Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    1/82

    i

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    LEMBAGA PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN KEPALA SEKOLAH

    (LPPKS) Kp Dadapan RT 06/RW 07, Desa Jatikuwung Gondangrejo Karanganyar, Jawa Tengah

    Indonesia Telp. (0271) 8502888, 8502999 / Fac. (0271) 8502000Website:www.lppks.org: Email:[email protected]

    SUPERVISI MANAJERIAL

    Bahan Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan

    Penguatan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah

    TAHUN 2015

    http://www.lppks.org/http://www.lppks.org/mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]://www.lppks.org/
  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    2/82

    ii

    Apakah Anda ingin memberikan umpan balik/masukan mengenai Bahan Pembelajaran

    Penguatan Pengawas Sekolah/Madrasah?

    Kami mengajak para individu dan organisasi untuk memberikanumpan balik/masukan, baik positif atau negatif, tentang bahanpembelajaran Penguatan Pengawas Sekolah.

    Dalam hal ini, Anda diajak untuk memberikan umpan balik(masukan/keluhan) ke Lembaga Pengembangan dan PemberdayaanKepala Sekolah (LPPKS), melalui:

    Situs Web : www.lppks.org

    Email : [email protected]

    Telephone : (0271) 8502888, 8502999

    Fax : (0271) 8502000

    Surat : Petugas Penanganan Keluhan

    Kp. Dadapan RT. 06/ RW. 07,

    Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar,

    Jawa Tengah

    Terima kasih atas masukan untuk penyempurnaan materi BahanPembelajaran ini.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    3/82

    iii

    KATA PENGANTAR

    Atas berkah rahmat dari Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan

    berkah dan hidayahnya sehingga dapat disusunnya Bahan Pembelajaran materi

    supervisi manajerial ini untuk peserta pendidikan dan pelatihan calon/pengawassekolah/madrasah.

    Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat urgen untuk

    menimgkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut

    pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang No. 20

    Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang secara operasionalnya

    dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

    Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberi arahan terhadap seluruh

    satuan pendidikan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan 8 (delapan) Standar

    Nasional Pendidikan, yang meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar

    kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar

    sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan dan (8)

    standar penilaian.

    Pengawas, Kepala Sekolah dan guru merupakan tenaga pendidik dan

    kependidikan yang mutlak terstandarisasi kompetensinya secara nasional menurut

    PP No 19 tahun 2005 di atas. Karena pengawas, kepala sekolah dan guru adalah

    tiga unsur yang berperan aktif dalam persekolahan. Guru sebagai pelaku

    pembelajaran yang secara langsung berhadapan dengan para siswa di ruang

    kelas, dan pengawas serta kepala sekolah adalah pelaku pendidikan didalam

    pelaksanaan tugas Kepengawasan dan Manajerial pendidikan dalam satuanpendidikan yang meliputi tiga aspek yaitu supervisi, pengendalian dan inspeksi

    kependidikan.

    Bahan Pembelajaran Supervisi Manajerial ini merupakan materi tambahan

    yang dapat melengkapi buku-buku maupun modul-modul yang telah banyak

    beredar tentang tugas kepengawasan sekolah khususnya supervisi manajerial.

    Materi Bahan Pembelajaran ini dapat digunakan sebagai materi pengembang

    modul (MPM) pada pendidikan dan pelatihan calon Pengawas Sekolah/Madrasah

    maupun pada pendidikan dan pelatihan penguatan Pengawas Sekolah.

    Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan

    bahan pembelajaran ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati kita

    semua.

    Karanganyar, Januari 2015

    Kepala LPPKS,

    Prof. Dr. Siswandari, M.Stats.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    4/82

    iv

    TIM PENGEMBANG BAHAN PEMBELAJARAN LPPKS

    Nama Bahan Pembelajaran:

    Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah/Madrasah

    Pengarah Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Kepala BPSDMP-PMP

    Moh. Hatta, M.Ed Kepala Pusbangtendik

    Prof. Dr, Siswandari, M.Stats Kepala LPPKS

    Penanggung Jawab Gentur Sulistyo, MM. Ka.Sub.Bag. Umum LPPKS

    Drs. I Nyoman Rudi K, M.T Ka.Sie. Kompetensi LPPKS

    Farikha, MM Ka.Sie. Sistem Informasi LPPKS

    Yuli Cahyono, M.Pd. Korwi LPPKS

    Tim Penulis Setyo Hartanto, S.Pd. M.Kom.

    Dra. Yusnaini Agustina, MPd

    Drs.Edy Pudiyanto, MPd,

    .

    Diterbitkan Oleh

    LPPKS, Indonesia

    @2015

    Dilarang keras menerjemahkan, memfotocopy, atau memperbanyak sebagian atau seluruh

    isi buku ini tanpa izin tertulis dari LPPKS.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    5/82

    v

    PENJELASAN UMUM

    A. Pengantar Bahan Pembelajaran Ini

    Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, puji syukur kita panjatan

    pada Tuhan Yang Maha Esa, Mata Diklat Supervisi Manajerial untuk membekali

    calon pengawas sekolah/madrash maupun dapat digunakan untuk diklat penguatan

    pengawas sekolah/madrasah dalam meningkatkan dan menguatkan kompetensi

    supervise manajerial (permendiknas 12 tahun 2007 tentang standar pengawas

    sekolah). Mata diklat ini dialokasikan selama proses pembelajaran di kelas melalui

    kegiatan teori dan praktik serta diskusi dalam bentuk kegiatan tugas mandiri dan

    kelompok.

    Dalam melaksanakan kegiatan pada Bahan Pembelajaran ini, Saudara

    harus mempertimbangkan inklusi sosial tanpa membedakan suku, agama, ras,

    golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, orang dengan HIV/AIDS dan yang

    berkebutuhan khusus. Inklusi sosial ini juga diberlakukan bagi pendidik, tenaga

    kependidikan dan peserta didik.

    B. Hasil Pembelajaran yang Diharapkan

    Bahan pembelajaran ini diarahkan untuk mencapai target kompetensi yang

    berkaitan dengan standar kompetensi supervisi manajerial bagi pengawas

    sekolah/madrasah (Permendiknas No. 12 tahun 2007) yang pada akhirnya

    berdampak pada peningkatan kualitas pembinaan pengawas sekolah terhadap

    satuan pendidikan-satuan pendidikan binaannya dalam rangka meningkatkan

    prestasi Akreditasi maupun pencapaian visi, misi sekolah binaan.

    Adapun hasil pembelajaran yang diharapkan sebagai berikut:

    1. Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat

    memahami dan terampiltentang; Kompetensi Pengawas Sekolah, Tugas dan

    Fungsi Pengawas Sekolah, Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi

    Manjerial, Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial, Metode Supervisi Manajerial,

    Aspek Supervisi Manajerial.

    2. Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat

    memahami dan terampil menyusun instrument supervisi manajerial, membuat

    tindak lanjut dan laporan supervisi manajerial.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    6/82

    vi

    C. Tagihan

    1. Menjelaskan tentang; Kompetensi Pengawas Sekolah, Tugas dan Fungsi

    Pengawas Sekolah, Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi Manjerial,

    Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial, Metode Supervisi Manajerial, Aspek

    Supervisi Manajerial.

    2. Terampil menyusun dan menggunakan instrumen supervisi manajerial

    3. Terampil membuat tindak lanjut dan laporan supervisi manajerial

    D. Ruang Lingkup Materi

    Konsep Dasar tentang; Kompetensi Pengawas Sekolah, Tugas dan Fungsi

    Pengawas Sekolah, Supervisi Manajerial, Kompetensi Supervisi Manjerial, Prinsip-

    prinsip Supervisi Manajerial, Metode Supervisi Manajerial, Aspek Supervisi

    Manajerial. Konsep Dasar langkah-langkah menyusun instrumen supervisi

    manajerial dan menyusun tindak lanjut beserta laporan supervisi manajerial.

    E. Refleksi

    1. Apa yang sudah dikuasai

    2. Apa yang belum dikuasai

    3. Apa yang harus dilakukan4. Apa yang perlu ditambah

    F. Alokasi Waktu

    Alokasi Waktu

    Selanjutnya, alokasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan belajar materi

    ini dipisahkan antara waktu belajar individual dan kelompok, Untuk waktu belajar individual sifatnya

    fleksibel karena dilakukan di luar pertemuan diklat. Sedangkan waktu untuk kegiatan kelompok

    diperkirakan sekitar 8 jam pelajaran, dengan rincian sebagai berikut:

    1 Mendiskusikan isi bahan belajar untuk memperoleh pemahaman bersama.

    2 Mendiskusikan rancangan supervisi manajerial oleh peserta diklat..

    3 Melakukan diskusi hasil rancangan supervisi manajerial yang disusun..

    4 Membuat rangkuman bersama

    5 Melakukan refleksi.

    3 jam

    3 jam

    1 jam

    0,5 jam

    0,5 jam

    Jumlah keseluruhan=8 jam

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    7/82

    vii

    DAFTAR ISI

    Halaman:

    HALAMAN JUDUL.... iPENANGANAN KELUHAN (UMPAN BALIK)........ ii

    TIM PENGEMBANG BAHAN PEMBELAJARAN LPPKS........ ii

    KATA PENGANTAR...... iv

    PENJELASAN UMUM .................................................................................. v

    A.Pengantar Bahan Pembelajaran Ini........ v

    B.Hasil Pembelajaran yang Diharapkan..... v

    C Tagihan ..................................................................................................... vi

    D. Ruang Lingkup Materi .............................................................................. vi

    E. Refleksi .................................................................................................... vi

    F. Alokasi Waktu. ......................................................................................... vi

    DAFTAR ISI. ................................................................................................ vii

    SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH. ............. 1

    A. Kompetensi Pengawas Sekolah ............................................................... 1

    B. Tugas dan Fungsi Pengawas Sekolah ..................................................... 2

    C. Supervisi Manajerial ................................................................................. 3

    D. Kompetensi Supervisi Manjerial ............................................................... 4

    E. Instrumen Supervisi Manajerial .................................................................... 7

    F. Tindak Lanjut Dan Laporan Supervisi Manajerial .......................................... 11

    H. Penutup.. .................................................................................................. 19

    Lampiran Contoh Prog ram Semes te r Pengawas .. ............................ 20

    Lampiran Aspek-Aspek Supervsi Manajerial Pengawas........................... 24

    Lampiran Contoh Instrumen Monitoring Evaluasi RKAS.......................... 59

    Lembar Kerja (LK-Konsep)....................................................................... 62

    Lembar Kerja (LK-Role Play).................................................................... 63

    Lembar Kerja (LK-Keterampilan) .................................................................. 64

    Lembar Kerja (LK-Kompetensi)................................................................ 70

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    8/82

    1

    SUPERVISI MANAJERIAL

    PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

    A. Kompetensi Pengawas Sekolah

    Mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

    12 Tahun 2007 bahwa Kompetensi pengawas sekolah terdiri atas enam(6) dimensi

    kompetensi: Kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial, Kompetensi supervisi

    manajerial, Kompetensi supervisi akademik, Kompetensi evaluasi pendidikan,

    dan Kompetensi penelitian dan pengembangan.

