242
PENGARUH PROMOSI DAN HARGA TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK BEDAK BAYI MYBABY DI INDOKIDS BANDUNG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusanProgram Sarjana YUNITA NURLATIFAH 66130028

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ... · Web viewLampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas X1 123 Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas X2 123 Lampiran 3. Uji Validitas

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

pengaruh promosi dan harga terhadap pembelian impulsif produk bedak bayi mybaby di indokids BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusanProgram Sarjana

YUNITA NURLATIFAH

66130028

Program Studi Manajemen

Universitas BSI

Bandung

2017

PERSEMBAHAN

Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang – bintang

(soekarno)

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah S.W.T, skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Bapak Yusuf Supriadi dan Amih Neneng Maesaroh tercinta yang telah membesarkan aku dan selalu membimbing, mendukung, memotivasi, memberi apa yang terbaik bagiku serta selalu mendoakan aku untuk meraih kesuksesanku.

2. Putraku Abidzar zildan raffaza yang menemani dan menyemangatiku.

3. Suamiku (Pebiantara) yang telah menjadi curahan hatiku, yang telah memberiku semangat, dan selalu membantu.

4. Ibu Cicih dan Ayah Didin, yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.

5. Kedua adik Fikran dan Zahran, yang selalu medoakan, memberikan semangat dan motivasi.

6. Teman-teman seperjuangan (Eva Febriyani, Iin Nurjanah, Lusi Aprilliani, Tita Nanda, Fini Widi, Defi Yani, Vernanda Sukmara, Aprilliah Shahara, Nita Puspitasari, Dewinda Sari, Citra Purnamasari, Ririn Purwanti, Destri Nurmala), yang selalu saling memberikan semangat.

Tanpa mereka,

aku dan karya ini tak akan pernah ada

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yangbertandatangan di bawah ini:

Nama : Yunita Nurlatifah

NIM : 66130028

Perguruan Tinggi : Universitas BSI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah saya buat dengan judul:“Pengaruh promosi dan harga terhadap pembelian impulsif produk bedak Mybaby di indokids Bandung”, adalah asli (orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksanaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa skripsi yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari Universitas BSI dicabut/dibatalkan.

Dibuat di: Bandung

Pada tanggal : Juli 2017

Yang menyatakan,

Materai6000

Yunita Nurlatifah

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yangbertandatangan di bawah ini, saya:

Nama : Yunita Nurlatifah

NIM : 66130028

Perguruan Tinggi : Manajemen

Program Studi : Universitas BSI

Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Universitas BSI,Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-FreeRight) atas karya ilmiah kami yang berjudul:“Pengaruh Promosi dan Harga Terhadap Pembelian Impulsif Produk bedak bayi mybaby di Indokids Bandung”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Universitas BSI berhak menyimpan, mengalih-media atau format-kan, mengelolaannya dalam pangkalan data(database),mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihakUniversitas BSI, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Bandung

Pada tanggal: Juli 2017

Yang menyatakan,

Materai6000

Yunita Nurlatifah

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama: Yunita Nurlatifah

NIM: 66130028

Program Studi: Manajemen

Jenjang: Strata Satu (S1)

Judul Skripsi:Pengaruh Promosi dan Harga terhadap Pembelian impulsif Produk bedak bayimybaby di Indokids Bandung

Telah dipertahankan pada periode I-2017 dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana Ekonomi (S.E) pada Program Strata Satu (S1) Program Studi Manajemen di Universitas BSI Bandung.

Bandung, 23 Agustus 2017

PEMBIMBING SKRIPSI

Dosen Pembimbing I: Dr. Acep Rohendi, MM., M.H ...............................

Dosen Pembimbing II: Iwan Sofyan S.Sos, M.M ................................

D E W A N PE N GU J I

PengujiI : Dr. Doni Purnama Alamsyah, S.Kom., MM ..............................

PengujiII : Riris Roisah, S.E, M.M ...............................

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama: Yunita Nurlatifah

NIM: 66130028

Program Studi: Manajemen

Jenjang: Strata Satu (S1)

Judul Skripsi:Pengaruh Promosi dan Harga Terhadap Pembelian Impulsif Produk bedak bayi mybaby di Indokids Bandung

Telah dipertahankan pada periode I-2017 dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana Ekonomi (S.E) pada Program Strata Satu (S1) Program Studi Manajemen di Universitas BSI Bandung.

Bandung, 23 Agustus 2017

PEMBIMBING SKRIPSI

Dosen Pembimbing I: Dr. Acep Rohendi, MM., M.H .................................

Dosen Pembimbing II: Iwan Sofyan S.Sos, M.M .................................

D E W A N PE N GU J I

Penguji I : Dr. Doni Purnama Alamsyah, S.Kom., MM .............................

Penguji II : Riris Roisah, S.E, M.M ..............................

PANDUAN PENGGUNAAN HAK CIPTA

Skripsi sarjana yang berjudul “Pengaruh Promosi dan Harga Terhadap Pembelian Impulsif Produk bedak bayi mybaby di Indokids Bandung” adalah hasil karya tulis asli YUNITA NURLATIFAH dan bukan hasil terbitan sehingga peredaran karya tulis hanya berlaku dilingkungan akademik saja, serta memiliki hak cipta. Oleh karena itu, dilarang keras untuk menggandakan baik sebagian maupun seluruhnya karya tulis ini, tanpa seizin penulis.

Referensi kepustakaan diperkenankan untuk dicatat tetapi pengutipan atau peringkasan isi tulisan hanya dapat dilakukan dengan seizin penulis dan disertai ketentuan pengutipan secara ilmiah dengan menyebutkan sumbernya.

Untuk keperluan perizinan pada pemilik dapat menghubungi informasi yang tertera di bawah ini:

Nama: YUNITA NURLATIFAH

Alamat: Jl. Bbk sukatma no.37/210a rt.04/09 cicaheum Bandung

No. Telp: 081214703338

E-mail: [email protected]

KATAPENGANTAR

Puji syukur alhamdullillah, penulis panjatkan kehadirat Allah, SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Dimana skripsi ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul skripsi, yang penulis ambil sebagai berikut, “PENGARUH promosi dan harga terhadap pembelian impulsif produk bedak bayi mybaby di indokids BANDUNG”.

Tujuan penulisan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan program Sarjana Universitas BSI. Sebagai bahan penulisan diambil berdasarkan hasil penelitian (eksperimen),observasi dan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak,maka penulisan skripsi ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas BSI

2. Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas BSI

3. KetuaProgram Studi Fakultas Ekonomi Universitas BSI.

4. Bapak Dr. Acep Rohendi, MM., M.H selaku Dosen PembimbingI Skripsi.

5. Bapak Iwan Sofyan S.Sos, M.M selaku Dosen PembimbingII Skripsi.

6. Bapak / ibu dosen Manajemen Universitas BSI yang telah memberikan penulis dengan semua bahan yang diperlukan.

7. Staff / karyawan / dosen di lingkungan Universitas BSI.

8. Bapak Ani Sumarni,S.E selaku supervisor diindokids Bandung.

9. Staff / karyawan dilingkungan Indokids Bandung.

10. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spritual.

11. Rekan-rekan mahasiswa kelas 66.8A.33

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Bandung, 7 Juli 2017

Penulis

Yunita Nurlatifah

ABSTRAK

Yunita Nurlatifah (66130028) Pengaruh Promosi dan Harga terhadap Pembelian Impulsif Produk Bedak Bayi di PT IndoKids Bandung”

Kegiatan pemasaran saat ini tidak bisa lepas dari perilaku konsumen yang menjaditarget pasar suatu perusahaan. Perusahaan harus bisa mengenali karakter konsumen agarkonsumen tersebut dapat menjadi pembeli yang potensial. Promosi salah satu variabel didalam bauranpemasaran yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk atau jasanya, promosi merupakan suatu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Selain promosi harga yang murah juga membuat konsumen kadang tidak berpikir dua kali untuk membeli, harga dan promosi merupakan dua faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif yang akan menaikan penjualan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran serta pengaruh promosi dan harga terhadap pembelian impulsif produk pada bedak bayi di Indo Kids. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif .Adapun teknik pengambilan data berupa observasi, kuesioner, studi kepustakaan dan data primer. Hasil penelitian menunjukan secara simultan prmosi dan harga yang berpengaruh terhadap pembelian impulsif pada produk bayi di Indo Kids.

Kata Kunci: Promosi, Harga, Pembelian Impulsif

ABSTRACT

Yunita Nurlatifah (66130028) The Influence of Promotion and Pricing on Impulsive Purchase of Baby Powder Products in PT IndoKids Bandung "

Current marketing activities can not be separated from the behavior of consumers who become the target market of a company. Companies must be able to recognize the consumer character of the consumer. Such consumers can be potential buyers. Promotion of one of the variables in the marketing mix is very important done by the company in marketing its products or services, promotion is a critical success factor of a marketing program. In addition to promoting a cheap price also makes consumers sometimes do not think twice to buy, price and promotion are two factors that affect the impulse buying that will increase sales. The purpose of this research is to know the description and influence of promotion and price towards impulsive purchasing of product on baby powder in Indo Kids. The method used in this research is descriptive and verifikatif. As for data collection techniques such as observation, questionnaires, literature study and primary data. The results showed simultaneously prmosi and price that affects the impulse buying of baby products in Indo Kids.

