keemasan. Di atas vas terdapatbunga krisan berwarna merah besar dan

bunga-bunga kecil aneka warna, merah,kuning, hijau, dan merah muda. Sementaraitu, di bagian sisi bawah hanya dibatasi dengan

garis ganda berwarna keemasan.

Surat dikirim oleh Sultan Mahmud al-

Muzaffar Syah kepada GJ Jan Jacob vanRochussen, tanggal 6 Syaban 1265 H (27 Juni1849). Ukuran kertas 52 x 42 cm, terdiri dari

22 baris, dan penulisan teks menggunakanpanduan berupa garis-garis tinta. Keadaan

naskah masih baik; bagian belakang sudahditempeli dengan kertas lain untukmemperkuatnya. Stempel terletak di tengahsisi kanan, sejajar dengan awal teks, tercapmemakai jelaga lampu berwarna hitam,

berbentuk lingkaran yang pinggirnya berisisederetan kuncup bunga. Tulisan didalamnya sebagai berikut: al-wãthiq billãhRab al-‘arsh al-ghauthãh al-Sultan MahmudMuzafar Syah ibn al-Sultan Muhammad Syah

sanat 1251 (1835/36) (Gallop 2002, 2.246,#307). Kepala surat berada di tengah sisi atas,

3. Lingga

Page 6: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin40

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Gambar 1. Surat Sultan Alauddin Mansur Syah Johan dari Aceh

Page 7: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 41

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Gambar 2. Surat Yang Dipertuan Muda Raja Ali Haji dari Riau

jauh di atas teks surat. Isi surat adalah ucapanrasa duka cita atas meninggalnya Raja Willem

II dan ucapan selamat atas diangkatnya RajaWillem III (gambar 3).

Iluminasi terdapat di semua sisi danseluruhnya berwarna keemasan. Bingkaipembatas bidang dalam dihiasi dengan motifpinggir yang sangat rapi berupa lebah

bingkai pembatas bidang dalam

hiasan sisi kanan

hiasan sisi atas

hiasan di atas teks

bingkai pembatas teks

teks

hiasan sisi kiri

Page 8: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin42

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Gambar 3. Surat Sultan Mahmud al-Muzaffar dari Lingga

bergantung yang dibentuk dari daun pakis.Bingkai berupa garis ganda emas yang di

dalamnya terdapat deretan motif daun danbunga. Keempat sisi dihiasi dengan tebarantangkai-tangkai emas bunga tanjung kecil. Diatas teks, terdapat hiasan yang dibentukmenyerupai kubah dengan tiga buah garis

lengkung. Pada tiap lengkungan diberi

kerucut. Di atas kerucut bagian tengah beradakepala surat.

4. Palembang

Surat dikirim oleh Ratu HusainDiyauddin kepada GJ A.G.P. Baron van derCapellen, tanggal 20 Rabiulawal 1234 H (17

Januari 1819). Ukuran kertas 55,5 x 42,2 cm,

hiasan sisi atas

hiasan di atas teks

bingkai pembatas bidang dalam

bingkai pembatas teks

hiasan sisi kanan

teks

hiasan sisi kiri

hiasan sisi bawah

Page 9: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 43

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Gambar 4. Surat Ratu Husain Diyauddin dari Palembang

terdiri atas 35 baris ditulis denganmenggunakan tinta berwarna hitam. Keadaannaskah relatif masih baik, namun beberapabagian sudah rusak terutama di tempat lipatan

(gambar 4). Stempel terletak di bagian atassisi kanan, sejajar dengan awal teks, berbentuksegi delapan. Stempel tersebut tercap denganjelaga lampu berwarna hitam. Teks di

Page 10: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin44

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Di sisi atas teks, terdapat untaianmotif daun pakis berwarna keemasan yangdibentuk menyerupai segi tiga. Tepat di bagiantengah segi tiga itu terdapat motif pucukrebung yang di atasnya ditulis kepala suratdengan kaligrafi yang dibentuk menyerupaihati. Seluruh hiasan dibuat dengan tinta emas.