    1. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan pengawas sekolah dalam

    menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang

    bertanggungjawab, kreatif, memiliki motivasi

    2. Kompetensi sosia l adalah kemampuan pengawas sekolah dalam membina

    hubungan dengan berbagai pihak serta aktif dalam kegiatan organisasi profesi

    3. Kompetensi supervis i manajer ia l adalah kemampuan pengawas sekolah

    dalam melaksanakan pengawasan manajerial yakni menilai dan membina kepala

    sekolah dan tenaga kependidikan lain yang ada di sekolah dalam

    mempertinggi kualitas pengelolaan dan administasi sekolah

    4. Kom petensi sup ervis i akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam

    melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam

    rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar

    berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.

    5. Kompetensi evaluasi pendidikan adalah kemampuan pengawas sekolah

    dalam kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan

    data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan pendidikan6. Kompetensi penel i t ian dan pengembangan adalah kemarnpuan pengawas

    sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian

    pendidikan/pengawasan serta menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan

    peningkatan mutu pendidikan

    B. Tugas dan Fungsi Pengawas Sekolah

    Buku Kerja Pengawas (Pusbangtendik, 2011) menjelaskan tugas pokok

    pengawas sekolah, diantaranya; melaksanakan pembinaan guru dan kepala

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    9/82

    2

    sekolah, melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah,

    melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala

    sekolah serta pembimbingan penelitian tindakan.

    Tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan pengawasanakademik dan pengawasan manajerial melalui pemantauan, penilaian, pembinaan,

    pelaporan, dan tindak lanjut. Ragam kegiatan dalam lingkup tugas pengawas

    sekolah Perbedaan tugas dalam supervisi akademik dengan tugas dalam supervisi

    manajerial.

    1. Kegiatan Supervisi Akademik

    a. Memantau: (1) Pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar (2)

    Keterlaksanaan kurikulum tiap mata pelajaran

    b. Menilai: Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran/

    bimbingan

    c. Membina: 1. Guru dalam menyusun silabus dan RPP (2) Guru dalam proses

    melaksanakan pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan (3) Guru dalam

    membuat, mengelola, dan menggunakan media pendidikan dan

    pembelajaran (4) Guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan

    mutu pendidikan (5) Guru dalam mengolah dan menganalisis data hasil

    penilaian (6) Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

    d. Melaporkan dan Tindak Lanjut: (1) Hasil pengawasan akademik pada

    sekolah-sekolah yang menjadi binaannya (2) Menindaklanjuti hasil-hasil

    pengawasan akademik untuk meningkatkan kemampuan profesional guru

    2. Kegiatan Supervisi Manajerial

    a. Memantau: (1) Pelaksanaan ujian nasional, PSB, dan ujian sekolah (2)

    Pelaksanaan standar nasional pendidikan

    b.Menilai: Kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok fungsi dan

    tanggung jawabnya.

    c.Membina: (1) Kepala Sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah

    (2) Kepala Sekolah dalam mengkoordinir pelaksanaan program bimbingan

    konseling.

    d.Melaporkan dan Tindak Lanjut: (1) Hasil pengawasan manajerial pada

    sekolah-sekolah binaannya (2) Menindaklanjuti hasil-hasil pengawasan

    manajerial untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan satuan pendidikanDikutip dari Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research) Peningkatan Komptensi Supersvisi Pengawas Sekolah SMA/SMK, Depdiknas, Dirjen PMPTK, 2007.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    10/82

    3

    C. Supervisi Manajerial

    1. Pengertian Supervisi Manajerial

    Supervisi adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas sekolah

    dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan

    lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan

    dan pembelajaran. Supervisi ditujukan pada dua aspek yakni: manajerial dan

    akademik. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan aspek-

    aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung

    (supporting) terlaksananya pembelajaran, bermuara pada akhirnya tentang

    penjaminan mutu satuan pendidikan, salah satu tujuan diantaranya uji kelayakan.

    Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah

    (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20) dinyatakan bahwa supervisi

    manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan

    sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas

    sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian,

    pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan

    sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas

    sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator dalam

    proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2)

    asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah,

    (3) pusat informasi pengembangan mutu sekolah, dan evaluator terhadap

    pemaknaan hasil pengawasan.

    Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek

    pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan

    efektivitas pengelolaan sekolah yang mencakup: (a) perencanaan, (b) koordinasi,

    (c) pelaksanaan, (d) penilaian, dan (e) pengembangan

    2. Sasaran Supervisi Manajerial

    Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf

    sekolah dalam mengelola administrasi pendidikan seperti: (a) administrasi

    kurikulum, (b) administrasi keuangan, (c) administrasi sarana prasarana, (d)

    administrasi ketenagaan, (e) administrasi kesiswaan, (f) administrasi hubungan

    sekolah dan masyarakat, (g) administrasi budaya dan lingkungan sekolah, (h)

    aspek-aspek lainnya dalam rangka meningkatkan mutu/status akreditasi.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    11/82

    4

    Catatan: Pengawasan di SMP/SMA/SMK ada 2 pengelompokan Pengawasberdasarkan sasaran pengawasan; (1) Pengawas Mapel dan (2) PengawasManajerial, Jika jumlah satuan pendidikan dan guru sebagai sasaran kurang dariyang ditetapkan, maka dapat dilakukan pengawasan akademik secara lintas tingkatsatuan dan jenjang pendidikan. jika jumlah satuan pendidikan kelebihan, maka

    dilakukan pembagian berdasarkan banyaknya ruang lingkup/materi kepengawasanakademik dan atau manajerial. (permendiknas 21 th 2011 tentang petunjuk teknispelaksanaan jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya).

    D. Kompetensi Supervisi Manajerial

    Sebagai supervisor manajerial, pengawas satuan pendidikan bertugas

    membantu kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat meningkatkan

    mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang dibinanya.

    Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan pengawas sekolah

    dalam melaksanakan pengawasan manajerial yakni menilai dan membina kepala

    sekolah dan tenaga kependidikan lain yang ada di sekolah dalam mempertinggi

    kualitas pengelolaan dan administasi sekolah.

    Standar administrasi dan pengelolaan sekolah secara konseptual dan

    operasional tersirat dan tersurat dalam rumusan kompetensi inti kepala sekolah

    (Permendiknas No. 13 Tahun 2007) khususnya pada dimensi kompetensi mana-

    jerial. Selain itu dalam kompetensi manajerial pengawas sekolah, dituntut juga

    untuk menguasai program dan kegiatan bimbingan konseling serta memantau

    pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah binaannya. Untuk itu

    pengawas sekolah harus menguasai teori, konsep serta prinsip tentang metode

    dan teknik supervisi pendidikan berikut aplikasinya dalam penyusunan program

    dan praktik pengawasan manajerial.

    1. Pelaksanaan Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial

    Kompetensi yang harus dimiliki pengawas sekolah dalam dimensi

    kompetensi supervisi manajerial:

    a. menguasai pengetahuan tentang metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi

    dalam meningkatkan mutu pendidikan:

    1) Menerapkan prinsip-prinsip supervisi manajerial untuk peningkatan mutu

    pendidikan di sekolah

    2) Menerapkan metode supervisi manajerial (Monitoring dan Evaluasi, Refleksi

    dan Focused Group Discussion, Metode Delphi, Workshop)

    3) Menerapkan teknik supervisi manajerial untuk meningkatkan mutu

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    12/82

    5

    pendidikan di sekolah

    b. menguasai teknik menyusun program pengawasan berdasarkan visi, misi,

    tujuan dan program pendidikan sekolah binaan:

    1) Menganalisis kebutuhan Program Kepengawasan Supervisi Manajerial

    2) Membagankan Program Kepengawasan Supervisi Manajerial berdasarkan

    Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

    3) Merancang program kepengawasan supervisi manajerial berdasarkan visi,

    misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah

    c. menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan

    tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah binaannya.

    1) Merancang metode kerja kepengawasan yang efektif

    2) Menerapkan metode kerja

    3) Menyusun dan menggunakan Instrumen

    d. teknik menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindaklanjutinya

    untuk perbaikan program pengawasan berikutnya pada sekolah binaannya:

    1) Menganalisis hasil supervisi manajerial

    2) Menyusun laporan Hasil Supervisi

    3) Menyusun rencana tindaklanjut

    e. membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan

    pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah:

    1) Melaksanakan pembinaan pengelolaan sekolah yang mendasarkan 8 SNP

    2) Melaksanakan pembinaan dalam pengelolaan administrasi sekolah

    f. membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan

    konseling di sekolah:

    1) Mengarahkan Kepala Sekolah dan Guru dalam menganalisis

    permasalahan Layanan Bimbingan dan Konseling.

    2) Mengarahkan Kepala Sekolah dan Guru dalam Layanan Bimbingan

    Konseling

    g. mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang

    dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan

    tugas pokoknya:

    1) Meningkatkan motivasi guru untuk mau melakukan Refleksi diri terkait

    dengan Tugas Pokoknya.

    2) Meningkatkan motivasi kepala sekolah dalam merefleksikan proses dan

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    13/82

    6

    hasil-hasil pengelolaan dan administrasi sekolah

    h. memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-

    hasilnya untuk membantu kepala sekolah:

    1) Menilai ketercapaian pelaksanaan 8 SNP

    2) Menyusun rekomendasi hasil pemantauan 8 SNP untuk penyusunan

    program pencapaian 8 SNP.

    2. Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial

    a. Tidak Otoriter

    b. Hubungan Kemanusiaan yang harmonis

    c. Berkesinambungan

    d. Demokratis

    e. Bersifat Integral

    f. Komphrehensif

    g. Konstruktif

    h. Obyektif didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi

    subjektivitas Supervisor

    3. Metode Supervisi Manajerial

    Ada 4 metode yang digunakan dalam pelaksanaan supervisi manajerial,

    antara lain;

    a. Monitoring dan Evaluasi

    Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui

    perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah

    sesuai dengan rencana, program dan/atau standar yang telah ditetapkan,

    serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam

    pelaksanaan program.