Key Word: Promotion, Price, Impulse buying

DAFTAR ISI

Lembar Judul Skripsi i

Lembar Persembahan ii

Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi KaryaIlmiah iv

Lembar Persetujuan Dan Pengesahan Skripsi v

Lembar Panduan Penggunaan Hak Cipta v

Kata Pengantar vii

Abstrak x

Daftar Isi xii

Daftar Gambarxiv

Daftar Tabelxv

Daftar Lampiran ………………………………………………………………xvii

BAB I PENDAHULUAN1

1.1. Latar Belakang Masalah1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah8

1.2.1.Identifikasi Masalah 8

1.2.2. Rumusan Masalah 8

1.3. Maksud dan Tujuan9

1.3.1. Maksud Penelitian9

1.3.2. Tujuan Penelitian 9

1.4. Manfaat Penelitian9

1.4.1. Manfaat Akademis9

1.4.2. Manfaat Praktis10

BAB II LANDASANTEORI11

2.1. Tinjauan Pustaka11

2.1.1. Promosi 11

2.1.2.Harga 16

2.1.3.pembelian impulsif 25

2.2. Penelitian Terdahulu32

2.2.1. Pengaruh promosi Terhadap pembelian impulsif 32

2.2.2. Pengaruh harga Terhadap pembelian impulsif 33

2.3. Kerangka Pemikiran 39

2.4. Hipotesis 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN42

3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian42

3.1.1. Sejarah Institusi/Perusahaan42

3.1.2. Struktur Organisasi dan Fungsi42

3.1.3. Aktivitas/Kegiatan Perusahaan 47

3.2. Metode Penelitian47

3.2.1. Desain Penelitian 47

3.2.2. Operasionalisasi Variabel 49

3.2.3. Sumber Data 51

3.2.4. Populasi dan Sampel 52

3.2.5. Teknik Pengumpulan Data 53

3.2.6. Rancangan Analisis Data dan Hipotesis 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN68

4.1. Hasil Penelitian68

4.1.1. Deskripsi Responden 68

4.1.2. Analisis Deskriptif dan Data Penelitian 71

4.1.3. Uji Asumsi Klasik 93

A. Uji Autokorelasi ........................................................93

B. Uji Normalitas ..........................................................94

C. Uji Multikolinearitas .................................................94

D. Uji Heteroskedastisitas ..............................................95

4.1.4. Pengujian Hipotesis 96

A. Pengaruh variabel Promosi terhadap pembelian

Impulsif pada produk bedak bayi di IndoKids96

B. Pengaruh variabel Harga terhadap pembelian impulsif

pada produk bedak bayi di IndoKids 100

C. Pengaruh variabel Promosi dan Harga terhadap

Pembelian Impulsif pada produk bedak bayi di

IndoKids...............103

4.2. Pembahasan108

4.2.1. Promosi pada Produk Bedak Bayi di IndoKids108

4.2.2. Harga pada Produk Bedak Bayi di IndoKids109

4.2.3. Pembelian Impulsif Produk Bedak Bayi di IndoKids109

4.2.4. Pengaruh Promosi terhadap Pembelian Impulsif 109

4.2.5. Pengaruh Harga terhadap Pembelian Impulsif110

4.2.6. Pengaruh Promosi dan Harga terhadap Pembelian Impulsif111

BAB V PENUTUP112

5.1. Kesimpulan112

5.2. Saran 113

DAFTARPUSTAKA

DAFTARRIWAYAT HIDUP

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

SURAT KETERANGANRISET

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I.1. Perilaku konsumen indonesia …...................................3

Gambar I.2. Grafik penjualan bedak bayi my baby di indokids ......... 7

Gambar II.1. Kerangka Pemikiran …......................................................39

Gambar III.1. Struktur Organisasi .….......................................................43

Gambar III.2. klasifikasi Responden berdasarkan usia ............................68

Gambar IV.1. klasifikasi Responden berdasarkan jenis kelamin ..............69

Gambar IV.2. klasifikasi Responden berdasarkan pekerjaan ...................69

Gambar IV.3. klasifikasi Responden berdasarkan pendidikan terakhir ....71

Gambar IV.4. Uji Normalitas ……………………..................................94

Gambar IV.5. Uji Heteroskedastisitas …………...……............................135

Gambar IV.6. Pengaruh Antar Variabel Yang Diteliti ………..................135

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1. Top Brand Award 2016 Bedak Bayi 5

Tabel I.2. Penjualan Bedak Bayi di Indokids Tahun 2016 6

Tabel II.1. Penelitian Terdahulu 37

Tabel III.1 Operasionalisasi Variabel 49

Tabel III.2 Indikator Skala likert 55

Tabel III.3 Hasil Uji Validitas Promosi 57

Tabel III.4 Hasil Uji Validitas Harga 58

Tabel III.5 Hasil Uji Validitas Pembelian Impulsif 59

Tabel III.6 Hasil Uji Reliabilitas 60

Tabel IV.1 Jumlah Skor Tanggapan Responden 1 71

Tabel IV.2 Jumlah Skor Tanggapan Responden 2 72

Tabel IV.3 Jumlah Skor Tanggapan Responden 3 72

Tabel IV.4 Jumlah Skor Tanggapan Responden 4 72

Tabel IV.5 Jumlah Skor Tanggapan Responden 5 73

Tabel IV.6 Jumlah Skor Tanggapan Responden 6 73

Tabel IV.7 Jumlah Skor Tanggapan Responden 7 74

Tabel IV.8 Jumlah Skor Tanggapan Responden 8 74

Tabel IV.9 Jumlah Skor Tanggapan Responden 9 74

Tabel IV.10 Jumlah Skor Tanggapan Responden 10 75

Tabel IV.11 Jumlah Skor Tanggapan Responden 11 75

Tabel IV.12. Skor Jawaban Seluruh Hasil Pernyataan X1 77

Tabel IV.13 Jumlah Skor Tanggapan Responden 12 78

Tabel IV.14 Jumlah Skor Tanggapan Responden 13 79

Tabel IV.15 Jumlah Skor Tanggapan Responden 14 79

Tabel IV.16 Jumlah Skor Tanggapan Responden 15 80

Tabel IV.17 Jumlah Skor Tanggapan Responden 16 80

Tabel IV.18 Jumlah Skor Tanggapan Responden 17 81

Tabel IV.19 Jumlah Skor Tanggapan Responden 18 81

Tabel IV.20 Jumlah Skor Tanggapan Responden 19 82

Tabel IV.21 Skor Jawaban Seluruh Hasil Pernyataan X2 82

Tabel IV.22 Jumlah Skor Tanggapan Responden 20 84

Tabel IV.23 Jumlah Skor Tanggapan Responden 21 84

Tabel IV.24 Jumlah Skor Tanggapan Responden 22 85

Tabel IV.25 Jumlah Skor Tanggapan Responden 23 86

Tabel IV.26 Jumlah Skor Tanggapan Responden 24 86

Tabel IV.27 Jumlah Skor Tanggapan Responden 25 86

Tabel IV.28 Jumlah Skor Tanggapan Responden 26 87

Tabel IV.29 Jumlah Skor Tanggapan Responden 27 87

Tabel IV.30 Jumlah Skor Tanggapan Responden 28 88

Tabel IV.31 Jumlah Skor Tanggapan Responden 29 88

Tabel IV.32 Jumlah Skor Tanggapan Responden 30 89

Tabel IV.33 Jumlah Skor Tanggapan Responden 31 89

Tabel IV.34 Skor Jawaban Seluruh Hasil Pernyataan Y 90

Tabel IV.35 Hasil Uji Autokorelasi 93

Tabel IV.36 Hasil Uji Multikolineritas 95

Tabel IV.37 Hasil Uji T X1 Terhadap Y 97

Tabel IV.38 Uji Determinasi98

Tabel IV.39 Interpretasi koefisien kolerasi 98

Tabel IV.40 Hasil Uji Persamaan Regresi X1 99

Tabel IV.41 Hasil Uji T X2 Terhadap Y 100

Tabel IV.42 Hasil Uji Determinasi X2 Terhadap Y 101

Tabel IV.43 Interpretasi koefisien kolerasi 102

Tabel IV.44 Hasil Uji Persamaan Regresi X2 103

Tabel IV.45 Hasil Uji Simultan (Uji F) 104

Tabel IV.46 Interpretasi Koefisien Kolerasi 105

Tabel IV.47 Hasil Uji Persamaan Regresi X2 dan X2 Terhadap Y 106

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas X1 123

Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas X2 123

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Y 124

Lampiran 4. Uji Deskriftif X 125

Lampiran 5. Uji Deskriftif X2 128

Lampiran 6. Uji Deskriftif Y 114

Lampiran 7. Uji Asumsi Klasik 119

Lampiran 8. Tabulasi Data X1 122

Lampiran 9. Tabulasi Data X2 125

Lampiran 10. Tabulasi Data Y 127

Lampiran 11. Kuesioner Penelitiian 131

Lampiran 12. Tabel T Hitung .................................................................... 135

ii

Lampiran 13. Tabel F Hitung ..................................................................... 138

ii

xii

ii

1

ii

xviii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis di era globalisasi memunculkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk terus berorientasi pasar secara global, dan bersaing ketat dengan industri sejenis. Perusahaan dituntut untuk lebih berinovasi.

Kemunculan perusahaan-perusahaan baru dewasa ini, yang menghasilkan produk yang bervariasi membuat perusahaan semakin cepat untuk memperbaharui produk mereka. Hal ini menjadikan produk yang ditawarkan di pasaran semakin banyak. Kenyataannya saat ini bahwa pasar berubah lebih cepat dari pada pemasaran. Dengan demikian kegiatan pemasaran harus dapat baradaptasi dengan keadaan tersebut.

Kegiatan pemasaran saat ini tidak bisa lepas dari perilaku konsumen yang menjadi target pasar suatu perusahaan. Perusahaan harus bisa mengenali karakter konsumen agar konsumen tersebut dapat menjadi pembeli yang potensial.

Indonesia merupakan negara berkembang yang menjadi target potensial dalam pemasaran produk, baik dari perusahaan lokal maupun internasional. Agar perusahaan tersebut menuai kesuksesan di Indonesia, maka perlu mempelajari karakter unik yang dimiliki oleh konsumen Indonesia. Karakter unik dalam hal ini adalah perilaku konsumen yang memiliki ciri khas tersendiri dibandikan dengan sebagian besar konsumen lain.

