Upload
herperian-ari
View
20
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Suku Jawa merupakan salah satu suku terbesar yang berdiam di negara
Indonesia. Sebagai buktinya, kemana pun Anda melangkah kan kaki ke
bagian pelosok penjuru negeri ini, Anda pasti akan menemukan suku-suku
Jawa yang mendiami kawasan tersebut meskipun terkadang jumlahnya
minorotas,dengan kata lain di mana ada kehidupan di seluruh Indonesia
Orang Jawa selalu ada.
Suku Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat yang sangat kental. Adat
istiadat Suku Jawa masih sering digunakan dalam berbagai kegiatan
masyarakat. Mulai masa-masa kehamilan hingga kematian. Di dalam hal ini
di manapun Suku Jawa berada akan selalu dilaksanakan dan di jadkan
Ugeman atau Pathokan dalam kehidupannya.
Banyak yang bisa di gali dari literatur literatur yang sdh ada bahwa suku
jawa punya banyak keaneka ragaman ciri khas dan budaya beserta tradisi
tradisinya
Dan bila kita seumpama sebagai suku lain yang ada di Indonesia akan
sangat dengan mudahnya berinteraksi dengan suku jawa di karenakan suku
ini mempunyai sifat dan karakter yang sangat santun dalam bermasyarakat
dengan di terimanya suku Jawa sebagai bagian dari anggota masyarakat
oleh suku lain di seluruh Indonesia.
Sifat dan Karakter Orang Jawa
Suku jawa diidentikkan dengan berbagai sikap sopan, segan,
menyembunyikan perasaan alias tidak suka langsung-langsung, menjaga
etika berbicara baik secara konten isi dan bahasa perkataan maupun objek
yang diajak berbicara. Dalam keseharian sifat Andap Asor terhadap yang
lebih tua akan lebih di utamakan, Bahasa Jawa adalah bahasa berstrata,
memiliki berbagai tingkatan yang disesuaikan dengan objek yang diajak
bicara.
Suku Jawa umumnya mereka lebih suka menyembunyikan perasaan.
Menampik tawaran dengan halus demi sebuah etika dan sopan santun sikap
yang dijaga. Misalnya saat bertamu dan disuguhi hidangan. Karakter khas
seorang yang bersuku Jawa adalah menunggu dipersilahkan untuk mencicipi,
bahkan terkadang sikap sungkan mampu melawan kehendak atau keinginan
hati.
Suku Jawa memang sangat menjunjung tinggi etika. Baik secara sikap
maupun berbicara. Untuk berbicara, seorang yang lebih muda hendaknya
menggunakan bahasa Jawa halus yang terkesan lebih sopan.
Berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk rekan sebaya maupun yang
usianya di bawah. Demikian juga dengan sikap, orang yang lebih muda
hendaknya betul-betul mampu menjaga sikap etika yang baik terhadap
orang yang usianya lebih tua dari dirinya, dalam bahasa jawa Ngajeni
Ciri khas Narimo ing pandum adalah salah satu konsep hidup yang dianut
oleh Orang Jawa. Pola ini menggambarkan sikap hidup yang serba pasrah
dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan. Orang Jawa memang
menyakini bahwa kehidupan ini ada yang mengatur dan tidak dapat
ditentang begitu saja.
Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini adalah sesuai dengan kehendak
sang pengatur hidup. Kita tidak dapat mengelak, apalagi melawan semua
itu. Inilah yang dikatakan sebagai nasib kehidupan. Dan, nasib kehidupan
adalah rahasia Tuhan, kita sebagai makhluk hidup tidak dapat mengelak.
Orang Jawa memahami betul kondisi tersebut sehingga mereka yakin bahwa
Tuhan telah mengatur segalanya.