    Dalam melakukan monitoring pengawas harus melengkapi diri dengan

    parangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indikator sekolah yang

    harus diamati dan dinilai.

    Evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana ketercapaian

    pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang

    telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah

    mengetahui tingkat keterlaksanaan program, mengetahui keberhasilan

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    14/82

    7

    program, mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikut-

    nya, memberikan penilaian (judgement)terhadap sekolah.

    b. Refleksi dan Focused Group Discussion (FGD)

    Tujuan dari FGD adalah untuk menyatukan pandangan stakeholder

    mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah. Sekolah dapat

    melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri

    faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan

    Peran pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus

    menjadi narasumber apabila diperlukan, untuk memberikan masukan

    berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.

    c. Metode Delphi

    Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada

    sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak.

    Langkah-langkah dalam pengguinaan Metode Delphi adalah; (1)

    Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami

    persoalan, (2) Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara

    tertulis, (3) Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar

    urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama. (4)

    Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak

    tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya. (5) Mengumpulkan kembali

    urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas.

    d. Workshop

    Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat

    ditempuh pengawas sekolah, bersifat kelompok dan dapat melibatkan

    beberapa kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan komite

    sekolah

    E. Instrumen Supervisi Manajerial

    Instrumen dan Penilaian adalah kegiatan memberi keputusan melalui

    pengukuran tentang pelaksanaan supervisi dalam bentuk kuantitatif atau

    kualitatif dengan menggunakan alat/instrumen pengumpul data untuk

    memudahkan pelaksanaan supervisi.

    1. Penyusunan Instrumen

    Dua cara mengembangkan instrumen (alat ukur), yaitu: (1) dengan

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    15/82

    8

    mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation).

    Sehubungan dengan pengembangan instrumen pengawasan sekolah, untuk

    mengawasi bidang-bidang garapan manjemen sekolah, seorang pengawas

    dapat mengembangkan sendiri instrument pengawasannya atau dapat

    menggunakan instrumen yang sudah ada, baik instrumen yang telah

    digunakan dalam pengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa

    instrumen baku literatur yang relevan.

    Sedangkan bila pengawas ingin mengembangkan instrumen dengan

    prosedur adaptasi (menyadur), maka langkah-langkah yang dapat dilakukan

    adalah sebagai berikut:

    a) Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual)

    instrumen dan butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk memahami

    (a) bangun variabel; (b) kisi-kisinya; (c) butir- butirnya; (d) cara penafsiran

    jawaban.

    b) Penerjemahan setiap butir instrumen ke dalam bahasa Indonesia.

    Penerjemahan dilakukan oleh dua orang secara terpisah, hal ini dilakukan

    salah seorang penerjemah akan dijadikan pembanding hasil terjemahannya.

    c) Memadukan kedua hasil terjemahan oleh keduanya.

    d) Penerjemahan kembali ke dalam bahasa aslinya. Hal ini dilakukan untuk

    mengetahui kebenaran penerjemahan tadi.

    e) Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.

    f) Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen.

    g) Uji validitas instrumen.

    h) Uji reliabilitas instrumen.

    Pemilihan instrumen pengawasan sekolah harus didasarkan

    kepada rambu-rambu yang tepat. Sehingga jenis instrumen yang dipilih benar-

    benar sesuai untuk mengumpulkan data pengawasan secara tepat. Adapun

    rambu-rambu yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan

    instrumen pengumpulan data pengawasan sekoah dapat dilihat pada tabel di

    bawah ini (Arikunto, 1988: 52).

    Menurut Arikunto (1988), langkah-langkah yang harus dilalui dalam

    menyusun instrumen apapun, termasuk instrumen pengawasan sekolah

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    16/82

    9

    adalah sebagai berikut:

    a) .Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yangakan disusun. Bagi para peneliti atau pengawas sekolah pemula,merumuskan tujuan seperti ini tidak lazim. Padahal sebetulnya

    langkah ini sangat perlu. Tidak mungkin kiranya atau apabila mungkinakan sukar sekali dilakukan, menyusun instrumen tanpa tahu untukapa data itu terkumpul, apa yang harus dilakukan sesudah itu apafungsi setiap jawaban dalam setiap butir bagi jawaban problematikadan sebagainya. Contoh: Tujuan menyusun angket untukmengumpulkan data tentang besarnya minat belajar dengan modul.

    b) Membuat kisi-kisi yang mencanangkan tentang perincian variabel danjenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabelyang bersangkutan. (48-52).

    Contoh Kisi-kisi: Untuk mengumpulkan data tentang kegiatan belajarmengajar di kelas diperlukan angket, wawancara, observasi, dan dokumen.

    Kisi-kisinya adalah sebagai berikut:

    NoVariabel/Sub Variabel

    Wawancara Angket

    Observasi Dokumentasi

    Guru Siswa Pengelola Siswa

    1 Awal danberakhirnya

    pelajaran V V V V

    2 Aktivitas siswa V V V

    3 Kesulitanbuku

    pegangan guru/siswa V V V V

    4 Referensi bukuV V V

    5 Kelengkapansarana

    dan prasarana V V

    6 Pelaksanaan ulanganV V V V

    7 Mutu soal ulangan V V

    8 Pengambilannilai akhirV V V

    9 Pendokumentasian nilai

    siswa V V V V

    10 Situasi belajar secara

    umum V

    V

    V V

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    17/82

    10

    2. Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen

    a) Membuat butir-butir instrumen

    Sesudah memiliki kisi-kisi seperti contoh di atas, langkah penilaian

    berikutnya adalah membuat butir-butir instrumen. Yang tertera pada kolomkolom disebelah kanan adalah wawancara, angket, observasi dan

    dokumentasi. Keempatnya menunjukkan jenis kegiatan yang akan dilakukan

    oleh penilai dalam mengumpulkan data. Untuk dapat melakukan

    pengumpulan data dengan baik, penilai dilengkapi dengan instrumen (alat)

    agar pekerjaan dapat dilakukan secara sistematis, menghemat waktu dan

    data yang diperoleh sudah tersusun.

    Menyusun instrumen bukanlah pekerjaan yang mudah. Bagi peneliti

    atau pengawas sekolah pemula, tugas menyusun instrumen merupakan

    pekerjaan yang membosankan dan menyebalkan. Sebelum memulai

    pekerjaannya, mereka menganggap bahwa menyusun instrumen itu mudah.

    Setelah tahu bahwa langkah awal adalah membuat kisi-kisi yang menuntut

    kejelian yang luar biasa. Tidak mengherankan kalau banyak di antara

    pengawas yang merasa kesulitan.

    Tanda-tanda (V) yang tertera pada kisi-kisi di atas menunjukkan isi

    mengenai informasi yang akan dijaring dengan instrumen yang tertulis pada

    judul kolom. Dalam contoh terlihat bahwa butir-butir pada wawancara untuk

    siswa dan angket untuk siswa tidak cukup banyak. Dalam keadaan seperti ini,

    jika pengawas menghendaki, dapat dipilih salah satu saja. Setiap instrumen

    mengandung kebaikan dan kelemahan. Untuk itu harap mempelajari butir-butir

    penelitian tentang instrumen penelitian.

    b) Mengedit instrumen

    Proses editing intrumen dilakukan di akhir penyusunan instrument

    sebelum mulai pencetakan instrument, yang dilakukan dalam yaitu:

    1) Mencocokan kisi-kisi yang dikehendaki dengan draf instrumen yang telah

    jadi.

    2) Mengatur sistematika yang dikehendaki penilai atau pengawas untuk

    mempermudah pengolahan data.

    3) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    18/82

    11

    4) Membuat pengantar permohonan pengisian bagi angket yang diberikan

    kepada orang lain. Untuk pedoman wawancara, pedoman pengamatan

    (observasi) dan pedoman dokumentasi hanya identitas yang menunjuk

    pada sumber data dan identitas pengisi.

    Untuk mengakhiri penjelasan tentang penyusunan instrumen, berikut ini

    ditambahkan kondensi aturan-aturan penulisan butir angket. Beberapa aturan

    dimaksud hampir sama persis dengan aturan-aturan penyusunan tes objektif.

    Aturan-aturan tersebut menurut Arikunto (1988: 50-51), yaitu:

    (a) Hindarkan penggunaan kata-kata kebanyakan, sebagian besar,

    biasanya yang tidak mempunyai arti jelas dalam jumlah.

    (b) Rumusan yang pendek lebih baik daripada yang panjang karena kalimat

    yang pendek akan lebih mudah dipahami.

    (c) Rumusan negatif seyogyanya dihindari atau dikurangi hingga sesedikit

    mungkin. Untuk membuat butir arti terbalik (inverse), jika terpaksa

    menggunakan kata yang menunjuk pada arti negatif hendaknya

    digarisbawahi.

    (d) Tidak boleh membuat butir yang mengandung dua pengertian, misalnya:

    Pendekatan menjadi tanggung jawab orang tua masyarakat dan negara,

    karenanya maka orang tua asuh perlu diharuskan untuk anggota

    masyarakat yang mampu. Terhadap pernyataan tesebut responden dapat

    setuju terhadap pernyataan pertama tetapi tidak untuk yang kedua.

    (e) Hindari penggunaan kata-kata atau kalimat-kalimat yang membingungkan.

    Ingat bahwa angket merupakan daftar pertanyaan yang diisi oleh

    responden pada waktu mereka tidak berdekatan dengan penyusun. Oleh

    karena itu, semua kata, kalimat atau kumpulan kalimat harus jelas.

    (f) Hindari pengarahan terselubung. Penyusun instrumen tidak dibenarkan

    sedikit atau banyak memberikan isyarat pancingan (hint) yang

    menyebabkan responden memilih suatu alternatif tertentu.

    F. Tindak Lanjut Dan Laporan Supervisi Manajerial

    Tindak lanjut dan pembauatan laporan supervisi manajerial merupakan

    tindakan yang dilakukan oleh pengawas dengan berkolaborasi bersama kepala

    sekolah dalam rangka memperbaiki temuan-temuan ketidaksesuaian ataumengatasi permasalahan yang ditemukan. Temuan dalam kegiatan supervisi

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    19/82

    12

    manajerial dapat dikategorikan berdasarkan tingkat kepentingannya, berdasarkan

    dampak yang ditimbulkan, frekuensinya.