Menurut Handi Irawan (2017) pemenang top brand award tahun 2009, konsumen Indonesia memiliki sepuluh karakter unik, yaitu berpikir jangka pendek, tidak terencana, suka berkumpul, gagap teknologi, berorientasi pada konteks, suka merek luar negeri, religius, gengsi, kuat di subkultur, dan kurang peduli lingkungan. Menurut Rahmat Susanta (2017) salah satu pemimpin redaksi majalah marketing, sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned. Mereka biasanya suka bertindak “last minute”. Jika berbelanja, mereka sering menjadi impulse buyer. Dengan karakteristik tersebut perusahaan diharapkan dapat mengeluarkan strategi pemasaran yang dapat menunjang perusahaannya.

Impulse buying atau biasa disebut juga unplanned purchase, adalah perilaku orang dimana orang tersebut tidak merencanakan sesuatu dalam berbelanja. Pembelian tidak terencana biasa disebut dengan istilah pembelian impulsif. Rook dan Fisher dalam Virvilaite, Saladiene dan Zvinklyte (2012) memaparkan, pembelian impulsif merupakan kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan, tanpa pertimbangan dan pembelian cepat. Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berpikir untuk membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga.

Impulse buying bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Termasuk pada saat seorang penjual menawarkan suatu produk kepada calon konsumen. Dimana sebenarnya produk tersebut terkadang tidak terpikirkan dalam benak konsumen sebelumnya.

Gambar 1.1

Perilaku konsumen indonesia

Pada grafik di atas menunjukkan bahwa perilaku kosumen Indonesia biasanya lebih menyukai merencanakan apa yang ingin dibeli tetapi terkadang membeli item tambahan. Perilaku konsumen yang menarik ini yaitu adanya perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan pembelian yang tidak direncanakan.

Hal tersebut menjadi peluang yang besar bagi para pengusaha untuk meningkatkan jumlah penjualannya Dalam upaya meningkatkan penjualannya perusahaan menggunakan promosi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan penjualan. Promosi adalah seni untuk merayu pelanggan dan calon konsumen untuk membeli lebih banyak produk perusahaan. Promosi salah satu variabel didalam bauran pemasaran yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk atau jasanya, promosi merupakan suatu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Bagaimanapun kualitas produk tersebut bila konsumen tidak pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka , maka mereka tidak akan pernah membelinya. promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual. (kotler danKeller, 2009).

Menurut Utami (2008:31) promosi adalah penjualan terorganisasi yang memberikan konsumen sebuah insentif agar membeli produk tertentu, promosi yang dilakukan dengan memberikan insentif memiliki tujuan awal yaitu menarik minat konsumen. (Leba, 2015) selain itu promosi dipandang oleh konsumen sebagai aspek sosial dan fisik dari lingkungan yang dapat mempengaruhi tanggapan afeksi dan kognisi konsumen (Peter dan Olson, 2014)

Promosi dilakukan karena dengan adanya promosi dapat menggugah minat masyarakat yang menjadi target sasaran tergerak untuk melakukan pembelian dan sebagai alat penyebaran informasi tentang suatu produk dari perusahaan ke masyarakat.

Selain promosi harga yang murah juga membuat konsumen kadang tidak berpikir dua kali untuk membeli, harga dan promosi merupakan dua faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif yang akan menaikan penjualan.

Bagi sebuah keluarga, kehadiran seorang bayi senantiasa dipenuhi dengan suasana sambutan yang penuh segala suka cita. Tidak bisa tidak, maka segala kebutuhan mereka pun merupakan sesuatu yang harus dipenuhi sebaik mungkin. Hal ini merupakan peluang bagi para pengusaha untuk berbisnis di bidang perlengkapan bayi atau baby shop. Bermunculannya baby shop membuat para pengusaha yang berbisnis di bidang tersebut bersaing ketat.

Indokids merupakan salah satu baby shop di kota bandung, demi mepertahankan existensi nya indokids melakukan berbagai cara salah satunya dengan melakukan promosi yang gencar dan bekerja sama dengan banyak perusahaan yang bergerak di bidang perlengkapan bayi salah satunya mybaby, ibarat simbiosis mutualisme indokids sebagai wadah bagi mybaby untuk mempromosikan dan menjual produk – produk my baby, promosi yang di lakukan my baby dari mulai mengadakan berbagai event seperti lomba foto bayi, lomba mewarnai hingga diskon besar besaran yang diadakan oleh my baby di indokids.

Sebagai salah satu merek perawatan bayi di indonesia, mybaby harus bersaing dengan merek merek lainya seperti Johnson & Johnson (JJ) sebagai pemain lama, dan pesaing mudanya seperti Zwitsal, Cussons, dan terakhir adalah pigeon . Masing masing perusahaan terus berusaha untuk menampilkan produk yang semakin berkualitas, dengan promosi yang gencar dan dengan harga yang murah.

Berikut ini tabel data top brand award produk bedak bayi :

MEREK

TBI

TOP

Cussons baby

39,2 %

TOP

Johnson's Baby

22,6 %

TOP

My baby

15,8 %

TOP

Zwitsal

14,5 %

Pigeon

2,9 %

* Hanya di panel ibu (0-3 tahun)

Tabel 1.1 Top brand award bedak bayi result 2016

Sumber top brand award 2016 kategori bedak bayi

Tabel di atas menunjukan bahwa bedak bayi my baby mendudukin peringkat ke tiga merek bedak bayi tahun 2016, sedangkan kompetitornya cusson baby dan Johnson's Baby menduduki peringkat pertama dan ke dua.

Berikut adalah data tabel penjualan bedak bayi di indokids tahun 2016 :

Tabel 1.2

Tabel penjualan bedak bayi di indokids tahun 2016

Bulan

Cussons

Johnson’s

My baby

Zwitsal

Pigeon

Results

Januari

33.6%

26,4%

18,8%

13,1%

8,1%

100%

Februari

30,3%

21,2%

18,9%

19,5%

7,1%

100%

Maret

30,7%

20,3%

19,9%

23,2%

5,9%

100%

April

32,8%

25,3%

18,7%

13,3%

9,9%

100%

Mei

29,9%

20,3%

18,6%

21,6%

9,6%

100%

Juni

31,2%

22,5%

18,5%

18,6%

9,2%

100%

Juli

29,6%

25,1%

20,2%

14,3%

10,8%

100%

Agustus

30,9%

21,1%

18,9%

18,6%

10,5%

100%

September

33,7%

23,4%

18,2%

18,1%

6,6%

100%

Oktober

31,4%

20,6%

18,1%

17,8%

12,1%

100%

November

29,9%

25,3%

17,6%

16,1%

11,1%

100%

Desember

33,5%

24,2%

17,2%

16,3%

8,8%

100%

Sumber Indokids tahun 2016

Dari tabel di atas dapat disimpulkan untuk produk bedak bayi di indokids my baby menempati urutan ke tiga pada bulan januari, april, juli, agustus, september, oktober, november, desember 2016 untuk posisi pertama di duduki oleh cussons baby dan posisi ke dua di tempati oleh jonhsons. Sedangkan pada bulan februari, maret, mei,juni 2016 untuk produk bedak bayi my baby menduduki posisi ke 4 di antaran 5 besar merek bedak bayi, di kalahkan oleh kompetitornya zwitsal.

Sumber data penjual di indokids

Gambar 1.2

Grafik penjualan bedak bayi my baby di indokids tahun 2016

Jika di lihat dari grafik di atas penjualan bedak bayi my baby di indokid mengalami kenaikan pada bulan maret dan juli, dan mengalami penurunan drastis pada bulan oktober november desember.

Dari uraian dan data di atas dapat di simpulkan bahwa bedak bayi my baby belum bisa menjadi produk bedak bayi nomor satu, hal apa yang menyebabkan my baby tidak menjadi merek bedak bayi nomor satu mengingat sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned. Mereka biasanya suka bertindak “last minute”. Jika berbelanja, mereka sering menjadi impulse buyer, impulse buyer tersebut seharusnya membuat penjualan meningkat. hal ini sangat menarik untuk di teliti oleh karena itu dalam penelitian ini di pilih judul “ Pengaruh Promosi dan Harga Terhadap Pembelian Impulsif Produk Bedak Bayi di PT. Indokids Bandung”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini didasari karena adanya penurunan penjualan bedak bayi my baby di indokids pada periode bulan oktober hingga bulan desember tahun 2016 Adanya penurunan penjualan tersebut diindikatorkan salah satu penyebab pembelian impulsif yang menurun dari pelanggan. Promosi dan harga menjadi penyabab munurunya pembelian impulsi bedak bayi my baby di indokids. Biasanya konsumen sering membeli barang-barang yang sedang promo, entah karena harganya yang murah saat sedang diskon atau karena mendapat bonus hadiah.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran promosi produk bedak bayi my baby di indokids Bandung?

2. Bagaimana gambaran harga produk bedak bayi my baby di indokids Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh promosi terhadap pembelian impulsif produk bedak bayi my baby di indokids Bandung?

4. Apakah terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan melakukan pembelian impulsif bedak bayi my baby di indokids?

5. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan melakukan pembelian impulsif bedak bayi my baby di indokids?

6. Apakah promosi dan harga dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian impulsif ?

1.3 . Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah promosi dan harga dapat berpengaruh terhadap pembelian impulsif (Impulse buying) produk bedak bayi di indokids.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka tujuan dari penelitian ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui gambaran promosi produk bedak bayi my baby di indokids Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran harga produk bedak bayi my baby di indokids Bandung.

3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh promosi terhadap pembelian impulsif produk bedak bayi my baby di indokids Bandung.

4. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan melakukan pembelian impulsif bedak bayi my baby di indokids.

5. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan melakukan pembelian impulsif bedak bayi my baby di indokids.

6. Untuk mengetahui promosi dan harga dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian impulsif .

1.4 . Manfaat Penelitian1.4.1. Manfaat Akademis

Didalam penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat manfaat akademis, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Dapat memberikan suatu karya penelitian yang dapat mendukung dalam pengembangan penelitian mengenai,promosi, harga,dan pembelian impulsif

2. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh secara terjun lapangan.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti pada kajian yang sama

1.4.2. Manfaat Praktis

Didalam penelitian yang dilakukan oleh penulis terdapat manfaat praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan masalah yang terkait promosi dan harga dalam rangka pembelian impulsif yang akan berdampak pada meningkatnya penjualan.