Dari uraian dan foto-foto surattersebut, pada dasarnya semua surat memilikipersamaan, unsur-unsur yang berulang yang

memperlihatkan struktur surat. Iluminasisebagai penghias surat diletakan di bagiansisi-sisi surat, sedangkan teks surat sebagai

Iluminasi terdapat di tiga sisi: kanan,atas, dan bawah. Hiasan tidak diberikan padabingkai pembatas bidang dalam, tetapi hanyaada pada bingkai teks, yakni dengan garisganda berwarna keemasan yang di dalamnyadiberi tinta emas. Sisi kanan, atas, dan kiridihiasi dengan tebaran daun kecil danlingkaran berwarna keemasan. Di sisi kananada 4 baris vertikal, di sisi atas ada 6 barishorisontal, di sisi kiri terdiri atas 2 baris vertikal,dan di sisi bawah hanya berisi 1 barishorisontal.

dalamnya sebagai berikut: Alamat ini SeriPaduka Ratu Susuhunan Husain Diauddin fi

balad Palembang dãr al-salãm (Gallop2002:2.215,#685). Kepala surat berada ditengah sisi atas, berupa kaligrafi dalam sebuahbingkai emas berbentuk daun teratai. Suratini berisi pernyataan bahwa Sultan sudah

menerima surat persahabatan (berbentukgulungan) dan mengabarkan bahwa anaknya

sakit. Juga dinyatakan bahwa Sultan sudah

menetapkan beberapa peraturan bersama

dengan Komisaris Belanda.

C. Pembahasan

1. Analisis Motif dan Ragam Hias

pusat diletakan pada bagian tengah halamanmuka surat. Iluminasi memiliki dua bingkai,

yaitu bingkai pembatas bidang dalam danbingkai teks. Bingkai dibuat dengan dua garisganda yang di dalamnya dihias denganberbagai motif. Akimushkin dan Anato (1979)membagi iluminasi naskah-naskah Asia

Tengah dalam tiga jenis, yaitu unwan, sarlauh,dan samsah. Iluminasi yang ditemukan diNusantara hanya sarlauh, yaitu hiasan padasemua bingkai atau sisi halaman. Selain itu,ada tiga jenis lain yang ditemukan dalam

surat-surat di Nusantara, yaitu gaya tebaran,

empat sisi, dan tiga sisi (Mu’jizah 2009, 149).

Pada iluminasi bergaya tebaran,hiasan terdapat pada seluruh halaman muka

surat termasuk tempat teks. Dalam gayaempat sisi, hiasan terdapat pada keempat sisi

halaman surat. Pada surat yang berasal dariLingga (Provinsi Kepulauan Riau) terdapatiluminasi jenis empat sisi, di mana hiasan

berupa lebah bergantung, bunga tanjung kecil,motif daun, dan bunga berwarna emas

ditempatkan pada keempat sisi teks surat.Dasar struktur iluminasi dalam jenis ini terbagidalam 8 bagian, yaitu bingkai pembatas

bidang dalam, hiasan sisi kanan, hiasan sisiatas, hiasan di atas teks, hiasan sisi kiri, hiasansisi bawah, bingkai pembatas teks, dan teks

(lihat teks dari Lingga).

Struktur hiasan tiga sisi padadasarnya sama dengan gaya empat sisi, hanyaasa pada hiasan ini tidak terdapat gambarpada sisi bawah. Dasar struktur iluminasi jenisini terbagi dalam 7 bagian, yaitu bingkai

pembatas dalam, hiasan sisi kanan, hiasansisi atas, hiasan di atas teks, hiasan sisi kiri,bingkai pembatas teks, dan teks (lihat teks dariRiau).