    1. Tindak Lanjut

    Pengawas sekolah di awal tahun melakukan pemantuan terhadap

    pengelolaan sekolah, dikuti menilai dan membina langkah berikutnya adalah

    melakukan tindak lanjut. Tindak lanjut dalam kegiatan supervisi manajerial

    dapat berupa tindak lanjut korektif yang memperbaiki temuan ketidaksesuai

    dalam pengelolaan sekolah dan tindak lanjut preventif yang berupa upaya

    untuk mengatasi timbulnya permasalahan di masa yang akan datang. Tindak

    lanjut supervisi manajerial dapat berupa tindakan saran-saran improvisasi untuk

    meningkatkan keunggulan pengelolaan sekolah.

    a. Mencari Penyebab Permasalahan

    Tindak lanjut korektif dan preventif memerlukan kegiatan analisis akar

    penyebab masalah secara terstruktur agar tindakan efektif dan efisien. Terdapat

    berbagai metode evaluasi terstruktur untuk mengidentifikasi akar penyebab

    (root cause analysis) suatu kejadiaan yang tidak diharapkan (undesired

    outcome). Analisis Penyebab Masalah merupakan pendekatan terstruktur

    untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih

    kejadian- kejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja

    (Corcoran 2004). Selain itu, analisis penyebab masalah dapat memudahkan

    pelacakan terhadap faktor yang mempengaruhi kinerja. Penyebab masalah

    adalah bagian dari beberapa faktor (kejadian, kondisi, faktor organisasional)

    yang memberikan kontribusi, atau menimbulkan kemungkinan penyebab dan

    diikuti oleh akibat yang tidak diharapkan.

    Chandler (2004) dalam Ramadhani et. al (2007) menyebutkan bahwa

    dalam memanfaatkan analsisi penyebab masalah terdapat empat langkah

    yang harus dilakukan pertama mengidentifikasi dan memperjelas definisi

    undesired outcome(suatu kejadiaan yang tidak diharapkan), kedua

    mengumpulkan data, ketiga menempatkan kejadian-kejadian dan kondisi-

    kondisi pada event and causal factor table, dan keempat lanjutkan pertanyaan

    mengapa untuk mengidentifikasi penyebab masalah yang paling kritis.

    Metode yang mudah untuk dilaksanakan dalam melakukan analisis

    penyebab masalah adalah metode Why Analysis (analisa kenapa) adalah

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    20/82

    13

    suatu metode yang digunakan dalam rangka problem solving yaitu mencari

    akar suatu masalah atau penyebab dari defect supaya sampai ke akar

    penyebab masalah. Istilah lain dari why analysis adalah 5 whys analysis.

    Metoda ini dikembangkan oleh pendiri Toyota Motor Corporation yaitu Sakichi

    Toyoda yang menginginkan setiap individu dalam organisasi memiliki skill

    problem solving dan mampu menjadi problem solver di area masing-masing.

    Metoda yang digunakan oleh why analysis adalah dengan menggunakan

    iterasi yaitu pertanyaan MENGAPA yang diulang beberapa kali sampai

    menemukan akar masalahnya.

    Tahapan umum dengan why analysis:

    1) Masalah dan areanya ditentukan terlebih dahulu

    2) Dibentuk tim untuk brainstorming sehingga kita bisa memiliki berbagai

    pandangan, pengetahuan, pengalaman, dan pendekatan yang berbeda

    terhadap masalah dan areanya

    3) Melakukan blusukan untuk melihat tempat, objek dan data yang lebih actual

    dan akurat.

    4) Mulailah bertanya menggunakan mengapa (why) berulang.

    Masalah: Jam dinding yang mati tidak berfungsi tetap berada di atas

    ruangan dan terjadi selama bertahun-tahun.

    a) Mengapa? Komponen karena sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki

    dan tidak dibuang.

    b) Mengapa rusak dan tidak dibuang? Tidak pernah diperbaiki dan

    sarana prasarana milik negara, jadi susah dihapuskan.

    c) Mengapa tidak diperbaiki dan tidak dihapuskan? Tidak ada yang tahu

    d) Mengapa tidak ada yang tahu? Tidak ada jadwal rutin pemeliharaan

    dan tidak tahu prosedurnya.

    e) Mengapa tidak tahu prosedurnya? Inilah akar masalahnya

    Setelah sampai pada akar masalah, ujilah setiap jawaban dari yang

    terbawah apakah jawaban tersebut akan berdampak pada akibat di level

    atasnya. Contoh: apakah kalau mengetahui prosedur dan ada jadwal rutin

    pemeliharaan maka akan mudah buat pemeliharaan untuk melakukan

    pemeliharaan dan penghapusan barang. Apakah hal tersebut paling masuk akal

    dalam menyebabkan dampak di level atasnya. Apakah ada alternatifkemungkinan penyebab lainnya? Pada umumnya solusi tidak mengarah pada

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    21/82

    14

    menyalahkan ke orang tapi bagaimana cara melakukan perbaikan sistem atau

    prosedur. Jika akar penyebab sudah diketahui maka segera implementasikan

    solusinya.

    Temuan yang mempunyai tingkat kepentingan tinggi, berdampak luas dan

    sering terjadi berulang kali memerlukan tindak lanjut sesegera mungkin.

    Efektivitas tindak lanjut supervisi manajerial dalam mengatasi ketidaksesuaian

    atau temuan bergantung dari ketepatan dalam melakukan analisis akar penyebab

    masalah dan pemilihan alternatif solusi yang dipilih untuk mengatasi

    permasalahan.

    b. Bentuk Tindak Lanjut

    Bentuk tindak lanjut supervisi manajerial harus tidak menimbulkan masalah-

    masalah baru, yang berupa pembimbingan, pendampingan sampai pembinaan

    hingga muncul harapan perubahan di sekolah. Pengawas sekolah dalam

    memberikan saran tindak lanjut harus memperhatikan/berdasarkan ketentuan,

    standar, rencana, dan atau norma/hukum yang telah ditetapkan, solusi terpilih

    tidak menimbulkan permasalahan yang baru. Hasil-hasil tindak lanjut dibuatkan

    catatan khusus sesuai klasifikasi akar permasalahan yang muncul (diinventarisir).

    Beberapa dokumen resmi yang dapat dijadikan referensi dan standar dalam

    kegiatan supervisi manajerial antara lain.

    Aspek 8 SNP Standar dan Referensi Terkait

    KompetensiLulusan Permendikbud no 54 tahun 2013 dsb

    Isi Permendibud no 67, 68, 69,70 tahun 2013 dsb

    Proses Permendikbud 65 thn 2013 , dan no. 81 a thn 2013, dan no:160 tahun 2014

    Penilaian Permendibud no 66 tahun 2013

    PTK PP no 53 tahun 2010 dsbPerka BKN no 1 tahun 2013 dsb

    Pengelolaan Permendiknas no19 thn 2007PP no 34 tahun 1974 dsb

    Sarana PrasaranaPermendiknas no 24 thn 2007 Permendagri no 17 tahun 2007

    Permendikbud 71 tahun 2013 dsb

    Pembiayaan Permendiknas no 69 tahun 2009Panduan penggunaan dana BOS, dsb

    Ada 3 bentuk tindak lanjut supervisi manajerial; (1) pembinaan

    perorangan/individual, (2) pembinaan kelompok, (3) pembinaan terpadu.

    Pembinaan secara individual yaitu pembinaan yang dilakukan secara

    perseorangan setelah memantau, membimbing, warga sekolah binaan denganpendekatan kemitraan dari pengawas sekolah. Pembinaan individual lebih

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    22/82

    15

    mengena jika akar masalah terletak pada seseorang, mencegah masalah tersebut

    menular ke orang lain. Pembinaan secara kelompok yaitu pembinaan yang

    dilakukan secara kelompok (dewan guru, atau staf Tata Usaha) sepanjang akar

    permasalahan berada di kelompok itu, maupun kendalanya yang dihadapi oleh

    kepala sekolah belum terselesaikannya maka untuk dicarikan solusi

    pemecahannya pengawas melakukannya. Pembinaan terpadu yaitu

    pembinaan yang dilakukan secara terpadu (seluruh stakeholdersekolah) dalam

    lingkungan sekolah, untuk menyamakan persepsi tentang bidang tugas kepala

    sekolah, kebersamaan dalam upaya menjaga ketahanan sekolah dan

    memperjuangkan visi, misi, tujuan sekolah.

    2.Laporan Supervisi ManajerialLaporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan (hasil kegiatan), dan

    pelaporan berarti perihal melaporkan. Laporan hasil supervisi manajerial

    merupakan media yang digunakan oleh pengawas untuk mengkomunikasikan

    hasil supervisi manajerial kepada pimpinan organisasi, unit-unit kerja, serta pihak

    lain yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja organisasi.

    Pelaporan hasil supervisi manajerial kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan merupakan hal yang penting dan nilai tambah pekerjaanpengawas terletak pada penilaian dan penyajian informasi tersebut.

    Penerimaan dan perhatian pihak yang berkepentingan terhadap simpulan akhir

    laporan hasil supervisi, serta tindak lanjut terhadap permasalahan yang

    dilaporkan merupakan ukuran kesuksesan supervisi manajerial. Pelaporan dapat

    dijadikan bukti pertanggungjawaban telah menyelesaikan suatu tugas dengan

    dibuktikan berupa laporan tertulis dan dilengkapi laporan secara lisan, sehingga

    pihak lain mempercayai dan akan memberikan tanggung jawab/pekerjaan yang

    lebih besar lagi. Eksistensi pengawas sangat dipengaruhi oleh bukti-bukti hasil

    tugas pekerjaannya, hal ini mengingat pengawas sekolah sebagai pejabat

    fungsional yang merencanakan, mengatur, mengelola, dan mengerjakan sendiri.

    3.Fungsi Laporan Hasil Supervisi

    Laporan hasil supervisi berfungsi sebagai media komunikasi untuk

    menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi

    tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan

    keputusan yang sangat beragam sesuai dengan kepentingan masing-masing.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    23/82

    16

    Laporan hasil supervisi menginformasikan hasil penilaian kebenaran,

    kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi

    pelaksanaan tugas dan fungsi sekolah.

    Laporan hasil supervisi menginformasikan apakah kegiatan tersebut

    telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma

    yang telah ditetapkan. Laporan juga menginformasikan hasil penilaian kemajuan

    suatu program/kegiatan. Laporan hasil supervisi berfungsi sebagai dokumen

    pertanggungjawaban kegiatan pengawas. Pelaksanaan kegiatan supervisi

    manajerial menyerap sumber daya dan harus dipertanggungjawabkan

    penggunaannya dalam bentuk kinerja. Laporan hasil supervisi dapat dijadikan

    sebagai indikator output kegiatan supervisi.

    Untuk dapat memberikan fungsinya secara optimal maka laporan

    supervisi manajerial harus memenuhi kriteria empat sesuai yaitu:

    a) Sesuai Isi. Laporan harus didasarkan pada hasil pelaksanaan supervisi

    yang didokumentasikan secara baik. Isi laporan harus sesuai dengan

    pedoman pelaporan yang berlaku.

    b) Sesuai Waktu. Laporan hasil supervisi harus disampaikan sesuai waktu.