2. Bagi Pegawai

10

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dalam melaksanakan tugas menjadi lebih baik lagi, sehingga berdampak pada minat beli masyarakat, pembelian impulsif dan kenaikan penjualan.

BAB IILANDASAN TEORI2.1 . Tinjauan Pustaka2.1.1 Promosi

a. Pengertian promosi

Dalam berbisnis berkenaan dengan pemasaran barang-barang (atau jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat baik itu perorangan maupun rumah tangga. Penting dalam setiap kegiatan usaha dan melakukan proses pemasaran adalah menginformasikan keberadaan usaha kita kepada masyarakat dan konsumen potensial. (Leba, 2015)

Promosi dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa elemen promosi yang dikenal dengan promotion mix. Promotion mix merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal selling, dan publisitas. Banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan produkya, antara lain :

1. Personal Selling

Yaitu terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli dan penjual. Komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak bersifat individual, dalam hal ini penjual dituntut memiliki kecakapan dan ketrampilan dalam mempengaruhi atau memotivasi pembeli dengan cara mengemukakan manfaat yang akan diperoleh pembeli sehingga terjadi persesuaian keuntungan. Manfaat personal selling :

Adanya hubungan langsung dengan calon pembeli sehingga dapat mengamati secara dekat karakteristik dan kebutuhan calon pembeli.

11

2. Advertising (periklanan)

Setiap bentuk penyajian gagasan, barang atau jasa yang dibayar, yang sifatnya bukan pribadi oleh sponsor yang dapat dikenali media penyajiannya meliputi majalah, surat kabar, radio, TV, tanda dan selebaran.

Manfaat advertising :

1. Memungkinkan penjual untuk berkomunikasi dengan banyak orang sekaligus.

2. Memungkinkan penjual untuk menyebarkan informasi tentang produk dan perusahaannya.

3. Memungkinkan penjual untuk mendramatisir perusahaan dan produknya, melalui pengguanaan cetakan, suara, dan warna yang menarik perhatian.

Media Advertising

a. Media Televisi

Promotion mix dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan produk baik barang atau jasa kepada konsumen lewat media televisi agar konsumen terbujuk untuk mengkonsumsi. Stasiun televisi swasta boleh dibandingkan hal yang baru didalam dunia mempromosikan dari pertelevisian di Indonesia. Keunggulan media televisi dibanding media lain yaitu :

1. Efisien biaya. Banyak perusahaan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Keunggulan adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang luas.

2. Dampak yang kuat. Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, pada tekanan sekaligus dua indera; penglihtan dan pendengaran.

3. Pengaruh yang kuat. Kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak umum.

b. Media Radio

Seperti majalah, radio adalah memiliki jangkauan selektif terhadap segmen tertentu. Dalam masyarakat agraris dengan jangkauan wilayahnya sangat luas. Radio telah menjawab untuk kebutuhan komunikasi yang dapat memacu perubahan masyarakat.

c. Media Cetak

Media cetak adalah media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Dalam pengertian ini, media cetak digunakan sebagai media periklanan dibatasi pada surat kabar dan majalah. Diluar itu yang tidak ditulis pada penulisan ini namun termasuk dalam bagian media cetak, adalah segala bentuk edaran yang dicetak diatas suatu media, termasuk didalamnya brosur dan booklet.

3. Sales Promotion

Adalah semua kegiatan promosi yang bukan iklan, publisitas dan penjualan perseorangan yang dapat merangsang minat usaha mencoba atau pembelian oleh pelanggan akhir atau pihak lain dalam saluran promosi penjualan. Penetapan harga yang kompetitif tawaran konsumen pengemasan dan persentasi, promosi di dalam toko dan promosi dalam kesempatan khusus.

4. Publisitas

Yakni untuk memacu permintaan non personal, dan usaha ini tidak dibiayai orang atau organisasi yang memetik manfaat dari publikasi. Biasanya publisitas ini berbentuk memuji suatu produk, jasa, atau organisasi. Selain itu promosi dipandang oleh konsumen sebagai aspek sosial dan fisik dari lingkungan yang dapat mempengaruhi tanggapan afeksi dan kognisi konsumen (Peter dan Olson, 2014:204). (Leba, 2015)

B.Tujuan Promosi

Menurut Peter dan Olson (2014:224) tujuan promsoi adalah :

1. mempengaruhi perilaku untuk mengubah atau memelihara perilaku tertentu konsumen yang berkaitan dengan produk atau merek.

2. memberi informasi menciptakan pengetahuan, kepercayaan atau makna baru tentang produk atau merek dalam benak konsumen.

3. membujuk untuk mengubah perilaku, kepercayaan, dan keinginan konsumen terhadap sebuah produk atau merek.

4. mentransformasi tanggapan afeksi, memodifikasi perasaan, citra, dan emosi yang diaktifkan ketika konsumen mempertimbangkan produk atau merek.

5. mengingatkan untuk meningkatkan potensi aktifitas dari nama merek atau beberapa makna produk lainnya. (Leba, 2015)

C. Tahap-Tahap Pelaksanaan Promosi

Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap (Basu Swastha dan Irawan, 1990: 359-361), antara lain:

a. Menentukan Tujuan

Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih dulu.

b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju

Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut selama periode yang bersangkutan.

c. Menyusun Anggaran

Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam mencapai tujuan tersebut.

d. Memilih Berita

Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif.

e. Menentukan Promotional Mix

Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masingmasing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititikberatkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya.

f. Memilih Media Mix

Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (televisi , radio) media luar ruang (baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran, direct mail, point of purchase, kalender). Untuk itu manajer harus memilih media yang cocok untuk ditujukan pada kelompok sasaran produk perusahaan.

g. Mengukur Efektifitas

Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengukuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.

h. Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi

Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang penting, perusahaan harus memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang. (R, 2013)

2.1.2 Harga

A. Pengertian harga

Harga adalah segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah mengeluarkan biaya (Tan, 2011:26). Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler dan Amstrong, 2008:63). Adapun menurut Tjiptono (2012:315) mengemukakan “Harga bisa diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah produk.” Pengertian tersebut dapat dijelaskan dengan arti luas lagi bahwa harga merupakan suatu nilai yang takluput dari perekonomian artinya aktivitas perekonomian selalu berkaitan dengan jual beli produk atau jasa untuk kelangsungan hidup masyarakat (Fandy Tjiptono, 2012).

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Kotler dan Keller (2009:125) menyatakan bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk perlu memahami aspek psikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga (price-quality inferences) dan petunjuk harga (price clues).

harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Penetapan harga tidak hanya untuk konsumen tetapi juga terdapat faktor diluar konsumen, maka Saladin (2013:95) memberikan pemaparan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga yaitu sebagai berikut:

1. Konsumen yang akan menentukan dan perusahaan akan membuat apa yang diinginkan konsumen melalui riset permintaan pasar atau produk yang sedang disukai oleh konsumen serta menyesuaikan harga dengan kualitas.

2. Menentukan harga sebagai kekuatan bagi perusahaan sebagai acuan konsumen dalam pemilihan dan memutuskan dalam pembelian dengan membandingkan harga pesaing.

3. Unsur-unsur bauran pemasaran sering dipakai untuk penetapan harga dalam suatu perusahaan yang mudah dan sangat membantu untuk mencapai tujuan perusahaan.

4. Harga mengacu kepada target yang ingin di capai pada suatu perusahaan, dan untuk makro saham pasar sering berkesinambungan dengan penetapan harga yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan.

5. Aspek dalam pembuatan produk atau jasa memiliki variabel biaya untuk memproduksinya dari bahan mentah menjadi produk jadi atau suatu penawaran jasa menjadi pelayanan yang prima. Menunjang penetapan harga sesuai biaya produksi yang dikeluarkan.

C. Faktor biaya dalam penetapan harga

Menurut (Alma, 2016) Biaya ialah setiap pengorbanan untuk membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu barang,yng bersifat ekonomis rasional.jadi dalam unsur ini tidak boleh mengandung unsur pemborosan, sebab segala pemborosa termasuk unsur kerugian, tidak di bebankan ke harga pokok.

Lebih lanjut dapat dirinci, pengorbanan yang dapat dikatakan biaya apabila memenuhi kriteria biaya berikut :

1) Dapat dihitung.

2) Dapat diduga sebelumnya.

3) Inheren (melekat) pada produksi.

4) Tidak dapat dihindarkan.

D. Pengertian Kebijaksanaan Harga

Kebijaksanaan harga atau price policies = politik harga = kebjikasanaan harga, ialah keputusan mengenai harga-harga yang akan diikuti untuk suatu jangka waktu tertentu. Jadi di sini terkandung maksud mengikuti perkembangan harga pasar. Untuk menerapkan price policies perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:

1. Apa yang akan dituju misalnya, untuk mencegah masuknya saingan maka price policies ditetapkan berdasarkan harga pokok ditambah laba yang tipis.

2. Penetrasi maksudnya untuk meneroboskan produk-produk baru.

Price Policies dapat ditinjau dari 3 sudut:

l. Produsen

2. Wholesaler

3. Retailer.

Kebijakan harga produsen

Para produsen berkepentingan untuk mengetahui harga penjualan eceran dari produknya, karena sukses marketing produknya tergantung dari harga penawaran kepada konsumen. Para produsen yang memperhatikan harga yang ditawarkan oleh retailer sebelum menetapkan harga jual disebut “Inverted Pricing”. Di dalam definisinya dikatakan bila dalam price policy decisionnya, seorang pengusaha menentukan harga pabriknya (factory price) dengan berpedoman kepada harga penjualan eceran yang ditawarkan kepada konsumen sedemikian rupa sehingga harga pabrik yang akan ditentukan bagi produknya itu, adalah sama dengan harga eceran setelah dikurangi dengan keuntungan para distributors, ini disebut Inverted Pricing.

Produsen yang memproduksi barang baru mempunyai 2 pilihan dalam proses price policiesnya yaitu:

1. Skiming price, yaitu memasang harga setinggi mungkin dengan alasan:

· Demand bersifat in elastis pada waktu barangnya dipasarkan.