Page 11: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 45

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Dilihat dari segi visual, aspekkeragaman tampak dari bentuk, gaya ungkapgambar yang diekspresikan oleh masing-masing daerah di Sumatra, surat-surat Melayumemperlihatkan keragaman daerah, asaltempat surat itu dibuat. Informasi mengenaiasal surat biasanya dapat diketahui padabagian akhir surat. Perkembangan ini terjadihampir pada setiap etnis Nusantara, latarbelakang budaya setempat menyebabkanmasing-masing naskah memiliki keunikan,baik dari segi penampilan maupun reka rupadan reka bentuknya.

Semua surat tertulis dalam BahasaMelayu bertuliskan huruf Arab yang dibuatdengan mengikuti unsur kaligrafi, terutama

dalam kalimat berbahasa Arab yang tertulissebagai kepala surat. Surat dialamatkan

kepada atau ditulis oleh Gubernur JenderalHindia Belanda; gelarnya disingkat sebagaiGJ.

Keindahan ornamen yang terdapatpada surat beriluminasi merupakan hasil karyadari juru tulis kerajaan atau kesultanan.Seorang sejarawan seni Barat menjelaskanornamentasi sebagai “komponen hasil seni

yang ditambahkan atau dimasukkan kedalamnya, guna maksud-maksud hiasan…

Ornamentasi adalah motif-motif dan tema-tema yang dipakai pada benda-benda seni,bangunan-bangunan, naskah atau persuratanatau permukaan apa saja tetapi tidak memiliki

manfaat struktural dan guna pakai…Semuapengerjaan itu hanya dipakai untuk hiasan”(Grottaneli 1965).

Dalam seni Islam, termasukpersuratan Melayu, ragam hias yang menyertaiisi surat bukan hanya sekedar tambahan padapermukaan saja kepada pertulisan yang telahselesai, ragam hias juga bukan cuma saranamemuaskan selera orang-orang yang

mencari kesenangan. Berdasarkan bentuknyaselain fungsi estetika, perpaduan tulisan danornamen yang terdapat pada surat Melayuberiluminasi memiliki fungsi khusus yangpenting sebagai berikut:

Pola-pola keindahan yang didapatipada iluminasi surat merupakan kongkretisasi

upaya estetika oleh si pencipta karya tersebutyang bermaksud membawa kepada setiappembacanya kepada kesadaran trensendensiIlahi. Selain persuratan, hal ini juga berlaku

pada karya seni Islam lainnya seperti masjid,penginapan, madrasah, rumah pribadi, yang

juga diberi hiasan dengan pola-pola infinit.Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa seniIslam (karena budaya Melayu kental dengan

budaya Islam) itu meliputi semua jenis bendayang indah dan diperindah, tanpa

mempedulikan benda-benda itu akan dipakaisebagai apa.

a. Mengingatkan pada Tauhid

Transfigurasi merupakan perubahandalam bentuk atau penampakan suatu bendatetapi bukan dalam substansinya.Transfigurasi juga menyiratkan bahwaperubahan bukan hanya benda sematamelainkan perubahan yang meninggikan,mengagungkan, dan meningkatkan nilaispiritualnya (al-Faruqi 1999, 129). Karya seniiluminasi yang menyertai persuratan memilikistatus yang tinggi, terutama bila desain-desaindekoratifnya memakai unsur-unsur Al-qur’anatau unsur-unsur kaligrafi suci lainnya.

b. Transfigurasi Bahan

Ornamen dalam iluminasi suratMelayu memainkan peran transfigurasistruktur dengan menutupi bentuk-bentuk dasaratau mengurangi kesan bentuk-bentuk dasar

c. Transfigurasi Struktur

Page 12: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin46

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Ragam hias yang menyertai tekssurat, dalam iluminasi memberikan dimensitambahan kepada si penerima surat, karenasetiap gambar mengekspresikan kebenarandan kebajikan, karena itu keberadaan ragamhias merupakan ekspresi keindahan.

