38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SUPLEMENTASI MINY DALAM RANSUM ONG PERF Ju F UNIV SUPLEMENTASI MI DALAM RANSU PERF YAK IKAN TERPROTEKSI DAN L-CARNI GGOK TERFERMENTASI TERHADAP FORMAN DOMBA LOKAL JANTAN urusan/Program Studi Peternakan Oleh : SUCI HARWANTI H 0506082 FAKULTAS PERTANIAN VERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 INYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L-CA UM ONGGOK TERFERMENTASI TERHA FORMAN DOMBA LOKAL JANTAN 1 ITINE ARNITINE ADAP

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN LDALAM RANSUM ONGGOK TERFERMENTASI TERHADAP

PERFORMAN DOMBA LOKAL JANTAN

Jurusan/Program Studi Peternakan

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN LDALAM RANSUM ONGGOK TERFERMENTASI TERHADAP

PERFORMAN DOMBA LOKAL JANTAN

PLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L-CARNITINE DALAM RANSUM ONGGOK TERFERMENTASI TERHADAP

PERFORMAN DOMBA LOKAL JANTAN

Jurusan/Program Studi Peternakan

Oleh :

SUCI HARWANTI H 0506082

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L-CARNITINE

DALAM RANSUM ONGGOK TERFERMENTASI TERHADAPPERFORMAN DOMBA LOKAL JANTAN

1

CARNITINE

CARNITINE DALAM RANSUM ONGGOK TERFERMENTASI TERHADAP

Page 2: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L – CARNITINE DALAM RANSUM ONGGOK TERFERMENTASI TERHADAP

PERFORMAN DOMBA LOKAL JANTAN

SUCI HARWANTI H 0506082

RINGKASAN

Pemanfaatan jagung sebagai pakan ternak mengalami beberapa kelemahan,

yaitu harganya yang mahal dan bersaing dengan kebutuhan manusia sehingga

diperlukan bahan pakan alternatif yang dapat dijadikan sebagai pengganti jagung.

Salah satunya adalah onggok. Onggok merupakan hasil ikutan tanaman ubi kayu

yang mengandung nutrien yang rendah sehingga untuk dapat meningkatkan

kandungan nutriennya di lakukan suatu usaha dengan cara fermentasi. Penambahan

L-carnitine pada pakan yang mengandung asam lemak tinggi sangat diperlukan,

karena L-carnitine berfungsi sebagai prekusor untuk melintasi membran dalam

mitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih

optimal. Suplementasi minyak ikan kedalam ransum akan mengalami hidrogenasi

apabila diberikan secara langsung, sehingga diperlukan usaha untuk mengurangi

kendala tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan cara penyabunan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi minyak

ikan terproteksi dan L-carnitine dalam ransum onggok terfermentasi terhadap

performan domba lokal jantan. Penelitian ini dilaksanakan di desa Gledeg,

Karanganom, RT 5 RW 1, Klaten selama 3 bulan mulai dari 29 Mei sampai 22

Agustus 2010. Analisis meliputi analisis bahan kering dan analisis bahan pakan

yang di laksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini

menggunakan 15 ekor domba lokal jantan lepas sapih. Rancangan yang digunakan

adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan, masing-masing

perlakuan terdiri dari 3 blok sebagai ulangan dan masing-masing blok terdiri dari

Page 3: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

satu ekor domba lokal jantan lepas sapih. Perlakuannya adalah P0 = Ransum kontrol,

P1 = P0 + 20% onggok terfermentasi untuk mengganti jagung kuning dalam

ransum, P2 = P1 + L-carnitine 100 ppm, P3 = P2 + minyak ikan tuna terproteksi

sebesar 4% dalam ransum, P4 = P2 + minyak ikan lemuru terproteksi sebesar 4%

dalam ransum. Peubah yang diamati meliputi konsumsi bahan kering, pertambahan

bobot badan harian, konversi pakan dan feed cost per gain.

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi minyak ikan

terproteksi dan L-carnitine dalam ransum onggok terfermentasi berpengaruh sangat

nyata (P<0,01) terhadap konsumsi bahan kering, berpengaruh tidak nyata (P>0,05)

terhadap pertambahan bobot badan harian, konversi pakan dan feed cost per gain.

Uji lanjut menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering pada P0 berbeda sangat nyata

dengan P1, P2, P3 dan P4; pada PO, P1 berbeda nyata dengan P2, P3, P4 dan P2

berbeda nyata dengan P3, P4.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa suplementasi minyak ikan terproteksi

dan L-carnitine dalam ransum onggok terfermentasi mampu memperbaiki nilai

konsumsi bahan kering, tetapi belum mampu memperbaiki pertambahan bobot

badan, nilai konversi pakan dan feed cost per gain.

Kata kunci : Domba lokal jantan, jagung, onggok fermentasi, l-carnitine, minyak

ikan terproteksi, performan domba lokal jantan.

Page 4: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L-

CARNITINE DALAM RANSUM ONGGOK TERFERMENTASI

TERHADAP PERFORMAN DOMBA LOKAL JANTAN

Suci Harwanti1)

Dr.Ir. Sudibya, MS2); Wara Pratitis, S.S, S.Pt., MP3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi minyak ikan terproteksi dan L-carnitine dalam ransum onggok terfermentasi terhadap performan domba lokal jantan. Penelitian ini dilaksanakan di desa Gledeg, Karanganom, RT 5 RW 1, Klaten selama 3 bulan mulai dari 29 Mei sampai 22 Agustus 2010. Analisis meliputi analisis bahan kering dan analisis bahan pakan yang di laksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan 15 ekor domba lokal jantan lepas sapih. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan, masing-masing perlakuan terdiri dari 3 blok sebagai ulangan dan masing-masing blok terdiri dari satu ekor domba lokal jantan lepas sapih. Perlakuannya adalah P0 = Ransum kontrol, P1 = P0 + 20% onggok terfermentasi untuk mengganti jagung kuning dalam ransum, P2 = P1 + L-carnitine 100 ppm, P3 = P2 + minyak ikan tuna terproteksi sebesar 4% dalam ransum, P4 = P2 + minyak ikan lemuru terproteksi sebesar 4% dalam ransum. Peubah yang diamati meliputi konsumsi bahan kering, pertambahan bobot badan harian, konversi pakan dan feed cost per gain. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi minyak ikan terproteksi dan L-carnitine dalam ransum onggok terfermentasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi bahan kering, berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan harian, konversi pakan dan feed cost per gain. Uji lanjut menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering pada P0 berbeda sangat nyata dengan P1, P2, P3 dan P4; pada PO, P1 berbeda nyata dengan P2, P3, P4 dan P2 berbeda nyata dengan P3, P4.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa suplementasi minyak ikan terproteksi dan L-carnitine dalam ransum onggok terfermentasi mampu memperbaiki nilai konsumsi bahan kering, tetapi belum mampu memperbaiki pertambahan bobot badan, nilai konversi pakan dan feed cost per gain. Kata kunci : Domba lokal jantan, jagung, onggok fermentasi, l-carnitine, minyak ikan terproteksi, performan domba lokal jantan. 1) Mahasiswa Jurusan/Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM :

H0506082.

2) Pembimbing Utama Skripsi Jurusan/Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3) Pembimbing Pendamping Skripsi Jurusan/Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Page 5: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jagung dikenal sebagai salah satu bahan pokok pakan untuk ternak.

Kandungan lemak jagung lebih dari 3%, protein yang terkandung pada biji jagung

hanya sekitar 8,5% (Sinar Tani, 2008). Beberapa kekurangan jagung adalah

harganya yang cukup mahal dan jagung merupakan bahan pangan bagi manusia

sehingga ada persaingan untuk mendapatkannya sebagai bahan pakan ternak,

untuk itu diperlukan bahan pakan alternatif sebagai pengganti jagung.

Salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan adalah onggok. Onggok

merupakan hasil ikutan tanaman ubi kayu, 54,2% digunakan untuk pangan dan

sisanya untuk bahan baku industri tepung tapioka. Nilai gizi yang terkandung

dalam onggok adalah protein 3,6%; lemak 2,3%; air 20,31% dan abu 4,4%

(Deptan, 2009), karena kandungan nutrien onggok yang rendah, maka diperlukan

usaha untuk meningkatkan kandungan nutriennya. Usaha untuk meningkatkan

kandungan nutrien onggok yaitu dengan mengubahnya menjadi produk bermutu

melalui proses fermentasi. Fermentasi adalah suatu metode untuk meningkatkan

kandungan gizi dan nilai manfaat dari bahan asal. Tujuan fermentasi disamping

untuk pengawetan juga untuk meningkatkan protein kasar dan palatabilitas karena

mengubah aroma menjadi lebih baik dari bahan asal (Winarno dan Fardiaz, 1980).