· Pasaran ditujukan kepada konsumen-konsumen yang kaya.

· Bertujuan untuk mcngembalikan modal yang telah tertanam dalam waktu singkat.

· Tidak dikhawatirkan masuknya pesaing baru.

2. Penetration Price, ini kebalikan dari skiming price, yaitu memasang harga

yang rendah pada permulaan pemasaran, kemudian dinaikan bertahap. alasan-alasan policy ini ialah:

· Diperkirankan demand bersifat elastis.

· Volume produksi yang besar, biaya-biaya akan dapat ditekankan.

· Takut masuknya calon-calon pesaing.

Price policies yang lain ialah:

· Competitors price policies atau price leader. Maksudnya penetapan price policies yang mengikuti harga pesaing.

· Cost of goods. Harga pokok menjadi pedoman dalam penetapan harga. Bila biaya produksi perusahaan lebih rendah dari biaya produksi perusahaan lainnya ada beberapa pendapat dalam hal policy.

3. Harga pokok lebih rendah dari saingan. Produsen yang bekerja, secara efisien dan efektif akan memperoleh banyak keuntungan karena penghematan-penghematan. Oleh sebab itu seringkali seorang produsen memperoleh harga pokok lebih rendah dari perusahaan saingannya. Dalam hal lni produsen dapat menetapkan harga jual dengan 3 altenatif:

· Menetapkan harga pokok lebih tinggi dari saingan. Taktik ini tentu banyak resikonya barang tidak laku, karena harga lebih tinggi, kecuali jika diimbangi dengan mutu lebih baik.

· Harga jual lebih rendah dari saingan. Ini sangat mungkin, sebab harga pokoknya rendah. Namun taktik ini, kurang baik karena akan mengundang saingan juga menurunkan harganya. Akhimya akan terjadi “perang harga”, yang akan merugikan kedua perusahaan yang terlibat. Dan timbullah niat-niat kurang baik ingin mendepak (freezing out) saingan agar keluar dari pasar. Dalam sistem ekonomi Indonesia, cara-cara demikian tidak dibenarkan. Dalam sistem ekonomi kita harus ada tenggang rasa, saling asuh diantara pengusaha kuat dan pengusaha lemah.

· Harga jual sama dengan harga pasar. Ini berarti memberi kesempatan kepada lawan untuk tetap tinggal di pasar, dan kita bersaing dalam meningkatkan mutu barang. Taktik ini sifatnya sangat positif untuk diikuti oleh pengusaha yang memiliki harga pokok yang lebih rendah dari saingan.

· Penetapan harga yang fleksibel. Bermacam – macam taktik penetapan harga di ikuti oleh produsen, terutama dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam. Dalam situasi pasar bersaingan, inflasi, permintaan menurun, harga selalu berubah – ubah, maka para pengusaha tidak mengikuti lagi perhitungan harga yang rumit, mereka mau menetapkan harga yang fleksibel. Mereka meninggalkan prinsip harga tetap, dengan mengambil keuntungan sekian persen dari harga pokok, sekarang berubah dengan menurunkan harga, asal dapat terjual, dan dapat menguasai pasar.

E. Metode penetapan harga

Pemilihan metode penetapan harga juga dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan, disini perusahaan harus teliti dan harus mengetahui metode mana yang ideal untuk perusahaan yang sedang digelutinya, maka menurut Saladin (2013:96) metode penetapan harga adalah suatu perhitungan untuk penetapan harga melalui biaya-biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk dan tidak berorientasi pada pasar. Penetapan harga ini terbagi menjadi dua yaitu:

1. “Mark up pricing and cost plus pricing cara menetapkan harga yang sama, yaitu menambahkan biaya per unit dengan laba yang diharapkan.” Mark up pricing berlaku untuk pedagang eceran sedangkan Cost plus pricing berlaku untuk manufacturer.

2. “ Target pricing, yaitu suatu penetapan harga jual berdasarkan target rate of return dari biaya total yang dikeluarkan ditambah laba yang diharapkan pada volume penjualan yang diperkirakan. Ini ditetapkan dalam jangka panjang.”

Dimensi harga

Schiffman dalam Rahma (2013) mengemukakan dimensi pengukuran harga adalah sebagai berikut:

1. Harga yang dirasakan (Perceived Price) adalah harga yang dirasakan oleh konsumen ketika membeli suatu produk atau jasa. Apakah terlalu mahal atau terlalu murah diimbangi dengan kualitas produk atau jasa yang diterima oleh konsumen.

2. Referensi harga (Reference Price) adalah harga yang ditetapkan oleh perusahaan yang ditawarkan kepada konsumen untuk merangsang pembelian.

F. Potongan harga dan potongan berat

Potongan – potongan harga dan potongan berat diberikan kepada konsumen disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut :

· Konsumen membayar lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.

· Pembelian dalam partai besar.

· Adanya perbedaan timbangan.

· Dari pihak produsen sendiri kemungkinan merupakan suatu program.

Ada juga jenis potongan harga yang dibebankan oleh produsen atau merupakan tambahan biaya bagi konsumen, yang merupakan upah bagi si perantara dalam jual beli tersebut.

Ada beberapa potongan jual beli yang di berikan yaitu :

· Potongan – potongan berat.

· Potongan – potongan harga.

Jenis potongan berat

1. Potongan kesusutan kering

2. Potongan kesusutan timbangan

3. Ekstra tarra

4. Rafaksi

5. Potongan atas tangkai

Dasar – dasar pemberian potongan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Potongan kesusutan kering di berikan kepada barang –barang yang di beli dalam keadaan basah atau mengebul, contoh : dlam keadaan basah seperti cengkeh, keadaan mengebul, seperti semen, terigu dsb

2. Potongan kesusutan timbangan di berikan kepada pedagang pengecer, di karenakan kemungkinana yang akan terjadi :

- Adanya perbedaaan timbangan pada saaat membeli dan pada saat menjual.

- Pembelian dalam partai besar.

3. ekstra tarra di berikan kepada pedagang pengecer yang membeli dalam partai besar di karenakan adanya pembungkus tambahan. Tarra di berikan kepada jenis barang yang dibungkus.

4. rafaksi yaitu potongan berat untuk barang – barang yang menurun mutunya dalam perjalanan/ pengangkutan, misalnya : karena pengangkutan barang tersebut terlalu lama di perjalanan atau kerusakan dalam angkutan mobil

5. potongan atas tangkai biasanya untuk barang –barang yang bertangkai misalnya:

- daun tembakau

- Daun teh, cengkeh, dsb.

Jenis potongan harga

1. Rabat

2. Potongan tunai.

G. Harga sebagai daya tarik bagi konsumen

Untuk menarik para konsumen, maka produsen atau para penjual dapat menggunakan kebijaksanaan harga promosidan diskriminasi harga.

Harga promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti :

· Menjuala barang dibawah harga pasar (loss leader pricing), dengan tujuan untuk menarik para konsumen baru

· Menetapkan hgarga khusus pada peristiwa – peristiwa tertentu, misalnya pada hari ulang tahun perusahaan, ulang tahun kota atau pada hari – hari khusus lainnya.

· Memberikan potongan pada pembelian yang di lakuakn secara kontan, atau pembelian dalam jumlah banyak.

· Menjual secara kredit, dengan perhitungan bunga rendah, bersaing dengan perusahaan lain yang juga mengadakan penjualan kredit.

· Atau bisa juga menjual kredit, dengan memberikan cicilan jangka panjang, sehingga pembayaran tiap bualan kecil.

· Memberikan berbagai macam bonus pada setiap pembelian

· Memberikan harga yang berbeda, atau dengan istilah lain memberikan diskriminasi harga di sebabkan karena: segmen konsumen, anak – anak, dewasa, orang tua, berbeda karena kemasan, lokasi pembeli, waktu pembelian, seperti tarif telepon atau tarif bus, taman rekreasi, hotel dan sebagainya berbeda pada jam padat dan jam sepi.

· Harga juaga berbeda karena citra terhadap sesuatu produk, semakin tinggi.

Namun ada kalanya konsumen tidak peka atau tidak peduli dengan perbedaan harga yang di lancarkan oleh produsen, biar mahal tapi di beli juga. Hal ini terjadi karena berbagai alasan seperti :

· Barangnya unik, langka, bergengsi mempunyai nilai seni terttentu yang diminati oleh orang – orang tertentu pula.

· Produk tersebut tidak ada penggantinya, seperti onderdil mobil merk tertentu, sangat di perlukan dan tidak ada barang substitusi

· Konsumennya adalah orang – orang berpenghasilan tinggi, misalnya rumah makan yang dianggap bergengsi dan harganya mahal

· Harga beli barang tersebut, dibayarkan oleh orang lain, jadi tinggal pilih saja, barang – barang yang harganya mahal

· Penggunaan produk merupakan pelengkap barang sudah dibeli sebelumnya, seperti perlengkapan komputer, printer, tinta dan sebagainya.

· Persedian barang makin menipis di pasar, jadi terpaksa harus dibeli.

2.1.3 Pembelian Impulsif (impulse buying)

Pembelian tidak terencana biasa disebut dengan istilah pembelian impulsif. Rook dan Fisher dalam Virvilaite, Saladiene dan Zvinklyte (2011) memaparkan, pembelian impulsif merupakan kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan, tanpa pertimbangan dan pembelian cepat. Kondisi seperti ini menarik untuk dikaji secara mendalam karena ketika pelanggan berada dalam situasi yang rasional, pelanggan sebenarnya menyadari bahwa proses pembelian yang tidak terencana bukan merupakan prioritas utama, namun pada kenyataannya konsumen kerap kali berada pada situasi ini dan berulang melakukan proses pembelian secara impulsif tanpa pertimbangan kendali rasional yang matang.