    Keterlambatan/kedaluarsa pelaporan dapat membuat manfaat laporan

    berkurang bahkan tidak bermakna/ tidak bermanfaat.

    c) Sesuai Menu. Laporan hasil supervisi disajikan secara menarik sehingga

    mengundang minat manajemen untuk membacanya. Laporan ditulis

    menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana serta materi laporan

    mudah dipahami pembaca, menggunakan bahasa tulis sesuai Bahasa

    Indonesia Ejaan Yang Disempurnakan.

    d) Sesuai Alamat. Laporan hanya boleh disampaikan kepada pihak-pihak

    yang berwenang mengetahui isi sebab menyangkut pemangku

    kebijaksanaan. Laporan yang salah alamat (tidak sesuai alamat) akan tidak

    berguna bagi si penerima, bahkan dapat disalahgunakan pihak yang tidak

    berwenang.

    4. Tujuan Pembuatan Laporan Supervisi Manajerial

    Penyusunan laporan supervisi manajerial oleh setiap pengawas

    sekolah bertujuan untuk:

    a) Menginformasikan gambaran mengenai keterlaksanaan setiap butir

    kegiatan supervisi manajerial yang menjadi tugas fungsi pengawas sekolah.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    24/82

    17

    b) Menginformasikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan

    berdasarkan hasil supervisi manajerial berupa hasil pemantauan,

    pembinaan, dan penilaian.

    c) Menyajikan berbagai f aktor pendukung dan penghambat/kendala dalam

    pelaksanaan setiap butir kegiatan supervisi manajerial, sehingga dapat

    dijadikan bahan pertimbangan pemangku kebijakan untuk mengembangkan

    lebih lanjut.

    5. Manfaat Laporan Hasil Supervisi Akademik

    Laporan hasil supervisi dapat dimanfaatkan sebagai landasan dalam

    penyusunan program kerja supervisi tahun yang akan datang. Bagi Dinas

    Pendidikan, laporan hasil supervisi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dalam

    menilai kinerja pengawas sekolah yang bersangkutan, sumber informasi

    untuk mengetahui gambaran spesifikasi sekolah, landasan untuk menentukan

    tindak lanjut pembinaan dan memfasilitasi 8 standar nasional pendidikan

    terhadap tiap-tiap sekolah, serta dapat dijadikan sumber informasi untuk

    menyusun data statistik Sekolah atau yang lainnya.

    Laporan yang tidak direspon pemangku kebijakan (yang berwenang)

    berdampak buruk akan kelanjutan dan potensi perkembangan sekolah binaan,

    terlalu banyaknya laporan yang kurang direspon/ditindaklanjuti oleh yang

    berwenang sedikit-demi sedikit akan selalu menumpuk sejalan berputarnya roda

    pendidikan yang akan menjadi beban bola salju permasalahan besar suatu

    institusi pendidikan/lembaga.

    6. Sistematika Pelaporan Hasil Supervisi

    Pelaporan yang legal memenuhi dua kriteria yaitu laporan secara lisan

    dan laporan secara tertulis. Laporan secara lisan dapat dikemukakan dalam

    forum-forum terkait, jika forum kegiatan tersebut bertujuan mengevaluasi

    bersama apabila bukan maka laporan dapat langsung secara lisan kepada

    pemangku kebijakan dengan dilengkapi secara tertulis. Laporan-laporan tertulis

    secara administratif dibuat rangkap sebanyak kebutuhan jumlah penerima plus 2

    rangkap, hal ini dimaksudkan 1 rangkap untuk dokumen arsip di ruang

    pengawas, dan 1 rangkap untuk pegangan pengawas dalam kesinambungan

    tugas selanjutnya.

    Secara umum pedoman dalam pembuatan pelaporan supervisi manajerial

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    25/82

    Kerangka Laporan Pelaksanaan Program Supervisi Manajerial

    HALAMAN JUDUL (SAMPUL)

    HALAMAN PENGESAHAN

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    B. Fokus Masalah

    C.Tujuan dan Sasaran Supervisi Manajerial

    D.Tugas dan Ruang Lingkup Supervisi Manajerial

    BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

    BAB III PENDEKATAN DAN METODE

    BAB IV HASIL SUPERVISI MANAJERIAL PADA SEKOLAH BINAANHasil Pemantauan dan Pembinaan

    Pembahasan Hasil

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan

    B. SaranC. Rekomendasi

    LAMPIRAN-LAMPIRAN:

    Surat Keputusan (SK) tentang pembagian tugas wilayah dabin atausekolah/guru binaan, Surat Tugas Supervisi, Surat Keterangan telah

    melaksanakan tugas, Daftar hadir Guru dan atau Kepala Sekolah padasaat pembinaan/pemantauan/penilaian, Contoh-contoh instrumen 8 SNP,dokumentasi berupa foto-foto, dll.

    18

    adalah:

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    26/82

    19

    G. Penutup

    Pengawas Sekolah merupakan jabatan fungsional tertinggi di tingkat

    pendidikan dasar maupun menengah, Pengawas Sekolah merupakan ujung tombak

    penjaminan mutu pendidikan di tiap-tiap kabupaten/kota serta mempunyai tugas

    yang sangat penting di dalam mendorong Kepala Sekolah, Guru dan TenagaKependidikan untuk melakukan proses pengelolaan Manajerial sekolah agar

    mampu menumbuhkan daya kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan

    masalah serta berpikir dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah. 6

    Kompetensi Pengawas Sekolah sangat berpengaruh dalam penjaminan mutu

    pendidikan di satuan pendidikan-satuan pendidikan, salah satu diantaranya

    Kompetensi Supervisi Manajerial ya n g berpengaruh langsung di sekolah binaan-

    sekolah binaan.

    H. Daftar Pustaka

    Dirjen PMPTK; (2009); Bahan Belajar Mandiri KKPS, Dimensi Kompetensi

    Penelitian dan Pengembangan: DIKNAS; Jakarta.

    Permendiknas 21 (2011). Juknis Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan angka

    kreditnya. Kemendikbud, Jakarta

    Pusbangtendik. (2011). Buku Kerja Pengawas Sekolah. Kementerian Pendidikan

    Nasional. Jakarta

    Pusbangtendik (2014). Supervisi Manajerial Implementasi Kurikulum 2013.

    BPSDMPK&PMP, KEMENDIKBUD, Jakarta.

    Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan,Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 12 tahun 2007, Standar Nasional

    Pengawas Sekolah/Madrasah, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 13 tahun 2007, Standar Nasional

    Kepala Sekolah/Madrasah, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    27/82

    20

    PROGRAM SEMESTER PENGAWASAN SEKOLAH

    TAHUN .

    Nama Pengawas:.

    Jenjang jabatan:Pengawas Sekolah ..