Keberadaan motif sulur daundijumpai pada keempat surat. Selainmemperlihatkan bentuk yang dinamis, sulurdaun juga memiliki makna yang menurutMu’jizah (2006, 330-332) adalah simbolhubungan manusia dan Tuhan. Adapun motiftangkai pohon cengkih merupakan simbolkeakraban, ungkapan rasa bahagia, danucapan terima kasih. Demikian pun padasurat yang dikirim dari sultan Aceh, SultanAlauddin Mansur Syah Johan kepadasaudagar Tionghoa dengan letak kepala suratdi tengah margin. Menurut aturan menulissurat Melayu dalam Kitab Terasul, letak kepalasurat seperti itu menunjukkan bahwa pengirimdan penerima surat adalah orang yangberpangkat tinggi (Gallop 1994, 56 dalamPudjiastuti 2007, 105). Unsur seni dalampersuratan Melayu berakar dari tradisi senisungging (melukis dengan warna) padamanuskrip dalam dunia Islam (Gallop danArps 1991, 59). Sejalan dengan kaidah ajaranIslam yang melarang menggambarkanmakhluk hidup, maka gambar manusia ataubinatang sangat jarang pada persuratanMelayu. Sebaliknya daya cipta para juru tulisdan juru sungging disalurkan dalam bentukhiasan di halaman muka, halaman akhir, dan

itu terhadap penerima surat. Menonjolkanseni iluminasi di samping isi surat itu sendiriumumnya selalu disukai karenamenimbulkan persepsi estetik yangdidasarkan atas tauhid.

d. Pengindahan

bagian sisi pertulisan naskah atau surat.Lengkung dan bingkai pada keempat surattersebut terdapat hiasan motif daun dan dahanyang saling berkait, pola-pola geometris danmotif-motif bunga dan tanaman asli. Di sisilain persuratan Melayu merupakan hasil karyasastra, bukan hanya karya iluminasinyasemata, tapi juga karena ditulis dalam bentukhuruf Arab berbahasa Melayu mengandungberagam aspek pengajaran agama Islam(Evawarni 2002, 17).

Bagian lain yang memiliki arti pentingdalam persuratan Melayu adalah cap ataustempel dan kepala surat. Cap atau stempelmenempati bagian penting dalam surat,karena surat ditulis oleh juru tulis dan jarangsekali ditandatangani oleh raja/sultan sendiri(Gallop dan Arps 1991, 53). Cap Melayuumumnya dibuat dari kuningan oleh seorangtukang logam yang memiliki ketrampilantinggi. Inskripsi ditulis dalam bahasa dan hurufArab, meskipun ada juga yang menggunakanBahasa Melayu. Adapun penggunaan tintawarna merah atau warna lain sebagai cappada surat Melayu dipakai jika jelaga sangatkotor.

Setiap raja, sultan maupunbangsawan Melayu memiliki cap sendiri, dancap ini merupakan bagian terpenting dari suratraja. Karena surat ditulis oleh juru tulis danjarang sekali ditanda tangani oleh sang rajasendiri, maka fungsi cap adalah untukmengabsahkan-nya (Gallop dan Arps 1991,53). Inskripsi ditulis dalam bahasa dan hurufArab, meskipun ada yang menggunakanBahasa Melayu.

2. Sarana Lingua Franca NusantaraSebelum budaya naskah (tulis)

berkembang di Indonesia, awalnya didahuluioleh budaya bertutur/budaya oral yangdisampaikan secara turun temurun pada tiap