Menurut Utami (2010:67) pembelian impulsif atau sering disebut dengan pembelian tidak terencana merupakan bentuk lain dari pola pembelian konsumen yang tidak secara spesifik terencana. Pembelian impulasif terjadi ketika konsumen memiliki keinginan yang kuat untuk membeli sesuatu secepatnya. Konsumen melakukan pembelian impulsif akan cenderung tidak pertimbangaan atas konsekuensinya. (Leba, 2015).

Impulse Buying didefinisikan sebagai “tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko” (Sinaga et al. 2012). (Japarianto, 2014)

Menurut japarianto dalam jurnal manajemen pemasaran (2014), Pembuatan keputusan dalam pembelian impulsif dipengaruhi oleh masalah kognisi dan afeksi dalam diri seseorang, di mana segi afeksi lebih mengemuka dibanding sisi kognisi yang ada yang lebih banyak dipengaruhi oleh stimuli eksternal berkaitan dengan faktor harga. Pembelian impulsif terdiri dari dua elemen, yaitu:

1. Afektif yaitu proses psikologis dalam diri sese-orang yang merujuk kepada emosi, perasaan maupun suasana hati (mood). Proses ini memiliki tiga komponen, yaitu :

a. Irresistible Urge to Buy

suatu keadaan di mana (calon) konsumen memiliki keinginan yang instan, terus menerus dan begitu memaksa, sehingga (calon) konsumen tidak dapat menahan dirinya.

b. Positive Buying Emotion

suatu keadaaan di mana (calon) konsumen memiliki suasana hati positif yang berasal dari motivasinya untuk memuaskan diri melalui pembelian impulsif.

c. Mood Management

suatu keadaan di mana muncul keinginan (calon) konsumen untuk mengubah atau menata perasaannya melalui pembelian impulsif.

2) Kognitif, yaitu proses psikologis seseorang yang merujuk kepada struktur dan proses mental yang meliputi pemikiran, pemahaman dan penginter-pretasian. Proses ini terdiri dari tiga komponen, yaitu:

a. Cognitive Deliberation

suatu keadaan di mana (calon) konsumen merasakan adanya desakan untuk bertindak tanpa adanya pertimbangan mendalam atau memikirkan konsekuensinya

b. Unplanned Buying

suatu keadaan di mana (calon) konsumen tidak memiliki rencana yang jelas dalam berbelanja.

c. Disregard for the future

suatu keadaan di mana (calon) konsumen dalam melakukan pembelian impulsifnya tidak menghiraukan masa depan.

Menurut Barry dan Evans ( 2003 : 177 ) (HAJAR, 2012) pembelian impulsif terbagi

menjadi tiga :

a. Copletely Unplanned

Seseorang konsumen tidak ada niat untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk atau jasa sebelum dia datang dan bertemu dengan pengencer / retailer.

b. Partially Unplanned

Konsumen berniat untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa tetapi dia belum memilih merek atau model yang akan dia beli sebelum dia bertemu dengan pengecer / retailer.

c. Unplanned Substitution

Konsumen ada niat atau rencana untuk membeli suatu merek atau jasa tapi dia berubah pikiran setelah bertemu dengan pengecer / retailer.

Pada pembelian tidak terencana sebagai substitusi, pengambilan keputusan terjadi sebelum seseorang berinteraksi dengan pengecer, meliputi pengambilan keputusan yang diperluas, terbatas atau rutin. Pembelian Impulsif lebih dipengaruhi oleh daya tarik retail dari pada pembelian yang direncanakan sebelumnya.

Menurut Stern dalam Yistiani (2012 : 42) terdapat empat tipe pembelian impulsif, yaitu :

1. Impuls murni (pure impulse)

Pengertian impuls murni ini mengacu pada tindakan pembelian sesuatu karena alasan menarik, biasanya ketika pembelian terjadi karena loyalitas terhadap merek atau perilaku pembelian yang telah biasa dilakukan.

2. Impuls pengingat (reminder impulse)

Tindakan pembelian ini dikarenakan suatu produk biasanya memang dibeli oleh konsumen, tetapi tidak tercatat dalam daftar belanja.

3. Impuls saran (suggestion impulse)

Suatu produk yang dilihat konsumen untuk pertama kali akan menstimulasi keinginan

konsumen untuk mencobanya.

4. Impuls terencana (planned impulse)

Aspek perencanaan dalam perilaku ini menunjukkan respon konsumen terhadap beberapa insentif spesial untuk membeli produk yang diantisipasi. Impuls ini biasanya

distimulasi oleh pengumuman penjualan kupon, potongan kupon, atau penawaran

menarik lainnya.

Memurut (Alma, 2016) Faktor – faktor yang mempengaruhi pola konsumsi, Pola konsumsi akan mempunyai variasi yang berbeda diantara banyak keluarga , karena pola konsumsi keluarga ini sangat dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut:

1. Umur

Sebuah keluaga baru yang belum mempunyai anak, mereka hanya memerlukan sedikit perabot rumah tangga . kemudian mereka punyai 1 atau 2 anak kecil. Kebutuhan mereka ialah pakaian anak-anak dan mainan anak. Meningkat umur anak maka meningkat pula kebutuhan akan pakaian lebih banyak , keperluan sekolah,apalagi Menurut B. Pattkin yang ditulis dalam bukunya Advertising and practice oleh C.H. Sandage konsumen menurut umur bisa dibagi atas 9 kelas.

1. Yang berusia sampai 3 tahun

2. Yang berusia 3 sampai 6 tahun

3. Yang berusia 6 sampai 12 tahun

4. Yang berusia 12 sampai 17 tahun

5. Yang berusia 17 sampai 22 tahun

6. Yang berusia 22 sampai 45 tahun

7. Yang berusia 45 sampai 65 tahun

8. Yang baerusia 65 sampai 70 tahun

9. Yang berusia 70 tahun keatas.

2. Sex – jenis kelamin

Dalam hal ini konsumen dibagi dua yaitu laki – laki dan perempuan . tapi kenyataan jumlah wanita yang berbelanja jauh lebih banyak dari pria . seperti dinyatakan oleh Herbert N. Casson bahwa hampir seluruh barang – barang yang ada di toko dibeli kaum wanita .

Paul D. Converse et al menyatakan pula bahwa Behind a very women buyer is a shadow oooof man . Di belakang tiap wanita pembeli terdapat bayangan pria . artinyan kaum wanita itu adalah merupakan agen pembelian buat keluarganya

3. Occupation – jabatan pekerjaan

Mata pencaharian atau pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang akan sangat mempengaruhi pola konsumsinya . Misalnya seorang pegawai negeri rendahan akan berada polanya dengan seorang pilot

4. Suku dan kebangsa

Jika perhatikan pada suatu negara dimana banyak hidup orang dari berbagai Suku. Maka apa yang diingini oleh masing – masing kelompok tidak sama . polanya sangat dipengaruhi oleh kebiasaan nenek moyangnya. Seorang keturunan Arab sangat berbeda popla makannya dengan seorang keturunan Cina .

5. Agama

Masing – masing agama mempunyai kebiasaan pola konsumsi dalam hal – hal tertentu . Agama Islam melarang makan babi, pada agama lain boleh .Agama Islam menghalalkan makan daging sapi, pada agama pada agama Hindu dilarang. Demikian pula cara berpakaian dan kebutuhan pakaian pada hari – hari besar dan Macam kebutuhanya juga berbeda .

6. Jumlah pendapatan

Pendapatan yang berbeda akan membawa perbedaan pula dalam pola konsumsinya .

7. Pendidikan

Sebagai akibat dari adanya lembaga pendidikan tinggi , maka akan menghasilkan kelompok khusus dalam masyarakat seperti ada kelompok profesi ahli Hukum , ahli ekonomi , Dokter dan sebaganya . kelompok – kelompok ini mempunyai kebiasaan membeli selera yang berbeda dengan orang yang tidak mengenyam pendidi-kan tinggi . Sebuah penelitian yang dilakukan oleh majalah LIFE tahun 1958 menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat pengeluaran diantara keluarga sesuau dengan tingkat pendidikannya yang dicapai oleh masin – masing kepala keluarga sebagai berikut :

Pendidikan kapala keluargapengeluaran setahun

· Tidak tamat SLTP(pernah duduk)$ 2.807

· Tamat SLTP$ 3.576

· Tidak tamat SLTA(pernah duduk)$ 4.032

· Tamat SLTA$ 4.612

· Punya latar belakang universitas $ 5.442

Keluarga yang mempunyai latar belkang pendidikan tinggi biasanya mengeluarkan uang lebih banyak untuk keperluaan bahan bacaan, perjalanan , musik, dan keindahan rumah.

Berdasarkan uaraian diatas maka faktor yang mempengaruhi pembelian dapat dikelompokan berupa :

1. Social factors, yaitu berupa grup – grup yang turut mempengaruhi, dimana seseorang masuk sebagai anggota, misalnya kelompok famili, teman, tetangga, teman sekerja, klub olahraga, klub seni, dsb.

2. Cultural factors, yaitu faktor budaya yang begitu banyak kelompoknya, mulai dari kelompok negara, sampai kelompok etnis/suku memiliki budaya dan kebiasaan dan adat sendiri. Di negara kita ada budaya sunda, jawa, minang, batak, dsb. Masing- masing memiliki pola konsumsi dan barang kesenangan masing –masing.

3. Personal factors, yang menyangkut masalah usia, jabatan, keadaan ekonomi pribadi, gaya hidup, kepribadian.

4. Psychological factors, yaitu menyangkut motivasi seseorang untuk membeli apakah mengikuti teori motivasi Maslow atau karena dorongan lainya. Juga menyangkut masalah persepsi seseorang terhadap sessuatu. Apa yang dimaksud dengan perception is the process by which people select,organize, and interpret information to form a meaningful picture of the world [ Kotler & Amstrong, 1999:147 ]. Berdasakan persepsi ini maka dua orang memperoleh stimuli yang sama, bisa mengambil keputusan lain, karena persepsinya berbeda. Keputusan membeli juga bisa karena faktor belajar [ learning ]. Belajar yang berhasil ialah menimbulkan prubahan prilaku karena adanya pengalaman yan diperoleh selama belajar . jadi perubahan prilaku manusia adalah karena belajar. Belajar terjadi karena ada saling mendorang dan mempengaruhi antara stimuli, keinginan, respons dan reinformcement. Dan faktor yang mempengaruhi proses belajar ialah adanya pengulangan, motivasi, pengkondisian, hubungan dan organisasi. Misalnya konsumen di kondisikan terhadap wangi yang spesifik dari suatu parfum, atau warna khas dari suatu produk. Produk penghisap debu di demonstrasikan di rumah seorang ibu RT dan disaksikan oleh ibu – ibu lainnya. Semua ini adalah dalam rangka belajar, konsumen di pengaruhi dan akhirnya akan mengambil keputusan berdasarkan persepsi mereka.