Penambahan L-carnitine dalam pakan yang mengandung lemak sangat

dibutuhkan, L-carnitine berperan dalam transfer asam lemak rantai panjang untuk

melintasi membran dalam mitokondria menuju ke matriks mitokondria (Owen,

2001). Penelitian pada cacing (Tenebrio molitor) menunjukkan bahwa L-carnitine

memiliki fungsi mirip dengan vitamin B1. L-carnitine merupakan senyawa yang

dapat disintesis oleh cacing tersebut dan juga organisme lain yang lebih tinggi

tingkatannya, termasuk manusia (Cyberhealth, 2006).

Minyak ikan lemuru dan minyak ikan tuna merupakan sumber asam lemak

tak jenuh dan kandungan vitamin E nya yang tinggi. Asam lemak tak jenuh

1

Page 6: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

merupakan asam lemak esensial dan sangat dibutuhkan ternak untuk proses

fisiologi dan biokimia serta pembentukan daging. Sumber asam lemak omega-3

banyak dijumpai pada ikan laut, utamanya ikan lemuru, ikan tuna dan ikan hiu.

Ikan lemuru bila di pres akan menghasilkan minyak ikan yang banyak

mengandung asam lemak omega-3 utamanya EPA (Eikosapentaenoat) 34,17%

dan DHA (Dokosaheksaenoat) sebanyak 17,40% dan kandungan lemaknya 6%

serta TDN 182 kkal/kg sedangkan minyak ikan Tuna bila di pres akan

menghasilkan minyak ikan yang banyak mengandung asam lemak omega-3

utamanya EPA (Eikosapentaenoat) 33,6hingga 44,85% dan DHA

(Dokosaheksaenoat) 14,64% serta mengandung lemak 5,8% dan TDN 178

kkal/kg ( Sudibya et al., 2007).

Pemberian asam lemak tak jenuh akan mengalami kendala apabila

diberikan secara langsung dalam pakan karena asam lemak tak jenuh dalam

rumen akan mengalami hidrogenasi menjadi asam lemak jenuh. Teknologi agar

asam lemak tidak jenuh tidak mengalami hidrogenasi sangat dibutuhkan. Salah

satu usaha yang dilakukan adalah dengan cara proteksi yaitu dengan metode

penyabunan dalam bentuk sabun asam lemak yang berbentuk kristal dan stabil

pada pH netral seperti dalam rumen, namun meleleh pada pH asam seperti dalam

usus halus (Setyaningrum dan Prayitno, 2010).

Dengan adanya penjelasan diatas, maka diharapkan ada perbaikan kualitas

pakan dan optimalisasi pakan sehingga diharapkan akan berpengaruh terhadap

performan domba lokal jantan.

B. Rumusan Masalah

Jagung merupakan bahan pakan yang berkualitas dengan harga yang cukup

mahal sehingga perlu adanya alternatif pakan dari bahan pakan lain yang lebih

murah namun diharapkan nilai nutrisinya tetap tercukupi. Salah satu bahan

alternatif tersebut adalah onggok. Onggok berasal dari ubi kayu yang merupakan

Page 7: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

hasil ikutan padat dari pengolahan tepung tapioka. Onggok memiliki kandungan

nutrien yang rendah, sehingga perlu adanya usaha untuk meningkatkan

kandungan nutriennya. Salah satu usaha dalam upaya peningkatan pemanfaatan

onggok sebagai bahan baku pakan ternak yaitu dengan mengubahnya menjadi

produk bermutu melalui proses fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan

menggunakan ragi tape sehingga diharapkan dapat meningkatkan kandungan

nutrien onggok.

Penambahan L-carnitine dalam bahan pakan yang mengandung lemak

sangat diperlukan, karena L-carnitine akan membantu transfer asam lemak rantai

panjang untuk melintasi membran dalam mitokondria menuju ke matriks

mitokondria. Minyak ikan yang mengandung asam lemak tak jenuh tidak disukai

oleh ternak karena baunya yang amis, sehingga apabila diberikan secara langsung

akan berpengaruh terhadap konsumsi pakan, selain itu akan mengalami

hidrogenasi dalam rumen menjadi lemak jenuh, agar tidak mengganggu aktivitas

rumen minyak ikan perlu diberi perlakuan. Salah satu usaha yang dilakukan

adalah dengan cara proteksi asam lemak tak jenuh dengan metode penyabunan

(Setyaningrum dan Prayitno, 2010).

Suplementasi minyak ikan dalam pakan harus dengan dosis tertentu agar

tidak mengganggu aktivitas mikroba rumen yaitu tidak boleh lebih dari 6-7% dari

bahan kering ransum, karena akan mempengaruhi fermentasi mikroorganisme

rumen (Jenskin, 1993).

Atas dasar pemikiran diatas, maka dapat diambil rumusan permasalahan

bahwa harga jagung yang cukup mahal akan disubtitusi dengan onggok

fermentasi untuk mengurangi biaya pakan, selanjutnya ditambahkan L-carnitine

pada ransum yang mengandung minyak ikan, namun suplementasi minyak ikan

secara langsung dalam ransum onggok terfermentasi akan mengalami pengaruh

terhadap konsumsi pakan serta gangguan pencernaan ketika melewati rumen,

sehingga diperlukan upaya untuk meminimalisasi gangguan tersebut, salah

Page 8: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

satunya dengan proteksi minyak ikan tersebut dengan cara penyabunan sehingga

diharapkan dapat meningkatkan performan domba lokal jantan.

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui pengaruh nilai nutrisi pada onggok terfermentasi terhadap

performan domba lokal jantan.

2. Memproduksi sabun asam lemak berbahan baku minyak ikan lemuru dan

minyak ikan tuna untuk memproteksi asam lemak tak jenuh dari proses

hidrogenasi dalam rumen.

3. Mengetahui pengaruh suplementasi L-carnitine dalam ransum onggok

terfermentasi terhadap performan domba lokal jantan.

4. Mengetahui pengaruh suplementasi minyak ikan terproteksi dan L-carnitine

terhadap performan domba lokal jantan.

5. Mengetahui dan membandingan hasil terbaik antara minyak ikan tuna dan

minyak ikan lemuru dalam pengaruhnya terhadap performan domba lokal

jantan.

Page 9: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Domba Lokal Jantan

Di daerah yang basah di Asia Tenggara terdapat beberapa jenis domba dan

umumnya badannya kecil, berambut dengan wol yang jelek yang berasal dari

Australia (Williamson and Payne, 1993).

Menurut Kartadisastra (1997) bahwa domba mempunyai sistematika sebagai

berikut :

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata (bertulang belakang)

Marga : Gnatostomata (mempunyai rahang)

Kelas : Mammalia (menyusui)

Bangsa : Placentalia (mempunyai placenta)

Suku : Ungulata (berkuku)

Ordo : Artiodactyla (berkuku genap)

Subordo : Selenodanta (ruminansia)

Seksi : Pecora (memamahbiak)

Famili : Bovidae

Subfamili : Caprinus

Genus : Ovis aries

Ternak domba merupakan ternak yang sudah populer di Indonesia. Jenis

domba yang sudah banyak dipelihara di Indonesia ada dua jenis yaitu domba ekor

gemuk dan domba ekor tipis atau domba lokal. Domba ekor gemuk memiliki

keistimewaan tersendiri yaitu ekornya tebal berisi lemak yang berfungsi sebagai

cadangan energi sedangkan domba ekor tipis atau domba lokal mempunyai badan

yang relatif kecil dan pertumbuhannya cepat sehingga reproduksi dan produksinya

lebih tinggi (Mulyono, 2004).

Page 10: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Domba lokal merupakan domba asli Indonesia dan berkembang di daerah

Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ciri-ciri domba ini adalah berwarna putih dan

berwarna hitam diseputar mata, hidung dan beberapa bagian tubuh lain, berekor

tipis serta tidak berlemak. Domba jantan memiliki tanduk kecil dan melingkar,

sedangkan domba betina tidak bertanduk. Bulunya berupa wool kasar, berat

domba jantan berkisar 30 – 40 kilogram dan domba betina 15 – 25 kilogram. Salah

satu keunggulan domba lokal adalah sifatnya yang prolifik, yaitu menghasilkan

anak dua sampai lima ekor setiap kelahiran (Sodiq dan Abidin, 2002).

Domba Ekor Tipis (DET) diduga berasal dari Bangladesh atau India. Domba

ini telah beradaptasi di Jawa sehingga dianggap sebagai ternak asli Indonesia. Di

setiap daerah, DET memiliki nama berbeda-beda sesuai dengan banyaknya sub

populasi yang berkembang. DET Jawa juga disebut domba kampung, domba

negeri, domba lokal atau domba kacang. Bobot DET Jawa jantan dewasa antara

20-30 kilogram dan betina dewasa 15-20 kilogram. Bobot lahir anak (cempe) 2,7

kilogram; bobot sapih 7,2-12 kilogram dan bobot domba umur 7 bulan berkisar 15

kilogram (Mulyono dan Sarwono, 2004).

Sistem pencernaan ruminansia

Pencernaan adalah serangkaian proses yang terjadi dalam saluran

pencernaan dengan memecah bahan pakan menjadi bagian-bagian atau partikel-

partikel yang lebih kecil. Pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa

sederhana sehingga larut dan dapat diabsorbsi melalui dinding saluran pencernaan,

selanjutnya masuk kedalam peredaran darah atau getah bening, dan diedarkan

keseluruh tubuh yang membutuhkannya (Kamal, 1994).

Proses utama dari pencernaan adalah secara mekanik, enzimatik, maupun

aktivitas mikrobia. Proses mekanik terdiri dari mastikasi atau pengunyahan pakan

dalam mulut dan gerakan-gerakan saluran pencernaan yang dihasilkan oleh

Page 11: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kontraksi otot. Pencernaan secara enzimatik dilakukan oleh enzim yang dihasilkan

oleh sel-sel dalam tubuh hewan yang berupa getah-getah pencernaan. Pencernaan

oleh mikroorganisme juga dilakukan secara enzimatik yang enzimnya dihasilkan

oleh sel-sel mikroorganisme dalam rumen (Tillman et al., 1991).

Ternak ruminansia mempunyai empat komponen lambung yaitu rumen,

retikulum, omasum dan abomasum (Siregar, 1994). Pada waktu menyusu rumen

dan retikulum belum berkembang sempurna sehingga susu terus masuk kedalam

omasum dan abomasum. Rumen dan retikulum mulai berkembang setelah

mendapatkan pakan, sehingga pada waktu dewasa kapasitas rumen mencapai ±

85%, omasum sebesar 10-14% dan abomasum sebesar 3-5% dari seluruh kapasitas

lambung (Kamal, 1994).

Isi rumen tersusun dari air sebanyak 85-93% dan sering terbagi menjadi dua

bagian yaitu bagian bawah yang keadaannya cair dengan partikel-partikel pakan

yang mudah larut dan bagian atas yang mengandung pakan yang masih kasar

(Kamal, 1994). Pakan yang masih kasar dikembalikan kedalam mulut untuk

dikunyah kembali. Proses ini berlangsung beberapa kali terutama bagi pakan yang

mempunyai konsentrasi serat kasar tinggi. Pengunyahan kembali pakan yang

berasal dari rumen dilakukan ketika ternak beristirahat dan sering kali dilakukan

dengan berbaring (Wodzicka et al., 1993).

Retikulum merupakan bagian perut yang mempunyai bentuk permukaan

menyerupai sarang tawon, dengan struktur yang halus dan licin. Retikulum

berhubungan langsung dengan rumen. Pakan yang dikonsumsi ternak juga

mengalami fermentasi ketika berada di retikulum (Wodzicka et al., 1993).

Retikulum membantu ruminasi dimana bolus diregurgitasikan kembali kedalam

mulut (Arora, 1989). Omasum adalah bagian perut setelah retikulum yang

mempunyai bentuk permukaan berlipat-lipat dengan struktur yang kasar. Bagian

omasum berfungsi sebagai penggiling pakan yang melewatinya dan menyerap

sebagian air (Wodzicka et al., 1993).

Page 12: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

B. Pakan Domba

Pakan domba dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pakan dasar yang

terdiri dari hijauan dan makanan tambahan (suplemen) yang dapat disusun dari

pecahan serealia, kacang-kacangan, tepung ikan, dan sebagainya, mineral serta

vitamin (Rangkuti et al., 1989). Pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang

berasal dari tanaman berupa daun-daunan, yang termasuk pakan hijauan ialah

bangsa rumput, legume dan tumbuh-tumbuhan lain. Semuanya bisa diberikan

dalam dua macam bentuk yaitu keadaan segar atau kering (Sugeng, 2002).

Ransum ternak ruminansia pada umumnya terdiri dari hijauan dan

konsentrat. Pemberian ransum berupa kombinasi dari kedua bahan itu akan

memberi peluang terpenuhinya zat-zat gizi dan biayanya relatif rendah. Namun

bisa juga ransum terdiri dari hijauan ataupun konsentrat saja. Apabila ransum

terdiri dari hijuan saja maka biayanya relatif murah, tetapi produksi yang tinggi

sulit tercapai, sedangkan pemberian ransum hanya terdiri dari konsentrat saja akan

memungkinkan tercapainya produksi yang tinggi, tetapi biaya ransumnya relatif

mahal dan kemungkinan bisa terjadi gangguan pencernaan (Siregar, 1994).

Pemberian hijauan dalam keadaan segar, umumnya lebih disukai domba

dibandingkan dengan pemberian dalam keadaan layu atau kering. Kebutuhan

domba akan bahan pakan sangat tergantung pada kondisi fisiologis domba

tersebut. Domba-domba yang digemukkan secara umum, membutuhkan hijauan

segar sebanyak 10 persen dari berat badan. Misalnya, domba seberat 25 kilogram,

maka domba tersebut membutuhkan 2,5 kilogram hijauan per hari

(Sodiq dan Abidin, 2002).

Konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri dari bahan baku yang

kaya karbohidrat dan protein seperti jagung kuning, bekatul, dedak gandum dan

bungkil-bungkilan (Murtidjo,1993). Menurut Tillman et al (1991) bahwa

konsentrat adalah bahan pakan ternak yang mengandung SK<18 persen, banyak

8

Page 13: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mengandung BETN (karbohidrat yang mudah dicerna), termasuk golongan biji-

bijian dan sisa hasil penggilingan, umbi-umbian dan bahan berasal dari hewan.

Umumnya bahan pakan konsentrat mempunyai nilai palatabilitas (rasa

enak) dan akseptabilitas (kemauan ternak mengkonsumsi) yang lebih tinggi.

Dengan demikian, konsentrat diberikan kepada domba dengan tujuan untuk

meningkatkan nilai gizi/zat makanan, meningkatkan konsumsi pakan,

meningkatkan daya cerna. Pemberian pakan konsentrat setiap hari sangat besar

manfaatnya bagi ternak yang masih mengalami pertumbuhan, bunting, dan

menyusui (Mulyono, 2004).

Onggok merupakan limbah padat industri pengolahan tepung tapioka yang

belum digunakan secara optimal sebagai makanan ternak. Pemanfaatan onggok

dapat membantu mengatasi kekurangan makanan ternak. Haroen (1994)

menyebutkan bahwa berdasarkan hasil analisa onggok mengandung protein kasar

2,95%, lemak 0,35%, serat kasar 7,28%, dan BETN 71,64%. Berdasarkan

tingginya kandungan BETN pada onggok ini maka onggok dapat digunakan

sebagai bahan pakan sumber energi. Onggok sebagai hasil sampingan pembuatan

tepung tapioka selain harganya murah, ketersediaan cukup, mudah didapat dan

tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.

Hasil ikutan tanaman ubi kayu sebesar 54,2% digunakan untuk pangan dan

sisanya sebesar 19,7% untuk bahan baku industri seperti tepung tapioka, untuk

industri pakan ternak 1,8% dan industri non pangan lainnya 8,5% serta dieksport

15,8%. Hasil ikutan ubi kayu yang banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah

onggok dan gaplek afkir. Onggok merupakan hasil ikutan pengolahan agro industri

tepung tapioka yang jumlahnya mencapai 19,7% dari total produksi ubi kayu

nasional (Deptan, 2009).

Fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim

dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi

Page 14: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kimia lainnya sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik

dengan menghasilkan produk tertentu dan menyebabkan terjadinya perubahan sifat

bahan tersebut. Menurut jenis mediumnya, proses fermentasi dibagi menjadi dua

yaitu fermentasi medium padat dan fermentasi medium cair. Fermentasi medium

padat merupakan proses fermentasi dimana medium yang digunakan tidak larut

tetapi cukup mengandung air untuk keperluan mikroorganisme, sedangkan

fermentasi medium cair adalah proses yang substratnya larut di dalam fase cair

( Mirwandhono dan Siregar, 2004).

Fermentasi menggunakan ragi tape, adapun isolat-isolat yang diperoleh

dari ragi tersebut terdiri atas 4 macam isolat mikroba, yaitu dua isolat kapang dari

genus Rhizopus dan dua isolat khamir yaitu satu dari genus Saccharomyces dan

satu dari genus Schizosaccharomyces. Sesuai dengan kandungan mikroba yang

terdapat pada ragi tersebut, maka peranan mikroorganisme dalam proses

fermentasi dibagi menjadi dua berdasarkan tahap fermentasi. Selama proses

fermentasi kapang akan mengubah pati menjadi gula sederhana dan khamir akan

mengubah gula menjadi alkohol dan senyawa lain. Kapang menghasilkan enzim-

enzim α-amilase, β-amilase dan glukoamilase, khamir menghasilkan enzim

invertase, zimase, karboksilase, maltase, melibiose, heksokinase, L-laktase,

dehidrogenase, glukose-6-fosfat dehidrogenase dan alkohol dehidrogenase (Oktora

et al., 2008).

L-carnitine

Carnitine mempunyai nama kimia 3-hidroksi-4-trimetil-aminobutirat. L-

Carnitine merupakan senyawa yang mirip asam amino yang mempunyai struktur

Page 15: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kimia seperti terlihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1. Struktur kimia L-Carnitine terionisasi (Suwarsito, 2004).

L-Carnitine pada jaringan hewan ditemukan dalam tiga bentuk, yaitu carnitin

bebas, asilkarnitin rantai pendek yang larut dalam asam dan asilkarnitin rantai

panjang yang tidak larut dalam asam. L-Carnitine merupakan nutrien non esensial

karena sebagian besar hewan dapat mensintesis sendiri dari asam amino dalam

tubuhnya. Pada mamalia, L-Carnitine disintesis terutama dalam hati dan ginjal

yang berasal dari asam amino lisin dan metionin (Suwarsito, 2004)

Carnitine adalah senyawa yang mengandung nitrogen dengan berat

molekul rendah yang melayani bolak-balik gugus asil lemak melintasi membran

mitokondria. Carnitine disintesis dari lisin yang diikat protein

(Montgomery et al., 1993).

L-carnitine merupakan produk turunan dari salah satu asam amino, yaitu

lisin. Nama karnitin berasal dari bahasa latin ”carnus” yang berarti daging. Istilah

tersebut muncul karena penemuan karnitin pertama kali (tahun 1905) merupakan

hasil isolasi lisin dari daging sapi. Penelitian pada cacing (Tenebrio molitor)

menunjukkan bahwa L-carnitine memiliki fungsi mirip dengan vitamin B1. L-

carnitine merupakan senyawa yang dapat disintesis oleh cacing tersebut dan juga

organisme lain yang lebih tinggi tingkatannya, termasuk manusia

(Cyberhealth, 2006).

Asil carnitine tidak dapat menembus masuk melewati membran dalam

mitokondria ke tempat sintesis enzim β-oksidasi asam lemak, sehingga untuk

menembus rintangan ini, gugus asil ditrans-esterkan dari COA-SH ke carnitine,

Page 16: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

suatu enzim yang berhubungan dengan membran dalam mitokondria (Lehninger,

1993). Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai

panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria

dengan bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-

COO-. Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui

mekanisme pengangkutan karnitin dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui

mekanisme pengangkutan karnitin (Nugroho, 2000)

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan

sebagai berikut:

1. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh

enzim tiokinase.

Membran mitokondria interna Karnitin

palmitoil transferase II

Karnitin Asil karnitin translokase

KoA Karnitin

Asil karnitin Asil-KoA

Asil karnitin

Beta oksidasi

Membran mitokondria eksterna

ATP + KoA AMP + PPi

FFA Asil-KoA

Asil-KoA sintetase

(Tiokinase)

Karnitin palmitoil

transferase I

Asil-KoA KoA

Karnitin Asil karnitin

Page 17: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin

palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria

menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut

bisa menembus membran interna mitokondria.

3. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin

translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan

karnitin keluar.

4. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan

KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoil transferase II yang ada di

membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.

5. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam

proses beta oksidasi (Nugroho, 2000).

Teknologi Penyabunan Asam Lemak

Proses pembuatan minyak ikan tuna dibagi menjadi 4 tahap yaitu tahap

persiapan, pemasakan, ekstraksi dan pemisahan Miscella. Proses yang terjadi pada

tahap persiapan yaitu membersihkan hasil tangkapan ikan dengan menyemprotkan

air selanjutnya ditampung dalam storage. Proses yang terjadi pada tahap

pemasakan yaitu memasak ikan dalam cooker dimana selama proses pemasakan

terjadi proses denaturasi protein. Proses yang terjadi pada tahap ekstraksi yaitu

memisahkan minyak yang masih terkandung dalam ikan yang sebelumnya telah

dimasak dan mengalami reducing size, dan dikurangi kadar airnya pada Rotary

Drier. Proses Ekstraksi ini menggunakan pelarut N-Hexane. Proses yang terjadi

pada tahap pemisahan miscella yaitu pemisahan antara minyak ikan dengan sedikit

kandungan N-Hexane (Virdaus dan Anysa, 2010).

Asam lemak tidak jenuh mempunyai 2 atau lebih molekul-molekul

hidrogen yang hilang. Molekul-molekul hidrogen yang hilang tersebut dapat diisi

melalui suatu proses yang disebut “hidrogenasi”. Hal ini terjadi bila minyak

Page 18: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

tumbuh-tumbuhan dipadatkan dalam proses pembuatan mentega (Anggorodi,

1990). Asam lemak tak jenuh dapat mengalami hidrogenasi dalam rumen menjadi

asam lemak jenuh padat yang sulit dicerna. Oleh karena itu agar tidak mengganggu

aktivitas rumen, sebelum dicampur pakan, perlu diberi perlakuan. Usaha yang

dilakukan adalah dengan cara proteksi asam lemak tak jenuh dengan metode

penyabunan (Setyaningrum dan Prayitno, 2010).

Proses hidrogenasi terjadi didalam rumen, namun hasilnya tidak dapat

langsung diserap lewat dinding rumen. Baru sesudah berada di usus kecil hasil

hidrogenasi tersebut akan mengalami proses pada pencernaan selanjutnya

(Prawirokusumo, 1994).

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi hidrogenasi dalam

rumen adalah dengan cara proteksi asam lemak tak jenuh dengan cara penyabunan

dalam bentuk sabun asam lemak yaitu berbentuk kristal yang stabil pada pH netral

seperti dalam rumen, namun meleleh pada pH asam seperti dalam usus halus.

Performan sabun asam lemak dari bahan baku minyak ikan lemuru setengah jadi

(sebelum dikristalkan) mempunyai sifat fisik sangat bagus. Bentuk adonan padat

dan kalis. Mudah dibuat lempengan tipis dan mudah mengeras saat direndam

dalam CaCl2 jenuh. Perendaman adonan dalam CaCl2 jenuh dimaksudkan untuk

upaya kristalisasi sabun. Warna kristal sabun dari minyak ikan lemuru setelah

dilakukan pengeringan adalah coklat muda (Setyaningrum dan Prayitno, 2010).

Sabun kalsium dibuat melalui proses kimiawi yaitu dengan mereaksikan

bahan lemak dengan larutan NaOH yang dikenal dengan proses saponifikasi

(penyabunan), kemudian direaksikan lagi dengan larutan CaCl2 supaya diperoleh

sabun kalsium yang bersifat tidak larut dalam air. Reaksi pembuatan sabun

kalsium (Ketaren, 1986) adalah sebagai berikut:

Page 19: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

O O

R— C + NaOH R— C + H2O

OH Basa ONa Air

asam lemak bebas Sabun

O O

R— C + 3CaCl3 R— C + 3 NaCl

ONa OCa

Garam asam lemak Sabun Kalsium

Garam kalsium dari asam lemak dikenal sebagai sabun kalsium, dibentuk

dari penggabungan asam lemak jenuh maupun tidak jenuh dengan ion kalsium.

Mekanisme dari sabun kalsium ini tidak didasarkan titik cair asam lemak, tetapi

berdasarkan level keasaman atau pH rumen dan usus halus. Sabun kalsium tetap

utuh pada lingkungan netral pH 7 tetapi akan terurai dalam lingkungan asam pH 3

(Fernandes, 1999).

C. Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan merupakan faktor penentu yang paling penting

yang menentukan jumlah nutrien yang didapat oleh ternak dan selanjutnya

mempengaruhi tingkat produksi. Akan tetapi pengatur konsumsi pakan pada ternak

ruminansia sangat kompleks dan banyak faktor yang terlibat serta biasanya

digolongkan kedalam bidang yang luas seperti: sifat-sifat pakan, faktor ternak dan

faktor lingkungan (Wodzicka et al., 1993).

Konsumsi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, faktor ternak

itu sendiri (berat badan, status fisiologik, potensi genetik, tingkat produksi dan

kesehatan ternak). Kedua, faktor pakan yang diberikan (bentuk dan sifat,

komposisi nutrien, frekuensi pemberian, keseimbangan nutrien dan antinutrisi).

Page 20: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Ketiga, faktor lain (suhu dan kelembaban, curah hujan, lama siang dan malam)

(Siregar, 1994). Semakin meningkat nilai nutrisi suatu ransum akan meningkatkan

konsumsi energi (Parakkasi, 1999).

Produksi ternak hanya dapat terjadi apabila konsumsi energi pakan berada

diatas kebutuhan hidup pokok. Keragaman konsumsi pakan disebabkan oleh aspek

individu, spesies dan bangsa ternak, status fisiologis, kebutuhan energi, kualitas

pakan dan kondisi lingkungan (Soebarinoto et al., 1991).

Penambahan sabun kalsium dalam ransum menunjukkan kecenderungan

meningkatkan konsumsi bahan kering, hal ini menunjukkan bahwa suplementasi

sabun kalsium dapat meningkatkan kualitas ransum sehingga konsumsi meningkat

(Joseph, 2007). Parakkasi (1995) menyatakan bahwa ransum yang berkualitas

baik, tingkat konsumsi relatif tinggi dibandingkan dengan ransum berkualitas

inferior.

D. Pertambahan Bobot Badan

Pertumbuhan sering didefinisikan sebagai perubahan ukuran yang dapat

ditetapkan terhadap perubahan hidup, bentuk ukuran, bentuk tubuh, serta

komposisi tubuhnya. Hal ini dapat digambarkan terhadap perubahan karkas serta

otot daging, lemak serta tulang ataupun perubahan komposisi kimia seperti

kandungan air, lemak, protein dan abu pada karkas. Pada umumnya lingkungan

dan genetik mempengaruhi kecepatan pertumbuhan serta komposisi tubuh yang

meliputi berat dan komposisi kimia karkas (Soeparno, 1992).

Menurut Williamson dan Payne (1993), pertambahan bobot badan terjadi

apabila ternak mampu mengubah zat-zat pakan yang diperolehnya manjadi lemak

dan daging setelah kebutuhan hidup pokoknya terpenuhi. Pada jenis ternak

termasuk ternak domba, pertumbuhannya pada mulanya lambat, kemudian

berubah menjadi lebih cepat. Tetapi pertumbuhan itu akan kembali lambat sewaktu

hewan itu mendekati kedewasaannya. Secara umum domba berada pada puncak

Page 21: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pertumbuhan pada masa-masa lepas sapih (sekitar 4 bulan) sampai saat dewasa

tubuh (Sumoprastowo 1993).

Penambahan L-carnitine yang berlebih ternyata tidak memberikan

pertumbuhan yang lebih baik. Penambahan L-carnitine pada dosis yang lebih

tinggi tidak selalu memberikan respon biologis yang lebih baik. Pakan dengan

dosis L-carnitine 0,29% pada penelitian dengan judul pengaruh kadar L-carnitine

berbeda dalam pakan terhadap kadar lemak daging dan pertumbuhan ikan patin

( Pangasius hypopthalmus) menghasilkan pertumbuhan yang lebih rendah

dibanding dosis L-carnitine 0,18%. Semakin tinggi dosis L-carnitine yang

diberikan, oksidasi asam lemak rantai panjang semakin tinggi. Namun dipihak

lain, asam lemak rantai panjang ini dibutuhkan oleh tubuh ikan sebagai asam

lemak esensial, sehingga apabila tidak terpenuhi, maka dapat mengganggu proses

metabolisme (Suwarsito, 2004).

Suplementasi minyak ikan pada level 100 ml maupun 200 ml pada ransum

babi landrace fase starter secara nyata belum mampu meningkatkan pertambahan

berat badan dibandingkan dengan kontrol. Kondisi ini kemungkinan pada fase

starter, pemanfaatan nutrien dalam tubuh lebih ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tulang, yang umumnya relatif

seragam. Disamping itu kemungkinan adanya keterbatasan kemampuan dalam

proses pencernaan nutrien oleh babi landrace fase starter, sehingga nutrien yang

tersedia dengan adanya penambahan minyak ikan belum dapat dimanfaatkan

secara optimal untuk pertambahan bobot badan (Astawa et al., 2006).

Penambahan sabun kalsium dalam ransum domba pada pertambahan

bobot badan harian menunjukkan tidak terjadi perbedaan. Hal ini menunjukkan

bahwa sabun kalsium tidak mempunyai pengaruh terhadap pertambahan bobot

badan harian. Pertambahan bobot badan harian (PBBH) merupakan manifestasi

dari kualitas pakan yang diberikan. Tidak adanya perbedaan pertambahan bobot

badan harian disebabkan pemberian pakan dalam presentase yang sama, meski

Page 22: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

demikian, pertambahan bobot badan harian yang mendapat tambahan sabun

kalsium 5% dan 10% memberikan pengaruh yang lebih baik (Joseph, 2007).

E. Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan suatu gambaran terhadap efisiensi penggunaan

pakan oleh ternak dalam meningkatkan pertambahan bobot badan ternak. Semakin

kecil konversi pakan yang dihasilkan maka semakin efisien penggunaan pakan

(Suhardiani, 1997). Konversi pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan, pertambahan

bobot badan dan kecernaan. Disamping itu tingkat konsumsi dan temperatur

lingkungan mempengaruhi efisiensi penggunaan pakan yang secara tidak langsung

juga mempengaruhi nilai konsumsi pakan (Parakkasi, 1999).

Konversi ransum tidak saja merefleksikan efek fisiologis dalam

memanfaatkan unsur-unsur nutrien, melainkan mempunyai nilai ekonomi yang

menentukan bagi kepentingan peternak. Dalam hal ini perbandingan input dari unit

pakan yang dikonversikan menjadi output unit berat badan, angka fisiknya menjadi

dasar perhitungan ekonomi. Makin kecil konversi pakan makin menguntungkan

(Soeharsono, 1977).

Konversi pakan dipengaruhi oleh kemampuan ternak untuk mencerna bahan

pakan, kecukupaan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan

dan fungsi-fungsi tubuh yang lain serta jenis pakan yang dikonsumsi

(Purbowati et al., 2009).

F. Feed Cost per Gain

Faktor yang mempengaruhi pendapatan atas biaya pakan adalah bobot

badan akhir, konsumsi ransum dan konversi ransum. Semakin efisien penggunaan

ransum, maka pendapatan atas biaya ransum akan semakin tinggi. Pertumbuhan

atau bobot badan yang mempengaruhi pendapatan atas biaya pakan adalah bibit,

kualitas, ransum yang diberikan dan ransum yang tercecer (Rasyaf, 1994).

Page 23: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Feed cost per gain yang rendah didapatkan dengan pemilihan bahan pakan

untuk menyusun ransum harus semurah mungkin dan tersedia secara kontinyu atau

dapat juga menggunakan limbah pertanian yang tidak kompetitif. Feed cost per

gain dinilai baik apabila angka yang diperoleh serendah mungkin, yang berarti dari

segi ekonomi penggunaan pakan efisien (Basuki, 2002).

Menurut Wodzicka et al (1993) feed cost per gain didapat dengan

menghitung biaya pakan yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 kilogram bobot

badan. Feed cost per gain = konversi pakan x harga ransum.

Nilai feed cost per gain dipengaruhi oleh banyaknya konsumsi pakan,

harga pakan dan besarnya pertambahan bobot badan harian yang dihasilkan.

Semakin kecil nilai feed cost per gain berarti semakin baik, karena untuk

menghasilkan pertambahan bobot badan harian yang sama dibutuhkan biaya pakan

yang lebih murah. Nilai feed cost per gain pada penambahan sabun kalsium

menunjukkan lebih tinggi daripada tanpa penambahan sabun kalsium, karena

harga minyak dan bahan kimia yang mahal untuk pembuatan sabun kalsium

(Joseph, 2007).

Page 24: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di desa Gledeg, Karanganom, RT 5 RW 1, Klaten,

selama 3 bulan mulai tanggal 29 Mei sampai 22 Agustus 2010. Analisis bahan

pakan dikerjakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Domba lokal jantan

Domba yang digunakan adalah 15 ekor domba lokal jantan lepas sapih

dengan pengelompokan 3 blok. Blok 1 rata-rata bobot badan 13,4 kg ± 3,79

kg; blok 2 rata-rata bobot badan 15,3 ± 3,61 kg; blok 3 rata-rata bobot badan

16,1 ± 3,78 kg.

2. Pakan

Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rumput

lapang, bungkil kedelai, bekatul, jagung kuning, onggok terfermentasi,

bungkil kelapa, L-carnitine, minyak ikan lemuru terproteksi dan minyak ikan

tuna terproteksi, air minum diberikan ad libitum. Kebutuhan nutrien domba,

kandungan nutrien bahan penyusun ransum dan susunan pakan beserta

kandungan nutriennya dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3.

21

Page 25: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tabel 1. Kebutuhan nutrien domba

Nutrisi Kebutuhan (%)

Protein Kasar (PK) 8,7

Total Digestible Nurien (TDN) 67,85

Kalsium (Ca) 0,51

Phospor (P) 0,33

Sumber: Kearl (1982).

Tabel 2. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Ransum

Bahan pakan BK (%)

LK (%)

PK (%)

SK (%)

Ca (%)

P (%)

TDN (%)

Rmpt. Lapang(1)

Bkl. Kedelai(3)

Bekatul(3) Jagung kuning(2) Onggok fermentsi(1) Bkl. kelapa(1) Susu L- karnitin(1) Minyak ikan tuna(1)

Minyak ikan lemuru(1)

Premix

78,358 5,79 (1) 87,28

87,03 89,16 88,03

- 86,34 83,19 -

3,68 4,9 10,7 4,58 2,18(4) 15,30 - 5,8 6,0 -

8,72 41,3 12

8,52 5,83(1) 23,03 30 - - -

33,60 5,3 5,2 4,10 7,28(4) 13,50

- - - -

0,16 0,24

0,04 0,05 0,25(1)

0,02 - - - 50

0,19

0,57

1,27

0,63

0,14(1)

0,36

- - -

25

56,79a

81,78c

77,65b

71,63b

79,302b

84,62c

- -

- -

Sumber: (1) Analisis laboratorium Nutrisi Makanan Ternak UNS 2010 (2) Agustin (2007). (3) Hartadi et al (1990)

*Dihitung berdasarkan rumus regresi sesuai petunjuk Hartadi et al. (1990) a) %TDN = -26,685 + 1,334 (CF) + 6,598 (EE)+ 1,423 (NFE)+0,967 (PK) -0,002

(CF)2 – 0,670 (EE)2 – 0,024 (CF) (NFE) – 0,055 (EE) (NFE) – 0,146 (EE) (PK) + 0,039 (EE)2 (PK)

b) %TDN = 22,822 – 1,440 (CF) – 2,875 (EE) + 0,655 (NFE) + 0,863 (PK) + 0,020 (CF)2 – 0,078 (EE)2 + 0,018 (CF) (NFE) + 0,045 (EE) (NFE) – 0,085 (EE) (PK) + 0,020 (EE)2 (PK)

c) %TDN = -54,820 + 1,951 (CF) +0,601 (EE) + 1,602 (NFE) + 1,324 (PK) – 0,027 (CF)2 + 0,032 (EE)2 – 0,021 (CF) (NFE) + 0,018 (EE) (NFE) + 0,035 (EE) (PK) – 0,0008 (EE)2 (PK)

(3) Haroen (1994). (4) Wahyu (2006)

Page 26: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel 3. Susunan Bahan Penyusun Konsentrat dan Kandungan Nutrien Ransum Perlakuan (BK)

No Bahan Pakan Perlakuan (feedstuff) P0 P1 P2 P3 P4

1. Rumput lapang 40 40 40 40 40 2. Bungkil kedelai 5 5 5 5 5

3. Bekatul 26 26 26 26 26 4. Jagung kuning 20 - - - - 5. Onggok fermentasi - 20 20 20 20

6. Bungkil kelapa 7 7 7 7 7 7. Premix 2 2 2 2 2 8. 9. 10.

Susu L-karnitin Minyak ikan tuna terproteksi Minyak ikan lemuru terproteksi

- - -

- - -

0,002 - -

0,002 0,002 4 - - 4

Jumlah 100 100 100,002 104,002 104,002

Kandungan nutrien ransum TDN

67,55

70,07

70,06

70,07 70,07

PK (%) 11,98 11,44 11,44 11,45 11,45 Ca (%) 1,09 1,13 1,13 1,13 1,13

P (%) LK (%) SK(%)

1,08 6,48 16,82

0,98 6,0 17,45

0,97 5,99 17,45

0,98 1,21 6,23 6,24 17,45 17,45

Kandungan nutrien (100%) BK TDN

67,55

70,07

70,06

67,37 67,37

PK (%) 11,98 11,44 11,43 11,00 11,00 Ca (%) 1,09 1,13 1,13 1,09 1,09

P (%) LK (%) SK(%)

1,08 6,48 16,82

0,98 6,0 17,45

0,97 5,99 17,45

0,94 0,94 5,99 6,00 16,78 16,78

Sumber : Hasil perhitungan tabel 2 dan 3

Page 27: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Kandang dan Peralatan

Penelitian menggunakan kandang individual sebanyak 15 unit, dengan

ukuran panjang 100 cm dan lebar 80 cm, tiap kandang berisi 1 ekor. Peralatan

yang digunakan adalah tempat pakan yang terdiri dari tempat pakan hijauan

dan tempat pakan untuk konsentrat. Timbangan yang digunakan terdiri dari

timbangan pakan konsentrat, timbangan rumput dan timbangan untuk

menimbang berat domba. Sapu lidi digunakan untuk membersihkan kandang

setiap harinya. Thermometer diletakkan didalam kandang dan diluar kandang

yang berfungsi untuk mengetahui suhu dalam dan luar kandang. Alat tulis

digunakan untuk mencatat data yang diperlukan. Lampu pijar digunakan

untuk penerangan kandang.

C. Persiapan Penelitian

1. Persiapan kandang

Kandang dan peralatan dibersihkan dan dicuci, kemudian disucihamakan

dengan menggunakan desinfektan.

2. Penentuan petak kandang

Domba sebanyak 15 ekor dimasukkan dalam petak kandang individu

secara acak.

3. Pembuatan onggok fermentasi

Onggok yang akan difermentasi dikukus terlebih dahulu, setelah dikukus,

onggok ditiriskan. Selanjutnya menaburi onggok dengan menggunakan ragi

tape dengan perbandingan 5 gram ragi tape untuk setiap 1 kg bahan onggok

yang akan difermentasi. Langkah berikutnya adalah dilakukan pemeraman

selama 2 hari. Setelah selama 2 hari pemeraman, onggok dikeringkan.

4. Pembuatan sabun terproteksi

Kita memanaskan minyak ikan lemuru dan minyak ikan tuna pada

suhu 60-800C selama 10 menit. Minyak ikan dicampur dengan NaOH 20%

Page 28: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

sambil diaduk, kemudian ditambahkan larutan pati 10% sampai membentuk

pasta yang liat. Didiamkan selama satu malam agar mengeras. Gumpalan

dikristalkan dengan direndam larutan CaCl2 jenuh selama 2 jam. Kristal sabun

asam lemak disaring dipres kemudian dikeringkan dengan oven maupun

dijemur (Setyaningrum dan Prayitno, 2010).

5. Persiapan Ransum

Pakan yang diberikan adalah rumput lapang serta konsentrat buatan

sendiri yang merupakan campuran bahan jagung kuning, bekatul, bungkil

kedelai, bungkil kelapa, premix, yang ditambah onggok fermentasi, L-

carnitine, minyak ikan lemuru terproteksi dan minyak ikan tuna terproteksi.

6. Masa adaptasi

Sebelum dilaksanakan penelitian, domba diberi obat cacing dengan

merk albendazol, kemudian selama 2 minggu dilakukan adaptasi pakan

perlakuan.

D. Cara Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian yang berjudul suplementasi omega-3 terproteksi dan L-

carnitine dalam ransum onggok terfermentasi terhadap performan domba

lokal jantan ini merupakan penelitian secara eksperimental.

2. Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok

dengan 5 perlakuan (P) setiap perlakuan terdiri dari 3 ulangan sebagai blok

dan setiap blok terdiri dari 1 ekor domba lokal jantan lepas sapih.

Perlakuannya masing-masing:

P0 = Ransum kontrol,

P1= P0 + 20% onggok terfermentasi untuk mengganti jagung kuning pada

konsentrat dalam ransum

Page 29: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

P2= P1 + L-carnitine 100 ppm

P3= P2 + minyak ikan tuna terproteksi sebesar 4% dalam ransum

P4= P2 + minyak ikan lemuru terproteksi sebesar 4% dalam ransum.

3. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 12 minggu yang terdiri dari

tiga tahap penelitian, tahap pertama tahap persiapan selama 2 minggu untuk

masa adaptasi lingkungan dan adaptasi pakan perlakuan.

Tahap kedua adalah tahap penelitian yang dilakukan selama 10

minggu. Penelitian dilakukan dengan memberikan ransum rumput lapangan,

konsentrat buatan sendiri yang terdiri dari bungkil kedelai, bekatul, jagung

kuning, onggok fermentasi, bungkil kelapa dan premix untuk perlakuan

kontrol (P0) dan untuk masing-masing perlakuan adalah P1= P0 + 20%

onggok terfermentasi untuk mengganti jagung kuning pada konsentrat

dalam ransumP2= P1 + L-carnitine 100 ppm, P3= P2 + minyak ikan tuna

terproteksi sebesar 4% dalam ransum, P4= P2 + minyak ikan lemuru

terproteksi sebesar 4% dalam ransum. Pemberian pakan dilakukan 2 kali

dalam sehari. Konsentrat diberikan pada pukul 08.00 WIB dan pukul 14.00

WIB dan rumput diberikan pada pukul 10.00 WIB dan pukul 16.00 WIB.

Pemberian air minum dilakukan secara ad libitum.

Tahap ketiga adalah tahap pengumpulan data yang didapatkan dari

awal penelitian hingga selesai penelitian yang meliputi konsumsi pakan,

pertambahan bobot badan serta biaya pakan.

4. Peubah Penelitian

a) Konsumsi pakan

Konsumsi pakan dihitung dengan cara menimbang jumlah pakan

yang diberikan dikurangi dengan jumlah pakan yang tersisa selama

penelitian yang dinyatakan dalam g/ekor/hari.

Konsumsi pakan = pakan yang diberikan – pakan yang tersisa

Page 30: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b) Pertambahan bobot badan harian

Pertambahan bobot badan harian dihitung dengan cara menimbang

bobot badan domba.

Pertambahan bobot badan = bobot badan akhir - bobot badan awal yang

dinyatakan dalam gram/ekor/hari.

c) Konversi Pakan

Konversi pakan adalah perbandingan antara konsumsi pakan

dengan pertambahan bobot badan harian. Konversi pakan dihitung dengan

cara membagi jumlah pakan yang dikonsumsi (g) dengan pertambahan

bobot badan.

)(

)(

grharianbadanbobotnpertambaha

grdikonsumsiyangpakanjumlahpakanKonversi =

d) Feed cost per gain

Besarnya biaya pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan 1 kg

gain (pertambahan bobot badan). Feed cost per gain dihitung dengan

cara mengalikan nilai konversi pakan dengan harga pakan (Rp/kg).

Feed cost per gain = Konversi pakan x harga pakan (Rp/kg).

E. Cara Analisis Data

Data dianalisis dengan sidik ragam dan bila terdapat perbedaan dilanjutkan

uji kontras orthogonal ( Steel dan Torrie, 1980 ).

Model matematik yang digunakan yaitu Yij = m +r + αi + eij (i=1,2, 3 ,4, dan 5;

j=1,2, dan 3). Dimana:

Yij = Pengamatan pada unit eksperimen ke-j dalam penggunaan onggok

terfermentasi dan L-carnitine, serta minyak ikan terproteksi ke-i

µ = Rataan umum

r = Pengaruh blok terhadap perlakuan

Page 31: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

ai = Pengaruh penggunaan onggok terfermentasi dan L-karnitin serta minyak

ikan terproteksi ke-i

eij = Pengaruh kesalahan percobaan ke-j dalam penggunaan onggok

terfermentasi dan L-carnitine dan minyak ikan terproteksi ke-i

Page 32: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Konsumsi Bahan Kering Pakan

Rata-rata konsumsi bahan kering domba lokal jantan selama penelitian dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. Rata-Rata Konsumsi Bahan Kering Pakan (gram/ekor/hari)

Perlakuan Blok Rata-rata

Blok 1 Blok 2 Blok 3 P0 317,63 444,73 479,67 414,01a

P1 540,48 549,21 686,92 592,20b

P2 657,16 839,57 993,03 829,92c

P3 840,77 880,73 967,20 896,23d

P4 887,88 966,17 1070,87 974,97d

Rata-rata 648,78a 736,08b 839,54c

Keterangan: Superscribt yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01)

Analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi minyak ikan terproteksi dan

L-carnitine dalam ransum onggok terfermentasi terhadap performan domba lokal

jantan memberikan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap rata-rata

konsumsi bahan kering, dengan dilanjutkan uji kontras orthogonal menunjukkan

bahwa perlakuan PO berbeda sangat nyata dengan P1, P2, P3 dan P4.

Pada P0 menunjukkan berbeda sangat nyata dengan P1, P2, P3 dan P4. Hal ini

diduga disebabkan adanya subtitusi jagung kuning dengan onggok fermentasi.

Onggok yang telah difermentasi mampu meningkatkan kosumsi pakan karena dengan

adanya fermentasi, maka akan terjadi perubahan pada onggok yaitu baunya yang

harum serta tekstur lebih lembut sehingga akan mempengaruhi palatabilitas (tingkat

kesukaan) pada pakan yang akan berpengaruh terhadap konsumsi pakan.

Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kosumsi pakan adalah tingkat

kecernaan. Pada penelitian ini, didapatkan data hasil kecernaan bahan kering pada P0

27

Page 33: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

47,452; P1 60,109; P2 67,424; P3 72,258; P4 73,138. Hal ini dapat dilihat bahwa

kecernaan bahan kering semakin meningkat. Kondisi ini menunjukkan bahwa ada

keterkaitan antara tingkat kecernaan yang tinggi dengan konsumsi pakan. Menurut

Tillman et al (1991), ada keterkaitan antara daya cerna dan kecepatan pencernaan.

Makin banyak bahan yang dapat dicerna melalui saluran pencernaan berarti makin

cepat alirannya, sehingga menyebabkan lebih banyak ruangan kosong yang tersedia

untuk penambahan makanan sehingga bertambahnya daya cerna lebih lanjut

menyebabkan bertambahnya konsumsi makanan. Hal ini juga didukung oleh Arora

(1989) yang menyatakan bahwa konsumsi pakan dipengaruhi oleh laju aliran pakan.

Jika laju aliran pakan cepat, maka konsumsi pakan akan meningkat, namun jika laju

aliran pakan lambat akan menurunkan konsumsi pakan.

Pada PO, P1 berbeda nyata dengan P2, P3 dan P4. Hal ini disebabkan selain

adanya subtitusi jagung kuning dengan onggok fermentasi, pada P1 ditambahkan L-

carnitine yang dimungkinkan sebagai faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan

kering, sehingga meningkatkan konsumsi bahan kering.

Pada P2 menunjukkan berbeda sangat nyata dengan P3 dan P4. Hal ini

disebabkan pada perlakuan P3 dan P4 ditambahkan minyak ikan yang telah

diproteksi. Salah satu karakteristik minyak ikan adalah berbau amis, sehingga apabila

diberikan secara langsung pada ternak akan mempengaruhi tingkat konsumsi pakan.

Namun dengan adanya proteksi minyak ikan ini, maka bau amis yang terdapat dalam

minyak ikan telah hilang sehingga tidak mengganggu tingkat palatabilitas. Banyak

faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan, menurut Soebarinoto (1991)

menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan adalah

keragaman ternak, faktor gastrointestinal dan sifat-sifat fisik pakan, faktor

orosensoris, faktor lingkungan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Faktor

orosensoris merupakan faktor palatabilitas terhadap pakan yaitu segi kepuasan atau

kesenangan dari suatu pakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian minyak

ikan yang telah diproteksi tidak mengganggu palatabilitas pakan sehingga ternak

tetap nyaman mengkonsumsi pakan.

Page 34: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Pada perlakuan P3 menunjukkan tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4. Hal

ini menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan yang nyata antara minyak ikan tuna

maupun minyak ikan lemuru apabila dikonsumsi oleh ternak. Hal ini disebabkan

kandungan energi dari kedua minyak ikan tersebut hampir sama sehingga tidak

mempengaruhi konsumsi pakan.

Hasil analisis variansi pada blok menunjukkan bahwa perlakuan memberikan

pengaruh yang berbeda nyata dan dilanjutkan uji lanjut menunjukkan hasil yang

berbeda nyata antar perlakuan.

2. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)

Pertambahan bobot badan harian domba lokal jantan dapat dilihat pada Tabel

5.

Tabel 5. Rata-rata pertambahan bobot badan harian (gram/ekor/hari)

Perlakuan Blok Rata-rata

Blok 1 Blok 2 Blok 3 P0 23,26 81,39 69,77 58,14

P1 34,88 46,51 104,65 62,02

P2 81,39 104,65 81,39 89,15

P3 58,14 93,02 104,65 85,27 P4 81,39 93,02 116,28 96,89

Rata-rata 55,18a 83,72b 95,35b

Keterangan: Superscribt yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.01)

Pertambahan bobot badan harian secara berturut-turut adalah P0 58,14

gram/hari; P1 62,02 gram/hari, P2 89,15 gram/hari; P3 85,27 gram/hari; P4 96,89

gram/hari. Hal ini terlihat adanya kenaikan bobot badan harian dibandingkan kontrol.

Hasil analisis variansi menunjukkan adanya pengaruh yang tidak nyata

(P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan harian. Kondisi ini dimungkinan bahwa

domba masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga pemanfaatan nutrien dalam tubuh

lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan tulang,

yang umumnya relatif seragam (Astawa, 2006), hal ini didukung oleh Williamson

Page 35: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dan Payne (1993) yang menyatakan bahwa pertambahan bobot badan terjadi apabila

ternak mampu mengubah zat-zat pakan yang diperolehnya manjadi lemak dan daging

setelah kebutuhan hidup pokoknya terpenuhi. Sudarmono dan Sugeng (2009)

menyatakan bahwa kebutuhan pokok hidup yaitu kebutuhan sejumlah nutrisi untuk

menjamin keseimbangan dan kondisi tubuh yang normal sehingga tubuh mampu

beraktivitas. Jika nutrisi untuk kebutuhaan pokok hidup telah terpenuhi maka

kelebihan nutrisi ini akan digunakan untuk pertumbuhan dan bereproduksi atau

disimpan tubuh dalam bentuk lemak badan. Selain faktor diatas, faktor lain yang

memungkinkan pertambahan bobot badan berbeda tidak nyata adalah adanya

keterbatasan kemampuan dalam proses pencernaan nutrien oleh domba, sehingga

nutrien yang tersedia dengan adanya penambahan L-Carnitine dan minyak ikan

terproteksi, belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pertambahan bobot

badan.

3. Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan suatu gambaran terhadap efisiensi penggunaan

pakan oleh ternak dalam meningkatkan pertambahan bobot badan ternak. Semakin

kecil konversi pakan yang dihasilkan maka semakin efisien penggunaan pakan

(Suhardiani, 1997) sehingga dapat diartikan bahwa konversi pakan adalah angka yang

menunjukkan perbandingan antara konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan

Tabel 6. Konversi pakan domba lokal jantan

Perlakuan Blok Rata-rata Blok 1 Blok 2 Blok 3 P0 13,66 5,46 6,88 8,67 P1 15,49 11,81 6,56 11,29 P2 8,07 8,02 12,20 9,43 P3 14,46 9,47 9,24 11,06 P4 10,99 10,39 9,21 10,17 Rata-rata 12,51 9,03 8,82

Page 36: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Nilai konversi pakan pada hasil penelitian berturut-turut adalah P0 8,67; P1

11,29; P2 9,43; P3 11,06 dan P4 10,17.

Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh

tidak nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan. Hal ini disebabkan oleh tingkat

konsumsi yang tinggi tetapi tidak diimbangi dengan pertambahan bobot badan yang

tinggi sehingga akan menyebabkan nilai konversi yang tinggi, karena nilai konversi

pakan ditentukan oleh besar kecilnya konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan.

Semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin baik terhadap efiesiensi

penggunaan pakan. Dari tabel diatas dituliskan bahwa pada perlakuan P0 rata-rata

konversi pakan sebesar 8,67 hal ini dapat diartikan bahwa untuk dapat menghasilkan

1 gram bobot badan ternak, membutuhkan pakan sebesar 8,67 gram, pada P1

membutuhkan 11,29 gram dan seterusnya.

Konversi pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan, pertambahan bobot badan

dan kecernaan. Disamping itu juga tergantung pada konsumsi pakan dan temperatur

lingkungan mempengaruhi efisiensi penggunaan pakan yang secara tidak langsung

juga mempengaruhi nilai konversi pakan (Parakkasi, 1999). Pada tabel konsumsi

pakan menunjukkan adanya kenaikan kosumsi pakan, namun kenaikan konsumsi

pakan tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan bobot badan yang optimal

sehingga berpengaruh terhadap nilai konversi pakan yang tinggi.

Besar kecilnya konversi pakan juga dipengaruhi oleh kemampuan daya cerna

pakan, kualitas pakan yang dikonsumsi, keserasian nilai nutrien yang terkandung

dalam pakan. Dinyatakan bahwa buruknya kualitas pakan akan menyebabkan

defisiensi nutrien yang dibutuhkan dan berakibat menurunkan angka produksi serta

menaikkan konversi pakan (Anggorodi, 1985).

4. Feed Cost per Gain (FCG)

Feed cost per gain merupakan perbandingan biaya pakan yang dikeluarkan

untuk menghasilkan satu kg pertambahan bobot badan. Perhitungan feed cost per

Page 37: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

gain diperoleh dengan cara mengalikan biaya pakan dengan konversi pakan. Tabel

feed cost per gain dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-rata feed cost per gain domba lokal jantan

Perlakuan Blok Rata-rata

Blok 1 Blok 2 Blok 3 P0 36.170 14.459 18.193 22.941 P1 43.443 33.108 18.404 31.651 P2 22.648 22.505 34.221 26.458 P3 54.398 35.616 34.766 41.593 P4 41.428 39.445 34.975 38.616 Rata-rata 39.617 29.027 28.112

Besarnya nilai feed cost per gain berturut-turut pada perlakuan adalah

P0 Rp. 22.941; P1 Rp. 31.651; P2 26.458; P3 Rp. 41.593; dan P4 Rp.38.616.

Komposisi bahan pakan yang menunjukkan semakin meningkatnya kualitas

pakan akan berpengaruh terhadap biaya pakan. Selama penelitian, harga pakan antar

perlakuan hampir sama. Pada PO, harga pakan per kilogram sebesar Rp. 2.646,369,

pada P1 sebesar Rp. 2.803,87 pada P2 sebesar Rp. 2.805,07 pada P3 sebesar Rp.

3.761,75 sedangkan pada P4 sebesar Rp. 3.797,98.

Dari tabel 7, dapat kita lihat bahwa pada P0 (kontrol) menunjukkan nilai feed

cost per gain yang paling rendah jika dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal

ini disebabkan harga pakan PO lebih rendah jika dibandingkan pada perlakuan yang

lain. Nilai feed cost per gain paling tinggi terlihat pada P3, yaitu sebesar Rp.

41.671,45. Hal ini disebabkan oleh komposisi pakan pada P3 merupakan pakan yang

berkualitas, yaitu adanya penambahan L-Carnitine dan juga minyak ikan tuna

terproteksi, sehingga biaya pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kilogram

bobot badan, membutuhkan biaya pakan yang lebih besar. Menurut Joseph (2007),

ada tiga komponen untuk menghitung feed cost per gain yaitu : banyaknya konsumsi

pakan, harga pakan dan besarnya pertambahan bobot badan harian yang dihasilkan.

Page 38: SUPLEMENTASI MINYAK IKAN TERPROTEKSI DAN L …eprints.uns.ac.id/5657/1/214681111201111511.pdfmitokondria menuju matriks mitokondria sehingga metabolisme asam lemak lebih ... perlakuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah suplementasi

minyak ikan terproteksi dan L-Carnitine dalam ransum onggok terfermentasi

mampu memperbaiki nilai konsumsi bahan kering tetapi belum mampu

memperbaiki pertambahan bobot badan harian, nilai konversi pakan dan feed

cost per gain.

B. Saran

Suplementasi minyak ikan terproteksi dapat dilakukan hingga level 4%

yang mengandung L-carnitine 100 ppm dalam ransum onggok terfermentasi

untuk mengganti jagung kuning tetapi perlu mempertimbangkan dari segi

biaya.