Pola kehidupan orang jawa memang unik. Jika kita mencoba untuk menelusuri pola
hidup orang jawa, maka ada banyak nilai positif yang kita dapatkan. Bagi orang
jawa, Tuhan telah mengatur jatah penghidupan bagi semua makhluk hidupnya,
termasuk manusia. Setiap hari kita melihat banyak orang yang keluar rumah,
seperti juga, banyak burung yang keluar sarang untuk mencari penghidupan. Pagi
mereka keluar rumah dan sore pulang dengan kondisi yang lebih baik
Urip Ora Ngoyo
Konsep hidup nerimo ing pandum ( ora ngoyo ) selanjutnya mengisyaratkan
bahwa orang Jawa hidup tidak terlalu berambisi. Jalani saja segala yang
harus di jalani. Tidak perlu terlalu ambisi untuk melakukan sesuatu yang
nyata-nyata tidak dapat di lakukan. Orang Jawa tidak menyarankan hal
tersebut.
Hidup sudah mengalir sesuai dengan koridornya. Kita boleh saja
mempercepat laju aliran tersebut, tetapi laju tersebut jangan terlalu drastis.
Perubahan tersebut hanya sebuah improvisasi kita atas kehidupan yang
lebih baik dari sebelumnya. Orang Jawa mengatakan dengan istilah jangan
ngoyo. Biarkan hidup membawamu sesuai dengan alirannya. Jangan
membawa hidup dengan tenagamu!
Bagi orang jawa hidup dan kehidupan itu sama dengan kendaraan. Dia akan
membawa kita pada tujuan yang pasti. Orang jawa memposisikan diri
sebagai penumpang. Kendaraan atau hiduplah yang membawa mereka
menuju kehidupan yang lebih baik. Mereka tidak membawa kendaraan
tersebut, melainkan dibawa oleh kendaraan.
Seperti air di dalam saluran sungai, jika mereka mengalir biasa, maka
kondisinya aman dan nyaman. Tetapi ketika alirannya dipaksa untuk besar,
maka aliran sungai tersebut tidak aman lagi bagi kehidupan. Orang Jawa
memahami hal tersebut sehingga menerapkan konsep hidup jangan ngoyo.
Ngoyo artinya memaksakan diri untuk melakukan sesuatu.
Jika kita memaksakan diri untuk melakukan sesuatu, maka kemungkinan
besar kita akan mengalami sesuatu yang kurang baik, misalnya kita akan
sakit. Rasa sakit terjadi karena ada pemaksaan terhadap kemampuan
sesungguhnya yang kita miliki.
Ciri khas lain yang tak bisa di tinggalkan adalah sifat Gotong royong atau
saling membantu sesama orang di lingkungan hidupnya apalagi lebih
kentara sifat itu bila kita bertandang ke pelosok pelosok daerah suku Jawa di
mana sikap gotong royong akan selalu terlihat di dalam setiap sendi
kehidupannya baik itu suasana suka maupun duka.
Pola kehidupan orang jawa memang telah tertata sejak nenek moyang.
Berbagai nilai luhur kehidupan adalah warisan nenek moyang yang adi
luhung. Dan, semua itu dapat kita ketahui wujud nyatanya. Bagaimana
eksistensi orang jawa terjaga begitu kuat sehingga sampai detik ini pola-pola
tersebut tetap diterapkan dalam kehidupan.
Pola hidup kerjasama ini dapat kita ketemukan pada kerja gotongroyong
yang banyak diterapkan dalam masyarakat Jawa. Orang Jawa sangat
memegang teguh pepatah yang mengatakan: ringan sama dijinjing, berat
sama dipikul. Ini merupakan konsep dasar hidup bersama yang penuh
kesadaran dan tanggungjawab.
Kita harus mengakui bahwa kehidupan orang jawa memang begitu spesifik.
Dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia, bahkan yang ada di dunia,
orang Jawa mempunyai pola hidup yang berbeda. Kebiasaan hidup secara
berkelompok menyebabkan rasa diri mereka sedemikian dekat satu dengan
lainnya, sehingga saling menolong merupakan sebuah kebutuhan.
Mereka selalu memberikan pertolongan kepada orang lain yang
membutuhkan pertolongan. Bahkan dengan segala cara mereka ikut
membantu seseorang keluar dari permasalahan, apalagi jika sesaudara atau
sudah menjadi teman.