2.2 . Penelitian Terdahulu

2.2.1 Pengaruh Promosi Terhadap Pembelian Impulsif

Dalam berbisnis berkenaan dengan pemasaran barang-barang (atau jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat baik itu perorangan maupun rumah tangga. Penting dalam setiap kegiatan usaha dan melakukan proses pemasaran adalah menginformasikan keberadaan usaha kita kepada masyarakat dan konsumen potensial. (Leba, 2015)

Ada pengaruh antara promosi dan pembelian impulsif telah di buktikan dalam Elizabet Leba dan suhermin (2015), pengaruh Promosi terhadap Pembelian impulsif menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) positif sebesar 0,182 dan Sig-value sebesar 0,040. Dengan, p-value (0,028)

2.2.2 Pengaruh Harga Terhadap Pembelian

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah mengeluarkan biaya (Tan, 2011:26).

Ada pengaruh antara harga dan pembelian impulsif telah di buktikan dalam Diah Kenanga Dwirani Herukalpiko, Apriatni Endang Prihatini & Widayanto (2013). Variabel harga berpengaruh positif terhadap perilaku impulsive buying konsumen Robinson Department Store Semarang dengan hasil perhitungan uji t dimana t hitung 7,496 > t tabel 1,660. Positif artinya apabila kebijakan harga yang ada di Robinson Department Store Semarang semakin menarik maka aktivitas perilaku impulse buying konsumen juga akan semakin meningkat. Adapun besarnya pengaruh terlihat pada hasil perhitungan koefisien determinasi yakni 0,364 atau sebesar 36,4%.

2.2.3 pengaruh promosi dan harga terhadap pembelian impulsif

Elizabet Leba dan suhermin (2015), pengaruh Promosi terhadap Pembelian impulsif menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) positif sebesar 0,182 dan Sig-value sebesar 0,040. Dengan, p-value (0,028)

Diah Kenanga Dwirani Herukalpiko, Apriatni Endang Prihatini & Widayanto (2013). Variabel harga berpengaruh positif terhadap perilaku impulsive buying konsumen Robinson Department Store Semarang dengan hasil perhitungan uji t dimana t hitung 7,496 > t tabel 1,660. Positif artinya apabila kebijakan harga yang ada di Robinson Department Store Semarang semakin menarik maka aktivitas perilaku impulse buying konsumen juga akan semakin meningkat. Adapun besarnya pengaruh terlihat pada hasil perhitungan koefisien determinasi yakni 0,364 atau sebesar 36,4%.

Dari dua penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh positif promosi dan harga terhadap pembelian impulsif.

Tabel II.1

Penelitian Terdahulu

Penulis

Metode Penelitian

Persamaan

Perbedaan

Hasil

Penulis :

Elizabet Leba

Pengaruh Atmosfir Gerai dan Promosi terhadap Pembelian Impulsif yang Dimediasi Emosi Positif

Tahu n : 2015

Metode yang digunakan melalui survey yaitu suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang menjadi sampel penelitian.

Variabel X yang digunakan adalah X2 promosi , dan Y Pembelian impulsif (impulse buying)

Variabel X1 Tidak menggunakan pengaruh atmosfir gerai.

Ada pengaruh antara promosi dan pembelian impulsif menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) positif sebesar 0,182 dan Sig-value sebesar 0,040. Dengan, p-value (0,028)

Tidak Dimediasi Emosi Positif

Penulis

Metode Penelitian

Persamaan

Perbedaan

Hasil

Penulis :

Diah Kenanga Dwirani Herukalpiko, Apriatni Endang P (Diah Kenanga Dwirani Herukalpiko, 2013)rihatini & Widayanto

PENGARUH KEBIJAKAN HARGA, ATMOSFER TOKO DAN PELAYANAN TOKO TERHADAP PERILAKU IMPULSE BUYING KONSUMEN ROBINSON DEPARTMENT STORE SEMARANG

Tahun : 2013

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatory atau penjelasan. Populasi dari penelitan ini adalah seluruh konsumen Robinson Department Store Semarang yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti (indefinite). Sampel dalam penelitian ini adalah 100 konsumen yang berbelanja di Robinson Department Store Semarang. Sampel ditentukan dengan menggunakan accidental sampling. Skala pengukuran yang digunakan yaitu skala interval dengan menggunakan skala likert. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier dengan bantuan SPSS 16.0.

Variabel X yang digunakan adalah X1 harga dan variabel Y pembelian impulsif

Variabel X2 atmosfir toko , dan variabel X3 pelayanan toko

Variabel harga berpengaruh positif terhadap perilaku impulsive buying konsumen Robinson Department Store Semarang dengan hasil perhitungan uji t dimana t hitung 7,496 > t tabel 1,660. Positif artinya apabila kebijakan harga yang ada di Robinson Department Store Semarang semakin menarik maka aktivitas perilaku impulse buying konsumen juga akan semakin meningkat. Adapun besarnya pengaruh terlihat pada hasil perhitungan koefisien determinasi yakni 0,364 atau sebesar 36,4%.

.

Penulis

Metode Penelitian

Persamaan

Perbedaan

Hasil

Penulis :

Allan Dwi I’sana

Analisis Pengaruh Display Produk, Promosi

Below The Line, dan Emosi Positif Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif

pada Sri Ratu Pemuda Departement Store

Tahun : 2013

Metode yang digunakan menggunakan alat analisis regresi

bergandadengan bantuan program SPSS. Dalam pengumpulan datanya, penelitian

ini menganalisis data primer yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner

Variabel yang digunakan X2 promosi dan variabel Y pembelian impulsif

Variabel X1 Analisis Pengaruh Display Produk, dan variabel X3 emosi positif

Display produk berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian impulsif. (2) Promosibelow the line

mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian impulsif.

(3)Emosi positif berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian impulsif.

2.3. Kerangka Pemikiran

Untuk memudahkan pemahaman mengenai keseluruhan rangkaian penelitian ini, maka disusunlah kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

Promosi

XI

1. Personal Selling

2. Advertising (periklanan)

3. Sales Promotion

4. Publisitas

(Peter dan Olson, 2014:204).

Pembelian Impulsif (impulse buying)

Y

1. Pembelian tanpa direncanakan

2. Pembelian dipengaruhi Keadaan

3. Pembelian dipengaruhi penawaran

Manik Yistiani dkk.

(2012)

H1

H3

Harga

X 2

1. Hargareferensi (reference price)

2. Harga yang dirasakan (Perceived Price)

Schiffman dalam Rahma (2013)

H2

Gambar II.1

Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran teoritis yang disajikan di atas menjelaskan bahwa ada hubungan antara variabel harga produk dengan pembelian impulsif. Jika terjadi perubahan harga, maka konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk membeli sebuah produk. promosi juga mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat beragam, tetapi juga untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Apabila suatu produk dirasa memiliki harga yang murah, kualitas bagus maka konsumen akan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Keputusan pembelian yang dilakukan belum tentu direncanakan, terdapat pembelian yang tidak direncanakan (impulsive buying) akibat adanya rangsangan lingkungan belanja.

2.1 . Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2014:84) adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data-data sampel. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Maka terdapat rumusan hipotesis penelitian yang dapat dipaparkan dibawah ini yaitu sebagai berikut:

Hipotesis parsial antara variabel bebas pengaruh promosi (X1) terhadap pembelian impulsif

Ho : p1 = 0Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas pengaruh promosi terhadap pembelian impulsif sebagai variabel terikat.

Ha :p1 ≠ 0Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas pengaruh promosi terhadap pembelian impulsif.

Hipotesis parsial antara variabel bebas pengaruh harga(X2) terhadap pembelian impulsif

Ho :p2 = 0Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yang signifikan antara variabel bebas pengaruh harga terhadap pembelian impulsif sebagai variabel terikat.

Ha : p2 ≠ 0Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas pengaruh harga terhadap pembelian impulsif.

Hipotesis simultan antara variabel bebas yaitu promosi (X1), harga(X2), terhadap variable terikat yaitu pembelian impulsif (Y).

Ho :p1 = p2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu promosi (X1), harga (X2), terhadap variable terikat yaitu pembelian impulsif (Y).

Ha :p1 ≠ p2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu promosi (X1), harga (X2), terhadap variable terikat yaitu pembelian impulsif (Y).

41

BAB IIIOBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 . Gambaran Umum Objek Penelitian3.1.1Sejarah Perusahaan

Berawal dari tahun 2014 dengan visi "One Stop Shopping", Indo Kids merupakan anak perusahaan dari Yens Baby & Kids Shop, IndoKids adalah salah satu pusat perbelanjaan yang memiliki fasilitas terlengkap untuk kebutuhan bayi dan anak-anak sampai pada kebutuhan ibu hamil hingga menyusui. Kami juga menyediakan berbagai macam pakaian bayi, anak-anak, dan remaja dengan berbagai macam kualitas baik lokal, import, maupun sisa export dengan harga yang variatif.

Saat ini Indo Kids telah memiliki 5 outlet yang berlokasi di Festival Citylink, Antapani, Kiaracondong, Pasir Impun dan Bojong Soang untuk di wilayah Bandung. Kami berharap, para pelanggan akan puas dan senang untuk selalu memilih Indo Kids sebagai satu-satunya tempat berbelanja kebutuhan putra-putri anda.