    NO JENIS KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

    DI HARAPKAN

    ALOKASI WAKTU

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

    1 Supervisi profil awal

    sekolah

    Kondisi akademik, non

    akademik awal tahun

    pelajaran

    Diketahuinya kondisi awal

    sekolah sebagai landasan

    program kegiatan sekolah

    2 Supervisi rapat kerja dan

    kegiatan awal tahun

    Kegiatan awal tahun

    administrasi rapat kerja,

    bukti fisik kegiatan awal

    tahun

    Diketahuinya persiapan awal

    tahun pelajaran terutama

    pembagian tugas dan jadwal

    kegiatan

    3 Supervisi administarasi

    kurikulum, perangkat

    pembelajaran, referensi /

    buku pegangan guru dan

    siswa serta sistem

    penilaian

    Administrasi kurikulum,

    perangkat pembelajaran

    guru, referensi guru dan

    siswa serta sistam

    penilaian

    Tersusunnya KTSP dan

    perangkat pembelajaran serta

    tersedianya referensi / buku

    pegangan guru dan siswa

    yang memedai serta memilikin

    sistem penilaian yang

    terprogram

    4 Supervisi kehadiran guru

    dan siswa, pengelolaan

    Kehadiran guru dan siswa, Kehadiran guru dan peserta

    didik di atas 90%,

    Lampiran: 1

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    28/82

    21

    PBM di kelas pengelolaan PBM terlaksananya pembelajaran

    yang aktif, inovatif, kreatif,

    efektif dan menyenangkan

    5 Supervisi administrasi PPD,

    MOS, KKM, hasil UN,

    lomba akademik/ non

    akademik, etika dan

    kedisiplinan

    PPD & MOS, SKL, KKM,

    hasil UN, lomba

    akademik / non

    akademik, Etika dan

    kedisiplinin PD

    Meningkatkan prestasi

    Akademik dan non akademik

    SKL di atas 75%

    6 Supervisi rasio guru dan

    siswa, dokumen

    pengangkatan staf, guru

    mapel, guru pembimbing,

    tenaga ketata usahaan,

    pustakawan, laboran, tenaga

    kebersihan, penjaga sekolah

    Guru, tenaga

    kependidikan

    Tenaga yang tersedia

    memiliki kompetensi

    kualifikasi memadai sesuai

    SPM sehingga mampu

    meningkatkan kualitas

    pendidikan

    7 Supervisi bukti kepemilikan

    gedung sekolah, rekening

    listrik, air, telepon, ruang

    belajar, lapangan olahraga,

    ruang laboratorium, ruang

    perpustakaan, ruangBK,ruang kantor, ruang Kepala

    Sekolah, ruang Guru, ruang

    UKS, ruang OSIS, gudang,

    KM/ WC, ruang serbaguna,

    sarana peribadatan,

    Gedung sekolah, sarana

    pembelajaran, sarana

    peribadatan, barang-

    barang inventarais dan

    administrasinya

    Tersedianya sarana prasrana

    pembelajaran melalui

    pengadaan dan perawatan

    sesuai SPM sarana

    prasarana

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    29/82

    22

    8 Supervisi dan pembinaan

    program jangka panjaang,

    menengah dan tahunan,

    ketatalaksanaan administrasi

    dan program supervisi dan

    tindak lanjut Kepala Sekolah

    Program jangka panjang,

    menengah, dan tahunan

    sekolah, ketatalaksanaan

    administrasi, Program

    monitoring, evaluasi dan

    tindak lanjut pelaksanaan

    program sekolah

    Tersusunnya program

    jangka panjang, menengah

    dan tahunan yang efektif

    dan efisien untuk mencapai

    standar pengelolaan

    sekolah

    Terlaksananya program

    monitoring, evaluasi dan

    tindak lanjut pelaksaanprogram sekolah

    Pelaksaan APBS sesuai

    rencana dan dapat di9 Suvervisi administrasi

    keuangan dari semua sumber

    dana yang di terima oleh

    sekolah

    APBS dan administrasi

    keuangan

    Sekolah memiliki dana yang

    memadai untuk menunjang

    kegiatan operasional dan

    mengembangkan program

    kegiatan PBM

    Sekolah mengalokasikan

    dana pad APBS sesuai

    dengan 8 SNP dan dapat

    dipertanggung jawabkan

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    30/82

    23

    10 Supervisi Daftar nilai, analisis

    hasil penilaian dan

    pelaksanaan tindak lanjut,

    analisis KKM permapel dan

    SK Kepala Sekolah tentang

    KKM serta instrumen

    evaluasi dan kisi-kisinya yang

    di buat oleh guru

    Daftar nilai, analisis

    hasil penilaian dan

    pelaksanaan tindak

    lanjut

    Analisis KKM per

    mapel dan SK Kepala

    Sekolah tentang KKM

    Instrumen evaluasi dan

    kisi-kisinya yang di buatoleh guru

    Tersedianya data penilaian

    akademik yang tertib dan

    akurat

    Tersedianya SK Kepala

    Sekolah tentang KKM dan

    analisis KKM oleh para guru

    Tersedianya bank soal yang

    sudah di analisis

    11 Supervisi profil akhir sekolah Rekap dan analisia nilai

    akhir tahun

    Diketahuinya peningkatan

    kegiatan sekolah dan

    peningkatan prestasi / kinerja

    sekolah

    12 Menyusun laporan akhir

    tahun

    Rekap laporan

    pengawas akhir tahun

    Pengawas dapat melaporkan

    hasil pengawasannya selama

    satu tahun

    .,Juli 20

    Kepala dinas, Korwas, Pengawas Satuan Pendidikan,

    ( ). (________________________) ( )

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    31/82

    24

    ASPEK: Supervisi Manajerial

    1. Rencana Kerja Sekolah

    NOASPEK /

    KOMPONEN KONDISI IDEAL

    1 Komponen

    utama R K S

    Melaksanakan analisis lingkungan strategis empat tahun ke

    depan tentang kondisi sosial, ekonomi, politik, keamanan,

    kemajuan IPTEK, budaya, dsb.

    Melaksanakan analisis kondisi pendidikan saat ini secara

    umum, tingkat nasional atau internasional

    Melaksanakan analisis tentang kondisi pendidikan yang

    ideal, sempurna, dan yang seharusnya terjadiAnalisis pengidentifikasian tantangan nyata (Kesenjangan

    Kondisi) antara kondisi pendidikan saat ini terhadap kondisi

    pendidikan empat tahun ke depan, khususnya ditinjau dari 8

    aspek SNP

    2 Visi sekolah

    Sekolah merumuskan dan menetapkan visi serta

    mengembangkannya

    Terdapat Rambu-rambu merumuskan Visi SekolahTerdapat Indikator-indikator VISI sekolah

    Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga

    sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan,

    selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan

    nasional

    Diputuskan oleh rapat dewan pendidi

    Disosialisasikan kepada warga sekolah

    3 Misi Sekolah

    Sekolah merumuskan

    mengembangkannya

    dan menetapkan misi serta

    Misi mengacu kepada indikator Visi

    Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang

    berkepentinganDisosialisasikan kepada warga sekolah

    4 Tujuan Sekolah

    Sekolah merumuskan

    mengembangkannya

    dan menetapkan tujuan serta

    Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional

    Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah

    ditetapkan oleh sekolah dan Pemerintah

    Disosialisasikan kepada warga sekolah

    5

    Rencana Kerja

    Sekolah

    Rencana kerja jangka menengah menggambarkan tujuan

    yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun

    Lampiran: 2

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    32/82

    25

    Unsur-unsur RKS empat tahuan meliputi: Analisis lingkungan

    strategis, Analisis pendidikan saat ini, Analisis pendidikan

    dimasa yang akan datang, Identifikasi tantangan nyata

    Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana

    Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S) dilaksanakanberdasarkan rencana jangka menengah

    Disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan

    pertimbangan dari komite sekolah

    Disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota

    Dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-

    pihak yang terkait

    6 Rencana kerja

    tahunan

    Memuat Kurikulum dan kegiatan pembelajaran

    Memuat Pendidik dan tenaga kependidikan serta

    pengembangannya

    Memuat Sarana dan prasarana

    Memuat Keuangan dan pembiayaan

    Memuat Budaya dan lingkungan sekolah

    Memuat Peranserta masyarakat dan kemitraan

    Memuat Rencana-rencana kerja lain yang mengarah

    7

    Program

    strategis dan

    StrategiPelaksanaan/

    Pemenuhan Delapan Standar Nasional Pendidikan

    Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah

    8Supervisi,

    monitoring dan

    evaluasi

    Minimal Ranah Supervisi meliputi: 8 SNP dan satu aspek

    pendidikan (budaya dan lingkungan sekolah)

    Dilakukan oleh kepala sekolah atau tim yang dibentuk sekolah

    Lingkup Kegiatan Monev meliputi: Persiapan, Pembentukan

    Tim, Pengembangan perangkat instrumen,Pelaksanaan,

    Pelaporan, Tindak lanjut)

    9 Pembiayaan Dibuat dalam bentuk RAPBS

    Pembiayaan untuk 4 tahunTiap tahunnya dapat dibuat rinci dari berbagai sumberMengambil satu tahun dari RKS

    Dibuat setiap Tahun

    Isi keseluruhan RKAS atau rencana kerja jangka pendek/

    rencana kerja satu tahun berdasarkan aspek-aspek 8 SNP

    Memuat Perencanaan kegiatan bidang kesiswaan

    Perencanaan kegiatan pengembangan kurikulum dan

    pembelajaran

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    33/82

    26

    10Rencana

    Kegiatan dan

    Anggaran

    Sekolah (RKAS )

    Memuat Perencanaan kegiatan bidang pengelolaan

    pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan

    Memuat Pengelolaan kegiatan bidang sarana dan

    Memuat Pengelolaan kegiatan bidang keuangan dan

    pembiayaan pendidikan

    Memuat Perencanaan penciptaan suasana, iklim, dan

    lingkungan pembelajaran yang kondusif

    Memuat Perencanaan yang melibatkan masyarakat

    pendukung dan membangun kemitraan dengan lembaga lain

    Perencanaan pengawasan: Supervisi,Monitoring,

    Evaluasi,Pelaporan, Tindak lanjut hasil pengawasan

    Memuat Perencanaan kegiatan evaluasi diri, melalui pengajian

    analisis: kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

    Memuat Perencanaanevaluasi kinerja pendidik dan tenagakependidikan

    Memuat Perencanaan kegiatan persiapan bahan yang diperlukan

    untuk akreditasi sekolah

    11 SistematikaRKAS

    Cover yang mencantumkan periode tahun keberlakuan RKJM

    Lembar Pengesahan yang berisi tandatangan Kepala Sekolah,

    Komite Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten

    Kata Pengantar dan Daftar IsiIdentitas Sekolah dan Kepala Sekolah

    Bab I. Pendahuluan yang memuat: Latar Belakang , Visi,

    Misi, dan Tujuan Sekolah

    Bab II. Deskripsi Hasil Analisis Konteks

    Bab III. Rencana Kerja Sekolah yang berisi rencana kegiatan

    untuk kurun waktu 4 (empat) tahun

    Bab IV. Penutup

    Lampiran lampiran: Fotocopy surat keputusan pendirian

    sekolah,Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite

    Sekolah, Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala

    Sekolah,Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas

    Sekolah, Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    34/82

    27

    ASPEK: Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    NO

    ASPEK /

    KOMPONEN

    KONDISI IDEALStandar

    Pendidik

    1

    Kualifikasi

    Akademik Guru

    Kepala sekolah memiliki kualifikasi akademik minimum

    sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)

    Kepala sekolah berstatus sebagai guru, memiliki sertifikat

    pendidik, dan Surat Keputusan (SK) sebagai kepala sekolahGuru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau

    diploma empat (D-IV).

    Guru pelajaran mengajar sesuai dengan latar belakang

    pendidikannya

    2

    Kompetensi

    Guru

    Kepala sekolah memiliki pengalaman mengajar sekurang-

    kurangnya 5 tahun

    Kepala sekolah memiliki kemampuan manajerial

    Kepala sekolah memiliki kemampuan kewirausahaandalam mengelola kegiatan

    Kepala sekolah melakukan supervisi dan monitoring

    Guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

    pembelajaran sesuai

    dengan prinsip-prinsip pembelajaran

    Guru memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi

    kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

    Guru memiliki Sertifikat Pendidik

    Guru memiliki integritas kepribadian dan bertindak sesuai

    dengan norma agama, hukum, sosial, serta peraturan dan

    ketentuan yang berlaku

    Guru menguasai materi pelajaran yang diampu serta

    mengembangkannya dengan metode ilmiah

    Tunjangan profesi diberikan kepada Guru yang memenuhi

    persyaratan

    Ada penghargaan / mendapatkan promosi atas dasar prestasi

    Guru, dedikasi luar biasa,

    Lampiran: 3

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    35/82

    28

    3

    Penghargaan

    bagi guru

    Maslahat tambahan: tunjangan pendidikan, asuransi

    pendidikan, beasiswa, atau penghargaan bagi Guru,

    pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain

    Keringanan biaya pendidikan bagi putra dan/atau putri

    kandung atau anak angkat Guru yang telah memenuhipersyaratan akademik, masih menjadi tanggungannya

    4 Hak-hak guru

    Guru berhak mendapat perlindungan hukum, profesi,

    keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan tugas

    Guru berhak memperoleh akses memanfaatkan sarana dan

    prasarana pembelajaran yang disediakan oleh satuan

    pendidikan

    Guru memiliki kesempatan untuk berperan dalam

    penentuan kebijakan pendidikan

    Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan danmeningkatkan Kualifikasi Akademik dan kompetensinya,

    serta untuk memperoleh pelatihan dan pengembangan

    profesi dalam bidangnya

    Guru berhak memperoleh cuti

    5 Beban Kerja

    Guru

    Merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

    menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih

    peserta didik, melaksanakan tugas tambahan yang melekat

    pada pelaksanaan kegiatan pokok

    Beban kerja Guru paling sedikit memenuhi 24 (dua puluhempat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat

    puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

    Beban kerja kepala satuan pendidikan paling sedikit 6 (enam)

    am tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40

    (empat puluh) peserta didik

    Beban kerja wakil kepala, ketua program keahlian, kepala

    perpustakaan, kepala laboratorium, bengkel, atau unit

    produksi paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1

    (satu) mingguBeban kerja Guru bimbingan dan konseling atau konselor

    paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik

    Standar Tenaga

    Kependidikan KONDISI IDEAL

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    36/82

    29

    6 Tenaga

    Perpustakaan

    Sekolah mempunyai jumlah tenaga perpustakaan

    sekolah lebih dari satu orang Kepala perpustakaan

    sekolah berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu

    Perpustakaan

    Kepala perpustakaan sekolah mempunyai sertifikatkompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah

    Kepala perpustakaan sekolah memiliki Kompetensi:

    Manajerial Pengelolaan Informasi, Kependidikan,

    Kepribadian, Sosial, Pengembangan Profesi

    Setiap perpustakaan sekolah memiliki sekurang-

    kurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah yang

    berkualifikasi SMA atau yang sederajat

    Tenaga Perpustakaan Sekolah memiliki Kompetensi:

    Manajerial, Pengelolaan Informasi, Kependidikan,Kepribadian, Sosial, Pengembangan Profesi

    7

    Tenaga

    laboratorium

    Standar tenaga laboratorium sekolah mencakup kepala

    Kepala Laboratorium Sekolah memiliki Pendidikan minimal

    diploma tiga (D3) dan memiliki sertifikat kepala laboratorium

    sekolah

    Kepala Laboratorium Sekolah memiliki Kompetensi:

    kepribadian, Sosial, Manajerial, Profesional,

    Teknisi Laboratorium Sekolah minimal lulusan programdiploma dua (D2) yang relevan dengan peralatan

    laboratorium dan memiliki sertifikat teknisi

    Teknisi Laboratorium Sekolah memiliki Kompetensi:

    kepribadian, Sosial, Administratif, Profesional,

    Laboran Sekolah minimal lulusan program diploma satu

    (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium, memiliki

    sertifikat laboran

    Laboraton Sekolah memiliki Kompetensi: kepribadian, Sosial,Administratif, Profesional,

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    37/82

    30

    ASPEK: Kurikulum dan Pembelajaran

    NO ASPEK /KOMPONEN KONDISI IDEAL

    A K T S P

    1Visi, Misi dan

    Tujuan:

    Memuat penguatan sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan peserta didik

    2

    Muatan Kurikulum

    Tingkat Satuan

    Pendidikan

    Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan tentang Kerangka Dasar dan Struktur

    Kurikulum

    3

    Muatan Kurikulum

    pada Tingkat

    Daerah

    Menentukan muatan lokal sudah diperkuat dengan

    Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/walikota

    4

    Muatan Kekhasan

    Satuan Pendidikan

    Sudah melakukan analisis kebutuhan peserta didik dalam

    menentukan muatan lokal kekhasan satuan pendidikan

    5Pengaturan Beban

    Belajar

    Alokasi waktu setiap mata pelajaran Sudah mengacu

    kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

    tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

    6

    Tatap muka,

    penugasan

    terstruktur, dan

    kegiatan mandiri

    Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan

    pendidikan sudah menggunakan 0%-60% dari waktu

    kegiatan tatap muka

    7Beban Belajar

    Tambahan

    Menambah beban belajar per minggu melalui analisis

    kebutuhan belajar peserta didik

    8Kalender

    Pendidikan

    Mengatur waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik

    selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun

    pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran

    efektif, dan hari libur

    B

    MEKANISME

    PENYUSUNAN DAN

    PENGELOLAAN

    KTSPKONDISI IDEAL

    Tahapan

    Penyusunan

    Menyusun KTSP sebagai bagian dari kegiatan

    perencanaan sekolah melalui kegiatan rapat kerja

    dan/atau lokakarya sekolah dan/atau kelompok sekolah

    yang diselenggarakan sebelum tahun pelajaran baru.

    Lampiran: 4

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    38/82

    31

    Prinsip-prinsip

    PenyusunanMenggunakan minimal 13 prinsip Penyusunan KTSP

    Mekanisme

    PengelolaanMenggunakan minimal 7 prinsip pengelolaan KTSP

    Pihak yang terlibat

    Tim penyusun KTSP terdiri dari: guru, konselor, dankepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota dan

    melibatkan komite sekolah, nara sumber, dan pihak lain

    yang terkait serta melibatkan koordinasi dan supervisi

    dilakukan oleh dinas pendidikan

    C DOKUMEN KTSP KONDISI IDEAL

    Halaman sampulBerisi judul, logo sekolah dan atau logo pemda, tahun

    pelajaran, dan alamat sekolahLembar

    Pengesahan

    Ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Ketua Komite

    Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan atau pejabat yang

    ditun uk

    Kata Pengantar

    Berisi pernyataan tim pengembang yang menyatakan

    syukur, pernyataan sukacita dapat menyajikan KTSP, dan

    terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

    Daftar Isi Memuat seluruh komponen isi yang tersaji dalam dokumen

    Isi Dokumen:

    Pendahuluan Memuat: Latar Belakang, Landasan, TujuanTujuan Satuan

    Pendidikan Memuat: Visi, Misi, Tujuan

    Struktur dan

    Muatan Kurikulum

    Memuat Analisis kebutuhan siswa

    Memuat SKL yang sekolah hendak wujudkan

    Memuat Kompetensi inti untuk tiap satuan pendidikan

    Memuat Kompetensi

    kompetensi inti

    Dasaryangdirumuskanuntukmencapai

    Muatan dan struktur pelajaran yang harus ditempuh oleh

    peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, termasukTerdapat muatan lokal dan kegiatan kegiatan

    ekstrakurikuler yang mengacu pada Kerangka Dasar dan

    Struktur Kurikulum

    Struktur dikembangkan berdasarkan kebutuhan

    peserta didik dan potensi sumber daya sekolah

    Memuat pengalokasian waktu alokasi waktu pembelajaran

    tatap muka seluruh mata pelajaran, kegiatan di luar kelas

    Mencantumkan jenis mata pelajaran, muatan lokal, dan

    ekstrakuriuler.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    39/82

    32

    Memuat Pengaturan peminatan dan lintas minat.

    D MUATAN K T S P KONDISI IDEAL

    Daftar MataPelajaran Berisi Sejumlah mata pelajaran yang harus peserta didiktempuh pada satu jenjang pendidikan

    Muatan Lokal

    Berisi Jenis, strategi pemilihan, dan pelaksanaan muatan

    lokal yang diselenggarakan oleh sekolah dengan

    memperhatikan rambu- rambu/panduan pengembangan

    muatan lokal

    Bimbingan dan

    Konseling

    Berisi: komponen Layanan Bimbingan dan Konseling,

    strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, pihak Yang

    terlibat dan mekanisme pengembangan pembelajaran

    Ekstrakurikuler

    Berisi:Jenis, strategi pemilihan, dan pelaksanaan kegiatan;

    definisi Operasional, Komponen visi-misi, Fungsi dan

    tujuan,Prinsip, jenis kegiatan, format kegiatan; Mekanisme

    kegiatan.

    Peraturan

    Akademik

    Sejumlah aturan yang harus siswa ikuti DALAM BIDANG

    AKADEMIK

    Jumlah jam

    pelajaran/tema

    yang harus siswa

    ikuti

    Berisi stuktur jumlah mata pelajaran dan jumlah jam yang

    harus siswa ikuti pada suatu jenjang pendidikan

    Kriteriaketuntasan

    Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan olehsekolah yang mengacu pada nilai ketuntasan standar

    Kriteria kenaikan

    kelas dan

    kelulusan

    Berisi kriteria kenaikan kelas dan kelulusan, serta strategi

    penanganan peserta didik yang tidak memenuhi syarat

    tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh

    sekolah, dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku

    Kalender

    Pendidikan

    Berisi kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah,

    yang disusun berdasarkan kalender pendidikan yang

    ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan

    dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, sertakebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan

    memperhatikan struktur kurikulum

    Rencana

    Pelaksanaan

    Pembelajaran

    Berisi dokumen RPP, informasi tentang pengembangan

    RPP, kewajiban guru untuk menyusun RPP, penjelasan

    tentang prinsip penyusunan RPP

    Memuat persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran

    yang meliputi alokasi waktu jam tatap muka, buku teks

    pelajaran,pengelolaan kelas

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    40/82

    33

    Pelaksanaan

    Pembelajaran

    pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan

    pendahuluan, inti dan penutup

    Kegiatan pendahuluan berisi penyiapan peserta didik,

    pemberian motivasi, mengaitkan materi dengan

    mengajukan pertanyaan, menjelaskan tujuan pembelajaran

    dan cakupan materi

    Kegiatan inti berisi uraian tentang penggunaan model,

    metode, media, dan sumber pembelajaran, serta

    pendekatan yang digunakan meliputi tematik, terpadu,

    sintifik, inkuiri, sesuai dengan karakteristik kompetensi dan

    enjang sekolah. Kegiatan inti menggambarkan aspek

    sikap, pengetahuan, dan keterampilan

    Kegiatan penutup berisi refleksi selama pembelajaran

    berupa evaluasi selama proses pembelajaran, umpan

    balik, tindak lanjut, dan rencana pembelajaran berikutnya

    Guru mata pelajaran memberikan penugasan terstruktur

    dan kegiatan mandiri

    Penilaian.

    Penilaian proses menggunakan pendekatan penilaian

    otentik yang dimanfaatkan untuk program perbaikan,

    pengayaan, atau konseling, serta untuk perbaikan proses

    pembelajaran

    Lampiran KTSP

    SK tim pengembang yang menyusun KTSP

    RPP seluruh matapelajaran

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    41/82

    34

    ASPEK: Sarana dan Prasarana (SD)

    NOASPEK /

    KOMPONENKONDISI IDEAL

    1 Satuan

    Pendidikan

    Memiliki minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24

    rombongan belajar (Untuk SD)

    2 Lahan

    Rasio Minimum Luas Lahan terhadap Peserta Didik 12,7

    dengan Luas Minimum Lahan 1340

    Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam

    kesehatan dan keselamatan

    Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di

    dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api

    Lahan terhindar dari gangguan-gangguan: a. Pencemaran air,

    b. Kebisingan, c. Pencemaran udara

    Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi dan mendapat

    izin pemanfaatan tanah

    Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki

    izin pemanfaatan

    3 Bangunan

    gedung

    Rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik 3,8

    Luas Minimum Lantai Bangunan 400

    Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan

    Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan: struktur

    yang stabil dan kukuh, dilengkapi sistem proteksi pasif

    dan/atau proteksi aktif

    Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan:

    ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai,

    Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk

    memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor

    dan/atau air limbah, kotoran dan tempat sampah, serta

    penyaluran air hujan

    Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas

    yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang

    cacatBangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan

    setiap ruangan dilengkapi dengan lampu penerangan

    Lampiran: 5

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    42/82

    35

    NOASPEK /

    KOMPONENKONDISI IDEAL

    Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan: pintu

    keluar darurat, dan jalur evakuasi

    Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya

    minimum 900 wattPemeliharaan bangunan gedung sekolah: Pemeliharaan

    ringan, dan Pemeliharaan berat

    Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan

    izin penggunaan

    4 Prasarana

    Ruang

    Kelas

    Minimum jumlah ruang kelas sama dengan banyak

    rombongan belajar

    Luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas

    Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan

    pencahayaan yang memadai

    Ruang kelas memiliki pintu yang memadai dapat dikunci

    dengan baik

    Ruang kelas dilengkapi sarana: Kursi dan meja peserta didik,

    Kursi dan guru, Lemari, Rak hasil karya peserta didik, Papan

    pajang minimum 60 cm x 120 cm., Papan tulis minimum 90 cm

    x 200 cm, Tempat sampah, Tempat cuci tangan, Jam dinding,Soket listrik, Alat peraga.