Page 13: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 47

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Kehidupan budaya oleh leluhurbangsa Indonesia ‘direkam’ dalam naskah-naskah tua yang sangat beragam. Naskah-naskah tua itu tersebar hampir di seluruhwilayah kepulauan Nusantara. Hal itumembuktikan bahwa bangsa Indonesia purbaadalah bangsa yang telah memiliki budayatulis, bahkan mampu menuangkan semuaide, pikiran, dan gagasannya dalam bentuktulisan. Artefak budaya tulis tersebut tertuangdalam media yang terbuat dari batu, daunlontar, daun nipah, bambu, rotan, kulit kayu,logam, kain, dan kertas daluwang. Sayangsekali iklim yang kurang mendukung,kelembaban udara, binatang pengerat, danmereka yang kurang menghargai warisanyang tidak ternilai ini, menyebabkankerusakan, kehilangan, dan bahkan punahnyanaskah tua tersebut. Kondisi sebagian naskahtersebut sangat menyedihkan, apabila tidakada upaya untuk merawat dan memahaminilai-nilai yang terkandung di dalamnya sertakeinginan untuk mensosialisasikannya,dikhawatirkan di kemudian hari generasimuda di masa datang tidak akan pernahmengenalnya.

Pada masa pemerintahan kolonial,sekitar tahun 1800-an, salah seoranggubernur Belanda yang mempunyai perhatianakan pentingnya naskah-naskah tua

generasi. Sisa budaya oral ini sampaisekarang masih dilakukan di beberapawilayah Indonesia. Sesuai dengan perjalananwaktu para leluhur menciptakan simbol-simbol sederhana cara berkomunikasi yangnantinya berkembang menjadi budaya baca-tulis. Pada saat budaya baca-tulis mulaiberkembang, simbol-simbol tersebut akhirnyamenjadi bentuk aksara, kemudian ketikaproses interaksi kultural terjadi secara intensifpada masa berikutnya memunculkan bentukaneka tulisan Nusantara.

Nusantara kemudian berinisiatifmengumpulkan dan menulis ulang naskah-naskah tua itu. Adapun tentang naskah Melayuditemukan hampir di semua pulau utama diIndonesia; Sumatera, Jawa, Kalimantan, danSulawesi, ini karena bahasa Melayu(walaupun tertulis dalam bentuk huruf Arab)adalah lingua franca. Isi naskah Melayu padaumumnya meliputi teks kerajaan, undang-undang, risalah agama, perdagangan, dankhasanah kesusatraan dalam bentuk prosamaupun puisi. Manuskrip Melayu diciptakandalam masyarakat di mana kemampuanmembaca hanya terbatas di kalangan istanadan agama serta para juru tulis. Namun halini tidak berarti hanya bagi yang terpelajar sajayang dapat menikmati kekayaan kisah darinaskah tersebut karena naskah Melayu ditulisuntuk dibacakan di hadapan para pendengarterkecuali dalam bentuk persuratan terlebihdulu dibaca sesuai tujuan surat.

Dari Hasil penelitian menunjukkanfakta, bahwa Bahasa Melayu pernah menjadi

bahasa pengantar di kawasan Asia, bahkan

dipakai untuk sarana berkomunikasi, baikdiplomasi politik, perdagangan, atau

komunikasi antarbangsa. Pada tahun 1614 diInggris telah diterbitkan kamus Melayu-Inggrisyang menjadi pedoman bagi pedagang Eropa

yang melakukan hubungan dagang denganAsia Timur, hal ini menggambarkan betapa

strategisnya Indonesia, hal itu ditunjukkanpentingnya untuk memahami Bahasa Melayujika ingin melakukan kontak dagang danmenjalin hubungan budaya dengan bangsa-bangsa di Asia Tenggara, khususnya wilayah

Nusantara pada masa itu. Dari naskah-naskah tua Nusantara dapat diperolehinformasi bagaimana transfer ilmu secaraturun-temurun telah dilakukan oleh nenekmoyang kita sejak berabad-abad. Saat ini

Page 14: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin48

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Kearifan lokal yang mengakar dalamsuatu kebudayaan di masa lalu telahmenginspirasi bagi tradisi yang berkembangdi masa kini. Aneka bentuk tinggalan budayamasa lalu tersebut salah satunya berbentukpersuratan Melayu, terutama karya yangberasal dari abad ke 18 dan 19 Masehi. Bentukiluminasi persuratan Melayu telah menjadibagian dari bentuk persuratan penting di masakini. Sebut saja ijasah, piagam, sertifikat dansebagainya bila diperhatikan secara seksamamemiliki iluminasi yang sama denganiluminasi dalam persuratan Melayu. Kalaudulu naskah persuratan tertulis dari kertas

Kedatangan Islam sangatberpengaruh dalam kehidupan masyarakatMelayu di Sumatra. Pemahaman merekaterhadap agama Islam, melahirkan budaya

bercorak Islam. Pemakaian huruf Arab-Melayu(jawi) dalam persuratan maupun naskahmerupakan bukti betapa eratnya hubungan

para penulis/pengarang dengan agamaIslam. Agama bagi bagi penulis/pengarang

telah memberikan semangat budaya yangbergelora, sehingga pengaruhnya besardalam kehidupan dan budaya mereka

(Evawarni 2002, 16).

pembuatan naskah secara tradisional masihdilakukan dan dikerjakan pada daun lontar di

Bali,dan masih merupakan living tradition.Namun fungsinya telah bergeser hanya untukkonsumsi wisata. Hal ini terjadi juga dibeberapa wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi,dan Indonesia bagian Timur lainnya.

3. Inspirasi Persuratan Masa Kini

khusus seperti daluwang, kini beragam jeniskertas menjadi sarana pertulisan persuratan,kertas karton, kertas daur ulang denganbermacam bahan. Demikian pun dulu denganhiasan yang digunakan diambil dari kekayaanalam, yakni f lora, seperti motif bungadelima,bunga krisan, mawar, bunga popi,pakis, melati, bunga tanjung, kaligrafi, kinii luminasi cenderung berbentuk motifgeometris. Di samping itu persuratan Melayudulu memekai gambar dari benda-benda suciyang hidup dalam tradisi seperti swastika, bolaapi, mahkota, kubah, dan topi. Kini gambarlebih menonjolkan lambang institusi atausekolah.

Generasi muda masa kini perlumemanfaatkan peninggalan naskah maupunpersuratan di berbagai daerah Nusantara.Peninggalan tersebut perlu diamati dan digaliyang hasilnya dipublikasikan untukkepentingan umum. Dengan demikianpersepsi tentang Nusantara akan lebih luas,tidak terbatas pada daerah ataupun suku.Mempelajari pernaskahan masa lalu baik ituberbentuk kumpulan teks maupun suratmemiliki tiga manfaat, yaitu (Baried dkk 1994,95): memberikan pendidikan, memberikanilham atau inspirasi, dan memberikankesenangan. Mengingat sastra adalahsebuah cermin masyarakat, persuratan masalalu itu sangat penting dipelajari kaitannyadengan sejarah bangsa Indonesia. Denganmemahami sejarah bangsa Indonesia padamasa lampau, arah pembentukan kepribadianbangsa Indonesia akan lebih jelas.

Contoh iluminasi persuratanpenting di masa kini dapat dilihat pada gambar5 dan 6.

Page 15: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 49

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Kepala

Iluminasi tanpa bingkai pembatas

teks

tanpa iluminasi

lambang institusi

Gambar 5. Contoh luminasi persuratan penting di masa kini

Page 16: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin50

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Dari berbagai warisan kebudayaanNusantara masa lampau, naskah sering kalidiabaikan. Naskah dianggap kurang lebihsama dengan teks, khususnya teks tradisional,dan oleh karena itu menjadi mata perhatian

orang tertentu, khususnya para pustakawandan ahli filologi saja. Akan tetapi, naskah itumempunyai dimensi dan makna yang jauhlebih luas karena merupakan hasil tradisi yangmelibatkan berbagai ketrampilan dan sikap

budaya. Dunia naskah patut diamati dari

berbagai kajian, salah satu kajian tersebutadalah iluminasi pada persuratan Melayu,khususnya di Sumatra.

Tanah Sumatra (khususnya pesisir

timur) juga kawasan Semenanjung Malakamemiliki kekayaan melimpah tentangpernaskahan Melayu karena di sini terdapat

begitu banyak eksistensi kerajaan ataukesultanan berperadaban Islam dan Melayu.

Hubungan antarpenguasa maupun dengan

asing dijal in dalam bentuk persuratanberiluminasi. Pemahaman gambar iluminasi

hakikatnya merupakan unsur pendukungkeindahan/estetik dan penampilan wujudnaskah. Selain itu, perpaduan gambariluminasi dan teks terdapat nilai-nilaispiritualitas yang gambaran dari sikap kultural

dan spiritual manusia di Sumatra. Demikianpun penggunaan huruf Arab tidak terlepas darimasuk dan berkembangnya agama Islam didaerah pesisir timur Sumatra. Persuratanpenting beriluminasi kini diharapkan dapat

seutuhnya mencontoh surat beriluminasi di

masa lalu, bukan hanya sekedar penghiasbelaka, tetapi bermakna dalam beragam

aspeknya. Dengan demikian surat tidak lagidipandang sebagai eksistensi hubunganantarmanusia, tapi hakikatnya adalah

pembentukan jati diri pribadi sebagai bangsaIndonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai

budaya masa lalu.

D. Penutup

Page 17: SURAT-SURAT MELAYU BERILUMINASI DI ABAD KE-18 DAN KE …

Naditira Widya Vol. 6 No. 1/2012- Balai Arkeologi Banjarmasin 51

Surat-surat Melayu Beriluminasi Abad ke-18 dan ke-19 di Sumatra:Inspirasi Seni Motif dan Ragam Hias Persuratan Penting di Masa Kini 35-51

Sinar, Tengku Luckman, 1993. Motif danornamen Melayu. Medan:Lembaga Pembinaan danPengembangan Seni BudayaMelayu.

Teks Melayu: Warisan Intelek Masa LampauIndonesia-Malaysia, oleh Dr.Kun Zachrun Istanti, S.U, 2010dalam http://melayuonline.cm/ind/article, diunduh Rabu, 8/02/2012.

g a l a m e d i a k i t a . b l o g s p o t . c o m /2011_08_01_archive.html.

Referensi

Akimushkin, Oleg F. dan Anato A. Iavanov.1979. The art book in CentralAsia: 14-16 centuries. DalamBasil Grey (ed.) SerindiaPublications.

Gallops, Annabel dan Bernard Arps. 1991.Surat emas (golden letters),budaya tulis di Indonesia.Jakarta: Yayasan Lontar.

Al-Faruqi, Ismail Raji, 1999. Seni tauhid, esensidan ekspresi estetika Islam.Yogyakarta: Yayasan BentangBudaya

Baried, Siti Baroroh dkk. 1994. Pengantar teorifi lologi. Yogyakarta: SeksiFilologi Fakultas Sastra UGM.

Evawarni, 2002. Naskah kuno: sumber ilmuyang terabaikan. TanjungPinang: Balai Kajian Sejarahdan Nilai Tradisional.

Folsom, Rose, 1990. The calligraphersdictionary. London: The BritishLibrary.

Grottaneli, Vinigi L, 1965. Ornamentation.Encyclopaedia of world art, Vol.10, col. 831. New York:McGraw-Hill.

Kumar, Ann & John McGlynn (eds). 1996.I lluminations: the writing

traditions of Indonesia. Jakarta:Yayasan Lontar.

Mu’jizah, 2006. Surat Melayu beriluminasi rajaNusantara dan emerintahanHindia Belanda Abad 18 – 19,tinjauan bentuk, isi dan maknasimbolik. Disertasi. Depok:Pascasarjana FIB UI.

————-------, 2009. Iluminasi dalam surat-surat Melayu abad ke-18 danke-19. Jakarta: KepustakaanPopuler Gramedia.

Pudjiastuti, Titik, 2007. Perang, dagang,persahabatan: surat-Suratsultan Banten. Jakarta: YayasanObor Indonesia.