Ngajeni Pada Orang Yang Lebih Tua
Dan, yang tidak dapat kita abaikan adalah sikap hidup orang Jawa yang
menejunjung tinggi nilai-nilai positif dalam kehidupan. Dalam interaksi antar
personal di masyarakat, mereka selalu saling menjaga segala kata dan
perbuatan untuk tidak menyakiti hati orang lain.
Mereka begitu menghargai persahabatan sehingga eksistensi orang lain sangat
dijunjung sebagai sesuatu yang sangat penting. Mereka tidak ingin orang lain atau
dirinya mengalami sakit hati atau terseinggung oleh perkataan dan perbuatan yang
dilakukan sebab bagi orang Jawa, ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono
artinya, harga diri seseorang dari lidahnya (omongannya), harga badan dari pakaia
Dari berbagai sumber
Pandangan hidup dan kepercayaan suku Jawa
Masing-masing suku bangsa di Indonesia pasti memiliki pandangan hidup dan kepercayaan
masing-masing. Suku Jawa menyakini bahwa apa yang ada di dunia ini adalah satu kesatuan
hidup yang harus dipelihara dengan harmoni. Manusia itu satu kesatuan dengan alam semesta,
hal ini menyebabkan masyarakat Jawa yakin bahwa hidup manusia adalah suatu pengembaraan
yang penuh dengan pengalaman religius. Hal ini membuat suku Jawa menggolongkan hidup
berdasarkan ulasan diatas. Hidup ini terdiri dari dua macam alam, yakni:
1. Alam Makrokosmik yakni alam yang misterius, penuh dengan hal yang sifatnya
supranatural.
2. Alam Mikrokosmik yakni alam yang nyata, alam yang kita tinggali saat ini.
Definisi dua alam ini menunjukkan bahwa suku Jawa memiliki tujuan hidup, yakni mencapai
keseimbangan dalam mikrokosmik dan makrokosmik. Kepercayaan yang terbesar adalah untuk
memiliki kehidupan yang baik di dunia, kita harus menjadi pribadi dan jiwa yang baik.
Pembagian alam ini ditujukan untuk memudahkan masyarakat suku Jawa menjalani kehidupan.
Sedangkan mengenai sistem kepercayaan kepada sang pencipta, suku Jawa adalah paling
berpikiran terbuka, namun kebanyakan masih menganut kejawen. Kejawen adalah kepercayaan
warisan nenek moyang yang memiliki sinkritisme dengan agama Hindu. Hal ini sangat wajar
karena agama Hindu dan Budha menyebar terlebih dahulu daripada agama Islam di pulau Jawa.
Watak Suku Jawa
Setiap suku pasti memiliki karakter dominan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Suku
Jawa terkenal sebagai bangsa yang penuh dengan tata krama, berbudi pekerti halus, ulet
mengerjakan sesuatu. Memiliki kecenderungan tertutup dan tidak berterus terang adalah salah
satu watak yang paling terkenal pada suku Jawa. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan orang Jawa
yang menghindari konflik dan ingin memelihara hubungan yang harmonis. Suku Jawa tidak
menyukai pertikaian, namun seringkali menjadi negatif karena terkadang menyimpan dendam
sesama saudara atau orang lain.
Demikian adalah beberapa karakteristik suku Jawa. Meskipun masing-masing suku memiliki
karakteristik tersendiri, namun tidak ada salahnya mempelajari suku yang lain satu persatu untuk
saling mengenal satu sama lain. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan Indonesia yang
berbhineka tunggal ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Pemahaman terhadap suku Jawa dan suku-
suku lainnya sangat penting sebagai tambahan wawasan budaya bangsa Indonesia yang kaya
raya ini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda. (iwan)
ANALISIS SIFAT MANUSIA BERDASARKAN LETAK GEOGRAFIS
Begitu banyak ragam suku bangsa Indonesia,begitu pula bermacam-macam adat istiadat bangsa
ini.Semua ini karena kuasa Tuhan Allah yang sungguh indah menciptakan Negara Indonesia
yang sangat cantik.Dimana disetiap adatnya memiliki kelebihan serta keunikan tersendiri.Mulai
dari daerah,,bahasa,sifat,ras,hingga semua ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing adat
tersebut.Semua perbedaan yang dimiliki tersebut bukanlah menjadi sebuah batas dari tali
persaudaran,melainkan sebagai pengikat erat dari berbagai adat-istiadat.Keindahan alam yang
dimiliki satu sama lainpun tak jauh berbeda,semua sungguh luar biasa.Salah satu adat tersebut
ialah adat Jawa tengah dan adat Sumatera Selatan,cukup sangat berbeda bukan dari sifat individu
hingga kebiasaan yang dimiliki oleh kedua adat tersebut?