    5 Ruang

    Perpustakaan

    Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu

    ruang kelas

    Ruang perpustakaan dilengkapijendela untuk memberi

    pencahayaan

    Dilengkapi sarana: Buku teks pelajaran, Buku panduan

    pendidik, Buku pengayaan, Buku referensi, Sumber belajar

    lain, Rak buku, Rak majalah, Rak surat kabar, Meja dan

    Kursi baca,Kursi dan Meja kerja, Lemari katalog, Lemari,

    Papan pengumuman, Meja multimedia, Peralatan multimedia,

    Buku inventaris,Tempat sampah, Soket listrik, Jam dinding,

    6 Laboratorium

    IPA

    Laboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas.

    Sarana Laboratorium IPA: Lemari, Model kerangka manusia,

    Model tubuh manusia, Globe, Model tata surya, Kaca

    pembesar, Cermin datar / Cembung/Cekung, Lensa

    datar/Cembung/cekung, Poster IPA,

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    43/82

    36

    NOASPEK /

    KOMPONENKONDISI IDEAL

    7 Ruang

    Pimpinan

    Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m.

    Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah,

    dapat dikunci dengan baik

    Sarana Ruang Pimpinan: Meja dan Kursi pimpinan, Kursi dan

    meja tamu, Lemari, Papan statistik, Simbol kenegaraan,

    Tempat sampah, Mesin ketik/komputer, Filing cabinet, Brankas,

    Jam dinding

    8 Ruang Guru

    Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas

    minimum 32 m2.

    Ruang guru dilengkapi sarana: Meja dan Kursi kerja / guru,

    Lemari, Papan statistik, Papan pengumuman, Tempat

    sampah, Tempat cuci tangan, Jam dinding,Penanda waktu

    9 Tempat

    Beribadah

    Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap

    satuan pendidikan, dengan luas minimum 12 m2.

    Sarana Tempat Beribadah: Lemari/rak, Perlengkapan ibadah,

    Jam dinding

    10 Ruang UKS

    Luas minimum ruang UKS 12 m2

    Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling

    Ruang UKS dilengkapi sarana: Tempat tidur, Meja, Kursi,

    Almari, Tandu, selimut, Tensimeter, Termometer badan,

    Timbangan Badan, Pengukur tinggi badan, Perlengkapan

    P3K, Tempat cuci tangan, Tempat sampah, jam dinding,

    Catatan Kesehatan siswa

    11 Jamban

    Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit

    Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik

    pria, 1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1

    unit jamban untuk guru.

    Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.

    Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan

    mudah dibersihkan

    Tersedia air bersih di setiap unit jamban

    Jamban dilengkapi sarana: Kloset jongkok, Tempat air,

    Gayung, Tempat sampah, Gantungan pakaian

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    44/82

    37

    NOASPEK /

    KOMPONENKONDISI IDEAL

    12 Gudang

    Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan

    pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan

    sementara peralatan sekolah yang tidak/belum

    berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat

    menyimpan arsip sekolah yan telah berusia lebih dari 5

    Luas minimum gudang 18 m2

    Gudang dapat dikunci dan dilengkapi sarana: Lemari

    dan Rak

    13 Ruang Sirkulasi

    Berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang

    dalam bangunan sekolah dan sebagai tempatberlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial

    peserta didik di luar jam pelajaran

    luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang

    pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, tinggi minimum

    2,5 m

    14

    Tempat

    Bermain/Berolahraga

    berfungsi sebagai area bermain, berolahraga,

    pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan

    ekstrakurikuler

    Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3

    m2 / peserta didik

    Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk

    tempat parkir

    Sarana Tempat Bermain/Berolahraga: Tiang bendera,

    bendera, Peralatan bola voli, Peralatan senam,

    Peralatan atletik, Peralatan sepak bola Peralatan seni

    budaya, Peralatan ketrampilan, Pengeras suara

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    45/82

    38

    ASPEK: Keuangan Sekolah

    NO

    ASPEK /

    KOMPONEN KONDISI IDEAL

    1Perencanaan

    Pembiayaan

    Sekolah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran

    Sekolah (RKAS) dengan melibatkan stakeholders

    Sekolah mengalokasikan biaya kegiatan rapat

    Penetapan uang sekolah mempertimbangkan

    kemampuan ekonomi orangtua siswa

    Sekolah melaksanakan subsidi silang untuk membantu

    siswa kurang mampu

    Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya

    investasi (penyediaan sarana prasarana, pengembangan

    SDM, dan modal ker a tetaSekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya

    operasi (gaji pendidik dan tenaga kependidikan)

    Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya

    bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, biaya

    o erasi endidikan tak lan sunSekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya

    personal (biaya pendidikan dari peserta didik)

    Sekolah memiliki modal kerja sebesar yang tertuangdalam RKAS membiayai seluruh kebutuhan pendidikan

    2 Pembelanjaan

    Sekolah membelanjakan biaya untuk pengembangan

    pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan RKAS

    Sekolah membelanjakan biaya untuk menunjang

    pelaksanaan kegiatan pembelajaran

    Sekolah membelanjakan dana untuk kegiatan kesiswaan

    Sekolah membelanjakan biaya pengadaan alat tulis untuk

    kegiatan pembelajaran

    Sekolah membelanjakan biaya pengadaan bahan habis

    pakai untuk kegiatan pembelajaran

    Sekolah membelanjakan biaya pengadaan alat habis

    pakai untuk kegiatan pembelajaran

    Lampiran: 6

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    46/82

    39

    Sekolah membelanjakan biaya transpor dan perjalanan dinas.

    Sekolah membelanjakan biaya penggandaan soal-soal

    Sekolah membelanjakan biaya pengadaan daya dan jasa.

    Sekolah membelanjakananggaran untuk mendukungkegiatan operasional tidak langsung

    Sekolah membayar gaji, insentif, transpor, dan tunjangan lain

    pendidik

    Sekolah membayar gaji, insentif, transpor, dan tunjangan

    lain tenaga kependidikan

    3 Pelaporan

    Adanya program dan upaya sekolah menggali dan

    mengelola serta memanfaatkan dana dari berbagai sumber

    (orang tua siswa, masyarakat, pemerintah dan donatur

    lainnya) melalui laporan pertanggung-jawaban secara

    akuntabel dan transparan.

    Sekolah memiliki pedoman pengelolaan biaya investasi dan

    operasional yang mengacu pada standar pendidikan.

    Sekolah mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan

    pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan

    pendidikan secara mandiri

    Sumbangan pendidikan atau dana dari masyarakat

    dikelola secara sistematis, transparan dan dilaporkan kepada

    komite sekolah

    Pengelolaan dana dari masyarakat sebagai biaya personal

    dilakukan secara transparan, dan akuntabel yang ditunjukkan

    oleh adanya RKAS

    Sekolah memiliki pedoman pengelolaan keuangan

    sebagai dasar dalam penyusunan RKAS

    Sekolah memiliki pembukuan biaya operasional

    Sekolah membuat laporan pertanggungjawaban

    pengelolaan keuangan dan menyampaikannya kepada Dinas

    terkaitPengambilan keputusan dalam penetapan besarnya dana

    yang digali dari masyarakat sebagai biaya operasional

    dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak terkait (kepala

    sekolah melibatkan komite sekolah perwakilan guru,

    perwakilan tenaga kependidikan, perwakilan siswa dan

    penyelenggara pendidikan

    Sekolah memiliki catatan tahunan berupa dokumen

    investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh.

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    47/82

    40

    ASPEK: Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

    NOASPEK INDIKATOR PEMBIAYAAN

    1

    STANDAR ISI

    1,1 Review / Penyusunan / Sosialisasi Dokumen KTSP

    1,2 Pengesahan Dokumen KTSP

    1,3Pemetaan SKL dan Analisis Kontek Standar Kompetensi (SK) dan

    Kompetensi Dasar (KD)

    1,4 Pengembangan Silabus

    1,5 Penyusunan dan atau Pengembangan Silabus mata pelajaran muatan

    1,6 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    1,7 Penentuan dan Sosisalisasi KKM

    1,8 Penyusunan Program Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan

    ekstrakurikuler1,9 Penyusunan Program Pengembangan diri dalam bentuk kegiatan

    1.10 Pemberdayaan Perpustakaan dan Laboratorium sebagai Sumber Belajar

    1,11 Penyediaan / pengadaan bahan ajar berbasis IT

    2

    STANDAR PROSES

    2,1 Penilaian hasil belajar ( UH, UTS, UU, Ujian )

    2,2 Supervisi proses pembelajaran

    2,3 Pengawasan proses pembelajaran

    2,4 Pengadaan Buku Pelajaran

    2,5 Penyusunan Perumusan Penilaian Akhir pada LHBS

    2,6 Rapat koordinasi evaluasi proses pembelajaran

    3

    STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

    3,1 Peningkatan rata-rata nilai ketuntasan belajar

    3,2 Kegiatan Praktikum

    Lampiran: 7

  • 7/26/2019 Supervisi Manajerial Untuk Pengawas Seko

    48/82

    41

    NOASPEK INDIKATOR PEMBIAYAAN

    3,3 Pelatihan Lomba Mapel / Olimpiade/IPTEK

    3,4 Lomba Mapel / Olimpiade/IPTEK

    3,5 Kegiatan-kegiatan Diskusi Siswa

    3,6 Pembinaan Khusus Ekstra Minat siswa

    3,7 Rapat sosialisasi Ujian Nasionbal bersama orang tua / wali siswa

    3,8 Kegiatan di luar kelas