3.1.2 Struktur Organisasi dan Fungsi

Indokids antapani bandung sebagai indokids pusat di kepalai oleh seorang General Manager yang mengepalai 4 midle manager dibawahnya yaitu:

· Manager Keuangan

· Manager Merchandise

· Manager personalia

· Manager operasional

Selain Manager Keuangan 3 middle manager lain mempunyai komando ke lower manager yaitu store manager. Yang mempunyai tanggung jawab langsung mengatur jalannya perusahaan secara langsung. Atau bisa disebut manager operasional. Dibawah ada bagian – bagian yang turun secara langsung dalam operasional indokids.

General Manager

Manager Keuangan

Manager Merchandising

Manager Personalia

Manager Operasional

Karyawan /Karyawati

Store Manager

Kepala Bagian

Supervisor

Gambar III.1

Struktur Organisasi

Deskripsi Tugas

1. General Manager

· Penanggung jawab perusahaan.

· Memonitoring dan mengawasi jalannya perusahaan.

· Menentukan dan menetapkan strategi, tujuan utama dan kebijaksanaan pengembangan perusahaan.

· Menyiapkan rencana dan anggaran serta aliran kas keuangan perusahaan.

· Menetapkan permodalan anggaran dan aliran kas keuangan perusahaan.

· Menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap pejabat yang berada di bawah pimpinannya.

· Mengawasi jalannya perusahaan dan mengadakan perubahanperubahan yang diperlukan sejalan dengan kebutuhan akan perkembangan perusahaan.

· Menentukan pengambilan keputusan terakhir untuk intern perusahaan dan untuk mewakili nama perusahaan.

2. Manager Keuangan

· Bertanggung jawab atas pengeluaran keuangan perusahaan yang menyangkut pada kebijaksanaan penggunaan dana atas segala kegiatan usaha.

· Merencanakan sumber-sumber keuangan.

· Mengatur pengalokasian dan penggunaan dana-dana.

· Bertanggung jawab untuk memberikan informasi keuangan dan hasil produksi.

3. Manager Merchandising

· Membuat dan mengatur program-program yang berhubungan dengan pemasaran atau kegiatan promosi di store.

· Menyusun rencana pembelian.

· Menyusun planogram pajangan.

4. Manager Personalia

Mengawasi dan menilai kinerja semua karyawan Terbagi menjadi:

· Ordering Bertanggung jawab terhadap kebutuhan produk, menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan pembantu dalam kuantitas dan kualitas yang tepat.

· Schedule Membuat jadwal kerja untuk karyawan dan Memeriksa kelengkapan administrasi karyawan.

· Training Merekrut karyawan dan Memberikan pelatihan kepada karyawan.

5. Manager Operasional

· Menentukan garis besar kegiatan perusahaan.

· Mengawasi aktifitas perusahaan yang telah ditentukan.

· Mengusulkan perencanaan pembukaan toko baru pada general manager.

6. Store Manager

· Mengelola dan mengawasi semua kegiatan perusahaan secara efektif sesuai dengan tujuan perusahaan.

· Mengawasi dan menilai kinerja para staf manajemen.

· Menyampaikan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan yang diberikan oleh kantor pusat yang harus dilakukan oleh cabang perusahaan.

· Bertanggung jawab kepada kantor pusat atas semua kegiatan di perusahaan cabang.

· Bertanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan.

7. Supervisor

· Bertanggung jawab terhadap kondisi equipment yang ada di toko.

· Membuat daftar gaji karyawan.

· Memonitor kegiatan kerja karyawan sehari - hari.

· Membuat laporan hasil penjualan store setiap harinya yang kemudian diserahkan kepada store manager.

· Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan performance karyawan seperti seragam karyawan.

· Mengatur dan melengkapi office supllies.

8. Kepala bagian

· Melaksanakan fungsi kerja operasional perusahaan berdasarkan prosedur yang telah ditentukan sesuai dengan posisi pekerjaan yang telah dibuat oleh store manager.

· Mengawasi kerja semua karyawan dalam lingkup bagiannya.

· Mentraining crew baru.

9. Karyawan / Karyawati

· Melaksanakan tugas menurut bagiannya masing – masing.

3.1.3 Aktivitas/ Kegiatan Perusahaan

Jam Kerja

Dalam menjalankan roda kegiatan perusahaan indokids mengadakan kebijakan waktu kerja. Dimana beroperasi kerja setiap hari mulai pukul 08.00 sampai dengan 22.00 on stop atau 14 jam per hari. Dan untuk mencapai efektifitas kerja karyawan maka kerja dibagi 2 shift per hari termasuk istirahat, shalat, dan makan dengan rincian sebagai berikut:

1. Shift I antara pukul 08.00 s/d 15.00 Wib.

2. Shift II antara pukul 15.00 s/d 22.00 Wib.

Sistem Pengupahan

Adapun sistem pengupahan yang diterapkan oleh perusahaan adalah dengan sistem upah bulanan bagi seluruh karyawan dan ditambah bonus serta tunjangan hari raya (THR).

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan jawaban dari berbagai personal dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang bertujuan meyakinkan kebenaran terhadap penyelesaian suatu masalah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu menyajikan data dalam bentuk angka berdasarkan metode ilmiah yang berlandaskan Logico Hyphotetico Verivikatif. maka menurut Sugiyono (2014:1) penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dapat ditemukan, dikembangkan serta dibuktikan untuk menghasilkan, atau mengetahui suatu kebenaran yang sesungguhnya. Dimana kerangka berfikir ilmiah logico-hipotetiko-verivikatif pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai objek empirisme yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.

2. Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berfikir disusun secara rasional berdasarkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor empirik yang relevan dengan permasalahan.

3. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berfikir yang dikembangkan.

4. Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak

5. Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu di tolak atau diterima, sekiranya dalam proses pengajian terdapat fakta yang cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima, begitupun sebaliknya. Hipotesis yang diterima kemudian menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan.

Jenis penelitian yang digunakan merupakan analisis deskriptif dan verifikatif yang menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Menurut Sugiyono (2014:21) deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (generalisasi atau inferensi).

Statistika deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisa dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Rancangan pelaksanaan pada penelitian meliputi proses pengamatan, pe76rumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, perumusan hipotesis serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, pengujian hipotesis dan pelaporan hasil penelitian.

3.2.2Operasionalisasi Variabel

Tabel III.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Dimensi

Indikator

No Item

Skala

Promosi

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa

Prof.DR.H Buchari Alma (2016)

1. Personal Selling

1. Pelayanan terhadap konsumen

1

Likert

2. Pengetahuan produk

2

Likert

3. Presentasi dan Peragaan menarik yang membangkitkan minat beli.

3

Likert

4. Penampilan yang menarik

Likert

2. Advertising (periklanan)

1. Kuantitas

penayangan iklan di

media.

4

Likert

2. Informasi mudah di pahami oleh pembaca atau pendengar

5

Likert

3. Informasi yang disampaikan dalam berbagai media jelas

6

Likert

4. Design media yang digunakan menarik

7

Likert

3. Sales Promotion

1.hadiah yang ditawarkan menarik

8

Likert

2. Promosi yang ditawarkan menarik.

9

Likert

3. discount yang di tawarkan menarik

10

Likert

4. Publisitas

1. Ketertarikan konsumen terhadap brosur-brosur

11

Likert

2. Kelengkapan informasi yang terdapat pada brosur

12

Likert

Harga

Harga bisa diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah produk.

Tjiptono (2012)

1. Harga referensi (reference price)

1. Harga mampu bersaing dengan produk sejenis

13

Likert

2. Harga sesuai dengan kualitas produk

14

Likert

3. Harga bervariasi sesuai dengan ukuran produk

15

Likert

4. Potongan harga jika membeli dalam jumlah tertentu

16

Likert

2. Harga yang dirasakan (Perceived Price)

1. keterjangkauan harga

Produk

17

Likert

2. harga sesuai dengan manfaat yang di rasakan dari produk

18

Likert

3. Harga lebih ekonomis di banding produk sejenis

19

Likert

4. Harga produk sesuai dengan hasil yang diinginkan

20

Likert

5. Harga rinso memiliki manfaat yang bagus dibanding produk lain

21

Likert

pembelian impulsif

pembelian impulsif merupakan kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian secara spontan, tanpa pertimbangan dan pembelian cepat.

Rook dan Fisher (2011)

1. Pembelian tanpa direncanakan

Sebelumnya (Unplanned Buying)

1.Produk yang menarik minat beli

22

Likert

2. Membeli tanpa memikirkan konsekuensi

23

Likert

2. Pembelian dipengaruhi keadaan

Emosional

1.Perasaan bahagia

24

Likert

2. Senang berbelanja

25

Likert

3. Pembelian dipengaruhi

penawaran menarik

1.Promosi dan discount mendorong keinginan untuk membeli

26

Likert

2. in store browsing

27

Likert

3. Penawaran cicilan 0%

28

Likert

4. Kuantitas pembelian

1. Ketersedian uang

29

Likert

2. Waktu berbelanja

30

Likert

3. Pembayaran yang mudah

31

Likert

3.2.3 Sumber Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah data kuantitatif merupakan data yang berkenaan dengan angka-angka yang masih memerlukan pengelolaan dan analisis untuk kepentingan penelitian yaitu dengan pemberiaan skor. Oleh karena responden memiliki perbedaan pandangan atau persepsi untuk setiap jawaban kuesioner yang diberikan, keadaan ini disebabkan adanya perbedaan pengalaman yang dirasakan oleh responden, jawaban responden atas kuesioner tersebut merupakan data kualitatif. Sehingga data kualitatif yang dikualitatifkan tersebut akan lebih mempermudah pengolahan data, serta mengambil sumber-sumber informasi yang dapat memperkaya informasi tentang hal-hal yang menjadi pusat perhatian peneliti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari narasumber langsung yang berhubungan dengan penelitian dan mampu memberikan informasi dengan akurat. Adapun data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data mengenai tanggapan responden atas penyebaran kuesioner, dengan menanyakan secara langsung kepada konsumen tentangPromosi dan Harga Terhadap Pembelian Impulsif Produk cussons baby di Indok