Sesuai yang saya ketahui adat Jawa tengah terkenal dengan sifat individunya yang begitu lemah
lembut,dan penyabar.Berbeda dengan adat Sumatera,yakni salah satunya adat Palembang,dimana
terkenal dengan sifat yang kasar,yang jauh berbeda dengan adat Jawa tersebut.Hal ini dapat
diartikan bahwa orang-orang Palembang cukup sulit untuk dapat lebih bersabar ketimbang adat
Jawa.Orang-orang Palembang lebih banyak menggunakan sifat yang kasar untuk
kesehariannya,akan tetapi hal itu bukan berarti mereka adalah orang-orang yang judes dan
tega'an.Semua itu hanyalah sifat bawaan saja,dimana sesungguhnya mereka juga tipe orang-
orang yang baik dan tak segan untuk menyapa.Tidak jauh berbeda dengan adat Batak,mereka
memang memiliki nada suara yang tinggi saat berbicara,dan dapat dikatakan lumayan pedas
perkataan mereka,sama ssaja semua itu maknanya adalah baik tidak seperti nada suara
tersebut.Memang banyak yang berpendapat bahwa orang-orang sumatera adalah sifat yang
kasar,akan tetapi perlu kita inggat bahwa,semua itu hanyalah dari ciri khas mereka saja,yang
sebenarnya maksud dari mereka itu sama baiknya seperti sifat adat yang kita miliki.Mereka
memiliki sifat yang seperti itu mungkin memang sudah turun temurun dari nenek moyang
mereka.Tetapi coba saja kita untuk mencoba tinggal disana beberapa hari,kalian akan merasakan
bahwa mereka juga orang-orang yang penyayang dan murah hati,hanya saja cara mereka
berinteraksi dapat dikatakan sedikit kasar.Hal yang lebih menarik,mereka hidup dengan tali
persaudaraan yang begitu mengesankan,dimana salah satu dari mereka ada yang tersakiti,mereka
tidak segan-segan untuk saling mengulurkan tangan,saling menolong,peduli,bahkan ikut
melindungi dan membela satu sama lain.Itu merupakan sifat bangsa Indonesia sekali bukan.
Adat Jawa,mereka tak kalah baiknya dengan adat Sumatera,mereka yang juga selalu antusias
terhadap orang-orang disekelilingnya.Mereka memang orang-orang terkenal dengan tegur sapa
yang begitu ramah,terhadap siapapun.Mereka memang lebih dapat bersabar dalam menghadapi
apapun,mereka memiliki hati yang begitu lembut dan sensitif terhadat lingkungannya.Mereka
juga dapat lebih mengontrol emosi dalam diri mereka ketimbang adat Sumatera.Hati mereka
yang begitu mudah tersentuh oleh berbagai macam situasi,dan sifat yang lebih banyak
menggunkan tata krama,terutama kepada orang-orang yang lebih tua,dan sifat mereka yang
terkenal yakni sifat yang pekerja keras.Mereka yang lebih menyukai kedamaian,tali
persaudaraan,hingga kepedulian yang sangat dalam,yang sudah menjadi ciri khas sifat
mereka.Dalam hal makanan pun sudah dapat kita jadikan pandangan,contohnya orang-orang
Jawa yang lebih menyukai masakan manis,dan orang-orang Sumatera yang lebih menyukai
masakan pedas dan menantang..Dan ingat hal ini bukan menjadi pemisah dari kedua adat
ini,meliankan menjadi suatu penghubung tali persaudaraan.Mungkin hanya ini saja yang dapat
saya gambarkan perbedaan antara kedua adat Jawa dan Sumatera.
"Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan ini,saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya."